SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
MATERI AJAR
Standar kompetensi 3 : Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia
dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada salingtemas
kompetensi dasar 3.1 : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi,
dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat
terjadi pada sistem gerak pada manusia.
1. Organisasi Materi Pembelajaran
Materi pokok : Sistem Gerak
Sub Materi pokok :
• Rangka
• Tulang
• Mekanisme pembentukan tulang
• Persendian
• Otot,
• Kelainan pada sistem gerak
2. Peta Konsep (Lampiran 1)
3. Materi Ajar
SISTEM GERAK
Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari luar maupun
dalam. Gerak dapat merupakan gerakan sebagian anggota tubuh atau seluruh
anggota tubuh. Gerak pada manusia disebabkan oleh adanya kontraksi otot yang
mengerakan tulang.
Macam-macam Rangka
Rangka tubuh manusia tersusun dari 206 tulang yang saling bersendi
membentuk suatu sistem rangka. Rangka tubuh manusia terdiri dari dua bagian,
yaitu rangka aksial (sumbu utama) dan rangka apendikular (rangka anggota
badan).
1. Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan jenis rangka yang tidak langsung terkait dengan
sistem gerak. Tugasnya adalah melindungi organ-organ yang berada dalam tubuh,
seperti otak, jantung, paru-paru, dan organ dalam lainnya. Rangka aksial manusia
terdiri atas tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.
2. Rangka Apendikuler
Berbeda dengan rangka aksial, rangka apendikuler terkait langsung dengan
sistem gerak. Karenanya, rangka apendikuler tersusun atas tulang anggota gerak
atas dan tulang anggota gerak bawah. Anggota gerak atas tersusun atas tulang
bahu dan tulang-tulang lengan sedangkan anggota gerak bawah tersusun atas
tulang-tulang pelvis/ pinggul dan tulang-tulang kaki.
Gambar 1. Sistem Rangka
Rangka manusia termasuk endoskeleton yang mempunyai fungsi yaitu
sebagai berikut:
 Menegakkan tubuh
 Melindungi bagian-bagian tubuh yang lemah
 Tempat melekatnya otot-otot rangka
 Member bentuk pada tubuh
 Sebagai alat gerak pasif
 Sebagai tempat memproduksi sel-sel darah
 Sebagai tempat cadangan kalsium dan fosfat
A. Tulang sebagai Alat Gerak Pasif
Tulang disebut alat gerak pasif karena digerakan oleh otot. Tulang dapat
diklasifikasikan berdasarkan:
1. Struktur dan zat penyusunnya
Berdasarkan struktur dan zat penyusunnya tulang dapat dibedakan menjadi
tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon). Secara fisik, kedua tulang ini
memiliki ciri yang berbeda. Tulang rawan bersifat lentur sedangkan tulang sejati
tidak lentur
a. Tulang rawan
Tulang rawan bersifat lentur, matriks tulang rawan tersusun dari
substansi yang disebut sebagai kondrin. Tulang rawan ini merupakan kumpulan
jaringan tulang rawan yang disusun oleh sel-sel tulang. Sel tulang yang dimaksud
yakni kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh sel-sel tulang rawan yang masih muda
dan disebut dengan kondroblas. Kemudian, tulang tersebut dibungkus oleh
sebuah lapisan yang dinamakan perikondrium. Perikondrium tersebut berisi
pembuluh darah untuk memasok zat-zat makanan dan oksigen ke dalam
kondrosit. Khusus pada anak, tulang rawan mengandung banyak sel tulang yang
berasal dari mesenkim. Sedangkan pada orang dewasa, tulang rawan berasal dari
perikondrium.
Pada anak-anak jaringan tulang rawan banyak mengandung sel-sel. Pada
orang dewasa tulang rawan hanya terdapat pada beberapa tempat, misalnya
kuping hidung, kuping telinga, antar tulang rusuk dan tulang dada, sendi-sendi
tulang, antar ruas tulang belakang, dan pada cakra epifisis. Tulang rawan pada
orang dewasa dibentuk oleh selaput tulang rawan (perikondrium) yang
mengandung sel-sel pembentuk tulang rawan (kondroblas). Tulang rawan terdiri
dari 3 macam yaitu:
• Tulang rawan hialin
Matrik tulang rawan hialin tidak mengandung serabut. Pada bagian
perifer tulang rawan hialin, kondrosit mempunyai bentuk bulat panjang
dengan sumbu panjang sejajar dengan permukaan. Makin ke dalam
kondrosit berbentuk bulat dan berada dalam kelompok dan disebut
kelompok isogenik. Pada manusia tulang rawan hialain dijumpai pada
tulang rawan persendian, tulang rawan rusuk, tulang rawan trakea,
hidung, dan pembuluh bronchial pada ujung laring.
• Tulang rawan elastis
Tulang rawan elastis berwarna kekuningan dan lebih gelap, lebih lentur
dan lebih elastis.sel-selnya serupa dengan tulang rawan hialin, bentuk
selnya membulat, dikelilingi oleh kapsul, tersebar tunggal atau
mengelompok dua atau tiga sel. Didalam matriknya terdat serabut,
serabut-serabut tersebut membentuk
jarring-jaring yang begitu padat. Pada
lapisan di bawah perikondrium, serabut-
serabut elastis Nampak agak longgar, dan
bersambung terus ke perikondrium. Pada
manusia tulang rawan elastis dijumpai
antara lain pada daun telinga, dinding
pembuluh eustachius, dan epiglottis
• Tulang rawan fibrosa
Di dalam matriknya terdapat berkas-berkas serabut kolagen yang tebal
dan padat, sejajar satu dengan yang lainnya dan tersebar dengan jarak
yang sempit. Kondrosit terletak dalam kapsul yang homogen, tersebar
secara tunggal atau berpasangan, dan kadang-kadang dalam kelompok
besar yang menyebar memanjang. Tulang rawan fibrosa dapat
ditemukan pada ruas tulang belakang dan cakram sendi lutut.
Gambar 2. Tulang Rawan
b. Tulang Keras (Osteon)
Tidak seperti tulang rawan, tulang sejati/tulang (Osteon) memiliki sifat
lebih keras, kuat, dan kaku. Hal ini terjadi, sebab strukturnya tersusun dari
jaringan tulang yang mengandung sel tulang (osteosit) dan matriks. Osteosit
dibentuk oleh osteoblas (sel pembentuk tulang). Selain osteoblas, pada jaringan
tulang terdapat osteoklas yaitu sel-sel tulang yang berukuran besar dan intinya
banyak. Fungsi osteoklas adalah memindahkan matriks dari tulang lama, dan
Gambar 3. Tulang Keras
selanjutnya menyediakan ruang untuk tulang baru. Matriks yang menyusun tulang
tersusun atas beberapa zat, seperti semen, kolagen dan mineral. Semen merupakan
zat penyusun tulang yang mengandung karbohidrat. Sementara serabut kolagen
merupakan zat yang menjadikan tulang tidak mudah rapuh. Adapun kerasnya
tulang karena berisi mineral keras seperti kalsium fosfat (Ca(PO4)2) dan kalsium
karbonat (CaCO3). Pada orang dewasa, kadar zat kapur lebih tinggi daripada anak-
anak sehingga tulang orang dewasa lebih keras dibandingkan tulang anak-anak.
Sebaliknya tulang anak-anak mengandung zat perekat lebih banyak daripada
orang dewasa. Oleh karena itu jika terjadi patah tulang, anak-anak lebih cepat
sembuh daripada orang dewasa
Ditinjau dari sifat bahan penyusunnya terdapat 2 macam tulang keras yaitu:
• Tulang kompak
Tulang kompak merupakan tulang dengan matriks yang rapat dan padat,
misalnya tulang pipa. Tulang kompak terdiri atas sistem-sistem Havers,
yaitu sistem yang dibangun oleh saluran Havers yang berisi pembuluh
darah dan saraf yang dikelilingi oleh lamela-lamela dan lakuna-lakuna
yang berisi osteosit.
• Tulang spongiosa
Tulang spongiosa merupakan tulang yang matriksnya berongga yang berisi
sumsum merah yang memproduksi sel-sel darah sebagai organ
kemopoitik. Tulang spongioasa biasanya ditemukan pada tulang-tulang
pipih dan tulang-tulang pendek
2. Bentuk tulang
Berdasarkan bentuknya, tulang dikelompokkan menjadi tulang pipa, tulang
pipih, tulang pendek, tulang tak beraturan.
a. Tulang panjang (Ossa longa)
Tulang panjang atau tulang pipa, yaitu tulang yang memiliki ukuran panjang
lebih besar dari pada lebarnya. Contoh tulang panjang antara lain: tulang paha,
tulang betis, tulang kering, tulang lengan atas, tulang radius dan tulang ulna.
Gambar 4. Tulang pipa
Tulang pipa terdiri dari 3 bagian yaitu:
1) Diafisis, yaitu bagian tengah berbentuk seperti pipa, tersusun dari
jaringan tulang kompak. Pada bagian tengahnya yang berongga disebut
cavum medularis yang berisi sumsum merah saat bayi dan sumsum
kuning saat dewasa. Dibagian laur diafisis dilapisi oleh membrane fibrisa
putih yang disebut periosteum.
2) Epifisis, yaitu bagian kedua ujung tulang panjang yang berbentuk
gembungan. Sebagian besar epifisis tersusun dari tulang spongiosa yang
dikelilingi oleh tulang rawan hialin yang biasanya disebut tulang rawan
persendian.
3) Cakra epifisis, bagian antara diafisis dan epifisis.
b. Tulang pendek (Ossa brevia)
Tulang pendek yaitu tulang yang memiliki panjang kurang lebih sama
dengan lebarnya. Bagian luar tersusun dari tulang kompak dan pada bagian
dalamnya tersusun dari tulang spongiosa. Contohnya: tulang-tulang pergelangan
tangan (Metakarpal) dan tulang-tulang pergelangan kaki (metatarsal).
c. Tulang pipih (Ossa plana)
Tulang-tulang yang berbentuk labar pipih, biasanya bagian dalam tersusun
dari tulang spongiosa dan dibagiam luar merupakan tulang kompak. Contohnya:
tulang dahi, tulang dada, tulang rusuk, dan tulang belikat.
Gambar 5. Tulang belikat merupakan contoh dari tulang pipih
d. Tulang tidak beraturan
Tulang yang memiliki bentuk tak tentu. Contohnya: tulang wajah dan ruas-
ruas tulang belakang.
Gambar 6. Ruas-ruas tulang belakang.
B. Mekanisme Pembentukan Tulang (Osifikasi)
Rangka terbentuk mengikuti suatu proses yang dinamakan Osifikasi.
Osifikasi atau osteogenesis dimulai pada saat embrio berumur 6 minggu dan terus
berlanjut sampai masa dewasa. Semua rangka tersebut masih dalam bentuk
kartilago. Rangka ini berasal dari
jaringan ikat embrional atau mesenkim.
Setelah kartilago terbentuk, rongga
yang ada di tengahnya akan segera
berisi sel-sel pembentuk tulang atau
osteoblast. Sel-sel ini juga menempati
jaringan pengikat di sekeliling rongga.
Sel-sel tulang terbentuk secara
konsentris, artinya pembentukannya bermula dari arah dalam terus keluar
Gambar 7.Proses Osifikasi
mengelilingi pusat. Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari suatu pembuluh
darah dan serabut saraf, membentuk satu sistem yang disebut sistem Havers. Di
antara sel-sel tulang terdapat matriks yang tersusun atas senyawa protein.
Pembuluh darah dari sistem Havers ini bercabang-cabang menuju ke matriks,
mengangkut zat fosfor, dan pengerasan tulang ini dinamakan osifikasi atau
penulangan. Bila matriks tulang berongga, maka akan membentuk tulang spons.
Bila matriksnya padat dan rapat, maka akan terbentuk tulang kompak atau tulang
keras.
C. Persendian
Hubungan antara tulang dan tulang disebut artikulasi (persendian).
Persendian dapat diklasifikasikan berdasarkan:
1. Adanya gerak antar tulang
Berdasarkan kemungkinan adanya gerak, maka persendian dibedakan menjadi:
a. Sinartrosis
Sinartrosis adalah persendian yang tidak memungkinkan adanya gerakan.
Contoh sinartrosis adalah sutura yaitu persendian antara tulang-tulang tengkorak.
Contoh sinartrosis yang lain adalah persendian antara
diafisis dan epifisis dari tulang panjang
b. Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah peresendian yang masih
memungkinkan adanya sedikit gerakan antara dua
tulang yang bersendi, dan permukaan persendiannya
dibatasi oleh jaringan antara. Jaringan antara itu dapat berupa jaringan tulang
rawan fibrosa atau jaringan tulang rawan
hialin. Contoh amfiartrosis yang dibatasi
oleh tulang rawan fibrosa adalah
persambungan antara ruas-ruas tulang
belakang. Contoh amfiartrosis yang
dibatasi oleh tulang rawan hialin adalah
persambungan antara tulang rusuk dengan
tulang dada.
Gambar 8. Contoh Sendi Mati
Gambar 9. Contoh Sendi Kaku
c. Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan adanya gerak bebas
antara tulang-tulang yang bersendi. Dengan cirri-ciri struktural sebagai berikut:
1) Persendian diselubungi oleh kapsul dari jaringan ikat fibrosa, yang disebut
kapsul fibrosa
2) Di sebelah dalam kapsul ini dibatasi oleh jaaringan ikat halus, yang disebut
membrane synovial, yang berfungsi menghasilkan cairan pelumas untuk
mengurangi gesekan antar tulang
3) Permukaan sendi dilapisi oleh tulang rawan hialin
4) Kapsul fibrosa kadang-kadang diperkuat oleh ligament
Sebagian besar persendian rangka tubuh manusia adalah diartrosis.
Persendian diartrosis dibedakan menjadi 6 macam:
a) Sendi luncur/geser
Permukaan sendi datar, hanya mungkin melakukan gerakan kiri kanan dan
muka belakang. Persendian yang memungkinkan gerak pada dua bidang
datar seperti ini disebut persendian dua sumbu (biaksial). Contoh:
persendian antara tulang-tulang karpal, antara tulang-tulang tarsal, antara
sternum.
b) Sendi engsel
Permukaan sendi tulang pertama cekung, permukaan sendi tulang ke dua
cembung. Persdendian ini memungkinkan gerakan hanya pada satu bidang datar,
termasuk persendian satu sumbu
(monaksial), dan merupakan gerakan
fleksi dan ekstensi seperti gerak membuka
dan menutup pintu. Gerak fleksi adalah
suatu gerakan yang mengacu pada gerak
mengecilkan sudut,sedangkan gerak
ekstensi mengacu pada gerak
membesarkan sudut. Contoh sendi engsel
adalah sendi siku dan sendi lutut.
c) Sendi putar
Gambar 10. Contoh Sendi Engsel
Pada sendi putar, permukaan tulang pertama yang membulat, meruncing, atau
berbentuk kerucut, bersendi dengan
lekuk yang dangkal dari tulang lain.
Memungkinkan gerak utama memutar,
dan merupakan persendian monaksial.
Contoh sendi putar adalah: persendian
antara tulang atlas dan dasar tulang
tengkorak yang menghasilkan gerak
menggelengkan kepala, persendian
antara ujung proksimal tulang radius dan
ulna yang menghasilkan gerakan supinasi dan pronasi tapak tangan.
d) Sendi pelana
Pada sendi pelana, permukaan ujung tulang pertama berbentuk cekung masuk ke
permukaan tulang kedua berbentuk
cembung. Persendian ini
memungkinkan gerak menyamping
(kanan-kiri) dan gerak muka-
belakang, sehingga persendian ini
termasuk persendian biaksial. Contoh
sendi pelana adalah persendian antara
tulang trapesium dan metakarpal dari
ibu jari.
e) Sendi peluru
Pada sendi peluru, permukaan sendi tulang
pertama yang berbentuk seperti bola masuk
ke permukaan cekung seperti mangkuk dari
tulang ke dua, sehingga memungkinkan
terjadinya gerak triaksial, yaitu gerak fleksi
dan ekstensi, abduksi dan aduksi, serta gerak
rotasi. Contoh sendi peluru adalah persendian
antara tulang lengan atas dengan tulang
belikat, dan persendian antara tulang paha dengan tulang pinggul.
Gambar 11. Contoh Sendi Putar
Gambar 12. Contoh Sendi Pelana
Gambar 13. Contoh Sendi Peluru
f) Sendi ellipsoidal
Pada sendi, ellipsoidal, ujung tulang yang berbentuk oval masuk ke
cekungan tulang lain yang berbentuk elips. Persendian ini memungkinkan
gerak kiri-kanan dan muka belakang, sehingga termasuk persendian
biaksial. Contoh sendi elipsoidal adalah persendian antara tulang radius
dan tulang karpal yang memungkinkan gerak tapak tangan ke atas bawah
dan ke kanan kiri.
2. Jaringan yang menghubungkan
Berdasarkan jaringan yang menghubungkan, persendian dibedakan menjadi:
a. Sindemosis
Merupakan persendian dimana tulang yang bersendi dihubungkan oleh
jaringan fibrosa padat. Misalnya pada persendian antara ujung distal tulang tibia
dan fibula, juga pada sutura anak yang masih dalam pertumbuhan
b. Sinkondrosis
Sinkdrosis merupakan persendian dimana tulang yang bersendi
dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Contoh: persendian antara ruas-ruas tulang
belakang yang dihubungkan oleh cawan pipih dari tulang rawan fibrosa, dan
persendian antar tulang rusuk dengan tulang dada yang dihubungkan dengan
tulang rawan hialin.
c. Sinostosis
Merupakan persendian dimana antara tulang yang bersendi dihubungkan
oleh jaringan tulang. Contoh: sutura pada orang dewasa, persendian antara epifisis
dan diafisis tulang panjang pada orang dewasa
D. Otot sebagai Alat Gerak Aktif
Otot merupakan alat gerak aktif. Otot dapat bergerak karena adanya sel otot.
Otot sebagai alat gerak aktif memiliki tiga kemampuan, yaitu kontraksibilitas,
ekstenbilitas, dan elastisitas. Kontrakbilitas adalah kemampuan memendek hingga
memiliki ukuran yang lebih pendek dari ukuran awal. Ini terjadi pada saat otot
sedang kontraksi. Kemampuan ekstenbilitas adalah kemampuan memanjangkan
diri melebihi ukuran panjang awal. Sedangkan, elastisitas yaitu kemampuan otot
untuk kembali pada ukuran semula.Otot berkontraksi karena suatu rangsang,
yaitu:
a. rangsang mekanis: pijat, tarik, dan tekanan
b. rangsang suhu: dingin dan panas
c. rangsang kimia: asam, basa, dan garam
d. rangsang listrik: arus listrik.
Kontraksi sel-sel otot ini dikontrol oleh sel-sel saraf. Otot dapat
menggerakkan tulang, kulit, rambut, gerak peristaltik saluran dalam jantung,
pembuluh darah, dan sebagainya.
1. Macam- macam otot
Otot ada tiga macam, yaitu otot rangka/otot lurik, otot polos, dan otot
jantung. Berikut ini ketiga macam otot tersebut akan dijelaskan satu per satu.
a) Otot Rangka/Otot Lurik/Otot Serat Lintang
Disebut otot rangka karena melekat pada rangka. Disebut otot lurik
karena tampak garis-garis melintang/lurik. Satu sel otot disebut serabut otot.
Serabut otot terdiri dari sejumlah miofibril. Di dalam miofibril tersusun secara
teratur filamen kontraktil, yaitu aktin dan miosin. Kontraksi otot rangka cepat,
kuat, dan disadari. Setiap serabut otot dibungkus oleh endomisium, kumpulan
berkas-berkas serabut dibungkus oleh fasia propia/perimisium, sedangkan otot
(daging) dibungkus oleh selaput fasia super fisalis/epimisium. Endomisium,
perimisium, dan epimisium bergabung membentuk urat (tendon) yang melekatkan
otot pada tulang (Gambar)
Gambar 14. Makroskopis dan mikroskopis otot rangka
Bagian gabungan otot, yaitu tendon, adalah ujung otot lurik yang mengecil
dan keras berwarna putih kekuningan serta melekat pada tulang. Ventrikel (empal)
adalah bagian tengah gabungan otot yang mempunyai daya kontraksi. Setiap
kumpulan otot mempunyai dua tendon atau lebih. Tendon yang melekat pada
tulang yang bergerak disebut insersi, sedangkan tendon yang melekat pada tulang
yang tidak bergerak disebut origo. Otot yang sering dilatih, akan membesar,
disebut hipertrofi, dan yang mengisut disebut atrofi.
b) Otot Polos/Otot Visceral
Disebut otot polos karena tidak mempunyai garis-garis melintang, inti
hanya satu. Kerja otot polos lambat beraturan dan tidak cepat lelah serta
tidak disadari. Otot polos sering disebut otot alat dalam (visceral) karena
semuanya terdapat di dalam tubuh, seperti dinding saluran pencernaan,
saluran pernapasan, dan pembuluh darah, kecuali diafragma tersusun dari
otot lurik. Sel otot polos berbentuk seperti gelendong dengan satu inti terletak di
tengah sel, memiliki penampang antara 2-10 nm, sedangkan panjangnya 50-200
nm. Struktur internal otot polos nampak kurang terorganisasi secara teratur di-
bandingkan dengan otot rangka dan otot jantung. Susunan filamen tebal dan tipis
dalam otot polos Nampak hampir acak dan tersebar homogeny, organisasi
sarkomerik dan pita Z-nya tidak ada.
Gambar 15. Otot polos pada saluran pencernakan
c). Otot Jantung
Pada otot jantung dinamakan juga miokardium. Sesuai namanya, otot ini
hanya terdapat jantung, tepatnyadinding jantung. Sel-sel otot jantung memiliki
satu inti sel dan mirip otot rangka. Satu sel otot jantung membentuk anyaman
yang disebut sinsitium. Pada setiap percabangan terdapat jaringan ikat yang
disebut diskus interkalaris.Gerak otot jantung tidak menurut kehendak kita atau
tidak kita sadari, namun dikendalikan oleh saraf otonom, sehingga disebut gerak
tak sadar.
Gambar 16. Otot jantung pada dinding jantung
2. Sifat Gerak Otot
Gerak pada bagian tubuh terjadi karena kontraksi satu macam otot atau
lebih. Otot-otot yang bekerja bersama untuk suatu gerakan disebut sinergis.
Apabila gerak yang ditimbulkan berlawanan, gerak itu disebut antagonis. Contoh
gerak antagonis adalah sebagai berikut.
1) Ekstensor (meluruskan) dan Fleksor (membengkok), seperti gerak tangan
melipat ke atas.
2) Abduktor (menjauh) dan Adduktor (mendekati) seperti gerak tangan
sejajar bahu.
3) Supinator (menengadah) dan Pronator (menelungkup) seperti gerak
pada telapak tangan.
4) Depresor (ke bawah) dan Elevator (ke atas) seperti menaikkan dan
menurunkan dagu.
5) Protraksi (gerakan mendorong mandibula ke luar) dan Rektraksi
(gerakan mendorong mandibula ke dalam), seperti gerakan mandibula
(rahang).
Contoh gerak sinergis adalah sebagai berikut.
1) Pronator teres dan Pronator kuadratus. Rotasi (gerakan berputar), seperti
gerak pada tulang atlas sewaktu memutarkan kepala.
2) Sirkumduksi, gerakan ujung distal satu tulang membentuk satu lingkaran,
sedangkan ujung proksimalnya tetap, seperti gerakan memutar satu
lingkaran mengitari sendi bahu.
Gambar 17. Macam-macam gerak sinergis
3. Mekanisme Kontraksi Otot
Mekanisme kontraksi otot berlangsung dengan urutan sebagai berikut.
a) Pusat motorik di otak mengirimkan impuls/rangsang menuju otot melalui
saraf motorik (saraf kranial dan saraf spinal).
b) Sesampainya di ujung akson saraf motorik, rangsang dilanjutkan oleh
neurohumor (hormon saraf) berupa asetilkolin atau epinefrin (adrenalin)
menuju ke otot (reseptor pada otot) yang mempunyai aktin.
c) Setelah rangsang sampai di reseptor, energi dilepaskan, maka aktin akan
bergeser, zona H mengecil bahkan menghilang dan sarkomer memendek.
Garis saling mendekat dan otot berkontraksi (berkerut). Jarak antara garis Z
satu dan garis Z yang lainnya disebut sarkomer.
d) Setelah kontraksi, ujung saraf motorik mengeluarkan suatu zat yang dapat
menetralisasi/menghambat kerja neurohumor yang dihasilkan sebelumnya,
serta kolinesterasi untuk menghambat asetil kolin dan Mono Amina Oksida
(MAO) serta menghambat epinefrin/adrenalin, sehingga aktin (miofilamen
tipis) dan miosin (miofilamen tebal) merenggang, zona H terbuka, garis Z
satu dan garis Z yang lainnya saling menjauh, otot kembali relaksasi.
Diagram kontraksi otot dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Diagram Kontraksi Otot
E. Kelainan sistem gerak pada manusia
1. Gangguan pada Rangka
Kelainan pada sistem rangka dapat terjadi karena adanya gangguan secara
fisik, gangguan secara fisiologis, dan gangguan kedudukan tulang belakang.
a. Gangguan tulang
Fraktura, yaitu tulang retak atau patah.
Macamnya:
1) Fraktura sederhana: jika tulang yang retak tidak sampai melukai organ
lain di sekitarnya, misalnya organ otot.
2) Fraktura kompleks atau fraktura majemuk: jika tulang yang patah
menyebabkan otot dan kulit terluka, bahkan ujung yang patah bisa
mencuat keluar.
3) Fraktura greenstick: jika retak atau patah tulang tidak sampai
memisahkan tulang menjadi dua bagian.
4) Fraktura comminuted atau remuk: jika tulang retak menjadi beberapa
bagian tetapi masih tetap tertahan di dalam otot.
b. Persendian
1) Dislokasi: gangguan pergeseran sendi dari kedudukan semula karena
tulang ligamennya tertarik atau sobek.
2) Terkilir atau keseleo: tertariknya ligamen sendi yang disebabkan oleh gerakan
yang tiba-tiba atau tidak bisa dilakukan, menimbulkan rasa sakit.
3) Ankilosis: persendian tidak dapat digerakkan lagi karena tulangnya menyatu.
4) Artritis atau infeksi sendi: gangguan sendi yang ditandai terjadinya peradangan
sendi yang disertai timbulnya rasa sakit dan kadang-kadang tulang sendi
mengalami perubahan.
Macam Artritis:
a) Artritis eksudatif: radang getah dalam sendi.
b) Artritis sika: kekurangan cairan sinovial.
c) Gout artritis: gangguan gerak karena kegagalan metabolisme asam urat.
Asam urat yang berlebihan akan diangkut oleh darah dan disimpan di dalam
sendi kecil, seperti sendi ruas jari-jari. Tanda sendi yang mengalami
kelebihan asam urat adalah membesarkan sendi.
d) Rheumatik: penyakit kronis pada sendi sehingga sendi membengkak.
e) Osteoartritis: kemunduran sendi karena kartilago menipis dan degenerasi
sehingga merangsang pembentukan tulang pada sendi.
c. Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang
1) Skoliosis: tulang belakang bengkok ke samping.
2) Kifosis: tulang belakang bengkok ke belakang.
3) Lordosis: tulang belakang bengkok ke depan.
Hal tersebut akibat kebiasaan sikap tubuh yang salah. Di samping ketiga
jenis gangguan tersebut ada satu lagi gangguan yang disebut subluksasi, yaitu
gangguan ruas tulang leher yang disebabkan oleh kecelakaan ataupun gerakan
tiba-tiba yang melebihi batas, akibatnya posisi kepala mengalami perubahan ke
arah lain atau ke arah kanan.
a b c
Gambar 15. Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang: (a) skoliosis, (b) lordosis,
(c) kifosis.
2. Gangguan pada Otot
1. Atrofi
Atrofi yaitu keadaan di mana otot mengecil sehingga menghilangkan
kemampuannya untuk berkontraksi. Atrofi dapat terjadi karena penyakit
poliomielitis dan keadaan tertentu misalnya sakit, sehingga seseorang harus
istirahat di tempat tidur dalam jangka waktu lama. Poliomielitis adalah penyakit
karena virus yang merusakkan saraf yang mengkoordinasi otot ke anggota gerak
bawah.
b. Hipertrofi
Hipertrofi yaitu keadaan otot menjadi lebih besar dan kuat karena sering
dilatih secara berlebih.
c. Kejang otot
Yaitu gangguan otot yang terjadi karena melakukan aktivitas terus menerus
yang pada suatu ketika tak mampu lagi melakukan kontraksi alias kejang, karena
telah kehabisan energi atau sering dikenal dengan kram.
d. Kaku leher atau stiff
Yaitu keadaan leher terasa kaku dan sakit jika digerakkan.
e. Tetanus
Yaitu kejang otot yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh baksil
tetanus.
f. Miastema gravis
Yaitu keadaan di mana otot berangsur-angsur menjadi lemah dan
menyebabkan kelumpuhan. Yaitu penyakit otot kronis sejak anak-anak.
h. Hernia abdominalis
Yaitu sobeknya otot dinding perut yang lemah, yang mengakibatkan usus
melorot ke bawah masuk ke rongga perut.
SISTEM GERAK MANUSIA

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Sistem Muskuloskeletal
Sistem MuskuloskeletalSistem Muskuloskeletal
Sistem Muskuloskeletal
 
sistem gerak manusia
 sistem gerak manusia sistem gerak manusia
sistem gerak manusia
 
Sistem muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletalSistem muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal
 
Biologi - Sistem Muskuloskeletal
Biologi - Sistem MuskuloskeletalBiologi - Sistem Muskuloskeletal
Biologi - Sistem Muskuloskeletal
 
Biologi sistem gerak dwika
Biologi sistem gerak dwikaBiologi sistem gerak dwika
Biologi sistem gerak dwika
 
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Makalah sistem muscular dan skeleton
Makalah sistem muscular dan skeletonMakalah sistem muscular dan skeleton
Makalah sistem muscular dan skeleton
 
tugas kelompok materi Sistem gerak
tugas kelompok materi Sistem geraktugas kelompok materi Sistem gerak
tugas kelompok materi Sistem gerak
 
sistem gerak pada manusia
sistem gerak pada manusiasistem gerak pada manusia
sistem gerak pada manusia
 
Sistem gerak manusia
Sistem gerak manusiaSistem gerak manusia
Sistem gerak manusia
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi ManusiaAnatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia
 
Sistem muskuloskeletal 2
Sistem muskuloskeletal 2Sistem muskuloskeletal 2
Sistem muskuloskeletal 2
 
1. jenis tulang
1. jenis tulang1. jenis tulang
1. jenis tulang
 
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
 
Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)
 
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
SISTEM GERAK PADA MANUSIASISTEM GERAK PADA MANUSIA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
 
Sistem gerak manusia
Sistem gerak manusiaSistem gerak manusia
Sistem gerak manusia
 
Sistem muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal Sistem muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal
 
Bab 3 Sistem Gerak
Bab 3  Sistem  GerakBab 3  Sistem  Gerak
Bab 3 Sistem Gerak
 
Muskuloskletal
MuskuloskletalMuskuloskletal
Muskuloskletal
 

Andere mochten auch

BENTUK TULANG (PRESENTATION 1)
BENTUK TULANG (PRESENTATION 1)BENTUK TULANG (PRESENTATION 1)
BENTUK TULANG (PRESENTATION 1)MagdaNae
 
Tugas 3 laporan
Tugas 3 laporan Tugas 3 laporan
Tugas 3 laporan Teguhwiono
 
Struktur Tulang
Struktur TulangStruktur Tulang
Struktur TulangSefri Sep
 
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestikMakalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestikMarobo United
 
Sistem gerak pada manusia (presentation)
Sistem gerak pada manusia (presentation)Sistem gerak pada manusia (presentation)
Sistem gerak pada manusia (presentation)Nurul Wulandari
 
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan Rangka
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan RangkaAnatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan Rangka
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan RangkaREVINA SRI UTAMI,S.Pd
 

Andere mochten auch (10)

BENTUK TULANG (PRESENTATION 1)
BENTUK TULANG (PRESENTATION 1)BENTUK TULANG (PRESENTATION 1)
BENTUK TULANG (PRESENTATION 1)
 
Tugas 3 laporan
Tugas 3 laporan Tugas 3 laporan
Tugas 3 laporan
 
Struktur Tulang
Struktur TulangStruktur Tulang
Struktur Tulang
 
Presentasi sistem-gerak
Presentasi sistem-gerakPresentasi sistem-gerak
Presentasi sistem-gerak
 
Sistem otot dan tulang manusia
Sistem otot dan tulang manusiaSistem otot dan tulang manusia
Sistem otot dan tulang manusia
 
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestikMakalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
Makalah analisis elastisitas penawaran dan permintaan terhadap pasar domestik
 
Elastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaran Elastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaran
 
Sistem gerak pada manusia (presentation)
Sistem gerak pada manusia (presentation)Sistem gerak pada manusia (presentation)
Sistem gerak pada manusia (presentation)
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan Rangka
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan RangkaAnatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan Rangka
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan Rangka
 

Ähnlich wie SISTEM GERAK MANUSIA

Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdf
Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdfModul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdf
Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdfKharismaPammaii
 
BAB 2 Sistem Gerak Manusia
BAB 2 Sistem Gerak ManusiaBAB 2 Sistem Gerak Manusia
BAB 2 Sistem Gerak ManusiaNove Noveawan
 
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptx
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptxBAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptx
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptxfeby199910
 
Organisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangkaOrganisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangkaSulistia Rini
 
Bahan Ajar Sistem Gerak pada Manusia
Bahan Ajar Sistem Gerak pada ManusiaBahan Ajar Sistem Gerak pada Manusia
Bahan Ajar Sistem Gerak pada ManusiaArinta Winsi
 
Biologi SMA - Bab Sistem gerak pada manusia
Biologi SMA - Bab Sistem gerak pada manusiaBiologi SMA - Bab Sistem gerak pada manusia
Biologi SMA - Bab Sistem gerak pada manusianurul limsun
 
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPASISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPADeybi Wasida
 
Sistem Gerak Pada Manusia.ppt
Sistem Gerak Pada Manusia.pptSistem Gerak Pada Manusia.ppt
Sistem Gerak Pada Manusia.pptmayadarius1
 
Sistem Gerak Manusia - Biologi
Sistem Gerak Manusia - Biologi Sistem Gerak Manusia - Biologi
Sistem Gerak Manusia - Biologi alainbagus
 
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptxBab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptxDekaMuliya1
 
Ppt sistem gerak eko patrismon
Ppt sistem gerak eko patrismonPpt sistem gerak eko patrismon
Ppt sistem gerak eko patrismonPoetra Chebhungsu
 
Sistem Rangka Manusia dan Hewan
Sistem Rangka Manusia dan HewanSistem Rangka Manusia dan Hewan
Sistem Rangka Manusia dan Hewanedmundtanjaya
 
Ppt sistem gerak eko patrismon
Ppt sistem gerak eko patrismonPpt sistem gerak eko patrismon
Ppt sistem gerak eko patrismonPoetra Chebhungsu
 
8 2. Gerak pada Manusia
8 2. Gerak pada Manusia8 2. Gerak pada Manusia
8 2. Gerak pada ManusiaAlfie Kesturi
 

Ähnlich wie SISTEM GERAK MANUSIA (20)

Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdf
Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdfModul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdf
Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdf
 
BAB 2 Sistem Gerak Manusia
BAB 2 Sistem Gerak ManusiaBAB 2 Sistem Gerak Manusia
BAB 2 Sistem Gerak Manusia
 
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptx
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptxBAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptx
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptx
 
Organisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangkaOrganisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangka
 
Bahan Ajar Sistem Gerak pada Manusia
Bahan Ajar Sistem Gerak pada ManusiaBahan Ajar Sistem Gerak pada Manusia
Bahan Ajar Sistem Gerak pada Manusia
 
Biologi SMA - Bab Sistem gerak pada manusia
Biologi SMA - Bab Sistem gerak pada manusiaBiologi SMA - Bab Sistem gerak pada manusia
Biologi SMA - Bab Sistem gerak pada manusia
 
Makalah biologi
Makalah biologiMakalah biologi
Makalah biologi
 
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPASISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
 
Sistem Gerak Pada Manusia.ppt
Sistem Gerak Pada Manusia.pptSistem Gerak Pada Manusia.ppt
Sistem Gerak Pada Manusia.ppt
 
Sistem Gerak Pada Manusia
Sistem Gerak Pada ManusiaSistem Gerak Pada Manusia
Sistem Gerak Pada Manusia
 
Sistem Gerak Manusia - Biologi
Sistem Gerak Manusia - Biologi Sistem Gerak Manusia - Biologi
Sistem Gerak Manusia - Biologi
 
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptxBab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
 
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptxBab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
 
Ppt sistem gerak eko patrismon
Ppt sistem gerak eko patrismonPpt sistem gerak eko patrismon
Ppt sistem gerak eko patrismon
 
Sistem Rangka Manusia dan Hewan
Sistem Rangka Manusia dan HewanSistem Rangka Manusia dan Hewan
Sistem Rangka Manusia dan Hewan
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
 
Ppt sistem gerak eko patrismon
Ppt sistem gerak eko patrismonPpt sistem gerak eko patrismon
Ppt sistem gerak eko patrismon
 
Sistem gerak eko puek
Sistem gerak eko puekSistem gerak eko puek
Sistem gerak eko puek
 
8 2. Gerak pada Manusia
8 2. Gerak pada Manusia8 2. Gerak pada Manusia
8 2. Gerak pada Manusia
 
Sistem Gerak XI
Sistem Gerak XISistem Gerak XI
Sistem Gerak XI
 

SISTEM GERAK MANUSIA

  • 1. MATERI AJAR Standar kompetensi 3 : Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas kompetensi dasar 3.1 : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia. 1. Organisasi Materi Pembelajaran Materi pokok : Sistem Gerak Sub Materi pokok : • Rangka • Tulang • Mekanisme pembentukan tulang • Persendian • Otot, • Kelainan pada sistem gerak 2. Peta Konsep (Lampiran 1)
  • 2. 3. Materi Ajar SISTEM GERAK Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari luar maupun dalam. Gerak dapat merupakan gerakan sebagian anggota tubuh atau seluruh anggota tubuh. Gerak pada manusia disebabkan oleh adanya kontraksi otot yang mengerakan tulang. Macam-macam Rangka Rangka tubuh manusia tersusun dari 206 tulang yang saling bersendi membentuk suatu sistem rangka. Rangka tubuh manusia terdiri dari dua bagian, yaitu rangka aksial (sumbu utama) dan rangka apendikular (rangka anggota badan). 1. Rangka Aksial Rangka aksial merupakan jenis rangka yang tidak langsung terkait dengan sistem gerak. Tugasnya adalah melindungi organ-organ yang berada dalam tubuh, seperti otak, jantung, paru-paru, dan organ dalam lainnya. Rangka aksial manusia terdiri atas tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk. 2. Rangka Apendikuler Berbeda dengan rangka aksial, rangka apendikuler terkait langsung dengan sistem gerak. Karenanya, rangka apendikuler tersusun atas tulang anggota gerak atas dan tulang anggota gerak bawah. Anggota gerak atas tersusun atas tulang bahu dan tulang-tulang lengan sedangkan anggota gerak bawah tersusun atas tulang-tulang pelvis/ pinggul dan tulang-tulang kaki.
  • 3. Gambar 1. Sistem Rangka Rangka manusia termasuk endoskeleton yang mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut:  Menegakkan tubuh  Melindungi bagian-bagian tubuh yang lemah  Tempat melekatnya otot-otot rangka  Member bentuk pada tubuh  Sebagai alat gerak pasif  Sebagai tempat memproduksi sel-sel darah  Sebagai tempat cadangan kalsium dan fosfat A. Tulang sebagai Alat Gerak Pasif Tulang disebut alat gerak pasif karena digerakan oleh otot. Tulang dapat diklasifikasikan berdasarkan: 1. Struktur dan zat penyusunnya Berdasarkan struktur dan zat penyusunnya tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon). Secara fisik, kedua tulang ini memiliki ciri yang berbeda. Tulang rawan bersifat lentur sedangkan tulang sejati tidak lentur a. Tulang rawan
  • 4. Tulang rawan bersifat lentur, matriks tulang rawan tersusun dari substansi yang disebut sebagai kondrin. Tulang rawan ini merupakan kumpulan jaringan tulang rawan yang disusun oleh sel-sel tulang. Sel tulang yang dimaksud yakni kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh sel-sel tulang rawan yang masih muda dan disebut dengan kondroblas. Kemudian, tulang tersebut dibungkus oleh sebuah lapisan yang dinamakan perikondrium. Perikondrium tersebut berisi pembuluh darah untuk memasok zat-zat makanan dan oksigen ke dalam kondrosit. Khusus pada anak, tulang rawan mengandung banyak sel tulang yang berasal dari mesenkim. Sedangkan pada orang dewasa, tulang rawan berasal dari perikondrium. Pada anak-anak jaringan tulang rawan banyak mengandung sel-sel. Pada orang dewasa tulang rawan hanya terdapat pada beberapa tempat, misalnya kuping hidung, kuping telinga, antar tulang rusuk dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antar ruas tulang belakang, dan pada cakra epifisis. Tulang rawan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput tulang rawan (perikondrium) yang mengandung sel-sel pembentuk tulang rawan (kondroblas). Tulang rawan terdiri dari 3 macam yaitu: • Tulang rawan hialin Matrik tulang rawan hialin tidak mengandung serabut. Pada bagian perifer tulang rawan hialin, kondrosit mempunyai bentuk bulat panjang dengan sumbu panjang sejajar dengan permukaan. Makin ke dalam kondrosit berbentuk bulat dan berada dalam kelompok dan disebut kelompok isogenik. Pada manusia tulang rawan hialain dijumpai pada tulang rawan persendian, tulang rawan rusuk, tulang rawan trakea, hidung, dan pembuluh bronchial pada ujung laring. • Tulang rawan elastis Tulang rawan elastis berwarna kekuningan dan lebih gelap, lebih lentur dan lebih elastis.sel-selnya serupa dengan tulang rawan hialin, bentuk selnya membulat, dikelilingi oleh kapsul, tersebar tunggal atau mengelompok dua atau tiga sel. Didalam matriknya terdat serabut,
  • 5. serabut-serabut tersebut membentuk jarring-jaring yang begitu padat. Pada lapisan di bawah perikondrium, serabut- serabut elastis Nampak agak longgar, dan bersambung terus ke perikondrium. Pada manusia tulang rawan elastis dijumpai antara lain pada daun telinga, dinding pembuluh eustachius, dan epiglottis • Tulang rawan fibrosa Di dalam matriknya terdapat berkas-berkas serabut kolagen yang tebal dan padat, sejajar satu dengan yang lainnya dan tersebar dengan jarak yang sempit. Kondrosit terletak dalam kapsul yang homogen, tersebar secara tunggal atau berpasangan, dan kadang-kadang dalam kelompok besar yang menyebar memanjang. Tulang rawan fibrosa dapat ditemukan pada ruas tulang belakang dan cakram sendi lutut. Gambar 2. Tulang Rawan b. Tulang Keras (Osteon) Tidak seperti tulang rawan, tulang sejati/tulang (Osteon) memiliki sifat lebih keras, kuat, dan kaku. Hal ini terjadi, sebab strukturnya tersusun dari jaringan tulang yang mengandung sel tulang (osteosit) dan matriks. Osteosit dibentuk oleh osteoblas (sel pembentuk tulang). Selain osteoblas, pada jaringan tulang terdapat osteoklas yaitu sel-sel tulang yang berukuran besar dan intinya banyak. Fungsi osteoklas adalah memindahkan matriks dari tulang lama, dan Gambar 3. Tulang Keras
  • 6. selanjutnya menyediakan ruang untuk tulang baru. Matriks yang menyusun tulang tersusun atas beberapa zat, seperti semen, kolagen dan mineral. Semen merupakan zat penyusun tulang yang mengandung karbohidrat. Sementara serabut kolagen merupakan zat yang menjadikan tulang tidak mudah rapuh. Adapun kerasnya tulang karena berisi mineral keras seperti kalsium fosfat (Ca(PO4)2) dan kalsium karbonat (CaCO3). Pada orang dewasa, kadar zat kapur lebih tinggi daripada anak- anak sehingga tulang orang dewasa lebih keras dibandingkan tulang anak-anak. Sebaliknya tulang anak-anak mengandung zat perekat lebih banyak daripada orang dewasa. Oleh karena itu jika terjadi patah tulang, anak-anak lebih cepat sembuh daripada orang dewasa Ditinjau dari sifat bahan penyusunnya terdapat 2 macam tulang keras yaitu: • Tulang kompak Tulang kompak merupakan tulang dengan matriks yang rapat dan padat, misalnya tulang pipa. Tulang kompak terdiri atas sistem-sistem Havers, yaitu sistem yang dibangun oleh saluran Havers yang berisi pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lamela-lamela dan lakuna-lakuna yang berisi osteosit. • Tulang spongiosa Tulang spongiosa merupakan tulang yang matriksnya berongga yang berisi sumsum merah yang memproduksi sel-sel darah sebagai organ kemopoitik. Tulang spongioasa biasanya ditemukan pada tulang-tulang pipih dan tulang-tulang pendek 2. Bentuk tulang Berdasarkan bentuknya, tulang dikelompokkan menjadi tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, tulang tak beraturan. a. Tulang panjang (Ossa longa) Tulang panjang atau tulang pipa, yaitu tulang yang memiliki ukuran panjang lebih besar dari pada lebarnya. Contoh tulang panjang antara lain: tulang paha,
  • 7. tulang betis, tulang kering, tulang lengan atas, tulang radius dan tulang ulna. Gambar 4. Tulang pipa Tulang pipa terdiri dari 3 bagian yaitu: 1) Diafisis, yaitu bagian tengah berbentuk seperti pipa, tersusun dari jaringan tulang kompak. Pada bagian tengahnya yang berongga disebut cavum medularis yang berisi sumsum merah saat bayi dan sumsum kuning saat dewasa. Dibagian laur diafisis dilapisi oleh membrane fibrisa putih yang disebut periosteum. 2) Epifisis, yaitu bagian kedua ujung tulang panjang yang berbentuk gembungan. Sebagian besar epifisis tersusun dari tulang spongiosa yang dikelilingi oleh tulang rawan hialin yang biasanya disebut tulang rawan persendian. 3) Cakra epifisis, bagian antara diafisis dan epifisis. b. Tulang pendek (Ossa brevia) Tulang pendek yaitu tulang yang memiliki panjang kurang lebih sama dengan lebarnya. Bagian luar tersusun dari tulang kompak dan pada bagian dalamnya tersusun dari tulang spongiosa. Contohnya: tulang-tulang pergelangan tangan (Metakarpal) dan tulang-tulang pergelangan kaki (metatarsal). c. Tulang pipih (Ossa plana)
  • 8. Tulang-tulang yang berbentuk labar pipih, biasanya bagian dalam tersusun dari tulang spongiosa dan dibagiam luar merupakan tulang kompak. Contohnya: tulang dahi, tulang dada, tulang rusuk, dan tulang belikat. Gambar 5. Tulang belikat merupakan contoh dari tulang pipih d. Tulang tidak beraturan Tulang yang memiliki bentuk tak tentu. Contohnya: tulang wajah dan ruas- ruas tulang belakang. Gambar 6. Ruas-ruas tulang belakang. B. Mekanisme Pembentukan Tulang (Osifikasi) Rangka terbentuk mengikuti suatu proses yang dinamakan Osifikasi. Osifikasi atau osteogenesis dimulai pada saat embrio berumur 6 minggu dan terus berlanjut sampai masa dewasa. Semua rangka tersebut masih dalam bentuk kartilago. Rangka ini berasal dari jaringan ikat embrional atau mesenkim. Setelah kartilago terbentuk, rongga yang ada di tengahnya akan segera berisi sel-sel pembentuk tulang atau osteoblast. Sel-sel ini juga menempati jaringan pengikat di sekeliling rongga. Sel-sel tulang terbentuk secara konsentris, artinya pembentukannya bermula dari arah dalam terus keluar Gambar 7.Proses Osifikasi
  • 9. mengelilingi pusat. Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari suatu pembuluh darah dan serabut saraf, membentuk satu sistem yang disebut sistem Havers. Di antara sel-sel tulang terdapat matriks yang tersusun atas senyawa protein. Pembuluh darah dari sistem Havers ini bercabang-cabang menuju ke matriks, mengangkut zat fosfor, dan pengerasan tulang ini dinamakan osifikasi atau penulangan. Bila matriks tulang berongga, maka akan membentuk tulang spons. Bila matriksnya padat dan rapat, maka akan terbentuk tulang kompak atau tulang keras. C. Persendian Hubungan antara tulang dan tulang disebut artikulasi (persendian). Persendian dapat diklasifikasikan berdasarkan: 1. Adanya gerak antar tulang Berdasarkan kemungkinan adanya gerak, maka persendian dibedakan menjadi: a. Sinartrosis Sinartrosis adalah persendian yang tidak memungkinkan adanya gerakan. Contoh sinartrosis adalah sutura yaitu persendian antara tulang-tulang tengkorak. Contoh sinartrosis yang lain adalah persendian antara diafisis dan epifisis dari tulang panjang b. Amfiartrosis Amfiartrosis adalah peresendian yang masih memungkinkan adanya sedikit gerakan antara dua tulang yang bersendi, dan permukaan persendiannya dibatasi oleh jaringan antara. Jaringan antara itu dapat berupa jaringan tulang rawan fibrosa atau jaringan tulang rawan hialin. Contoh amfiartrosis yang dibatasi oleh tulang rawan fibrosa adalah persambungan antara ruas-ruas tulang belakang. Contoh amfiartrosis yang dibatasi oleh tulang rawan hialin adalah persambungan antara tulang rusuk dengan tulang dada. Gambar 8. Contoh Sendi Mati Gambar 9. Contoh Sendi Kaku
  • 10. c. Diartrosis Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan adanya gerak bebas antara tulang-tulang yang bersendi. Dengan cirri-ciri struktural sebagai berikut: 1) Persendian diselubungi oleh kapsul dari jaringan ikat fibrosa, yang disebut kapsul fibrosa 2) Di sebelah dalam kapsul ini dibatasi oleh jaaringan ikat halus, yang disebut membrane synovial, yang berfungsi menghasilkan cairan pelumas untuk mengurangi gesekan antar tulang 3) Permukaan sendi dilapisi oleh tulang rawan hialin 4) Kapsul fibrosa kadang-kadang diperkuat oleh ligament Sebagian besar persendian rangka tubuh manusia adalah diartrosis. Persendian diartrosis dibedakan menjadi 6 macam: a) Sendi luncur/geser Permukaan sendi datar, hanya mungkin melakukan gerakan kiri kanan dan muka belakang. Persendian yang memungkinkan gerak pada dua bidang datar seperti ini disebut persendian dua sumbu (biaksial). Contoh: persendian antara tulang-tulang karpal, antara tulang-tulang tarsal, antara sternum. b) Sendi engsel Permukaan sendi tulang pertama cekung, permukaan sendi tulang ke dua cembung. Persdendian ini memungkinkan gerakan hanya pada satu bidang datar, termasuk persendian satu sumbu (monaksial), dan merupakan gerakan fleksi dan ekstensi seperti gerak membuka dan menutup pintu. Gerak fleksi adalah suatu gerakan yang mengacu pada gerak mengecilkan sudut,sedangkan gerak ekstensi mengacu pada gerak membesarkan sudut. Contoh sendi engsel adalah sendi siku dan sendi lutut. c) Sendi putar Gambar 10. Contoh Sendi Engsel
  • 11. Pada sendi putar, permukaan tulang pertama yang membulat, meruncing, atau berbentuk kerucut, bersendi dengan lekuk yang dangkal dari tulang lain. Memungkinkan gerak utama memutar, dan merupakan persendian monaksial. Contoh sendi putar adalah: persendian antara tulang atlas dan dasar tulang tengkorak yang menghasilkan gerak menggelengkan kepala, persendian antara ujung proksimal tulang radius dan ulna yang menghasilkan gerakan supinasi dan pronasi tapak tangan. d) Sendi pelana Pada sendi pelana, permukaan ujung tulang pertama berbentuk cekung masuk ke permukaan tulang kedua berbentuk cembung. Persendian ini memungkinkan gerak menyamping (kanan-kiri) dan gerak muka- belakang, sehingga persendian ini termasuk persendian biaksial. Contoh sendi pelana adalah persendian antara tulang trapesium dan metakarpal dari ibu jari. e) Sendi peluru Pada sendi peluru, permukaan sendi tulang pertama yang berbentuk seperti bola masuk ke permukaan cekung seperti mangkuk dari tulang ke dua, sehingga memungkinkan terjadinya gerak triaksial, yaitu gerak fleksi dan ekstensi, abduksi dan aduksi, serta gerak rotasi. Contoh sendi peluru adalah persendian antara tulang lengan atas dengan tulang belikat, dan persendian antara tulang paha dengan tulang pinggul. Gambar 11. Contoh Sendi Putar Gambar 12. Contoh Sendi Pelana Gambar 13. Contoh Sendi Peluru
  • 12. f) Sendi ellipsoidal Pada sendi, ellipsoidal, ujung tulang yang berbentuk oval masuk ke cekungan tulang lain yang berbentuk elips. Persendian ini memungkinkan gerak kiri-kanan dan muka belakang, sehingga termasuk persendian biaksial. Contoh sendi elipsoidal adalah persendian antara tulang radius dan tulang karpal yang memungkinkan gerak tapak tangan ke atas bawah dan ke kanan kiri. 2. Jaringan yang menghubungkan Berdasarkan jaringan yang menghubungkan, persendian dibedakan menjadi: a. Sindemosis Merupakan persendian dimana tulang yang bersendi dihubungkan oleh jaringan fibrosa padat. Misalnya pada persendian antara ujung distal tulang tibia dan fibula, juga pada sutura anak yang masih dalam pertumbuhan b. Sinkondrosis Sinkdrosis merupakan persendian dimana tulang yang bersendi dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Contoh: persendian antara ruas-ruas tulang belakang yang dihubungkan oleh cawan pipih dari tulang rawan fibrosa, dan persendian antar tulang rusuk dengan tulang dada yang dihubungkan dengan tulang rawan hialin. c. Sinostosis Merupakan persendian dimana antara tulang yang bersendi dihubungkan oleh jaringan tulang. Contoh: sutura pada orang dewasa, persendian antara epifisis dan diafisis tulang panjang pada orang dewasa
  • 13. D. Otot sebagai Alat Gerak Aktif Otot merupakan alat gerak aktif. Otot dapat bergerak karena adanya sel otot. Otot sebagai alat gerak aktif memiliki tiga kemampuan, yaitu kontraksibilitas, ekstenbilitas, dan elastisitas. Kontrakbilitas adalah kemampuan memendek hingga memiliki ukuran yang lebih pendek dari ukuran awal. Ini terjadi pada saat otot sedang kontraksi. Kemampuan ekstenbilitas adalah kemampuan memanjangkan diri melebihi ukuran panjang awal. Sedangkan, elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.Otot berkontraksi karena suatu rangsang, yaitu: a. rangsang mekanis: pijat, tarik, dan tekanan b. rangsang suhu: dingin dan panas c. rangsang kimia: asam, basa, dan garam d. rangsang listrik: arus listrik. Kontraksi sel-sel otot ini dikontrol oleh sel-sel saraf. Otot dapat menggerakkan tulang, kulit, rambut, gerak peristaltik saluran dalam jantung, pembuluh darah, dan sebagainya. 1. Macam- macam otot Otot ada tiga macam, yaitu otot rangka/otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Berikut ini ketiga macam otot tersebut akan dijelaskan satu per satu. a) Otot Rangka/Otot Lurik/Otot Serat Lintang Disebut otot rangka karena melekat pada rangka. Disebut otot lurik karena tampak garis-garis melintang/lurik. Satu sel otot disebut serabut otot. Serabut otot terdiri dari sejumlah miofibril. Di dalam miofibril tersusun secara teratur filamen kontraktil, yaitu aktin dan miosin. Kontraksi otot rangka cepat, kuat, dan disadari. Setiap serabut otot dibungkus oleh endomisium, kumpulan berkas-berkas serabut dibungkus oleh fasia propia/perimisium, sedangkan otot (daging) dibungkus oleh selaput fasia super fisalis/epimisium. Endomisium, perimisium, dan epimisium bergabung membentuk urat (tendon) yang melekatkan otot pada tulang (Gambar)
  • 14. Gambar 14. Makroskopis dan mikroskopis otot rangka Bagian gabungan otot, yaitu tendon, adalah ujung otot lurik yang mengecil dan keras berwarna putih kekuningan serta melekat pada tulang. Ventrikel (empal) adalah bagian tengah gabungan otot yang mempunyai daya kontraksi. Setiap kumpulan otot mempunyai dua tendon atau lebih. Tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersi, sedangkan tendon yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo. Otot yang sering dilatih, akan membesar, disebut hipertrofi, dan yang mengisut disebut atrofi. b) Otot Polos/Otot Visceral Disebut otot polos karena tidak mempunyai garis-garis melintang, inti hanya satu. Kerja otot polos lambat beraturan dan tidak cepat lelah serta tidak disadari. Otot polos sering disebut otot alat dalam (visceral) karena semuanya terdapat di dalam tubuh, seperti dinding saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan pembuluh darah, kecuali diafragma tersusun dari otot lurik. Sel otot polos berbentuk seperti gelendong dengan satu inti terletak di tengah sel, memiliki penampang antara 2-10 nm, sedangkan panjangnya 50-200 nm. Struktur internal otot polos nampak kurang terorganisasi secara teratur di- bandingkan dengan otot rangka dan otot jantung. Susunan filamen tebal dan tipis
  • 15. dalam otot polos Nampak hampir acak dan tersebar homogeny, organisasi sarkomerik dan pita Z-nya tidak ada. Gambar 15. Otot polos pada saluran pencernakan c). Otot Jantung Pada otot jantung dinamakan juga miokardium. Sesuai namanya, otot ini hanya terdapat jantung, tepatnyadinding jantung. Sel-sel otot jantung memiliki satu inti sel dan mirip otot rangka. Satu sel otot jantung membentuk anyaman yang disebut sinsitium. Pada setiap percabangan terdapat jaringan ikat yang disebut diskus interkalaris.Gerak otot jantung tidak menurut kehendak kita atau tidak kita sadari, namun dikendalikan oleh saraf otonom, sehingga disebut gerak tak sadar. Gambar 16. Otot jantung pada dinding jantung
  • 16. 2. Sifat Gerak Otot Gerak pada bagian tubuh terjadi karena kontraksi satu macam otot atau lebih. Otot-otot yang bekerja bersama untuk suatu gerakan disebut sinergis. Apabila gerak yang ditimbulkan berlawanan, gerak itu disebut antagonis. Contoh gerak antagonis adalah sebagai berikut. 1) Ekstensor (meluruskan) dan Fleksor (membengkok), seperti gerak tangan melipat ke atas. 2) Abduktor (menjauh) dan Adduktor (mendekati) seperti gerak tangan sejajar bahu. 3) Supinator (menengadah) dan Pronator (menelungkup) seperti gerak pada telapak tangan. 4) Depresor (ke bawah) dan Elevator (ke atas) seperti menaikkan dan menurunkan dagu. 5) Protraksi (gerakan mendorong mandibula ke luar) dan Rektraksi (gerakan mendorong mandibula ke dalam), seperti gerakan mandibula (rahang). Contoh gerak sinergis adalah sebagai berikut. 1) Pronator teres dan Pronator kuadratus. Rotasi (gerakan berputar), seperti gerak pada tulang atlas sewaktu memutarkan kepala. 2) Sirkumduksi, gerakan ujung distal satu tulang membentuk satu lingkaran, sedangkan ujung proksimalnya tetap, seperti gerakan memutar satu lingkaran mengitari sendi bahu. Gambar 17. Macam-macam gerak sinergis
  • 17. 3. Mekanisme Kontraksi Otot Mekanisme kontraksi otot berlangsung dengan urutan sebagai berikut. a) Pusat motorik di otak mengirimkan impuls/rangsang menuju otot melalui saraf motorik (saraf kranial dan saraf spinal). b) Sesampainya di ujung akson saraf motorik, rangsang dilanjutkan oleh neurohumor (hormon saraf) berupa asetilkolin atau epinefrin (adrenalin) menuju ke otot (reseptor pada otot) yang mempunyai aktin. c) Setelah rangsang sampai di reseptor, energi dilepaskan, maka aktin akan bergeser, zona H mengecil bahkan menghilang dan sarkomer memendek. Garis saling mendekat dan otot berkontraksi (berkerut). Jarak antara garis Z satu dan garis Z yang lainnya disebut sarkomer. d) Setelah kontraksi, ujung saraf motorik mengeluarkan suatu zat yang dapat menetralisasi/menghambat kerja neurohumor yang dihasilkan sebelumnya, serta kolinesterasi untuk menghambat asetil kolin dan Mono Amina Oksida (MAO) serta menghambat epinefrin/adrenalin, sehingga aktin (miofilamen tipis) dan miosin (miofilamen tebal) merenggang, zona H terbuka, garis Z satu dan garis Z yang lainnya saling menjauh, otot kembali relaksasi. Diagram kontraksi otot dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Diagram Kontraksi Otot
  • 18. E. Kelainan sistem gerak pada manusia 1. Gangguan pada Rangka Kelainan pada sistem rangka dapat terjadi karena adanya gangguan secara fisik, gangguan secara fisiologis, dan gangguan kedudukan tulang belakang. a. Gangguan tulang Fraktura, yaitu tulang retak atau patah. Macamnya: 1) Fraktura sederhana: jika tulang yang retak tidak sampai melukai organ lain di sekitarnya, misalnya organ otot. 2) Fraktura kompleks atau fraktura majemuk: jika tulang yang patah menyebabkan otot dan kulit terluka, bahkan ujung yang patah bisa mencuat keluar. 3) Fraktura greenstick: jika retak atau patah tulang tidak sampai memisahkan tulang menjadi dua bagian. 4) Fraktura comminuted atau remuk: jika tulang retak menjadi beberapa bagian tetapi masih tetap tertahan di dalam otot. b. Persendian 1) Dislokasi: gangguan pergeseran sendi dari kedudukan semula karena tulang ligamennya tertarik atau sobek. 2) Terkilir atau keseleo: tertariknya ligamen sendi yang disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba atau tidak bisa dilakukan, menimbulkan rasa sakit. 3) Ankilosis: persendian tidak dapat digerakkan lagi karena tulangnya menyatu. 4) Artritis atau infeksi sendi: gangguan sendi yang ditandai terjadinya peradangan sendi yang disertai timbulnya rasa sakit dan kadang-kadang tulang sendi mengalami perubahan. Macam Artritis: a) Artritis eksudatif: radang getah dalam sendi. b) Artritis sika: kekurangan cairan sinovial. c) Gout artritis: gangguan gerak karena kegagalan metabolisme asam urat. Asam urat yang berlebihan akan diangkut oleh darah dan disimpan di dalam
  • 19. sendi kecil, seperti sendi ruas jari-jari. Tanda sendi yang mengalami kelebihan asam urat adalah membesarkan sendi. d) Rheumatik: penyakit kronis pada sendi sehingga sendi membengkak. e) Osteoartritis: kemunduran sendi karena kartilago menipis dan degenerasi sehingga merangsang pembentukan tulang pada sendi. c. Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang 1) Skoliosis: tulang belakang bengkok ke samping. 2) Kifosis: tulang belakang bengkok ke belakang. 3) Lordosis: tulang belakang bengkok ke depan. Hal tersebut akibat kebiasaan sikap tubuh yang salah. Di samping ketiga jenis gangguan tersebut ada satu lagi gangguan yang disebut subluksasi, yaitu gangguan ruas tulang leher yang disebabkan oleh kecelakaan ataupun gerakan tiba-tiba yang melebihi batas, akibatnya posisi kepala mengalami perubahan ke arah lain atau ke arah kanan. a b c Gambar 15. Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang: (a) skoliosis, (b) lordosis, (c) kifosis. 2. Gangguan pada Otot 1. Atrofi
  • 20. Atrofi yaitu keadaan di mana otot mengecil sehingga menghilangkan kemampuannya untuk berkontraksi. Atrofi dapat terjadi karena penyakit poliomielitis dan keadaan tertentu misalnya sakit, sehingga seseorang harus istirahat di tempat tidur dalam jangka waktu lama. Poliomielitis adalah penyakit karena virus yang merusakkan saraf yang mengkoordinasi otot ke anggota gerak bawah. b. Hipertrofi Hipertrofi yaitu keadaan otot menjadi lebih besar dan kuat karena sering dilatih secara berlebih. c. Kejang otot Yaitu gangguan otot yang terjadi karena melakukan aktivitas terus menerus yang pada suatu ketika tak mampu lagi melakukan kontraksi alias kejang, karena telah kehabisan energi atau sering dikenal dengan kram. d. Kaku leher atau stiff Yaitu keadaan leher terasa kaku dan sakit jika digerakkan. e. Tetanus Yaitu kejang otot yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh baksil tetanus. f. Miastema gravis Yaitu keadaan di mana otot berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan. Yaitu penyakit otot kronis sejak anak-anak. h. Hernia abdominalis Yaitu sobeknya otot dinding perut yang lemah, yang mengakibatkan usus melorot ke bawah masuk ke rongga perut.