1. STRATEGI TRANSFORMASI KONFLIK DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN Oleh : Ir. Suporahardjo M.Si Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN) Workshop Membangun Pemahaman Sistem Tata Kelola HTI dan Model Resolusi Konflik CAPPA, Jambi 26 Agustus 2008
12. Konflik Struktural Memperjelas batasan dan peran perubah - an; menggantikan pola-pola perilaku destruktif; mengalokasikan kembali kepe - milikan / kontrol terhadap sumber daya; me - netapkan proses pembuatan keputusan yg dapat diterima secara adil dan saling me - nguntungkan; merubah proses negosiasi dari tawar-menawar ber - dasarkan posisi pada berdasarkan kepentingan; memodi - fikasi cara-cara mempengaruhi yg diguna - kan oleh para pihak (mengurangi kekeras - an/pemaksaan, lebih persuasif); merubah hubungan fisik dan lingkungan para pihak (ketertutupan dan jarak); memodifikasi tekanan-tekanan eksternal para pihak; merubah kendala-kendala waktu Pola pe r ilaku atau interaksi yang destruktif; kontrol, kepemilikan atau distribusi atas sumberdaya yang timpang; kekuasaan dan kewenanganyang tidak setara; faktor-faktor geografi, fisik atau lingkunan yang menghalangi kerjasama; kendala waktu Kemungkinan intervensi Sumber penyebab
20. Keputusan ekstralegal secara paksa Keputusan yudisial Keputusan legislatif Keputusan secara tertutup diambil oleh pihak yang berkonflik Keputusan diambil oleh pihak ketiga Keputusan secara hukum dan diambil oleh pihak ketiga Menghindari konflik Memecahkan masalah dan diskusi informal Negosiasi Mediasi Keputusan administratif Arbitrase Aksi tanpa kekerasan Aksi kekerasan Penggunaan paksaan dan kemungkinan hasil menang-kalah semakin meningkat
21.
22. Mediasi Mediasi adalah proses negosiasi yang dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga. Pihak ketiga yang biasa disebut mediator ini mempunyai kewenangan yang terbatas atau tidak punya kewenangan dalam membuat keputusan ketika melakukan inte r vensi dalam proses negosiasi tersebut.
23. Arbitrasi Suatu proses dengan pihak ketiga netral atau panel, disebut arbitor atau panel arbitrasi, dengan mempertimbangkan fakta dan argumen yang dipresentasikan oleh para pihak yang berkonflik, pihak ketiga ini selanjutnya memberikan suatu keputusan yang bersifat mengikat atau tidak bagi para pihak yang berkonflik.
24. Konsiliasi Konsiliasi melibatkan peran terbatas pihak ketiga dengan mana secara sederhana pihak ketiga berusaha mendorong terjadinya negosiasi antara para pihak yang bersengketa. Dorongan ini dapat melibatkan pelayanan konsiliator sebagai perantara dalam komunikasi antara para pihak, memberikan tempat untuk bernegoasiasi dll. Konsiliasi secara sejati jarang terjadi—artinya tanpa ikut campur pihak lain, karena konsiliator sering diminta nasehatnya tentang penyelesaian sengketa atau mengusahakan sasaran secara spontan. Karena bantuan aktif konsiliator dalam proses komunikasi dan mengusahakan rekomendasi penyelesaian, sering terjadi konsiliator menjadi mediator. Oleh karena itu karena gradasi antara konsiliator dan mediator ini sangat dekat, banyak ahli memperlakukan konsiliasi dan mediasi sebagai taktik yang dapat dipertukarkan.
25. Pencarian Fakta Fact-finding adalah suatu proses independen di mana pihak ketiga netral, atau fact-finder (pencari fakta), menginvestigasi suatu sengketa dan isu-isu sebagai bahan untuk membuat laporan yang membuktikan berbagai fakta yang relevan . Para pihak yang bersengketa mungkin menyepakati sebelum atau sesudah proses pencarian fakta selesai bahwa kesimpulan dari laporannya dapat digunakan sebagai dasar untuk penyelesaian atau mungkin untuk bergerak ke proses selanjutnya.
26. Respon Terhadap Berbagai Konflik: melalui liku-liku istilah MENINGKATNYA BERBAGAI KEKERASAN Sumber: Fisher, dkk. 2001: 7. M E N I N G K A T N Y A R U A N G L I N G K U P Transformasi Konflik Resolusi Konflik Pengelolaan Konflik Penyelesaian Konflik Pencegahan Konflik Konflik Terbuka Konflik di Permukaan Konflik Laten