Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang budidaya ikan lele, mulai dari persiapan kolam, pemilihan benih, pemberian pakan, pengelolaan air dan kolam, hingga panen. Jenis kolam yang direkomendasikan adalah kolam tanah dengan kedalaman 1-1,5 meter, dan kepadatan tebar benih 200-400 ekor/m2. Pakan utama harus kaya protein hewani dan diberikan 3-6% dari bobot ikan per hari, disertai pakan
Panduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan Cupang
1. PANDUAN BUDIDAYA IKAN LELE, IKAN NILA, IKAN GURAMI,
DAN IKAN CUPANG
Oleh : Radi Ihlas
2014
2.
3. A. Panduan budidaya ikan lele
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam
kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot
tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat
menguntungkan bila dilakukan secara intensif.
Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen
pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan bertjuan untuk
menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan
untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi.
Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele
Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat
budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan
masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan
kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan,
ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada.
Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah
kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Dalam
tulisan ini akan dibahas kolam tanah, mengingat jenis kolam ini paling
banyak digunakan oleh para peternak ikan. Tahapan yang harus dilakukan
dalam menyiapkan kolam tanah adalah sebagai berikut:
4. a. Pengeringan dan pengolahan tanah
Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu.
Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar
matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak,
kolam bisa dianggap sudah cukup kering.
Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme
jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa
bekembang dari periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan
pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme patogen akan
mati.
Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul.
Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan
membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah.
Bersamaan dengan proses pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang
terdapat di dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya berbau busuk karena
menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas
itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak dimakan ikan.
b. Pengapuran dan pemupukan
Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan
membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang
digunakan adalah dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan
cara ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari
kapur, balik tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang
diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau
tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin
banyak kapur yang dibutuhkan.
Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Gunakan pupuk organik ditambah
urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk
kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter
persegi. Sedangkan pupuk kimianya adalah urea dan TSP masing-masing 15
gram dan 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan
untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing.
Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele.
5. c. Pengaturan air kolam
Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm.
Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi
dengan air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama
satu minggu.
Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga
dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton
tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna
kehijauan.
Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam
ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada
ketinggian ideal.
Pemilihan benih ikan lele
Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih
yang ditebar. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di
Indonesia. direkomendasikan jenis ikan lele Sangkuriang yang dikembangkan
BBPBAT Sukabumi. Ikan lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan dari lele
dumbo. BBPBAT mengembangkan ikan lele sangkuriang karena kualitas lele
dumbo yang saat ini beredar di masyarakat semakin menurun dari waktu ke
waktu.
Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau melakukan
pembenihan ikan lele sendiri.
6. a. Syarat benih unggul
Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang
sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan
tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk
menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut
menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik.
Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7
cm. Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang
serempak. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5
bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.
b. Cara menebar benih
Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya,
masukan benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan
selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu
kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih
keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada
benih.
Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor
per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah
benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat
benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan
air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya
disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang
ideal.
Menentukan kapasitas kolam
Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara
intensif. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan).
Maka kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per
meter persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah
bibit ikannya minimal (3×4) x 200 = 2400 ekor, maksimal (3×4) x 400 =
4800 ekor.
Catatan: kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam tembok.
7. Pakan untuk budidaya ikan lele
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada
banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik
adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari
satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging.
Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan.
Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan
pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan
pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif.
a. Pemberian pakan utama
Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein
hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah
protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan
mineral.
Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan
keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana
yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa.
Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap
harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya,
ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5%
bobot tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu
timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu
menjelang panen, persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari
bobot tubuh.
Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan.
Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang
masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore
dan malam hari.
Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari. Pertimbangkan
pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Si pemberi pakan
harus jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap
pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.
8. b. Pemberian pakan tambahan
Selain pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan
tambahan. Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya
pengeluaran pakan yang menguras kantong.
Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan
pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut
yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam
penangkapannya. Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran
ampas tahu.
Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih
dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian
pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk
limbah ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.
Satu hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele, jangan
sampai telat atau kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni
suka memangsa sejenisnya. Apabila kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih
besar ukurannya akan memangsa ikan yang lebih kecil.
Pengelolaan air
Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam.
Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap
terjaga.
Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam.
Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida
yang dicirikan dengan adanya bau busuk.
Apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah.
Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat
tergantung pada kebiasaan pemberian pakan. Apabila dalam
pemberian pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering
dilakukan.
Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama
predator seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan
hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya
9. yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau
memasang pagar di sekeliling kolam.
Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan
virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang
mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan
luka di kepala dan ekor.
Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas
air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan
mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28o
C. Selain penyakit infeksi,
ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan
vitamin dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengendalian
penyakit silahkan baca pengendalian hama dan penyakit ikan lele.
Panen budidaya ikan lele
Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran
sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7
cm. Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor
biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor.
Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan
agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele dipanen lakukan
sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran
berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran
akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.
10. B. Cara Budidaya Ikan lele Sangkuriang di kolam Terpal
Dalam budidaya Ikan, hal yang paling penting untuk dimilki adalah Kolam.
Pembangunan Kolam membutuhkan biaya yang lumayan besar. Tapi saat ini
sudah ada kolam yang lebih praktis, lebih mudah dibuat dan lebih murah
yaitu Kolam terpal. Penggunaan kolam terpal sudah mulai populer digunakan
oleh para pembudidaya ikan. Penggunaan dan pembuatan kolam terpal ini
bisa dilakukan oleh semua orang.
Ada beberapa jenis Kolam terpal jika ditinjau dari segi model peletakannya.
Jenis kolam terpal tersebut antara lain :
1. Full diatas Tanah
2. Setengah ditanam
3. Full dalam tanah
ketiga Model tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Tulisan ini berisi cara membuat kolam terpal yang full
diatas tanah. Bahan-bahan yang di perlukan dalam pembuatan kolam terpal
(dengan ukuran kolam saya 3×7 meter persegi):
1. Bambu
11. 2. Paku dan kawat
3. terpal ukuran 6×10 meter2
4. Pipa paralon dan knee
5. Kapur yang biasa kita gunakan untuk mencat pagar
6. Kotoran ayam/sapi/kambing untuk pemupukan kolam
Setelah bambu diukur tinggi tiang kurang lebih tingginya 1,5 meter
ditancapkan dan dibuat rangka segi empat dengan ukuran 3×7 meter,
kemudian dilanjutkan dengan pemasangan terpal dan jangan lupa
pemasangan pipa paralon yang telah di bentuk “L” guna masuk dan
keluarnya air paralon ini bisa dipasang di pinggir, disudut, maupun di
tengah kolam itu terserah anda yang menentukan.
kolam dicat kapur kemudian dibilas bersih sebanyak 2x dan
dikeringkan untuk menghilangkan zat-zat racun yang ada di terpal.
Kolam diisi air dengan ketinggian kurang lebih 50 cm, kemudian
masukkan kotoran ayam/sapi/kambing, setelah itu, endapkan selama
kurang lebih 3 hari. Hal ini bertujuan agar organisme tumbuh di kolam
terpal yang nantinya berfungsi sebagai makanan tambahan benih ikan
lele sangkuriang di kolam terpal tersebut.
Silahkan tebar bibit lele sangkuriang anda dengan rumusan 1×1 meter
persegi isi max 100 ekor. Insya Allah dalam 2 bulan sudah bisa
dipanen.
Lele Sangkuriang merupakan ikan yang tahan penyakit dan dalam
bertelur bisa menghasilkan telur 6.000 buah sedangkan lele dumbo
hanya 4.000 buah, untuk pakan bisa kita tekan sehingga kita dapat
mendapat hasil yang memuaskan dengan masa panen cukup dengan
waktu 2 s/d 3 bulan.
12.
13. C. Panduan budidaya ikan nila
Budidaya ikan nila tidaklah sulit. Ikan nila masih satu kerabat dengan ikan
mujair. Kedua ikan ini mempunyai kemiripan sifat. Mudah berkembang biak
dan mempunyai kemampuan adaptasi yang baik.
Di alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air tawar seperti
sungai, danau, waduk dan rawa. Suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila
berkisar 25-30o
C dengan pH air 7-8.
Ikan nila termasuk hewan pemakan segala atau omnivora. Makanan
alaminya plankton, tumbuhan air, dan berbagai hewan air lainnya. Pakan
buatan untuk budidaya ikan nila sebaiknya berkadar protein sekitar 25%.
Biaya pakan untuk budidaya ikan nila relatif lebih murah. Tidak seperti
budidaya ikan mas atau ikan lele yang membutuhkan pakan dengan kadar
protein tinggi, sekitar 30-45%.
Untuk memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus
diperhatikan, yakni pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan,
hingga penanganan penyakit.
Memilih benih ikan nila
Pemilihan benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat
keberhasilan budidaya ikan nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan
benih ikan berjenis kelamin jantan. Karena pertumbuhan ikan nila
jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina.
Budidaya ikan nila secara monosex (berkelamin semua) lebih produktif
dibanding campuran. Karena ikan nila mempunyai sifat gampang memijah
14. (melakukan perkawinan). Sehingga bila budidaya dilakukan secara
campuran, energi ikan akan habis untuk memijah dan pertumbuhan bobot
ikan sedikit terhambat.
Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex. Bila sulit
mendapatkannya, bibit ikan nila monosex bisa dibuat sendiri.
Persiapan kolam budidaya
Budidaya ikan nila bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam
tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau.
Dari sekian jenis kolam tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan
karena cara membuatnya cukup mudah dan biaya konstruksinya murah.
Keunggulan lain kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai
tumbuhan dan hewan yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan.
Sehingga bisa mengurangi biaya pembelian pakan buatan atau pelet.
Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah, perlu langkah-langkah
persiapan pengolahan tanah. Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah,
pengapuran, pemupukan hingga pengairan. Berikut langkah-langkahnya:
Langkah pertama adalah pengeringan dasar kolam. Kolam dikeringkan
dengan cara dijemur. Penjemuran biasanya berlangsung selama 3-7 hari,
tergantung kondisi cuaca. Sebagai patokan, penjemuran sudah cukup bila
permukaan tanah terlihat retak-retak, namun tidak sampai membatu. Bila
diinjak masih meninggalkan jejak kaki sedalam 1-2 cm.
Selanjutnya, permukaan tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang
lebih 10 cm. Sampah, kerikil dan kotoran lainnya dibersihkan dari dasar
kolam. Bersihkan juga lumpur hitam yang berbau busuk, biasanya berasal
dari sisa pakan yang tidak habis.
Kolam yang telah dipakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi
(pH rendah), kurang dari 6. Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan
nila ada pada kisaran 7-8. Untuk menetralkannya lakukan pengapuran
dengan dolomit atau kapur pertanian. Dosis pengapuran disesuaikan dengan
keasaman tanah. Untuk pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, untuk pH tanah 5-6
sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha. Kapur
diaduk secara merata. Usahakan agar kapur bisa masuk ke dalam
permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.
Setelah itu lakukan pemupukan. Gunakan pupuk organik sebagai
pupuk dasar. Jenisnya bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemberian
pupuk organik berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah.
Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar merata di dasar kolam.
15. Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, bila dipandang perlu bisa
ditambahkan pupuk kimia berupa urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha,
diamkan 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk memberikan nutrisi bagi hewan
dan tumbuhan renik yang ada di lingkungan kolam. Sehingga hewan atau
tumbuhan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan.
Langkah selanjutnya, kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan
secara bertahap. Pertama, alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm.
Diamkan selama 3-5 hari. Biarkan sinar matahari menembus dasar kolam
dengan sempurna, untuk memberikan kesempatan pada ganggag atau
organisme air lainnya tumbuh. Setelah itu isi kolam hingga ketinggian air
mencapai 60-75 cm.
Penebaran benih ikan nila
Kolam yang telah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan
nila. Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30
ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan
dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.
Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu.
Gunanya agar benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko
kematian benih bisa ditekan. Caranya, masukkan wadah yang berisi benih
ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan selama beberapa jam. Kemudian
miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas dengan
sendirinya.
Pemeliharaan budidaya ikan nila
Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke
dalam kolam, langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen.
Tiga hal yang paling penting dalam pemeliharaan budidaya ikan nila adalah
pengelolaan air, pemberian pakan, dan pengendalian hama penyakit.
a. Pengelolaan air
Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam.
Parameter penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa
juga dilakukan pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan.
Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan
memperbesar aliran debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3
dan H2S yang ditandai dengan bau busuk, segera lakukan penggantian air.
16. Caranya dengan mengeluarkan air kotor sebesar ⅓ nya, kemudian
menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,pada kolam seluas 100 m2
atur debit air sebesar 1 liter/detik.
b. Pemberian pakan
Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan
merupakan komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan
pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-30%.
Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari.
Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu
sekali, ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu
sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan.
Perhitungan dosis pakan budidaya ikan nila:
Dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari
Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.
c. Pengendalian hama dan penyakit
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan
banting. Pada situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak
mengkhawatirkan. Namun bila budidaya ikan nila sudah dilakukan secara
intensif dan massal, resiko serangan penyakit harus diwaspadai.
Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit
infeksi yang menular. Media penularan biasanya melewati air. Jadi bisa
menjangkau satu atau lebih kawasan kolam.
Pemanenan ikan nila
Waktu yang diperlukan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih
hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar
domestik berkisar 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari
17. ukuran 10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar
4-6 bulan
18. D. Teknik Cara Budidaya Ikan Gurami
Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar,
bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut
berwarnakekuning-kuningan/ keperak-perakan. Ikan gurame merupakan
keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan
gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan
menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan
gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain. Di Indonesia, orang
Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui,
sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant
Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg.
1. JENIS
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus goramy (Lacepede)
19. Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa,
gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak
dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain,
porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap
sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen
mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the
pop, dan paling banyak diunggulkan.
2. MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
3. PERSYARATAN LOKASI
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah
liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis
tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak
bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar
antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada
pada ketinggian 50-400 m dpl.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar
kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar
bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5. Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang
mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik
ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam
khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik,
sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang
ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
7. Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.
4. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan
gurame antara lain:
1. Kolam penyimpanan induk
20. Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam
mempersiapkan kematangan telur dan memelihara
kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya
sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan
kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
2. Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter
persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10
meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun
syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara
24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam
sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur
berupa injuk atau ranting-ranting.
3. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi.
Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya
5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam
kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat
benih ikan berukuran 3-5 cm.
4. Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk
memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam
pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan
beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit
sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
5. Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
1. Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m 2 ).
2. Buatlah pematangnya dengan ukuran;
bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian
bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.
3. Pasanglah pipa/bambu besar untuk
pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah
tinggi rendahnya, agar mudah
memasukkan dan mengeluarkan air.
4. Cangkullah tanah dasar kolam induk agar
gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan
jadi lembut setelah diairi, sehingga
lobang-lobang tanah akan tertutup, dan
air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori
21. itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah
pintu keluar air.
5. Buatlah saluran ditengah-tengah kolam
induk, memanjang dari pintu masuk air ke
pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan
dalamnya 15 cm.
6. Keringkanlah kolam induk dengan 2
karung pupuk kandang yang disebarkan
merata, kemudian air dimasukkan.
Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk
hancur dan meresap ke tanah dan
membentuk lumut, serta menguji agar
kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.
2. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan
gurame diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari
jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun
benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan
skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring
secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan
peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan
gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan
panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5
cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba
kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban
(untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa
dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau
kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan
dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih),
sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco
(untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk
menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih
ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya=
scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk
segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
B. Pembibitan
1 Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:
1 Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
2 Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan
berat badan ideal).
3 Ukuran kepala relatif kecil
22. 4 Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan
mengkilap serta tidakluka.
5 Gerakan normal dan lincah.
6 Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil
dan tidak berjanggut.
7 Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk
betina adalah sebagai berikut:
o Betina
o Dahi meninjol.
o Dasar sirip dada terang gelap
kehitaman.
o Dagu putih kecoklatan.
o Jika diletakkan pada tempat datar
ekor hanya bergerak-gerak.
o Jika perut distriping tidak
mengeluarkan cairan.
o Jantan
o Dahi menonjol.
o Dasar sirip dada terang
keputihan.
o Dagu kuning.
o Jika diletakkan pada tempat datar
ekor akan naik.
o Jika perut distriping
mengeluarkan cairan sperma
berwarna putih.
2. Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m 2 )
disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama
dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3
kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada
sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh
air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2
blekminyak tanah setiap kali pemberian.
3. Pembenihan
Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di
kolam penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera
dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan
ikan gurame adalah sebagai berikut:
7 Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari,
perbaiki tanggul dan dasar kolam.
23. 8 Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan
dasar dengan pupuk kandang dosis 7,5 kg/100
meter persegi dan biarkan selama 3 hari.
9 Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang
buntut anjng
10 Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk
buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter persegi,
biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air
hingga kedalaman 75 cm.
11 Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar
induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan.
Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk
betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam
sarang yangkemudian disemproti sperma oleh si
jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur. 20-30
hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik
akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian
telur akan menetas.
2 Pemeliharaan Bibit
Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat
dibesarkan pada kolam pendederan atau disawah sebagai
penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan adalah melakukan
pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan pematang
dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu
pemasukan atau pengeluaran air. Setelah persiapan selesai, benih
ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan
ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang
dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau
daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat
badan rata-rata. Makanan tambahan berupa dedak halus yang
diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1
blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya pendederan
sekitar 1-2 bulan.
3 Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur
maupun monokultur.
7 Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas,
nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan
karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
24. 8 Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar
minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah
500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar
1500 meter persegi
2 Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk
kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali
dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan
makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama
pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat
ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg
untuk tiap 100 m 2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit
sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari.
Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan
menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea
sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m 2 kolam. Pemberian
kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan
sudut kolam.
3 Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur
gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet,
daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk
dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela
pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan
dadap. Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan
kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh
ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat dan terjamin
makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut
selama 5 tahun.
4 Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu
dilakukan pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam,
sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan
pertumbuhan ikan akan cepat.
5. HAMA DAN PENYAKIT
A. Penyakit
25. Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit
yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan
parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air
seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak;
kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan.
Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan
perilaku ikan-ikan tersebut. Memang diperlukan pengetahuan dan
pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit
biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya. Gangguan lain yang
berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur
dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang
disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1. Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna
merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
2. Penyakit pada insang; tutup insang mengembang.
Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak
semburat merah dan kelabu
3. Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik
berdiri. Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan
dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran
kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium
mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat
disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan yang
sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1. Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
1. Sediakan air sumur atau sumber air
lainnya yang bersih dalam bak
penampungan sesuai dengan berat ikan
yang akan diobati.
2. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter
atau 1,5 sdt/100 l air.
3. Rendam ikan yang akan diobati dalam
larutan tersebut selama 30-60 menit
dengan diawasi terus menerus.
4. Bila belum sembuh betul, pengobatan
ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari
kemudian.
2. Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada
larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit.
Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan
tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi
0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam
yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
26. 3. Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan
di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan
kimia. Caranya:
1 siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap
100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram
(NaCl), diaduk sampai rata;
2 ikan yang sakit direndam dalam larutan
tersebut. Tetapi karena obat ini
berbahaya, lamanya perendaman cukup
5-10 menit saja.
3 Setelah itu segera ikan dipindahkan ke
wadah yang berisi air bersih untuk
selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam
kolam;
4 pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4
hari kemudian dengan cara yang sama.
B Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari
ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes,
gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan
bermacam-macam burung pemangsa.
6. PANEN
1. Penangkapan
Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan.
Caranya dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara
saluran air masuk diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu
pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga dengan membuat
parit di tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang
terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada saat dipanen.
Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari
ukuran yang diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan
setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur 2 tahun
mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan
untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat
badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat
mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air
disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari.
Hindari cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka.
2. Pembersihan
Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian
diserok dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu
27. panen tidak hanya gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum
ikan dimasukkan ke kolam pemberokan, harus diseleksi dan
dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan selama 1
hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar.
Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih
28. E. Cara praktis budidaya ikan cupang
Ikan cupang merupakan ikan daerah tropis. Penyebarannya melingkupi
wilayah Asia Tenggara, Pasific hingga ke Afrika. Di alam bebas ikan ini hidup
berkelompok, banyak ditemukan di rawa, danau, dan sungai yang arusnya
tenang.
Ikan cupang menyukai perairan dangkal yang dinaungi tumbuhan air.
Makanan cupang dihabitat aslinya adalah kutu air, jentik nyamuk, dan cacing
serabut. Untuk pemeliharaan dalam akuarium bisa diberikan pakan buatan.
Ikan cupang sanggup hidup dalam lingkungan air yang kotor dan minim
oksigen. Ikan ini bisa dipelihara dalam toples kecil sekalipun tanpa adanya
aerator. Kemampuan ini didapat karena ikan cupang memiliki rongga labirin
seperti pada paru-paru manusia. Labirin tersebut bisa membuatnya sanggup
bertahan pada lingkungan miskin oksigen.
Jenis ikan cupang
Secara umum terdapat dua jenis ikan cupang, yakni cupang hias dan cupang
aduan. Cupang hias dipelihara untuk dinikmati keindahan warna dan
bentuknya. Siripnya indah mengembang, gerakannya anggun dengan
warna-warni yang atraktif. Sedangkan cupang aduan dipelihara untuk
perlombaan adu cupang atau sebatas kesenangan belaka.
Ikan cupang hias biasanya berasal dari jenis Betta splendens, sedangkan
cupang aduan berasal dari spesies Betta imbillis dan Betta smaragdina.
Selain itu terdapat juga cupang hias aduan yang berasal dari jenis Betta
imbillis var. Malaysia, atau populer juga dengan nama cupang panca warna.
29. Jenis cupang ini memiliki warna dan bentuk yang indah sekaligus sifat yang
agresif.
Perbedaan ikan cupang jantan dan betina:
Jantan: gerakannya lincah, sirip dan ekor lebar mengembang, warna cerah,
tubuhnya lebih besar. Betina: gerakannya lebih lamban, sirip dan ekor lebih
pendek, warna kusam, tubuh lebih kecil.
Memilih indukan ikan cupang
Untuk mendapat hasil yang optimal baik jumlah maupun mutunya, pilih bibit
ikan yang berkualitas. Secara umum bibit yang baik adalah dari keturunan
unggul dan dalam kondisi bugar. Pastikan bibit yang akan digunakan sudah
masuk dalam fase siap untuk dikawinkan.
Ciri-ciri ikan cupang jantan yang siap memijah:
Berumur setidaknya 4-8 bulan
Bentuk badan panjang
Siripnya panjang dan warnanya terang atraktif
Gerakannya agresif dan lincah
Ciri-ciri ikan cupang betina yang siap memijah:
Berumur setidaknya 3-4 bulan
Bentuk badan membulat menandakan, bagian perut sedikit buncit
Siripnya pendek dan warnanya kusam tidak menarik
Gerakannya lambat
Pemijahan ikan cupang
Setelah indukan jantan dan indukan betina siap untuk memijah, sediakan
tempat berupa wadah dari baskom plastik atau akuarium kecil dengan
ukuran 20x20x20 cm. Siapkan juga gelas plastik untuk tempat ikan cupang
betina. Selain itu, sediakan juga tumbuhan air seperti kayambang.
30. Tempat yang diperlukan untuk pemijahan ikan cupang
Dalam satu kali perkawinan, ikan cupang bisa menghasilkan hingga 1000
butir telur. Telur tersebut akan menetas dalam waktu 24 jam setelah
pembuahan. Berdasarkan pengalaman para peternak, tingkat kematian
pembenihan ikan cupang cukup tinggi. Dan dalam satu kali kawin biasanya
hanya dapat dipanen 30-50 ikan cupang hidup.
Indukan jantan bisa dikawinkan hingga 8 kali dengan interval waktu sekitar
2-3 minggu. Sedangkan indukan betina disarankan hanya dikawinkan satu
kali saja. Karena pada perkawinan berikutnya akan terjadi penurunan
keragaman jenis kelamin yang semakin didominasi anak cupang berkelamin
betina.
Berikut langkah-langkah pemijahan ikan cupang:
Isi tempat pemijahan dengan air bersih setinggi 10-15 cm. Seabagai
catatan gunakan air tanah atau air sungai yang jernih. Endapkan terelebih
dahulu air yang akan dipakai minimal setidaknya selama satu malam.
Hindari penggunaan air dalam kemasan (AMDK) atau air PAM terutama yang
berbau kaporit.
Tambahkan kedalam wadah tersebut tanaman air, sebagai tempat
untuk burayak berlindung. Tapi penempatan tanaman air jangan terlalu
padat, sekadarnya saja. Bila terlalu banyak, tanaman air berpotensi
mengambil oksigen terlarut yang ada dalam air.
Masukkan ikan cupang jantan yang telah siap kawin. Biarkan ikan
tersebut selama satu hari dalam wadah. Ikan cupang jantan tersebut akan
membuat gelembung-gelembung udara. Gunanya untuk menyimpan telur
yang sudah dibuahi. Untuk memancing ikan cupang jantan membuat
gelembung, bisa juga dimasukkan ikan cupang betina tetapi dipisah.
Caranya, ikan betina dimasukkan dalam gelas plastik bening (bekas gelas
akua) dan benamkan kedalam wadah.
31. Setelah indukan jantan membuat gelembung, masukkan indukan
betina. Waktu pemijahan ikan cupang biasanya terjadi di pagi hari sekitar
pukul 7-10 atau sore hari sekitar pukul 4-6. Ikan cupang cukup sensitif ketika
kawin, sebaiknya tutup wadah dengan koran atau letakkan di ruang yang
terhindar dari hilir mudik orang dan suara bising.
Setelah terjadi pembuahan angkat segera indukan betina, karena yang
bertanggung jawab membesarkan dan menjaga burayak adalah cupang
jantan. Dengan mulutnya si jantan akan memunguti telur yang telah dibuahi
dan meletakkannya pada gelembung-gelembung tadi. Apabila indukan
betina tidak diangkat, maka telur-telur yang telah dibuahi akan dimakan si
betina.
Setelah kurang lebih satu hari telur-telur tersebut akan menjadi
burayak. Nah, selama 3 hari kedepan burayak kecil tidak perlu diberi pakan
jarena masih ada nutrisi yang terbawa dalam telur. Ikan cupang jantan juga
akan berpuasa selama menjaga burayak.
Setelah tiga hari dari telur menetas, berikan pakan berupa kutu air
jenismoina atau daphnia. Pemberian pakan jangan lebih banyak dari burayak
karena kutu air berpotensi akan mengotori air dan menyebabkan kematian
pada burayak. Dalam satu kali perkawinan biasanya ikan cupang akan
menghasilkan 400-1000 butir telur.
Indukan jantan baru diambil setelah burayak berumur 2 minggu
terhitung sejak menetas. Pindahkan burayak tersbeut pada wadah yang lebih
besar dan berikan kutu air yang lebih besar atau larva nyamuk.
Setelah 1,5 bulan, ikan sudah bisa dipilah berdasarkan jenis
kelaminnya dan sudah bisa dinikmati keindahannya. Kemudian pisahkan
ikan-ikan tersebut ke wadah pembesaran.
Pakan ikan cupang
Pakan favorit yang biasa diberikan pada ikan cupang adalah kutu
air (daphnia danmoina) dan larva nyamuk. Beberapa ada yang memberikan
cacing sutera atau cacing serabut lainnya. Pakan ikan cupang sebaiknya
diberikan sesering mungkin. Bisa 3-4 kali sehari, semakin sering
frekuensinya semakin baik. Sedikit-sedikit tapi sering lebih baik dari pada
sekaligus banyak. Hal ini untuk mengurangi resiko kekanyangan dan
penumpukan sisa pakan, yang bisa mengakibatkan penyakit dan kematian.
Pakan kutu air bisa didapatkan di selokan-selokan yang ada air
tergenangnya, atau membelinya dari toko akuarium. Kalau tidak
32. memungkinkan, kita bisa membudidayakan kutu air sendiri. Berikut adalah
cara mengembangbiakkan kutu air jenis Moina dan Daphnia:
Buat kolam semen atau terpal berukuran 1x1x0,5 meter. Isi kolam
tersebut dengan air bersih.
Siapkan pupuk kandang ayam kering sebanyak 1 kg. Bungkus dengan
kain, lalu gantung dengan seutas tali dan celupkan bungkusan tersebut
kedalam air.
Tebarkan bibit moina sebanyak 2 gram, atau bibit daphnia sebanyak 5
gram.
Setelah satu minggu moina sudah bisa dipanen, sedangkan untuk
daphnia perlu hingga 3 minggu.
Perawatan ikan cupang
Tidak seperti jenis ikan hias lain, akuarium tempat ikan cupang tidak
memerlukan aerator. Ikan ini tahan terhadap kondisi air yang minim oksigen.
Tidak disarankan untuk memelihara ikan cupang yang telah dewasa dalam
satu akuarium. Ikan-ikan tersebut bisa saling menyerang satu sama lain.
Akibatnya, sirip-siripnya tidak mulus dan warnanya kurang keluar. Sebaiknya
pelihara ikan cupang dalam wadah yang terpisah.
Khusus untuk ikan cupang aduan, kita bisa memasukannya kedalam toples
kaca kecil. Agar ikan lebih agresif dan ganas, tempatkan di tempat yang
gelap. Jangan meletakan toples-toples tempat menyimpan ikan secara
berdekatan. Karena ikan cupang aduan akan terus dalam kondisi siap
menyerang dan membenturkan dirinya kedalam kaca. Berikan sekat tidak
tembus pandang diantara toples-toples tersebut.
Gantilah air yang terdapat dalam wadah secara berkala. Lihat apakah ada
penumpukan kotoran dan sisa pakan pada dasar wadah. Penumpukan
tersebut bisa menimbulkan penyakit bahkan kematian pada ikan karena
pencemaran air.