1. PENCEGAHAN DAN
PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN PENYAKIT
PEMBERANTASAN PENYAKIT
REPRODUKSI PADA TERNAK
REPRODUKSI PADA TERNAK
OLEH:
BIDANG KESEHATAN HEWAN
Disanpaikan Pada Pelatihan Petugas Inseminator tahun 2013
Hotel Mataram Squer, 4 November 2013
DINAS PETERNAKAN DAN KESWAN PROVINSI NTB
2. SUMBAWA
SISTEM LAR/SO
(MINI RANCH)
BLUE PRINT
NTB BSS
PIN
SAPTA USAHA BSS
• Menyediakan Induk Sapi
• Menyediakan
kebutuhan pakan
• Mengembangkan sistem
Lar/So & KK
• Membasmi Penyakit
Sapi
• Merawat Kesehatan
Sapi
• Mengatur Tata Niaga
• Menyediakan Sarana &
Prasarana
LOMBOK
SISTEM KANDANG
KOLEKTIF
• Populasi Sapi Meningkat
• Pendapatan Meningkat
• Mutu Lingkungan Meningkat
6. GANGGUAN REPRODUKSI
B. Gangguan Fungsional:
(Organ Reproduksi tidak berfungsi dengan Baik)
*Sista
Ovarium
*Subestrus & Birahi tenang
*Anestrus
*Ovulasi tertunda
Gambar. Sista Ovarium
7. Anestrus
Anestrus
Anestrus Normal: produksi GnRH
Ovarium tidak respon terhadap
GnRH
Anestrus Karena Gangguan Hormon:
Kadar progesteron
Kurang GnRH
Anestrus Karena Genetik:
Hipoplasia Ovari/Agenesis Ovari
Anestrus karena Kekurangan Nutrisi:
Ovarium Tidak Aktif
8. GANGGUAN REPRODUKSI
C. Kesalahan Managemen:
1. Erat Hubungannya dengan faktor Pakan/Nutrisi
2. Tubuh kurang nutrisi dalam jangka waktu Yang lama
menyebabkan gangguan reproduksi antara lain:
-Produksi Hormon
-Birahi tenang
-Gagal konsepsi
-Kematian EMberio dini
Ovarium tidak Berkembang
9. GANGGUAN REPRODUKSI
D. Infeksi Organ Reproduksi:
- Endometritis (Radang Uterus)
1. Infeksi Non Spesifik
- Pyometra (Radang Uterus
Bernanah)
- Vaginitis (Radang Vagina)
10. GANGGUAN REPRODUKSI
D. Infeksi Organ Reproduksi:
2. Infeksi Spesifik
a. Bakterial: Brucellosis
Leptosperosis
Vibrosis
Tuberkulosis
b. Virus:
c. Protozoa : Trikomoniasis
Toxoplasma
IBR- IPV
BVD – MD
EBA
d. Jamur : Aspergillus Fumigatus
Mucorales
11. GANGGUAN REPRODUKSI
D. Infeksi Organ Reproduksi:
3. Masalah Reproduksi
Lainnya
- Prolaps Uteri (dobolen)
- Distokia
- Retensi Plasenta
- Maserasi Fetus
- Mumifikasi Fetus
- Hernia Uterina
12. PENANGGULANGAN GANGGUAN REPRODUKSI
Penyebab Gangguan Reproduksi
A. Cacat anatomi sal reproduksi
B. Gangguan fungsional (sebelum ternak bunting)
1. a. Cysta ovaria, T/ pgf2 ά jika hewan tidak bunting
b. Cystic folikel , T/ injeksi HCG/ LH
c. Cystic luteal, PGH IM, PRID/CIDR IU 12 hr
2. Sub estrus/ birahi tenang
Etiologi: Estrogen rendah, bila ada Cl dg pgf2 ά , GNRH
3. An estrus,
Terapi perbaikan pakan agar kondisi meningkat
Dirangsang aktifitas ovaria(GNRH)
PRID/ CIDR dan estrogen
4. Ovulasi tertunda
Etiologi: Rendahnya LH dalam darah
Gejala : Kawin berulang
Terapi : injeksi GNRH saat IB
13. C. Mis Manajemen: Kurang pakan, produktifitas rendah
D. Infeksi organ reproduksi
1. Infeksi non spesifik
A.Endometritis
Gejala leleren jernih/ purulen, uterus membesar,
menurunkan kesuburan CI dan S/C naik, sterilitas
Terapi: AB, pgf2 ά , irigasi antiseptik intra uterin
B. Pyometra
Gejalaa: leleran purulen, sapi an estrus,
Terapi: AB (Anti Biotik), pgf2 ά
C. Vaginitis
Gejala: leleran lendir keruh, hyperemi mukosa s/d
nekrosa, perejanan terus, septisemi
Terapi: Anastesi Epidural, koreksi operatik , AB (Anti
Biotik), sistemik
16. ANTISIPASI
GANGGUAN
REPRODUKSI
Seleksi genetik
Manajemen pakan untuk kesuburan
reproduksi
Manajemen keswan untuk kebersihan
kandang & lingkungan
Vaksinasi & pengobatan
Penanganan yg baik → faktor predisposisi
17. 1. Keterbatasan Alat, Obat dan Bahan
2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
melakukan pencegahan dan penanganan
dini
3. Lemahnya koordinasi antar Pemerintah
Prov. , Kab/Kota dan Petugas Lapangan.
1. Pemenuhan kebutuhan akan Alat, Obat dan
Bahan.
2. Mengintensifkan penuluhan pada masyarakat
3. Meningkatkan koordinasi antar petugas
18. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Gangguan reproduksi dapat diantisipasi dengan memperhatikan
beberapa faktor diantaranya :
1. Seleksi genetik.
2. Manajemen pakan yang baik sehingga mendukung kesuburan
saluran reproduksi.
3. Manajemen kesehatan yang baik meliputi kesehatan sapi,
program pengobatan dan vaksinasi , kebersihan kandang dan
lingkungan (sanitasi dan desinfeksi) sehingga dapat
meminimalisasi agen patogen (bakteri, virus, jamur, protozoa)
yang dapat mengaggu kesehatan sapi.
4. Penanganan masalah reproduksi dengan prosedur yang baik
dan benar sehingga mengurangi kejadian trauma fisik yang
akan menjadi factor predisposisi gangguan reproduksi