1. Dokumen membahas prakarsa pembangunan klaster industri nilam di Kabupaten Kutai Timur untuk meningkatkan daya saing daerah. Beberapa prakarsa strategis diantaranya pembentukan platform klaster industri dan lembaga kolaborasi lintas pelaku.
3. pengantar
Masyarakat Kabupaten Kutai Timur bersepakat untuk mulai
membangun daya saing daerah dengan berbagai prakarsa.
Prakarsa strategis dilakukan dengan mulai membangun sistem
inovasi daerah (SID) dengan prioritas bidang pendidikan,
lingkungan hidup dan ekonomi.
Dokumen ini memaparkan salah satu fragmen pembangunan
daya saing daerah dalam perspektif ekonomi, yang diinisiasi
oleh PUPUK bersama PT KPC dan pemerintah daerah..
Dalam konteks SID, masih banyak agenda yang perlu dilakukan
namun belum terlaksana di Kutai Timur.
Beberapa tonjolan (highlight) dipaparkan di sini dengan maksud
berbagi dan semangat untuk saling belajar.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
4. Prakarsa dan dinamika penentu
Platform klaster industri
1 disepakati
6
Skema 'pembiayaan
berisiko' terinisiasi
Lembaga kolaborasi
2 lintas pelaku terbentuk
7
melakukan investasi yang me-
numbuhkan permintaan lokal.
CSR strategis
3 dijalankan
8
Kegiatan litbang di
pelaku bisnis lokal
Lembaga litbang
4 terlibatkan Market intelligence
Komersialisasi hasil
9
5 litbang Proses pembelajaran
10 terjadi di antara
pelaku
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
5. Prakarsa dan dinamika penentu
Kaidah pelaksanaan
11 kegiatan dipenuhi
Pelaku ekonomi
12 bertambah
Rekayasa alat penyulingan
13 di tingkat lokal
strategi
14 diversifikasi usaha
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
6. Landasan Klaster Industri disepakati 1
Untuk memberi identitas keunikan lokal, sekaligus
memberikan ciri daya saing kolektif, formasi ini diberi
nama “Pechole Borneo”
Setelah melewati dis-
kusi yang intensif se-
lama enam hari, dise-
pakati salah satu tema
pembangunan ekonomi
Kutim adalah Nilam
dan dibangun formasi
Kawi Boedisetio
klaster industri nilam.
telebiro.bandung0@clubmember.org
7. Diskusi terfokus secara
partisipatif, merupakan salah
satu tonggak dari rangkaian
proses sebelumnya.
catatan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
8. Lembaga kolaborasi lintas pelaku 2
Untuk mengawal agenda perkuatan
lingkungan usaha dalam konteks klaster
industri nilam, dibentuk lembaga kolaborasi
lintas pelaku yang diberi nama “Komite
Klaster Nilam Pechole Borneo”
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
9. Pengurus Komite Klaster Industri
Pechole Borneo
2008
Pramono
Suradi
Arif
Syarifah Lili
Addasia
Widiatmoko
Kawi Boedisetio Suprayitno Alpinus Wiwit
telebiro.bandung0@clubmember.org
10. Pengurus Komite Klaster Industri
Pechole Borneo
2009
Suradi
Widiatmoko
Arif
Trajang
Supono
Pramono
Kawi Boedisetio Ahmad S. M. Hidayat Fadin Wiwit
telebiro.bandung0@clubmember.org
11. SK Bupati Kutai Timur 188.4.45/814/HK/XII/2009
Pechole Borneo
2010
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
12. CSR strategis *) 3
Analisis Rantai Nilai
Perusahaan (Inside-out Analisis lingkungan usaha
analysis) (Outside-in analysis)
Infrastruktur perusahaan Konteks strategi
(pembiayaan, perencanaan, hubungan investor)
Kegiatan pendukung
Konteks strateg
Value yang bersedia dibayar oleh pembeli
Manajemen SDM Konteks st
jin
(rekrut, pelatihan, sistem kompensasi)
ma r
Pengembangan teknologi
(desain produk, pengujian, desain proses, riset material, riset pasar)
Pembelian
(komponen, peralatan, iklan, jasa)
Logistik Operasi Logistik Pemasaran & Layanan purna
Kondisi Kondisi
Logis Logist Pemasaran Laya Kondi permintaan
(penyimpanan (perakitan (pemrosesan (tenaga pen- (instalasi, du-
material datang, (perakitan (pemroses jualan, promosi, (instalasi, d jin
(penyimpanan (perakitan (pemrosesan pe (tenaga pen-juala (instalasi,
mar
(penyimpanan mater (perakitan fabr (pemrosesa (tenaga pe (instalasi, du-ku
(penyimp (peraki (pemrose (tenaga (instalasi Industri
pendukung
Kegiatan utama
Industri pe
Akuisisi lahan. Agroklimat baik utk
Berpotensi memunculkan tanaman nilam
konflik antara perusahaan
dengan masyarakat Program khusus
“Gerdabangagri”
Penumbuhan &
perkuatan klaster nilam
Kawi Boedisetio
*) baca dokumen “CSR & Daya Saing”
telebiro.bandung0@clubmember.org
13. Strategi
perusahaan Produsen batubara
unggul
Penyiapan paska Aspek kompetitif
tambang lainnya
CSR Strategis
reklamasi lahan Penyiapan ● mengidentifikasi
masyarakat sejumlah kecil dampak
sosial yang secara sig-
nifikan dapat diberikan
oleh perusahaan kepa-
da masyarakat, sambil
meningkatkan daya
Penyiapan eko Penguatan saing bisnis dalam
nomi jangka panjang.
berkelanjutan lingkungan usaha
● Menciptakan dimensi
sosial pada value
Kawi Boedisetio
proposition.
telebiro.bandung0@clubmember.org
14. Lembaga litbang terlibat 4
BALITTRO merupakan unit pelaksana teknis dibidang penelitian dan
pengembangan yang berada di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian Republik Indonesia. Memiliki dua kelompok program komoditas,
Tanaman Obat dan Aromatik. Terdapat juga 2 unit organisasi fungsional
yaitu, Unit Komersialisasi Teknologi (UKT) dan Unit Pengelola Benih Sumber
(UPBS). Dalam pengembangan klaster industri nilam Kutim, BALITTRO
mengenalkan varietas unggul yang cocok dibudidayakan di Kutim.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
15. Mahasiswa STIPER melakukan penelitian efektifitas
pestisida alami buatan Balittro untuk budidaya nilam spesifik
Sengata.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
16. Komersialisasi hasil litbang 5
Balittro melakukan penelitian 3 varietas nilam: Sidikalang, Tapaktuan,
Lhokseumawe. Setelah melakukan berbagai percobaan, maka varietas
Sidikalang dilepas ke wilayah komersial di Kutai Timur.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
17. (calon) petani bersedia
membeli bibit nilam karena
terdapat peluang bisnis yang
telah didiskusikan pada proses
sebelumnya.
catatan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
18. Skema pembiayaan berisiko terinisiasi
revenue
6
Maturirty
Expansion IPO,
Incubation period Acquisition
Growth
Banks
Idea Pinjaman lunak
Roll-out
Start-up
Venture Capital Firms & diberikan kepada
Pilot Corporate Investors KSU disertai dengan
Founders Angel Investors pendampingan usaha
time
Salah satu titik KSU BSM memulai usaha
kritis dalam siklus baru, penyulingan nilam,
bisnis adalah “start- yang merupakan bidang
up” atau memulai usaha pionir di Kutai
bisnis Timur
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
19. Permintaan lokal 7
Konteks strategi
Konteks strateg
Konteks st
Kondisi Kondisi
Kondi permintaan
Industri
pendukung
Industri pe
Tumbuhnya usaha
penyulingan nilam
memicu permintaan
lokal akan terna.
*) terna = daun nilam
bahan baku
penyulingan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
20. Kegiatan litbang pelaku bisnis lokal 8
Eksperimen selalu dilakukan untuk terus meningkatkan kualitas
minyak nilam.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
21. Berdasarkan pengujian
laboratorium Balittro Bogor,
hasil penyulingan KSU BSM
memenuhi standard SNI
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
22. Market Intelligence 9
Di mana saja,
kapan saja selalu
memantau
perkembangan
bisnis nilam
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
23. Pemantauan pasar secara
kontinu, berguna untuk
mengupayakan agar selalu
didapatkan kondisi transaksi
yang terbaik.
Kelompok
pemantau harga
diambil dari
anggota komite
“Pechole Borneo”
catatan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
24. Proses pembelajaran di antara pelaku 10
Perusahaan penyulingan memberikan
penyuluhan kepada petani nilam. Selain
terjadi alih pengetahuan, juga bertujuan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org untuk memperkuat basis pemasok.
25. Kaidah pelaksanaan kegiatan dipenuhi 11
kesertaan
memulai
Kemakmuran
D aya Saing
(produktivitas)
Kapasitas
inovatif
Infra struktur ino vas i Lingk ung an inova si untu k
um um k la ste r spesifik
Sum berdaya
inovasi
Kualitas
p ersediaa n
rencana tindakan
hubungan
“pengeta huan”
n asio nal
Strateg i pe rus ahaan
Kebijak an dan pers aingan
i nova si
Fa ktor k ondis i
Kond isi perm intaan
Indus tri pendu kung
dan terk ait
Penerapan Teknologi Informasi Mengembangkan keran gka umum
dan Komunikasi yang ko ndusif bagi inova si
H A
A1
Mengembangka n
H1 A2
Pengembangan Daerah kelembagaan & d ay a dukung
terti nggal G H2 A4 A3 B iptek serta mengembangkan
G2 H3 A5 B1 kemampuan abs orpsi UKM
G3 A6 B2
G1 G4 D4 B3
F3 D5 C2
partisipatif kolaboratif
kelayakan
F1 F2 D3 C1
F C
Menumbuhkembangkan
F4 E2 D1 Kolaborasi bagi Inovasi dan
Peny elarasan dengan
perkemban gan Global
E3 D2 Meningkatkan D ifusi Inovasi,
E1 Praktik Baik dan/ atau Hasil
Litbang
E D
Menum buhkembangkan Membangun buday a
Sistem Inov asi dan Klaster inov asi
Indu stri Nasional dan Daerah
Pembangunan kapasitas
Perkuatan basis data Pembangunan kapasit
permintaan tautan pasokan
Untuk penjelasan lebih
rinci tentang kaidah
pelaksanaan ini, baca
dokumen terpisah
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
26. Perencanaan dilakukan
kesertaan
secara partisipatif di
antara pemangku kepen-
tingan kunci dan tindakan
dilakukan secara kolabo- rencana tindakan
ratif oleh semua
kolaborator.
partisipatif kolaboratif
Kawi Boedisetio
kaidah
telebiro.bandung0@clubmember.org
27. Kecukupan lingkup kaidah
pasokan tautan permintaan
Petani nilam: Petani dan penyu- Penyuling:
●
Pendampingan teknis ling bersepakat ●
Pendampingan mana-
●
Pengorganisasian tentang trading jemen
kelompok term yang paling ●
Benchmarking
menguntungkan
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
28. keserentakan kaidah
Kegiatan pada kelompok tani,
perusahaan penyulingan dan
upaya membangun tautan
(linkage) dilakukan pada kurun
waktu yang sama.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
29. Kecukupan volume kaidah
Volume kegiatan prakarsa
mencapai critical mass,
sehingga memungkinkan untuk
dijadikan penggerak ekonomi
daerah.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
30. memulai Kemakmuran
kaidah
Daya Saing
(produktivitas)
Kapasitas
inovatif
Infrastruktur inovasi Lingkungan inovasi untuk
umum klaster spesifik
Sumberdaya
inovasi
Kualitas
persediaan
hubungan
“pengetahuan”
nasional
Strategi perusahaan
Kebijakan dan persaingan
inovasi
Faktor kondisi
Kondisi permintaan
Industri pendukung
dan terkait
Penerapan Teknologi Informasi Mengembangkan kerangka umum
dan Komunikasi yang kondusif bagi inovasi
H A
A1
Mengembangkan
H1 A2
Pengembangan Daerah kelembagaan & daya dukung
tertinggal G H2 A4 A3 B iptek serta mengembangkan
G2 H3 A5 B1 kemampuan absorpsi UKM
G3 A6 B2
G1 G4 D4 B3
F3 D5 C2
F1 F2 D3 C1 Menumbuhkembangkan
Penyelarasan dengan
F F4 E2 D1 C Kolaborasi bagi Inovasi dan
perkembangan Global
E3 D2 Meningkatkan Difusi Inovasi,
E1 Praktik Baik dan/atau Hasil
Litbang
E D
Menumbuhkembangkan Membangun budaya
Sistem Inovasi dan Klaster inovasi
Industri Nasional dan Daerah
Pembangunan kapasitas
Perkuatan basis data personil pemrakarsa
Apapun strateginya, seluruh rangkaian agenda perlu dimulai dengan prakarsa
perkuatan basis data dan pembangunan kapasitas (capacity building) pihak
Kawi Boedisetio pemrakarsa
telebiro.bandung0@clubmember.org
31. Pembangunan kapasitas
Perkuatan basis data personil pemrakarsa
Data seputar klaster nilam, mulai
ditata dan dipelihara sebagai pijakan
perencanaan dan juga sebagai
Pertemuan reguler dilakukan di antara
penetapan capaian
pemrakarsa untuk memperdalam
pemahaman dan untuk mempertajam
agenda tindak.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
32. Pelaku ekonomi bertambah 12
Petani bertambah
Karena melihat peluang usaha, petani nilam bertambah jumlahnya
Penangkar bibit bertambah
Kebutuhan bibit yang meningkat, menumbuhkan penangkar bibit.
Penyuling bertambah
Karena harga minyak nilam dianggap menarik, maka jumlah
penyuling makin banyak.
Pembuat mesin penyulingan muncul
Lahir bengkel pembuat mesin penyulingan yang pertama di Kutai
Timur
Seluruh perkembangan di atas mem-
perkuat lapis-lapis usaha sekaligus
Kawi Boedisetio memperbaiki struktur persaingan.
telebiro.bandung0@clubmember.org
33. Rekayasa alat suling di tingkat lokal 13
Berdasarkan pengamatan pada
perjalanan studi banding ke Jawa,
KSU bersama pendamping dan
bengkel lokal melakukan modifikasi
desain alat penyulingan dan
membuatnya sendiri di Sengata.
Pada masa sebelumnya, alat suling
didatangkan dari Jawa.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
34. Strategi diversifikasi usaha 14
800/kg Penyuling 600 rb/kg Pembeli m.
Situasi 1 Petani nilam
nilam nilam
terna
Penyuling 320 rb/kg Pembeli m.
Situasi 2
nilam nilam
800/kg
Petani nilam
terna 320 rb/kg
Situasi 3 Penyuling Pembeli m.
nilam nilam
Petani nilam bibit
baru
650/bibit
Ketika harga pasar minyak nilam jatuh, dilakukan strategi diversifikasi usaha sehingga
harga pembelian terna dari petani tetap. Dengan demikian petani tetap tertarik untuk
Kawi Boedisetio menanam nilam dan terjadi perluasan basis pemasok terna.
telebiro.bandung0@clubmember.org
37. Lokasi penanaman nilam
Per Agustus 2008
Bengalon
Sengata Utara
3 kecamatan
50 ha
Kawi Boedisetio
Rantau Pulung
telebiro.bandung0@clubmember.org
38. Lokasi penanaman nilam
Per Januari 2009
Muara Wahau Bengalon Koubun Kaliorang
Sengata Utara
Sengata Selatan 8 kecamatan
209 ha
Teluk Pandan
Kawi Boedisetio
Rantau Pulung
telebiro.bandung0@clubmember.org
39. Lokasi Unit Penyulingan
Agustus 2008
Bukit Subur Mandiri
Desa Singa Gembara
Kec. Sengatta Utara
Kawi Boedisetio Kap. 400 kg kering
telebiro.bandung0@clubmember.org
40. Lokasi Unit Penyulingan
Km 106 Km 125
Januari 2009 Desa Tepian Langsat Desa Tepian Langsat
Kec Bengalon Kec Bengalon
Kap 550 kg kering Kap 100 kg kering
Muara Wahau
Kap 200 kg kering
Desa
Kap 300 kg kering
Batutak
Desa Muara Bengalon
Kec Bengalon
Kap 200 kg kering
Bukit Subur Mandiri
Desa Singa Gembara
Kec. Sengatta Utara
Kawi Boedisetio Kap. 400 kg kering
telebiro.bandung0@clubmember.org
41. Industri inti Industri pendukung
Industri pemasok Industri terkait
Kawi Boedisetio Industri pembeli Lembaga pendukung
telebiro.bandung0@clubmember.org
42. Juli 2008
Peta potensi pelaku klaster nilam Kutai Timur
Petani Durian Petani Jarak Petani Pisang Petani Sayur
Petani Sahang Petani Jeruk Petani Padi Petani Salak Petani Sawit
Kotoran Ternak
Penangkar Bibit
Sapi Pembeli
Pembuat Petani Nilam Minyak Nilam
Kambing Kompos (KSU BSM) Exportir Industri
Penyuling Nilam (PT. Djasula Parfum
Ternak Itik Penjual BBM (KSU Bukit Subur Wangi) Global
Mandiri) Pedagang
Penjual Jerigen Pengumpul m.
Ayam Ras
Hitam nilam di Blitar
Pemasok m.
Toko Saprodi nilam Berau
Jasa Tukang Lembaga Jasa
Jasa Pemesinan Jasa Telekom- Jasa Sertifikasi
Las Keuangan (BRI, Transportasi
(PT. Tjokro unikasi (Sucofindo)
Bersaudara) (voucher pulsa) Mandiri, BPR) (PT. Triwisna)
Hotel
Faperta Unmul STIPER BALITTRO LSM ABDI Kutim UPT BPTP NGO PUPUK Bdg
Pemkab Kutim (Bappeda, PU, Community Dewan Atsiri PKBL PKT F. MSH CSR
Kawi Disperindag, DisKop, Disbun)
Boedisetio Empowerment KPC Indonesia
telebiro.bandung0@clubmember.org
45. Periode Juni '08 – Juli '08
(2 bulan)
133 petani
400 pekerja
50 ha
Penangkar 506
juta
Petani nilam
bibit
24 juta
1 pengusaha
8 pekerja
Penyuling Pedagang nilam
98 juta di Jawa
nilam
1 penyulingan
8 pekerja 125 juta
754 juta
Bengkel alat
suling Jawa 549 orang
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
46. Periode Agustus '08 – Januari '09
(6 bulan)
Dealer sepeda
motor
665 petani
2000 pekerja
50 juta 209 ha
Penangkar 2,037
juta
Petani nilam
bibit
700 juta
3 pengusaha
20 pekerja
Penyuling Pedagang nilam
1.530 juta di Jawa
nilam
6 penyulingan
40 pekerja 380 juta 70 juta
4,75 milyar
Bengkel alat Bengkel alat
suling Jawa suling Sengata 2.725 orang
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
47. Siklus transaksi yang rela-
tif teratur, memungkinkan
petani untuk melakukan
pembelian sepedamotor
dengan skema khusus
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
48. Skema pembelian
sepeda motor
sepeda motor
Dealer
sepeda motor
petani
cicilan leasing
terna
Kawi Boedisetio
penyuling
telebiro.bandung0@clubmember.org
49. 1 kg minyak nilam
dihasilkan dari hasil
panen 70 pokok
tanaman nilam yang Minyak nilam
1 kg
ditanam pada lahan
seluas 50 m2
Terna kering
50 kg
Terna basah
200 kg
panen
70 pokok
50 m2
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
50. Upah buruh tani
800 ribu rupiah per bulan
(8 hari kerja)
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
51. Perkuatan ● Diversifikasi usaha
lingkungan usaha ● Studi banding/
benchmarking
● Perbaikan struktur
persaingan
● Kegiatan litbang di tingkat
pelaku
● Skema pembiayaan berisiko Konteks strategi
Konteks strateg
● Investasi yang
● Peningkatan peran lembaga
Konteks st
menyebabkan tumbuhnya
riset permintaan lokal.
Kondisi Kondisi
Kondi permintaan
Industri
pendukung
Industri pe
● Perbanyakan lapis-lapis
usaha
● Penyepakatan formasi
klaster industri
● Terbentuk Komite Klaster
Pechole Borneo
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
52. Masalah kritis
Beberapa kondisi ditemukenali
sebagai hal yang kritis. Jika tidak
dilakukan antisipasi yang sungguh-
sungguh, maka akan menghilangkan
proses peningkatan yang sedang
berlangsung.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
53. Pemahaman seluruh pelaku
Keberhasilan suatu formasi rumpun usaha sangat
bergantung kepada pemahaman seluruh pelaku akan
prinsip-prinsip daya saing wilayah.
Beberapa prakarsa penentu inovasi perlu difahami dan
dilakukan terus-menerus.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
54. Infrastruktur jalan tidak memadai
Faktor pendukung utama dalam kegiatan masyarakat,
khususnya ekonomi, adalah infrastruktur jalan. Kondisi
jalan di Kabupaten Kutai Timur rusak dan sulit dilalui
kendaraan.
Khusus untuk angkutan terna, kondisi ini tidak saja
memperlambat transportasi, namun juga dapat membuat
terna menjadi rusak dan tak dapat diproses lebih lanjut.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
56. Bercocok tanam di lahan tambang
Sebagian wilayah Kabupaten Kutai Timur adalah wilayah
usaha pertambangan. Beberapa bagian wilayah tambang
yang belum di-eksploitasi digunakan oleh masyarakat.
Untuk menjamin kepastian usaha, wilayah tambang ini
perlu dikomunikasikan kepada seluruh anggota
masyarakat agar dapat disesuaikan dengan rencana
usaha.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
57. Lembaga kolaboratif pengawal agenda
Agenda perkuatan lingkungan usaha telah disepakati dan
akan terus dikembangkan. Komite Klaster Pechole Borneo
perlu ditingkatkan kapasitasnya sebagai lembaga
pengawal agenda perkuatan.
Formalisasi lembaga merupakan salah satu prasyarat
keberlanjutan proses peningkatan.
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org
58. Dengan titik ungkit yang tepat, sumberdaya yang relatif kecil
dapat menghasilkan capaian yang relatif besar . . .
Kawi Boedisetio
telebiro.bandung0@clubmember.org