Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Bayan hidayah bertujuan membuka hati jamaah dan mengingatkan tentang pentingnya dakwah serta perbaikan diri. Dakwah dianggap sebagai warisan Nabi yang wajib dijalankan setiap muslim untuk memperkuat iman dan amal sholeh. Tujuan utama dakwah adalah untuk perbaikan diri melalui peningkatan rasa takwa kepada Allah.
1. P a g e | 1
Bayan hidayah Nisab 3 Hari
# Pengantar
Bayan hidayah, adalah bayan pembuka. Pembuka hidayah.
Dengan bayan ini, diharapkan ada kekuatan selama 3 hari.
Kalau jamaah susah diatur amir, pecah tertib-pecah hati,
barangkali karena bayan hidayahnya, juga asal-asalan.
Penyampaian bayan hidayah ini, perlu orang-orang tertentu
yang membawakan. Bukan sembarangan orang. Sebaiknya
yang sudah paham dakwah, juga punya pengorbanan yang
besar untuk agama. Dakwah sudah melekat, menjadi sifat
dalam keseharian. Terutama, dinilai dari amalan infiradi-
maqomi-intiqoli, yang dianggap paling baik di antara yang
hadir di tempat itu. Lebih baik lagi, kalau petugas bayan
hidayah, ahliyahnya sudah pernah keluar masturah. Ini lebih
sempurna. Benih yang tepat, ada pada tanah yang subur. Jika
tanah subur saja kurang bisa tumbuh yang baik, apalagi pada
tempat yang cadas, keras lagi gersang.
Selain itu, dalam petugas bayan hidayah, hendaknya shalat
hajat 2 rakaat terlebih dahulu. Do'a agar para jamaah Allah
berikan kepahaman. Karena bayan hidayah yang akan kita
sampaikan, belum tentu bisa dipahami sebagus apa pun
penyampaian. Yang berikan paham hanya Allah. Tawaddu'
penuh pengharapan, penuh adab kepada Allah. Agar dapat
tawajjuh, sebaiknya do'a mohon hidayah, mohon dibukakan
ilham.
Berbeda dengan bayan wabsy yang menitikberatkan pada
perlunya perbaikan amalan maqomi. Materi bayan hidayah,
sebenarnya menyangkut masalah 'pembuka hati' atau
pemancing hidayah. Kemudian, tambahkan dengan ushul-
ushul dakwah. Ingatkan soal tata tertib pada amir, beberapa
hal yang perlu diperbanyak, yang harus ditinggalkan, dan
lain-lain. Ulang-ulang. Ingatkan kembali soal dua hal tadi;
pembuka hati dan ushul-ushul dakwah. Tambahkan juga,
maksud perbaikan untuk keluar 3 hari untuk apa. Sampaikan
harapan perbaikan soal 5 hal; Niat perbaikan aqidah,
perbaikan ibadah, perbaikan mu’amalah, perbaikan
mu’asyarah, serta perbaikan akhlaq.
2. P a g e | 2
Kalau soal penyampaian ushul-ushul dakwah, sudah banyak
paham. Kita abaikan saja. Lalu bayan pembuka hati. Para
ulama, sarankan agar bayan hidayah ini seperti bayan para
nabi. Materinya seperti panggilan azan. Dalam azan,
dikenalkan dahulu "Allahu Akbar." Baru isi dengan
mengenalkan keagungan Allah, sifat-sifat Allah, rasa cinta
kepada Nabi dan sahabat, dan seterusnya. Sehingga urutannya,
kira-kira sebagai berikut ;
+ Panggil dengan kebesaran Nama Allah (Allahu Akbar 2x)
+ Kenalkan Allah (Asyhadu alla ilaha illallah)
+ Kenalkan Rasul (Asyhadu anna Muhammadar rasulallah)
+ Ajakan atau tasykil iman dan amal sholeh
+ Berikan fadhilah iman dan amal sholeh
+ Yakinkan adanya Allah. Tiada Tuhan selain Allah.
Do'a. berdo'a adalah senjata orang muslim. Apa pun berkah,
jika ada do'a dalam suatu amal. Tutuplah dengan do'a setelah
penyampaian bayan hidayah. Sebaiknya, orang yang memiliki
ruh tinggi dalam dakwah yang diutamakan sebagai pemimpin
do'a. Berdo'a agar para ulama, tokoh masyarakat, dibukakan
hidayah. Disatukan hati sebagai sesama muslim. Terutama
untuk para jamaah, agar dikuatkan imannya. Diberikan
kesatuan langkah, kesatuan hati.
# Contoh bayan hidayah untuk 3 hari
Allah Subhanahu wa ta'ala Maha Kuasa. Kekuasaan Allah
tanpa batas. Sedangkan makhluk-makhluk Allah, jika
diberikan kekuasaan, maka ada batasnya. Punya gelar-
pangkat-jabatan, hanya di dunia saja. Juga ketika berkuasa di
suatu tempat, tempat lain, bukan dibawah kekuasaannya.
Jendral bisa pensiun, atasan bisa turun. Ada masanya, ada
waktunya. Kekuasaan suatu kelompok, suatu negara, atau
barang kali suatu bangsa, dipergilirkan. Dulu ada Romawi, ada
juga Persia. Bahkan Islam juga pernah berjaya. Namun, semua
itu, lagi-lagi ada masanya. Ada ajalnya.
َ ۡ َ َ َ ۡ ُ ُ َ َ
أ َء
ٓ َ ا
َ
ذِإۚ
ٌ َ َ
أ ٍ
ُ
أ ِ
ّ ُ
ِۡٔ
َ
ن ُ ِ
ۡ َ ۡ َ َ َو
ٗ َ َ َ
ونُ ِ
3. P a g e | 3
Kepintaran-kepandaian manusia, bisa berkurang, karena
waktu. Semakin lama, semakin tua, malah semakin banyak
yang lupa. Bahkan, kepintaran-kepandaian manusia bisa
hilang sama sekali. Sedangkan Allah, Maha Alim. Maha
Mengetahui. Kekuasaan Allah, sejak dahulu, sampai kapan
pun tetap berkuasa. Seandainya seluruh makhluk-makluk,
enggan taat pada Allah, maka sama sekali tidak akan membuat
Allah menjadi turun derajat-Nya. Allah tidak akan pensiun,
tidak lupa, tidak pikun, juga tidak akan hilang kekuasaan-Nya
sampai kapan pun. Walaupun seluruh manusia di dunia ini,
tidak taat pada Allah. Allah tidak rugi. Justru manusia yang
rugi. Karena Allah yang merajai langit-bumi, dan penguasa
seluruh alam semesta beserta isinya.
ِ َِ
ِٱٰ َٰ َ
ِتَ َوِٱ
َ ۡ
ِض
Kepunyaan Allah. Apa-apa yang ada dilangit, apa-apa yang
ada di bumi.
Hari ini, dengan kemuliaan-keagungan Allah, juga karena
kehendak Allah. Kita hadir di sini. Kita dipertemukan,
dikumpulkan di majelis yang mulia ini, karena Allah pilih kita,
karena Allah melihat, Allah Mengetahui ada amalan-amalan
kita yang diterima oleh Allah. Sehingga dengan amal yang kita
tidak sadari itu, Allah dudukkan di tempat yang sangat mulia
ini, dalam rangka untuk islah diri. Tazkiyatunnafs
(membersihkan jiwa). Kita sama pasang niat, hanya untuk
perbaikan diri.
Setelah Nabi diangkat menjadi Rasul, pekerjaan tetap yang
beliau lakukan adalah berdakwah. Perintah shalat sudah ada,
namun belum di-syariatkan kepada kaum Muslimin.
Kewajiban shalat, ada kira-kira tahun ke-11 dari kenabian,
setelah Isra Mi'raj. Dari itu, para sahabat yang termasuk orang
awwalun, seperti Ja'far bin Abu Thalib, hanya melakukan
perintah wajib berdakwah, sewaktu Hijrah ke Habasyah.
Dakwah yang dilakukan sahabat pada waktu itu, adalah
dakwah aqidah, sekaligus dakwah bid dakwah. Dakwah untuk
menyakinkan diri, kalau Islam yang baru mereka anut, adalah
4. P a g e | 4
pilihan yang benar. Caranya dengan mengajak keluarga,
tetangga, karib-kerabat untuk memilih jalan Islam.
Ragam dakwah, kata para alim-ulama, ada banyak jenis.
Misalnya; dakwah bil hal (menyumbang), dakwah bil kutub
(belajar di majlis ta'lim), serta dakwah bid dakwah (dakwah
mengajak orang juga berdakwah), dan banyak lagi. Sedangkan
dakwah di jaman kita, lebih banyak dakwah dengan tema
iman dan amal soleh.
Sehingga dakwah ini adalah jalan para Nabi- Rasul yang
sangat penting. Dakwah menjadi penguat keimanan seseorang.
Apalagi banyak yang baru memeluk Islam. Tentunya butuh
dakwah. Hanya dengan cara berdakwah, keyakinan akan
bertambah.
Rasulallah Saw, adalah Nabi terakhir. Sehingga tugas kenabian
diwariskan kepada umatnya. Karena sifatnya warisan, semua
orang muslim, berhak mendapatkan tugas yang mulia ini.
Tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin, kalau seorang muslim,
maka ada kewajiban dakwah. Walau pun tidak sejajar dengan
para Nabi, umat Nabi dijadikan naib atau wakil dari kerja
Nabi. Jadi kita, umat Nabi mengambil kerja Nabi, hanya
semata-mata sebagai wakil, karena tidak ada Nabi lagi yang
turun untuk memperbaiki syariat. Jadi, karena warisan, bagi
yang tau, bagi yang mau saja. Tidak ada paksaan.
Allah perintahkan dalam al-Qur'an ;
ُ َ ۡ َو
َ
ِإ
َ
ن
ُ ۡ َ ٞ ُ
أ ۡ ُ
ِّٱِ
ۡ َ ۡ
ِ
َ
ونُ ُ ۡ َ َوِوفُ ۡ َ ۡ
ِ
َ َ
نۡ َ ۡ َ َو
ٱِ
َ ُ ُۡ ُ َ
ِ
َ ْو
ُ
أَوٱ
َ
ن ُ ِ
ۡ ُ ۡ
"Hendaklah ada diantara kamu (Ya ummata Muhammadin),
yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari kemungkaran. Merekalah orang-
orang yang beruntung." (QS. Ali Imran [3] ayat 104).
Jadi orang yang beruntung, adalah orang yang mengambil
kerja dakwah ini. Kalau kita berfikir tentang dakwah,
terkadang yang terpikir adalah orang lain. Yang terpikir
5. P a g e | 5
adalah obyek dakwah. Padahal, hakikat dakwah adalah untuk
islah diri. Karena dengan dakwah, hanya dengan jalan
dakwah, seseorang bisa menjadi lebih baik. Ada perbaikan
iman dan amal. Orang yang berilmu, orang alim, jika tidak
dakwah, maka ilmunya akan menggelap hati. Sedangkan
orang dakwah, walau ilmunya sedikit, walau miskin-miskin,
walau bodoh-bodoh, maka Allah akan menerangi hatinya.
Namun demikian meski berdakwah, mengajak manusia pada
Allah, hakikat dan tujuannya semata-mata perbaikan diri.
Lingkungan, orang-orang di sekitar kita, semuanya dalam
genggaman dan pengawasan Allah. Jika Allah kehendaki
semuanya taat, semuanya menjadi orang baik, ini mudah saja
bagi Allah. Allah bisa menjadikan makhluk-makhluk punya
sifat taat seperti para Malaikat. Selalu bertasih, memuji Allah.
Taat dengan semua kehendak Allah. Namun, Allah
memberikan kesempatan ini kepada manusia. Apakah mau
ikuti perintah-perintah Allah, atau mengabaikannya.
Sebenarnya, setiap orang mengetahui perintah dan larangan
Allah. Karena lemahnya iman yakin pada Allah, pasang-
surutnya iman, perintah Allah terasa berat dilakukan. Shalat
misalnya. Seluruh muslim, paham kewajiban shalat. Mengapa
banyak tetangga, teman, kenalan yang nyata-nyata tidak
mengerjakan shalat. Padahal, jika meninggakan shalat, maka
namanya sudah ada di Neraka. Tertulis di sana. Karena iman
yang lemah. Bahkan kadang anggota keluarga sendiri malah
tidak shalat. Lebih aneh lagi, kalau kalangan berilmu, tau
agama, malah ada tidak mau shalat. Sekalipun shalat, hanya
dikerjakan di rumah saja. Karena memang ilmu hanya sebagai
penghantar saja. Sebagai pengetahuan, untuk memahami
shalat. Ada pun yang menggerakkan agar mau shalat, adalah
iman. Iman yang kuat, perintah-perintah Allah seperti shalat,
mudah dilakukan tanpa perlu diawasi orang lain.
Kalau kita sering mendakwahkan kebesaran Allah, keagungan
Allah, maka jika terus diulang-ulang, akan masuk ke dalam
hati. Karena apa yang kita ucapkan dalam dakwah, pasti
telinga kita lebih dekat dengan apa yang kita ucapkan sendiri.
Kalau sudah muncul sifat ini, maka diri kita akan lebih mudah
menerima perintah-perintah Allah. Sifat takwa terus tumbuh.
6. P a g e | 6
Sehingga gairah amal-ibadah akan meningkat. Perbaikan yang
sebenarnya, akan terwujud.
اًﻳﺪِﺪَ ﺳ ًﻻْﻮَﻗ اﻮُﻟﻮُﻗَ وَ اﷲاﻮُﻘَّﺗ ااﻮُﻨَﻣ آَﻦﻳِﺬَّ اﻟﺎَﻬُّﻳَ أﺂَﻳ.ْﻢُﻜَﻮﺑُﻧُ ذْﻢُﻜَ ﻟْﺮِﻔْﻐَﻳَ وْﻢُﻜَﺎﻟَﻤْﻋَ أْﻢُﻜَ ﻟْﺢِﻠ ْﺼُﻳ.
Bertakwalah pada Allah. Ucapkan dengan teguh kalimat la
ilaha illallah (perkataan Tauhid) . Maka akan diperbaiki amal-
amalmu, dan diampuni dosa-dosamu.
Dengan cara beriman kepada Allah, lalu berdakwah, akan
diampuni dosa-dosa. Akan dicuci. Segala bentuk kemusyrikan,
perlahan akan dikikis. Sehingga para alim-ulama katakan,
taubat yang sesungguhnya adalah dengan cara berdakwah.
Karena akan ada balasan berupa surga. Sedangkan orang yang
berhak atas surga, adalah yang bersih-bersih saja.
***
Dalam waktu yang sebentar ini, nisab 3 hari ada hal-hal yang
perlu diperbaiki. Antara lain ;
Niat perbaikan aqidah,
Niat perbaikan ibadah,
Niat perbaikan mu’amalah,
Niat perbaikan mu’asyarah, dan
Niat perbaikan akhlaq.
Niat perbaikan aqidah. Perbaikan aqidah hanya dengan
berdakwah. Sebab, jika diibaratkan kita sebagai penjual barang
(sales-marketing), kita harus yakin, kalau barang ini berguna.
Yakin, kalau barang ini juga akan laku. Jadi, harapannya,
setelah ada di sini 3 hari, keyakinan kepada Allah semakin
bertumbuh mantap. Aqidah kita, yakin kalau Allah Maha
Pencipta-Maha Merajai- dan Maha Pemberi Rezeki. (Allah
Khaliq-Allah Malik-Allah Raziq). Kita ulang-ulang kalam
dakwah.
Apabila dalam program jaulah, di jalan melihat rumah megah,
tidak terkesan. Baca do'a agar kemewahan rumah orang, tidak
masuk dalam hati. Banyak dzikrullah, yakinkan hati, kalau
kemewahan itu Allah yang berikan. Di akhirat, kita akan lebih
7. P a g e | 7
kaya lagi, lebih mewah dari rumah sebesar apa pun di dunia
ini.
Niat perbaikan ibadah. Ibadah adalah penunjang dakwah.
Ibadah bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban.
Dalam masa 3 hari ini, ibadah sunnah perlu ditingkatkan.
Yang malas tahajud, jadi tambah rajin, karena dibantu dengan
suasana di sini. Kemudian yang belum bergairah baca al-
Qur'an, maka jadi tambah semangat. Kita perbanyak ibadah,
terutama amalan sunnah.
Ketiga, perbaikan mu'amalah. Mu'amalah adalah hubungan
sesama manusia, yang menyangkut ekonomi. Misalnya jual
beli, bekerja, hutang-piutang, pinjam-meminjam. Intinya ada
hubungan soal ekonomi. Jadi, harapannya, dengan belajar, tau
hukum-hukum dan adab dalam Islam, soal ekonomi. Misalnya,
setelah pulang dari 3 hari, segera berusaha melunasi hutang-
piutang. Karena hutang, adalah separuh jiwa. Artinya, jika kita
berhutang, maka ada rasa takut kepada pemberi hutang.
Contoh lain, misalnya berdagang. Harapannya, dalam usaha
jual-beli, meninggalkan cara-cara haram dalam mencari
harta. Curang dalam timbangan, dan lain-lain. Harta haram,
adalah pengundang bencana, pembuat do'a menjadi tidak
makbul.
Lalu, berikutnya, mu'asyarah. Perbaikan ini, menyangkut
perbaikan dalam pergaulan. Jadi, tinggalkan orang-orang
yang berperilaku buruk dalam keseharian kita. Kecuali, ada
niat yang kuat dalam hati, agar bisa menyampaikan dakwah.
Mu'asyarah penting, karena lingkungan pergaulan,
berpengaruh pada jiwa seseorang. Jangankan dengan manusia,
bergaul dengan hewan saja, berpengaruh. Rasulallah Saw
pernah contohkan, penggembala kambing jiwanya akan lebih
lembut, daripada penggembala kuda atau unta. Penggembala
kuda dan unta, akan tercemar dengan sifat ternaknya yang
terkesan; besar, kuat, dan tangguh. Jadi menurut baginda
Rasul, bergaul dengan kuda dan unta, saja dapat mewarnai
kejiwaan seseorang, sehingga tampak merasa lebih gagah,
lebih perkasa.
8. P a g e | 8
Juga, dalam mu'asyarah pada lingkungan keluarga. Sayang
istri, hargai anak, wujudkan silaturahmi pada tetangga.
Terutama menjenguk orang yang sedang sakit. Da'i adalah
contoh. Suri tauladan. Perbaikan pada hubungan-mu'asyarah,
tentu sangat penting. Jangan sampai dianggap sebagai angkuh,
dan mau menang sendiri. Terutama, tinggalkan perdebatan.
Karena, berdebat hanya akan membuat hidayah lari. Allah
benci orang yang bertikai. Kata Syech abdul Qodir Jailani
rahmatullah 'alaihi, "berdebat dengan orang jahil, hanya akan
mengeraskan hati, dan memperbanyak dosa saja."
Terakhir, adalah akhlaq. Adab seseorang, lebih dihargai
daripada ilmu seseorang. Ketinggian ilmu seseorang, karena
punya etika yang baik dalam pergaulan. Sayang kepada yang
muda, hormat kepada yang lebih tua. Bersifat rendah diri,
pada ulama. Masyayikh kita berpesan, agar menghormati 4
kelompok orang; ulama (ahli ilmu agama), ahli dzikir-ibadah,
ahli tasawuf (tarikat), dan hafidz al-Qur'an. Mereka-mereka
ini adalah pasak atau tiang suatu kampung. Sebagus apa pun
dakwah seseorang, jika melecehkan ulama atau tokoh yang
dihormati, maka akan dilawan dakwah oleh para pengikutnya.
Jadi penting untuk menjaga tertib dakwah dengan menghargai
mereka. Duduk di majelis-majelis mereka. Sebagai perbaikan
adab atau akhlak, setelah 3 hari program ini. Baginda Rasul
Saw berdakwah dengan akhlaknya.
Manfaat dari program 3 hari ini akan sangat terasa di dunia.
Jika dijaga, diamalkan dengan sungguh-sungguh. Lalu, apa
balasannya, apa untungnya jika kita taat pada Allah, cinta
rasul, menghormati sahabat, dan beramal soleh? Ampunan
Allah, akan diminumkan Rasulallah Saw, dari tangan beliau
sendiri saat di telaga Al-Kaustar. Didunia, akan timbul zuhud
dalam mengarungi hidup. Dan wara' dalam agama. Allah akan
sayang, akan bantu semua kesulitan dalam hidup kita.
Aaamieeenn..
***
# Penutup
Mudah-mudahan ada yang perbaiki, jika apa yang saya tulis
ini pasti banyak kesalahan. Sebab, dakwah yang sebenarnya
adalah terjun langsung. Apa yang saya ketik ini, adalah
9. P a g e | 9
sebagai catatan saja. Lagipula saya ini masih belum paham
betul, soal dakwah para 'anbiya tempo dahulu. Lebih banyak
korban untuk agama, akan lebih paham lagi. Insya Allah…
Jakarta, 18 Rabi' Awwal 1437. 01:47 AM.
Hamba Allah,
http://calon-masturah.blogspot.com