Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini membahas tentang pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas X tentang perilaku terpuji (Husnuzan). RPP ini menjelaskan pengertian Husnuzan, cara melatih sikap sabar, dan langkah pembelajaran interaktif untuk membiasakan siswa berperilaku terpuji.
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas /Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
: SMAN 1 TEMBILAHAN HULU
: Pendidikan Agama Islam
: X8/1
: 4. Membiasakan perilaku terpuji
4.1. Menjelaskan pengertian Husnuzan
:
4.2. menampilkan contoh perilaku Husnuzan
4.3. Membiasakan perilaku Husnuzan’ dalam kehidupan sehari-hari
: 2 X 45 menit ( 1 pertemuan)
Indikator :
Mampu menjelaskan pengertian Husnuzan
Menampilkan contoh perilaku Husnuzan
Menunjukkan perilaku Husnuzan
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian Husnuzan membaca dan mengartikan dalil
naqlinya, serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan.
Karakter siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Berani ( courage )
Ketulusan ( Honesty )
Materi Pembelajaran
Perilaku terpuji ( Husnuzan )
Uraian Materi
Husnuzhan artinya berprasangka baik. Sedangkan huznuzhan kepada Allah
SWT mengandung arti selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, karena Allah
SWT terhadap hambanya seperti yang hambanya sangkakan kepadanya, kalau
2. seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah SWT maka buruklah prasangka
Allah kepada orang tersebut, jika baik prasangka hamban kepadanya maka baik
pulalah prasangka Allah kepada orang tersebut.
Orang yang berprasangka baik kepada Allah tentu meiliki akhlak yang baik
(sifat terpuji). Akhlak yang baik merupakan modal yang lebih berharga dibanding
dengan modal harta kekayaan. Selain itu akhlak mulia dapat meninggikan derajat dan
martabat di hadapan manusia, sekaligus menyempurnakan iman dan mendekatkan
hubungan kita kepada Allah. Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya mengingatkan
kepada kita:
Artinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang
paling baik akhlaknya.” (HR Tirmidzi)
Itulah pentingnya pembinaan akhlak yang baik. Sehingga ketika Rasulullah
SAW menjawab pertanyaan dari seorang badui pada suatu hari tentang pekerjaan
yang mulia, apakah pekerjaan yang terkait diberikan oleh seorang manusia, maka
beliau menjawab, bahwa pekerjaan yang mulia dan terbaik diberikan oleh seorang
manusia adalah “akhak yang mulia”.
Rasulullah sendiri bersikap dan ber akhlakul mahmudah (akhlak mulia)
sepanjang hidupnya. Sehingga beliau pernah memberikan penghargaan tersendiri
kepada pengikutnyta yang berakhlak baik. Misalnya, suatu ketika Rasulullah diberi
tahu bahwa seorang perempuan bernama Fulanah rajin shalat, puasa, dan sedekah,
tetapi suka menyakiti tetangga dengan mulutnya. Apa kata Rasulullah? “ia akan
masuk surga.”
Diantara akhlak terpuji yang dicontohkan Rasulullah ialah bahwa dia
memiliki sifat sabar dalam kehidupannya. Sabar artinya orang yang mampu menahan
diri atau mampu mengendalikan nafsu amarah. Sabar juga sering disebut dengan
kemampuan seseorang dalam menahan emosi.
Sebenarnya orang yang sabar ialah orang yang keras, yaitu keras dalam
menguasai nafsu amarah.
Artinya: “Bukan ukuran kekuatan seseorang itu dengan bergulat, tetapi yang
kuat ialah orang yang menahan hawa nafsunya pada waktu marah” (HR Muttafaqu
Alaihi)
Orang yang sabar bila menerima musibah, ia akan mampu mengendalikan
perasaannya. Sehingga ia tidak terhanyut dalam kesedihan yang berkepanjangan.
3. Apalagi jika seseorang itu menyadari segala musibah dan cobaan itu datangnya dari
Allah juga.
Adapun sabar dalam pengertian Islam ialah tahan uji dalam menghadapi suka
dan suka hidup, dengan ridha dan ikhlas serta berserah diri kepada Allah. Sabar itu
diperintahkan dalam agama. Dalam Al Qur’an disebutkan:
Artinya: “Hai orang-orana yang beriman, mintalah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat.” (QS Al Baqarah ; 153)
Hidup di dunia tidak luput dari berbagai cobaan. Cobaan itu bisa berupa
kesenangan dan kesusahan, sehat dan sakit, serta suka dan duka. Adakalanya hal itu
dialami diri sendiri, keluarga, sahabat dan sebagainya.
Apa yang dialami manusia itu semua datangnya dari Allah dan merupakan
ujian hidup. Berbagai macam persoalan yang dihadapi dalam hidupm ini akan
menambah keimanan kita apabila kita ikhlas menerimanya. Allah SWT
menggambarkan dalam Al Qur’an berbagai macam cobaan yang akan dialami
manusia serta bagaimana seharusnya sikap manusia dalam menerima cobaan tersebut
Artinya: “155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji’uun”.” (QS Al Baqarah : 155-156)
Pada hakikatnya, apapun yang kita alami terhadap cobaan yang diberikan
Allah, kita harus berbaik sangka. Misalnya, cobaan sakit, keluarga kita ada yang
mengalami kecelakaan lalu lintas, semua itu adalah cobaan dan kita harus tabah dan
tawakal menghadapinya. Karena semakin sayang Allah kepada seorang hambanya
maka Allah akan menguji orang tersebut dengan cobaan yang lebih besar, sehingga
kadar keimanannya bertambah pula. Bila ia dapat bersabar menerima cobaan yang
Allah berikan maka Allah akan memberikan ganjaran yang sangat mulia yaitu
mendapatkan surganya Allah SWT seprti yang diuraikan sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh bukhari:
Artinya :Dari Anas bin Malik, ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah
saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah berfirman : “Apabila Aku menguji hambaku
dengan kedua kesayangannya lalu ia bersabar maka Aku menggantikannya dengan
sorga”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Cara Membiasakan Diri Bersikap Sabar
1. Zikrullah (Mengingat Allah)
Firman Allah dalam surat Ar Ra’du ayat 28 menjelaskan sebagai berikut:
4. Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.” (QS Ar Ra’du : 28)
Dalam ayat lain Allah menybutkan: Artinya : Hai orang-orang yang
beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyakbanyaknya (QS Al Ahzab : 41)
Zikir bisa melalui pengucapan lisan dengan memperbanyak menyebut asma
Allah. Tetapi, zikir juga bisa dilakukan dengan tindakan merenung dan
memperhatikan kejadian di sekeliling kita dengan tujuan menarik hikmah. Sehingga
akhirnya sadar bahwa segala sesuatu itu datangnya dari Allah juga. Orang yang sabar
selalu mengingat Allah dan menyebut asama Allah apabila menghadapi kesulitan dan
musibah, bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bila seseorang berzikir dan
membaca Al Qur’an hingga ia lupa untuk meminta sesuatu kepada Allah maka Allah
akan memberikan nikmat kepadanya melebihi apa yang sebelumnya ia inginkan
Artinya :Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw
bersabda: Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfinnan : “Barang siapa
yang sibuk membaca Al Qur’an dan dzikir kepada Ku dengan tidak memohon kepada
Ku, maka ia Aku beri sesuatu yang lebih utama dari pada apa yang Aku berikan
kepada orang yang minta”. Kelebihan firman Allah atas seluruh perkataan seperti
kelebihan Allah atas seluruh makhlukNya“. (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).
2. Mengendalikan Emosi
Agar seseorang bisa berbuat sabar, maka harus berlatih mengendalikan emosi.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam melatih mengendalikan nafsu atau
emosi ini:
1. Melatih serta mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan membaca ayatayat suci Al Qur’an, shalat, puasa, dan ibadah lainnya. Seseorang tidak akan
terus melampiaskan berang atau kemarahannya apabila ayat suci Al Qur’an
dibaca. Oleh karena itu, bukan hal yang aneh apabila ayat suci Al Qur’an bisa
digunakan untuk melerai orang yang bertikai. Demikian pula Rasulullah SAW
memberikan resep bagaimana caranya meredam amarah. “Berwudu’lah!”
Demikian anjuran Rasulullah SAW.
2. Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama. Orang yang mampu
menghindarkan diri dari kebiasaan yang dilarang agama, akan membuat
hidupnya terbiasa dengan hal-hal yang baik dan tidak mudah melakukan
perbuatan-perbuatan keji. Orang yang tidak sabar, pada umumnya adalah
orang yang tidak perduli, bersikap kasar, berbuat keji misalnya berjudi,
minum-minuman keras, berkelahi, mengeluarkan kata-kata kotor,
menyebarkan fitnah dan masih banyak lagi.
5. 3. Memilih lingkungan pergaulan yang baik. Agar bisa menjadi manusia yang
memiliki sifat sabar, maka bisa diperoleh dengan memasuki lingkungan
pergaulan yang baik, yang cinta akan kebenaran, kebaikan, dan keadilan.
Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal ( 5 Menit )
Mengucapkan salam .
Guru mengajak siswa membacadoa’ sebelum memulai pelajaran.
Guru mengabsen siswa
Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya berakhlak mulia.
Kegiatan Inti ( 75 Menit )
1). Eksplorasi
Guru menjelaskan pengertian husnuzan
Siswa menelaah lebih dalam mengenai husnuzan
2). Elaborasi
Siswa berlatih membaca dalil naqli tentang husnuzan
3) Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan )
Kegiatan akhir (10 menit )
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Sumber Belajar
Buku pelajaran PAI SMA kelas X
LKS PAI
Al-Qur’an dan terjemahannya
Media gambar
Evaluasi
Tertulis
Lisan
Soal
6. 1.
2.
Jelaskanlah pengertian Husnuzan?
sebutkan Cara Membiasakan Diri Bersikap Sabar ?
Kunci jawaban
1. Husnuzhan artinya berprasangka baik
2. Zikrullah (Mengingat Allah) dan Mengendalikan Emosi
Guru Pamong
Tembilahan, 1 November 2011
Mahasiswa Peraktek Mengajar
Ramaini, S.Ag
NIP: 195505051985032004
Suhardi
NIM: 1209.08.05062
Mengetahui
Wakasek Sekolah
SMA N 1 Tembilahan Hulu
Dosen Pembimbing
Drs. Hamdi
Dra. Sri Mulyati ,M.A