Dokumen ini membahas perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman disintegrasi dengan menjelaskan beberapa pertempuran penting melawan Belanda dan sekutu seperti Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Pertempuran Ambarawa, dan Pertempuran Medan Area. Juga dibahas peristiwa-peristiwa penting lainnya seperti Perjanjian Linggarjati dan upaya pemecahan wilayah oleh Belanda.
1. Bab III
Perjuangan Bangsa Indonesia
Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Dari Ancaman
Disintegrasi
Disusun oleh :
1. Agus Purnomo (02)
2. Ahmad Syaroffudin (05)
3. Alifah Salsa Dila (06)
4. Asya Rizkifna Renaning Galih (08)
5. Ma’rifatun Nur Aeni (15)
2. A. Perjuangan Bangsa Indonesia untuk
Mempertahankan Kemerdekaan
• Berdasarkan Civil Affairs Agreement, tanggal 23 Agustus 1945 Inggris bersama
tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh
• 15 September 1945, tentara Inggris selaku wakil sekutu tiba di Jakarta bersama Dr.
Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu.
• Sekutu datang bersama NICA (Netherland Indies Civil Administration) dipimpin
oleh Dr. Hubertus J. Van Mook yang bertugas membuka perundingan atas dasar
pidato siaran radio Ratu Wilhelmina tahun 1945.
• Penyelewengan kedatangan AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies) yang
dilakukan oleh pihak Belanda sehingga terjadi pemberontakan dan bentrokan
senjata di beberapa daerah di wilayah Indonesia
3. 1. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
• Tanggal 25 Oktober 1945, Pasukan Sekutu mendarat di Surabaya dibawah pimpinan
Brigadir Jnedral A.W.S Mallaby dari Inggris.
• Tanggal 25 Oktober 1945, 6000 pasukan Inggris dari India tiba di Surabaya untuk
menguingsikan tawanan.
• Tanggal 27 Oktober 1945, pesawat terbang Inggris menyebarkan pamflet yang
memerinrtahkan rakyat Surabaya untuk menyerahkan senjata yang dirampas dari
Jepang.
• Tanggal 28 Oktober 1945 sampai 30 Oktober 1945, sekitar 20.000 pasukan TKR dan
120.000 pemuda melakukan perlawanan terhadap tentara Inggris.
• Penawanan Jendral mallaby
• Tanggal 30 September 1945, terjadi perundingan antara Panglima Sekutu Jendral Sir
Philip Christison dengan Presiden Suharto, Wakil Presiden Moh.hatta, dan Menteri
Penerangan Amir Syariffudin
• Gencatan senjata yang dimulai tanggal 30 Oktober 1945
• Tewasnya Jendral Mallaby didepan Gedung Internatio
• Pengultimatuman pihak tentara Indonesia dan para pemuda agar menyerahkan diri
selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 WIB.
• Penyerangan besar-besaran dari darat, laut, dan udara oleh tentara sekutu
• Penetapan hari Pahlawan tanggal 10 November dan pembuatan Tuigu Pahlawan di
Surabaya untuk mengenang jasa pahlawan.
4. 2. Pertempuran Ambarawa
Oktober 1945, tentara Sekutu dan NICA bergerak dari Semarang menuju Ambarawa
untuk membentuk pertahanan dan melucuti tentara Jepang.
Tanggal 26 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara pasukan TKR dan Tentara
Gabungan inggris dan NICA.
Tanggal 21 November 1945 Sekutu menggabungkan diri dengan NICA dan mundur
dari Magelang ke Ambarawa
Penghadangan pasukan Sekutu di Desa Jambu dibawah pimpinan Sastrodiharjo
Tanggal 23 November 1945, pecahlah pertempuran TKR dibawah pimpinan Letkol
Isdiman dan Mayor Suharto dengan Sekutu
Gugurnya Letkkol Isdiman dan digantikan oleh Kolonel Sudirman.
Penggunaan taktik Supit Urang (Menyerang Dari Dua Sisi) oleh Jendral Sudirman
Tanggal 12 Desember 1945, Penyerangan besar-besaran oleh Pejuang Indonesia
Tanggal 15 Desember 1945 , Sekutu mundur ke Semarang dan penetapan Hari
Infanteri serta didirikannya Monumen Palagan Ambarawa
5. 3. Bandung Lautan Api
• Tanggal 17 Oktober 1945, Sekutu tiba di bandung
• Tanggal 21 November Sekutu mengeluarkan ultimatum agar kota bandung bagian
Utara dikosongkan paling lambat tanggal 29 November 1945
• Tanggal 6 Desember 1945 pecahlah Pertempuran Sekutu dan Pejuang Indonesia
• Tanggal 23 Maret 1946, Sekutu mengulangi Ultimatum
• Tanggal 24 Maret 1946 terjadi penentangan dan serangan besar-besaran
• Dalam pertempuran ini, pejuang Indonesia melakuklan serangan ke pos-pos Sekutu
dan mengundurkan diri sambil membumihanguskan bandung Utara
6. 4. Pertempuran Medan Area
• Kedatangan sekutu di medan pada tgl 09 oktober 1945 di pimpin oleh TD.KELLY. Di
ikuti pasukan NICA yang ingin mengambil alih pemerintahan.
• Berita proklamasi baru sampai di medan tgl 27 agustus 1945 yg di bawa oleh mister
Teuku M.hasan
• terjadi berontakan ber senjata dengan pejuang indonesia Yang di pimpin oleh
A.THOHIR.
• Tgl 13 oktober 1945 terjadi pertempuran antara sekutu dengan para pemuda pejuang
dan TKR .
• Tgl 01 desember 1945 sekutu memasang pangumuman FIXED BOUNDARIES
MEDAN AREA .
• Tgl 10 desember 1945 sekutu dan Nica melakukan serangan besar –besaran di kota
Medan .
• Bulan april 1946 inggris ber hasil menduduki kota medan .
• Tgl 10 agustus 1946 di tebing tinggi telah di bentuk komando Resimen Laskar rakyat
Medan Area bertugas mengusir penjajah .
• Kedatangan sekutu di medan pada tgl 09 oktober 1945 di pimpin oleh TD.KELLY. Di
ikuti pasukan NICA yang ingin mengambil alih pemerintahan.
7. 5. Puputan Margarana
• Tanggal 19 september 1946 Belanda mengakui secara de facto RI dengan wilayah
kekuasaan Sumatra,Jawa,Madura.
• Tanggal 2 maret 1949 Belanda mendaratkan kurang lebih 2000 pasukan tentara
di Bali.
• Dalam perjanjian Linggarjati Belanda merasa bebas menguasai bali namun
pasukan TRI di Bali dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai menolak penjajahan
belanda dan ajakannya untuk membentuk negara Indonesia timur
• Tgl 20 november 1946 terjadi perang puputan /perang habis habisan di
margarana daan i Gusti Ngurahrai gugur pada usia 6 tahun.
8. 6. Peristiwa Merah putih di Minahasa
Penyambutan berita proklamasi oleh rakyat Minahasa
Gerakan Rakyat Minahasa diprakarsai oleh Dewan Minahasa yang dipimpin oleh
Palengkahu
September 1945, tentara Sekutu mendarat di Minahasa diikuti oleh kedatangan
Tentara NICA
Pelarangan pengibaran Bendera Merah Putih di Minahasa oleh Tentara Sekutu
Terjadinya bentrokan di Tondano dan Tomohon
Perlawanan dengan Gerakan Bawah Tanah
Dr. Sam Ratulangi sebagai pemrakarsa petisi yang menyatakan bahwa rakyat
Sulawesi mendukung kemerdekaan RI
Penangkapan Sam Ratulangi dan dibuangnya beliau ke Serui, Papua tahun 1946
9. 7. Peristiwa Westerlling di Makassar
Pembentukan Pusat Pemuda Nasional Indonesia oleh Dr.G.S.S.J Ratulangi yang
bertujuan untuk menampung aspirasi pemuda yang dimpin oleh Manai Sophian
Bulan Desember 1946 Belanda mengirimkan pasukan ke Sulawesi dibawah
pimpinan Kapten Raymond Westerlling
Tujuannya adalah untuk membersihkan daerah Sulawesi dari pejuang –pejuang
Republik dan menumpas Perlawanan Rakyat yang menentang Pembentukan Negara
Indonesia Timur
Usaha pemecah belahan rakyat seperti A.Rivai, Paersi, dan Robert Wolter
Monginsidi
Pembentukan Laskas Pemberontak Indonesia Sulawesi (LAPRIS) yang dipimpin
oleh Ranggong Daeng Romo, Makkaraeng Daeng Djarung dan Robert Wolter
Monginsidi
Pejuang wanita di Sulawesi yaitu Emmy Saelan yang bertempur melawan Belanda di
Kassi-Kassi
Tanggal 7-25 Desember 1946 pasukan Westerlling membunnuh beribu-ribu rakyat
yang tidak berdosa
Tanggal 11 Desember 1946 Belanda menyatakan Sulawesi dalam keadaan perang
dan hukum militer
Raymond Westerlling mengadakan aksi pembunuhan massal di desa-desa dan
40.000 nyawa melayang
10. 8. Perjanjian Linggarjati
• Perjuangan diplomasi yang dilakukan Republik Indonesia
• Pelaksanaan Program Politik Pemerintah oleh kabinet Syahrir
• Pemblokadean ekonomi Belanda terhadap bangsa Indonesia yang didukung
oleh Amerika Serikat
• Usaha pemecahbelahan belanda terhadap tanah air melalui berbagai
konferensi :
1. Konferensi Malino tanggal 15-25 Juli 1946
2. Konferensi Pangkal Pinang tanggal 1-12 Oktober 1946
• tanggal 4 Januari 1946 Ibukota RI resmi pindah ke Yogyakarta
• Tanggal 7 Oktober 1946 diakan perundingan dengan pihak Belanda di Linggarjati
• Hasil keputusan perjanjian Linggarjati :
1. Pemerintah Belanda mengakui secara de facto kekuasaan RI dengan wilayah
kekuasaan meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura
2. RI dan Belanda akan bekerj asama dalam bentuk Negara RIS dan Negara RI
merupakan salah satu bagian dari RIS
3. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda
sebagai ketuanya
• Tanggal 25 Maret 1947 ditandatangani oleh wakil pemerintah masing-masing:
Delegasi Indonesia diwakili oleh PM Sutan Syahrir dan Belanda oleh
Prof.Schmerhorn