Dokumen tersebut membahas gangguan mood dan gangguan bipolar. Gangguan mood meliputi berbagai gangguan psikiatrik yang terkait dengan kelainan mood seperti depresi dan mania. Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan mood secara episodik antara mania atau hipomania dengan depresi. Dokumen ini juga membahas epidemiologi, etiologi, klasifikasi, dan kriteria diagnostik gangguan bipolar.
2. PENDAHULUAN
• Abad 20, dekade pertama gangguan psikiatri terbanyak
adalah skizofrenia sedangkan gangguan mood masih
jarang.
• Pertengahan abad 20 gangguan depresi lebih banyak
daripada skizofrenia, dikarenakan :
1. perbaikan diagnosis klinis sedikit misdiagnosis
2. sistem klasifikasi lebih baik DSM IV-TR dan ICD-10
• WHO depresi menempati urutan ke-4 masalah
kesehatan dunia
• Penyakit fisik seperti hipertensi, DM, PPOK mencetuskan
depresi.
3. PENDAHULUAN
• 1 dari 5 orang perempuan dan 1 dari 10 orang laki-laki
semasa hidupnya pernah menderita gangguan depresi.
• Prevalensi gangguan bipolar meningkat yaitu 5% ( >
50% mengalami episod depresi).
• Pasien dengan gangguan mood mengalami disabilitas
dan angka bunuh diri yang tinggi ( ± 15% pada pasien
depresi).
• Depresi >> perempuan, tapi laki-laki lebih banyak
melakukan bunuh diri.
• Depresi pada perempuan berhubungan dengan siklus
reproduksi, mis depresi pasca persalinan perhatian
ekstra (tingginya angka pembunuhan bayi sendiri).
4. PENDAHULUAN
• Hampir setengah dari kasus depresi tidak terdeteksi
sampai bertahun-tahun atau kontrol yang tidak adekuat.
• Gangguan bipolar sering didiagnosis dengan skizofrenia
misdiagnosis ↑ risiko bunuh diri, perilaku
merugikan, hilangnya pekerjaan dan resisten
pengobatan.
• Pasien usia lanjut dengan depresi dan penyakit fisik
berisiko tinggi untuk terjadinya bunuh diri.
6. KomorbiditasKomorbiditas
• Gangguan bipolar dan gangguan depresi mayor sering
bekomorbid dengan : penyalahgunaan atau
ketergantungan alkohol, gangguan panik, OCD, gangguan
cemas sosial terjadi berkebalikan.
• Laki-laki lebih sering dengan penyalahgunaan zat
• Perempuan lebih sering dengan gangguan cemas dan
gangguan makan
• Gangguan penyalahgunaan zat : bipolar > unipolar
7. Deskripsi Yunani-Romawi kunoDeskripsi Yunani-Romawi kuno
• Yunani dan Romawi kuno memperkenalkan istilah
melankolik dan mania.
• Hipocrates (460-357 SM) : Melankolik (black bile) adalah
terdapat suatu keadaan tidak nafsu makan,
keputusasaan, susah tidur, iritabel dan gelisah.
• Mania, menurut Yunani kuno, suatu keadaan
kegembiraan yang luar biasa, bicara tak karuan dengan
mood yang meningkat.
• Soranus mengobservasi manik dan melankolik yang
muncul dalam episod yang sama adanya fluktuatif
gejala antara kemarahan dan kegembiraan dengan
kesedihan dan kehampaan episod campuran pada
DSM IV-TR dan ICD 10.
8. Definisi
• Gangguan mood meliputi kelompok besar dari
gangguan psikiatrik yang berhubungan dengan
kelainan mood serta adanya gangguan psikomotor
dan vegetatif yang mempengaruhi gejala klinik.
• Sebelumnya dikenal sebagai gangguan afektif
lebih berhubungan dengan keadaan emosional,
tidak hanya pada ekspresi eksternal saja (afektif)
gangguan mood.
• Gangguan mood sebagai sindrom yang terdiri dari
tanda dan gejala, periode dari minggu-bulan yang
mewakili gejala awal dari kebiasaan seseorang dan
cenderung berulang-ulang, berlangsung secara
periodik.
10. • Mood : Suatu emosi yang meresap, menetap, luas dan
dipertahankan, yang dialami secara subyektif dan
dilaporkan oleh pasien dan terlihat oleh orang lain.
Contoh: depresi, elasi, kemarahan.
• Bipolar : terdapat perubahan mood secara episodik
dalam jangka waktu tertentu.
• Gangguan Bipolar : merupakan gangguan jiwa yang
bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik,
hipomanik, depresi dan campuran, biasanya rekuren dan
berlangsung seumur hidup.
12. PendahuluanPendahuluan
• Gangguan otak yang ditandai dengan perpindahan
mood, pikran, energi dan perilaku.
• Pasien mengalami perubahan (swing) mood yang
dramatis mood yang sangat meningkat dan atau
iritabel menjadi mood yang sangat menurun. Perubahan
mood disertai dengan perubahan yang serius pada
energi dan perilaku.
• Periode mood yang normal (eutimik) terjadi di antara
episod perubahan mood tersebut
• Selam periode eutimik, pasien berisiko mengalami
kekambuhan menjadi mania, depresi, hipomanik atau
campuran.
13. PendahuluanPendahuluan
• episod depresi pada GB I dan GB II : sumber utama
morbiditas dan mortalitas risiko bunuh diri.
• Episod depresi 3x lebih lama dibanding episod mania.
• Umur harapan hidup pasien GB lebih pendek.
• Penyakit GB : berlangsung seumur hidup
• Penyakit GB berlangsung kronik dan sering
kambuh.kekambuhan mengganggu fungsi keluarga,
sosial dan pekerjaan.
14. Epidemiologi Gangguan BipolarEpidemiologi Gangguan Bipolar
• Prevalensi selama
kehidupan
– GB I : 1%
– GB II : 4%
– Spektrum GB : 3%
• Angka bunuh diri : 15%-
20%
• Insidens gambaran
psikotik : 47%-75%
• Rasio lelaki dengan
perempuan :
– GB I : 1:1
– GB II : 1:2
• Riwayat keluarga positif :
• episod I pada :
– Laki-laki : mania
– Perempuan : depresi
• Rerata jumlah episod
selama kehidupan 7-9
• Usia awitan : rerata 20
tahun
• Kekambuhan : 70-90%
16. FaktorGenetik
•Faktor penting
•Lebih berisiko menderita
gangguan mood bila ada
hubungan kekerabatan.
•Penelitian anak angkat :
anak biologis dari ortu
yang sakit tetap berisiko
walaupun anak diasuh
oleh keluarga tidak sakit
FaktorLingkungan
/Psikososial
•Faktor psikologi
menyangkut :
• Kejadian kehidupan
(kehilangan)
• Teori psikodinamik
• Kepribadian
•Stres kehidupan sering
mencetuskan serangan
pertama GB atau
serangan selanjutnya.
17. Psikodinamika
•Karl Abraham, Freud :
reaksi pasien depresi
terhadap kehilangan
obyek nyata maupun
fantasi
•Respon kehilangan
sekarang cetusan
kehilangan pada masa
kanak
Psikodinamika
•Mania : terjadi regresi
yang sangat besar yang
memengaruhi id, ego,
supergo
•Regresi : mengembalikan
prinsip kesenangan
18. FaktorBiologikFaktorBiologik
Teori neurokimiawi
•Depresi : kegagalan regulasi
neurotransmitter noradrenalin
dan menurunnya metabolit 5-
HT penurunan kadar
serotonin dan penurunan
aktivitas dopamin
•Mania : peningkatan aktivitas
dopamin (hiperdopaminergik)
dan penurunan GABA
Teori Neuroendokrin
Disregulasi neuroendokrin
sebagai refleksi unde rlying
brain diso rde r :
•Aksis adrenal
•Aksis tiroid (hipersekresi
kortisol)
•Hormon pertumbuhan
•Prolaktin
•Melatonin : penurunan
sekresi melatonin di malam
hari
•Hormon seks : penurunan
19.
20. 5 episod mood pada gangguan bipolar5 episod mood pada gangguan bipolar
Mania
Depresi Hipomania
Campuran
Eutimia
24. Gangguan Bipolar-I
episod Manik Tunggal
A. Kriteria memenuhi paling sedikit satu episod manik (kriteria A-
D episod manik di atas)
B. Adanya episod manik dan episod depresif mayor tidak
menunjukkan gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan
skizofreniform, gangguan waham, spektrum skizofrenia tidak
spesifik atau spesifik lainnya dan ganguan psikotik lain.
25. Gangguan Bipolar-I
episod Manik Tunggal
Sebutkan jika :
Campuran : jika memenuhi kriteria suatu episod campuran
Jika saat ini memenuhi suatu kriteria episod manik, campuran atau
depresi mayor, sebutkan status dan/atau gambaran klinis saat ini :
Ringan, sedang, berat tanpa ciri psikotik /berat dengan ciri psikotik
Dengan ciri katatonik
Dengan onset post partum
Jika saat ini tidak memenuhi suatu episod manik, campuran atau depresi
mayor, sebutkan status klinis saat ini dari gangguan bipolar I atau ciri
pada episod paling akhir :
Dengan remisi parsial, dalam remisi penuh
Dengan ciri katatonik
Dengan onset postparum
26. Gangguan Bipolar-I
episod Paling Akhir Hipomanik
A. Saat ini (atau paling akhir) dalam episod hipomanik.
B. Terdapat paling kurang satu episod manik atau campuran
sebelumnya.
C. Gejala mood menyebabkan penderitaan secara klinis yang bermakna
atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi bidang
penting lainnya.
D. Adanya episod mood pada kriteria A dan B tidak lebih baik dijelaskan
oleh gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan skizofreniform,
gangguan waham, spektrum skizofrenia tidak spesifik atau spesifik
lainnya dan ganguan psikotik lain.
27. Gangguan Bipolar-I
episod Paling Akhir Hipomanik
Sebutkan :
Penentu perjalanan longitudinal (dengan dan tanpa
pemulihan interepisod)
Dengan pola musiman (digunakan hanya pada pola episod
depresi mayor)
Dengan siklus cepat
28. Gangguan Bipolar-I
episod Paling Akhir Manik
A. Saat ini (atau paling akhir) dalam episod Manik.
B. Terdapat paling kurang satu episod depresi mayor, episod
manik atau campuran sebelumnya.
C. Adanya episod mood pada kriteria A dan B tidak lebaih
baik dijelaskan oleh gangguan skizoafektif, skizofrenia,
gangguan skizofreniform, gangguan waham, spektrum
skizofrenia tidak spesifik atau spesifik lainnya dan
ganguan psikotik lain.
29. Gangguan Bipolar-I
episod Paling Akhir Manik
Jika saat ini memenuhi suatu kriteria episod manik, sebutkan status dan/atau
gambaran klinis saat ini :
Ringan, sedang, berat tanpa ciri psikotik /berat dengan ciri psikotik
Dengan ciri katatonik
Dengan onset post partum
Jika saat ini tidak memenuhi suatu episod manik, sebutkan status klinis saat ini
dari gangguan bipolar I atau ciri pada episod manik paling akhir :
Dengan remisi parsial, dalam remisi penuh
Dengan ciri katatonik
Dengan onset postparum
Sebutkan :
Penentu perjalanan longitudinal (dengan dan tanpa pemulihan interepisod)
Dengan pola musiman (digunakan hanya pada pola episod depresi mayor)
Dengan siklus cepat
30. Gangguan Bipolar-I
episod Paling Akhir Campuran
A. Saat ini (atau paling akhir) dalam episod campuran
B. Terdapat paling kurang satu episod depresi mayor, episod
manik atau episod campuran sebelumnya.
C. Adanya episod mood pada kriteria A dan B tidak lebih baik
dijelaskan oleh gangguan skizoafektif, skizofrenia,
gangguan skizofreniform, gangguan waham, spektrum
skizofrenia tidak spesifik atau spesifik lainnya dan
ganguan psikotik lain.
31. Gangguan Bipolar-I
episod Paling Akhir Campuran
Jika saat ini memenuhi suatu kriteria episod campuran, sebutkan status dan/atau
gambaran klinis saat ini :
Ringan, sedang, berat tanpa ciri psikotik /berat dengan ciri psikotik
Dengan ciri katatonik
Dengan onset post partum
Jika saat ini tidak memenuhi suatu episod campuran, sebutkan status klinis saat ini
dari gangguan bipolar I atau ciri pada episod manik paling akhir :
Dengan remisi parsial, dalam remisi penuh
Dengan ciri katatonik
Dengan onset postparum
Sebutkan :
Penentu perjalanan longitudinal (dengan dan tanpa pemulihan interepisod)
Dengan pola musiman (digunakan hanya pada pola episod depresi mayor)
Dengan siklus cepat
32. Gangguan Bipolar-I
episod Paling Akhir Depresi
A. Saat ini (atau paling akhir) dalam episod depresi.
B. Terdapat paling kurang satu episod manik atau episod
campuran sebelumnya.
C. Adanya episod mood pada kriteria A dan B tidak lebih baik
dijelaskan oleh gangguan skizoafektif, skizofrenia,
gangguan skizofreniform, gangguan waham, spektrum
skizofrenia tidak spesifik atau spesifik lainnya dan
ganguan psikotik lain.
33. Gangguan Bipolar-I
episod Paling Akhir Depresi
Jika saat ini memenuhi kriteria suatu episod depresi mayor, sebutkan status
dan/atau gambaran klinis saat ini :
ringan, sedang, berat, tanpa ciri psikotik/berat dengan ciri psikotik
kronik
Dengan ciri katatonik
Dengan ciri melankolik
Dengan ciri atipikal
Dengan onset postpartum
Jika saat ini tidak memenuhi kriteria suatu episod depresi mayor, sebutkan status
klinis saat ini dari gangguan depresi mayor atau ciri pada episod paling akhir:
Dalam remisi parsial, dalam remisi penuh
Kronik
Dengan ciri katatonik
Dengan ciri melankolik
Dengan ciri atipikal
Dengan onset postpartum
34. Gangguan Bipolar-I
episod Paling Akhir Tidak Ditentukan
A. Kecuali durasi, saat ini (atau paling akhir) memenuhi kriteria untuk
suatu episod manik, hipomanik, campuran, atau depresi mayor.
B. Terdapat paling kurang satu episod manik atau episod campuran
sebelumnya.
C. Gejala mood menyebabkan penderitaan secara klinis yang bermakna
atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi bidang
penting lainnya
D. Adanya episod mood pada kriteria A dan B tidak lebih baik dijelaskan
oleh gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan skizofreniform,
gangguan waham, spektrum skizofrenia tidak spesifik atau spesifik
lainnya dan ganguan psikotik lain.
E. Epide mood pada kriteria A dan B bukan karena efek fisiologis
langsung dari zat atau kondisi medis umum.
35. Gangguan Bipolar-I
episod Paling Akhir Tidak Ditentukan
Sebutkan :
Penentu perjalanan longitudinal (dengan dan tanpa pemulihan
interepisod)
Dengan pola musiman (digunakan hanya pada pola episod depresi
mayor)
Dengan siklus cepat
36. Gangguan Bipolar-II
A. Paling sedikit harus terpenuhi satu episod hipomanik dan paling sedikit satu
episod depresi mayor
B. Tidak pernah mengalami episod manik
C. Keberadaan episod hipomanik dan episod depresi mayor tidak dapat
menjelaskan gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan skizofreniform,
gangguan waham atau spektrum skizofrenia tidak spesifik atau spesifi
lainnya dan ganguan psikotik lain.
D. Menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau hendaya sosial,
pekerjaan, atau fungsi area penting lainnya.
37. Gangguan Bipolar-II
Sebutkan episod saat ini atau paling akhir :
Hipomanik : jika saat ini (atau paling alhir ) dalam episod hipomanik
Depresi : jika saat ini (atau paling akhir) dalam episod depresi mayor
Jika saat ini memenuhi kriteria suatu episod depresi mayor, sebutkan status
dan/atau gambaran klinis saat ini :
ringan, sedang, berat, tanpa ciri psikotik/berat dengan ciri psikotik
kronik
Dengan ciri katatonik
Dengan ciri melankolik
Dengan ciri atipikal
Dengan onset postpartum
Jika saat ini tidak memenuhi kriteria suatu episod depresi mayor, sebutkan status
klinis saat ini dari gangguan depresi mayor atau ciri pada episod paling akhir:
Dalam remisi parsial, dalam remisi penuh Kronik
Dengan ciri katatonik Dengan ciri melankolik
Dengan ciri atipikal
Dengan onset postpartum
38. Siklotimia
A. Paling sedikit selama 2 tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala
hipomania dan beberapa periode dengan gejala depresi yang tidak
memenunhi kriteria depresi mayor. Untuk anak-anak durasi paling sedikit
satu tahun.
B. Selama periode 2 tahun, tidak pernah bebas gejala pada kriteria A lebih dari
2 bulan pda satu waktru.
C. Tidak ada episod depresi mayor, episod manik, episod campuran, selama 2
tahun gangguan tersebut.
D. Gejala-gejala A bukan skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan
skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham atau spektrum
skizofrenia tidak spesifik atau spesifi lainnya dan ganguan psikotik lain.
E. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis zat atau kondisi medik umum.
F. Menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau hendaya sosial,
pekerjaan, atau fungsi area penting lainnya.
43. Farmakoterapi
• Pemberian penyetabil
mood (m o o d stabiliz e rs )
• Kasus tidak teralu berat
monotherapy.
• Kasus akut dengan
agitasi : kombinasi
dengan antipsikotika
(antipsikotika potensi
rendah atau antipsikotika
generasi kedua.
• Pengobatan jangka
panjang dan terdapat ciri
psikotik kombinasi
• Obat penyetabil mood
klasik : litium
• Golongan antikonvulsan :
karbamazepin, valproat,
topiramat, lamotrigin.
• Penyetabil mood yang
lain :
- APG II : aripiprazol,
olanzapin, quetiapin,
risperidon
- APG I: haloperidol,
chlorpromazin.
• Antidepressan dan
benzodiazepin.
46. FarmakoterapiFarmakoterapi
• Mood stabilizer yang efektif untuk episod mania : litium,
valproat, carbamazepin
• Litium mempunyai efek samping gangguan ginjal dan
jantung
• Litium : Pemeriksaan fungsi ginjal sebelum dan sesudah
pengobatan (2 minngu, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun).
• Carbamazepin Stephen Johnson Syndrome !!!
• Lamotrigin disetujui penyetabil mood untk mencegah
relaps mania dan depresi.
• Lamotrigin lini pertama pengobatan bipolar depresi
• Topiramat dapat menurnkan berat badan dan nafsu
makan
50. Non-FarmakoterapiNon-Farmakoterapi
• Bagi beberapa pasien, farmakoterapi tidak cukup untuk
mengurangi gejala seepnuhnya dan memperbaiki fungsi
sosial
• Masihh ada gejala gejala-gejala subsindromal
relaps/rekuren
• Gejala itu seperti :
– Masalah relasi interpersonal
– Masalah dalam pekerjaan
– Stress kelaurga
– Stigma
– Low self esteme
51. Non-Farmakoterapi
Modalitas non-farmakologi
•Psikoedukasi
•Psikoterapi supportif
•Psikoterapi interpersonal
•Terapi Kognitif Perilaku
(CBT)
•Psikoterapi Dinamik
•Family Focused Therapy
•Terapi interpersomal dan
ritme Sosial
Psikoedukasi
Memberikan informasi :
•Gejala penyakit
•Perjalanan penyakit
•Pengobatan
•Kepatuhan pengobatan
•Mengenali tanda
kekambuhan
•Menghindari faktor pencetus
•Strategi koping
•Mengatur waktu tidur
•Mengatur waktu aktivitas
sosial
52. Non-FarmakoterapiNon-Farmakoterapi
Peran Terapis :
•Sikap hangat dan empati
•Memberikan penentraman
•Menciptkan suasana terapi
yang mengayomi
•Memberikan pujian dan
dukungan secara langsung
Psikoterapi supportif
Tujuan :
•Mengoptimalkan fungsi
pasien
•Mendukung kemampuan
adapatsi
•Memunculkan harapan
baru bagi penyembuhan
Teknik :
•menerima dan
merestruktur mekanis me
defensi pasien
•Meningkatkan se lf e ste e m
pasien
54. Pendahuluan
• Depresi merupakan gangguan mental yang paling banyak
menimbulkan beban disabilitas
• Meningkatkan morbiditas, mortalitas dan risiko bunuh-diri
• Berdampak pada penurunan kualitas-hidup pasien dan
seluruh keluarga.
• Lifetime prevalence: sekitar 17%
• > 30% kasus depresi tidak terdeteksi, > 40% jumlah
tersebut tidak mendapat terapi untuk depresi
• Keluhan somatik sebagai bagian gejala depresi sering di
obati sebagai gejala penyakit fisik.
55. Prevalensi Depresi pada berbagai Kondisi /Prevalensi Depresi pada berbagai Kondisi /
Penyakit MedikPenyakit Medik
Populasi umum
Ps rawat inap
5% (4-6%)
33.0%
36.0%Lansia rwt inap
Stroke > 6 bln
40% (30-40%)
CAD & MI 20% (15-20%)
27%% (8.9–27.3%)
30-60%
0% 10% 20% 30% 40% 50%
DM
Stroke akut < 6 bln
23% (18–23%)
60%
Kanker
57. Kriteria Gangguan Depresi Mayor
• Major Depressive Disorder
• Diagnosis episode tunggal memungkinkan
seringnya berulang.
• Keluarkan diagnosis berkabung dan kondisi
sedih normal.
• Depresi pada orang yang berkabung mungkin
terjadi karena kerentanan individu pemulihan
antidepresan.
58. Status Klinis Episod Depresi, Saat IniStatus Klinis Episod Depresi, Saat Ini
Ringan
Sedang
Berat
•Tanpa
Gambaran
Psikotik
•Dengan
Gambaran
Psikotik
Remisi
Parsial
Remisi
Sempurna
59. Gambaran Klinis Episod DepresiGambaran Klinis Episod Depresi,, Saat IniSaat Ini
Dengan
Gambaran
Katatonik
Dengan
Gambaran
Melankolik
Dengan
Gambaran
Atipik
Dengan
Awitan
Postpartum
71
Sesuai Pola
Musim
61. Kriteria Gambaran MelankoliaKriteria Gambaran Melankolia
Salah
Satu
• Hilangnya rasa senang pada semua aktivitas
• Hilangnya reaksi mood terhadap stimulus
menyenangkan
≥ 3
• Mood depresi yang nyata
• Depresi memburuk di pagi hari
• Terbangun dini hari
• Retardasi psikomotor yang jelas
• Anoreksia atau penurunan berat badan
bermakna
• Rasa bersalah berlebihan atau tak sesuai
73
62. Dengan Gambaran AtipikDengan Gambaran Atipik
A
• Reaktivitas mood (+)
≥ 2
• Nafsu makan ↑↑ dan penambahan berat
badan bermakna
• Hipersomnia
• Paralisis (leaden feeling di anggota gerak)
• Sensitif terhadap penolakan interpersonal
74
65. 77
Terapi
Mengurangi/
hilangkan gejala Mengurangi
risiko kekambuhan
Mengembalikan
Peran dan Fungsi
TUJUAN TERAPI DEPRESI
Meningkatkan
kualitas hidup
Meningkatkan
kualitas hidup
Mengurangi risiko
Disabilitas/
mortalitas
Mengurangi risiko
Disabilitas/
mortalitas
66. FASE TERAPI GDMFASE TERAPI GDM
1. Fase akut
- Tujuan untuk mencapai remisi gejala akut
- Kembali ke fungsi premorbid
- Terapi selama 6-12 minggu
2. Fase berkelanjutan
- Membuat stabil remisi dan mencegah relaps
- Dosis obat sama dengan dosis sebelumnya.
- Terapi minimal sampai 4 – 9 bulan
3. Fase rumatan/pemeliharaan
- Tujuan untuk mencegah rekurensi
- Dosis obat dapat diturunkan secara bertahap
- Terapi berlangsung sampai 9-12 bulan untuk yang pertama kali
mendapat serangan depresi, dan lebih dari 1 sampai 2 tahun bila
sudah berulang.
67. Depression:Depression:
Treatment PhasesTreatment Phases
Kupfer DJ. J Clin Psychiatry. 1991;52(suppl):28-34.
Asymptomatic
Response
Remission
12 Weeks 4-9 Months 1 Year or More
Symptoms
Syndrome
Relapse
Recovery
Recurrence
MaintenanceContinuationAcuteTreatment Phases
X
XX
Asymptomatic
Response
Remission
12 Weeks 4-9 Months 1 Year or More
Symptoms
Syndrome
Relapse
Recovery
Recurrence
MaintenanceContinuationAcuteTreatment Phases
X
XX
68. 80
Ukuran Luaran GDMUkuran Luaran GDM
o Respons:
∀↓ derajat simtom ≥ 50%, bertahan paling sedikit 3
minggu. ↓ ≥ 60% lebih sesuai.
o Remisi:
• Tanda/gejala depresi (-) atau hampir tidak ada (paling
sedikit 3 minggu). Ada 9 gejala di DSM-IV-TR yang
harus diperhatikan. Dua gejala utama depresi tidak
boleh ada. Fungsi sehari-hari tidak termasuk ke dalam
kriteria remisi
o Pulih (re co ve ry):
• Menetapnya remisi paling sedikit 4 - 6 bulan.
Kembalinya ke fungsi premorbidMulder RT, dkk. J Affect Disord 2003; 76: 127-135.
71. TCA
Mulai amitriptilin dengan dosis 3 X 10 mg naikkan 25 mg
setiap 2-3 hari (tergantung toleransi). Biasanya dinaikkan sampai
150mg/hari pada minggu 1-2, sambil dievaluasi untuk melihat
respon klinis. Dipertahankan sampai minggu ke 6, untuk dinilai
efek klinisnya.
SSRI
Salah satu contoh dengan menggunakan Fluoxetine. Dapat
dimulai dengan dosis 10-20mg setiap pagi, kemudian dievaluasi
setiap 2 minggu, bila perlu dosis dapat dinaikkan sampai 60mg,
tergantung keadaan klinis.
74. • Evaluasi risiko bunuh diri harus dilakukan secara terus menerus
pada pasien dengan depresi mayor.
• Faktor yang dinilai terkait bunuh diri :
– Riwayat tindakan, seriusnya, bentuk dan jumlah tindakan bunuh
diri sebelumnya
– Saat ini atau riwayat bunuh diri, letalitas ide bunuh diri,
intensitas atau perencanaan.
– Akses terhada sarana bunuh diri.
– Adanya ansietas berat, serangn panik, agitasi, impulsivitas.
– Adanya gekla psikotik
– Penyalahgunaan zat atau alkohol
– Adanya ganguan psikiatrik mayor
– Adanya penyakit fiisk berat seperti tumor ganas, HIV
– Tidak ada dukungan psikososial
76. 1/3
88
• Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang depresi
• Menyarankan perbaikan gaya hidup
• Memperbaiki perjalanan penyakit melalui pengenalan dini gejala,
terapi, pemecahan masalah dan manajemen stresor
Psikoedukasi Untuk Gangguan Depresi
78. PendahuluanPendahuluan
• Istilah distimia, yang berarti “ tidak menyenangkan (ill-
humored) “ diperkenalkan pada tahun 1980.
• Menurut DSM-IV-TR, ciri gangguan distimik yang paling
khas adalah perasaan tidak adekuat, bersalah,
iritabilitas, serta kemarahan, penarikan diri dari
masyarakat, hilang minat, inaktivasi dan tidak produktif.
• Prevalensi 5-6% dari keseluruhan gangguan depresi.
• Onset pada usia muda, yaitu pada masa kanak-
kanak dengan keluhan perasaan tidak bahagia yang
tidak dapat dijelaskan dan terus berlanjut saat memasuki
masa remaja dan menginjak usia 20 tahun.
79. EtiologiEtiologi
Faktorbiologi
•Dasar biologik dengan
gangguan depresi berat
adalah sama, tetapi dasar
untuk psikopatologiknya
berbeda.
•Penelitian menunjukkan
keterkaitan neurotransmiter
serotonin dan
noradrenergik terlibat
dalam gangguan distimik.
Faktorpsikososial
• Teori psikodinamik :
gangguan berasal dari
perkembangan ego dan
kepribadian dan
berpuncak pada kesulitan
dalam beradaptasi pada
masa remaja dan dewasa.
• Freud : kekecewaan
interpersonal di awal
kehidupan → rentan depresi
→ ambivalensi hubungan
cinta → kehilangan atau
ancaman akan kehilangan
pada kehidupan dewasa →
depresi.
80. Perjalanan penyakitPerjalanan penyakit
• Usia sebelum remaja, berlanjut hingga memasuki
usia 20an, dengan gejala yang samar-samar.
• Setelah mengalami 1 dekade gejala, pasien baru
mencari bantuan.
• Sekitar 20% menjadi gangguan depresi berat.
• Biasanya memiliki fungsi sosial yang stabil.
• Bila kestabilan terganggu→ meninggalkan
aktivitas sosial dan kegiatan yang biasanya
menyenangkan dan mengkompensasi dengan
terus bekerja → masalah dalam perkawinan.
81. Tanda dan gejala
1. Perubahan dalam pikiran
– sulit konsentrasi dan
membuat keputusan
– masalah dengan
ingatan jangka
pendek
– lupa berbagai hal
sepanjang waktu
– pikiran negatif,
pesimis, rendah diri,
rasa bersalah, kritik
diri.
2. Perubahan dalamperasaan
o merasa sedih tanpa alasan
yang jelas.
o Motivasi menurun → apati
o merasa lamban dan lelah
sepanjang waktu.
o Iritabel sulit mengontrol
amarahnya
o Merasa tak nyaman
berhubungan dengan orang
lain→ penarikan diri dari
pergaulan sosial.
o Ada perubahan selera (↑atau
↓)
o Dorongan seksual menurun.
82. 3. Perubahan dalam kesehatan fisik
o kelelahan kronik → banyak waktu yang disia-
siakan dan banyak tidur.
o mengeluhkan banyak sakit dan rasa nyeri.
o Tidak ditemukan adanya gejala psikotik.
o Gangguan distimik sering dialami oleh pasien
yang mengalami gangguan fisik yang kronik
terutama pada lansia.
Tanda dan gejala
83. Kriteria Diagnosis Distimik
Kriteria Diagnosis untukGangguan DistimikMenurut DSM-IV-TR
a. Mood depresi hampir sepanjang hari selama berhari-hari, lebih banyak
depresi daripada tidak, sebagaimana ditunjukkan secara subjektif atau
melalui pengamatan orang lain, untuk setidaknya 2 tahun.
Catatan: pada anak dan remaja, mood dapat iritabel dan durasinya harus
1 thn
b. Saat depresi terdapat 2 atau lebih gejala berikut:
1.Nafsu makan menurun atau berlebih
2.Insomnia atau hipersomnia
3.Kurang tenaga atau lelah
4.Harga diri menurun
5.Kurang konsentrasi dan sulit mengambil keputusan
6.Rasa putus asa
c. Selama periode 2 tahun gangguan (1 tahun untuk anak-anak dan remaja),
orang tersebut tidak pernah bebas gejala dalam kriteria A dan B > 2 bulan.
84. d. Tidak pernah ada episod depresi berat selama 2 tahun
pertama gangguan (1 tahun untuk anak-anak dan remaja),
tidak dalam bentuk gangguan depresi berat kronis ataupun
gangguan depresi berat dalam remisi parsial.
Catatan: mungkin terdapat episod depresi mayor sebelumnya
asalkan terdapat remisi lengkap (tidak ada tanda atau gejala
bermakna selama 2 bulan) sebelum perkembangan
gangguan distimik. Selain hal tersebut, setelah 2 tahun sejak
awal terjadinya gangguan distimik (1 tahun untuk anak-anak
dan remaja) dapat saja timbul episod gangguan depresi
berat yang tumpang tindih pada distimik, maka kedua
diagnosis dapat ditegakkan asalkan membuhi kriteria untuk
episod depresi mayor.
e. Tidak pernah terdapat episod manik, episod campuran, atau
episod hipomanik dan tidak pernah memenuhi kriteria untuk
gangguan siklotimik.
Kriteria Diagnosis Distimik
85. f. Gangguan tidak terjadi bersamaan dengan gangguan
psikotik kronis, seperti Skizofrenia atau gangguan
waham.
g. Gejala bukan merupakan efek fisiologis langsung dari
zat.
h. Gejala menyebabkan penderitaan atau gangguan yang
bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan
atau fungsi penting lainnya.
Awitan awal: sebelum usia 21 tahun.
Awitan lambat: pada usia 21 tahun atau lebih
Kriteria Diagnosis Distimik
86. Differential DiagnosaDifferential Diagnosa
• Minor Depressive Disorders distimik tidak ada periode
eutimik di antara episod, namun pada minor depressive
disorders ada periode eutimik.
• Reccurent Brief Depressive Disorders gangguannya
bersifat episodik dan gejalanya lebih berat
89. PSIKOTERAPI
JENIS PSIKOTERAPI DESKRIPSI
Terapi Kognitif Identifikasi, memutus , dan memperbaiki pola
pikiran negatif dan mempromosikan pikiran kritis
yang membangun
Terapi Perilaku Memperkenalkan pilihan kegiatan yang
membangun guna mengatasi perasaan tidak
berdaya, efek stres, dan defisit kemampuan sosial
Terapi Interpersonal Mengembangkan kepekaan peran sosial dalam
memberikan teknik guna menghadapi pemisahan,
kehilangan, dan perselisihan
Terapi Psikodinamik Mempelajari konflik emosional yang berhubungan
dengan pengalaman masa kanak-kanak dan
mencoba meningkatkan tilikan melalui introspeksi
retrospektif
Terapi Suportif Edukasi, memberikan saran, menenangkan,
menganjurkan dan memahami dalam tujuan
memberi kontribusi terhadap support pasien
Clues That “Unipolar” Depression May Be Bipolar Depression
The response to treatment can also provide clues to the differentiation of unipolar and bipolar. In contrast to unipolar depression, treatment response to bipolar disease is characterized by an abrupt onset of antidepressant effect, an early loss of response, and increased agitation/mixed state.
To recap, these are the major criteria for detecting bipolarity
Early age of onset of disease
More recurrent episods than unipolar
Family history of mood disorders
More melancholic and atypical symptoms
Comorbidity with other psychiatric disorders
Differential response to therapy
Marchand WR. Recognizing and treating bipolar disorder. Hosp Physician. 2003;39:21-30.
Geller B, Luby J. Child and adolescent bipolar disorder: a review of the past 10 years. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry. 1997;36:1168-1176.
Akiskal HS, Walker P, Puzantian VR, King D, Rosenthal TL, Dranon M. Bipolar outcome in the course of depressive illness. J Affect Disord. 1983;5:115-128.
Clues That “Unipolar” Depression May Be Bipolar Depression
The response to treatment can also provide clues to the differentiation of unipolar and bipolar. In contrast to unipolar depression, treatment response to bipolar disease is characterized by an abrupt onset of antidepressant effect, an early loss of response, and increased agitation/mixed state.
To recap, these are the major criteria for detecting bipolarity
Early age of onset of disease
More recurrent episods than unipolar
Family history of mood disorders
More melancholic and atypical symptoms
Comorbidity with other psychiatric disorders
Differential response to therapy
Marchand WR. Recognizing and treating bipolar disorder. Hosp Physician. 2003;39:21-30.
Geller B, Luby J. Child and adolescent bipolar disorder: a review of the past 10 years. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry. 1997;36:1168-1176.
Akiskal HS, Walker P, Puzantian VR, King D, Rosenthal TL, Dranon M. Bipolar outcome in the course of depressive illness. J Affect Disord. 1983;5:115-128.
Clues That “Unipolar” Depression May Be Bipolar Depression
The response to treatment can also provide clues to the differentiation of unipolar and bipolar. In contrast to unipolar depression, treatment response to bipolar disease is characterized by an abrupt onset of antidepressant effect, an early loss of response, and increased agitation/mixed state.
To recap, these are the major criteria for detecting bipolarity
Early age of onset of disease
More recurrent episods than unipolar
Family history of mood disorders
More melancholic and atypical symptoms
Comorbidity with other psychiatric disorders
Differential response to therapy
Marchand WR. Recognizing and treating bipolar disorder. Hosp Physician. 2003;39:21-30.
Geller B, Luby J. Child and adolescent bipolar disorder: a review of the past 10 years. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry. 1997;36:1168-1176.
Akiskal HS, Walker P, Puzantian VR, King D, Rosenthal TL, Dranon M. Bipolar outcome in the course of depressive illness. J Affect Disord. 1983;5:115-128.
Les tableaux cliniques dépressifs sont extrêmement différents d’un patient à l’autre.
Le cortège de symptômes dépressifs inclut notamment la symptomatologie physique dont les douleurs corporelles.
Once depressive disorders are diagnosed, the initial objectives of treatment, in order of priority, are to:
- Reduce and ultimately remove all signs and symptoms of the depressive disorder
- Restore occupational and psychosocial roles/functions to the asymptomatic state
- Minimize the risk of relapse and recurrence
Key Points:
The successful long-term treatment of individuals who develop repeated episods of depression has become a high clinical priority. Effective preventive treatment requires continued pharmacologic management for most individuals with recurrent depression.
References:
Kupfer DJ. Long-term treatment of depression. Journal of Clinical Psychiatry. 52 Suppl:28-34, 1991 May.
Because recurrent depression represents a major public health problem, the successful long-term treatment of individuals who develop repeated episods of depression has become a high clinical priority. Effective preventive treatment requires continued pharmacologic management for most individuals with recurrent depression. Although the efficacy of tricyclic antidepressants or lithium carbonate in preventive treatment has been well established, evidence is less clear for monomaine oxidase inhibitors and the newer antidepressants. In addition to the need for more long-term studies on the new compounds, the role of psychotherapy as combination treatment needs to be further elucidated.