it's only for student from college who studies management of agribussiness !
i hope it will be usefull \(^u^)/
follow me http://twitter.com/aindapryl
add me https://www.facebook.com/andari.latief
2. PRODUKSI JAGUNG
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan,
produksi jagung pada 2009 mencapai 17,6 juta ton, 2010
mencapai 18,3 juta ton dan tahun 2011 turun menjadi 17,6
juta ton.
Kenaikan produksi jagung ini lebih disebabkan kenaikan
produktivitas, tetapi luas panen cenderung turun.
Penurunan luas panen jagung diperkirakan sebesar 4,84
persen.
Kebutuhan jagung dalam negeri mencapai 12 juta ton/tahun
Kapasitas produksi pabrik makanan ternak (PMT) ± 7 juta
ton/tahun, jika persentase jagung 50% berarti dibutuhkan ±
3,5 juta ton/tahun
Salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat untuk
menanam jagung adalah ketidakpastian harga
2
3. JENIS JAGUNG
Jagung Gigi Kuda (Dent Corn) → biji kuning
besar
Jagung Mutiara (Flint Corn) → biji putih
Jagung Tepung (Flour Corn) → biji kuning kecil
lunak
Jagung Manis (Sweet Corn) → biji kuning dan
keriput jika kering
Jagung Brondong (Pop Corn) → biji kuning
lonjong runcing
Jagung Tunik (tiap biji berkelobot )
Jagung Ketan (waxy corn)
3
17. PERMASALAH UTAMA di LAPANGAN
Biofisik
–
–
–
–
Kesuburan tanah
Kesesuaian iklim
Varietas
Gangguan hama
dan penyakit
– Teknik budidaya
Sosial ekonomi
– Ketidaktahuan
– Ketersediaan sarana
produksi
– Pasar
– Modal usahatani
– Prilaku ekonomi
– Kepercayaan/tahayul
17
18. PERSYARATAN TUMBUH
UTAMA
Curah hujan selama masa
pertumbuhan antara 100 - 200
mm/bulan
pH tanah ≥ 5.5, jika kurang harus
dilakukan usaha perbaikan pH
dengan pengapuran (kalsit atau
dolomit). Dosis rata-rata per hektar
2 ton yang diberikan pada saat
pengolahan tanah (kapur diberikan
3-4 tahun sekali)
Tanah dengan drainase baik (tidak
tergenang)
Solum tanah dalam dan gembur
untuk jagung manis dan semi
diperlukan pupuk kandang
18
19. SIFAT FISIOLOGIS JAGUNG
Jagung termasuk tanaman C4
Titik kompensasi cahaya mendekati 0
Hampir tidak ada fotorespirasi
Suhu optimum 30-350 C
Efisien dalam penggunaan air, translokasi
asimilat, penyerapan hara, laju pertumbuhan
relatif dan indeks panen (ratio antara biji dengan
jerami)
– Dari biji seberat 5 g dalam waktu 2 bulan dapat
menjadi tanaman dengan tinggi 2 m dan biji sebanyak
600-1000 butir (gandum hanya mampu menghasilkan
50 biji)
19
21. Varietas
Hibrida
– Umumnya jagung gigi kuda dan tetuanya berasal dari introduksi
→ terutama untuk pakan
– Memiliki potensi hasil yang tinggi (6 – 8 ton pipilan kering/ha)
– Beberapa varietas belum resisten terhadap penyakit bulai
– Umumnya berumur dalam (>100 hari)
Bersari bebas
– Berasal dari seleksi masa, dan umumnya berumur sedang ( ± 85
hari)
– Memiliki potensi ralatif tinggi (5 – 6 ton pipilan kering/ha)
Lokal
–
–
–
Potensi hasil rendah (3 – 4 ton pipilan kering per ha)
Adaptasi sangat baik
Umur genjah (< 85 hari)
21
25. Pengolahan Tanah
Tujuan
–
–
–
Menyiapkan media tumbuh yang sesuai untuk jagung
Membersihkan gulma
Memperbaiki aerasi tanah
Cara
–
–
–
–
Dengan bajak atau manual
Dibajak dan digaru atau dicangkul
Pengolahan rata tidak perlu dibuat bedengan
Pengapuran diberikan pada saat pembajakan dengan
menaburkan secara rata
– Biarkan tanah terjemur matahari selama 2 minggu
25
26. Tanam dan Populasi
Rata-rata populasi antara 60.000-70.000 tan/ha
–
–
–
: 40.000 – 60.000 tan/ha
: 50.000 – 60.000 tan/ha
: 80.000 tan/ha
100 cm x 20 cm
80 cm x 20 cm
75 cm x 25 cm
1 tan/lubang
1 tan/lubang
1 tan/lubang
Jarak tanam
–
–
–
Hibrida
Bersari bebas
Lokal
Benih ditanam 2 biji per lubang tanam yang dibuat
dengan tugal
Pada saat tanam masukkan insektisida butiran dengan
dosis 10 kg/ha
26
27. Pemupukan
Tepat dosis
– Didasarkan pada kesuburan tanah, varietas dan
tujuan penanaman
Tepat waktu
– Harus memperhatikan kebutuhan unsur hara oleh
tanaman pada tiap fase pertumbuhan
Tepat cara
– Pupuk harus tepat diberikan pada tanaman, bukan
hanya sekedar menabur di tanah
Tepat jenis
– Tiap jenis pupuk mengandung unsur tertentu
27
28. Dosis Umum Pemupukan (kg/ha) dan Waktu
Pemberian
• SP-36 dan KCl diberikan sekaligus pada saat tanam
• Urea diberikan 1/3 saat tanam dan 2/3 umur 4 minggu
28
29. Cara Pemberian Pupuk
Pemberian secara alur
Alur dibuat 10 cm dari barisan tanam dengan
kedalaman alur 10-15 cm
Pupuk Urea, SP-36 dan KCl dicampur
sebelum sesuai dosis
Setelah pupuk ditebarkan dalam alur harus
segera ditutup agar tidak menguap dan
terbawa air
Pemberian pupuk organik (kompos atau
pupuk kandang) diberikan pada saat
pengolahan tanah atau pada alur tanaman
seminggu sebelum tanam
29
30. Pembumbunan dan Penyiangan
Pembumbunan dilakukan pada saat pupuk
Urea II (4 MST). Pembumbunan bertujuan
untuk merangsang pertumbuhan akar tunjang
dan menghindari dari kerobohan.
Penyiangan dilakukan jika gulma terlalu
banyak, biasanya umur 8 MST.
Penyiangan dengan herbisida harus dilakukan
secara bijaksana dengan herbisida yang
selektif.
Perbaiki saluran air agar tidak terjadi
genangan jika turun hujan, caranya dengan
mendalamkan saluran yang ada.
30
31. Pengendalian OPT
Pengendalian hama dan penyakit hanya dilakukan jika
dianggap perlu. Umumnya 2-3 semprot selama pertumbuhan
tanaman
Hama
– Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
menyerang pada saat benih berkecambah.
Pengendalian : berikan insektisida butiran pada saat
tanam (masukan dalam lubang benih) dengan dosis 10
kg/ha
– Penggerek batang (Ostrinia furnacalis) dan tongkol
(Heliothis armigera Hbn)
Menyerang saat tanaman muda dan saat tongkol mulai
terbentuk.
Pengendalian dengan menyemprot dengan insektisida
cair yang selektif
– Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hwfn.)
Menyerang daun terutama malam hari
Pengendalian dengan penyemprotan insektiisda cair 31
37. Pengendalian OPT
Penyakit
– Bulai (Perenosclerospora maydis Rac.)
penyakit penting jagung menyerang saat umur 2 – 3 minggu
Pengendalian yang baik adalah dengan menanam varietas
yang tahan (Arjuna, Nakula, Kalingga, dan hibrida)
Jika terpaksa menggunakan fungisida gunakan Ridomil 35
SD dengan dosis 2 gram/kg sebagai perlakukan benih
(campur dengan benih)
– Hawar daun (Helminthosporium turcicum Pass.)
Gejalanya terdapat bercak coklat basah pada daun
Pengendalian dengan menanan varietas yang resisten
Gunakan fungisida yang efektif
– Karat (Puccinia polysora Underw.)
Terdapat bercak kecil pada daun
– Busuk tongkol ( Rhozictonia zeae Voorhess.)
Terlihat sebagai cendawan berwarna merah muda pada
permukaan kelobot
Pengendalian dengan fungisida efektif
37
46. Panen dan Pascapanen
Panen dilakukan sesuai dengan tujuan
penanaman
Jagung pipilan kering dipanen dalam
bentuk tongkol berklobot atau tanpa
klobot
Panen untuk pipilan dilakukan setelah
terbentuk black layer pada biji dan
bagian biji telah keras jika ditekan
dengan kuku.
Tongkol yang telah dipanen dikeringkan
sampai dapat dilakukan pemipilan,
kemudian dijemur lagi sampai
mencapai kadar air simpan
Pemipilan dapat dilakukan dengan
tangan atau dengan mesin pipil.
Permasalahan pascapanen adalah
pengeringan jika musim panen jatuh
pada musim hujan → diperlukan alat
pengering
46
47. Kebutuhan Input (Per Ha)
No
Uraian
Volume
Satuan
80 - 120
HOK
20
Kg
Urea
300
kg
SP-36
250
kg
KCl
100
kg
4
Kapur
2000
kg
5
Pestisida
Insektisida butiran
10
kg
Insektisida cair
2
liter
Fungisida
2
kg
1
Tenaga kerja
2
Benih
3
Pupuk
47
48. HAMBATAN PERTUMBUHAN
Hambatan yang timbul dibagi atas
beberapa fase
–
–
–
–
–
Sebelum muncul di permukaan tanah
Muncul sampai tanaman umur ± 1 bulan
Umur 1 bulan sampai saat berbunga
Berbunga sampai dengan pematangan
Pematangan sampai panen
48
49. Sebelum muncul di permukaan tanah
Tidak terjadi perkecambahan
Tidak ada biji
Terlewat tanam
Biji normal, tidak membengkak
Terlalu kering
Biji bengkak, tidak berkecambah
Terlalu basah / keracunan pupuk
Biji membusuk
Kecambah abnormal
Biji mati terserang Pythium atau
cendawan lainnya
Permukaan tanah keras, tanam terlalu
dalam, bahan kimia (herbisida)
Biji berlubang
Serangga tanah
Tanaman dicabut/biji dimakan
Burung
Tanaman dan biji dimakan
Tikus
49
50. Tanaman muncul sampai I bulan
Warna tanaman normal tetapi
pertumbuhan sangat pelan
Warna tanaman tidak normal
Kesuburan tanah tanah rendah, terlalu
kering, suhu udara terlalu rendah
Keseluruhan hijau muda
kekurangan N, S atau terlalu basah
Ujung daun kuning dan kering
kekurangan K
Warna ungu kemerahan terutama di
ujung daun
Kekurangan P, sifat genetis
Strip kuning keputihan di antara
tulang daun
Kekurangan Mg, pH rendah, kurang
Fe, Mn, atau B
Strip putih sepanjang tulang daun
Kekurangan S
Warna putih di tengah dan pangkal
daun
Kekurangan Zn
50
51. Tanaman muncul sampai I bulan
Daun menggulung, tanaman layu
Kekeringan, akar dimakan hama
Pucuk daun menggulung, tanaman
tidak layu
Ujung daun layu atau kering
Kerusakan 2,4 D, atau genetik
Kekurangan Mo
Tanaman tiba2 layu dan mati
Serangan pemakan akar
Tanaman terpotong di permukaan
ulat tanah
Lubang2 ke arah lebar
Ulat pucuk
Lubang2 tidak beraturan
belalang
Ulat tentara (grayak)
Pinggiran daun dimakan sampai
tulang daun
Daun muda bergaris kuning dengan
Penyakit bulai
tepung spora putih pd bagian bawah
51
52. Tanaman umur I bulan - berbunga
Tanaman rebah
Angin, kerusakan akar
Tanaman patah
Angin, penggerek batang
daun-daun bekas gigitan
Ulat, belalang
Daun berbintik-bintik kuning
Cendawan Curvularia
52
53. Berbunga sampai menjelang matang
Terlambat atau gagal berambut
Populasi terlalu rapat, kekeringan,
kekurangan N atau P
Rambut dimakan
Penggerek tongkol
Daun dimakan
Ulat daun, belalang
Biji dimakan dengan menggerek
Penggerek tongol, penggerek batang
Kelobot dirusak biji dimakan
Burung, tikus
Daun dan batang ungu kemerahan
Genetik, kerdil mozaik
Tanaman banyak tanpa tongkol/kecil
Populasi terlalu tinggi, kesuburan
kurang, kekeringan saat kritis, rambut
rusah
53
54. Berbunga sampai menjelang matang
Daun kering, runcing, abnormal,
Penyakit bulai
batang lemah, meliuk, di bawah daun
ada butir spora
Daun berbintik-bintik coklat/orange
menonjol kasar
Penyakit karat (Puccinia)
Daun berbecak-becak coklat kering
dan jaringan mati
Helminthosporium
Tongkol besar tapi biji kurang
Gangguan polinasi
54
55. Matang sampai panen
Patah batang di bawah tongkol di
antara ruas
Busuk batang Pythium, lemah
batang karena kahat K
Patang batang di atas tongkol
Penggerek batang
Tongkol terlalu kecil
Kekeringan, kesuburan rendah,
polinasi tergannggu
Tongkol terlalu besar
Tanaman terlalu jarang
Tongkol/biji rusak
Busuk tongkol Diplodia, Gibberella,
Fusarium
55