SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2015
Disusun Oleh : Billy Adam
Fisher
Kajian dugaan pelanggaran pemilu adalah penulisan hasil
rangkaian proses administrasi, pengumpulan bukti,
klarifikasi, analisis hukum, kesimpulan dan
rekomendasi atas temuan dan/atau laporan pelanggaran
pemilu sebagai dasar untuk memutuskan suatu temuan
atau laporan sebagai pelanggaran atau bukan
pelanggaran, atau pelanggaran tertentu, dan sanksi yang
direkomendasikan kepada pihak yang berwenang.
Sistematika Kajian
POKOK
MASALA
H
Uraian Singkat Peristiwa
dugaan pelanggaran dan
tindak pedana Pemilihan
GBW
KESIMPUL
AN
DATA
PELAPOR
Identitas
Resmi
(SIM/KT
P/PASP
OR)
KAJIAN/PEMBAHAS
AN
Dasar Hukum,
Fakta/Keteran
gan,
Pembahasan(
Fakta Hukum
& Bukti dan/
Alat Bukti
REKOMENDASI
Dasar Hukum
Pasal 184 KUHAP
• Alat bukti yang sah ialah:
Keterangan saksi.
Keterangan ahli.
Surat.
Petunjuk.
Keterangan terdakwa
Dalam konteks kajian di Panwaslu Kabupaten/Kota
keterangan terdakwa disesuaikan dengan status
laporan/temuan yaitu keterangan terlapor.
• Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu
dibuktikan.
Barang Bukti
• Adalah barang atau benda bergerak yang seluruhnya atau
sebagian diperoleh, dan/atau telah dipergunakan sebagai
alat, dan/atau mempunyai hubungan langsung dengan
pelanggaran dan/atau kejahatan. Yang diperlukan dalam
pemeriksaan perkara mulai dari tingkat penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di Pengadilan guna
menjernihkan dan membuktikan suatu peristiwa atau
keadaan yang dihadirkan sebagai barang bukti.
Cara Mendapatkan Bukti
• Klarifikasi terhadap Pelapor, terlapor dan saksi-saksi,
yang mengetahui, mendengar serta mengalami sendiri
suatu peristiwa, serta ahli yang didengar
keterangannya berdasarkan keahlian khusus yang
bertujuan agar suatu peristiwa yang diduga merupakan
pelanggaran dan/atau tindak pidana pemilihan
terungkap lebih terang.
• Melakukan penelusuran dengan berkordinasi kepada
intitusi atau lembaga-lembaga terkait dengan suatu
peristiwa, misalnya terhadap bukti akta atau surat;
• Mengindentifikasi tempat kejadian suatu peristiwa
untuk mendapatkan saksi-saksi agar dapat dilakukan
klarifikasi;
• Meminta pihak-pihak terkait agar dapat menyerahkan
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan suatu
• Sesuai Pasal 37 Peraturan Bawaslu Nomor 11 Tahun 2014 Tentang
Pengawasan Pemilihan Umum. Bahwa Pengawas Pemilu dapat
meminta kehadiranPelapor, Terlapor Pihak yang diduga pelaku
pelanggaran, saksi, dan/atau Ahli untuk didengar keterangan
dan/atau klarifikasinya dibawah sumpah,. Keterangan dan/atau
klarifikasi dibuat dalam Berita Acara klarifikasi dengan menggunakan
Formulir Model A-8.
• bahwa dalam proses pengkajian laporan pelanggaran, Pengawas
Pemilu dapat meminta kehadiran Pelapor, Terlapor, Saksi dan/atau
Ahli untuk didengar keterangan dan/atau klarifikasinya.
• Klarifikasi bertujuan menguji kebenaran, atau melengkapi informasi
yang telah diperoleh, atau mendapatkan suatu informasi yang
diperlukan dari seseorang melalui proses tanya jawab.
• Pengawas Pemilu mengundang Pihak-Pihak yang akan
dimintai keterangan/klarifikasinya secara layak.,
mengingat keterbatasan waktu. undangan klarifikasi
disampaikan dalam kondisi dan situasi yang layak
sehingga pihak yang diundang untuk klarifikasi dapat
menerima dan bisa hadir.
• Undangan klarifikasi disampaikan dan untuk kepentingan
substansi klarifikasi, Pengawas Pemilu dapat
menyesuaikan isi surat undangan klarifikasi dengan
konteks laporan yang sedang ditangani.
• Proses klarifikasi dilakukan dengan membuat Berita
Acara yang berisi pertanyaan dan jawaban. Berita Acara
Klarifikasi dibuat rangkap dan ditandatangani oleh kedua
pihak (yang melakukan kalrifikasi dan yang dimintakan
klarifikasi). Tanda tangan dilakukan oleh salah satu pihak
diatas materai.
Kesimpulan
• Berdasarkan pembahsan dan kajian Pengawas pemilihan
meyimpulkan hasil analisis terhadap unsur-unsur dugaan
pelanggaran dan/atau tindak pidana pemilihan dengan pendapat
hukum dengan mengaitkan fakta/keterangan hukum dengan bukti,
apakah laporan atau temuan dugaan pelanggaran dan/atau tindak
pidana pemilihan, adalah merupakan pelanggaran dan/atau tindak
pidana pemilihan dengan menyatakan pasal-pasal apa yang diduga
dilanggar dan/atau merupakan tindak pidana pemilihan menurut
Peraturan perundang-undangan Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota.
• Pasal 38 Peraturan Bawaslu Nomor 11 Tahun 2014 Tentang
Pengawasan Pemilihan Umum mengatur Hasil Kajian terhadap
Laporan dugaan pelanggaran dituangkan dalam Formulir A-9,
dikatagorikan sebagai:
• Pelanggaran Pemilu;
• Bukan pelanggaran Pemilu; atau
• Sengketa Pemilu
• Hasil kajian yang berupa Dugaan Pelanggran Pemilu dapat berupa:
o Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu
o Pelanggaran Administrasi Pemilu; dan/atau
o Tindak Pidana Pemilu
Rekomendasi
• Rekomendasi kepada pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti
yaitu:
• Pelanggaran administrasi pemilihan rekomendasi kepada KPU sesuai
tingkatannya
• Tindak pidana Pemilihan diteruskan kepada Penyidik Kepolisian sesuai
tingkataanya
• Kode etik penyelenggara pemilihan kepada DKPP dengan ketentuan
sebagai berikut:
• Jika Teradu dan/atau Terlapor adalah Penyelenggara Pemilu yang
menjabat sebagaianggota KPU, anggota Bawaslu, anggota KPU
Provinsi atau KIP Aceh, anggota Bawaslu Provinsi, anggota Panitia
Pemilihan Luar Negeri, atau anggota Pengawas Pemilu Luar Negeri
Pengaduan dan/atau Laporan diajukan langsung kepada DKPP.
• Jika Teradu dan/atau Terlapor adalah Penyelenggara Pemilu yang
menjabat sebagai, anggota KPU Kabupaten/Kota atau KIP
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kabupaten/Kota, PPK, Panwaslu
Kecamatan, PPS, Pengawas Pemilu Lapangan atau
KPPS,Pengaduan dan/atau Laporan diajukan kepada DKPP melalui
Bawaslu Provinsi.
• Poin-poin rekomendasi untuk pemulihan hak yang dilanggar
• Ancaman/sanksi yang dapat dijatuhkan kepada pelaku dugaan
1. Analisis unsur-unsur pelanggaran dan tindak
pidana Pemilihan Gubernur, Bupati/Walikota antara
lain meliputi :
• Subyek pelanggaran atau pelaku pelanggaran dapat
dilakukan oleh setiap orang tetapi dapat juga hanya
oleh orang tertentu (tidak setiap orang), semisal :
anggota KPU, Calon, Anggota Pengawas Pemilu,
setiap PNS, TNI, Kepoliisian, seorang majikan, dll.
Beberapa ketentuan dalam UU Pemilu menyebutkan
secara jelas mengenai subyek atau pelaku, sebagai
misal: Setiap pelaksana, peserta, atau petugas
Kampanye.
• Pasal 177 UU No 1 Tahun 2015
Subyek setiap Orang
Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keteranganyang
tidak benar mengenai diri sendiri atau diri orang laintentang
suatu hal yang diperlukan untuk pengisian daftarpemilih,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat3 (tiga) bulan dan
paling lama 12 (dua belas) bulan dan dendapaling sedikit
Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) dan palingbanyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
• Pasal 186 ayat (1) UU No 1 Tahun 2015
Subyek Orang tertentu
Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU Kabupaten/Kota, dan
anggota KPU Provinsi yang dengan sengaja memalsukan daftar
dukungan terhadap calon perseorangan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72
(tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan paling
banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
•
• Untuk mengetahui bentuk kesalahannya, dapat dilihat dalam
rumusan ketentuan apakah harus berdasarkan unsur
kesengajaan atau termasuk kealpaan/tidak sengaja. Dalam
hal unsur kesengajaan maka harus dibuktikan bahwa
pelanggaran yang terjadi karena adanya upaya yang
disengaja.
• Contoh unsur kesengajaan dan kelalaian
Pasal 185 UU N0 8 Tahun 2015
• Unsur kesengajaan
• Setiap orang yang dengan sengaja memberikan
keteranganyang tidak benar atau menggunakan identitas diri
palsuuntuk mendukung bakal Calon perseorangan Gubernur,
bakalCalon perseorangan Bupati, dan bakal Calon
perseoranganWalikota, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh
enam)bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua
belasjuta rupiah) dan paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga
puluhenam juta rupiah).
• Unsur karena Kelalaiannya
Dalam Ketentuan Pidana baik dalam UU No 1 Tahun 2014
Maupun UU NO 8 Tahu 2015 tidak mengatur
• Berdasarkan rumusan pasal, harus diperhatikan apakah yang
dipermasalahkan “tindak perbuatan” atau lebih kepada “akibat
yang ditimbulkan”. Apabila yang dipermasalahkan tindak
perbuatan maka tidak penting untuk mengetahui akibat yang
timbul dari perbuatan tersebut. Tetapi apabila yang
dipermasalahkan adalah akibat yang ditimbulkan maka tidak
perlu mempersoalkan mengenai bagaimana cara perbuatan
itu dilakukan, apakah dengan sengaja atau karena lalai.
• Pasal 187 UU No 1 Tahun 2015
Unsur Perbuatan yang dilarang
• Setiap orang yang dengan sengaja melakukan Kampanye di
luar jadwal waktu yang telah ditetapkan oleh KPU Provinsi dan
KPU Kabupaten/Kota untuk masing-masing calon, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 15 (lima belas) hari atau
paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) atau paling banyak
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Pasal 178 UU No 1 Tahun 2015
• Unsur akibat perbuatan
• Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang
lain kehilangan hak pilihnya, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling
sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan
paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta
rupiah).
o Berdasarkan rumusan ketentuan dapat dibedakan antara
perbuatan yang unsur-unsurnya cukup dipenuhi secara
alternatif dan perbuatan pelanggaran yang unsurnya
harus dipenuhi secara kumulatif (menyeluruh).
• Rumusan alternatif biasanya menggunakan tanda “koma”
atau dengan kata “atau”. Jadi untuk dapat dikenakan
sanksi tidak mesti memenuhi seluruh unsur yang
dicantumkan tetapi cukup salah satunya saja.
• Pasal 182
• Unsur Perbuatan alternatif
• “Setiap orang yang dengan kekerasan atau dengan
ancamankekuasaan yang ada padanya saat pendaftaran
pemilihmenghalang-halangi seseorang untuk terdaftar sebagai
pemilih dalam Pemilihan menurut Undang-Undang ini,dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas)bulan dan
paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda
• paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)
danpaling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta
rupiah).
• Pasal 186 ayat (2)
• Unsur Perbuatan Kumulatif
• “Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU
Kabupaten/Kota,dan anggota KPU Provinsi yang dengan
sengaja tidakmelakukan verifikasi dan rekapitulasi terhadap
calonperseorangan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undangini, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36
(tigapuluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluhdua)
bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tigapuluh
ANALISIS

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019Ahsanul Minan
 
Peta masalah pemilu kada dan peran pengawas
Peta masalah pemilu kada dan peran pengawasPeta masalah pemilu kada dan peran pengawas
Peta masalah pemilu kada dan peran pengawasAhsanul Minan
 
Presentasi penanganan pelanggaran pemilu
Presentasi penanganan pelanggaran pemiluPresentasi penanganan pelanggaran pemilu
Presentasi penanganan pelanggaran pemiluBilly Adam Fisher
 
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptxPEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptxKPUTTS
 
Sekolah kader pengawas pemilu
Sekolah kader pengawas pemiluSekolah kader pengawas pemilu
Sekolah kader pengawas pemiluAhsanul Minan
 
Peta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLU
Peta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLUPeta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLU
Peta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLUAvida Virya
 
ISU STRATEGIS DAN POTENSI RAWAN PEMILU 2024.pptx
ISU STRATEGIS DAN POTENSI RAWAN  PEMILU 2024.pptxISU STRATEGIS DAN POTENSI RAWAN  PEMILU 2024.pptx
ISU STRATEGIS DAN POTENSI RAWAN PEMILU 2024.pptxBawasluPacitan
 
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presidenStrategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presidenAhsanul Minan
 
Pengawasan pungut hitung bagi ptps
Pengawasan pungut hitung bagi ptpsPengawasan pungut hitung bagi ptps
Pengawasan pungut hitung bagi ptpsFebriko Anwar
 
MATERI KETUA PENANGANAN PELANGGARAN VERFAK.pptx
MATERI KETUA PENANGANAN PELANGGARAN VERFAK.pptxMATERI KETUA PENANGANAN PELANGGARAN VERFAK.pptx
MATERI KETUA PENANGANAN PELANGGARAN VERFAK.pptxJubair13
 
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptx
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptxBawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptx
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptxJubair13
 
Pemilu dan pemilukada berkualitas
Pemilu dan pemilukada berkualitasPemilu dan pemilukada berkualitas
Pemilu dan pemilukada berkualitasElection Commision
 
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan PartisipatifSosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan PartisipatifAhsanul Minan
 
BAWASLU -GAKKUMDU
BAWASLU -GAKKUMDU BAWASLU -GAKKUMDU
BAWASLU -GAKKUMDU ngopihukum
 
Standard pengawasan pungut hitung Pemilu
Standard pengawasan pungut hitung PemiluStandard pengawasan pungut hitung Pemilu
Standard pengawasan pungut hitung PemiluAhsanul Minan
 
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptx
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptxPPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptx
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptxSarnidasari
 
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptmateri_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptAsepSucipto3
 

Was ist angesagt? (20)

Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019
 
Materi Bimtek PKD.pptx
Materi Bimtek PKD.pptxMateri Bimtek PKD.pptx
Materi Bimtek PKD.pptx
 
Peta masalah pemilu kada dan peran pengawas
Peta masalah pemilu kada dan peran pengawasPeta masalah pemilu kada dan peran pengawas
Peta masalah pemilu kada dan peran pengawas
 
Presentasi penanganan pelanggaran pemilu
Presentasi penanganan pelanggaran pemiluPresentasi penanganan pelanggaran pemilu
Presentasi penanganan pelanggaran pemilu
 
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptxPEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
 
Sekolah kader pengawas pemilu
Sekolah kader pengawas pemiluSekolah kader pengawas pemilu
Sekolah kader pengawas pemilu
 
Peta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLU
Peta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLUPeta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLU
Peta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLU
 
ISU STRATEGIS DAN POTENSI RAWAN PEMILU 2024.pptx
ISU STRATEGIS DAN POTENSI RAWAN  PEMILU 2024.pptxISU STRATEGIS DAN POTENSI RAWAN  PEMILU 2024.pptx
ISU STRATEGIS DAN POTENSI RAWAN PEMILU 2024.pptx
 
fasilitasi dan pembinaan.pptx
fasilitasi dan pembinaan.pptxfasilitasi dan pembinaan.pptx
fasilitasi dan pembinaan.pptx
 
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presidenStrategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
 
Pengawasan pungut hitung bagi ptps
Pengawasan pungut hitung bagi ptpsPengawasan pungut hitung bagi ptps
Pengawasan pungut hitung bagi ptps
 
MATERI KETUA PENANGANAN PELANGGARAN VERFAK.pptx
MATERI KETUA PENANGANAN PELANGGARAN VERFAK.pptxMATERI KETUA PENANGANAN PELANGGARAN VERFAK.pptx
MATERI KETUA PENANGANAN PELANGGARAN VERFAK.pptx
 
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptx
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptxBawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptx
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptx
 
Pemilu yang berintegritas
Pemilu yang berintegritasPemilu yang berintegritas
Pemilu yang berintegritas
 
Pemilu dan pemilukada berkualitas
Pemilu dan pemilukada berkualitasPemilu dan pemilukada berkualitas
Pemilu dan pemilukada berkualitas
 
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan PartisipatifSosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
 
BAWASLU -GAKKUMDU
BAWASLU -GAKKUMDU BAWASLU -GAKKUMDU
BAWASLU -GAKKUMDU
 
Standard pengawasan pungut hitung Pemilu
Standard pengawasan pungut hitung PemiluStandard pengawasan pungut hitung Pemilu
Standard pengawasan pungut hitung Pemilu
 
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptx
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptxPPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptx
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptx
 
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptmateri_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
 

Ähnlich wie ANALISIS

Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian GratifikasiPerbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian GratifikasiLesmana Putra
 
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptxPenanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptxAndreFuadi
 
teknis penyelenggaraan pilkada 2015
teknis penyelenggaraan pilkada 2015teknis penyelenggaraan pilkada 2015
teknis penyelenggaraan pilkada 2015SMPN 1 Cikidang
 
MATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.ppt
MATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.pptMATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.ppt
MATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.pptMuhammadIlhamAziez
 
Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...
Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...
Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...AhmadIlhamSipahutar
 
PENGAWAS TPS YANG BERINTEGRITAS DAN BERMARTABAT_ADITIA OKTAVIYANTO.pptx
PENGAWAS TPS YANG BERINTEGRITAS DAN BERMARTABAT_ADITIA OKTAVIYANTO.pptxPENGAWAS TPS YANG BERINTEGRITAS DAN BERMARTABAT_ADITIA OKTAVIYANTO.pptx
PENGAWAS TPS YANG BERINTEGRITAS DAN BERMARTABAT_ADITIA OKTAVIYANTO.pptxAditiaOktaviyanto1
 
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptxBIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptxkorwilcamkemranjen
 
Advokasi (4) PEMAHAMAN PERATURAN PILKADA SERENTAK 2018.pptx
Advokasi (4) PEMAHAMAN PERATURAN PILKADA SERENTAK 2018.pptxAdvokasi (4) PEMAHAMAN PERATURAN PILKADA SERENTAK 2018.pptx
Advokasi (4) PEMAHAMAN PERATURAN PILKADA SERENTAK 2018.pptxWirausahaMandiriJaya
 
1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx
1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx
1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptxPanwaslihNaganRaya
 
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptxPRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptxNurdinZaky
 
PSPP-PSAP Parpol Bawaslu Kab Serang(2).pptx
PSPP-PSAP Parpol Bawaslu Kab Serang(2).pptxPSPP-PSAP Parpol Bawaslu Kab Serang(2).pptx
PSPP-PSAP Parpol Bawaslu Kab Serang(2).pptxMoverKahfi
 
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptmateri_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptFHUPR
 
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2 (...
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2 (...materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2 (...
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2 (...DataDesanatuna
 
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptmateri_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptHidayatulJumaah1
 

Ähnlich wie ANALISIS (20)

Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian GratifikasiPerbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
 
55555555555555
5555555555555555555555555555
55555555555555
 
55555555555555
5555555555555555555555555555
55555555555555
 
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptxPenanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
 
teknis penyelenggaraan pilkada 2015
teknis penyelenggaraan pilkada 2015teknis penyelenggaraan pilkada 2015
teknis penyelenggaraan pilkada 2015
 
Sistem pilihanraya
Sistem pilihanrayaSistem pilihanraya
Sistem pilihanraya
 
MATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.ppt
MATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.pptMATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.ppt
MATERI PEMBEKALAN PANWASCAM Purbalingga.ppt
 
BAHAN_HAMDAN.pdf
BAHAN_HAMDAN.pdfBAHAN_HAMDAN.pdf
BAHAN_HAMDAN.pdf
 
Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...
Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...
Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...
 
PENGAWAS TPS YANG BERINTEGRITAS DAN BERMARTABAT_ADITIA OKTAVIYANTO.pptx
PENGAWAS TPS YANG BERINTEGRITAS DAN BERMARTABAT_ADITIA OKTAVIYANTO.pptxPENGAWAS TPS YANG BERINTEGRITAS DAN BERMARTABAT_ADITIA OKTAVIYANTO.pptx
PENGAWAS TPS YANG BERINTEGRITAS DAN BERMARTABAT_ADITIA OKTAVIYANTO.pptx
 
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptxBIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
 
Advokasi (4) PEMAHAMAN PERATURAN PILKADA SERENTAK 2018.pptx
Advokasi (4) PEMAHAMAN PERATURAN PILKADA SERENTAK 2018.pptxAdvokasi (4) PEMAHAMAN PERATURAN PILKADA SERENTAK 2018.pptx
Advokasi (4) PEMAHAMAN PERATURAN PILKADA SERENTAK 2018.pptx
 
1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx
1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx
1. TATAKERJA DAN POLA HUBUNGAN PANWASLU KECAMATAN DALAM KEGIATAN.pptx
 
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptxPRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
 
Pkpu 25 2013
Pkpu 25 2013Pkpu 25 2013
Pkpu 25 2013
 
PSPP-PSAP Parpol Bawaslu Kab Serang(2).pptx
PSPP-PSAP Parpol Bawaslu Kab Serang(2).pptxPSPP-PSAP Parpol Bawaslu Kab Serang(2).pptx
PSPP-PSAP Parpol Bawaslu Kab Serang(2).pptx
 
Materi Coklit.pptx
Materi Coklit.pptxMateri Coklit.pptx
Materi Coklit.pptx
 
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptmateri_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
 
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2 (...
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2 (...materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2 (...
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2 (...
 
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptmateri_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
 

ANALISIS

  • 1. BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015 Disusun Oleh : Billy Adam Fisher
  • 2. Kajian dugaan pelanggaran pemilu adalah penulisan hasil rangkaian proses administrasi, pengumpulan bukti, klarifikasi, analisis hukum, kesimpulan dan rekomendasi atas temuan dan/atau laporan pelanggaran pemilu sebagai dasar untuk memutuskan suatu temuan atau laporan sebagai pelanggaran atau bukan pelanggaran, atau pelanggaran tertentu, dan sanksi yang direkomendasikan kepada pihak yang berwenang.
  • 3. Sistematika Kajian POKOK MASALA H Uraian Singkat Peristiwa dugaan pelanggaran dan tindak pedana Pemilihan GBW KESIMPUL AN DATA PELAPOR Identitas Resmi (SIM/KT P/PASP OR) KAJIAN/PEMBAHAS AN Dasar Hukum, Fakta/Keteran gan, Pembahasan( Fakta Hukum & Bukti dan/ Alat Bukti REKOMENDASI
  • 4. Dasar Hukum Pasal 184 KUHAP • Alat bukti yang sah ialah: Keterangan saksi. Keterangan ahli. Surat. Petunjuk. Keterangan terdakwa Dalam konteks kajian di Panwaslu Kabupaten/Kota keterangan terdakwa disesuaikan dengan status laporan/temuan yaitu keterangan terlapor. • Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
  • 5. Barang Bukti • Adalah barang atau benda bergerak yang seluruhnya atau sebagian diperoleh, dan/atau telah dipergunakan sebagai alat, dan/atau mempunyai hubungan langsung dengan pelanggaran dan/atau kejahatan. Yang diperlukan dalam pemeriksaan perkara mulai dari tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di Pengadilan guna menjernihkan dan membuktikan suatu peristiwa atau keadaan yang dihadirkan sebagai barang bukti.
  • 6. Cara Mendapatkan Bukti • Klarifikasi terhadap Pelapor, terlapor dan saksi-saksi, yang mengetahui, mendengar serta mengalami sendiri suatu peristiwa, serta ahli yang didengar keterangannya berdasarkan keahlian khusus yang bertujuan agar suatu peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran dan/atau tindak pidana pemilihan terungkap lebih terang. • Melakukan penelusuran dengan berkordinasi kepada intitusi atau lembaga-lembaga terkait dengan suatu peristiwa, misalnya terhadap bukti akta atau surat; • Mengindentifikasi tempat kejadian suatu peristiwa untuk mendapatkan saksi-saksi agar dapat dilakukan klarifikasi; • Meminta pihak-pihak terkait agar dapat menyerahkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan suatu
  • 7. • Sesuai Pasal 37 Peraturan Bawaslu Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pengawasan Pemilihan Umum. Bahwa Pengawas Pemilu dapat meminta kehadiranPelapor, Terlapor Pihak yang diduga pelaku pelanggaran, saksi, dan/atau Ahli untuk didengar keterangan dan/atau klarifikasinya dibawah sumpah,. Keterangan dan/atau klarifikasi dibuat dalam Berita Acara klarifikasi dengan menggunakan Formulir Model A-8. • bahwa dalam proses pengkajian laporan pelanggaran, Pengawas Pemilu dapat meminta kehadiran Pelapor, Terlapor, Saksi dan/atau Ahli untuk didengar keterangan dan/atau klarifikasinya. • Klarifikasi bertujuan menguji kebenaran, atau melengkapi informasi yang telah diperoleh, atau mendapatkan suatu informasi yang diperlukan dari seseorang melalui proses tanya jawab.
  • 8. • Pengawas Pemilu mengundang Pihak-Pihak yang akan dimintai keterangan/klarifikasinya secara layak., mengingat keterbatasan waktu. undangan klarifikasi disampaikan dalam kondisi dan situasi yang layak sehingga pihak yang diundang untuk klarifikasi dapat menerima dan bisa hadir. • Undangan klarifikasi disampaikan dan untuk kepentingan substansi klarifikasi, Pengawas Pemilu dapat menyesuaikan isi surat undangan klarifikasi dengan konteks laporan yang sedang ditangani. • Proses klarifikasi dilakukan dengan membuat Berita Acara yang berisi pertanyaan dan jawaban. Berita Acara Klarifikasi dibuat rangkap dan ditandatangani oleh kedua pihak (yang melakukan kalrifikasi dan yang dimintakan klarifikasi). Tanda tangan dilakukan oleh salah satu pihak diatas materai.
  • 9. Kesimpulan • Berdasarkan pembahsan dan kajian Pengawas pemilihan meyimpulkan hasil analisis terhadap unsur-unsur dugaan pelanggaran dan/atau tindak pidana pemilihan dengan pendapat hukum dengan mengaitkan fakta/keterangan hukum dengan bukti, apakah laporan atau temuan dugaan pelanggaran dan/atau tindak pidana pemilihan, adalah merupakan pelanggaran dan/atau tindak pidana pemilihan dengan menyatakan pasal-pasal apa yang diduga dilanggar dan/atau merupakan tindak pidana pemilihan menurut Peraturan perundang-undangan Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota. • Pasal 38 Peraturan Bawaslu Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pengawasan Pemilihan Umum mengatur Hasil Kajian terhadap Laporan dugaan pelanggaran dituangkan dalam Formulir A-9, dikatagorikan sebagai: • Pelanggaran Pemilu; • Bukan pelanggaran Pemilu; atau • Sengketa Pemilu • Hasil kajian yang berupa Dugaan Pelanggran Pemilu dapat berupa: o Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu o Pelanggaran Administrasi Pemilu; dan/atau o Tindak Pidana Pemilu
  • 10. Rekomendasi • Rekomendasi kepada pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti yaitu: • Pelanggaran administrasi pemilihan rekomendasi kepada KPU sesuai tingkatannya • Tindak pidana Pemilihan diteruskan kepada Penyidik Kepolisian sesuai tingkataanya • Kode etik penyelenggara pemilihan kepada DKPP dengan ketentuan sebagai berikut: • Jika Teradu dan/atau Terlapor adalah Penyelenggara Pemilu yang menjabat sebagaianggota KPU, anggota Bawaslu, anggota KPU Provinsi atau KIP Aceh, anggota Bawaslu Provinsi, anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri, atau anggota Pengawas Pemilu Luar Negeri Pengaduan dan/atau Laporan diajukan langsung kepada DKPP. • Jika Teradu dan/atau Terlapor adalah Penyelenggara Pemilu yang menjabat sebagai, anggota KPU Kabupaten/Kota atau KIP Kabupaten/Kota, Panwaslu Kabupaten/Kota, PPK, Panwaslu Kecamatan, PPS, Pengawas Pemilu Lapangan atau KPPS,Pengaduan dan/atau Laporan diajukan kepada DKPP melalui Bawaslu Provinsi. • Poin-poin rekomendasi untuk pemulihan hak yang dilanggar • Ancaman/sanksi yang dapat dijatuhkan kepada pelaku dugaan
  • 11. 1. Analisis unsur-unsur pelanggaran dan tindak pidana Pemilihan Gubernur, Bupati/Walikota antara lain meliputi : • Subyek pelanggaran atau pelaku pelanggaran dapat dilakukan oleh setiap orang tetapi dapat juga hanya oleh orang tertentu (tidak setiap orang), semisal : anggota KPU, Calon, Anggota Pengawas Pemilu, setiap PNS, TNI, Kepoliisian, seorang majikan, dll. Beberapa ketentuan dalam UU Pemilu menyebutkan secara jelas mengenai subyek atau pelaku, sebagai misal: Setiap pelaksana, peserta, atau petugas Kampanye.
  • 12. • Pasal 177 UU No 1 Tahun 2015 Subyek setiap Orang Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keteranganyang tidak benar mengenai diri sendiri atau diri orang laintentang suatu hal yang diperlukan untuk pengisian daftarpemilih, dipidana dengan pidana penjara paling singkat3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan dendapaling sedikit Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) dan palingbanyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah). • Pasal 186 ayat (1) UU No 1 Tahun 2015 Subyek Orang tertentu Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU Kabupaten/Kota, dan anggota KPU Provinsi yang dengan sengaja memalsukan daftar dukungan terhadap calon perseorangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). •
  • 13. • Untuk mengetahui bentuk kesalahannya, dapat dilihat dalam rumusan ketentuan apakah harus berdasarkan unsur kesengajaan atau termasuk kealpaan/tidak sengaja. Dalam hal unsur kesengajaan maka harus dibuktikan bahwa pelanggaran yang terjadi karena adanya upaya yang disengaja. • Contoh unsur kesengajaan dan kelalaian Pasal 185 UU N0 8 Tahun 2015 • Unsur kesengajaan • Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keteranganyang tidak benar atau menggunakan identitas diri palsuuntuk mendukung bakal Calon perseorangan Gubernur, bakalCalon perseorangan Bupati, dan bakal Calon perseoranganWalikota, dipidana dengan pidana penjara paling singkat12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam)bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belasjuta rupiah) dan paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluhenam juta rupiah). • Unsur karena Kelalaiannya Dalam Ketentuan Pidana baik dalam UU No 1 Tahun 2014 Maupun UU NO 8 Tahu 2015 tidak mengatur
  • 14. • Berdasarkan rumusan pasal, harus diperhatikan apakah yang dipermasalahkan “tindak perbuatan” atau lebih kepada “akibat yang ditimbulkan”. Apabila yang dipermasalahkan tindak perbuatan maka tidak penting untuk mengetahui akibat yang timbul dari perbuatan tersebut. Tetapi apabila yang dipermasalahkan adalah akibat yang ditimbulkan maka tidak perlu mempersoalkan mengenai bagaimana cara perbuatan itu dilakukan, apakah dengan sengaja atau karena lalai. • Pasal 187 UU No 1 Tahun 2015 Unsur Perbuatan yang dilarang • Setiap orang yang dengan sengaja melakukan Kampanye di luar jadwal waktu yang telah ditetapkan oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota untuk masing-masing calon, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 15 (lima belas) hari atau paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) atau paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
  • 15. Pasal 178 UU No 1 Tahun 2015 • Unsur akibat perbuatan • Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). o Berdasarkan rumusan ketentuan dapat dibedakan antara perbuatan yang unsur-unsurnya cukup dipenuhi secara alternatif dan perbuatan pelanggaran yang unsurnya harus dipenuhi secara kumulatif (menyeluruh). • Rumusan alternatif biasanya menggunakan tanda “koma” atau dengan kata “atau”. Jadi untuk dapat dikenakan sanksi tidak mesti memenuhi seluruh unsur yang dicantumkan tetapi cukup salah satunya saja.
  • 16. • Pasal 182 • Unsur Perbuatan alternatif • “Setiap orang yang dengan kekerasan atau dengan ancamankekuasaan yang ada padanya saat pendaftaran pemilihmenghalang-halangi seseorang untuk terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan menurut Undang-Undang ini,dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas)bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda • paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) danpaling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah). • Pasal 186 ayat (2) • Unsur Perbuatan Kumulatif • “Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU Kabupaten/Kota,dan anggota KPU Provinsi yang dengan sengaja tidakmelakukan verifikasi dan rekapitulasi terhadap calonperseorangan sebagaimana diatur dalam Undang- Undangini, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tigapuluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluhdua) bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tigapuluh