3. Dilihat dari segi usia dini, anak mayoritas adalah berkomunikasi dengan
orang tua atau dengan lingkungan rumah tangga. Oleh karena itu, pendidikan
agama bisa maksimal jika mulai ditanamkan sejak dari keluarga untuk
memberikan kepada anak bekal pengetahuan agama dan nilai-nilai budaya Islam
yang sesuai dengan umurnya sehingga dapat menolongnya kepada
pengembangan sikap agama yang betul.
Dari segi kegunaan, pendidikan agama dalam rumah tangga (keluarga)
berfungsi sebagai berikut: Pertama, penanaman nilai dalam arti pandangan
hidup yang kelak mewarnai perkembangan jasmani dan akal anak. Kedua,
penanaman sikap yang kelak menjadi basis dalam menghargai guru dan
pengetahuan di sekolah.
RESUME JURNAL 1
“URGENSI PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK”
OLEH JUMRI HI. TAHANG BASIRE
4. Bekal pendidikan agama yang diperoleh anak dari lingkungan keluarga
akan memberinya kemampuan untuk mengambil haluan di tengah-tengah
kemajuan yang demikian pesat. Oleh sebab itu, penerapan pendidikan agama
bagi anak dalam keluarga merupakan sebuah keharusan dan membutuhkan
perhatian yang serius. Kenyataan membuktikan bahwa anak-anak yang semasa
kecilnya terbiasa dengan kehidupan keagamaan dalam keluarga, akan
memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan kepribadian anak pada
fase-fase selanjutnya. Pendidikan agama sangat terkait dengan pendidikan
akhlak. Hal tersebut karena agama selalu menjadi parameter, sehingga yang baik
adalah yang dianggap baik oleh agama dan yang buruk adalah yang dianggap
buruk oleh agama. Oleh sebab itu, tujuan tertinggi pendidikan islam adalah
mendidik jiwa dan akhlak (Arifin, 1996).
RESUME JURNAL 1
“URGENSI PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK”
OLEH JUMRI HI. TAHANG BASIRE
5. Keluarga yang mampu mempersiapkan generasi yang baik adalah
keluarga yang mampu memberikan pendidikan sikap sehingga emosionalnya
terarah dan proporsional. Menurut Agama Islam, agama yang baik adalah
keluarga yang mawaddah dan rahmah. Dalam pembentukan keluarga islami
untuk menciptakan keluarga yang mawaddah dan rahmah dapat diawali dengan
mencari calon suami/istri yang baik.
Irwan Prayitno menggambarkan perihal emosi dengan cara sederhana.
Menurutnya, emosi adalah suasana hati seperti marah, senang, sedih, gembira,
dan takut. Dan setiap manusia memiliki suasana hati tersebut. Ajaran Islam
menganjurkan penganutnya untuk bersabar dan juga mengajarkan untuk selalu
bersikap lemah lembut Begitu pentingnya permasalahan emosi, Islam
menganjurkan bahwa emosi-emosi tersebut harus diarahkan kepada hal-hal yang
positif.
RESUME JURNAL 2
“PERANAN KELUARGA
DALAM PENDIDIKAN EMOSIONAL ANAK”
OLEH YUNI SETIA NINGSIH
6. Itulah alasan pendidikan agama dalam keluarga perlu bagi anak.
Karena, agama islam khususnya mempengaruhi emosional anak ke arah yang
positif. Berkaitan dengan penjenjangan pertumbuhan dan perkembangan anak,
di dalam pembahasan ini penulis membatasi hanya pada tiga fase, yakni
1.fase persiapan atau (0-2 tahun).
2.fase permulaan atau (2-6 tahun).
3.fase paripurna anak atau atau (6-12 tahun).
Berkaitan dengan aspek emosional anak, kasih sayang orangtua sangat
diperlukan anak pada pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Banu
Garawiyan, kasih sayang merupakan “makanan” yang dapat menyehatkan jiwa
Anak. Secara alamiah makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang
harus dipenuhi untuk bertahan hidup. Dengan kasih sayang, aspek kejiwaan
anak berkembang dengan baik
RESUME JURNAL 2
“PERANAN KELUARGA
DALAM PENDIDIKAN EMOSIONAL ANAK”
OLEH YUNI SETIA NINGSIH
7. Pendidikan dalam keluarga berjalan sepanjang masa, melalui proses
interaksi dan sosialisasi di dalam keluarga itu sendiri. Suasana keluarga sangat
penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan
dalam suasana yang harmonis dan agamis, maka kepribadian anak tersebut
cenderung positif dan sehat. Fungsi keluarga dalam kajian psikologikal modern
menekankan pendidikan anak kepada pembinaan jiwa mereka dengan rasa cinta
dan kasih sayang. Kepribadian adalah kualitas keseluruhan perilaku individu.
Perkembangan kepribadian seseorang berdasarkan atas tiga faktor utama.
Pertama, pengaruh keturunan individu; kedua, pengalaman awal dalam keluarga;
dan ketiga peristiwa-peristiwa penting dikemudian hari diluar lingkungan rumah.
Jadi, kepribadian berasal dari hasil belajar secara eksklusif dan keturunan
eksklusif.
RESUME JURNAL 3
“PERANAN PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK-ANAK”
OLEH FACHRUDIN
8. Dalam analisis, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak memiliki
kepribadian yang buruk, antara lain adalah:
1.Kurang tertanamnya jiwa keagamaan pada tiap-tiap orang dalam masyarakat.
2.Keadaan masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi, social dan politik.
3.Pendidikan moral tidak terlaksana menurut mestinya, dalam rumah tangga, sekolah
maupun masyarakat.
4.Suasana rumah tangga yang kurang baik.
5.Diperkenalkannya secara populer obat-obat dan alat-alat anti hamil
6.Banyak tulisan, gambar, siaran, kesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar
dan tuntunan moral
7.Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang dengan cara yang baik, dan
yang membawa kepada pembinaan moral.
8.Tidak ada markas bimbingan dan penyuluhan bagi anak-anak dan pemuda-
pemuda.
RESUME JURNAL 3
“PERANAN PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK-ANAK”
OLEH FACHRUDIN
9. Terdapat cara praktis yang patut digunakan untuk menanamkan
semangat keagamaan kepada anak-anak:
1.Memberi tauladan yang baik kepada anak-anak
2.Membiasakan anak-anak untuk melakukan kegiatan sesuai kaidah agama agar
anak-anak terbiasa untuk melakukannya
3.Menyiapkan suasana agama dan spiritual yang sesuai dirumah
4.Membimbing mereka membaca bacaan-bacaan agama guna untuk
memperdalam pengetahuan agama
5.Menggalakkan mereka turut serta dalam kegiatan-kegiatan agama
Selain pendidikan agama, keluarga juga berkewajiban mengajarkan
anak-anaknya tentang pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak bagi anak juga
sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak. Dalam islam, agama dan akhlak
tidak dapat dipisahkan. Sebab, akhlak baik atau buruk yang menentukan itu baik
atau buruk adalah pendidikan agama.
RESUME JURNAL 3
“PERANAN PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK-ANAK”
OLEH FACHRUDIN
10. Pendidikan anak dalam keluarga sangat berpengaruh kepada
perkembangan kepribadian anak selain sekolah dan lingkungan. Menurut saya masa
anak dalam memperoleh pendidikan dalam keluarga ada dua, yakni pertama anak
usia 0-4 tahun, kedua anak usia 4-12 tahun. Dalam masa anak yang pertama, anak
hanya mengenal keluarga dan lingkungan hanya dalam lingkup kecil daerah
rumahnya saja. Jadi, anak dominan mendapat pendidikan dalam keluarga dan
selebihnya anak mendapat pendidikan dari lingkungan teman bermainnya, meskipun
hanya minim pengetahuan.
Dalam masa anak yang kedua, sebagian besar anak sudah memasuki
lingkup sekolah dan lingkungan yang lebih luas. Maka dari itu, anak akan menerima
banyak hal baru, seperti akan menemui lebih banyak teman, guru, banyak orang lain
dari berbagai macam sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Seorang anak yang
awalnya diajarkan kebaikan oleh keluarganya, bisa saja meniru hal jelek yang
dilakukan orang karena anak merasa ingin tahu dan ingin mencobanya
MENURUT
PEMIKIRAN SAYA
11. Pendidikan dalam keluarga sebenarnya adalah jembatan untuk
meneruskan kepada jenjang pendidikan yang lebih, meskipun pendidikan dalam
keluarga bukanlah pendidikan formal. Ada baiknya jika yang diutamakan yang
diajarkan dalam keluarga adalah pendidikan agama. Karena semua agama pasti
mengajarkan kebaikan kepada para penganutnya.
MENURUT
PEMIKIRAN SAYA