SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 23
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Posisi Desa Dalam
 Otonomi Daerah

     Sutoro Eko
  IRE Yogyakarta &
   STPMD “APMD”
Prinsip Dasar Otoda
• Otonomi daerah berpijak pada asas desentralisasi,
  dokonsentrasi dan tugas pembantuan.
• Otonomi daerah seluas-luasnya, tetapi tetap dalam
  bingkai NKRI
• Tujuan akhir otonomi daerah adalah mencapai
  kesejahteraan rakyat, antara lain melalui program-
  program pembangunan dan pelayanan publik.
• Otonomi daerah adalah kemandirian, tetapi kemandirian
  bukanlah kesendirian.
• Pemerintahan desa disandarkan pada prinsip
  keragaman, demokrasi, akuntabilitas, partisipasi dan
  pemberdayaan masyarakat.
Isu-isu Utama Dalam
         Pemerintahan Desa

• Kedudukan dan kewenangan desa.
• Perencanaan pembangunan desa
• Keuangan desa
• Demokrasi desa, khususnya akuntabilitas
  kepala desa serta posisi dan peran
  Badan Permusyawaratan Desa.
• Birokrasi desa (Sekdes, sistem
  kepegawaian, penggajian, kesejahteraan,
  dll).
Kedudukan Desa
• Kejelasan kedudukan desa akan
  menentukan kewenangan, perencanaan
  desa, struktur & sistem pemerintahan
  desa serta keuangan desa.
• Ada tiga pilihan kedudukan desa: desa
  adat, desa otonom dan desa administratif
• Kalau untuk kejelasan dan
  memberdayakan desa, pilihan utamanya
  hanya dua: desa adat atau desa otonom.
Desa Adat
• Merupakan embrio (cikal-bakal) desa di Nusantara.
• Berbasis pada suku (genealogis) dan mempunyai batas-
  batas wilayah.
• Punya otonomi asli, struktur/sistem pemerintahan asli
  menurut hukum adat, dan menghidupi sendiri secara
  komunal.
• Sering disebut sebagai self governing community.
• Negara tidak mengurus desa adat, kecuali memberikan
  pelayanan publik pada warga.
• Desa adat tidak membantu negara menjalankan urusan-
  urusan administratif.
• Mempunyai otonomi secara sendirian, tidak ada
  pembagian kekuasaan dari negara. Negara hanya
  mengakui kedudukan, kewenangan asli dan kekayaan
  desa adat.
Desa Otonom
• Sering disebut sebagai local self government, seperti
  daerah.
• Sudah semakin modern, pengaruh adat semakin
  berkurang.
• Bukan bagian dari kabupaten, tetapi bagian dari NKRI.
• Intervensi negara minimal, tetapi negara melakukan
  desentralisasi, supervisi dan fasilitasi.
• Negara melakukan desentralisasi politik, pembangunan,
  administrasi dan keuangan kepada desa.
• Desa mempunyai otonomi dan kewenangan dalam hal
  perencanaan, pelayanan publik, keuangan (APBDes),
  dll.
• Mempunyai sistem demokrasi lokal.
Desa Administratif
• Mempunyai batas-batas wilayah yang jelas.
• Berada dalam subsistem (bagian) dari pemerintah
  kabupaten/kota.
• Sering disebut sebagai the local state government.
• Otonominya sangat terbatas dan tidak jelas.
• Sebagai kepanjangan tangan negara, menjalankan
  tugas pembantuan negara, terutama pelayanan
  administratif.
• Tidak ada desentralisasi yang memadai, sehingga desa
  ini tidak punya perencanaan dan sistem keuangan yang
  otonom.
• Bukan pilihan yang tepat untuk mengembangkan masa
  depan desa.
Kelurahan
• Merupakan bentuk yang jelas dan esktrem dari desa
  administratif.
• Tidak mempunyai otonomi dan demokrasi.
• Sebagai kepanjangan tangan negara, yakni menjadi
  salah satu bentuk SKPD.
• Administrasi dan birokrasinya modern.
• Hanya menjalankan tugas administratif.
• Tidak membikin repot pemda, sehingga banyak pemda
  yang ingin mengubah desa menjadi kelurahan.
• Bukan pilihan yang tepat untuk mengembangkan masa
  depan desa.
Kedudukan Desa
• Pergantian UU tidak mengarah pada perubahan kedudukan
  desa yang lebih jelas, makalah cenderung bongkar pasang
  yang menimbulkan masalah-masalah baru.
• Lihat Pasal 2 ayat 1 UU No. 32/2004: Desa bukan bagian dari
  NKRI, melainkan sebagai subsistem pemerintah kabupaten.
• Kedudukan desa tidak jelas, apakah sebagai desa otonom
  atau desa adat.
• Otonomi asli memperoleh ruang untuk bangkit kembali, tetapi
  tidak ada revitalisasi kewenangan asli.
• Terjadi “otonomi dalam otonomi”.
• Eksperimentasi otonomi desa di berbagai daerah masih
  bersifat parsial, karena terkendala aturan (UU).
• Desa transisi antara desa administratif dan desa otonom.
• Umumnya desa-desa sebagai desa administratif, hanya
  kemampuan dan kemajuan lokal yang membedakan.
Kewenangan Desa
• Generik: Urusan pemerintahan yang sudah ada
  berdasarkan hak asal usul desa.
• Devolutif: kewenangan yang melekat pada desa
  (menyusun Perdes, menyelenggarakan pilkades,
  membentuk Bamusdes, lembaga-lembaga desa,
  BUMDES, dll).
• Distributif: urusan pemerintahan yang menjadi
  kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan
  pengaturannya kepada desa (misal: pembuatan KTP,
  pendataan, IMB di jalan desa, mengelola pasar desa,
  dll).
• Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah
  Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
  (pemungutan PBB, pemilihan umum, dll).
Perencanaan Desa
• Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
  desa disusun perencanaan pembangungan desa
  sebagai satu kesatuan dalam sistem
  perencanaan pembangunan daerah
  kabupaten/Kota.
• Perencanaan pembangunan desa disusun secara
  partisipatif oleh pemerintahan desa sesuai
  dengan kewenangannya.
• Dalam menyusun perencanaan pembangunan
  desa wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan
  desa.
Perencanaan
• Melalui mekanisme Musrenbang bertingkat dari
  bawah (bottom up).
• Banyak mengandung kelemahan: jangkauan
  warga desa terbatas pada isu-isu lokal (desa)
  bukan pada isu sektoral, formalisasi
  perencanaan, tidak naik, warga cenderung
  frustasi karena tidak jelas.
• Kedepan sebaiknya desa mempunyai sistem
  perencanaan sendiri, yang lepas dari sistem
  perencanaan daerah (kabupaten/kota).
• Sistem perencanaan desa berbasis pada
  kewenangan desa.
Keuangan Desa
• Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa
  yang menjadi kewenangan desa didanai dari
  anggaran pendapatan dan belanja desa,
  bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah
  daerah (Desentralisasi).
• Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah
  yang diselenggarakan oleh pemerintah desa
  didanai dari anggaran pendapatan dan belanja
  daerah (Pembantuan)
• Penyelenggaraan urusan pemerintah yang
  diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai
  dari anggaran pendapatan dan belanja negara
  (Pembantuan)
Sumber Pendapatan Desa
• Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil
  kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil
  gotong royong, dan lain-lain
• Bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit
  10% untuk desa dan dari retribusi Kabupaten/Kota
  sebagian diperuntukkan bagi desa;
• Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan
  daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa
  paling sedikit 10% setelah dikurangi gaji pegawai, yang
  pembagiannya untuk setiap Desa secara proporsional
  yang merupakan alokasi dana desa (ADD);
• Bantuan keuangan dari Pemerintah, Provinsi, dan
  Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan
  pemerintahan;
• Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak
  mengikat.
Pemerintah Desa
•   Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan
    Perangkat Desa.
•   Perangkat Desa terdiri atas: Sekretaris Desa
    dan perangkat lain (sekretariat desa;
    pelaksana teknis lapangan; unsur kewilayahan)
•   Jumlah Perangkat Desa disesuaikan dengan
    kebutuhan dan kondisi sosial budaya
    masyarakat setempat.
•   Susunan organisasi dan tata kerja
    pemerintahan desa ditetapkan dengan
    peraturan desa.
Kepala Desa
• Kepala Desa mempunyai kewajiban memberikan
  laporan penyelenggaraan pemerintahan desa
  kepada Bupati/Walikota, memberikan laporan
  keterangan pertanggungjawaban kepada
  Bamusdes, serta menginformasikan laporan
  penyelenggaraan pemerintahan desa kepada
  masyarakat.
• Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa
  disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui
  Camat 1 (satu) kali dalam satu tahun.
• Laporan keterangan pertanggungjawaban kepada
  Bamusdes disampaikan 1 (satu) kali dalam satu
  tahun dalam musyawarah Bamusdes.
Kepala Desa
• Menginformasikan laporan penyelenggaraan
  pemerintahan desa kepada masyarakat dapat
  berupa selebaran yang ditempelkan pada papan
  pengumuman atau diinformasikan secara lisan
  dalam berbagai pertemuan masyarakat desa,
  radio komunitas atau media lainnya.
• Laporan digunakan oleh Bupati/Walikota sebagai
  dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan
  pemerintahan desa dan sebagai bahan
  pembinaan.
• Laporan akhir masa jabatan Kepala Desa
  disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui
  Camat dan kepada Bamusdes.
Sekretaris Desa
• Sekretaris Desa diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi
  persyaratan, yaitu:
   – berpendidikan paling rendah lulusan SMU atau sederajat;
   – mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintahan;
   – mempunyai kemampuan di bidang administrasi perkantoran;
   – mempunyai pengalaman di bidang administrasi keuangan
     dan di bidang perencanaan;
   – memahami sosial budaya masyarakat setempat; dan
   – bersedia tinggal di desa yang bersangkutan.
• Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah
  Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota.
Masalah-masalah yang muncul
• Menimbulkan kesulitan penataan
  kepegawaian dan beban anggaran negara.
• Birokratisasi desa
• Loyalitas ganda sekdes: kepada kades dan
  pembina PNS.
• Kecemburuan sosial di desa.
Kedudukan Keuangan
• Kepala Desa dan Perangkat Desa diberikan
  penghasilan tetap setiap bulan dan/atau
  tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan
  keuangan desa.
• Penghasilan tetap dan/atau tunjangan lainnya
  yang diterima Kepala Desa dan Perangkat Desa
  ditetapkan setiap tahun dalam APBDesa.
• Penghasilan tetap paling sedikit sama dengan
  Upah Minimum Regional Kabupaten/Kota.
Bamusdes dan
                 Demokrasi Desa
• Bamusdes berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
  pemerintahan desa.
• Anggota Bamusdes adalah wakil dari penduduk desa
  bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang
  ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.
• Anggota Bamusdes terdiri dari Ketua Rukun Warga,
  pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan
  tokoh atau pemuka masyarakat lainnya.
• Masa jabatan anggota Bamusdes adalah 6 tahun dan dapat
  diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan
  berikutnya.
• Jumlah anggota Bamusdes ditetapkan dengan jumlah ganjil,
  paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 11 (sebelas)
  orang, dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah
  penduduk, dan kemampuan keuangan desa.
• Bamusdes berfungsi menetapkan peraturan desa
  bersama Kepala Desa, menampung dan
  menyalurkan aspirasi masyarakat.
• Bamusdes mempunyai wewenang:
   – membahas rancangan peraturan desa bersama
     kepala desa;
   – melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
     peraturan desa dan peraturan kepala desa;
   – mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian
     kepala desa;
   – membentuk panitia pemilihan kepala desa;
   – menggali,menampung, menghimpun,
     merumuskan dan menyalurkan aspirasi
     masyarakat; dan
   – menyusun tata tertib Bamusdes.
Catatan tentang Bamusdes
• Proses pembentukan Bamusdes tidak melibatkan
  partisipasi warga langsung.
• Keanggotaan berbasis tokoh masyarakat, tidak
  mencerminkan perwakilan masyarakat desa.
• Kekuatan legitimasi Bamusdes lemah, tetapi
  bertugas membuat Peraturan Desa
• Fungsi kontrol yang pernah dimilii oleh BPD
  tidak ada pada Bamusdes.
• Bamusdes jadi alat pembenaran pemerintah
  desa.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sistem pemerintahan desa revisi
Sistem pemerintahan desa revisiSistem pemerintahan desa revisi
Sistem pemerintahan desa revisi
ari saridjo
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Yudhi Aldriand
 
Mengatasi kongkalikong bpd dan kepala desa
Mengatasi kongkalikong bpd dan kepala desaMengatasi kongkalikong bpd dan kepala desa
Mengatasi kongkalikong bpd dan kepala desa
Darul Azis
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Operator Warnet Vast Raha
 

Was ist angesagt? (16)

Sosialisasi uu desa membangun desa berbasis aset
Sosialisasi uu desa membangun desa berbasis asetSosialisasi uu desa membangun desa berbasis aset
Sosialisasi uu desa membangun desa berbasis aset
 
Makalah pemerintah desa
Makalah pemerintah desaMakalah pemerintah desa
Makalah pemerintah desa
 
Visi kabupaten muna
Visi kabupaten munaVisi kabupaten muna
Visi kabupaten muna
 
Bahan ajar pkn 4
Bahan ajar pkn 4Bahan ajar pkn 4
Bahan ajar pkn 4
 
Makalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desaMakalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desa
 
Organisasi Dan Perangkat Daerah
Organisasi Dan Perangkat DaerahOrganisasi Dan Perangkat Daerah
Organisasi Dan Perangkat Daerah
 
Ppt desa uu desa layu sebelum berkembang
Ppt   desa uu desa layu sebelum berkembangPpt   desa uu desa layu sebelum berkembang
Ppt desa uu desa layu sebelum berkembang
 
Sistem pemerintahan desa revisi
Sistem pemerintahan desa revisiSistem pemerintahan desa revisi
Sistem pemerintahan desa revisi
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
 
Pemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU Desa
Pemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU DesaPemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU Desa
Pemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU Desa
 
Mengatasi kongkalikong bpd dan kepala desa
Mengatasi kongkalikong bpd dan kepala desaMengatasi kongkalikong bpd dan kepala desa
Mengatasi kongkalikong bpd dan kepala desa
 
Menata desa, menyembuhkan indonesia r. yando zakaria
Menata desa, menyembuhkan indonesia   r. yando zakariaMenata desa, menyembuhkan indonesia   r. yando zakaria
Menata desa, menyembuhkan indonesia r. yando zakaria
 
Saling Silang UU dan PP Tentang DESA
Saling Silang UU dan PP Tentang DESASaling Silang UU dan PP Tentang DESA
Saling Silang UU dan PP Tentang DESA
 
Peran dan fungsi badan perwakilan desa
Peran dan fungsi badan perwakilan desaPeran dan fungsi badan perwakilan desa
Peran dan fungsi badan perwakilan desa
 
Makalah wewenang pemerintah daerah
Makalah wewenang pemerintah daerahMakalah wewenang pemerintah daerah
Makalah wewenang pemerintah daerah
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
 

Ähnlich wie 1181189647 pemerintahan desa_fns_-_wonosobo

Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
agus raharjo
 
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by SukimanRangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
Sukiman Sukiman
 
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.pptDPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
karyainindah
 

Ähnlich wie 1181189647 pemerintahan desa_fns_-_wonosobo (20)

Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPDTupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
 
Makalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desaMakalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desa
 
[4] rpp pkn
[4] rpp pkn[4] rpp pkn
[4] rpp pkn
 
Contoh rpp kelas 4
Contoh rpp kelas 4Contoh rpp kelas 4
Contoh rpp kelas 4
 
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
Sosialisasiuudesa membangundesaberbasisaset-140703222403-phpapp01(1)
 
bimtek rt.pptx
bimtek rt.pptxbimtek rt.pptx
bimtek rt.pptx
 
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by SukimanRangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
 
Isu isu strategis dalam uu desa - budiman sudjatmiko
Isu isu strategis dalam uu desa - budiman sudjatmikoIsu isu strategis dalam uu desa - budiman sudjatmiko
Isu isu strategis dalam uu desa - budiman sudjatmiko
 
PEMBINAAN APARATUR PEMDE 2018.ppt
PEMBINAAN APARATUR PEMDE 2018.pptPEMBINAAN APARATUR PEMDE 2018.ppt
PEMBINAAN APARATUR PEMDE 2018.ppt
 
PPT Kelompok 4 (TUPOKSI KEPALA DESA) Selesai.pptx
PPT Kelompok 4 (TUPOKSI KEPALA DESA) Selesai.pptxPPT Kelompok 4 (TUPOKSI KEPALA DESA) Selesai.pptx
PPT Kelompok 4 (TUPOKSI KEPALA DESA) Selesai.pptx
 
Isu isu-strategis-dalam-uu-desa-budiman-sudjatmiko
Isu isu-strategis-dalam-uu-desa-budiman-sudjatmikoIsu isu-strategis-dalam-uu-desa-budiman-sudjatmiko
Isu isu-strategis-dalam-uu-desa-budiman-sudjatmiko
 
Isu strategis uu desa
Isu strategis uu desaIsu strategis uu desa
Isu strategis uu desa
 
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptxPPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
 
PEMBINAAN_APARATUR_PEMDE_2018[1] (1).ppt
PEMBINAAN_APARATUR_PEMDE_2018[1] (1).pptPEMBINAAN_APARATUR_PEMDE_2018[1] (1).ppt
PEMBINAAN_APARATUR_PEMDE_2018[1] (1).ppt
 
SKRIPSI.pptx
SKRIPSI.pptxSKRIPSI.pptx
SKRIPSI.pptx
 
pola-keruangan-desa.ppt
pola-keruangan-desa.pptpola-keruangan-desa.ppt
pola-keruangan-desa.ppt
 
Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
Pengelolaan Keuangan Desa.pptxPengelolaan Keuangan Desa.pptx
Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
 
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.pptDPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
DPR ,, SOSIALISASI UU NO.ppt
 
Sosialisasi UU Desa.ppt
Sosialisasi UU Desa.pptSosialisasi UU Desa.ppt
Sosialisasi UU Desa.ppt
 
Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial DasarIlmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar
 

1181189647 pemerintahan desa_fns_-_wonosobo

  • 1. Posisi Desa Dalam Otonomi Daerah Sutoro Eko IRE Yogyakarta & STPMD “APMD”
  • 2. Prinsip Dasar Otoda • Otonomi daerah berpijak pada asas desentralisasi, dokonsentrasi dan tugas pembantuan. • Otonomi daerah seluas-luasnya, tetapi tetap dalam bingkai NKRI • Tujuan akhir otonomi daerah adalah mencapai kesejahteraan rakyat, antara lain melalui program- program pembangunan dan pelayanan publik. • Otonomi daerah adalah kemandirian, tetapi kemandirian bukanlah kesendirian. • Pemerintahan desa disandarkan pada prinsip keragaman, demokrasi, akuntabilitas, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
  • 3. Isu-isu Utama Dalam Pemerintahan Desa • Kedudukan dan kewenangan desa. • Perencanaan pembangunan desa • Keuangan desa • Demokrasi desa, khususnya akuntabilitas kepala desa serta posisi dan peran Badan Permusyawaratan Desa. • Birokrasi desa (Sekdes, sistem kepegawaian, penggajian, kesejahteraan, dll).
  • 4. Kedudukan Desa • Kejelasan kedudukan desa akan menentukan kewenangan, perencanaan desa, struktur & sistem pemerintahan desa serta keuangan desa. • Ada tiga pilihan kedudukan desa: desa adat, desa otonom dan desa administratif • Kalau untuk kejelasan dan memberdayakan desa, pilihan utamanya hanya dua: desa adat atau desa otonom.
  • 5. Desa Adat • Merupakan embrio (cikal-bakal) desa di Nusantara. • Berbasis pada suku (genealogis) dan mempunyai batas- batas wilayah. • Punya otonomi asli, struktur/sistem pemerintahan asli menurut hukum adat, dan menghidupi sendiri secara komunal. • Sering disebut sebagai self governing community. • Negara tidak mengurus desa adat, kecuali memberikan pelayanan publik pada warga. • Desa adat tidak membantu negara menjalankan urusan- urusan administratif. • Mempunyai otonomi secara sendirian, tidak ada pembagian kekuasaan dari negara. Negara hanya mengakui kedudukan, kewenangan asli dan kekayaan desa adat.
  • 6. Desa Otonom • Sering disebut sebagai local self government, seperti daerah. • Sudah semakin modern, pengaruh adat semakin berkurang. • Bukan bagian dari kabupaten, tetapi bagian dari NKRI. • Intervensi negara minimal, tetapi negara melakukan desentralisasi, supervisi dan fasilitasi. • Negara melakukan desentralisasi politik, pembangunan, administrasi dan keuangan kepada desa. • Desa mempunyai otonomi dan kewenangan dalam hal perencanaan, pelayanan publik, keuangan (APBDes), dll. • Mempunyai sistem demokrasi lokal.
  • 7. Desa Administratif • Mempunyai batas-batas wilayah yang jelas. • Berada dalam subsistem (bagian) dari pemerintah kabupaten/kota. • Sering disebut sebagai the local state government. • Otonominya sangat terbatas dan tidak jelas. • Sebagai kepanjangan tangan negara, menjalankan tugas pembantuan negara, terutama pelayanan administratif. • Tidak ada desentralisasi yang memadai, sehingga desa ini tidak punya perencanaan dan sistem keuangan yang otonom. • Bukan pilihan yang tepat untuk mengembangkan masa depan desa.
  • 8. Kelurahan • Merupakan bentuk yang jelas dan esktrem dari desa administratif. • Tidak mempunyai otonomi dan demokrasi. • Sebagai kepanjangan tangan negara, yakni menjadi salah satu bentuk SKPD. • Administrasi dan birokrasinya modern. • Hanya menjalankan tugas administratif. • Tidak membikin repot pemda, sehingga banyak pemda yang ingin mengubah desa menjadi kelurahan. • Bukan pilihan yang tepat untuk mengembangkan masa depan desa.
  • 9. Kedudukan Desa • Pergantian UU tidak mengarah pada perubahan kedudukan desa yang lebih jelas, makalah cenderung bongkar pasang yang menimbulkan masalah-masalah baru. • Lihat Pasal 2 ayat 1 UU No. 32/2004: Desa bukan bagian dari NKRI, melainkan sebagai subsistem pemerintah kabupaten. • Kedudukan desa tidak jelas, apakah sebagai desa otonom atau desa adat. • Otonomi asli memperoleh ruang untuk bangkit kembali, tetapi tidak ada revitalisasi kewenangan asli. • Terjadi “otonomi dalam otonomi”. • Eksperimentasi otonomi desa di berbagai daerah masih bersifat parsial, karena terkendala aturan (UU). • Desa transisi antara desa administratif dan desa otonom. • Umumnya desa-desa sebagai desa administratif, hanya kemampuan dan kemajuan lokal yang membedakan.
  • 10. Kewenangan Desa • Generik: Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa. • Devolutif: kewenangan yang melekat pada desa (menyusun Perdes, menyelenggarakan pilkades, membentuk Bamusdes, lembaga-lembaga desa, BUMDES, dll). • Distributif: urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa (misal: pembuatan KTP, pendataan, IMB di jalan desa, mengelola pasar desa, dll). • Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota (pemungutan PBB, pemilihan umum, dll).
  • 11. Perencanaan Desa • Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaan pembangungan desa sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah kabupaten/Kota. • Perencanaan pembangunan desa disusun secara partisipatif oleh pemerintahan desa sesuai dengan kewenangannya. • Dalam menyusun perencanaan pembangunan desa wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan desa.
  • 12. Perencanaan • Melalui mekanisme Musrenbang bertingkat dari bawah (bottom up). • Banyak mengandung kelemahan: jangkauan warga desa terbatas pada isu-isu lokal (desa) bukan pada isu sektoral, formalisasi perencanaan, tidak naik, warga cenderung frustasi karena tidak jelas. • Kedepan sebaiknya desa mempunyai sistem perencanaan sendiri, yang lepas dari sistem perencanaan daerah (kabupaten/kota). • Sistem perencanaan desa berbasis pada kewenangan desa.
  • 13. Keuangan Desa • Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja desa, bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah (Desentralisasi). • Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (Pembantuan) • Penyelenggaraan urusan pemerintah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja negara (Pembantuan)
  • 14. Sumber Pendapatan Desa • Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain • Bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% untuk desa dan dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi desa; • Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit 10% setelah dikurangi gaji pegawai, yang pembagiannya untuk setiap Desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa (ADD); • Bantuan keuangan dari Pemerintah, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan; • Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
  • 15. Pemerintah Desa • Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa. • Perangkat Desa terdiri atas: Sekretaris Desa dan perangkat lain (sekretariat desa; pelaksana teknis lapangan; unsur kewilayahan) • Jumlah Perangkat Desa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. • Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa ditetapkan dengan peraturan desa.
  • 16. Kepala Desa • Kepala Desa mempunyai kewajiban memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati/Walikota, memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada Bamusdes, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat. • Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui Camat 1 (satu) kali dalam satu tahun. • Laporan keterangan pertanggungjawaban kepada Bamusdes disampaikan 1 (satu) kali dalam satu tahun dalam musyawarah Bamusdes.
  • 17. Kepala Desa • Menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat dapat berupa selebaran yang ditempelkan pada papan pengumuman atau diinformasikan secara lisan dalam berbagai pertemuan masyarakat desa, radio komunitas atau media lainnya. • Laporan digunakan oleh Bupati/Walikota sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan sebagai bahan pembinaan. • Laporan akhir masa jabatan Kepala Desa disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui Camat dan kepada Bamusdes.
  • 18. Sekretaris Desa • Sekretaris Desa diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan, yaitu: – berpendidikan paling rendah lulusan SMU atau sederajat; – mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintahan; – mempunyai kemampuan di bidang administrasi perkantoran; – mempunyai pengalaman di bidang administrasi keuangan dan di bidang perencanaan; – memahami sosial budaya masyarakat setempat; dan – bersedia tinggal di desa yang bersangkutan. • Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota.
  • 19. Masalah-masalah yang muncul • Menimbulkan kesulitan penataan kepegawaian dan beban anggaran negara. • Birokratisasi desa • Loyalitas ganda sekdes: kepada kades dan pembina PNS. • Kecemburuan sosial di desa.
  • 20. Kedudukan Keuangan • Kepala Desa dan Perangkat Desa diberikan penghasilan tetap setiap bulan dan/atau tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan keuangan desa. • Penghasilan tetap dan/atau tunjangan lainnya yang diterima Kepala Desa dan Perangkat Desa ditetapkan setiap tahun dalam APBDesa. • Penghasilan tetap paling sedikit sama dengan Upah Minimum Regional Kabupaten/Kota.
  • 21. Bamusdes dan Demokrasi Desa • Bamusdes berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. • Anggota Bamusdes adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. • Anggota Bamusdes terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. • Masa jabatan anggota Bamusdes adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. • Jumlah anggota Bamusdes ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang, dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa.
  • 22. • Bamusdes berfungsi menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. • Bamusdes mempunyai wewenang: – membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa; – melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa; – mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa; – membentuk panitia pemilihan kepala desa; – menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan – menyusun tata tertib Bamusdes.
  • 23. Catatan tentang Bamusdes • Proses pembentukan Bamusdes tidak melibatkan partisipasi warga langsung. • Keanggotaan berbasis tokoh masyarakat, tidak mencerminkan perwakilan masyarakat desa. • Kekuatan legitimasi Bamusdes lemah, tetapi bertugas membuat Peraturan Desa • Fungsi kontrol yang pernah dimilii oleh BPD tidak ada pada Bamusdes. • Bamusdes jadi alat pembenaran pemerintah desa.