SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 32
Tangki Septik Sistem Terpisah dengan Bidang Peresapan
Oleh :
Bambang Supriatna F111 13 249
Rahmat Syarif F111 13 252
S1 Teknik Sipil UNTAD
Pada saat ini mayoritas penduduk Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaaan, masih
menggunakan sistem pengolahan air limbah sistem setempat (on-site treatment) yang adalah fasilitas
sanitasi yang berada didalam daerah persil (batas tanah yang dimiliki), berupa tangki septik,
cubluk dan MCK. Pengolahan ini dipilih karena pengolahan air limbah sistem terpusat (off-site
treatment) masih belum banyak tersedia di Indonesia.
PENDAHULUAN
On-Site Treatment
Off-Site Treatment
Selain itu, sistem setempat (on-site system) juga tidak memerlukan biaya yang besar
jika dibandingkan dengan sistem terpusat (off-site system). Karena lebih sederhana
baik biaya pembangunan maupun operasional masih dapat ditanggung oleh para
pemakainya, sehingga mudah diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara
individual (keluarga) ataupun sekelompok masyarakat (komunal).
Berdasarkan pengguna fasilitas/sarana, teknologi/sistem dalam pengolahan air limbah
terbagi 2 :
Dalam presentasi ini konsentrasi kami pada Sistem pengolahan air limbah
sistem setempat (on-site) domestik individual.
Pengolahan individual adalah pengolahan air limbah domestik yang dilakukan secara
sendiri-sendiri pada masing-masing rumah terhadap air limbah yang dihasilkan,
dengan diagram sistem penanganannya sebagai berikut:
Pengolahan Individual
 Dapur (cucian)
 Kamar Mandi
 Air Kotor (WC)
Lemak (busa)
Lemak
Bahan organik
Bak kontrol
Bak Kontrol
Septik tank
Bidang Resapan
Bangunan pengolahan air limbah domestik yang dilakukan secara individual terdiri
atas :
Tangki Septik merupakan bangunan
yang berfungsi sebagai penampung
air kotor/tinja yang merupakan
bahan organic, langsung dari WC
atau Urinoir. Proses yang terjadi di
dalam tangki septik tersebut adalah
proses pembusukan / penguraian
/perombakan bahan organik oleh
mikro organisme yang memerlukan
waktu minimum 3 hari. Proses
tersebut meliputi:
(i) aerobik
(ii) anaerobic
Tangki Septik Berdasarkan SNI 03 –2398-2002
Suatu ruangan yang berfungsi, menampung & mengolah air limbah Rumahtangga dengan
kecepatan alir yang lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi pengendapan terhadap
suspensi benda-benda padat & kesempatan untuk penguraian bahan-bahan organik oleh jasad
anaerobik membentuk bahan-bahan larut air & gas.
Berdasarkan jenis air limbah yang masuk ke dalamnya, Tangki Septik terbagi 2 (dua), yaitu :
• Tangki septik dengan sistem tercampur, yang menerima air limbah lumpur tinja
dari kakus (black water) dan air limbah dari sisa mandi, mencuci ataupun kegiatan rumah
tangga lainnya (grey water).
• Tangki septik dengan sistem terpisah, yang hanya menerima lumpur tinja dari
kakus saja (black water).
Jenis air limbah yang masuk akan menentukan dimensi tangki septik yang akan digunakan
terkait dengan waktu detensi dan dimensi ruang-ruang (zona) yang berada di dalam tangki
septik
Dalam presentasi ini konsentrasi kami pada Tangki septik dengan sistem
terpisah.
KLASIFIKASI AIR LIMBAH DOMESTIK
Limbah Cair Rumah Tangga
Berdasarkan karakteristik
Blackwater (20%) Grey Water (80%)
Berdasarkan sumbernya
Toilet, WC Buangan dapur, tempat cuci,
kamar mandi
GOT/SALURAN DRAINASESEPTIC TANK/CUBLUK
Padatan (black water) dan cairan (grey water) memerlukan dan harus diolah lebih lanjut karena banyak
mengandung bibit penyakit atau bakteri patogen yang berasal dari kotoran (feces) manusia. Jika tidak
diolah, maka dikhawatirkan air limbah dapat menularkan penyakit kepada manusia terutama
melalui air (waterborne disease). Proses pengolahan air limbah domestik secara anaerobik di dalam
tangki septik, dapat memisahkan padatan dan cairan di dalam air limbah.
Cairan yang terolah akan keluar dari tangki septik sebagai efluen dan gas yang terbentuk akan
dilepas melalui pipa ventilasi. Sementara lumpur yang telah matang (stabil) akan mengendap
didasar tangki dan harus dikuras secara berkala setiap 2-5 tahun bergantung pada kondisi. Efluen
dari tangki septik masih memerlukan pengolahan lebih lanjut karena masih tingginya kadar organik
didalamnya.
Berdasarkan jenis pengolahan lanjutannya untuk efluennya, tangki septik dibedakan
menjadi :
Dalam presentasi ini konsentrasi kami pada Tangki septik dengan Bidang
Resapan.
Bentuk tangki septik tidak berpengaruh banyak terhadap efisiensi degradasi material organik
yang berlangsung didalamnya. Karenanya dapat digunakan tangki septik silinder ataupun
persegi panjang. Silinder biasanya digunakan untuk pengolahan lumpur tinja kapasitas kecil
dengan diameter min. 1,2 m dan tinggi 1,5 m (termasuk ambang batas) yang diperuntukkan
untuk 1 KK.
Secara umum, tangki septik dengan bentuk persegi panjang mengikuti kriteria disain yang
mengacu pada SNI 03-2398-2002 -- tata cara perencanaan tangki septik dan sistem resapan
yang memuat istilah, definisi, dan persyaratan yang berlaku bagi pembuangan air limbah
rumah tangga untuk daerah air tanah rendah dan jumlah pemakai max. 10KK atau 50jiwa -- :
 Perbandingan panjang dan lebar adalah (2-3) : 1
 Lebar tangki min. 0,75m
 Panjang tangki min. 1,5m
 Tinggi tangki min. 1,5m (tinggi air dalam tangki + tinggi ruang bebas/ free board 0,3m)
1. Konstruksi Tangki Septik
o Kedalaman minimum, h = 1,50m (termasuk ambang batas 0,3m)
o Panjang minimum, l = 1,50 m
o Lebar minimu, b = 0,75 m
o Perbandingan panjang (l) : lebar (b) = 3 : 1 – 2 : 1
Bila panjang tangki lebih besar dari 2,4 m atau volume tangki lebih besar dari 5,6 m3,
maka interior tangki dibagi menjadi 2 (dua) kompartemen yaitu kompartemen inlet dan
kompartemen outlet.
Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam perencanaan Tangki Septik:
 Dimensi Tangki Septik ditentukan berdasarkan jumlah pemakai yang akan
membebani Tangki Septik. Jumlah Pemakai max. 10 KK (1 KK=5 jiwa)
 Jumlah air kotor per kapita dapat digunakan dalam 1 hari sebesar 25 lt/orang.
 Waktu tinggal di dalam Tangki Septik, T minimum = 3 hari
 Terbuat dari bahan bangunan yang tahan terhadap asam, juga kedap air
 Pipa penyalur air limbah harus dari bahan kedap air, kemiringan 2%, min. Ø 4”
 Belokan pipa > 45° dipasang clean out atau pengontrol pipa
 Pipa inlet dan outlet dapat berupa sambungan T, tinggi outlet harus lebih rendah 5-
10cm dari inlet.
 Lantai septic tank perlu dibuat miring kearah ruang lumpur
 Pipa ventilasi Ø 2”, tinggi dari MT min. 25cm, untuk membuang gas hasil penguraian
 Dibuat lubang pemeriksa untuk keperluan pengurasan dan keperluan lainnya
 Jarak tangki septik dan bidang resapan ke banguan 1,5m, ke sumur air bersih 10m,
dan sumur resapan air hujan 5m
 Penutup tangki septik yang terbenam ke dalam tanah maksimum sedalam 0,4m
Gambar. Pendimensian Tangki Septik Sumber SNI 03-2398-2002
Gambar. Pendimensian Tangki Septik Sumber SNI 03-2398-2002
Keterangan : 1) Lubang pemeriksaan; 2) Pipa udara (ventilasi); 3) Ruang bebas
air; 4) Ruang jernih; 5) Kerak buih; 6) Lumpur
Penempatan Pipa Outlet
Sejajar Pipa Inlet
Penempatan Pipa Inlet
sejajar Pipa Outlet
Pipa Inlet Lebih
Rendah Dari Outlet
Bagian Dasar
Tangki Rata
2. Material Tangki Septik
Perlu diingat bahwa tangki septik harus dibuat kedap agar
cairan yang berasal dari lumpur tinja tidak merembes keluar
dari tangki sehingga berpotensi mencemari tanah dan air tanah
di sekitarnya.
Persyaratan teknis meliputi bahan bangunan harus kuat, tahan
terhadap asam dan kedap air; bahan bangunan dapat dipilih
untuk bangunan dasar. Penutup dan pipa penyalur air limbah
adalah batu kali, bata merah, batako, beton bertulang, beton
tanpa tulang, PVC, keramik, plat besi, plastik dan besi.
3. Kapasitas Tangki Septik
Dimensi Tangki Septik ditentukan berdasarkan jumlah pemakai yang
akan membebani Tangki Septik.
Penentuan dimensi tangki septik dapat dilakukan dengan 2 (dua) :
 Debit air limbah rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
Qrata-rata = (q x p) / 1.000 …………………………………..(1)
Besarnya laju timbulan air limbah bergantung pada jenis air limbah yang akan
diolah. Besarnya laju timbulan air limbah (q) bila tangki septik hanya menerima
dari kakus saja (sistem terpisah) maka q adalah merupakan gabungan dari limbah
tinja dan air penggelontoran yang besarnya antara (5-40) liter/orang/hari (Bintek,
2011):
Dimana:
Qrata-rata : debit/kapasitas rata-rata air limbah yang akan diolah tangki septik (m3/hari)
q : laju timbulan air limbah (liter/orang/hari)
p : jumlah pemakai (orang)
 Waktu detensi (Td) dibutuhkan agar padatan yang terkandung di dalam air limbah
dapat terpisah dan mengendap pada dasar tangki septik.
Waktu detensi min. untuk tangki septik dengan sistem terpisah:
Dimana:
Td : waktu detensi minimum (hari)
q : laju timbulan air limbah (liter/orang/hari)
p : jumlah pemakai (orang)
Td = 2,5 – 0,3 log (p-q) 5 hari ……………………………(2)
Bila rencana lokasi pembangunan tangki septik berada relatif dekat dengan sumur
atau sumber air dan tidak memungkinkan untuk menempatkan tangki septik lebih jauh
lagi, maka waktu detensi yang digunakan sebaiknya 3 (tiga) hari. Waktu detensi ini
digunakan dengan asumsi bahwa mikroba patogen akan mati bila berada di luar usus
manusia selama 3 (tiga) hari.
 Di dalam tangki septik akan terbagi beberapa zona mengikuti proses degradasi
yang terjadi.
 Zona Buih (scum) dan Gas untuk membantu mempertahankan kondisi
anaerobik di bawah permukaan air limbah yang akan diolah. Zona ini disediakan
setinggi (25-30) cm atau 20% dari kedalaman tangki.
Zona Pengendapan sebagai tempat proses pengendapan padatan mudah
mengendap (settleable). Volume zona pengendapan (Vpengendapan) ditentukan
dengan persamaan:
Vpengendapan = Qrata-rata x Td 37,5 cm³…………………….(4)
Dimana:
Qrata-rata : Debit air limbah rata-rata yang akan diolah (m³/hari)
Td : waktu detensi (hari)
 Zona stabilisasi adalah zona yang disediakan untuk proses stabilisasi lumpur
yang baru mengendap melalui proses pencernaan secara anaerobik (anaerobic
digestion). Volume zona ini ditentukan berdasarkan kecepatan stabilisasi lumpur
dan jumlah pemakai tangki septik. Volume zona stabilisasi dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (5) yaitu:
Vstabilisasi : Rs x p …………………………………………(5)
Dimana:
Rs : kecepatan stabilisasi = 0,0425 m³/orang
p : jumlah pemakai (orang)
Vlumpur = Rlumpur x N x P ……….…………………………..(6)
Dimana:
Rlumpur : kecepatan akumulasi lumpur matang = (0,03-0,04) m3/orang/tahun
N : frekuensi pengurasan (2-3) tahun
p : jumlah pemakai (orang)
 Zona lumpur merupakan zona tempat terakumulasinya lumpur yang lebih
stabil dan harus dikuras secara berkala. Volume zona lumpur bergantung pada
kecepatan akumulasi lumpur, periode pengurasan dan jumlah pemakai tangki
septik. Volume zona (V lumpur) ini dapat diketahui dengan persamaa sebagai
berikut:
No. Jumlah
Pemakai
(KK)
Zona
Basah
(m³)
Zona
Lumpur
(m³)
Zona
Ambang
Bebas
(m³)
Volume
Total
(m³)
Dimensi Tangki Septik
Panjang
(m¹)
Lebar
(m¹)
Tinggi
(m¹)
1 2 0,4 0,90 0,3 1,60 0,8 1,3 1,0
2 3 0,6 1,35 0,5 2,45 1,0 1,4 1,8
3 4 0,8 1,80 0,6 3,20 1,0 1,5 2,1
4 5 1,0 2,60 0,9 4,50 1,2 1,6 2,4
5 10 2,0 5,25 1,5 8,70 1,6 1,7 3,2
Tabel 1. Dimensi Tangki Septik Terpisah, Frekuensi Pengurasan 3 Tahun
Sumber: SNI 03-2398-2002
1 KK = 5 jiwa
• Bidang resapan merupakan unit yang disediakan untuk meresapkan air limbah
ke dalam tanah, yang telah terolah atau terpisahkan padatannya (effluent) dari
tangki septik. namun, masih mengandung bahan organik dan mikroba
pathogen
• Dengan adanya bidang resapan ini, diharapkan air olahan dapat meresap ke
dalam tanah sebagai proses filtrasi dengan media tanah ataupun jenis media
lainnya
Terdapat 2 (dua) jenis bidang resapan yang dapat diaplikasikan bersama
dengan tangki septik :
a.Saluran Peresapan
b.Sumur Resapan
a. Tangki Septik Dengan SALURAN PERESAPAN
Effluent dari tangki septik dialirkan
secara gravitasi ke saluran peresapan.
Saluran peresapan cocok digunakan
pada lahan yang memiliki
karakteristik :
• Kapasitas perkolasi tanah berkisar
antara (0,5-24) menit/cm dan
optimum 8 mnt/cm
• Ketinggian muka air tanah min.
0,60m di bawah dasar rencana
saluran peresap atau (1-2)m di
bawah muka tanah
• Areal lahan harus tersedia cukup
luas. Jarak horizontal dari sumber
air (seperti sumur) ≥ 10m
• Ukuran efektif butiran tanah
maksimum 0,13mm
D i f u m
• Untuk merencanakan dimensi Saluran Peresapan digunakan rumus :
Q = A . D
A = b . l
D = v . p
Q = b . l . D
L = Q / (b . D)
Dimana :
A = luas bidang resapan (m²)
v = kecepatan meresap (m/hari)
p = prosentase pori (%)
L = panjang resapan = panjang pipa
peresapan (m)
Q = debit air kotor (m³/hari)
b = lebar peresapan (m), lebar efektif =
40 hingga 50 cm
D = daya resap tanah (m/hari)
Saluran Resapan
b. Tangki Septik Dengan SUMUR PERESAPAN
Sumur resapan memiliki fungsi yang sama dengan saluran peresap dan
terkadang dipasang secara seri pada ujung saluran peresap. Konstruksi sumur
peresap cocok diterapkan untuk daerah dengan karaketristik :
• Kondisi tanah yang pada bagian permukaannya kedap air sedangkan pada
bagian tengahnya tidak kedap air (porous)
• Kapasitas perkolasi tanah sebesar (3-12)mnt/cm. Sumur peresapan juga
tepat untuk lokasi dengan lahan yang terbatas
• Muka air tanah yang dalam > 2,5m dari MT. Jarak MAT min. 0,6m namun
disarankan >1,2m di bawah dasar konstruksi sumur peresapan
• Tidak membutuhkan Areal yang luas
• Untuk merencanakan dimensi Peresapan Sumuran digunakan rumus :
Q = A . D
A = ¼ . 𝜋 . d²
Q = ¼ . 𝜋 . d². D
L = Q / (b . D)
Dimana :
A = luas bidang resapan (m²)
d = diameter sumur resapan (m)
h = tinggi peresapan, ditentukan berdasarkan
tinggi muka air tanah (m)
L = panjang resapan = panjang pipa peresapan (m)
Q = debit air kotor (m³/hari)
D = daya resap tanah (m/hari)
𝑑 =
4. 𝑄
𝜋. 𝐷
Sumur Resapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

214361943 6-pengolahan-air-bersih
214361943 6-pengolahan-air-bersih214361943 6-pengolahan-air-bersih
214361943 6-pengolahan-air-bersih
Yudirwan Tanjung
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
infosanitasi
 

Was ist angesagt? (20)

Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
 
Onsite c1 tangki septik - perencanaan
Onsite   c1 tangki septik - perencanaanOnsite   c1 tangki septik - perencanaan
Onsite c1 tangki septik - perencanaan
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
Timbulan lindi
Timbulan lindiTimbulan lindi
Timbulan lindi
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
 
Pengolahan leachate
Pengolahan leachatePengolahan leachate
Pengolahan leachate
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
 
214361943 6-pengolahan-air-bersih
214361943 6-pengolahan-air-bersih214361943 6-pengolahan-air-bersih
214361943 6-pengolahan-air-bersih
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Cubluk Kembar - Perencanaan T...
 
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurPerencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
 
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
 
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
 
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distrKriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
 
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalPedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
 

Andere mochten auch

Chapter 5(sewagetreatment)
Chapter 5(sewagetreatment)Chapter 5(sewagetreatment)
Chapter 5(sewagetreatment)
Inazarina Ady
 
18036053 kaedah-pelupusan-sisa-kumbahan-sistem-pembentungan
18036053 kaedah-pelupusan-sisa-kumbahan-sistem-pembentungan18036053 kaedah-pelupusan-sisa-kumbahan-sistem-pembentungan
18036053 kaedah-pelupusan-sisa-kumbahan-sistem-pembentungan
amnik86
 
Cc303 hydraulics 1_29.5
Cc303 hydraulics 1_29.5Cc303 hydraulics 1_29.5
Cc303 hydraulics 1_29.5
mumyzz
 
Proses rawatan air
Proses rawatan airProses rawatan air
Proses rawatan air
hasdie
 

Andere mochten auch (15)

M4 pengenalan produk dan proses instalasi
M4 pengenalan produk dan proses instalasiM4 pengenalan produk dan proses instalasi
M4 pengenalan produk dan proses instalasi
 
Chapter 5(sewagetreatment)
Chapter 5(sewagetreatment)Chapter 5(sewagetreatment)
Chapter 5(sewagetreatment)
 
18036053 kaedah-pelupusan-sisa-kumbahan-sistem-pembentungan
18036053 kaedah-pelupusan-sisa-kumbahan-sistem-pembentungan18036053 kaedah-pelupusan-sisa-kumbahan-sistem-pembentungan
18036053 kaedah-pelupusan-sisa-kumbahan-sistem-pembentungan
 
Sistem rawatan kumbahan
Sistem rawatan kumbahanSistem rawatan kumbahan
Sistem rawatan kumbahan
 
Cc303 hydraulics 1_29.5
Cc303 hydraulics 1_29.5Cc303 hydraulics 1_29.5
Cc303 hydraulics 1_29.5
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
 
Informed Choices Catalogue Sanitasi Berbasis Masyarakat (2003)
Informed Choices Catalogue Sanitasi Berbasis Masyarakat (2003)Informed Choices Catalogue Sanitasi Berbasis Masyarakat (2003)
Informed Choices Catalogue Sanitasi Berbasis Masyarakat (2003)
 
Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan
Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem ResapanTata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan
Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan
 
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
 
Proses rawatan air
Proses rawatan airProses rawatan air
Proses rawatan air
 
Desain septic tank,biofil septic tank,septic tank ramah lingkungan
Desain septic tank,biofil septic tank,septic tank ramah lingkunganDesain septic tank,biofil septic tank,septic tank ramah lingkungan
Desain septic tank,biofil septic tank,septic tank ramah lingkungan
 
Daftar harga bio seven septic tank 2014
Daftar harga bio seven septic tank 2014Daftar harga bio seven septic tank 2014
Daftar harga bio seven septic tank 2014
 
Daftar harga biofil septic tank
Daftar harga biofil septic tankDaftar harga biofil septic tank
Daftar harga biofil septic tank
 
Sistem rawatan kumbahan sanitari
Sistem rawatan kumbahan   sanitariSistem rawatan kumbahan   sanitari
Sistem rawatan kumbahan sanitari
 
Rawatan air
Rawatan airRawatan air
Rawatan air
 

Ähnlich wie Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan

63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
Edison Mega Dima
 
PPT Of Sewerage System
PPT Of Sewerage SystemPPT Of Sewerage System
PPT Of Sewerage System
hesli oktavia
 
Ach. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfh
Ach. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfhAch. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfh
Ach. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfh
ReligionMoon1
 

Ähnlich wie Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan (20)

Septictank maret 2016
Septictank maret 2016Septictank maret 2016
Septictank maret 2016
 
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S)Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S)
 
03. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Air Limbah Permukiman.pdf
03. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Air Limbah Permukiman.pdf03. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Air Limbah Permukiman.pdf
03. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Air Limbah Permukiman.pdf
 
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
 
PPT Of Sewerage System
PPT Of Sewerage SystemPPT Of Sewerage System
PPT Of Sewerage System
 
INSTALASI PERPIPAAN AIR KOTOR.pptx
INSTALASI PERPIPAAN AIR KOTOR.pptxINSTALASI PERPIPAAN AIR KOTOR.pptx
INSTALASI PERPIPAAN AIR KOTOR.pptx
 
Sanitasi rumah tinggal
Sanitasi rumah tinggalSanitasi rumah tinggal
Sanitasi rumah tinggal
 
Tugas hidro presipitasi
Tugas hidro presipitasiTugas hidro presipitasi
Tugas hidro presipitasi
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Penampungan dan Penga...
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Penampungan dan Penga...Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Penampungan dan Penga...
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Penampungan dan Penga...
 
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan Implementasi
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan ImplementasiModul SANIMAS. Aspek Teknik dan Implementasi
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan Implementasi
 
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  SampahSpesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir Sampah
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
 
Ach. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfh
Ach. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfhAch. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfh
Ach. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfh
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptxPertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
 
TANGKI SEPTIK DAN BIOFILTER.ppt
TANGKI SEPTIK DAN BIOFILTER.pptTANGKI SEPTIK DAN BIOFILTER.ppt
TANGKI SEPTIK DAN BIOFILTER.ppt
 
PKP
PKPPKP
PKP
 
Teknik Penyehatan - Saringan pasir cepat
Teknik Penyehatan - Saringan pasir cepatTeknik Penyehatan - Saringan pasir cepat
Teknik Penyehatan - Saringan pasir cepat
 
1. penyediaan air bersih kedalam bangunan
1. penyediaan air bersih kedalam bangunan1. penyediaan air bersih kedalam bangunan
1. penyediaan air bersih kedalam bangunan
 
Bak air baku
Bak air bakuBak air baku
Bak air baku
 
Teori Irigasi.doc
Teori Irigasi.docTeori Irigasi.doc
Teori Irigasi.doc
 

Kürzlich hochgeladen (6)

PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptxPPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
 
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjmodul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
 
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptxGEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
 
penjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratoriumpenjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratorium
 
JSA jsa working at height , job safety analisis
JSA jsa working at height , job safety analisisJSA jsa working at height , job safety analisis
JSA jsa working at height , job safety analisis
 
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
 

Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan

  • 1. Tangki Septik Sistem Terpisah dengan Bidang Peresapan Oleh : Bambang Supriatna F111 13 249 Rahmat Syarif F111 13 252 S1 Teknik Sipil UNTAD
  • 2. Pada saat ini mayoritas penduduk Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaaan, masih menggunakan sistem pengolahan air limbah sistem setempat (on-site treatment) yang adalah fasilitas sanitasi yang berada didalam daerah persil (batas tanah yang dimiliki), berupa tangki septik, cubluk dan MCK. Pengolahan ini dipilih karena pengolahan air limbah sistem terpusat (off-site treatment) masih belum banyak tersedia di Indonesia. PENDAHULUAN On-Site Treatment Off-Site Treatment
  • 3. Selain itu, sistem setempat (on-site system) juga tidak memerlukan biaya yang besar jika dibandingkan dengan sistem terpusat (off-site system). Karena lebih sederhana baik biaya pembangunan maupun operasional masih dapat ditanggung oleh para pemakainya, sehingga mudah diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara individual (keluarga) ataupun sekelompok masyarakat (komunal). Berdasarkan pengguna fasilitas/sarana, teknologi/sistem dalam pengolahan air limbah terbagi 2 : Dalam presentasi ini konsentrasi kami pada Sistem pengolahan air limbah sistem setempat (on-site) domestik individual.
  • 4. Pengolahan individual adalah pengolahan air limbah domestik yang dilakukan secara sendiri-sendiri pada masing-masing rumah terhadap air limbah yang dihasilkan, dengan diagram sistem penanganannya sebagai berikut: Pengolahan Individual  Dapur (cucian)  Kamar Mandi  Air Kotor (WC) Lemak (busa) Lemak Bahan organik Bak kontrol Bak Kontrol Septik tank Bidang Resapan Bangunan pengolahan air limbah domestik yang dilakukan secara individual terdiri atas :
  • 5. Tangki Septik merupakan bangunan yang berfungsi sebagai penampung air kotor/tinja yang merupakan bahan organic, langsung dari WC atau Urinoir. Proses yang terjadi di dalam tangki septik tersebut adalah proses pembusukan / penguraian /perombakan bahan organik oleh mikro organisme yang memerlukan waktu minimum 3 hari. Proses tersebut meliputi: (i) aerobik (ii) anaerobic Tangki Septik Berdasarkan SNI 03 –2398-2002 Suatu ruangan yang berfungsi, menampung & mengolah air limbah Rumahtangga dengan kecepatan alir yang lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat & kesempatan untuk penguraian bahan-bahan organik oleh jasad anaerobik membentuk bahan-bahan larut air & gas.
  • 6. Berdasarkan jenis air limbah yang masuk ke dalamnya, Tangki Septik terbagi 2 (dua), yaitu : • Tangki septik dengan sistem tercampur, yang menerima air limbah lumpur tinja dari kakus (black water) dan air limbah dari sisa mandi, mencuci ataupun kegiatan rumah tangga lainnya (grey water). • Tangki septik dengan sistem terpisah, yang hanya menerima lumpur tinja dari kakus saja (black water). Jenis air limbah yang masuk akan menentukan dimensi tangki septik yang akan digunakan terkait dengan waktu detensi dan dimensi ruang-ruang (zona) yang berada di dalam tangki septik Dalam presentasi ini konsentrasi kami pada Tangki septik dengan sistem terpisah.
  • 7. KLASIFIKASI AIR LIMBAH DOMESTIK Limbah Cair Rumah Tangga Berdasarkan karakteristik Blackwater (20%) Grey Water (80%) Berdasarkan sumbernya Toilet, WC Buangan dapur, tempat cuci, kamar mandi GOT/SALURAN DRAINASESEPTIC TANK/CUBLUK
  • 8. Padatan (black water) dan cairan (grey water) memerlukan dan harus diolah lebih lanjut karena banyak mengandung bibit penyakit atau bakteri patogen yang berasal dari kotoran (feces) manusia. Jika tidak diolah, maka dikhawatirkan air limbah dapat menularkan penyakit kepada manusia terutama melalui air (waterborne disease). Proses pengolahan air limbah domestik secara anaerobik di dalam tangki septik, dapat memisahkan padatan dan cairan di dalam air limbah. Cairan yang terolah akan keluar dari tangki septik sebagai efluen dan gas yang terbentuk akan dilepas melalui pipa ventilasi. Sementara lumpur yang telah matang (stabil) akan mengendap didasar tangki dan harus dikuras secara berkala setiap 2-5 tahun bergantung pada kondisi. Efluen dari tangki septik masih memerlukan pengolahan lebih lanjut karena masih tingginya kadar organik didalamnya. Berdasarkan jenis pengolahan lanjutannya untuk efluennya, tangki septik dibedakan menjadi : Dalam presentasi ini konsentrasi kami pada Tangki septik dengan Bidang Resapan.
  • 9. Bentuk tangki septik tidak berpengaruh banyak terhadap efisiensi degradasi material organik yang berlangsung didalamnya. Karenanya dapat digunakan tangki septik silinder ataupun persegi panjang. Silinder biasanya digunakan untuk pengolahan lumpur tinja kapasitas kecil dengan diameter min. 1,2 m dan tinggi 1,5 m (termasuk ambang batas) yang diperuntukkan untuk 1 KK. Secara umum, tangki septik dengan bentuk persegi panjang mengikuti kriteria disain yang mengacu pada SNI 03-2398-2002 -- tata cara perencanaan tangki septik dan sistem resapan yang memuat istilah, definisi, dan persyaratan yang berlaku bagi pembuangan air limbah rumah tangga untuk daerah air tanah rendah dan jumlah pemakai max. 10KK atau 50jiwa -- :  Perbandingan panjang dan lebar adalah (2-3) : 1  Lebar tangki min. 0,75m  Panjang tangki min. 1,5m  Tinggi tangki min. 1,5m (tinggi air dalam tangki + tinggi ruang bebas/ free board 0,3m) 1. Konstruksi Tangki Septik
  • 10. o Kedalaman minimum, h = 1,50m (termasuk ambang batas 0,3m) o Panjang minimum, l = 1,50 m o Lebar minimu, b = 0,75 m o Perbandingan panjang (l) : lebar (b) = 3 : 1 – 2 : 1
  • 11. Bila panjang tangki lebih besar dari 2,4 m atau volume tangki lebih besar dari 5,6 m3, maka interior tangki dibagi menjadi 2 (dua) kompartemen yaitu kompartemen inlet dan kompartemen outlet. Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam perencanaan Tangki Septik:  Dimensi Tangki Septik ditentukan berdasarkan jumlah pemakai yang akan membebani Tangki Septik. Jumlah Pemakai max. 10 KK (1 KK=5 jiwa)  Jumlah air kotor per kapita dapat digunakan dalam 1 hari sebesar 25 lt/orang.  Waktu tinggal di dalam Tangki Septik, T minimum = 3 hari  Terbuat dari bahan bangunan yang tahan terhadap asam, juga kedap air  Pipa penyalur air limbah harus dari bahan kedap air, kemiringan 2%, min. Ø 4”  Belokan pipa > 45° dipasang clean out atau pengontrol pipa  Pipa inlet dan outlet dapat berupa sambungan T, tinggi outlet harus lebih rendah 5- 10cm dari inlet.  Lantai septic tank perlu dibuat miring kearah ruang lumpur  Pipa ventilasi Ø 2”, tinggi dari MT min. 25cm, untuk membuang gas hasil penguraian  Dibuat lubang pemeriksa untuk keperluan pengurasan dan keperluan lainnya  Jarak tangki septik dan bidang resapan ke banguan 1,5m, ke sumur air bersih 10m, dan sumur resapan air hujan 5m  Penutup tangki septik yang terbenam ke dalam tanah maksimum sedalam 0,4m
  • 12. Gambar. Pendimensian Tangki Septik Sumber SNI 03-2398-2002
  • 13. Gambar. Pendimensian Tangki Septik Sumber SNI 03-2398-2002 Keterangan : 1) Lubang pemeriksaan; 2) Pipa udara (ventilasi); 3) Ruang bebas air; 4) Ruang jernih; 5) Kerak buih; 6) Lumpur
  • 14. Penempatan Pipa Outlet Sejajar Pipa Inlet Penempatan Pipa Inlet sejajar Pipa Outlet
  • 15. Pipa Inlet Lebih Rendah Dari Outlet Bagian Dasar Tangki Rata
  • 16. 2. Material Tangki Septik Perlu diingat bahwa tangki septik harus dibuat kedap agar cairan yang berasal dari lumpur tinja tidak merembes keluar dari tangki sehingga berpotensi mencemari tanah dan air tanah di sekitarnya. Persyaratan teknis meliputi bahan bangunan harus kuat, tahan terhadap asam dan kedap air; bahan bangunan dapat dipilih untuk bangunan dasar. Penutup dan pipa penyalur air limbah adalah batu kali, bata merah, batako, beton bertulang, beton tanpa tulang, PVC, keramik, plat besi, plastik dan besi.
  • 17. 3. Kapasitas Tangki Septik Dimensi Tangki Septik ditentukan berdasarkan jumlah pemakai yang akan membebani Tangki Septik. Penentuan dimensi tangki septik dapat dilakukan dengan 2 (dua) :
  • 18.  Debit air limbah rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Qrata-rata = (q x p) / 1.000 …………………………………..(1) Besarnya laju timbulan air limbah bergantung pada jenis air limbah yang akan diolah. Besarnya laju timbulan air limbah (q) bila tangki septik hanya menerima dari kakus saja (sistem terpisah) maka q adalah merupakan gabungan dari limbah tinja dan air penggelontoran yang besarnya antara (5-40) liter/orang/hari (Bintek, 2011): Dimana: Qrata-rata : debit/kapasitas rata-rata air limbah yang akan diolah tangki septik (m3/hari) q : laju timbulan air limbah (liter/orang/hari) p : jumlah pemakai (orang)
  • 19.  Waktu detensi (Td) dibutuhkan agar padatan yang terkandung di dalam air limbah dapat terpisah dan mengendap pada dasar tangki septik. Waktu detensi min. untuk tangki septik dengan sistem terpisah: Dimana: Td : waktu detensi minimum (hari) q : laju timbulan air limbah (liter/orang/hari) p : jumlah pemakai (orang) Td = 2,5 – 0,3 log (p-q) 5 hari ……………………………(2) Bila rencana lokasi pembangunan tangki septik berada relatif dekat dengan sumur atau sumber air dan tidak memungkinkan untuk menempatkan tangki septik lebih jauh lagi, maka waktu detensi yang digunakan sebaiknya 3 (tiga) hari. Waktu detensi ini digunakan dengan asumsi bahwa mikroba patogen akan mati bila berada di luar usus manusia selama 3 (tiga) hari.
  • 20.  Di dalam tangki septik akan terbagi beberapa zona mengikuti proses degradasi yang terjadi.  Zona Buih (scum) dan Gas untuk membantu mempertahankan kondisi anaerobik di bawah permukaan air limbah yang akan diolah. Zona ini disediakan setinggi (25-30) cm atau 20% dari kedalaman tangki. Zona Pengendapan sebagai tempat proses pengendapan padatan mudah mengendap (settleable). Volume zona pengendapan (Vpengendapan) ditentukan dengan persamaan: Vpengendapan = Qrata-rata x Td 37,5 cm³…………………….(4) Dimana: Qrata-rata : Debit air limbah rata-rata yang akan diolah (m³/hari) Td : waktu detensi (hari)
  • 21.
  • 22.  Zona stabilisasi adalah zona yang disediakan untuk proses stabilisasi lumpur yang baru mengendap melalui proses pencernaan secara anaerobik (anaerobic digestion). Volume zona ini ditentukan berdasarkan kecepatan stabilisasi lumpur dan jumlah pemakai tangki septik. Volume zona stabilisasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (5) yaitu: Vstabilisasi : Rs x p …………………………………………(5) Dimana: Rs : kecepatan stabilisasi = 0,0425 m³/orang p : jumlah pemakai (orang)
  • 23. Vlumpur = Rlumpur x N x P ……….…………………………..(6) Dimana: Rlumpur : kecepatan akumulasi lumpur matang = (0,03-0,04) m3/orang/tahun N : frekuensi pengurasan (2-3) tahun p : jumlah pemakai (orang)  Zona lumpur merupakan zona tempat terakumulasinya lumpur yang lebih stabil dan harus dikuras secara berkala. Volume zona lumpur bergantung pada kecepatan akumulasi lumpur, periode pengurasan dan jumlah pemakai tangki septik. Volume zona (V lumpur) ini dapat diketahui dengan persamaa sebagai berikut:
  • 24. No. Jumlah Pemakai (KK) Zona Basah (m³) Zona Lumpur (m³) Zona Ambang Bebas (m³) Volume Total (m³) Dimensi Tangki Septik Panjang (m¹) Lebar (m¹) Tinggi (m¹) 1 2 0,4 0,90 0,3 1,60 0,8 1,3 1,0 2 3 0,6 1,35 0,5 2,45 1,0 1,4 1,8 3 4 0,8 1,80 0,6 3,20 1,0 1,5 2,1 4 5 1,0 2,60 0,9 4,50 1,2 1,6 2,4 5 10 2,0 5,25 1,5 8,70 1,6 1,7 3,2 Tabel 1. Dimensi Tangki Septik Terpisah, Frekuensi Pengurasan 3 Tahun Sumber: SNI 03-2398-2002 1 KK = 5 jiwa
  • 25. • Bidang resapan merupakan unit yang disediakan untuk meresapkan air limbah ke dalam tanah, yang telah terolah atau terpisahkan padatannya (effluent) dari tangki septik. namun, masih mengandung bahan organik dan mikroba pathogen • Dengan adanya bidang resapan ini, diharapkan air olahan dapat meresap ke dalam tanah sebagai proses filtrasi dengan media tanah ataupun jenis media lainnya Terdapat 2 (dua) jenis bidang resapan yang dapat diaplikasikan bersama dengan tangki septik : a.Saluran Peresapan b.Sumur Resapan
  • 26. a. Tangki Septik Dengan SALURAN PERESAPAN Effluent dari tangki septik dialirkan secara gravitasi ke saluran peresapan. Saluran peresapan cocok digunakan pada lahan yang memiliki karakteristik : • Kapasitas perkolasi tanah berkisar antara (0,5-24) menit/cm dan optimum 8 mnt/cm • Ketinggian muka air tanah min. 0,60m di bawah dasar rencana saluran peresap atau (1-2)m di bawah muka tanah • Areal lahan harus tersedia cukup luas. Jarak horizontal dari sumber air (seperti sumur) ≥ 10m • Ukuran efektif butiran tanah maksimum 0,13mm D i f u m
  • 27. • Untuk merencanakan dimensi Saluran Peresapan digunakan rumus : Q = A . D A = b . l D = v . p Q = b . l . D L = Q / (b . D) Dimana : A = luas bidang resapan (m²) v = kecepatan meresap (m/hari) p = prosentase pori (%) L = panjang resapan = panjang pipa peresapan (m) Q = debit air kotor (m³/hari) b = lebar peresapan (m), lebar efektif = 40 hingga 50 cm D = daya resap tanah (m/hari)
  • 29. b. Tangki Septik Dengan SUMUR PERESAPAN Sumur resapan memiliki fungsi yang sama dengan saluran peresap dan terkadang dipasang secara seri pada ujung saluran peresap. Konstruksi sumur peresap cocok diterapkan untuk daerah dengan karaketristik : • Kondisi tanah yang pada bagian permukaannya kedap air sedangkan pada bagian tengahnya tidak kedap air (porous) • Kapasitas perkolasi tanah sebesar (3-12)mnt/cm. Sumur peresapan juga tepat untuk lokasi dengan lahan yang terbatas • Muka air tanah yang dalam > 2,5m dari MT. Jarak MAT min. 0,6m namun disarankan >1,2m di bawah dasar konstruksi sumur peresapan • Tidak membutuhkan Areal yang luas
  • 30. • Untuk merencanakan dimensi Peresapan Sumuran digunakan rumus : Q = A . D A = ¼ . 𝜋 . d² Q = ¼ . 𝜋 . d². D L = Q / (b . D) Dimana : A = luas bidang resapan (m²) d = diameter sumur resapan (m) h = tinggi peresapan, ditentukan berdasarkan tinggi muka air tanah (m) L = panjang resapan = panjang pipa peresapan (m) Q = debit air kotor (m³/hari) D = daya resap tanah (m/hari) 𝑑 = 4. 𝑄 𝜋. 𝐷