SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
OLEH :
Arif Harbani, ST.,M.Kom.
Sistem Bilangan
Sistem bilangan yang sering digunakan dalam sistem
 digital:
  Bilangan basis sepuluh (desimal)
  Bilangan basis dua (Biner)
  Bilangan basis delapan (Oktal)
  Bilangan basis enam belas (Heksadesimal)
Sistem Bil. Desimal (SBD)
 memiliki sepuluh buah simbol, yaitu:
  0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
  sehingga sistem bil. ini dinamai sistem bilangan basis 10 (sepuluh).
 Bobot pada SBD dimulai dari paling kanan ke kiri adalah : satuan,
  puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya atau 10 0, 101, 102, 103, ..., 10n.




  Contoh :
  67810 atau 768D 
  678 D = (6 x 102) + (7 x 101) + (8 x 100)
                 = (6 x 100) + (7 x 10) + (8 x 1)
  dapat kita baca “enam ratus tujuh puluh delapan desimal”.
Sistem Bil. Biner (SBB)
memiliki dua buah simbol, yaitu:
  ‘0’ dan ‘1’.
  sehingga sistem bil. ini dinamai sistem bilangan basis 2 (dua).
Bobot pada SBB dimulai dari paling kanan ke kiri adalah :
  satuan, duaan, empatan, delapanan, dan seterusnya atau 20, 21,
  22, 23, ..., 2n.




  Contoh :
  110012 atau 11001B
  dapat dibaca “satu satu nol nol satu biner”.
Sistem Bil. Oktal (SBO)
memiliki delapan buah simbol, yaitu:
  0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.
  sehingga sistem bil. ini dinamai sistem bilangan basis 8 (delapan).
Bobot pada SBO dimulai dari paling kanan ke kiri adalah :
  satuan, delapanan, 64-an, 512-an dan seterusnya atau                  80, 81,
  82, 83 sampai 8n.




  Contoh :
  76408 atau 7640O
  dapat dibaca “tujuh enam empat nol oktal”.
Sistem Bil. Oktal (SBO) (Lanjutan)
         Tabel ekivalen SBO thd SBB
Sistem Bil. Heksadesimal (SBH)
 memiliki enam belas buah simbol, yaitu:
  0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F.
  sehingga sistem bil. ini dinamai sistem bilangan basis 16 (enam belas).
 Bobot pada SBH dimulai dari paling kanan ke kiri adalah :




  Contoh :
  78A916 atau 78A9H
  dapat dibaca “tujuh delapan A sembilan heksadesimal”.
Konversi Bilangan
Konversi SBB ke SBD & sebaliknya
Konversi SBH ke SBD & sebaliknya
Konversi SBB ke SBH & sebaliknya
Konversi SBB ke SBD
 dilakukan dgn menjumlahkan bobot bil. biner yang
 bernilai ‘1’ .
 contoh 1 : konversikan nilai biner 110101B .




 contoh 2 : konversikan nilai biner 1111101110B .
Konversi SBD ke SBB
 dilakukan dengan cara membagi dua bil. desimal secara
 berulang-ulang hingga hasil pembagian bernilai 0 (nol).
 Selanjutnya kita tuliskan sisa setiap pembagian yang telah
 dilakukan. (Sisa pembagian paling awal disimpan dipaling
 kanan)
 contoh 1 : konversi nilai desimal 14.
Konversi SBD ke SBB (Lanjutan)
 contoh 2 : konversi nilai desimal 29.
Konversi SBH ke SBD
 dilakukan dengan menjumlahkan hasil kali digit
 heksadesimal dengan bobot bilangannya.

 contoh : konversi nilai heksadesimal 176DH.
Konversi SBD ke SBH
 dilakukan dengan cara membagi 16 bil. desimal secara
 berulang-ulang hingga hasil pembagian bernilai 0 (nol).
 Selanjutnya kita tuliskan hasil bagi dan sisa setiap
 pembagian yang telah dilakukan.

 contoh : konversi nilai desimal 1000.
Konversi SBH ke SBB
 setiap digit SBH sama dgn 4 bit pada SBB. Sehingga kita
 dapat melakukan konversi tiap digit.

 contoh : konversi nilai heksadesimal 9765H.
Konversi SBB ke SBH
 dpt dilakukan dgn cara mengelompokkan per 4 bit mulai
 dari sebelah kanan ke kiri. Jika jumlah bit paling kiri tidak
 mencapai 4 bit setelah pengelompokkan, maka
 tambahkan angka ‘0’ pada bagian sebelah kiri bit tersebut
 hingga diperoleh 4 bit.
Konversi SBB ke SBH (Lanjutan)
 Contoh :
 1. konversi biner 1110 0111 0010 1011B ke bil. heksadesimal.




 2. konversi biner 0010 0001 0100 1101B ke bil. heksadesimal.
Tabel Konversi
  SBL thd SBB
      dan SBH
Jaringan Komputer - Sistem Bilangan

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Maqamat, Hal dan Mahabbah
Maqamat, Hal dan MahabbahMaqamat, Hal dan Mahabbah
Maqamat, Hal dan Mahabbah
Indah Agustina
 
Ppt bab 9 (hukum nun sukun & tanwin)
Ppt bab 9 (hukum nun sukun & tanwin)Ppt bab 9 (hukum nun sukun & tanwin)
Ppt bab 9 (hukum nun sukun & tanwin)
BangFaeshal
 
Kompilasi materi ceramah ramadhan 1432 h.
Kompilasi materi ceramah ramadhan 1432 h.Kompilasi materi ceramah ramadhan 1432 h.
Kompilasi materi ceramah ramadhan 1432 h.
Muhsin Hariyanto
 

Was ist angesagt? (20)

Khalifaurasyidin
KhalifaurasyidinKhalifaurasyidin
Khalifaurasyidin
 
Maqamat, Hal dan Mahabbah
Maqamat, Hal dan MahabbahMaqamat, Hal dan Mahabbah
Maqamat, Hal dan Mahabbah
 
Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI)
Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI)Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI)
Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI)
 
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
 
Ppt bab 9 (hukum nun sukun & tanwin)
Ppt bab 9 (hukum nun sukun & tanwin)Ppt bab 9 (hukum nun sukun & tanwin)
Ppt bab 9 (hukum nun sukun & tanwin)
 
Kompilasi materi ceramah ramadhan 1432 h.
Kompilasi materi ceramah ramadhan 1432 h.Kompilasi materi ceramah ramadhan 1432 h.
Kompilasi materi ceramah ramadhan 1432 h.
 
Bacaan dan Gerakan shalat
Bacaan dan Gerakan shalatBacaan dan Gerakan shalat
Bacaan dan Gerakan shalat
 
Materi Presentasi Ustadz Felix Siauw : Life Is Choice
Materi Presentasi Ustadz Felix Siauw : Life Is ChoiceMateri Presentasi Ustadz Felix Siauw : Life Is Choice
Materi Presentasi Ustadz Felix Siauw : Life Is Choice
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"
 
Hukum Samsarah (Makelar) Dalam Islam
Hukum Samsarah (Makelar) Dalam IslamHukum Samsarah (Makelar) Dalam Islam
Hukum Samsarah (Makelar) Dalam Islam
 
Materi jenazah
Materi jenazah Materi jenazah
Materi jenazah
 
Bahasa indonesia kelas 1 sd - iskandar
Bahasa indonesia kelas 1 sd  - iskandarBahasa indonesia kelas 1 sd  - iskandar
Bahasa indonesia kelas 1 sd - iskandar
 
DSN MUI dan DPS
DSN MUI dan DPSDSN MUI dan DPS
DSN MUI dan DPS
 
Akuntansi Musyarakah
Akuntansi MusyarakahAkuntansi Musyarakah
Akuntansi Musyarakah
 
materi tahsin
materi tahsinmateri tahsin
materi tahsin
 
Budaya dan Perilaku Organisasi dalam Perspektif Islam
Budaya dan Perilaku Organisasi dalam Perspektif IslamBudaya dan Perilaku Organisasi dalam Perspektif Islam
Budaya dan Perilaku Organisasi dalam Perspektif Islam
 
Presentation pegadaian
Presentation pegadaian Presentation pegadaian
Presentation pegadaian
 
Membumikan tasamuh, tawassuth, dan tawazun
Membumikan tasamuh, tawassuth, dan tawazunMembumikan tasamuh, tawassuth, dan tawazun
Membumikan tasamuh, tawassuth, dan tawazun
 
Mudharabah
MudharabahMudharabah
Mudharabah
 
BAB SHALAT AIK II.pptx
BAB SHALAT AIK II.pptxBAB SHALAT AIK II.pptx
BAB SHALAT AIK II.pptx
 

Ähnlich wie Jaringan Komputer - Sistem Bilangan

Ähnlich wie Jaringan Komputer - Sistem Bilangan (20)

Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - AhmadPertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
Pertemuan 2 - Sistem Bilangan - Ahmad
 
Makalah sistem digital_universitas_sains
Makalah sistem digital_universitas_sainsMakalah sistem digital_universitas_sains
Makalah sistem digital_universitas_sains
 
Pti (7) sistem bilangan
Pti (7)   sistem bilanganPti (7)   sistem bilangan
Pti (7) sistem bilangan
 
Pertemuan I-sistem-bilangan-Elektronika D
Pertemuan I-sistem-bilangan-Elektronika DPertemuan I-sistem-bilangan-Elektronika D
Pertemuan I-sistem-bilangan-Elektronika D
 
Kegiatan_Belajar.pdf
Kegiatan_Belajar.pdfKegiatan_Belajar.pdf
Kegiatan_Belajar.pdf
 
2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan
 
Pengantar Sistem Teknologi & Informasi
Pengantar Sistem Teknologi & InformasiPengantar Sistem Teknologi & Informasi
Pengantar Sistem Teknologi & Informasi
 
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDI
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDIPpt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDI
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDI
 
Pti mtr06
Pti mtr06Pti mtr06
Pti mtr06
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3
 
Sitem Bilangan Digital
Sitem Bilangan DigitalSitem Bilangan Digital
Sitem Bilangan Digital
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
SISTEM BILANGAN BUDY.pptx
SISTEM BILANGAN BUDY.pptxSISTEM BILANGAN BUDY.pptx
SISTEM BILANGAN BUDY.pptx
 
Punya leli
Punya leliPunya leli
Punya leli
 
Sistem_bilangan_komputer_04rev.ppt
Sistem_bilangan_komputer_04rev.pptSistem_bilangan_komputer_04rev.ppt
Sistem_bilangan_komputer_04rev.ppt
 
PSTI Kelompok 3
PSTI Kelompok 3PSTI Kelompok 3
PSTI Kelompok 3
 

Mehr von Ceria Agnantria (17)

Jaringan Komputer - IP Adreess
Jaringan Komputer - IP Adreess Jaringan Komputer - IP Adreess
Jaringan Komputer - IP Adreess
 
Agroindustri - Nilai Tambah Komoditas Pertanian
Agroindustri - Nilai Tambah Komoditas PertanianAgroindustri - Nilai Tambah Komoditas Pertanian
Agroindustri - Nilai Tambah Komoditas Pertanian
 
Agroindustri - Pengantar Agroindustri
Agroindustri - Pengantar AgroindustriAgroindustri - Pengantar Agroindustri
Agroindustri - Pengantar Agroindustri
 
Matdis-Himpunan
Matdis-HimpunanMatdis-Himpunan
Matdis-Himpunan
 
Matdis-Relasi Fungsi
Matdis-Relasi FungsiMatdis-Relasi Fungsi
Matdis-Relasi Fungsi
 
Matdis-fungsi pembangkit
Matdis-fungsi pembangkitMatdis-fungsi pembangkit
Matdis-fungsi pembangkit
 
Matdis-graph
Matdis-graphMatdis-graph
Matdis-graph
 
Matdis-Induksi Matematika
Matdis-Induksi MatematikaMatdis-Induksi Matematika
Matdis-Induksi Matematika
 
Matdis-logika matematika
Matdis-logika matematikaMatdis-logika matematika
Matdis-logika matematika
 
Matdis-optimisasi
Matdis-optimisasiMatdis-optimisasi
Matdis-optimisasi
 
Matdis-rekursif
Matdis-rekursif Matdis-rekursif
Matdis-rekursif
 
Matdis-Kombinatorika
Matdis-KombinatorikaMatdis-Kombinatorika
Matdis-Kombinatorika
 
variabel random dan distribusi peluang
variabel random dan distribusi peluangvariabel random dan distribusi peluang
variabel random dan distribusi peluang
 
Probabilitas lanjutan
Probabilitas lanjutanProbabilitas lanjutan
Probabilitas lanjutan
 
Ch3
Ch3Ch3
Ch3
 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
 
Probabilitas 1
Probabilitas 1Probabilitas 1
Probabilitas 1
 

Jaringan Komputer - Sistem Bilangan

  • 1. OLEH : Arif Harbani, ST.,M.Kom.
  • 2. Sistem Bilangan Sistem bilangan yang sering digunakan dalam sistem digital: Bilangan basis sepuluh (desimal) Bilangan basis dua (Biner) Bilangan basis delapan (Oktal) Bilangan basis enam belas (Heksadesimal)
  • 3. Sistem Bil. Desimal (SBD)  memiliki sepuluh buah simbol, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. sehingga sistem bil. ini dinamai sistem bilangan basis 10 (sepuluh).  Bobot pada SBD dimulai dari paling kanan ke kiri adalah : satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya atau 10 0, 101, 102, 103, ..., 10n. Contoh : 67810 atau 768D  678 D = (6 x 102) + (7 x 101) + (8 x 100) = (6 x 100) + (7 x 10) + (8 x 1) dapat kita baca “enam ratus tujuh puluh delapan desimal”.
  • 4. Sistem Bil. Biner (SBB) memiliki dua buah simbol, yaitu: ‘0’ dan ‘1’. sehingga sistem bil. ini dinamai sistem bilangan basis 2 (dua). Bobot pada SBB dimulai dari paling kanan ke kiri adalah : satuan, duaan, empatan, delapanan, dan seterusnya atau 20, 21, 22, 23, ..., 2n. Contoh : 110012 atau 11001B dapat dibaca “satu satu nol nol satu biner”.
  • 5. Sistem Bil. Oktal (SBO) memiliki delapan buah simbol, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. sehingga sistem bil. ini dinamai sistem bilangan basis 8 (delapan). Bobot pada SBO dimulai dari paling kanan ke kiri adalah : satuan, delapanan, 64-an, 512-an dan seterusnya atau 80, 81, 82, 83 sampai 8n. Contoh : 76408 atau 7640O dapat dibaca “tujuh enam empat nol oktal”.
  • 6. Sistem Bil. Oktal (SBO) (Lanjutan) Tabel ekivalen SBO thd SBB
  • 7. Sistem Bil. Heksadesimal (SBH)  memiliki enam belas buah simbol, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. sehingga sistem bil. ini dinamai sistem bilangan basis 16 (enam belas).  Bobot pada SBH dimulai dari paling kanan ke kiri adalah : Contoh : 78A916 atau 78A9H dapat dibaca “tujuh delapan A sembilan heksadesimal”.
  • 8. Konversi Bilangan Konversi SBB ke SBD & sebaliknya Konversi SBH ke SBD & sebaliknya Konversi SBB ke SBH & sebaliknya
  • 9. Konversi SBB ke SBD dilakukan dgn menjumlahkan bobot bil. biner yang bernilai ‘1’ . contoh 1 : konversikan nilai biner 110101B . contoh 2 : konversikan nilai biner 1111101110B .
  • 10. Konversi SBD ke SBB dilakukan dengan cara membagi dua bil. desimal secara berulang-ulang hingga hasil pembagian bernilai 0 (nol). Selanjutnya kita tuliskan sisa setiap pembagian yang telah dilakukan. (Sisa pembagian paling awal disimpan dipaling kanan) contoh 1 : konversi nilai desimal 14.
  • 11. Konversi SBD ke SBB (Lanjutan) contoh 2 : konversi nilai desimal 29.
  • 12. Konversi SBH ke SBD dilakukan dengan menjumlahkan hasil kali digit heksadesimal dengan bobot bilangannya. contoh : konversi nilai heksadesimal 176DH.
  • 13. Konversi SBD ke SBH dilakukan dengan cara membagi 16 bil. desimal secara berulang-ulang hingga hasil pembagian bernilai 0 (nol). Selanjutnya kita tuliskan hasil bagi dan sisa setiap pembagian yang telah dilakukan. contoh : konversi nilai desimal 1000.
  • 14. Konversi SBH ke SBB setiap digit SBH sama dgn 4 bit pada SBB. Sehingga kita dapat melakukan konversi tiap digit. contoh : konversi nilai heksadesimal 9765H.
  • 15. Konversi SBB ke SBH dpt dilakukan dgn cara mengelompokkan per 4 bit mulai dari sebelah kanan ke kiri. Jika jumlah bit paling kiri tidak mencapai 4 bit setelah pengelompokkan, maka tambahkan angka ‘0’ pada bagian sebelah kiri bit tersebut hingga diperoleh 4 bit.
  • 16. Konversi SBB ke SBH (Lanjutan) Contoh : 1. konversi biner 1110 0111 0010 1011B ke bil. heksadesimal. 2. konversi biner 0010 0001 0100 1101B ke bil. heksadesimal.
  • 17. Tabel Konversi SBL thd SBB dan SBH