Dokumen tersebut membahas tentang tanggung jawab dan etika seorang guru dalam mengajar. Guru diharapkan memperlakukan murid dengan penuh kasih sayang, tidak mengharapkan imbalan atas pengajaran, serta menyampaikan ilmu sesuai tingkat kemampuan murid.
1. Oleh
1. Nur Said 11110102
2. Muhammad Mangsur 11110077
3. Daryanto 11110087
4. M. Baqi Mustagfiri 11110094
2. Dalam sejarah kehidupan manusia, telah
muncul konsepsi tentang kepemimpinan.
Bagaimana Nabi Adam memimpin Hawa dan
keturunannya di dunia setelah diusir dari
surga. Begitu juga sejak awal kemunculan
Islam, Nabi Muhammad selain sebagai seorang
utusan Rasul yang menyampaikan ajaran-
ajaran agama tetapi juga seorang kepala
Negara dan kepala rumah tangga.
3. Islam menetapkan tujuan dan tugas utama
pemimpin adalah untuk melaksanakan
ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya serta
melaksanakan perintah-perintah-Nya. Ibnu
Taimyah mengungkapkan bahwa kewajiban
seorang pemimpin yang telah ditunjuk
dipandang dari segi agama dan dari segi
ibadah adalah untuk mendekatkan diri kepada
Allah.
4.
Artinya :
Dari Ibn Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah Saw.
Berkata :”Kalian adalah pemimpin, yang akan
dimintai pertanggungjawaban. Penguasa adalah
pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban
atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin
keluarganya, dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.
5. Istri adalah pemimpin dirumah suaminya, dan
akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin
dalam mengelolaharta tuannya, dan akan
dimintai pertanggungjawaban tentang
kepemimpinannya. Oleh karena itu kalian
sebagai pemimpin akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.“
6.
Artinya :
Daripada Abu Ruqaiyyah Tamim ibn Aus al-Daarie
r.a. bahawa Nabi SAW telah bersabda:
Agama itu adalah nasihat. Kami berkata: Untuk siapa?
Baginda bersabda: Untuk Allah, untuk
kitabNya, untuk RasulNya, untuk para lmam kaum
muslimin dan untuk umat lslam seluruhnya.
Hadis riwayat al-lmam Muslim.
7. 1. Seorang guru harus memperlakukan murid
dengan cara belas kasih dan menganggapnya
seperti anak sendiri. Rosulullah pernah
bersabda: “sesungguhnya aku bagi kalian
adalah bagaikan bapak terhadap anaknya.”
Dengan tujuan menyelamatkan mereka dari
api neraka.
8. 2. Meneladani rosulullah SAW dengan tidak
meminta upah mengajar, tidak bertujuan
mencari imbalan ataupun ucapan terima kasih,
tetapi mengajar semata-mata karena allah dan
taqarrub kepada-Nya.
3. Tidak meninggalkan nasehat kepada murid
sama sekali, seperti melarangnya dari usaha
untuk beralih kepada suatu tingkatan sebelum
berhak menerimanya, dan mendalami ilmu
tersembunyi sebelum menguasai ilmu dengan
jelas.
9. 5. Dalam setiap mengajar hendaknya seorang
guru hendaknya mencegak muridnya dalam
hal akhlak tercela, karena akan menjadikan
seorang murid berakhlak kurang baik.
6. Guru yang menekuni sebagian ilmu
hendaknya tidak mencela ilmu-ilmu yang
tidak di tekuni seorang murid atau dengan
sesame guru yang lain.
7. Seorang guru hendaknya membatasi
kemampuan murid-muridnya, tidak
menympaikan kepadanya apa yang tidak
dapat dijangkau oleh kemampuan muridnya.
10. 8. Murid yang terbatas kemampuanya
sebaiknya di sampaikan kepada hal-hal yang
jelas dan cocok denganya.
9. Guru hendaknya melaksanakan ilmunya,
yakni perbuatanya tidak mendustakan
perkataanya. Karena ilmu di ketahui dengan
mata hati dan amal di ketahui dengan mata,
sedangkan orang yang memiliki mata jauh
lebih banyak.