2. Ada apa dengan orang Jepang?
• Kita menyaksikan negara Jepang
merupakan negara maju dan berjaya
dalam perekonomian dunia.
• Terkenal dengan orang-orangnya yang
ulet, disiplin, etos kerja tinggi, jujur,
tanggung jawab, dll.
3. Sukses itu apa?
• Sukses yg hakiki bagi seorang muslim jika
ia telah berhasil masuk surga, selamat
dari neraka.
• Sukses di dunia bagi seorang muslim jika
ia berhasil bertaqwa kepada Allah,
melaksanakan perintahNya dan menjauhi
laranganNya.
• Dalam mencari rezeki Allah, sukses jika ia
berhasil mendapatkan rezeki yang paling
halal, bukan yang paling banyak.
4. Ada apa dengan orang Islam?
• Belum ada dalam sejarah dunia, yang
bisa merubah peradaban manusia dan
menguasai sepertiga bagian bumi dalam
waktu singkat (sekitar 30 tahun) selain
Islam.
• Kaum muslim sendiri yang meninggalkan
agamanya.
5. Ada apa dengan orang Islam?
• “Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah,
memegangi ekor-ekor sapi [sibuk berternak, pent],
dan menyenangi pertanian dan meninggalkan jihad,
niscaya Allah akan menimpakan pada kalian
kehinaan, tidak akan mencabutnya dari kalian
sampai kalian kembali kepada agama kalian”.
(Shahih - Riwayat Ahmad)
6. Malu
• "Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan
akhlak Islam adalah malu." (Shahih - Riwayat Ibnu
Majah dan Ath-Thabrani)
• "Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan
kebaikan semata-mata." (Shahih - Riwayat Bukhari
dan Muslim)
• "Malu itu kebaikan seluruhnya." (Shahih - Riwayat
Bukhari dan Muslim)
7. Malu
• “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla Maha Pemalu,
Maha Menutupi, Dia mencintai rasa malu dan
ketertutupan. Apabila salah seorang dari kalian
mandi, maka hendaklah dia menutup diri.” (Shahîh:
HR. Abû Dawud, an-Nasâ-i, dan Ahmad)
• “Apakah aku tidak pantas merasa malu terhadap
seseorang, padahal para Malaikat merasa malu
kepadanya.” (Shahîh: HR. Muslim)
• “Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam lebih pemalu
daripada gadis yang dipingit di kamarnya.” (Shahîh:
HR.al-Bukhâri)
8. Mandiri
• “Sesungguhnya, seorang di antara kalian membawa tali-talinya
dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar yang
diletakkan di punggungnya untuk dijual sehingga ia bisa
menutup kebutuhannya, adalah lebih baik daripada
meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi
atau tidak”. [Shahih - HR Bukhari]
• “Adalah Nabi Daud tidak makan, melainkan dari hasil
usahanya sendiri”. (Shahih - HR Bukhari)
• dan Kami telah melunakkan besi untuknya. (Yaitu) buatlah
baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan
kerjakanlah amalan yang shalih. Sesungguhnya Aku melihat
apa yang kamu kerjakan". (as-Saba` : 10-11)
• “Nabi Zakaria Alaihissalam adalah seorang tukang kayu”.
(Shahih - HR Muslim, Ahmad)
9. Semangat & Pantang Menyerah
• "Bersemangatlah kamu terhadap apa-apa yang
bermanfaat bagi kamu, dan mohonlah pertolongan
pada Allah dan jangan merasa lemah (pantang
menyerah). Dan jika sesuatu menimpamu maka
jangan katakan andai dulu saya melakukan begini
pasti akan begini dan begitu, tetapi katakanlah
semua adalah takdir dari Allah dan apa yang
dikehendakiNya pasti terjadi". (Shahîh: HR. Muslim)
10. Bersungguh-sungguh bertanggung-jawab
menjalankan kewajibannya dan memberikan
orang lain haknya
• "Umat Islam berkewajiban untuk senantiasa
memenuhi persyaratan mereka." (Shahih -
Riwayat Abu Dawud, Al Hakim, Al Baihaqy)
11. Inovasi
• “Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11)
12. Bekerja-keras
• "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan,
rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat
kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa
kubur serta bencana kehidupan dan kematian". (Shahih -
HR. Bukhari & Muslim)
• “Maka berlomba-lombalah (dalam membuat)
kebaikan”. (Al-Baqarah: 148)
• “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa” (Al-Imran:133)
13. Menjaga tradisi, menghormati orang-tua,
dan ibu rumah tangga
• Kaidah fikih: Adat/tradisi dapat dijadikan patokan hukum”. Syaikh
Doktor Muhammad Al-Burnu menjelaskan makna kaidah ini,
“Bahwasanya adat manusia jika tidak menyelisihi syari’at adalah
hujjah dan dalil, wajib beramal dengan konsekuensinya karena adat
dapat dijadikan hukum”.
• “Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah
melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak.
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau
membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan
yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan
penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya
aebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (Al-
Israa’ : 23-24)
14. Menjaga tradisi, menghormati orang-tua,
dan ibu rumah tangga
• “Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan
janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah
yang dahulu..” (Al Ahzab: 33).
• “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang
yang dipimpinnya. Pemimpin negara adalah pemimpin dan ia akan ditanya
tentang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi
keluarganya dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang
wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya serta anak-anaknya
dan ia akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah
pemimpin atas harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut.
Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang
yang dipimpinnya.” (Shahih - HR. Bukhari-Muslim).
15. Menjaga tradisi, menghormati orang-tua,
dan ibu rumah tangga
• “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang
saleh, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)” (An Nisa’: 34)
• “Seorang wanita datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
kemudian berkata : “Wahai Rasulullah, laki-laki memiliki keutamaan dan
mereka juga berjihad di jalan Allah. Apakah bagi kami kaum wanita bisa
mendapatkan amalan orang yang jihad di jalan Allah? Rasulullah
bersabda : “Barangsiapa di antara kalian yang tinggal di rumahnya
maka dia mendapatkan pahala mujahid di jalan Allah.” (Lihat Tafsir Al
Qur’an Al ‘Adzim surat Al Ahzab 33)
16. Budaya Membaca
• “Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang
Menciptakan” (Al-Alaq: 1)
17. Menjaga Tradisi
• “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah
(pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang
yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu
(benar-benar) beriman” (QS Ali ‘Imraan:139).
18. Budaya Membaca
• “Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang
Menciptakan” (Al-Alaq: 1)
19. Bekerja-sama Berkelompok
• “Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran.” (Qs. Al Maidah: 2.)
• “Dan berpeganglah kalian dengan tali Allah
seluruhnya, dan jangan bercerai-berai” (Ali ’Imran :
103)
20. Kesimpulan: Kembali kepada agama
Islam
• Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah
Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi
agama bagimu. (QS al-Ma‘idah : 3)
• Abu Dzar al-Ghifari pernah mengatakan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam meninggalkan kita, sedangkan tidak ada seekor burung pun
yang mengepakkan kedua sayapnya di udara kecuali beliau telah
menjelaskan kepada kami. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda, ‘Tidak ada sesuatu pun yang mendekatkan kalian
ke surga dan menjauhkan dari neraka kecuali telah dijelaskan kepada
kalian.’ (Shahih, HR. Ath-Thabrani)
21. Kesimpulan: Kembali kepada agama
Islam
• “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu
dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-
Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan)
mereka setelah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman
sentosa, mereka senantiasa menyembah-Ku (samata-mata) dan tidak
mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik” (QS
An Nuur:55).