1. Panduan Kesehatan Jiwa
Bagi Pemuka Agama,
Pemuka Adat
Oleh Bagus Utomo
Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia
2. Pengantar
Pemuka agama dan tokoh adat memerankan
peranan penting di masyarakat dalam
menjaga kesehatan jiwa umat dan anggota
masyarakat adat.
Agama dan adat istiadat dapat menjadi faktor
penguat kesehatan jiwa masyarakat. Dimana
dalam agama dan budaya tradisional terdapat
kearifan dan keluhuran kebijaksanaan yang
erat dengan kehidupan masyarakat sehari-
hari.
3. Melalui kegiatan keagamaan dan ata istiadat
dapat terjalin kohesi sosial yang erat melalui
berbagai kegiatan keagamaan dan budaya
lokal. Dengan pembinaan yang baik dapat
dihindarkan masalah kesehatan jiwa yang
berat.
Untuk mengantisipasi pertumbuhan umat dan
segala permasalahannnya sangat penting
memberikan bekal pengetahuan kesehatan
jiwa bagi para pemuka agama.
4. Melalui kegiatan keagamaan dan ata istiadat
dapat terjalin kohesi sosial yang erat melalui
berbagai kegiatan keagamaan dan budaya
lokal. Dengan pembinaan yang baik dapat
dihindarkan masalah kesehatan jiwa yang
berat.
Untuk mengantisipasi pertumbuhan umat dan
segala permasalahannnya sangat penting
memberikan bekal pengetahuan kesehatan
jiwa bagi para pemuka agama.
5. Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan (WHO) adalah suatu kondisi
sehat fisik, jiwa, dan sosial yang tidak
hanya terhindar dan bebas dari
berbagai jenis penyakit tetapi juga
memiliki kualitas hidup.
6. Kesehatan Jiwa
Kesehatan Jiwa
Sehat jiwa adalah kondisi dimana seorang
individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif, dan mampu memberikan kontribusi
untuk komunitasnya (UU Kesehatan Jiwa,
Kementerian Kesehatan RI).
7. Kesehatan Jiwa
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003, ciri-ciri ‘Jiwa
Sehat’ antara lain
• Memiliki perasaan sehat dan bahagia dan merasa nyaman terhadap
dirinya, sehingga mampu mengatasi amarah, iri hati, rasa cemas,
rendah diri, takut, dan kecewa, serta mampu menilai dirinya sendiri
dengan sepatutnya
• Dapat menerima orang lain apa adanya, mempunyai sikap positif
terhadap diri dan orang lain serta merasa nyaman berhubungan
dengan orang lain, sehingga mampu menerima dan mencintai, serta
menggunakan akalnya dengan sehat.
• Selain itu, sehat jiwa juga dapat menyadari kemampuan diri, mampu
menghadapi tantangan dan kebutuhan hidupnya, menerima tanggung
jawab, mengambil keputusan, mempunyai tujuan hidup nyata, dan
merancang masa depannya.
8. Gangguan Kesehatan Jiwa
Gangguan Kesehatan Jiwa
Satu dari empat orang dewasa akan mengalami
masalah kesehatan jiwa pada satu waktu dalam
hidupnya dan setiap 40 detik di suatu tempat di dunia
ada seseorang yang meninggal karena bunuh diri
(WFMH, 2016).
Gangguan jiwa adalah sekumpulan gejala atau pola
perilaku, atau psikologis seseorang, yang secara klinik
cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan
dengan suatu gejala penderitaan (distres) atau hendaya
(disabilitas) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting
dari manusia (menurut DSM IV).
9. Gangguan Kesehatan Jiwa
Gangguan Kesehatan Jiwa
Satu dari empat orang dewasa akan mengalami
masalah kesehatan jiwa pada satu waktu dalam
hidupnya dan setiap 40 detik di suatu tempat di dunia
ada seseorang yang meninggal karena bunuh diri
(WFMH, 2016).
Gangguan jiwa adalah sekumpulan gejala atau pola
perilaku, atau psikologis seseorang, yang secara klinik
cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan
dengan suatu gejala penderitaan (distres) atau hendaya
(disabilitas) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting
dari manusia (menurut DSM IV).
10. Masalah Kesehatan Jiwa Umum
Diantaranya adalah:
1. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah reaksi atas stress atau rasa
takut. Pada dasarnya semua orang pernah mengalami
kecemasan. Bila kadarnya berlebihan dan mengganggu
kualitas hidup sehari-hari maka kecemasan tersebut telah
menjadi gangguan.
Gangguan kecemasan terdiri dari beberapa macam antar lain:
Gangguan Panik
Obsesive Compulsive Disorder (OCD)
Social Anxiety Disorder
Agoraphobia
Phobia yang spesifik
General Anxiety Disorder
11. Masalah Kesehatan Jiwa Umum
2. Gangguan Depresi
Gangguan depresion merupakan kondisi medis yang
sangat serius yang dapat mempengaruhi perasaan,
pikiran dan perilaku seseorang.
Ciri utama depresi mayor antara lain:
Orang tersbut merasakan sedih atau kehilangan minat
atau kesenangan pada semua hal aktivitas normal
setidaknya selama 2 minggu atau lebih. Aktivitas sehari-
hari seperti makan, bergaul, seks, atau rekreasi
dirasakan hilang minatnya.
12. Masalah Kesehatan Jiwa Umum
2. Gangguan Depresi
Ciri lainnya:
• Perubahan selera makan
• Pola tidur terganggu (terlalu banyak tidur atau
sebaliknya sulit tidur)
• Agitasi, resah, atau terganggunya gerak motorik
• Didera perasaan tidak berharga atau merasa
bersalah
• Terganggunya proses pikir, sulit konsentrasi, atau
memutuskan permasalahan
• Energi berkurang drastis, letih dan lesu
• Munculnya gagasan tentang kematian dan bunuh
diri
13. Masalah Kesehatan Jiwa Umum
Depresi jauh lebih intens daripada kesedihan biasa. Ia
dapat terbentuk perlahan dalam jangka waktu lama,
menguras energi, menyedot rasa senang dan bahagia,
dan pemaknaan hidup dari kehidupan seseorang.
Sekitar 7% orang dewasa mengalami depresi mayor
dalam satu tahun tertentu dan 1 dari 5 perempuan akan
mengalaminya sepanjang rentang hidupnya.
Setiap orang mengalami perasaan yang berbeda saat
depresi. Contohnya, sejumlah orang yang mengalami
depresi menunjukkan perilaku sering mengeluh tentang
tubuh yang sakit-sakit atau keluhan fisik lainnya
sementara yang lain mengalami perubahan mood yang
bermakna.
14. Masalah Kesehatan Jiwa Umum
3. Gangguan Bipolar
4. Post Traumatic Stress Disorder
5. Penyalahgunaan Narkoba dan Zat
Adiktif lainnya
6. Kepikunan
7. Dan lain-lain
15. Gangguan Jiwa Berat
Gangguan Jiwa Berat
· Gangguan jiwa berat adalah gangguan jiwa yang
ditandai oleh terganggunya kemampuan menilai realitas
atau tilikan (insight) yang buruk, penderitaan dan
hendaya (disabilitas)
· Gejala klinis yang menyertainya antara lain berupa
halusinasi, gangguan proses dan isi pikir (seperti bicara
tidak nyambung, waham), gangguan emosi, bertingkah
laku aneh (misalnya: agresif, menarik diri dsbnya).
16. Gangguan Jiwa Berat
· Gangguan jiwa termasuk burden of disease atau
penyakit yang membebani ekonomi negara,
masyarakat, serta keluarga oleh karena produktivitas
pasien menurun dan akhirnya menimbulkan beban
biaya yang besar bagi pasien dan keluarga. Dari sudut
pandang pemerintah, gangguan ini menghabiskan
biaya pelayanan kesehatan yang besar.
· Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk
Indonesia adalah 1,7 per mil, sementara jumlah kasus
gangguan jiwa berat terbanyak di DI Yogyakarta (2,7
per mil), Aceh (2,7 per mil), Sulawesi Selatan (2,6 per
mil), Bali (2,3 per mil), dan Jawa Tengah (2,3 per mil).
17. Gangguan Jiwa Berat
Skizofrenia
· Salah satu contoh gangguan jiwa berat adalah
Skizofrenia. Skizofrenia merupakan penyakit kronis
dimana penderita memiliki kesulitan memproses
pikirannya sehingga dapat berhalusinasi, delusi, pikiran
yang tidak jelas dan tingkah laku atau bicara yang tidak
wajar.
Gejala-gejala ini dikenal sebagai gejala psikotik, yang
menyebabkan penderita skizofrenia mengalami
kesulitan berinteraksi dengan orang lain, bahkan
menarik diri dari aktivitas sehari-hari dan dunia luar.
18. Gangguan Jiwa Berat
Skizofrenia
· Skizofrenia merupakan salah satu penyakit jiwa
terberat; sebanyak 10 persen orang yang menderita
penyakit ini berakhir dengan bunuh diri.
· Gejala pertama skizofrenia biasanya muncul pada
masa remaja atau dewasa muda, walaupun ada juga
yang baru muncul pada orang berusia di atas 40 tahun.
· Prevalensi gangguan jiwa berat, seperti Orang
Dengan Skizofrenia (ODS) di Indonesia mencapai 1,7
per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 orang.
19. Faktor Penyebab Gangguan Jiwa
Berbagai masalah kesehatan jiwa terjadi di masyarakat di segala
usia, mulai dari populasi berisiko seperti anak-anak, ibu hamil dan
usia lanjut yang membutuhkan pencegahan dan pengendalian agar
tidak berkelanjutan yang akan membebani keluarga dan masyarakat
serta kualitas bangsa.
Masalah tersebut mulai dari kekerasan terhadap anak dan
perempuan terutama kekerasan seksual, anak jalanan, pornografi,
penyalahgunaan Napza, kecanduan media elektronik dan jejaring
sosial, gangguan kejiwaan, bencana, tekanan psikologis, kepikunan
dan sebagainya yang kurang mendapat perhatian atau terabaikan
karena ketidakpahaman, kelelahan menghadapi, kurang peduli,
ketersediaan dan akses pelayanan kesehatan jiwa yang sulit
dijangkau.
Hal ini harus segera dicegah dan dikendalikan karena akan
membebani keluarga, masyarakat dan negara menyangkut
kualitas bangsa.
20. Diagnosis dan Pengobatan
Sesuai ketentuan UU Kesehatan Jiwa nomor 18 tahun 2014,
untuk melakukan diagnosa ganggan jiwahanya dapat
dilakukan oleh profesi psikologi klinis dan psikiater.
Proses diagnosis ini hanya dapat dilakukan melalui konsultasi
tatap muka secara langsung baik dengan psikolog klinis atau
psikiater. Pembiayaan pengobatan gangguan jiwa dapat
ditanggung melalui skema BPJS Kesehatan pada layanan
Kesehatan Jiwa yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
yang bermitra.
Penanganan masalah kesehatan jiwa dapat berupa
pengobatan maupun terapi pendukung lainnya.
21. Diagnosis dan Pengobatan
Sesuai ketentuan UU Kesehatan Jiwa nomor 18 tahun 2014,
untuk melakukan diagnosa ganggan jiwahanya dapat
dilakukan oleh profesi psikologi klinis dan psikiater.
Proses diagnosis ini hanya dapat dilakukan melalui konsultasi
tatap muka secara langsung baik dengan psikolog klinis atau
psikiater. Pembiayaan pengobatan gangguan jiwa dapat
ditanggung melalui skema BPJS Kesehatan pada layanan
Kesehatan Jiwa yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
yang bermitra.
Penanganan masalah kesehatan jiwa dapat berupa
pengobatan maupun terapi pendukung lainnya.
22. Sejumlah isu penting
Sejumlah isu penting yang
perlu dipahami dalam
menyikapi permasalahan
kesehatan jiwa antara lain
23. Sejumlah isu penting
1. Penghapusan Stigma
Amat penting untuk bersama-sama menghapus stigma
terhadap masalah kesehatan jiwa. Gangguan Jiwa bukan
disebabkan kurang iman, kurang ikhlas, kurang bersyukur,
karma, dosa turunan atau azab.
Kita perlu menyampaikan kepada umat bahwa masalah
kesehatan jiwa sangatlah kompleks. Meliputi faktor biologis,
psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Agama dapat menjadi
faktor penguat kesehatan jiwa seseorang bila dipahami
secara seimbang.
24. Sejumlah isu penting
Pemahaman agama yang baik dapat menguatkan dari sisi
spiritual. Demikian juga kebijaksanaan hidup yang diperoleh
dari adat istiadat dari budaya masyarakat.
Menghapus stigma kurang iman dapat mengangkat harkat
dan martabat ODGJ dan keluarganya dari pandangan
sesama umat. ODGJ dan keluarganya dapat bangkit dari
perasaan tidak berharga di mata Tuhan dan di mata seluruh
sesama umat.
25. Sejumlah isu penting
2. Bunuh diri
Perlu dipahami bahwa fenomena bunuh diri umumnya terjadi
pada orang yang sedang mengalami gangguan jiwa berat
yang terlambat terdeteksi dan terlambat ditangani secara
medis.
Artinya bunuh diri adalah dampak dari penyakit otak yang
berat. Serta kegagalan orang-orang di sekitarnya berperan
sebagai sistem dukungan (support system) sehingga kita
kecolongan. Karena itu sudah saatnya kita mengubah sikap
kita terhadap korban dan keluarganya dengan sudut pandang
belas kasih(Compassion).
26. Sejumlah isu penting
Marilah kita hindari ungkapan bahwa orang yang bunuh diri
akan masuk neraka ketika kita mengetahui ada kejadian
bunuh diri. Mari kita berikan ungkapan keprihatinan dan
berikan penghiburan pada keluarga yang ditinggalkan.
Doakan agar segala perbuatan baiknya diterima oleh Tuhan,
dilipatgandakan pahalanya, dihapuskan segala dosanya.
Ceritakan hal baik saja. Dengan sikap seperti itu justru akan
menunjukkan bahwa kita berakhlak mulia seperti ajaran
agama yang kita anut.
27. Sejumlah isu penting
Bila ingin membahas soal bagaimana Tuhan membenci
bunuh diri lakukanlah di tempat dan kesempatan lain dan
pada saat umat sedang sehat agar mereka bisa memahami
ajaran tersebut sebagai tindak pencegahan bunuh diri secara
dini.
Bukan pada orang yang sudah beresiko gangguan jiwa berat.
Hindari komentar dan sikap menghakimi. Biar Tuhan yang
menilai.
28. Sejumlah isu penting
3. Perlakuan bermartabat pada ODGJ
Marilah kita tanamkan kepedulian umat beragama dan kelompok adat
untuk menghargai dan memperlakukan Orang Dengan Gangguan
Jiwa secara bermartabat. Mengalami Gangguan Jiwa tidak
menurunkan derajat kemanusiaan seseorang.
Karena gangguan jiwa sama seperti penyakit apapun, bisa dialami
oleh siapapun kapanpun. Terlebih lagi pada ODGJ yang terlantar, kita
harus memperlakukan mereka dengan belas kasih. Karena mereka
adalah kaum the most marginalized people, kelompok orang yang
paling terpinggirkan.
Sikap kepedulian kita terhadap ODGJ seyogyanya sama seperti kita
peduli pada penderita penyakit lain seperti kanker, diabetes, sakit
jantung, dan lain-lain. Di saat sakit itulah mereka paling
membutuhkan dukungan dan pertolongan kita.
29. Sejumlah isu penting
4. Stop pelanggaran HAM, penelantaran dan Pemasungan
terhadap ODGJ.
Seluruh tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat di
seluruh Indonesia mari kita serukan pada umat beragama dan
masyarakat pada umumnya untuk menghentikan praktek
kekerasan, penelantaran atau pemasungan pada ODGJ. Baik
di rumah-rumah warga atau di panti tradisional, pesantren
gangguan jiwa atau penampungan ODGJ.
Mari kita dorong pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan
kota hingga kelompok terkecil bekerja sama membebaskan
korban pasung dan mengatasi keterlantaran.
30. Sejumlah isu penting
5. Mencari pertolongan sedini mungkin
Memberikan pemahaman pada masyarakat untuk mau terbuka dan
meminta pertolongan orang lain bila ada masalah kehidupan yang
berat. Tidak perlu malu meminta bantuan.
Curhat kepada Tuhan untuk permasalahan yang sangat pribadi.
Curhat pada pasangan, saudara kandung, anak, ortu, teman dan
seterusnya. Boleh juga pada tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh
masyarakat. Atau kepada guru.
Bila dirasakan sudah mengganggu kualitas hidup, segera
berkonsultasi ke perawat atau dokter umum di puskesmas, atau
langsung ke RSUD atau RS Jiwa terdekat ke psikolog atau psikiater.
Itu adalah sikap positif untuk kesehatan jiwa raga kita.
31. Sejumlah isu penting
6. Komunitas Agama yang Inklusif
Terimalah kembali jamaah yang mengalami gangguan jiwa
dalam komunitas masing-masing. Berikan dukungan sesama,
pembinaan keagamaan yang baik, libatkan dalam kegiatan
sosial agar ODGj cepat pulih dan merasa diterima dalam
komunitasnya kembali.
Dukung ODGJ dan keluarganya untuk tetap berkonsultasi
dengan profesional kesehatan jiwa secara teratur.
32. Sejumlah isu penting
7. Pengalaman Spiritual atau Gangguan Jiwa
Alangkah baiknya para tokoh agama atau tokoh adat bekerjasama
dengan petugas kesehatan baik perawat kesehatan jiwa (psychiatric
nurse), psikolog klinis atau psikiater dalam mengelola masalah
kesehatan jiwa di tengah masyarakat.
Pengetahuan kesehatan jiwa yang baik dapat membekali para tokoh
agama dan tokoh adat agar mampu membedakan mana yang
merupakan pengalaman spiritual dan mana yang ciri gejala gangguan
jiwa.
Peningkatan minat yang tiba-tiba dan ekstrim terhadap filsafat dan
agama belum tentu merupakan peningkatan kualitas psiritual
seseorang. Dapat juga merupakan gejala awal munculnya masalah
gangguan jiwa berat. Dampingi dan ajak berkonsultasi segera ke
petugas kesehatan agar bisa dihindari permasalahan yang tidak
diinginkan.
34. Thanks!
Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia
Jl. Jatinegara Timur 99 Balimester, Kampung Melayu Jakarta Timur,
Telp: 6221-8579618, Email: info.kpsi@gmail.com
Sumbangan bisa ditransfer melalui rekening:
Nama account: Peduli Skizofrenia Indonesia,
No Rek: 8000-8156-4900, Bank CIMB Niaga Ruko Bonagabe