Dokumen tersebut membahas kasus seorang siswa magang bernama Vira yang tidak sengaja membawa pulang dan merusak dokumen milik tempat magangnya. Vira merasa bersalah dan khawatir akan dimarahi, meskipun atasannya memaklumi kesalahan tersebut. Dokumen tersebut menganalisis perasaan bersalah Vira dari perspektif psikologi sebagai mekanisme pertahanan diri akibat pengalaman masa lalu.
1. DISUSUN OLEH:
NAMA : ZURYANI
NIM : 021.012.019
KELAS : PSIKOLOGI KHUSUS
SEMESTER : IV
2. I.A. Latar Belakang
Ada seorang siswa magang yang tidak sengaja
membuat dokumen yang dipercayakan kepadanya
basah terkena air hujan dan rusak. Hal itu membuat
ia merasah bersalah dan berpikir bahwa ia akan
dimarahi oleh karyawan ditempat ia magang.
Sepanjang perjalanan pergi ketempat magang ia
berpikir apa yang harus ia katakan dan bagamana
reaksi atasannya saat mengetahui dokumennya
rusak, bagaimana jikalau ia tidak lagi dipercaya
untuk meminjam dan mempelajari dokumen lain.
Saat tiba ditempat magang ia menjelaskan kejadian
yang terjadi. Walaupun atasan dan para staff lain
memakluminya, ia tetap merasa seolah-olah semua
karyawan dan staff terlihat marah kepadanya.
3. Mahasiswa tersebut bernama Vira, lahir di
Padang 22 desember 1998, saat ini ia
bersekolah di salah satu SMK swasta di kota
Palembang. Di sekolah Ia termasuk anak
yang pendiam dan memiliki prestasi yang
cukup baik diantara teman-temannya.
Bungsu dari tiga bersaudara ini dibesarkan
dari keluarga yang sederhana. Ayahnya
bekerja di salah satu kantor pemerintahan
Palembang. Ibunya membuka usaha
warung kebutuhan sehari-hari di rumah.
Kedua saudara perempuannya sekarang
bekerja di salah satu perusahan perbankan
yang ada di Palembang.
4. I.B. Riwayat Perjalanan Kasus
Walaupun kelahirannya di kota padang namun Vira
dan keluarga tinggal di kota Palembang semenjak
dirinya kecil. Vira tinggal di daerah Kapten A. Riva’i.
Saat beranjak ke kelas sebelas Vira mendapat tugas
dari sekolah bahwa dia harus magang di salah satu
perusahaan yang ada di palembang. Dan ia pun
memilih untuk magang di kantor BAPPEDA Palembang
bersama tiga orang teman sekelasnya. Saat itu ia
diberi tugas oleh staf monetering untuk membaca dan
mempelajari sebuah dokumen. Karena ia tidak
sempat menyelesaikan bacaannya dikantor ia berpikir
untuk membawa dokumen tersebut puleng kerumah.
5. Ia pulang dijemput ayahnya
menggunakan kendaraan roda dua,
saat diperjalanan pulang ia kehujanan.
Dan ternyata ayahnya tidak membawa
jas hujan, isi tasnya pun basah semua
termasuk dokumen kantor yang ia
bawa. Setibanya dirumah dia berusaha
untuk mengeringkan dokumen
tersebut, namun ternyata walaupun
sudah kering sebagian isi dari
dokumen tersebut luntur dan tidak
bisa dibaca.
•
6. I.C Deskripsi
Dalam kasus yang terjadi pada Vira dapat
dikategorikan termasuk dalam copyng
Konsentrasi. Yaitu kemampuan untuk
memusatkan perhatian secara penuh pada
persoalan yang sedang dihadapi. Konsentrasi
memungkinkan individu untuk terhindar dari
pikiran-pikiran yang mengganggu ketika
berusaha untuk memecahkan persoalan yang
sedang dihadapi. Pada kenyataannya, justru
banyak individu yang tidak mampu
berkonsentrasi ketika menghadappi tekanan.
Perhatian mereka malah terpecah-pecah dalam
berbagai arus pemikiran yang justru membuat
persoalan menjadi semakin kabur dan tidak
terarah
7. Perasaan bersalah yang dirasakan oleh Vira
akan selalu timbul bila, ia tidak menjaga apa
yang orang lain pinjamkan padanya. Dan
secepatnya mengembalikan atau pun
menyelesaikannya. Perasaan itu dapat
muncul lagi, bilamana dia melakukan hal
yang sama. Meskipun atasannya sebenarnya
tidak seperti yang dia rasakan. Perilaku Vira
tersebut dapat kita katakan sebagai
suatu simple distortion, yang diakibatkan
adanya transfer of
learning, atau image masa lalu
mempengaruhi tingkah laku yang sekarang.
8. Cerita di atas dapat interpretasi sebagai berikut :
Sewaktu Vira ingin meminjam sesuatu, ia teringat
suatu pengalaman yang cukup mengecewakan,
karena ditolak waktu meminjam, hal itu juga
diingat (berdasarkan apa yang dipelajari dari orang
tuanya dan saudara-saudaranya) bahwa meminjam
itu kurang baik. Pengalaman ini selalu mengganjal
dalam hati, dia merasa bahwa staff ditempat dia
magang akan marah kepadanya, dan ia
menunjukkan respon yang agresif di dalam
imajinasinya.
9. Bilamana kita memfokuskan masalah,
maka fokusnya pada, mengapa Vira
tidak dapat menyadari, bahwa
sebenarnya realita telah
membuktikan ketidak benaran
konsep pikirannya yang semacam
itu. Tetapi senyatanyalah bahwa
berdasarkan fakta-fakta empiris,
tingkah laku neurotik tidak dapat
secara mudah berubah tanpa melalui
suatu psikoterapi.
10. Sebagian dari cara individu mereduksi perasaan
tertekan, kecemasan, stress atau pun konflik
adalah dengan melakukan mekanisme
pertahanan diri baik yang ia lakukan secara
sadar atau pun tidak. Sebagimana pendapat
yang dikemukakan oleh Freud Such defense
mechanisms are put into operation whenever
anxiety signals a danger that the original
unacceptable impulses may reemerge
(Microsoft Encarta Encyclopedia 2002). Freud
menggunakan istilah mekanisme pertahanan
diri (defence mechanism) sebagai gambaran
proses tak sadar untuk melindungi individu
tersebut dari kecemasan melalui
pemutarbalikan kenyataan.
11. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak
mengubah kondisi objektif bahaya dan
hanya mengubah cara individu mempersepsi
atau memikirkan masalah itu. Jadi,
mekanisme pertahanan diri melibatkan
unsur “penipuan diri.” Istilah mekanisme
bukan merupakan istilah yang paling tepat
karena menyangkut semacam peralatan
mekanik. Istilah tersebut mungkin karena
Freud banyak dipengaruhi oleh
kecenderungan abad ke-19 yang
memandang manusia sebagai mesin yang
kompleks. Salah satu yang mendasari
terjadinya proyeksi adalah mekanisme
pertahanan diri (defence mechanism).
12. • Individu yang menggunakan teknik
proyeksi ini, biasanya sangat cepat
dalam memperlihatkan ciri pribadi
individu lain yang tidak dia sukai dan
apa yang dia perhatikan itu akan
cenderung dibesar-besarkan. Teknik
ini mungkin dapat digunakan untuk
mengurangi kecemasan karena dia
harus menerima kenyataan akan
keburukan dirinya sendiri.
•
•
13. I. D. Problem Solving
Untuk pemecahan dari masalah yang
dihadapi oleh Vira sebaiknya ia tidak
melakukan kekeliruannya lagi dan
lebih berhati-hati serta tidak
berpikiran negatif tentang orang lain.
Jika memang melakukan kesalahan
sebaiknya segera meminta maaf dan
mengakui kesalahan dengan jujur
dan terus terang.