SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
PEMERINTAHAN DESA
DI INDONESIA
Pertemuan ke-11
DEFINISI DESA
• Menurut Widjaja (2003), desa didefinisikan sebagai suatu kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul
yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran mengenai pemerintahan desa
adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat[1].
• UU No.22 tahun 1999, Desa atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah
Kabupaten.[2]
• [1] HAW. Widjaja, Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh, ( Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003) ,hal. 3
• [2] UU No. 22 Tahun 1999
DEFINISI DESA
• Wilayah pedesaan adalah wilayah yang penduduknya
mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan
sumberdaya alam dengan susunan fungsi wilayah sebagai
tempat pemukiman perdesaan, pelayanan, jasa pemerintah,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi[1]
• UU No. 32 tahun 2004, Desa atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki Batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia[2].
•
[1] Ibid
• [2] UU No. 32 2004
Ciri-ciri utama masyarakat pedesaan [1]:
• Kehidupan di pedesaan erat hubungannnya dengan alam,
mata pencaharian tergantung dari alam serta terikat pada
alam
• Umumnya semua anggota keluarga mengambil bagian
dalam kegiatan bertani, walaupun keterlibatannya
berbeda
• orang desa sangat terikat pada desa dan lingkungannya.
• di pedesaan segala sesuatu seolah-olah membawa hidup
yang rukun, perasaan sepenanggungan dan jiwa tolong
menolong sangat kuat dihayati
• Corak feodalisme masih nampak walaupun derajatnya
sudah mulai berkurang
Ciri-ciri utama masyarakat pedesaan [1]:
• hidup di pedesaan banyak bertautan dengan adat istiadat dan
kaidah-kaidah yang diwarisi dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
• di beberapa daerah jiwa masyarakat terbuka terhadap
perkara-perkara rohani, sehingga mereka tidak mudah
melepaskan keterikatan dan ketakutannya terhadap ilah-ilah
(hal-hal berbau spiritualisme,pen-) dalam kehidupan sehari-
hari.
• karena keterikatan pada lingkungan dan kebiasaan yang ada
mereka mudah curiga terhadap sesuatu yang lain daripada
yang biasa, terutama terhadap hal-hal yang lebih menuntut
rasionalitas. Mereka lebih tertarik mistik
• Banyak daerah pedesaan yang penduduknya sangat padat
padahal lapangan kerja dan sumber penghidupan relatif
sedikit mengakibatkan kemelaratan sehingga sering
mendorong jiwa apatis.
• [1] Yayuk Yuliati, dkk, Sosiologi Pedesaan, (Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama, 2003), hal. 31
“Pusat tempat sentralisasi, provinsi
tempat desentralisasi,
kabupaten/kota tempat
desentralisasi,
desa tempat otonomi asli”
Kamardi,
Kepala Desa Bentek
Lombok Barat
Otonomi Desa
• Desa sebagai Self Governing Community
• Desa memiliki hak asal-usul, karena umur
desa sendiri lebih lama dibanding negara
• Desa berhak memilih pemimpinnya
sendiri, memiliki lembaga legislatif, bahkan
lembaga yudikatif yang mengatur hukum
adat
• Desa berhak memiliki kekayaan, membuat
APBDes dan membuat Perdes
SISTEM PEMERINTAHAN DESA
No Bidang Perubahan UU No. 5 tahun 1979 UU No. 22 tahun 1999 UU No. 32 tahun 2004
1 Nama Desa Seragam Tidak seragam Tidak Seragam
2 Susunan
Organisasi
Pemerintahan
Kepala desa,
perangkat desa,
LMD
Kepala desa (sebutan lain), perangkat desa
lain
Kepala Desa, Sekretaris Desa
(PNS), perangkat desa lain
3 Kewenangan
desa
Tidak disebutkan
secara tegas, hanya
dinyatakan bahwa
kewenangan, hak-
hak dan kewajiban
desa ditetapkan
dan diatur dengan
peraturan daerah
Disebutkan secara tegas :
• Kewenangan yang sudah ada
berdasarkan hak asal-usul
• Kewenangan yang oleh peraturan
yang berlaku belum dilaksanakan oleh
daerah dan pemerintah
• Tugas pembantuan dari Kabupaten,
Provinsi atau pusat
Urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan desa mencakup:
1. urusan pemerintahan yang sudah
ada berdasarkan hak asal-usul
desa.
2. urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan
kabupaten/kota yang diserahkan
pengaturannya kepada desa.
3. tugas pembantuan dari
Pemerintah, pemerintah provinsi,
dan/atau pemerintah
kabupaten/kota.
4. urusan pemerintahan lainnya yang
oleh peraturan perundang-
perundangan diserahkan kepada
desa.
4 Lembaga
perwakilan
Tidak terdapat/
ada, LMD bagian
dari pemerintah
desa
Ada, Badan Perwakilan Desaa. Badan Perwakilan
Desa atau yang disebut dengan nama lain
berfungsi mengayomi adat istiadat,
membuat Peraturan Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat, serta
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
Pemerintah Desa.
Badan Permusyawaratan Desa, BPD
berfungsi menetapkan peraturan desa
bersama Kepala Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat.
5 Keanggotaan
Lembaga
Perwakilan
Dipilih oleh Kepala desa dipilih lanmgsung oleh rakyat Anggota badan permusyawaratan desa
adalah wakil dari penduduk desa
bersangkutan yang ditetapkan dengan
cara musyawarah dan mufakat.
6 Tanggung jawab
kepala desa
Kepada Bupati dan memberikan
keterangan kepada LMD
Kepada rakyat melalui BPD dan
menyampaikan laporan kepada Bupati
Kepala Desa bertanggungjawab
Bupati/Walikota melalui Camat dan
kepada BPD.
7 Pengangkatan
kepala desa
Dipilih oleh rakyat dan diangkat
bupati
Dipilih oleh rakyat, ditetapkan BPD,
disahkan Bupati
Dipilih oleh rakyat, hasilnya diserahkan
oleh BPD kepada Bupati/Walikota
untuk disahkan melalui Camat
8 Penetapan
peraturan desa
dan APPD/
APBDes
Ditetapkan oleh kepala desa setelah
dimusyawarahkan dengan LMD
Kepala desa bersama BPD Kepala desa bersama BPD.
APBDes harus disetujui Bupati/
Walikota sebelum disahkan
9 Hubungan
dengan Camat
Camat sebagai atasan dengan kepala
desa
Kepala desa bukan bawahan camat,
camatr sebatas administratif
Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Camat wajib membina dan mengawasi
penyelenggaraan pemerintahan desa
dan lembaga kemasyarakatan.
10 Tugas
pembantuan
Tidak pernah ditegaskan bersama
pembiayaan
Dengan tegas disertai pembiayaan
11 Pembangunan
yg direncnakan
Kab/Provinsi
dan pusat
Tidak pernah atau jarang
melibatkan desa dalam
perencanaannya
Wajib mengikutsertakan desa
yang menjadi tempat
pembangunan
Wajib mengikutsertakan desa, perencanan
pembangunan desa bagian dari pembangunan
kabupaten/ kota
12 Tugas dan
Kewajiban
Kepala desa
Penyelenggaraan dan
penanggungjawab utama
dibidang pemerintahan
pembangunan masyarakat
termasuk ketentraman dan
ketertiban
Tugas dan Kewajiban Kepala
Desa adalah:
a. Memimpin
penyelenggaraan
pemerintahan desa
b. Membina kehidupan
masyarakat desa
c. Memelihara ketentraman
dan ketertiban
masyarakat desa
d. Mendamaikan
perselisihan masyarakat
di desa
e. Mewakili desanya
didalam dan diluar
pengadilan dan dapat
menunjuk kuasa
hukumnya
1. Kepala Desa mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan,
pembangunan, dan kemasyarakatan.
2. Kepala Desa mempunyai wewenang :
a. memimpin penyelenggaraan
pemerintahan desa berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan bersama
BPD;
b. mengajukan rancangan peraturan
desa;
c. menetapkan peraturan desa yang
telah mendapat persetujuan
bersama BPD;
d. menyusun dan mengajukan
rancangan peraturan desa mengenai
APB Desa untuk dibahas dan
ditetapkan bersama BPD;
e. membina kehidupan masyarakat
desa;
f. membina perekonomian desa;
g. mengoordinasikan pembangunan
desa secara partisipatif;
h. mewakili desanya di dalam dan di
luar pengadilan dan dapat
menunjuk kuasa hukum untuk
mewakilinya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
dan
i. melaksanakan wewenang lain sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan.
13 Pendapatan
Desa
Sumber Pendapatan Desa
terdiri atas:
a. Pendapatan asli desa
- Hasil tanah-tanah kas desa
- Hasil dari swadaya dan
partisipasi masyarakat desa
- Hasil dari gotong-royong
masyarakat
- Lain-lain hasil dari usaha
yang sah
b. Pendapatan yang berasal
dari pemberian
pemerintah dan
pemerintahan daerah:
- sumbangan dan bantuan
pemerintah
- sumbangan dan bantuan
pemerintahan daerah
- sebagian dari pajak dan
retribusi daerah yang
diberikan kepada desa
C. Lain-lain pendapatan
yang sah
Sumber pendapatan Desa
terdiri atas :
a. Pendapatan asli Desa yang
meliputi
• Hasil usaha Desa,
• Hasil kekayaan Desa;
• Hasil swadaya dan
partisipasi,
• Hasil gotong royong; dan
• Lain-lain pendapatan asli
desa yang sah
b. bantuan dari Pemerintah
Kabupaten yang meliputi :
• Bagian dari perolehan pajak
dan retribusi Daerah; dan
• Bagian dari dana
perimbangan keuangan
Pusat dan Daerah yang
diterima oleh Pemerintah
Kabupaten;
c. bantuan dari pemerintah
dan Pemerintah Provinsi;
d. sumbangan dari pihak
ketiga; dan
e. pinjaman desa.
Sumber pendapatan desa terdiri :
• pendapatan asli desa, terdiri dari
hasil usaha desa, hasil kekayaan
desa, hasil swadaya dan
partisipasi, hasil gotong royong,
dan lain-lain pendapatan asli desa
yang sah;
• bagi hasil pajak daerah
Kabupaten/Kota paling sedikit
10% (sepuluh per seratus) untuk
desa dan dari retribusi
Kabupaten/Kota sebagian
diperuntukkan bagi desa;
• bagian dari dana perimbangan
keuangan pusat dan daerah yang
diterima oleh Kabupaten/Kota
untuk Desa paling sedikit 10%
(sepuluh per seratus), yang
pembagiannya untuk setiap Desa
secara proporsional yang
merupakan alokasi dana desa;
• bantuan keuangan dari
Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
dan Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan;
• hibah dan sumbangan dari pihak
ketiga yang tidak mengikat.
Sumber : Pusat Kajian Kebijakan dan Pendidikan Politik yayasan Bhakti Nusantara palembang. Modul Metode dan teknik
pelatihan Kepemimpinan Demokratis kepala Desa se-Sumatera Selatan,
5-23 November 2001 di Palembang hal. 4-5, direvisi oleh penulis
Kelurahan
• Kelurahan di bentuk di wilayah kecamatan tdk
otonom, bagian dari perangkat daerah
• Dipimpin oleh lurah yg dalam pelaksanaan
tugasnya memperoleh pelimpahan dari
bupati/walikota
Beda Desa dan Kelurahan
Perbedaan Desa Kelurahan
Definisi Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
Batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengaturdan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adatistiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai
Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan.
Otonomi Ada, otonomi asli berdasarkan hak asal usul Tidak ada, sekedar wilayah administrasi
Perangkat Kepala Desa dibantu Sekdes (PNS) dibantu
perangkat desa yang lain. Kades dipilih dalam
Pilkades. Kepala Desa tidak digaji, ia mendapatkan
imbalan berupa tanah bengkok, namun karena nilai
tanah seakin menurun, kepala desa meminta
tunjangan kepada negara.
Lurah (PNS) yang dibantu staf kelurahan (PNS).
Lurah diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul
Camat dari Pegawai Negeri Sipil. Sebagai PNS
mendapatkan gaji sesuai pangkat dan golongan
Lembaga
Perwakilan
Badan Permusyawaratan Desa sebagai lembaga legislatif
dengan kewenangan terbatas
Bukan lembaga perwakilan, tapi lembaga
kemasyarakatan
Berada di Wilayah Kabupaten/Kota Kabupaten/ Kota
Pembentukan Pembentukan Desa baru wajib memperhatikan
jumlah penduduk seperti untuk wilayah Jawa dan
Bali paling sedikit 1500 jiwa atau 300 KK, Wilayah
Sumatera dan Sulawesi paling sedikit 1000 jiwa atau
200 KK, wilayah Kalimantan, NTB, NTT, Maluku,
Papua paling sedikit 750 jiwa atau 75 KK.
• Penduduk: 2500 – 20.000 jiwa
• Terjangkau secara efektif
• Memiliki sarana pelayanan yang
memadai
Kembali Ke Nagari, pengalaman Sumatera
Barat
• Setelah jatuhnya Soeharto, wacana kembali ke nagari bergulir
kencang.
• Gubernur, bupati, DPRD, akademisi, LSM, pers, pengusaha,
kerapatan adat, ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai,
bundo kanduang dan sebagainya berbicara serius untuk
merumuskan formula baru kembali ke nagari.
• Setelah melawati dialektika yang panjang, Propinsi Sumbar
mengundangkan Perda No. 9/2000, yang menjadi efektif pada
bulan Januari 2001. Kecuali wilayah kota dan Mentawai.
Perda ini kemudian diikuti oleh perda di tingkat kabupaten
• Pembukaan Perda menyatakan bahwa Sumbar
kembali
ke nagari, diikuti dengan rumusan ritual bahwa
“adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”,
“hukum agama mengatur, adat memakai, alam
adalah guru bagi umat manusia”.
• Perda itu memberikan kepastian rintisan untuk
kembali ke nagari dalam batas-batas wilayah
sebelum 1979. Perda juga menyebutkan sumber-
sumber daya nagari: pasar, balai adat, mesjid dan
surau, lahan, sawah, hutan, sungai, kolam, danau
dan bagian dari laut yang dulu merupakan ulayat
nagari, bangunan publik serta harta kekayaan yang
bergerak dan harta
lainnya.
• Perda No 9 tahun 2000 mengamanatkan
pemerintahan nagari dikelola oleh wali nagari yang
menjalankan fungsi eksekutif, dan Badan Perwakilan
Anak nagari (BPAN) yang menjalankan fungsi legislatif.
Sesuai dengan konteks pemerintahan nagari klasik,
kemudian dibentuk Lembaga Anak Nagari (LAN) yang
menjalankan fungsi yudikatif mengenai sengketa
harta pusaka, Lembaga Syarak Nagari (LSA) yang
berfungsi sebagai wadah kebersamaan memajukan
adat dan agama, dengan diisi oleh wakil dari kaum
ulama dan adat, serta Badan Musyawarah Adat dan
Agama (BMAS) yang berfungsi sebagai dewan
konsultasi terhadap pemerintah nagari, yang
anggotanya adalah wakil dari suku dan ninik mamak
yang ada.
• Pada tahun 2001 Sungai Kamuyang berhasil mewujudkan
penataan pemerintahan sesuai dengan amanat Perda, penguatan
capacity building pengelola nagari, dan bahkan bisa menerapkan
APBNagari partisipatif yang didukung oleh DAUN yang diberikan
oleh pemerintah kabupaten dalam rangka penguatkan fungsi
pemerintahan nagari di bidang pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat
• Tahun 2003 Sungai Kemuyang menghasilkan banyak Pernag yang
partisipatif. Pernag itu antra laian tentang (1) pemanfaatan tanah
ulayat, (2) pengelolaan tempat pemandian Batang Tabit, (3)
pemeliharaan Jalan dalam Nagari, (4), wajib Khatam Al Quran
bagi Murid/Anak Usia SLTP, (5) tata cara pelaksanaan nikah dan
baralek kawin, (6) PAS dari penjualan ternak, (7) penyakit
masyarakat (PEKAT),dan (8) penyelesaian sengketa perkara, (8)
pelanggaran hubungan suami-istri.
• Sejak tahun 2001 sampai 2004, APBNagari Sungai
Kamuyang mengalami peningkatan. Pertama: DAUN
yang diberikan kabupaten meningkat meskipun relatif
kecil naiknya. kedua: meningkatnya pendapatan asli
nagari (PAN) terutama dari hasil kekayaan nagari,
pajak dan retribusi dan sebagian kecil swadaya
masyarakat. Pendapatan dari kekayaan nagari, nagari
menempati posisi penting dalam APBNagari karena
kemahiran penyelenggara pemerintahan menggali
dana melalui penguatan sektor-sektor ekonomi yang
diberdayakan di wilayahnya.
Perub Status Desa mjd Kelurahan
• Luas wilayah
• Jumlah penduduk min 4500 tau 900 KK
• Sarana dan prasarana
• Potensi desa
• Volume pelayanan
• Kondisi sosial budaya masyarakat :
-Ciri fisik kewilayahan.
-Mata pencaharian
Terima Kasih

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pedoman administrasi desa
Pedoman administrasi desaPedoman administrasi desa
Pedoman administrasi desa
Yudhi Aldriand
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Yudhi Aldriand
 
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTANTATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Siti Sahati
 

Was ist angesagt? (20)

Tupoksi sotk baru
Tupoksi sotk baruTupoksi sotk baru
Tupoksi sotk baru
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
 
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
 
Organisasi Dan Perangkat Daerah
Organisasi Dan Perangkat DaerahOrganisasi Dan Perangkat Daerah
Organisasi Dan Perangkat Daerah
 
Pedoman administrasi desa
Pedoman administrasi desaPedoman administrasi desa
Pedoman administrasi desa
 
Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...
Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...
Perbup no.19. tahun 2021 pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan desa dan ...
 
Refleksi tupoksi rt & rw
Refleksi tupoksi rt & rwRefleksi tupoksi rt & rw
Refleksi tupoksi rt & rw
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
 
Kewenangan desa (pelatihan 2018)
Kewenangan desa (pelatihan 2018)Kewenangan desa (pelatihan 2018)
Kewenangan desa (pelatihan 2018)
 
Badan permusyawaratan desa
Badan permusyawaratan desaBadan permusyawaratan desa
Badan permusyawaratan desa
 
Slide PP 43/2014
Slide PP 43/2014Slide PP 43/2014
Slide PP 43/2014
 
Presentasi uu desa versi terbaru
Presentasi uu desa versi terbaruPresentasi uu desa versi terbaru
Presentasi uu desa versi terbaru
 
Presentation permendagri ttg BPD Desa
Presentation permendagri ttg BPD DesaPresentation permendagri ttg BPD Desa
Presentation permendagri ttg BPD Desa
 
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTANTATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...
 
MATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
MATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESAMATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
MATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
 
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRDPeningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
 

Ähnlich wie Pemerintah Desa Dan Kelurahan

Isu isu kritis-pembahasan_tentang_desa
Isu isu kritis-pembahasan_tentang_desaIsu isu kritis-pembahasan_tentang_desa
Isu isu kritis-pembahasan_tentang_desa
dyzas
 
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by SukimanRangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
Sukiman Sukiman
 
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.pptDPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
karyainindah
 
1181189647 pemerintahan desa_fns_-_wonosobo
1181189647 pemerintahan desa_fns_-_wonosobo1181189647 pemerintahan desa_fns_-_wonosobo
1181189647 pemerintahan desa_fns_-_wonosobo
Calee Putra
 
Undang undang no 6 tahun 2014 tentang desa
Undang undang no 6 tahun 2014 tentang desaUndang undang no 6 tahun 2014 tentang desa
Undang undang no 6 tahun 2014 tentang desa
Abdr Rosik
 
Materi tentang pemerintah desa ppt foks.
Materi tentang pemerintah desa ppt foks.Materi tentang pemerintah desa ppt foks.
Materi tentang pemerintah desa ppt foks.
Wega10
 

Ähnlich wie Pemerintah Desa Dan Kelurahan (20)

Makalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desaMakalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desa
 
Makalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desaMakalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desa
 
Isu isu kritis-pembahasan_tentang_desa
Isu isu kritis-pembahasan_tentang_desaIsu isu kritis-pembahasan_tentang_desa
Isu isu kritis-pembahasan_tentang_desa
 
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
 
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaKesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU Desa
 
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by SukimanRangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
 
Bahan ajar pkn 4
Bahan ajar pkn 4Bahan ajar pkn 4
Bahan ajar pkn 4
 
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.pptDPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
 
Sosialisasi UU Desa.ppt
Sosialisasi UU Desa.pptSosialisasi UU Desa.ppt
Sosialisasi UU Desa.ppt
 
1181189647 pemerintahan desa_fns_-_wonosobo
1181189647 pemerintahan desa_fns_-_wonosobo1181189647 pemerintahan desa_fns_-_wonosobo
1181189647 pemerintahan desa_fns_-_wonosobo
 
Undang undang no 6 tahun 2014 tentang desa
Undang undang no 6 tahun 2014 tentang desaUndang undang no 6 tahun 2014 tentang desa
Undang undang no 6 tahun 2014 tentang desa
 
Materi tentang pemerintah desa ppt foks.
Materi tentang pemerintah desa ppt foks.Materi tentang pemerintah desa ppt foks.
Materi tentang pemerintah desa ppt foks.
 
Kebijakan pengelolaan uang
Kebijakan pengelolaan uangKebijakan pengelolaan uang
Kebijakan pengelolaan uang
 
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi KhususDaerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
 
Uu no. 6 tahun 2014
Uu no. 6 tahun 2014Uu no. 6 tahun 2014
Uu no. 6 tahun 2014
 
Uu no 06 tahun 2014 tentang desa
Uu no 06 tahun 2014 tentang desaUu no 06 tahun 2014 tentang desa
Uu no 06 tahun 2014 tentang desa
 
Undang-undang No 6 tahun 2014 tentang DESA
Undang-undang No 6 tahun 2014 tentang DESAUndang-undang No 6 tahun 2014 tentang DESA
Undang-undang No 6 tahun 2014 tentang DESA
 
Uu2014 006
Uu2014 006Uu2014 006
Uu2014 006
 
Undang-Undang Republik Indonesia
Undang-Undang Republik IndonesiaUndang-Undang Republik Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia
 
Uu no 6 th 2014
Uu no 6 th 2014Uu no 6 th 2014
Uu no 6 th 2014
 

Mehr von Siti Sahati

Mehr von Siti Sahati (20)

Mobilitas Penduduk
Mobilitas PendudukMobilitas Penduduk
Mobilitas Penduduk
 
Migrasi
MigrasiMigrasi
Migrasi
 
Konsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen MutuKonsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen Mutu
 
Gugus Kendali Mutu
Gugus Kendali MutuGugus Kendali Mutu
Gugus Kendali Mutu
 
Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)
 
Blue Ocean Strategy
Blue Ocean StrategyBlue Ocean Strategy
Blue Ocean Strategy
 
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
 
Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen MutuSistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu
 
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
 
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
 
Upaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa ProduktifUpaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa Produktif
 
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi PublikTantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
 
Stress Kerja
Stress KerjaStress Kerja
Stress Kerja
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis Kependudukan
 
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaProspek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
 
Measuring Human Development
Measuring Human DevelopmentMeasuring Human Development
Measuring Human Development
 
Analisis SWOT
Analisis SWOTAnalisis SWOT
Analisis SWOT
 
Analisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang LokasiAnalisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
 
Analisis Transek
Analisis TransekAnalisis Transek
Analisis Transek
 
Photo Mapping
Photo MappingPhoto Mapping
Photo Mapping
 

Kürzlich hochgeladen

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

Pemerintah Desa Dan Kelurahan

  • 2. DEFINISI DESA • Menurut Widjaja (2003), desa didefinisikan sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran mengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat[1]. • UU No.22 tahun 1999, Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.[2] • [1] HAW. Widjaja, Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) ,hal. 3 • [2] UU No. 22 Tahun 1999
  • 3. DEFINISI DESA • Wilayah pedesaan adalah wilayah yang penduduknya mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi wilayah sebagai tempat pemukiman perdesaan, pelayanan, jasa pemerintah, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi[1] • UU No. 32 tahun 2004, Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki Batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia[2]. • [1] Ibid • [2] UU No. 32 2004
  • 4. Ciri-ciri utama masyarakat pedesaan [1]: • Kehidupan di pedesaan erat hubungannnya dengan alam, mata pencaharian tergantung dari alam serta terikat pada alam • Umumnya semua anggota keluarga mengambil bagian dalam kegiatan bertani, walaupun keterlibatannya berbeda • orang desa sangat terikat pada desa dan lingkungannya. • di pedesaan segala sesuatu seolah-olah membawa hidup yang rukun, perasaan sepenanggungan dan jiwa tolong menolong sangat kuat dihayati • Corak feodalisme masih nampak walaupun derajatnya sudah mulai berkurang
  • 5. Ciri-ciri utama masyarakat pedesaan [1]: • hidup di pedesaan banyak bertautan dengan adat istiadat dan kaidah-kaidah yang diwarisi dari satu generasi ke generasi berikutnya. • di beberapa daerah jiwa masyarakat terbuka terhadap perkara-perkara rohani, sehingga mereka tidak mudah melepaskan keterikatan dan ketakutannya terhadap ilah-ilah (hal-hal berbau spiritualisme,pen-) dalam kehidupan sehari- hari. • karena keterikatan pada lingkungan dan kebiasaan yang ada mereka mudah curiga terhadap sesuatu yang lain daripada yang biasa, terutama terhadap hal-hal yang lebih menuntut rasionalitas. Mereka lebih tertarik mistik • Banyak daerah pedesaan yang penduduknya sangat padat padahal lapangan kerja dan sumber penghidupan relatif sedikit mengakibatkan kemelaratan sehingga sering mendorong jiwa apatis. • [1] Yayuk Yuliati, dkk, Sosiologi Pedesaan, (Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama, 2003), hal. 31
  • 6. “Pusat tempat sentralisasi, provinsi tempat desentralisasi, kabupaten/kota tempat desentralisasi, desa tempat otonomi asli” Kamardi, Kepala Desa Bentek Lombok Barat
  • 7. Otonomi Desa • Desa sebagai Self Governing Community • Desa memiliki hak asal-usul, karena umur desa sendiri lebih lama dibanding negara • Desa berhak memilih pemimpinnya sendiri, memiliki lembaga legislatif, bahkan lembaga yudikatif yang mengatur hukum adat • Desa berhak memiliki kekayaan, membuat APBDes dan membuat Perdes
  • 8. SISTEM PEMERINTAHAN DESA No Bidang Perubahan UU No. 5 tahun 1979 UU No. 22 tahun 1999 UU No. 32 tahun 2004 1 Nama Desa Seragam Tidak seragam Tidak Seragam 2 Susunan Organisasi Pemerintahan Kepala desa, perangkat desa, LMD Kepala desa (sebutan lain), perangkat desa lain Kepala Desa, Sekretaris Desa (PNS), perangkat desa lain 3 Kewenangan desa Tidak disebutkan secara tegas, hanya dinyatakan bahwa kewenangan, hak- hak dan kewajiban desa ditetapkan dan diatur dengan peraturan daerah Disebutkan secara tegas : • Kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul • Kewenangan yang oleh peraturan yang berlaku belum dilaksanakan oleh daerah dan pemerintah • Tugas pembantuan dari Kabupaten, Provinsi atau pusat Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup: 1. urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa. 2. urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa. 3. tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota. 4. urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang- perundangan diserahkan kepada desa. 4 Lembaga perwakilan Tidak terdapat/ ada, LMD bagian dari pemerintah desa Ada, Badan Perwakilan Desaa. Badan Perwakilan Desa atau yang disebut dengan nama lain berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa. Badan Permusyawaratan Desa, BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
  • 9. 5 Keanggotaan Lembaga Perwakilan Dipilih oleh Kepala desa dipilih lanmgsung oleh rakyat Anggota badan permusyawaratan desa adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. 6 Tanggung jawab kepala desa Kepada Bupati dan memberikan keterangan kepada LMD Kepada rakyat melalui BPD dan menyampaikan laporan kepada Bupati Kepala Desa bertanggungjawab Bupati/Walikota melalui Camat dan kepada BPD. 7 Pengangkatan kepala desa Dipilih oleh rakyat dan diangkat bupati Dipilih oleh rakyat, ditetapkan BPD, disahkan Bupati Dipilih oleh rakyat, hasilnya diserahkan oleh BPD kepada Bupati/Walikota untuk disahkan melalui Camat 8 Penetapan peraturan desa dan APPD/ APBDes Ditetapkan oleh kepala desa setelah dimusyawarahkan dengan LMD Kepala desa bersama BPD Kepala desa bersama BPD. APBDes harus disetujui Bupati/ Walikota sebelum disahkan 9 Hubungan dengan Camat Camat sebagai atasan dengan kepala desa Kepala desa bukan bawahan camat, camatr sebatas administratif Pemerintah Kabupaten/Kota dan Camat wajib membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan. 10 Tugas pembantuan Tidak pernah ditegaskan bersama pembiayaan Dengan tegas disertai pembiayaan
  • 10. 11 Pembangunan yg direncnakan Kab/Provinsi dan pusat Tidak pernah atau jarang melibatkan desa dalam perencanaannya Wajib mengikutsertakan desa yang menjadi tempat pembangunan Wajib mengikutsertakan desa, perencanan pembangunan desa bagian dari pembangunan kabupaten/ kota 12 Tugas dan Kewajiban Kepala desa Penyelenggaraan dan penanggungjawab utama dibidang pemerintahan pembangunan masyarakat termasuk ketentraman dan ketertiban Tugas dan Kewajiban Kepala Desa adalah: a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa b. Membina kehidupan masyarakat desa c. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa d. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa e. Mewakili desanya didalam dan diluar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukumnya 1. Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. 2. Kepala Desa mempunyai wewenang : a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD; b. mengajukan rancangan peraturan desa; c. menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD; d. menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD; e. membina kehidupan masyarakat desa; f. membina perekonomian desa; g. mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif; h. mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan i. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
  • 11. 13 Pendapatan Desa Sumber Pendapatan Desa terdiri atas: a. Pendapatan asli desa - Hasil tanah-tanah kas desa - Hasil dari swadaya dan partisipasi masyarakat desa - Hasil dari gotong-royong masyarakat - Lain-lain hasil dari usaha yang sah b. Pendapatan yang berasal dari pemberian pemerintah dan pemerintahan daerah: - sumbangan dan bantuan pemerintah - sumbangan dan bantuan pemerintahan daerah - sebagian dari pajak dan retribusi daerah yang diberikan kepada desa C. Lain-lain pendapatan yang sah Sumber pendapatan Desa terdiri atas : a. Pendapatan asli Desa yang meliputi • Hasil usaha Desa, • Hasil kekayaan Desa; • Hasil swadaya dan partisipasi, • Hasil gotong royong; dan • Lain-lain pendapatan asli desa yang sah b. bantuan dari Pemerintah Kabupaten yang meliputi : • Bagian dari perolehan pajak dan retribusi Daerah; dan • Bagian dari dana perimbangan keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten; c. bantuan dari pemerintah dan Pemerintah Provinsi; d. sumbangan dari pihak ketiga; dan e. pinjaman desa. Sumber pendapatan desa terdiri : • pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah; • bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk desa dan dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi desa; • bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), yang pembagiannya untuk setiap Desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa; • bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan; • hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. Sumber : Pusat Kajian Kebijakan dan Pendidikan Politik yayasan Bhakti Nusantara palembang. Modul Metode dan teknik pelatihan Kepemimpinan Demokratis kepala Desa se-Sumatera Selatan, 5-23 November 2001 di Palembang hal. 4-5, direvisi oleh penulis
  • 12. Kelurahan • Kelurahan di bentuk di wilayah kecamatan tdk otonom, bagian dari perangkat daerah • Dipimpin oleh lurah yg dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dari bupati/walikota
  • 13. Beda Desa dan Kelurahan Perbedaan Desa Kelurahan Definisi Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki Batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengaturdan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adatistiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Otonomi Ada, otonomi asli berdasarkan hak asal usul Tidak ada, sekedar wilayah administrasi Perangkat Kepala Desa dibantu Sekdes (PNS) dibantu perangkat desa yang lain. Kades dipilih dalam Pilkades. Kepala Desa tidak digaji, ia mendapatkan imbalan berupa tanah bengkok, namun karena nilai tanah seakin menurun, kepala desa meminta tunjangan kepada negara. Lurah (PNS) yang dibantu staf kelurahan (PNS). Lurah diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Camat dari Pegawai Negeri Sipil. Sebagai PNS mendapatkan gaji sesuai pangkat dan golongan Lembaga Perwakilan Badan Permusyawaratan Desa sebagai lembaga legislatif dengan kewenangan terbatas Bukan lembaga perwakilan, tapi lembaga kemasyarakatan Berada di Wilayah Kabupaten/Kota Kabupaten/ Kota Pembentukan Pembentukan Desa baru wajib memperhatikan jumlah penduduk seperti untuk wilayah Jawa dan Bali paling sedikit 1500 jiwa atau 300 KK, Wilayah Sumatera dan Sulawesi paling sedikit 1000 jiwa atau 200 KK, wilayah Kalimantan, NTB, NTT, Maluku, Papua paling sedikit 750 jiwa atau 75 KK. • Penduduk: 2500 – 20.000 jiwa • Terjangkau secara efektif • Memiliki sarana pelayanan yang memadai
  • 14. Kembali Ke Nagari, pengalaman Sumatera Barat • Setelah jatuhnya Soeharto, wacana kembali ke nagari bergulir kencang. • Gubernur, bupati, DPRD, akademisi, LSM, pers, pengusaha, kerapatan adat, ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang dan sebagainya berbicara serius untuk merumuskan formula baru kembali ke nagari. • Setelah melawati dialektika yang panjang, Propinsi Sumbar mengundangkan Perda No. 9/2000, yang menjadi efektif pada bulan Januari 2001. Kecuali wilayah kota dan Mentawai. Perda ini kemudian diikuti oleh perda di tingkat kabupaten
  • 15. • Pembukaan Perda menyatakan bahwa Sumbar kembali ke nagari, diikuti dengan rumusan ritual bahwa “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”, “hukum agama mengatur, adat memakai, alam adalah guru bagi umat manusia”. • Perda itu memberikan kepastian rintisan untuk kembali ke nagari dalam batas-batas wilayah sebelum 1979. Perda juga menyebutkan sumber- sumber daya nagari: pasar, balai adat, mesjid dan surau, lahan, sawah, hutan, sungai, kolam, danau dan bagian dari laut yang dulu merupakan ulayat nagari, bangunan publik serta harta kekayaan yang bergerak dan harta lainnya.
  • 16. • Perda No 9 tahun 2000 mengamanatkan pemerintahan nagari dikelola oleh wali nagari yang menjalankan fungsi eksekutif, dan Badan Perwakilan Anak nagari (BPAN) yang menjalankan fungsi legislatif. Sesuai dengan konteks pemerintahan nagari klasik, kemudian dibentuk Lembaga Anak Nagari (LAN) yang menjalankan fungsi yudikatif mengenai sengketa harta pusaka, Lembaga Syarak Nagari (LSA) yang berfungsi sebagai wadah kebersamaan memajukan adat dan agama, dengan diisi oleh wakil dari kaum ulama dan adat, serta Badan Musyawarah Adat dan Agama (BMAS) yang berfungsi sebagai dewan konsultasi terhadap pemerintah nagari, yang anggotanya adalah wakil dari suku dan ninik mamak yang ada.
  • 17. • Pada tahun 2001 Sungai Kamuyang berhasil mewujudkan penataan pemerintahan sesuai dengan amanat Perda, penguatan capacity building pengelola nagari, dan bahkan bisa menerapkan APBNagari partisipatif yang didukung oleh DAUN yang diberikan oleh pemerintah kabupaten dalam rangka penguatkan fungsi pemerintahan nagari di bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat • Tahun 2003 Sungai Kemuyang menghasilkan banyak Pernag yang partisipatif. Pernag itu antra laian tentang (1) pemanfaatan tanah ulayat, (2) pengelolaan tempat pemandian Batang Tabit, (3) pemeliharaan Jalan dalam Nagari, (4), wajib Khatam Al Quran bagi Murid/Anak Usia SLTP, (5) tata cara pelaksanaan nikah dan baralek kawin, (6) PAS dari penjualan ternak, (7) penyakit masyarakat (PEKAT),dan (8) penyelesaian sengketa perkara, (8) pelanggaran hubungan suami-istri.
  • 18. • Sejak tahun 2001 sampai 2004, APBNagari Sungai Kamuyang mengalami peningkatan. Pertama: DAUN yang diberikan kabupaten meningkat meskipun relatif kecil naiknya. kedua: meningkatnya pendapatan asli nagari (PAN) terutama dari hasil kekayaan nagari, pajak dan retribusi dan sebagian kecil swadaya masyarakat. Pendapatan dari kekayaan nagari, nagari menempati posisi penting dalam APBNagari karena kemahiran penyelenggara pemerintahan menggali dana melalui penguatan sektor-sektor ekonomi yang diberdayakan di wilayahnya.
  • 19.
  • 20. Perub Status Desa mjd Kelurahan • Luas wilayah • Jumlah penduduk min 4500 tau 900 KK • Sarana dan prasarana • Potensi desa • Volume pelayanan • Kondisi sosial budaya masyarakat : -Ciri fisik kewilayahan. -Mata pencaharian