Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran risiko dalam investasi dengan pendekatan rata-rata dan standar deviasi dari distribusi kemungkinan arus kas. Metode ini menghitung nilai harapan dan variasi dari arus kas setiap tahun untuk memperkirakan risiko suatu proyek investasi. Semakin besar variasinya, semakin besar pula risiko proyek tersebut.
3. Kepastian, Ketidakpastian dan Risiko Investasi
• Ketidakpastian adalah Kondisi yg dihadapi oleh
seseorang, apabila masa yg akan datang mengandung
sejumlah kemungkinan peristiwa yg akan terjadi yg
tidak kita ketahui.
• Dalam ketidakpastian semua kemungkinan dapat
terjadi
• Kepastian menyangkut masa yg akan datang yg
mengandung suatu kemungkinan hasil yg sudah dapat
diketahui pada waktu ini.
• Suatu kondisi yg lebih realistis yg dihadapi oleh
pimpinan perusahaan adalah risiko.
• Kita biasanya mengadakan taksiran atau menduga-
duga suatu rentang kemungkinan terjadinya peristiwa-
peristiwa yg berisiko, semakin besar simpangan dari
kemungkinan tersebut, maka semakin besar risikonya.
4. • Dalam hal mengabaikan risiko dalam bab-bab
sebelumnya, karena asumsinya bahwa arus kas
diketahui dengan pasti dan biaya modal tidak
mengandung risiko.
• Memasukan unsur risiko dalam penilaian unsur investasi
memberikan kemungkinan bagi proyek investasi untuk
mempunyai tingkat risiko yg berbeda, sehingga dapat
mengubah corak risiko perusahaan secara keseluruhan.
• Hal tersebut dapat mengubah tingkat keuntungan yg
disyaratkan oleh investor atau pemberi modal.
• Dalam hubungan ini kita perlu mempelajari cara
mengukur risiko suatu proyek investasi.
5. SPOOF
Pendekatan ini merupakan pendekatan yg paling
langsung memasukkan unsur risiko ke dalam
kriteria keputusan yg menggunakan konsep nilai
sekarang (present value)
Untuk mengukur risiko kita menggunakan “mean”
dari distribusi probabilitas (kemungkinan terjadinya
peristiwa) untuk arus kas setiap tahunnya.
Besarnya risiko suatu investasi dapat dilihat dari
besarnya penyebaran arus-kas dari investasi
tersebut.
Makin besar variabilitasnya dapat diartikan makin
besar risiko dari investasi tersebut.
Pendekatan Mean-Standar Deviasi
6. Misalnya ada dua proyek investasi yaitu proyek A dan B
yg diproyeksikan mempunyai distribusi probabilitas
arus-kas sebagai berikut:
A B
Probabilitas Arus-Kas Probabilitas Arus Kas
0,30 Rp. 3.000 0,30 Rp. 2.000
0,40 Rp. 4.000 0,40 Rp. 4.000
0,30 Rp. 5.000 0,30 Rp.6.000
Distribusi probabilitas dari kedua proyek
tersebut dapat digambarkandalam grafik
berikut:
Contoh:
8. Alat pengukur penyebaran yg konvensional adalah standar
deviasi, secara matematika dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dimana:
Ax = Arus kas untuk kemungkinan X
Px = Probabilitas terjadinya Arus kas
à = Expected value dari arus kas atau mean dari distribusi probabilitas
aruskas. Expected value atau mean dapat dinyatakan sebagai berikut:
Mengukur penyebaran dari distribusi
probabilitas arus-kas
9. Perhitungan mean dari distribusi probabilitas arus kas beserta
standar deviasi dari proyek A tersebut dapat dilakukan
dengan cara berikut:
10. Perhitungan tersebut daPat jg dilakukan seCara langsung
sebagai berikut:
Nilai diharapkan (expected Value) dari distribusi atau
mean dari investasi A dan B adalah:
Ãa = 0,30 (3.000) + 0,40 (4.000) + 0,30 (5.000) = Rp.
4.000
Ãb = 0,30 (2.000) + 0,40 (4.000) + 0,30 (6.000) = Rp.
4.000
Standar Deviasi Investasi A adalah:
σa = [0,30 (3.000 – 4.000)² + 0,40 (4.000-4.000)² +
0,30 (5.000 – 4.000)²]½
= √600.000 = Rp. 775
σb = [0,30 (2.000 – 4.000)² + 0,40 (4.000-4.000)² +
0,30 (6.000 – 4.000)²]½
= √2.400.000 = Rp. 1.549
11. Apabila standar deviasi merupakan ukuran
penyebaran yg dinyatakan secara absolut, maka
ukuran penyebaran yg dinyatakan secara relatif
ialah “koefisien variasi” yaitu standar deviasi dari
distribusi probabilitas dibagi dengan mean atau
expected valuenya. Dengan demikian,
Koefisien variasi investasi A adalah = 775/4.000
= 0,19
Koefisien variasi investasi B adalah =
1.549/4.000= 0,39
Oleh karena koefisien variasi untuk investasi B
lebih besar daripada Investasi A dapat dikatakan
bahwa investasi B mempunyai risiko yg paling
besar daripada investasi A.
12. Langka-langkah adalah:
1. Menghitung nilai yg diharapkan dari distribusi
probabilitas dari arus kas yg mungkin terjadi
untuk setiap tahunnya selama umur investasi.
2. Menghitung standar deviasi arus kas yg mungkin
terjadi setiap tahunnya.
3. Menghitung nilai yg diharapkan dari NPV untuk
usul investasi tersebut maupun standar deviasi
dari nilai diharapkan.
Menghitung Net Present Value (NPV) dengan
Risiko – pendekatan Mean Standar Deviasi
13. THE GENERIC STRUCTURE
Tahun Arus Kas yg
Mungkin Terjadi
Proba
bilitas
1
Rp. 2.000,- 0,10
Rp. 3.000,- 0,20
Rp. 4.000,- 0,40
Rp. 5.000,- 0,20
Rp. 6.000,- 0,10
2
Rp. 4.000,- 0,20
Rp. 5.000,- 0,30
Rp.5.500,- 0,20
Rp. 6.500,- 0,30
3
Rp. 3.000,- 0,10
Rp.4.500,- 0,70
Rp.5.000,- 0,10
Rp. 6.000,- 0,10
Contoh: Proyeksi Distribusi probabilitas dari
Arus Kas Proyek C
15. σ C.3 = [0,10(3.000-4.550)² + 0,70 (4.500 – 4.550)² + 0,10 (5.000 – . 4.550)² +
0,10 (6.000 – 4.550)² ]½
= √472.500 = 687
Jika besarnya keuntungan yg disyaratkan oleh Investor sebesar 10% maka nilai
yg diharapkan atau mean dari PV arus kas adalah:
= 3.636 + 4.422+3.418 = Rp. 11.476,-
Standar Deviasi dari Nilai yang diharapkan tersebut adalah:
16. Standar deviasi mencerminkan risiko secara eksplisit.
Standar deviasi untuk proyek investasi tersebut dihitung
dengan mengkuadratkan masing-masing standar deviasi arus
kas setiap tahunnya
Dari perhitungan tersebut nilai PV arus kas dari proyek C adalah
Rp. 11.476,- dengan risiko yg terkandung dalamnya adalah
standar deviasi sebesar Rp. 1.344.
Maka Koefisien variasi dari Investasi C tersebut adalah: