SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 38
PENYAKIT SERTA
KELAINAN PLASENTA
DAN SELAPUT JANIN
dr.des
PENYAKIT TROFOBLAS
Mengenai sel-sel trofoblas
Ditemukan pada wanita hamil dan teratoma dari
ovarium.
Terbagi menjadi :
- Gestational Trophoblastic Disease
- Non Gestational Trophoblastic Disease
Hakekatnya  kegagalan fungsi reproduksi
Perkembangan janin tidak sempurna :
Keadaan patologik minggu-minggu I kehamilan ;
Degenerasi hidropik jonjot korion spt gelembung
 Mola Hidatidosa
Berbagai jenis kehamilan
NORMAL
KEGAGALAN KEHAMILAN
- Abortus
- Kehamilan di luar kandunga
- Kematian janin dalam rahim
- Immaturus
- Prematurus
- Cacat bawaan
- Mola hidatidosa  jinak
Penyakit Trofoblas
Korio karsinoma  ganas
Etiologi
Etiologi
Teori infeksi
Defisisensi makanan, terutama protein tinggi
Teori kebangsaan
Teori consanguinity.
Teori yang paling cocok adalah teori dari Acosta
Sison yaitu defisiensi protein.
Patogenesis
1. Teori missed abortion
Kehamilan 3-5 minggu  Mudigah mati: Terjadi
gangguan peredaran darah  penimbunan cairan
dalam jaringan mesenkim dan villi  gelembung-
gelembung.
2.    Teori Neoplasma dari Park
Sel-sel trophoblas abnormal  fungsi abnormal pula
; resorpsi cairan yang berlebihan ke dalam villi
timbul gelembung  gangguan peredaran darah
Mudigah mati
Klasifikasi
1. Penyakit trofoblas jinak :
a. Mola hidatidosa
b. Mola hidatidosa parsial
2.    Penyakit trofoblas ganas :
a. Koriokarsinoma villosum
b. Koriokarsinoma non villosum
c. Koriokarsinoma klinis
Diagnosis mola hidatidosa dan koriokarsinoma
villosum/non villosum  bds pemeriksaan
histopatologi
Koriokarsinoma klinis bds kenaikan kadar HCG dan
adanya metastasis
Soetomo Tjokronegoro (1961) :
1.   Histopathological entities :
a. Complete hydatidiform mole
b. Partial hydatidiform mole
c. Invasive mole
d. Gestational chorio carcinoma
e. Placental site trophoblastic tumour.
2.  Clinical terms :
a. Gestational trophoblastic disease :
Mola hidatidosa, invasive mole, chorio
carcinoma dan placental site trophoblastic
tumour.
b. Gestational trophoblastic tumour
Adanya keganasan dibuktikan secara klinik,
peninggian kadar HCG, tanpa gambaran PA
Epidemiologi
Banyak ditemukan di negara Asia dan Mexico.
Insiden di Indonesia :
 Mola hidatidosa 1 : 50 sampai 1 : 141
 Koriokarsinoma 1 : 297 sampai 1 : 1035
 Mola parsialis 1 :10000 sampai 1 : 100000.
Faktor resiko
 Golongan sosio ekonomi rendah,
 Umur dibawah 20 tahun dan diatas 34 tahun
 Paritas yang tinggi
Mola Hidatidosa
Kehamilan berkembang tidak wajar, dimana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh viili korialis
mengalami perubahan hidropik.
Secara makroskopik  gelembung-gelembung
putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dg
ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai
satu atau dua sentimeter.
Gambaran histopatologik  edema stroma villi,
tidak ada pembuluh darah pada villi dan proliferasi
sel-sel trofoblas.
Gambaran sitogenetik  xx 46
Mola parsial
Secara makroskopik, tampak gelembung mola
yang disertai janin atau bagian dari janin.
Umumnya janin mati pada bulan pertama, tetapi
ada juga yang hidup sampai cukup besar atau
bahkan aterm.
Histopatologik tampak villi yang edema dengan
sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi,
sedangkan di tempat lain masih tampak villi yang
normal.
Umumnya mempunyai kariotipe triploid.
Jarang menjadi ganas
Mola hidatidosa dengan janin
Gejala-gejala
Mual, enek , pusing dan lain-lain yang lebih hebat.
Uterus lebih besar dari umur kehamilan.
Perdarahan pervaginam, terjadi antara bulan pertama sampai
ketujuh, rata-rata 12-14 minggu, bersifat intermitten, sedikit-
sedikit atau sekaligus banyak.
Anemia.
Bisa disertai preeklampsia (eklampsia), terjadi lebih muda dari
kehamilan biasa.
Bisa terjadi tirotoksikosis, emboli sel trofoblas ke paru-paru.
Diagnosis
Amenorea, perdarahan pervaginam, uterus lebih
besar dari tuanya kehamilan, tidak ditemukan tanda
kehamilan dan tidak ditemukan tanda kehamilan pasti.
Peninggian HCG terutama setelah hari ke 100.
Pemeriksaan foto abdomen, biopsi transplasental.
Pemeriksaan sonde uterus yang diputar, anjuran
Wiknjosastro.
USG : gambaran berupa badai salju (snow flake
pattern)
Diagnosis yang paling tepat : terlihatnya gelembung
mola.
Terapi
1. Perbaikan keadaan umum
Transfusi darah untuk mengatasi anemia, obati
preeklampsia dan tirotoksikosis.
2. Pengeluaran jaringan mola
a. Vakum kuretase
b. Histerektomi : pd wanita cukup umur dan cukup
anak.
3. Terapi profilaksis dengan sitostatika
4. Pemeriksaan tindak lanjut
Lama pengawasan : 1–2 thn, dinyatakan sehat
bila HCG dua kali berturut-turut normal atau bila
sudah melahirkan anak normal.
Selama pengawasan, secara berkala dilakukan
pemeriksaan ginekologik, kadar HCG dan
radiologik
Prognosis
Kematian karena perdarahan, infeksi, eklampsia, payah
jantung atau tirotoksikosis.
Angka kematian 2,2 – 5,7%.
Persentase keganasan 5,56 %.
Terjadi proses keganasan bisa 7 hari sampai 3 tahun pasca
mola, tapi paling banyak pd 6 bulan pertama.
Kemampuan reproduksi pasca mola, tidak banyak berbeda
dari kehamilan lainnya.
Anak-anak yang dilahirkan setelah mola hidatidosa ternyata
umumnya normal
Koriokarsinoma villosum = invasive
mole
Penyakit ini termasuk ganas, tetapi derajat
keganasannya lebih rendah.
Sifatnya seperti mola, tetapi dengan daya penetrasi
yang lebih besar.
Sel-sel trofoblas dengan villi korialis akan menyusup
ke dalam miometrium, kemudian mengadakan
perforasi pada dinding uterus dan menyebabkan
perdarahan intra abdominal.
Jarang disertai metastasis.
Invasive mole selalu berasal dari mola hidatidosa.
Nama lain adalah Mola Destruens
Koriokarsinoma villosum = invasive mole
Diagnosis
Tidak selalu mudah.
Pada sediaan histerektomi tampak gelembung
mola di dalam lapisan otot miometrium.
Diagnosis pasti secara histopatologik.
Terapi
Pengobatan dengan sitostatika : methotrexate,
dapat menyebabkan kesembuhan total.
Bila ada tanda perdarahan abdomen, angkat uterus
dengan kedua adneksa ditinggalkan.
Dianjurkan histerektomi bersifat selektif, terutama
pada wanita muda. Bila mungkin, lakukan reseksi
parsial, dan dilanjutkan sitostatika
Koriokarsinoma non villosum =
koriokarsinoma
Merupakan jenis yang terganas, dapat
menyebabkan metastase ke organ-organ lain
seperti paru-paru, vulva, vagina , hepar dan otak.
Bila tidak diobati, biasanya pasien meninggal
dalam satu tahun.
Sifat-sifat kanker ini :
1. Mempunyai periode laten yang dapat diukur.
2. Sering menyerang wanita muda.
3. Dapat sembuh secara tuntas , dengan
sitostastik.
4. Dapat sembuh tanpa pengobatan melalui
proses regresi spontan
Diagnosis
Bila setelah akhir suatu kehamilan, terjadi
perdarahan-perdarahan yang tidak teratur,
disertai tanda-tanda subinvolusi.
Menurut Acosta Sison : HBEs
H : Having expelled a product of conception
B : Bleeding
Es : Enlargement and softeness of the uterus.
Disertai kenaikan HCG dan adanya metastasis
Diagnosis pasti : histopatologik
Koriokarsinoma klinik
Ditegakkan berdasarkan tingginya kadar HCG dan
adanya metastasis.
Ada yang menganggap ganas, bila dua mingu
setelah mola hidatidosa, kadar HCG tetap tinggi,
atau 6 minggu setelah mola hidatidosa, rekasi
Galli Manini tanpa pengenceran masih positif.
HCG dikatakan normal bila sudah dibawah 10
mIU/ml.
Nama lain :
Persistent Trophoblastic Disease
Malignant Trophoblastic Disease with or without
metastasis
Berdasarkan jauhnya metastase, terbagi :
· Stadium I : terbatas pada uterus.
· Stadium II : metastasis ke parametrium, serviks
dan vagina.
· Stadium III : metastasis ke paru-paru.
· Stadium IV : metastasis ke organ lain, seperti
usus, hepar dan otak.
Metastasis umumnya hematogen, limfogen dan
perkontinuatum
Terapi
Menggunakan sitostatik :
methotrexate, actinomycin D, adriamycin,
chlorambucil, vincristin, ectoposide
Pengobatan :
1. Good prognosis
Kriteria :
- Bila periode laten kurang dari 4
bulan,
- Kadar HCG < 100.000 mIU/ml
- Metastasis hanya sampai paru-
paru.
2. Poor prognosis
- Kriteria selain good prognosis.
- Terapi kombinasi, gunakan leucovorin untuk
atasi efek samping.
- Digunakan methotrexate, actinomycin D dan
chorambucil.
- Interval paling sedikit 2 minggu
Prognosis
Dengan pengawasan yang ketat dan pengobatan yang
adekuat, derajat kesembuhan 100%, kecuali stadium
IV (di Negara maju).
Angka kematian di negara berkembang (1985) : 18,5%
Bila telah sembuh dari koriokarsinoma, kemudian
hamil  hasil kehamilan tidak terpengaruh pemberian
sitostatik sebelumnya
PENYAKIT SERTA KELAINAN PADA
PLASENTA
Kelainan bentuk dan bobot plasenta
Bentuk plasenta normal :
- Ceper dan bulat
- Diameter 15-20 cm
- Tebal 1,5-3 cm,
- Berat + 500 gr
Plasenta yang besar dan berat ditemukan pada
erythroblastosis foetalis dan sifilis.
Variasi bentuk plasenta : plasenta bipartita, bilobata
atau plasenta dupleks.
Bila disamping plasenta besar ditemukan pula plasenta
kecil disebut plasenta suksenturiata.
Bila antara kedua plasenta tidak ditemukan pembuluh
darah disebut plasenta spuria.
Plasenta membranasea, dimana plasenta tipis dan
lebar, kadang-kadang menutupi seluruh ruangan kavum
uteri.
Plasenta sirkumvalata  plasenta yang pada
permukaan fetalis dekat pinggir terdapat cincin putih.
Cincin ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan
jaringan di sebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh
ke samping di bawah desidua.
Bila cincin putih ini letaknya dekat sekali ke pinggir
plasenta, disebut plasenta marginata. Keduanya disebut
plasenta ekstrakorial
Kelainan implantasi
Plasenta biasanya melekat pada dinding belakang
atau depan rahim dekat fundus. Jonjot-jonjot
menyerbu ke dalam dinding rahim hanya sampai
lapisan atas dari stratum spongiosum.
Plasenta previa  Implantasinya rendah ; di
segmen bawah rahim.
Plasenta akreta  Jonjot-jonjot menyerbu ke dalam
rahim lebih dari batas, dapat berupa :
- Plasenta akreta, jonjot menembus desidua
sampai
berhubungan dengan miometrium.
- Plasenta inkreta, jonjot sampai ke dalam
lapisan
- Plasenta perkreta, jonjot menembus
miometrium
sehingga mencapai perimetrium
Penyakit-penyakit pada plasenta
Infark plasenta : bagian-bagian berwarna
keputihan, noduler dan keras, terletak baik pada
permukaan fetal, maternal atau kedua-duanya.
Terjadi karena periarteritis atau endarteritis
pembuluh-pembuluh darah villi, kemudian terjadi
nekrosis pada stroma dan dinding villi serta
pembukuan darah dalam ruang interviller.
Penyakit-penyakit pada plasenta
Jenisnya :
Infark subkorial, pada plasenta marginata
atau sirkumvalata.
Infark noduler pada permukaan fetal, tidak
ada arti klinis.
Infark yang luas dan tebal dari kotelidon, biasa
terjadi gangguan nutrisi
Kalsifikasi pada plasenta
Manifestasi proses penuaan dari plasenta, terjadi
penimbunan garam-garam kalsium seperti kalsium
karbonat, kalsium fosfat bercampur dengan
magnesium fosfat pada permukaan basal dari
plasenta.
Kalsifikasi terletak pada bagian atas desidua
basalis.
Tidak mempunyai arti klinik, hanya dapat
digunakan sebagai penentuan lokasi plasenta
secara radiologik.
Tumor plasenta
Miksoma fibrosum, hemangioma, korioangioma,
mola hidatidosa dan koriokarsinoma
Disfungsi plasenta
 Plasenta tidak mampu untuk memberi makan dan
oksigen kepada fetus, juga untuk mempertahankan
pertumbuhan dan perkembangan secara normal.
Disebut juga insufisiensi plasenta. Dapat menyebabkan
fetal dismaturity atau intra uterine growth retardation.
Terjadi biasanya pada kehamilan dengan resiko tinggi,
seperti diabetes, hipertensi pada kehamilan, penyakit
jantung, dan serotinus.
Pada kelompok ini perlu diadakan pemantauan janin
dalam uterus dengan pemeriksaan estriol, HCG, HPL,
USG, stress test, NST , kardiotokografi dan lain-lain
PENYAKIT SERTA KELAINAN
TALI PUSAT
Kelainan insersi tali pusat
Normal plasenta berinsersi di bagian sentral atau
parasentral.
Bila insersi di bagian marginal : plasenta battledore.
Insersi velamentosa, bila tali pusat tidak berinsersi
pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput amnion,
sehingga pembuluh darah umbilicus berjalan
diantara amnion dan korion menuju plasenta.
Kalau pembuluh darah tersebut berjalan melalui
pembukaan serviks, disebut vasa previa
Kelainan-kelainan lain tali pusat
- Panjang rata-rata tali pusat 55 cm.
- Terdapat 2 arteri dan 1 vena.
Untuk kelahiran anak, panjang tali pusat harus
lebih dari 32 cm, bila letak plasenta di fundus.
Pendeknya tali pusat bias bersifat mutlak atau
nisbi.
Tali pusat pendek  kelambatan kala II, hernia
umbilikalis, ruptura tali pusat, inversion uteri dan
solusio plasenta.
Tali pusat terlalu panjang  lilitan tali pusat, tali
pusat menumbung atau simpul benar
Simpul tali pusat ada 2 jenis :
1. Simpul benar
 Terjadi karena gerak anak yang aktif.
2. Simpul palsu
 Terjadi karena pembuluh darah umbilicus,
terutama vena, lebih panjang dari tali
pusatnya sendiri, sehingga terpaksa
berkelok-kelok
KELAINAN PADA AMNION
Air ketuban Normal + 1000 cc
Setelah minggu ke 38  menurun tinggal
beberapa ratus cc saja
Hidramnion
Air ketuban > 2000 cc.
Bisa terjadi akut atau kronis.
Insiden 1 : 62 dan 1 : 754.
Terjadi bila produksi air ketuban bertambah, bila
pengaliran air ketuban terganggu atau kedua-duanya.
Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan dan
diganti dengan yang baru. Cara pengeluaran dengan
ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh usus, kemudaian
dialirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk peredaran
darah ibu.
Gangguan ekskresi terjadi pada atresia esophagus atau
tumor-tumor plasenta.
Hidramnion akut biasanya terjadi pada trimester kedua
dan kehamilan sering berakhir pada kehamilan 28
minggu.
Hidramnion kronis terjadi perlahan-lahan dan pada
kehamilan yang lebih tua.
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan uterus
yang lebih besar dari tua kehamilan, bagian dan
detak jantung janin sukar ditentukan. Lakukan
pemeriksaan radiologik dan ultrasonografi.
Hidramnion yang ringan tidak perlu dapat
pengobatan khusus, cukup dengan sedative dan
diet pantang garam.
Bila keluhan terlalu hebat dapat dlakukan
amniosentesis
Oligohidramnion
Air ketuban < 500 cc.
Biasanya cairan kental, keruh, berwarna kuning
kehijau-hijauan.
Diduga ada kaitannya dengan renal agenesis
janin.
Kalau terjadi pada kehamilan muda akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan janin,
seperti deformitas dan amputasi ekstremitas.
Uterus tampak lebih kecil, dan detak jantung
sudah terdengar lebih dini dan jelas.
Karena kurangnya cairan maka pergerakan anak
akan menyulitkan si ibu.
Prognosis untuk janin tidak begitu baik

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pemeriksaan penunjang nifas
Pemeriksaan penunjang nifasPemeriksaan penunjang nifas
Pemeriksaan penunjang nifas
NilaHayati3
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
Taufik Tias
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
Pradasary
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus
Joni Iswanto
 
persalinan sungsang
persalinan sungsangpersalinan sungsang
persalinan sungsang
MariaBjr
 

Was ist angesagt? (20)

askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
 
Pemeriksaan penunjang nifas
Pemeriksaan penunjang nifasPemeriksaan penunjang nifas
Pemeriksaan penunjang nifas
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBL
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan Neonatal
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
 
Partus lama
Partus lamaPartus lama
Partus lama
 
Komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilanKomplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilan
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
 
RETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTARETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTA
 
Haecting for Perineum Laceration
Haecting for Perineum LacerationHaecting for Perineum Laceration
Haecting for Perineum Laceration
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
persalinan sungsang
persalinan sungsangpersalinan sungsang
persalinan sungsang
 
Pre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & EklampsiaPre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & Eklampsia
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 

Andere mochten auch

Power point (penanaman plasenta)
Power point (penanaman plasenta)Power point (penanaman plasenta)
Power point (penanaman plasenta)
Juwita_Wulandari
 
Penyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasentaPenyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasenta
Nova Ci Necis
 
Plasenta previa
Plasenta previaPlasenta previa
Plasenta previa
Mayah M4y
 

Andere mochten auch (20)

komplikasi dlm kehamilan
komplikasi dlm kehamilankomplikasi dlm kehamilan
komplikasi dlm kehamilan
 
13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin
 
Power point (penanaman plasenta)
Power point (penanaman plasenta)Power point (penanaman plasenta)
Power point (penanaman plasenta)
 
Penyakit sistem reproduksi
Penyakit sistem reproduksiPenyakit sistem reproduksi
Penyakit sistem reproduksi
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
 
14. tanda tanda bahaya kehamilan--
14. tanda tanda bahaya kehamilan--14. tanda tanda bahaya kehamilan--
14. tanda tanda bahaya kehamilan--
 
11. infeksi &amp; kelainan nifas
11. infeksi &amp; kelainan nifas11. infeksi &amp; kelainan nifas
11. infeksi &amp; kelainan nifas
 
Penyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasentaPenyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasenta
 
Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)
 
4 mola hidatidosa
4 mola hidatidosa4 mola hidatidosa
4 mola hidatidosa
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
 
fisiologi Genetalia Maskulina
fisiologi Genetalia Maskulinafisiologi Genetalia Maskulina
fisiologi Genetalia Maskulina
 
Retensio Plasenta ppt
Retensio Plasenta pptRetensio Plasenta ppt
Retensio Plasenta ppt
 
Pendahuluan histologi (modul sel dan genetika)
Pendahuluan histologi (modul sel dan genetika)Pendahuluan histologi (modul sel dan genetika)
Pendahuluan histologi (modul sel dan genetika)
 
Plasenta previa
Plasenta previaPlasenta previa
Plasenta previa
 
Ppt plasenta previa
Ppt plasenta previaPpt plasenta previa
Ppt plasenta previa
 
Ibu hamil
Ibu hamilIbu hamil
Ibu hamil
 
Ppt yang benar
Ppt yang benarPpt yang benar
Ppt yang benar
 
diagnosa kehamilan
diagnosa kehamilandiagnosa kehamilan
diagnosa kehamilan
 
Pertumbuhan janin terhambat
Pertumbuhan janin terhambatPertumbuhan janin terhambat
Pertumbuhan janin terhambat
 

Ähnlich wie 8. penyakit serta kelainan plasenta

mola hidatidosa
mola hidatidosamola hidatidosa
mola hidatidosa
Su Tarsih
 
Kegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetriKegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetri
naroi munthe
 
pdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdf
pdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdfpdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdf
pdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdf
MidarMan
 
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdfMK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
Yuyunyagustina
 
TITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxTITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptx
resty79
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
rayiputri
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
FatimahNur28
 

Ähnlich wie 8. penyakit serta kelainan plasenta (20)

presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Mola Hidatosa - BST.pdf
Mola Hidatosa - BST.pdfMola Hidatosa - BST.pdf
Mola Hidatosa - BST.pdf
 
mola hidatidosa
mola hidatidosamola hidatidosa
mola hidatidosa
 
Kegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetriKegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetri
 
pdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdf
pdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdfpdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdf
pdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdf
 
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdfMK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
 
Mola hidatidosa
Mola hidatidosaMola hidatidosa
Mola hidatidosa
 
TITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxTITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptx
 
Dd
DdDd
Dd
 
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
 
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
 
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
 
Tumor jinak ovarium
Tumor jinak ovariumTumor jinak ovarium
Tumor jinak ovarium
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhh
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilan
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
 
REFRAT FIX SIAP MAJU.pptx
REFRAT FIX SIAP MAJU.pptxREFRAT FIX SIAP MAJU.pptx
REFRAT FIX SIAP MAJU.pptx
 
Kista askep 2
Kista askep 2Kista askep 2
Kista askep 2
 

Mehr von fikri asyura (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 

Kürzlich hochgeladen

SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 

Kürzlich hochgeladen (20)

SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 

8. penyakit serta kelainan plasenta

  • 2. PENYAKIT TROFOBLAS Mengenai sel-sel trofoblas Ditemukan pada wanita hamil dan teratoma dari ovarium. Terbagi menjadi : - Gestational Trophoblastic Disease - Non Gestational Trophoblastic Disease Hakekatnya  kegagalan fungsi reproduksi Perkembangan janin tidak sempurna : Keadaan patologik minggu-minggu I kehamilan ; Degenerasi hidropik jonjot korion spt gelembung  Mola Hidatidosa
  • 3. Berbagai jenis kehamilan NORMAL KEGAGALAN KEHAMILAN - Abortus - Kehamilan di luar kandunga - Kematian janin dalam rahim - Immaturus - Prematurus - Cacat bawaan - Mola hidatidosa  jinak Penyakit Trofoblas Korio karsinoma  ganas
  • 4. Etiologi Etiologi Teori infeksi Defisisensi makanan, terutama protein tinggi Teori kebangsaan Teori consanguinity. Teori yang paling cocok adalah teori dari Acosta Sison yaitu defisiensi protein.
  • 5. Patogenesis 1. Teori missed abortion Kehamilan 3-5 minggu  Mudigah mati: Terjadi gangguan peredaran darah  penimbunan cairan dalam jaringan mesenkim dan villi  gelembung- gelembung. 2.    Teori Neoplasma dari Park Sel-sel trophoblas abnormal  fungsi abnormal pula ; resorpsi cairan yang berlebihan ke dalam villi timbul gelembung  gangguan peredaran darah Mudigah mati
  • 6. Klasifikasi 1. Penyakit trofoblas jinak : a. Mola hidatidosa b. Mola hidatidosa parsial 2.    Penyakit trofoblas ganas : a. Koriokarsinoma villosum b. Koriokarsinoma non villosum c. Koriokarsinoma klinis Diagnosis mola hidatidosa dan koriokarsinoma villosum/non villosum  bds pemeriksaan histopatologi Koriokarsinoma klinis bds kenaikan kadar HCG dan adanya metastasis
  • 7. Soetomo Tjokronegoro (1961) : 1.   Histopathological entities : a. Complete hydatidiform mole b. Partial hydatidiform mole c. Invasive mole d. Gestational chorio carcinoma e. Placental site trophoblastic tumour. 2.  Clinical terms : a. Gestational trophoblastic disease : Mola hidatidosa, invasive mole, chorio carcinoma dan placental site trophoblastic tumour. b. Gestational trophoblastic tumour Adanya keganasan dibuktikan secara klinik, peninggian kadar HCG, tanpa gambaran PA
  • 8. Epidemiologi Banyak ditemukan di negara Asia dan Mexico. Insiden di Indonesia :  Mola hidatidosa 1 : 50 sampai 1 : 141  Koriokarsinoma 1 : 297 sampai 1 : 1035  Mola parsialis 1 :10000 sampai 1 : 100000. Faktor resiko  Golongan sosio ekonomi rendah,  Umur dibawah 20 tahun dan diatas 34 tahun  Paritas yang tinggi
  • 9. Mola Hidatidosa Kehamilan berkembang tidak wajar, dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh viili korialis mengalami perubahan hidropik. Secara makroskopik  gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dg ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai satu atau dua sentimeter. Gambaran histopatologik  edema stroma villi, tidak ada pembuluh darah pada villi dan proliferasi sel-sel trofoblas. Gambaran sitogenetik  xx 46
  • 10. Mola parsial Secara makroskopik, tampak gelembung mola yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin mati pada bulan pertama, tetapi ada juga yang hidup sampai cukup besar atau bahkan aterm. Histopatologik tampak villi yang edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan di tempat lain masih tampak villi yang normal. Umumnya mempunyai kariotipe triploid. Jarang menjadi ganas
  • 12. Gejala-gejala Mual, enek , pusing dan lain-lain yang lebih hebat. Uterus lebih besar dari umur kehamilan. Perdarahan pervaginam, terjadi antara bulan pertama sampai ketujuh, rata-rata 12-14 minggu, bersifat intermitten, sedikit- sedikit atau sekaligus banyak. Anemia. Bisa disertai preeklampsia (eklampsia), terjadi lebih muda dari kehamilan biasa. Bisa terjadi tirotoksikosis, emboli sel trofoblas ke paru-paru.
  • 13. Diagnosis Amenorea, perdarahan pervaginam, uterus lebih besar dari tuanya kehamilan, tidak ditemukan tanda kehamilan dan tidak ditemukan tanda kehamilan pasti. Peninggian HCG terutama setelah hari ke 100. Pemeriksaan foto abdomen, biopsi transplasental. Pemeriksaan sonde uterus yang diputar, anjuran Wiknjosastro. USG : gambaran berupa badai salju (snow flake pattern) Diagnosis yang paling tepat : terlihatnya gelembung mola.
  • 14. Terapi 1. Perbaikan keadaan umum Transfusi darah untuk mengatasi anemia, obati preeklampsia dan tirotoksikosis. 2. Pengeluaran jaringan mola a. Vakum kuretase b. Histerektomi : pd wanita cukup umur dan cukup anak. 3. Terapi profilaksis dengan sitostatika 4. Pemeriksaan tindak lanjut Lama pengawasan : 1–2 thn, dinyatakan sehat bila HCG dua kali berturut-turut normal atau bila sudah melahirkan anak normal. Selama pengawasan, secara berkala dilakukan pemeriksaan ginekologik, kadar HCG dan radiologik
  • 15. Prognosis Kematian karena perdarahan, infeksi, eklampsia, payah jantung atau tirotoksikosis. Angka kematian 2,2 – 5,7%. Persentase keganasan 5,56 %. Terjadi proses keganasan bisa 7 hari sampai 3 tahun pasca mola, tapi paling banyak pd 6 bulan pertama. Kemampuan reproduksi pasca mola, tidak banyak berbeda dari kehamilan lainnya. Anak-anak yang dilahirkan setelah mola hidatidosa ternyata umumnya normal
  • 16. Koriokarsinoma villosum = invasive mole Penyakit ini termasuk ganas, tetapi derajat keganasannya lebih rendah. Sifatnya seperti mola, tetapi dengan daya penetrasi yang lebih besar. Sel-sel trofoblas dengan villi korialis akan menyusup ke dalam miometrium, kemudian mengadakan perforasi pada dinding uterus dan menyebabkan perdarahan intra abdominal. Jarang disertai metastasis. Invasive mole selalu berasal dari mola hidatidosa. Nama lain adalah Mola Destruens
  • 17. Koriokarsinoma villosum = invasive mole
  • 18. Diagnosis Tidak selalu mudah. Pada sediaan histerektomi tampak gelembung mola di dalam lapisan otot miometrium. Diagnosis pasti secara histopatologik. Terapi Pengobatan dengan sitostatika : methotrexate, dapat menyebabkan kesembuhan total. Bila ada tanda perdarahan abdomen, angkat uterus dengan kedua adneksa ditinggalkan. Dianjurkan histerektomi bersifat selektif, terutama pada wanita muda. Bila mungkin, lakukan reseksi parsial, dan dilanjutkan sitostatika
  • 19. Koriokarsinoma non villosum = koriokarsinoma Merupakan jenis yang terganas, dapat menyebabkan metastase ke organ-organ lain seperti paru-paru, vulva, vagina , hepar dan otak. Bila tidak diobati, biasanya pasien meninggal dalam satu tahun. Sifat-sifat kanker ini : 1. Mempunyai periode laten yang dapat diukur. 2. Sering menyerang wanita muda. 3. Dapat sembuh secara tuntas , dengan sitostastik. 4. Dapat sembuh tanpa pengobatan melalui proses regresi spontan
  • 20. Diagnosis Bila setelah akhir suatu kehamilan, terjadi perdarahan-perdarahan yang tidak teratur, disertai tanda-tanda subinvolusi. Menurut Acosta Sison : HBEs H : Having expelled a product of conception B : Bleeding Es : Enlargement and softeness of the uterus. Disertai kenaikan HCG dan adanya metastasis Diagnosis pasti : histopatologik
  • 21. Koriokarsinoma klinik Ditegakkan berdasarkan tingginya kadar HCG dan adanya metastasis. Ada yang menganggap ganas, bila dua mingu setelah mola hidatidosa, kadar HCG tetap tinggi, atau 6 minggu setelah mola hidatidosa, rekasi Galli Manini tanpa pengenceran masih positif. HCG dikatakan normal bila sudah dibawah 10 mIU/ml. Nama lain : Persistent Trophoblastic Disease Malignant Trophoblastic Disease with or without metastasis
  • 22. Berdasarkan jauhnya metastase, terbagi : · Stadium I : terbatas pada uterus. · Stadium II : metastasis ke parametrium, serviks dan vagina. · Stadium III : metastasis ke paru-paru. · Stadium IV : metastasis ke organ lain, seperti usus, hepar dan otak. Metastasis umumnya hematogen, limfogen dan perkontinuatum Terapi Menggunakan sitostatik : methotrexate, actinomycin D, adriamycin, chlorambucil, vincristin, ectoposide
  • 23. Pengobatan : 1. Good prognosis Kriteria : - Bila periode laten kurang dari 4 bulan, - Kadar HCG < 100.000 mIU/ml - Metastasis hanya sampai paru- paru. 2. Poor prognosis - Kriteria selain good prognosis. - Terapi kombinasi, gunakan leucovorin untuk atasi efek samping. - Digunakan methotrexate, actinomycin D dan chorambucil. - Interval paling sedikit 2 minggu
  • 24. Prognosis Dengan pengawasan yang ketat dan pengobatan yang adekuat, derajat kesembuhan 100%, kecuali stadium IV (di Negara maju). Angka kematian di negara berkembang (1985) : 18,5% Bila telah sembuh dari koriokarsinoma, kemudian hamil  hasil kehamilan tidak terpengaruh pemberian sitostatik sebelumnya
  • 25. PENYAKIT SERTA KELAINAN PADA PLASENTA Kelainan bentuk dan bobot plasenta Bentuk plasenta normal : - Ceper dan bulat - Diameter 15-20 cm - Tebal 1,5-3 cm, - Berat + 500 gr Plasenta yang besar dan berat ditemukan pada erythroblastosis foetalis dan sifilis. Variasi bentuk plasenta : plasenta bipartita, bilobata atau plasenta dupleks.
  • 26. Bila disamping plasenta besar ditemukan pula plasenta kecil disebut plasenta suksenturiata. Bila antara kedua plasenta tidak ditemukan pembuluh darah disebut plasenta spuria. Plasenta membranasea, dimana plasenta tipis dan lebar, kadang-kadang menutupi seluruh ruangan kavum uteri. Plasenta sirkumvalata  plasenta yang pada permukaan fetalis dekat pinggir terdapat cincin putih. Cincin ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jaringan di sebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh ke samping di bawah desidua. Bila cincin putih ini letaknya dekat sekali ke pinggir plasenta, disebut plasenta marginata. Keduanya disebut plasenta ekstrakorial
  • 27. Kelainan implantasi Plasenta biasanya melekat pada dinding belakang atau depan rahim dekat fundus. Jonjot-jonjot menyerbu ke dalam dinding rahim hanya sampai lapisan atas dari stratum spongiosum. Plasenta previa  Implantasinya rendah ; di segmen bawah rahim. Plasenta akreta  Jonjot-jonjot menyerbu ke dalam rahim lebih dari batas, dapat berupa : - Plasenta akreta, jonjot menembus desidua sampai berhubungan dengan miometrium. - Plasenta inkreta, jonjot sampai ke dalam lapisan - Plasenta perkreta, jonjot menembus miometrium sehingga mencapai perimetrium
  • 28. Penyakit-penyakit pada plasenta Infark plasenta : bagian-bagian berwarna keputihan, noduler dan keras, terletak baik pada permukaan fetal, maternal atau kedua-duanya. Terjadi karena periarteritis atau endarteritis pembuluh-pembuluh darah villi, kemudian terjadi nekrosis pada stroma dan dinding villi serta pembukuan darah dalam ruang interviller.
  • 29. Penyakit-penyakit pada plasenta Jenisnya : Infark subkorial, pada plasenta marginata atau sirkumvalata. Infark noduler pada permukaan fetal, tidak ada arti klinis. Infark yang luas dan tebal dari kotelidon, biasa terjadi gangguan nutrisi
  • 30. Kalsifikasi pada plasenta Manifestasi proses penuaan dari plasenta, terjadi penimbunan garam-garam kalsium seperti kalsium karbonat, kalsium fosfat bercampur dengan magnesium fosfat pada permukaan basal dari plasenta. Kalsifikasi terletak pada bagian atas desidua basalis. Tidak mempunyai arti klinik, hanya dapat digunakan sebagai penentuan lokasi plasenta secara radiologik. Tumor plasenta Miksoma fibrosum, hemangioma, korioangioma, mola hidatidosa dan koriokarsinoma
  • 31. Disfungsi plasenta  Plasenta tidak mampu untuk memberi makan dan oksigen kepada fetus, juga untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan secara normal. Disebut juga insufisiensi plasenta. Dapat menyebabkan fetal dismaturity atau intra uterine growth retardation. Terjadi biasanya pada kehamilan dengan resiko tinggi, seperti diabetes, hipertensi pada kehamilan, penyakit jantung, dan serotinus. Pada kelompok ini perlu diadakan pemantauan janin dalam uterus dengan pemeriksaan estriol, HCG, HPL, USG, stress test, NST , kardiotokografi dan lain-lain
  • 32. PENYAKIT SERTA KELAINAN TALI PUSAT Kelainan insersi tali pusat Normal plasenta berinsersi di bagian sentral atau parasentral. Bila insersi di bagian marginal : plasenta battledore. Insersi velamentosa, bila tali pusat tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput amnion, sehingga pembuluh darah umbilicus berjalan diantara amnion dan korion menuju plasenta. Kalau pembuluh darah tersebut berjalan melalui pembukaan serviks, disebut vasa previa
  • 33. Kelainan-kelainan lain tali pusat - Panjang rata-rata tali pusat 55 cm. - Terdapat 2 arteri dan 1 vena. Untuk kelahiran anak, panjang tali pusat harus lebih dari 32 cm, bila letak plasenta di fundus. Pendeknya tali pusat bias bersifat mutlak atau nisbi. Tali pusat pendek  kelambatan kala II, hernia umbilikalis, ruptura tali pusat, inversion uteri dan solusio plasenta. Tali pusat terlalu panjang  lilitan tali pusat, tali pusat menumbung atau simpul benar
  • 34. Simpul tali pusat ada 2 jenis : 1. Simpul benar  Terjadi karena gerak anak yang aktif. 2. Simpul palsu  Terjadi karena pembuluh darah umbilicus, terutama vena, lebih panjang dari tali pusatnya sendiri, sehingga terpaksa berkelok-kelok
  • 35. KELAINAN PADA AMNION Air ketuban Normal + 1000 cc Setelah minggu ke 38  menurun tinggal beberapa ratus cc saja
  • 36. Hidramnion Air ketuban > 2000 cc. Bisa terjadi akut atau kronis. Insiden 1 : 62 dan 1 : 754. Terjadi bila produksi air ketuban bertambah, bila pengaliran air ketuban terganggu atau kedua-duanya. Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan dan diganti dengan yang baru. Cara pengeluaran dengan ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh usus, kemudaian dialirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk peredaran darah ibu. Gangguan ekskresi terjadi pada atresia esophagus atau tumor-tumor plasenta. Hidramnion akut biasanya terjadi pada trimester kedua dan kehamilan sering berakhir pada kehamilan 28 minggu. Hidramnion kronis terjadi perlahan-lahan dan pada kehamilan yang lebih tua.
  • 37. Diagnosis ditegakkan bila ditemukan uterus yang lebih besar dari tua kehamilan, bagian dan detak jantung janin sukar ditentukan. Lakukan pemeriksaan radiologik dan ultrasonografi. Hidramnion yang ringan tidak perlu dapat pengobatan khusus, cukup dengan sedative dan diet pantang garam. Bila keluhan terlalu hebat dapat dlakukan amniosentesis
  • 38. Oligohidramnion Air ketuban < 500 cc. Biasanya cairan kental, keruh, berwarna kuning kehijau-hijauan. Diduga ada kaitannya dengan renal agenesis janin. Kalau terjadi pada kehamilan muda akan menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, seperti deformitas dan amputasi ekstremitas. Uterus tampak lebih kecil, dan detak jantung sudah terdengar lebih dini dan jelas. Karena kurangnya cairan maka pergerakan anak akan menyulitkan si ibu. Prognosis untuk janin tidak begitu baik