SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 23
BAHAN PELATIHAN ONLINE ZONING REGULATION
KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI RTRK / RTBL RDTRK RTRW Kota Peraturan Zonasi Dalam proses penyusunan Rencana  Tata Ruang: Dalam sistem Rencana Tata Ruang Wilayah, Peraturan Zonasi merupakan pengaturan lebih lanjut untuk pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam pola pemanfaatan ruang suatu wilayah.  Peraturan Zonasi yang merupakan penjabaran dari RTRW Kota dapat menjadi rujukan untuk menyusun RDTRK, dan sangat bermanfaat untuk melengkapi aturan pembangunan pada penetapan penggunaan lahan yang ditetapkan dalam RDTRK.  Peraturan Zonasi juga merupakan rujukan untuk penyusunan rencana yang lebih rinci dari RDTRK, seperti Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK), atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Peraturan Zonasi pada prinsipnya mencakup aturan-aturan mengenai: Penggunaan lahan dan bangunan (penggunaan utama, penggunaan pelengkap, penggunaan bersyarat, penggunaan dengan pengecualian khusus, penggunaan yang dilarang); Intensitas pemanfaatan ruang atau kepadatan pembangunan (KDB, KLB, KDH,  bangunan/Ha); Tata massa bangunan (tinggi bangunan, garis sempadan bangunan, jarak antarbangunan, luas minimum persil, dll); Prasarana, ketentuan mnimum eksterior, serta standar-standarnya; Pengendalian (eksternalitas negatif , insentif dan disinsentif, perijinan, pengawasan, penertiban); dan Adminstrasi (kelembagaan, prosedur, dan penetapan peraturan daerah). CAKUPAN PERATURAN ZONASI
BerdasarkankomponendancakupanPeraturanZonasi, makafungsiPeraturanZonasiadalah: Sebagaiperangkatpengendalianpembangunan.  Sebagaipedomanpenyusunanrencanaoperasional.  Sebagaipanduanteknispengembangantapak/pemanfaatanlahan. FUNGSI PERATURAN ZONASI
PenyusunanPeraturanZonasisedikitnyameliputitahapansebagaiberikut: Penyusunan klasifikasi zonasi Penyusunan daftar kegiatan Penetapan/delineasi blok peruntukan  Penyusunan aturan teknis zonasi  Penyusunanstandarteknis Pemilihan teknik pengaturan zonasi  Penyusunan peta zonasi Penyusunan aturan pelaksanaan Penyusunanperhitungandampak Peran serta masyarakat  Penyusunan aturan administrasizonasi TAHAPAN PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI
Fungsiutamaperuntukankawasanberdasarkan PP No. 47 tahun 1997 tentang RTRWN  adalah: KawasanLindung Kawasan yang memberikanperlindungankawasanbawahannya; Kawasanperlindungansetempat; Kawasansuakaalam; Kawasanpelestarianalam; Kawasancagarbudaya; Kawasanrawanbencanaalam; Kawasanlindunglainnya. KawasanBudidaya Kawasanhutanproduksi; Kawasanhutanrakyat; Kawasanpertanian; Kawasanpertambangan; Kawasanindustri; Kawasanpariwisata; Kawasanpermukiman; KLASIFIKASI FUNGSI ZONA
Daftarkegiatanadalahsuatudaftar yang berisirinciankegiatan yang ada, mungkinada, atauprospektifdikembangkanpadasuatuzona yang ditetapkan. Daftarkegiatankawasanperkotaanmeliputi: Perumahan Komersial Industri Pertambangan Fasilitaspelayanan Pemerintahandanpertahanankeamanan Pertanian Transportasi Hutan RTH Campuran DAFTAR KEGIATAN
Blok peruntukanadalahsebidanglahan yang dibatasisekurang-kurangnyaolehbatasanfisik yang nyatamaupun yang belumnyata Delineasiblokperuntukan: Blok peruntukan dibatasi oleh batasanfisik yang nyatamaupun yang belumnyata. Batasanfisik yang nyatadapatberupa: jaringanjalan,  sungai,  selokan,  saluranirigasi,   saluranudarategangan (ekstra) tinggi,  garispantai, dll. Batas blokperuntukan yang belumnyatadapatberupa: rencanajaringanjalan,  rencanajaringanprasarana lain yang sejenissesuaidenganrencanakota, danrencanasektorallainnya. DELINEASI BLOK PERUNTUKAN
Aturantekniszonasiadalahaturanpadasuatuzonasi yang berisiketentuanpemanfaatanruang (kegiatanataupenggunaanlahan, intensitaspemanfaatanruang, ketentuantatamassabangunan, ketentuanprasarana minimum yang harusdisediakan, aturan lain yang dianggappenting, danaturankhususuntukkegiatantertentu). Aturankegiatandanpenggunaanlahanadalahaturan yang berisikegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkanbersyarat, diperbolehkanterbatasataudilarangpadasuatuzona. Materi aturan pada setiap penggunaan lahan  meliputi: Intensitaspemanfaatanruang; tatamassabangunan; prasarana minimum; aturan lain/tambahan; dan Aturankhusus ATURAN TEKNIS ZONASI
Intensitas pemanfaatan ruang adalah besaran pembangunan yang diperbolehkan berdasarkan batasan KDB, KLB, KDH atau kepadatan penduduk. Aturan intensitas pemanfaatan ruang minimum terdiri dari: Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum Koefisien dasar Hijau (KDH) minimum Aturan yang dapat ditambahkan dalam intensitas pemanfaatan ruang antara lain: Koefisien Tapak Basemen (KTB) maksimum Koefisen Wilayah terbangun (KWT) maksimum Kepadatan bangunan atau unit maksimum Kepadatan penduduk minimum INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
Tata massabangunanadalahbentuk, besaran, peletakan, dantampilanbangunanpadasuatupersil/tapak yang dikuasai. Pengaturantatamassabangunanmencakupantara lain: garissempadanbangunan (GSB) minimum; jarakbebasantarbangunan minimum; tinggi bangunan maksimum atau minimum; amplopbangunan; tampilanbangunan (opsional); danaturan lain yang dianggapperlu.  TATA MASSA BANGUNAN
Prasaranaadalahkelengkapandasarfisiklingkungan yang memungkinkanlingkunganpermukimandapatberfungsisebagaimanamestinya. Cakupan prasarana yang diatur dalam Peraturan Zonasi minimum adalah prasarana: parkir bongkarmuat dimensijaringanjalandankelengkapannya (streetscape) kelengkapanprasaranalainnya yang dianggapperlu PRASARANA MINIMUM
Untukbeberapakegiatan yang diperbolehkan, misalnya: Kegiatanusaha yang diperbolehkan di zona hunian (usaharumahan, warung, salon, dokterpraktek, dll); Laranganpenjualanproduk, tapipenjualanjasadiperbolehkan; Batasanluasataupersentase (%) maksimumdariluaslantai (misalnya: kegiatantambahan -seperti salon, warung, fotokopi-  diperbolehkandenganbatastidakmelebihi 25% dari KDB); Aturanperubahanpemanfaatanruang yang diperbolehkan. Sebuah pemanfaatan ruang disebut pemanfaatan yang terbatas (tanda T) adalahsebagai berikut  Pembatasan pengoperasian, baik dalam bentuk pembatasan waktu beroperasinya sebuah pemanfaatan ataupun pembatasan jangka waktu pemanfaatan ruang tersebut untuk kegiatan yang diusulkan. Pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, ataupun ketinggian bangunan.  Pembatasan jumlah pemanfaatan.  Pengenaan aturan-aturan tambahan seperti disinsentif, keharusan menyediakan analisis dampak lalulintas, dan sebagainya yang tercantum dalam bagian lain dokumen laporan ini. ATURAN LAIN DAN ATURAN KHUSUS (1)
Jikasebuahpemanfaatanruangmemilikitanda B ataumerupakanpemanfaatanbersyarat, berartiuntukmendapatkanijin, diperlukanpersyaratan-persyaratantertentu, antara lain: Penyusunandokumen AMDAL, PenyusunanUpayaPengelolaanLingkungan (UKL) danupayaPemantauanLingkungan (UPL) PenyusunanAnalisisDampakLalu-lintas (ANDALIN) Mengenakanbiayadampakpembangunan (development impact fee), danatauaturandisinsentiflainnya. Contoh aturan kawasan khusus meliputi: Aturan untuk Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Aturan untuk kawasan cagar budaya Aturan untuk kawasan rawan bencana ATURAN LAIN DAN ATURAN KHUSUS (2)
STANDAR TEKNIS Standar Kuantitatif StandarPreskriptif Standar Desain JenisStandar StandarSubyektif StandarKinerja Standar Kualitatif Standar adalah suatu spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun berdasarkan konsensus semua pihak terkait, dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan, keamanan, keselamatan, lingkungan, perkembangan IPTEK, pengalaman, perkembangan masa kini dan mendatang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Pemilihan dan penetapan standar dapat merujuk pada: Standar Nasional Indonesia (SNI)  ketentuan – ketentuan sektoral lainnya ketentuan lain yang bersifat lokal.
Teknikpengaturanzonasiadalahberbagaivariandari zoning konvensional yang dikembangkanuntukmemberikankeluwesanpenerapanaturanzonasi. Alternatifteknikpengaturanzonasi yang dapatditerapkanantara lain: bonus/insentive zoning performance zoning fiscal zoning special zoning exclusionary zoning contract zoning negotiated development dantekniklainnya yang dianggapsesuai TEKNIK PENGATURAN ZONASI
Peta zonasi adalah peta yang berisi kode zonasi di atas blok dan subblok yang telah didelineasikan sebelumnya. Subblok peruntukan adalah pembagian peruntukan dalam satu blok peruntukan berdasarkan perbedaan fungsi yang akan dikenakan. Pembagian subblok peruntukan dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan: Kesamaan (homogenitas) karakteristikpemanfaatanruang/lahan. Batasanfisiksepertijalan, gang, sungai, brandgangataubataspersil. OrientasiBangunan. Lapis bangunan. PETA ZONASI
Materi aturan pelaksanaan terdiri dari: aturan mengenai variansi yang berkaitan dengan keluwesan/ kelonggaran aturan aturan insneitf dan disinsentif aturan mengenai perubahan pemanfaatan ruang Jenis variansi yang diperkenankan dalam pemanfaatan ruang antara lain: minor variance dan non-conforming dimension non-conforming use interim development interim/temporary use Alternatif bentuk insentif yang dapat diberikan antara lain: Kemudahan izin; Penghargaan; Keringanan pajak; Kompensasi; Imbalan; Pola Pengelolaan; Subsidi prasarana; Bonus/insentif; TDR (Transfer of Development Right, Pengalihan hak Membangun); Ketentuan teknis lainnya. ATURAN PELAKSANAAN (1)
Alternatif bentuk disinsentif yang dapat diberikan antara lain: Perpanjang prosedur; Perketat/tambah syarat; Pajak tinggi; Retribusi tinggi; Denda/charge; Pembatasan prasarana; dan lain-lain. Perubahan pemanfaatan lahan dapat terdiri dari: perubahan penggunaan lahan perubahan intensitas pemanfaatan lahan perubahan ketentuan tata massa bangunan perubahan ketentuan prasarana minimum dan perubahan lainnya yang masih ditoleransi tanpa menyebabkan perubahan keseluruhan blok/subblok peruntukan (rezoning) ATURAN PELAKSANAAN (2)
Tingkat gangguan akibat dampak perubahan pemanfaatan ruang terdiri paling sedikit terdiri dari: intensitas gangguan tinggi intensitas gangguan sedang intensitas gangguan rendah tidak ada gangguan (gangguan diabaikan) Ketentuan teknis pemanfaatan ruang (termasuk ketentuan teknis perubahan pemanfaatan ruang), harus memperhatikan kegiatan ekonomi sebagai berikut: Harus mencerminkan pertumbuhan ekonomi kota, yang dapat dilihat melalui pertumbuhan ekonomi aktornya (pendapatan masyarakat dan pemerintah serta memberi manfaat pada masyarakat, pemerintah maupun swasta). Semakin banyak aktor yang mendapatkan manfaat semakin baik pula ketentuan yang dibuat untuk pemanfaatan ruang.  Antisipasi terhadap pertumbuhan ekonomi perkotaan yang cepat. Pemanfaatan ruang maupun perubahannya diharapkan dapat ikut mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi kota. PERHITUNGAN DAMPAK (1)
Dampak sosial berkaitan dengan kegiatan-kegiatan sosial. Pemanfaatan ruang/lahan dan ketentuannya diharapkan: Tidak mengganggu derajat kesehatan. Tidak mengganggu ketertiban dan keamanan. Pada dasarnya ketentuan pemanfaatan ruang dan perubahannya tidak diperkenankan menurunkan kualitas lingkungan atau mengurangi keselarasan dan keseimbangan lingkungan alam dengan lingkungan binaan. Beberapa komponen yang dapat dilihat dari perubahan kualitas lingkungan adalah dari komponen air, tanah, udara dsb.  Dampak lalu lintas berkaitan dengan volume tarikan dan bangkitan yang ditimbulkan oleh kegiatan/pemanfaatan ruang di suatu wilayah kabupaten atau kota, serta dampak lanjutan yang ditimbulkannya. Dampak tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi sistem transportasi wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan. PERHITUNGAN DAMPAK (2)
Peran serta masyarakat dalam penyusunan Peraturan Zonasi mencakup: Hak masyarakat; Kewajiban masyarakat; Kelompok peran serta masyarakat; Tata cara peran serta masyarakat; Waktu peran serta masyarakat; Proses pemberdayaanmasyarakat. PERAN SERTA MASYARAKAT
GAMBAR 1 TATA CARA PENYUSUNAN RANCANGAN PERDA DAN PENETAPAN PERDA TENTANG PERATURAN ZONASI

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Anton Riyanto
 
RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012
RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012
RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012
inideedee
 
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota SurakartaPaparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
Bagus ardian
 

Was ist angesagt? (20)

RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di IndonesiaRDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTR
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptx
 
Panduan Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh
Panduan Identifikasi Kawasan Permukiman KumuhPanduan Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh
Panduan Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangSinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan Ruang
 
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang AmpekPresentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
 
Bab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaBab i Rancang Kota
Bab i Rancang Kota
 
Substansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayahSubstansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayah
 
RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012
RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012
RTRW Jakarta 2030 - Perda Prov DKI Jakarta No.1 Tahun 2012
 
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota SurakartaPaparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi LampungRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
 
Raperda tentang RDTR dan Peraturan Zonasi Jakarta 2030
Raperda tentang RDTR dan Peraturan Zonasi Jakarta 2030Raperda tentang RDTR dan Peraturan Zonasi Jakarta 2030
Raperda tentang RDTR dan Peraturan Zonasi Jakarta 2030
 
Perencanaan NSPK penataan ruang
Perencanaan NSPK penataan ruangPerencanaan NSPK penataan ruang
Perencanaan NSPK penataan ruang
 
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SurabayaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
 

Ähnlich wie Zone Regulation

materi_petunjuk_teknis_ketentuan_umum_peraturan_zonasi.pdf
materi_petunjuk_teknis_ketentuan_umum_peraturan_zonasi.pdfmateri_petunjuk_teknis_ketentuan_umum_peraturan_zonasi.pdf
materi_petunjuk_teknis_ketentuan_umum_peraturan_zonasi.pdf
Yudist3
 
SNI 03-6981-2004. W.pdf
SNI  03-6981-2004. W.pdfSNI  03-6981-2004. W.pdf
SNI 03-6981-2004. W.pdf
Widyanto5
 
Paparan wonosobo 24102013
Paparan wonosobo 24102013Paparan wonosobo 24102013
Paparan wonosobo 24102013
Budi Pranoto
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
FithrohPutri
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
FithrohPutri
 
d3b86_Tayang_PerencanaanTeknis_SadikinRasad_2017.pptx
d3b86_Tayang_PerencanaanTeknis_SadikinRasad_2017.pptxd3b86_Tayang_PerencanaanTeknis_SadikinRasad_2017.pptx
d3b86_Tayang_PerencanaanTeknis_SadikinRasad_2017.pptx
kunwidiatmono82
 

Ähnlich wie Zone Regulation (20)

Tinjauan Literatur Skripsi Penyusunan Peraturan Zonasi
Tinjauan Literatur Skripsi Penyusunan Peraturan ZonasiTinjauan Literatur Skripsi Penyusunan Peraturan Zonasi
Tinjauan Literatur Skripsi Penyusunan Peraturan Zonasi
 
materi_petunjuk_teknis_ketentuan_umum_peraturan_zonasi.pdf
materi_petunjuk_teknis_ketentuan_umum_peraturan_zonasi.pdfmateri_petunjuk_teknis_ketentuan_umum_peraturan_zonasi.pdf
materi_petunjuk_teknis_ketentuan_umum_peraturan_zonasi.pdf
 
Instrumen lengkap perbatasan negara rev
Instrumen lengkap perbatasan negara revInstrumen lengkap perbatasan negara rev
Instrumen lengkap perbatasan negara rev
 
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptxPPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 update 2020.05.10.pptx
 
Bab 7 rev 02
Bab 7 rev 02Bab 7 rev 02
Bab 7 rev 02
 
SNI 03-6981-2004. W.pdf
SNI  03-6981-2004. W.pdfSNI  03-6981-2004. W.pdf
SNI 03-6981-2004. W.pdf
 
Paparan wonosobo 24102013
Paparan wonosobo 24102013Paparan wonosobo 24102013
Paparan wonosobo 24102013
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
 
EKSPOSE LAPDAL STUDI RINCI BINJAI.pptx
EKSPOSE LAPDAL STUDI RINCI BINJAI.pptxEKSPOSE LAPDAL STUDI RINCI BINJAI.pptx
EKSPOSE LAPDAL STUDI RINCI BINJAI.pptx
 
Sni 03-1733-2004-tata-cara-perencanaan-lingkungan
Sni 03-1733-2004-tata-cara-perencanaan-lingkunganSni 03-1733-2004-tata-cara-perencanaan-lingkungan
Sni 03-1733-2004-tata-cara-perencanaan-lingkungan
 
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG_.pdf
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG_.pdfPENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG_.pdf
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG_.pdf
 
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptxPPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
 
KKPR, PBG dan SLF.pptx
KKPR, PBG dan SLF.pptxKKPR, PBG dan SLF.pptx
KKPR, PBG dan SLF.pptx
 
d3b86_Tayang_PerencanaanTeknis_SadikinRasad_2017.pptx
d3b86_Tayang_PerencanaanTeknis_SadikinRasad_2017.pptxd3b86_Tayang_PerencanaanTeknis_SadikinRasad_2017.pptx
d3b86_Tayang_PerencanaanTeknis_SadikinRasad_2017.pptx
 
PERMEN.PPT
PERMEN.PPTPERMEN.PPT
PERMEN.PPT
 
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di DaerahSistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
 
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdbKajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
 
Ringkasan buku land development handbook
Ringkasan buku land development handbookRingkasan buku land development handbook
Ringkasan buku land development handbook
 
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung pptPerencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
 

Mehr von Balai Informasi Penataan Ruang (6)

Kalender Akademik
Kalender AkademikKalender Akademik
Kalender Akademik
 
Lembar Evaluasi
Lembar EvaluasiLembar Evaluasi
Lembar Evaluasi
 
Lembar Evaluasi
Lembar EvaluasiLembar Evaluasi
Lembar Evaluasi
 
Modul Panduan Umum
Modul Panduan UmumModul Panduan Umum
Modul Panduan Umum
 
Modul Umum Pelatihan
Modul Umum PelatihanModul Umum Pelatihan
Modul Umum Pelatihan
 
Peran Mitigasi Bencana dalam Tata Ruang
Peran Mitigasi Bencana dalam Tata RuangPeran Mitigasi Bencana dalam Tata Ruang
Peran Mitigasi Bencana dalam Tata Ruang
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 

Zone Regulation

  • 1. BAHAN PELATIHAN ONLINE ZONING REGULATION
  • 2. KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI RTRK / RTBL RDTRK RTRW Kota Peraturan Zonasi Dalam proses penyusunan Rencana Tata Ruang: Dalam sistem Rencana Tata Ruang Wilayah, Peraturan Zonasi merupakan pengaturan lebih lanjut untuk pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam pola pemanfaatan ruang suatu wilayah. Peraturan Zonasi yang merupakan penjabaran dari RTRW Kota dapat menjadi rujukan untuk menyusun RDTRK, dan sangat bermanfaat untuk melengkapi aturan pembangunan pada penetapan penggunaan lahan yang ditetapkan dalam RDTRK. Peraturan Zonasi juga merupakan rujukan untuk penyusunan rencana yang lebih rinci dari RDTRK, seperti Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK), atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
  • 3. Peraturan Zonasi pada prinsipnya mencakup aturan-aturan mengenai: Penggunaan lahan dan bangunan (penggunaan utama, penggunaan pelengkap, penggunaan bersyarat, penggunaan dengan pengecualian khusus, penggunaan yang dilarang); Intensitas pemanfaatan ruang atau kepadatan pembangunan (KDB, KLB, KDH, bangunan/Ha); Tata massa bangunan (tinggi bangunan, garis sempadan bangunan, jarak antarbangunan, luas minimum persil, dll); Prasarana, ketentuan mnimum eksterior, serta standar-standarnya; Pengendalian (eksternalitas negatif , insentif dan disinsentif, perijinan, pengawasan, penertiban); dan Adminstrasi (kelembagaan, prosedur, dan penetapan peraturan daerah). CAKUPAN PERATURAN ZONASI
  • 4. BerdasarkankomponendancakupanPeraturanZonasi, makafungsiPeraturanZonasiadalah: Sebagaiperangkatpengendalianpembangunan. Sebagaipedomanpenyusunanrencanaoperasional. Sebagaipanduanteknispengembangantapak/pemanfaatanlahan. FUNGSI PERATURAN ZONASI
  • 5. PenyusunanPeraturanZonasisedikitnyameliputitahapansebagaiberikut: Penyusunan klasifikasi zonasi Penyusunan daftar kegiatan Penetapan/delineasi blok peruntukan Penyusunan aturan teknis zonasi Penyusunanstandarteknis Pemilihan teknik pengaturan zonasi Penyusunan peta zonasi Penyusunan aturan pelaksanaan Penyusunanperhitungandampak Peran serta masyarakat Penyusunan aturan administrasizonasi TAHAPAN PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI
  • 6. Fungsiutamaperuntukankawasanberdasarkan PP No. 47 tahun 1997 tentang RTRWN adalah: KawasanLindung Kawasan yang memberikanperlindungankawasanbawahannya; Kawasanperlindungansetempat; Kawasansuakaalam; Kawasanpelestarianalam; Kawasancagarbudaya; Kawasanrawanbencanaalam; Kawasanlindunglainnya. KawasanBudidaya Kawasanhutanproduksi; Kawasanhutanrakyat; Kawasanpertanian; Kawasanpertambangan; Kawasanindustri; Kawasanpariwisata; Kawasanpermukiman; KLASIFIKASI FUNGSI ZONA
  • 7. Daftarkegiatanadalahsuatudaftar yang berisirinciankegiatan yang ada, mungkinada, atauprospektifdikembangkanpadasuatuzona yang ditetapkan. Daftarkegiatankawasanperkotaanmeliputi: Perumahan Komersial Industri Pertambangan Fasilitaspelayanan Pemerintahandanpertahanankeamanan Pertanian Transportasi Hutan RTH Campuran DAFTAR KEGIATAN
  • 8. Blok peruntukanadalahsebidanglahan yang dibatasisekurang-kurangnyaolehbatasanfisik yang nyatamaupun yang belumnyata Delineasiblokperuntukan: Blok peruntukan dibatasi oleh batasanfisik yang nyatamaupun yang belumnyata. Batasanfisik yang nyatadapatberupa: jaringanjalan, sungai, selokan, saluranirigasi, saluranudarategangan (ekstra) tinggi, garispantai, dll. Batas blokperuntukan yang belumnyatadapatberupa: rencanajaringanjalan, rencanajaringanprasarana lain yang sejenissesuaidenganrencanakota, danrencanasektorallainnya. DELINEASI BLOK PERUNTUKAN
  • 9. Aturantekniszonasiadalahaturanpadasuatuzonasi yang berisiketentuanpemanfaatanruang (kegiatanataupenggunaanlahan, intensitaspemanfaatanruang, ketentuantatamassabangunan, ketentuanprasarana minimum yang harusdisediakan, aturan lain yang dianggappenting, danaturankhususuntukkegiatantertentu). Aturankegiatandanpenggunaanlahanadalahaturan yang berisikegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkanbersyarat, diperbolehkanterbatasataudilarangpadasuatuzona. Materi aturan pada setiap penggunaan lahan meliputi: Intensitaspemanfaatanruang; tatamassabangunan; prasarana minimum; aturan lain/tambahan; dan Aturankhusus ATURAN TEKNIS ZONASI
  • 10. Intensitas pemanfaatan ruang adalah besaran pembangunan yang diperbolehkan berdasarkan batasan KDB, KLB, KDH atau kepadatan penduduk. Aturan intensitas pemanfaatan ruang minimum terdiri dari: Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum Koefisien dasar Hijau (KDH) minimum Aturan yang dapat ditambahkan dalam intensitas pemanfaatan ruang antara lain: Koefisien Tapak Basemen (KTB) maksimum Koefisen Wilayah terbangun (KWT) maksimum Kepadatan bangunan atau unit maksimum Kepadatan penduduk minimum INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
  • 11. Tata massabangunanadalahbentuk, besaran, peletakan, dantampilanbangunanpadasuatupersil/tapak yang dikuasai. Pengaturantatamassabangunanmencakupantara lain: garissempadanbangunan (GSB) minimum; jarakbebasantarbangunan minimum; tinggi bangunan maksimum atau minimum; amplopbangunan; tampilanbangunan (opsional); danaturan lain yang dianggapperlu. TATA MASSA BANGUNAN
  • 12. Prasaranaadalahkelengkapandasarfisiklingkungan yang memungkinkanlingkunganpermukimandapatberfungsisebagaimanamestinya. Cakupan prasarana yang diatur dalam Peraturan Zonasi minimum adalah prasarana: parkir bongkarmuat dimensijaringanjalandankelengkapannya (streetscape) kelengkapanprasaranalainnya yang dianggapperlu PRASARANA MINIMUM
  • 13. Untukbeberapakegiatan yang diperbolehkan, misalnya: Kegiatanusaha yang diperbolehkan di zona hunian (usaharumahan, warung, salon, dokterpraktek, dll); Laranganpenjualanproduk, tapipenjualanjasadiperbolehkan; Batasanluasataupersentase (%) maksimumdariluaslantai (misalnya: kegiatantambahan -seperti salon, warung, fotokopi- diperbolehkandenganbatastidakmelebihi 25% dari KDB); Aturanperubahanpemanfaatanruang yang diperbolehkan. Sebuah pemanfaatan ruang disebut pemanfaatan yang terbatas (tanda T) adalahsebagai berikut Pembatasan pengoperasian, baik dalam bentuk pembatasan waktu beroperasinya sebuah pemanfaatan ataupun pembatasan jangka waktu pemanfaatan ruang tersebut untuk kegiatan yang diusulkan. Pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, ataupun ketinggian bangunan. Pembatasan jumlah pemanfaatan. Pengenaan aturan-aturan tambahan seperti disinsentif, keharusan menyediakan analisis dampak lalulintas, dan sebagainya yang tercantum dalam bagian lain dokumen laporan ini. ATURAN LAIN DAN ATURAN KHUSUS (1)
  • 14. Jikasebuahpemanfaatanruangmemilikitanda B ataumerupakanpemanfaatanbersyarat, berartiuntukmendapatkanijin, diperlukanpersyaratan-persyaratantertentu, antara lain: Penyusunandokumen AMDAL, PenyusunanUpayaPengelolaanLingkungan (UKL) danupayaPemantauanLingkungan (UPL) PenyusunanAnalisisDampakLalu-lintas (ANDALIN) Mengenakanbiayadampakpembangunan (development impact fee), danatauaturandisinsentiflainnya. Contoh aturan kawasan khusus meliputi: Aturan untuk Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Aturan untuk kawasan cagar budaya Aturan untuk kawasan rawan bencana ATURAN LAIN DAN ATURAN KHUSUS (2)
  • 15. STANDAR TEKNIS Standar Kuantitatif StandarPreskriptif Standar Desain JenisStandar StandarSubyektif StandarKinerja Standar Kualitatif Standar adalah suatu spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun berdasarkan konsensus semua pihak terkait, dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan, keamanan, keselamatan, lingkungan, perkembangan IPTEK, pengalaman, perkembangan masa kini dan mendatang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Pemilihan dan penetapan standar dapat merujuk pada: Standar Nasional Indonesia (SNI) ketentuan – ketentuan sektoral lainnya ketentuan lain yang bersifat lokal.
  • 16. Teknikpengaturanzonasiadalahberbagaivariandari zoning konvensional yang dikembangkanuntukmemberikankeluwesanpenerapanaturanzonasi. Alternatifteknikpengaturanzonasi yang dapatditerapkanantara lain: bonus/insentive zoning performance zoning fiscal zoning special zoning exclusionary zoning contract zoning negotiated development dantekniklainnya yang dianggapsesuai TEKNIK PENGATURAN ZONASI
  • 17. Peta zonasi adalah peta yang berisi kode zonasi di atas blok dan subblok yang telah didelineasikan sebelumnya. Subblok peruntukan adalah pembagian peruntukan dalam satu blok peruntukan berdasarkan perbedaan fungsi yang akan dikenakan. Pembagian subblok peruntukan dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan: Kesamaan (homogenitas) karakteristikpemanfaatanruang/lahan. Batasanfisiksepertijalan, gang, sungai, brandgangataubataspersil. OrientasiBangunan. Lapis bangunan. PETA ZONASI
  • 18. Materi aturan pelaksanaan terdiri dari: aturan mengenai variansi yang berkaitan dengan keluwesan/ kelonggaran aturan aturan insneitf dan disinsentif aturan mengenai perubahan pemanfaatan ruang Jenis variansi yang diperkenankan dalam pemanfaatan ruang antara lain: minor variance dan non-conforming dimension non-conforming use interim development interim/temporary use Alternatif bentuk insentif yang dapat diberikan antara lain: Kemudahan izin; Penghargaan; Keringanan pajak; Kompensasi; Imbalan; Pola Pengelolaan; Subsidi prasarana; Bonus/insentif; TDR (Transfer of Development Right, Pengalihan hak Membangun); Ketentuan teknis lainnya. ATURAN PELAKSANAAN (1)
  • 19. Alternatif bentuk disinsentif yang dapat diberikan antara lain: Perpanjang prosedur; Perketat/tambah syarat; Pajak tinggi; Retribusi tinggi; Denda/charge; Pembatasan prasarana; dan lain-lain. Perubahan pemanfaatan lahan dapat terdiri dari: perubahan penggunaan lahan perubahan intensitas pemanfaatan lahan perubahan ketentuan tata massa bangunan perubahan ketentuan prasarana minimum dan perubahan lainnya yang masih ditoleransi tanpa menyebabkan perubahan keseluruhan blok/subblok peruntukan (rezoning) ATURAN PELAKSANAAN (2)
  • 20. Tingkat gangguan akibat dampak perubahan pemanfaatan ruang terdiri paling sedikit terdiri dari: intensitas gangguan tinggi intensitas gangguan sedang intensitas gangguan rendah tidak ada gangguan (gangguan diabaikan) Ketentuan teknis pemanfaatan ruang (termasuk ketentuan teknis perubahan pemanfaatan ruang), harus memperhatikan kegiatan ekonomi sebagai berikut: Harus mencerminkan pertumbuhan ekonomi kota, yang dapat dilihat melalui pertumbuhan ekonomi aktornya (pendapatan masyarakat dan pemerintah serta memberi manfaat pada masyarakat, pemerintah maupun swasta). Semakin banyak aktor yang mendapatkan manfaat semakin baik pula ketentuan yang dibuat untuk pemanfaatan ruang. Antisipasi terhadap pertumbuhan ekonomi perkotaan yang cepat. Pemanfaatan ruang maupun perubahannya diharapkan dapat ikut mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi kota. PERHITUNGAN DAMPAK (1)
  • 21. Dampak sosial berkaitan dengan kegiatan-kegiatan sosial. Pemanfaatan ruang/lahan dan ketentuannya diharapkan: Tidak mengganggu derajat kesehatan. Tidak mengganggu ketertiban dan keamanan. Pada dasarnya ketentuan pemanfaatan ruang dan perubahannya tidak diperkenankan menurunkan kualitas lingkungan atau mengurangi keselarasan dan keseimbangan lingkungan alam dengan lingkungan binaan. Beberapa komponen yang dapat dilihat dari perubahan kualitas lingkungan adalah dari komponen air, tanah, udara dsb. Dampak lalu lintas berkaitan dengan volume tarikan dan bangkitan yang ditimbulkan oleh kegiatan/pemanfaatan ruang di suatu wilayah kabupaten atau kota, serta dampak lanjutan yang ditimbulkannya. Dampak tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi sistem transportasi wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan. PERHITUNGAN DAMPAK (2)
  • 22. Peran serta masyarakat dalam penyusunan Peraturan Zonasi mencakup: Hak masyarakat; Kewajiban masyarakat; Kelompok peran serta masyarakat; Tata cara peran serta masyarakat; Waktu peran serta masyarakat; Proses pemberdayaanmasyarakat. PERAN SERTA MASYARAKAT
  • 23. GAMBAR 1 TATA CARA PENYUSUNAN RANCANGAN PERDA DAN PENETAPAN PERDA TENTANG PERATURAN ZONASI