Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengertian, peraturan pembuatan, persyaratan, penggolongan, dan contoh resep salep. Secara ringkas, salep adalah sediaan setengah padat yang digunakan sebagai obat luar yang terdiri atas bahan aktif dan dasar salep. Pembuatannya mematuhi aturan tertentu sesuai sifat zat aktifnya.
3. Peraturan pembuatan salep
1. zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak,
dilarutkan kedalamnya jika perlu dengan
pemanasan.
2. bahan-bahan yang larut dalam air jika tidak ada
peraturan lain dilarutkan terlebih dahulu
kedalamnya asalkan jumlah air yang digunakan
dapat diserap oleh basis salep dan jumlah yang
dipakai dikurangi dari basis salep.
4. 3. bahan-bahan yang sukar/sebagian dapat
larut dalam lemak dan air harus
disebukkan lebih dahulu kemudian
diayak dengan pengayak N0. 60.
4. Salep - salep yang dibuat dengan
mencairkan campurannya harus
degerus sampai dingin.
5. Persyaratan salep
1. Pemerian : tidak boleh tengik.
2. Kadar : untuk salap yang mengandung obat
keras dan narkotika kadar bahan obat tidak
lebih dari 10%.
3. dasar salep : kecuali dinyatakan lain digunakan
Vaselin album. Tetapi terdapat juga beberapa dasar
salep lain seperti: vaselin flavum, adepslanae,
unguentum simplex, lanolin.
6. 4. Homegenitas : jika dioleskan pada
sekeping kaca harus
menunjukkan
susunan yang
homegen.
5. Penandaan : pada etiket tertera
“OBAT LUAR”
7. Kwalitas dasar salep yang baik
Stabil, tidak terpengaruh oleh suhu.
Lunak, halus dan homogen
Mudah dipakai
Dasar salap cocok
Dapat terdistribusi dengan merata
8. Penggolongan salep
1. Menurut konsistensinya
• Unguenta : mempunyai konsistensi seperti
mentega, tidak mencair pada suhu
biasa.
• Cream : mengandung banyak air, mudah diserap
kulit dan dicuci dengan air.
• Pasta : mengandung lebih dari 50% zat padat,
suatu salep tebal.
• Cerata : mengandung persentase lilin yang
tinggi sehingga konsistensinya
lebih keras.
• Gelones/jelly : lebih halus, terdiri atas campuran
sederhana dari minyak dan lemak
dengan titik lebur rendah.
9. • Cerata : mengandung persentase
lilin yang tinggi ehingga
konsistensinya lebih keras.
• Gelones/jelly : lebih halus, terdiri atas
campuran sederhana dari
minyak dan lemak
dengan titik lebur rendah.
10. 2. Menurut sifat farmakologi/terapeutik
• Salep epidermis: Melindungi kulit dengan menghasilkan
efek lokal. Dasr salep yang dipakai senyawahidrokarbon.
• Salep endodermis: bahan obat yang menembus ke dalam
kulit, digunakan untuk melunakkan kulit. Dasar salep
yang dipakai minyak lemak.
• Salep diadermik : menembus ke dalam tubuh melalui
kulit dan mencapai efek yang diinginkan. Mis: salep yang
mengandung senyawa Merkuri iodide, belladonnae.
11. 3. Menurut dasar salepnya
Salep hidrofobik : salep yang tidak suka air dan
dasar salepnya berlemak. Mis:
campuran minyak lemak dan
malam.
Salep hidrofilik : salep yang suka air biasanya tipe
M/A
12. Pembagian dasar salep (Formularium Nasional)
Dasar salep 1 (dasar salep senyawa
hidrokarbon)
Dasar salep 2 (dasar salep serap)
Dasar salep 3 (dasar salep dapat dicuci
dengan air)
Dasar salep 4 (dasar salep yang dapat larut
dalam air)
13. Cara pembuatan salep ditinjau dari zat berkhasiat
utamanya:
1. Zat padat
a) Camphora : dilarutkan dalam dasr salep yang
sudah dicairkan, jika ada minyak lemak
dilarutkan kedalamnya, jika bersama-sama
dengan menthol, salol, thimol harus dicampurkan
lebih dahulu, jika berupa zat tunggal dilarutkan
dengan eter atau alkohol.
14. Contoh resep yang mengandung camphora
1. R/ camphora 0,5
Cera alba 5
Vaselin alba ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro: Andy
2. R/ camphora 0,5
Ol. sesami 5
Vaselin alba ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro: Andy
15. 3. R/ camphora 0,5
Menthol 5
Vaselin alba ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro: Andy
4. R/ camphora 0,5
Vaselin alba ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro: Andy
16. b. Pellidol: dilarutkan bersama-sama dengan
dasar salepnya yang sudah dicairkan.
R/ pellidol 0.5
Cera alba 5
Vaselin alba ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro: Andy
17. c. Iodium: dilarutkan kedalam larutan pekat KI atau NaI,
dilarutkan dengan etanol 95% baru
ditambah dasar salepnya.
1. R/ Iodium 0,3
KI q.s
Lanolin 5
Vaselin ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro : Marwan
1. R/ Iodium 0,3
Lanolin 5
Vaselin ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro : Marwan
18. 2. Zat padat larut dalam air
a. Protargol: ditaburkan di atas permukaan air sama banyak
dan diamkan selama 15 menit di tempat gelap,
jika terdapat gliserin dilarutkan dengan gliserin
dulu baru ditambahkan air.
1. R/ protargol 0,2
Adesp lanae 5
Vaselin ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro : Minda
2. R/ protargol 0,2
Glyserin 1
Lanolin 5
Vaselin ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro : Minda
19. b. Colargol : dikerjakan seperti protargol.
c. Fonol : walaupun mudah larut dalam air,
tetapi tidak boleh dilarutkan
karena mengiritasi kulit.
Bahan-bahan yang larut dalam air tetapi tidak
boleh dilarutkam :
* Argentum nitrat. * Zink sulfas
* Fenol * Antibiotic
* Oleum iecoril aselli
20. 3. Bahan-bahan yang ditambahkan terahir pada massa salep
a. Icthiol: jika
ditambahkan sewaktu
massa salep panas maka
akan terjadi pemisahan
R/ icthiol 1
Vaselin ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro : sarah
21. b.Balsam-balsem dan
minyak menguap
c. Air : karena
berfungsi sebagai
pendingin dan
mencegah
permukaan mortar
menjadi licin.
d. Gliserin: ditambahkan
sedikit demi sedikit
karena tidak mudah
diserap dasar salep.
R/ antistin 0,2
Balsum peruvianum 0,5
Vaselin ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro : sarah
R/ antistin 0,2
Ol. Anisi gtt III
Vaselin ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro : sarah
22. 5. Zat-zat yang tidak larut dalam air
a. Belerang (tidak
bolek diayak)
b.Acidum boricum
(diambil yang
pulveretum)
c. ZnO ( diayak
dengan ayakan
NO 100/ B 40)
R/ sufur 1,5
Vaselin ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro : sarah
R/ acid boric 0,5
ZnO 1,5
Vaselin ad 10
m.f. ungut
S.u.e
Pro : Dedy
23. 5. Zat Cair
a. Air: jika aqua calcis bercampur
dengan minyak lemak maka
akan terjadi reaksi penyabunan
sehingga harus ditambahkan
sedikit demi sedikit kemudian
dikocok dalam botol.
b. Cairan / Ekstrak kental: …………
ditambahkan sedikit demi
sedikit.
c. Ekstrak siccum : dilarutkan
dalam air dan berat air
dikurangi dari dari dasar salep.
d. Ekstrak liquidum : diteteskan
terakhir sedikit-demi sedikit
R/ ol. Lini 5
Aquq calcis 7,5
As. Oleat crud 0,5
m.f. linimet
S.u.e
Pro : Dedy
24. 6. Bahan-bahan laina) Hydragyrum: digerus
dengan adepslanae
dalam lumping dingin.
b) Napthol : dapat larut
dalam sapo kulinus, jika
tidak ada sapo
dikerjakan seperti
pembuatan camphora.
c) Bentonit : tambahkan
sedikit demi sedikit ke
dalam air hangat.
R/ Naptholum 0.75
Sapo kalinus1,50
Cera flava 3,50
Adepslanae ad 10
m.f. linimet
S.u.e
Pro : Dedy
25. Sediaan setengah padat yang
sering di buat di laboratorium
1. Pasta
adalah sediaan semi padat (massa lembek) yang
mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topical.
• Biasanya bahan padatnya lebih besar dari 50%.
• Dasar salep yang sering dipakai adalah vaselin.
Lanolin, adepslanae, ungut simplex.
• Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada selaput
lendir agar memperoleh efek lokal.
26. 2. Cremores (krim)
• adalah sediaan semi padat berupa emulsi yang
mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut/terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Biasanya mengandung air tidak kurang dari 60%.
• Ada 2 tipe yakni A/M dan M/A.
• stabilitas emulsi akan rusak jika system campuran
terganggu oleh perubahan suhu dan perubahan
komposisi.
27. • Sebagai bahan pengemulsi krim dapat dipakai
emulgide, adaepslanae, cetaceum, PEG, sabun,
dan polisorbat.
• Bahan pengawet yang sering digunakan adalah
metil paraben (nipagin) 0,12 – 0,18%. Propil
paraben (nipasol) 0,02 – 0,05%.
• Cara pembuatan krim: bagian lemak dilebur
diatas tangas air kemidian tahbahkan bagian
airnya dengan zat pengemulsi, aduk sampai
terjadi campuran yang berbentuk krim.
28. 3. Linimentum
• adalah sediaan cair atau kental mengandung
analgetik dan zat yang mempunyai rubefacient atau
melemaskan otot atau menghangatkan digunakan
sebagai obat luar yang dioleskan pada kulit.
• Bahan dasar yang dipakai lanolin, emulgide.
• Cara penyimpanan: pada botol berwarna bermulut
kecil di tempat sejuk.
• Pada etiket harus tertera “ OBAT LUAR”