SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
1
TENTAMEN SUICIDE
(PERCOBAAN BUNUH
DIRI)
Oleh :
M. Faisal Idrus
2
Pendahuluan
 Bunuh diri merupakan kasus psikiatri yang sering
dijumpai Instalasi Gawat Darurat (IRD).
 Perilaku ini biasa seseorang dengan penderitaan
yang tak tertahankan, putus asa, tak berdaya
 Keadaan ini bisa terjadi secara mendadak (impulsif)
maupun direncanakan sebelumnya.
 Dahulu manula merupakan populasi terbanyak.
Namun sekarang kebiasaan ini bergeser kepada
mereka yang berusia muda dan remaja, bahkan
beberapa tahun terakhir ini perilaku tesebut juga
terjadi pada pelajar SD
3
Definisi
Suicidum (bunuh diri) adalah kematian yang dengan sengaja
dilakukan oleh diri sendiri.
Tentamen suicidum (percobaan bunuh diri) adalah upaya yang
dilakukan dengan tujuan menghabisi nyawa sendiri.
Gagasan Bunuh Diri adalah pikiran atau ide untuk menghabisi
nyawa sendiri, biasanya terdapat pada seseorang yang peka
terhadap stresor, dapat terjadi pada segala usia, dan dapat
berlangsung untuk waktu yang lama tanpa suatu upaya bunuh
diri.
Perilaku Bunuh Diri (suicidal behavior) adalah suatu perilaku
yang disengaja atau tidak, dapat membahayakan diri sendiri.
Contoh : mutilasi diri dengan memotong pergelangan tangan,
membenturkan kepala, menelan benda asing, menggigit,
menghilangkan bagian tubuh.
Dua hal yang perlu diketahui oleh seorang dokter, yaitu :
1. Kemampuan menilai adanya resiko bunuh diri
2. Melaksanakan rencana penatalaksanaan yang layak
dilakukan
4
Epidemiologi
 Perilaku ini berkaitan dengan berbagai hal seperti
jenis kelamin, umur, ras, situasi kehidupan.
 Keterkaitan bunuh diri dengan jenis kelamin. Pria
lebih banyak yang berhasil bunuh diri daripada
wanita dengan ratio 3 :1, meskipun usaha bunuh diri
lebih banyak pada wanita dengan ratio 3 : 1.
 Keterkaitan bunuh diri dengan usia. Resiko bunuh
diri meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Resiko tertinggi adalah pada usia pertengahan
(biasanya berusia diatas 45 tahun) dan usia tua.
Namun belakangan ini dilaporkan banyak juga
kasus bunuh diri pada pria muda.
5
 Keterkaitannya dengan ras. Secara keseluruhan
resiko bunuh diri lebih tinggi pada kulit putih dari
pada kulit berwarna, kecuali pada suku Indian dan
Eskimo. Dikota-kota besar angka bunuh diri pada
kulit hitam mendekati angka kulit putih.
 Keterkaitannya dengan status pernikahan. Resiko
bunuh diri dua kali lebih banyak pada mereka yang
tidak menikah dibanding dengan yang menikah.
Begitu pula pada mereka yang bercerai, janda dan
duda. Di Amerika angka bunuh diri per 100.000
penduduk, menikah : 11, janda : 24, bercerai (pria :
69 dan wanita : 18)
 Bunuh diri juga berhubungan dengan situasi
kehidupan. Resiko bunuh diri lebih pada mereka
yang tidak mempunyai pekerjaan termasuk
pengangguran dan pensiunan.
6
Etiologi
1. Episode depresi – beberapa dari pasien menggunakan obat
antidepresi merka untuk membunuh diri. Obat SSRI baru
aman dalam hal ini
2. Gangguan Kepribadian – kepribadian paranoid dan
kepribadian ambang (emosi tak stabil).
3. Insomnia berat walaupun tanpa disertai depresi dapat
meningkatkan resiko bunuh diri.
4. Penggunaan alkohol dan obat-obatan sering juga
merupakan perilaku bunuh diri dalam jangka panjang maupun
singkat bila digunakan secara berlebihan.
5. Skizofrenia disertai suasana perasaan yang depresif,
gagasan bunuh diri, gangguan proses pikir (waham), mutilasi
diri.
6. Skizofrenia dengan halusinasi perintah yang
memerintahkan untuk bunuh diri atau
7
7. Individu dengan orientasi homoseksual
mempunyai resiko bunuh diri terutama pada
remaja (dengan konflik identities), dan lanjut usia
yang depresif dan/atau alkaholik.
8. Penyakit fisik yang mengancam kehidupan,
seperti kanker, AIDS atau yang disertai rasa nyeri
yang berat dan kronis, atau yang menimbulkan
kecacatan.
9. Gangguan Stres Pasca Trauma yang disertai
rasa malu, putus asa, atau rasa berdosa.(misalnya
akibat perkosaan, penganiayaan, penjarahan,
penculikan dll).
10. Ada riwayat anggota keluarga yang bunuh diri.
11. Hidup seorang diri disertai rasa kesepian
12. Kematian pasangan hidup.
13. Problem ekonomi.
8
Penilaian
Menrut Hanke penilaian faktor resiko bunuh diri
dikategorikan menurut :
1. data epidemiologik
2. data historik,
3. keadaan fisik,
4. keadaan psikopatologik, dan
5. perilaku bunuh diri.
9
Faktor Resiko Bunuh Diri
1. Faktor resiko epidemiologik
a. Bercerai, janda > membujang > menikah
b. Umur lebih dari 45 tahun
c. Pria > wanita
d. Kulit putih > non kulit putih
e. Baru kehilangan (orang yang dicintai,
kesehatan, uang, dan pekerjaan)
f. Protestan > Katolik atau Yahudi
g. Musim semi, musim gugur > musim panas>
musim dingin.
10
Faktor Resiko Bunuh Diri
2. Data historik.
a. Riwayat keluarga dengan perilaku bunuh diri
b. Usaha atau perilaku bunuh diri sebelumnya
3. Keadaan medis penyerta
a. Keadaan sakit kronis atau terminal
b. Nyeri kronis
c. Insomnia berat, persisten
d. Hipokondriasis
11
Faktor Resiko Bunuh Diri
4. Keadaan psikopatologik terakhir
a. Kontrol impuls yang buruk
b. Pengujian realitas buruk
c. Psikosis
d. Depresi
e. Penyalahgunaan obat atau alkohol
f. Gangguan kepribadian (ambang dan paranoid)
12
Faktor Resiko Bunuh Diri
Perilaku bunuh diri
 Cara dan metode letal
 Maksud yang serius persisten
 Keinginan dan catatan bunuh diri tertulis
 Konteks resiko tinggi (tinggal sendiri, tidak ada
dukungan sosial)
13
Mitos
 Banyak mitos di seputar permasalahan bunuh diri yang tidak
berdasarkan realitas.
 Pertama, orang yang bicara mengenai bunuh diri tidak akan
benar - benar melakukannya. Kenyataannya sebagian besar
orang yang melakukan usaha bunuh diri sebelumnya telah
memberi "peringatan”..
 Kedua, orang yang bunuh diri pasti orang gila. Sebagian besar
orang tidak berpenampilan seperti orang gila, .
 Ketiga yang perlu dihilangkatn adalah jika seseorang sudah
memutuskan untuk bunuh diri, tidak akan ada yang mampu
menghentikannya. Fakta sebenarnya adalah bahwa tujuan orang
melakukan percobaan bunuh diri adalah mencari pertolongan
untuk mengakhiri penderitaannya dan mati bukanlah tujuan
akhirnya.
14
Mitos
 Keempat, orang yang bunuh diri tidak mencari
terapi. Pengamatan menunjukkan lebih dari
setengah orang yang bunuh diri mencari terapi
enarn bulan sebelum kematiannya..
 Kelima, membahas keinginan bunuh diri dengan
seseorang yang merencanakannya akan
memperkuat gagasannya. Jika seseorang
mengungkapkan gagasan bunuh diri, lebih tepat jika
orang terdekatnya membahas hal tersebut dan
membantunya untuk mengatasi impuls untuk bunuh
diri.
15
Siapa Berperan ?
 Semua orang bisa berpartisipasi dalam usaha
prevensi bunuh diri, yakni anggota keluarga, guru,
pekerja sosial, teman, dan psikiater sebagai tujuan
rujukan terakhiri.
 Petugas kesehatan primer perlu memiliki
pengetahuan khusus ke mana harus mengirim
orang seperti itu agar mendapatkan pemeriksaan
dan pengobatan lanjutan. Psikiater memiliki
kompetensi untuk memberikan intervensi
farmakologis maupun psikoterapi untuk mereka ini .
 Tanggung jawab perawatan pasien penyakit mental
sudah saatnya dibagi antara institusi kesehatan
mental dan masyarakat, termasuk di dalamnya
keluarga dan teman-teman pasien. .
16
 Media massa juga berperan dalam usaha
pencegahan bunuh diri. Dengan tidak memuat foto
korban secara lengkap atau yang mengungkap
secara detail teknik korban melakukannya. Hal ini
akan memunculkan preokupasi (pikiran berulang)
bunuh diri, dan tidak menutup kemungkinan akan
memberi ilham metode pelaksanaan bunuh diri.
Inilah yang disebut dengan bunuh diri menular
(suicide contagion), bunuh diri kelompok (suicide
cluster), dan bunuh diri meniru (imitative suicide).
17
Siapa yang perlu dinilai untuk
resiko bunuh diri ?
1. Pasien yang baru melakukan percobaan bunuh diri.
2. Pasien yang ditemukan dengan pikiran bunuh diri
3. Pasien yang mengungkapkan pikiran bunuh diri hanya
bila ditanyakan
4. Pasien yang menyangkal pikiran bunuh diri, tetapi
perilakunya menunjukkan kemungkinan bunuh diri.
5. Pasien dengan riwayat perilaku menyerang. Pasien
demikian sering mengalihkan kekerasan terhadap
dirinya.
18
Penatalaksanaan
 Perbaiki keadaan umum
 Terapi farmakologik tergantung diagnosa yang
mendasari percobaan bunuh diri
 Gagasan bunuh diri pada pasien alkoholik
biasanya akan membaik dalam beberapa hari
abstinensi
 Gagasan bunuh diri pada pasien skizofrenia harus
diperhatikan secara serius
 Rawat inap jangka panjang dianjurkan bagi pasien
dengan kecendrungan mutilasi diri
19
Penanganan di IRD
 Tergantung tingkat kesadarannya
 Tingkat kesadaran pasien dengan percobaan
bunuh diri yang dibawa ke UGD dapat
berupa :
a. Kesadaran berkabut sampai koma
b. Kesadaran compos mentis
20
Kesadaran berkabut sampai
koma
1. Lakukan pemeriksaan fisik diagnostik, khususnya terhadap
tanda-tanda vital
2. Bila perlu lakukan resusitasi jantung-paru ( airway – breathing –
circulation)
3. Bila perlu rawat di ICU
4. Atasi kondisi fisik akibat tindakan bunuh dirinya, seperti
pendarahan,keracunan,luka terbuka, patah tulang, trauma
capitis, dsb.
5. Lakukan pemeriksaan penunjang yang perlu untuk membantu
penegakan diagnosis
6. Setelah kesadarannya compos mentis lakukan evaluasi
psikiatrik dengan sikap yang suportif, tidak menghakimi atau
menyalahkan, atau rujuk ke fasilitas psikiatrik.
21
Kesadaran compos mentis
1. atasi gangguan fisik, bila ada
2. lakukan “assessment”perilaku bunuh diri pasien :
3. bila serius rawat dengan pengawasan yang ketat atau rujuk ke
fasilitas psikiatrik
4. bila bersifat dramatisisasi lakukan psikoterapi individual atau
“realitionship therapy”atau rujuk
5. bila disertai depresi, beri terapi antidepresan dan/atau rujuk
6. bila diduga berkaitan dengan gangguan kepribadian, rujuk ke
fasilitas psikiatrik untuk evaluasi kepribadian dan psikoterapi
7. bila dilatar belakangi oleh skizofrenia dengan bunuh diri atau
depresi pasca skizofrenia perlu dirujuk ke fasilitas psikiatrik
karena tentamen suicidum dapat terjadi secara tak terduga

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumpade anggara
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKSulistia Rini
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary surveyIra Rahmawati
 
Pemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatriPemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatrifikri asyura
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)Adam Muhammad
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiSofiaNofianti
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhfDwi Andini
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialdadadony
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalAris Rahmanda
 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriYeni Anggraini
 
Latihan ekg strip
Latihan ekg stripLatihan ekg strip
Latihan ekg stripmateri-x2
 

Was ist angesagt? (20)

Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pump
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
Colic abdomen
Colic abdomenColic abdomen
Colic abdomen
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
Pemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatriPemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatri
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhf
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksial
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatri
 
Latihan ekg strip
Latihan ekg stripLatihan ekg strip
Latihan ekg strip
 

Ähnlich wie Pencegahan Tentamen Suicidum

Kb 2 asuhan keperawatan tentamen suicide dan kejang anak
Kb 2 asuhan keperawatan tentamen suicide dan kejang anakKb 2 asuhan keperawatan tentamen suicide dan kejang anak
Kb 2 asuhan keperawatan tentamen suicide dan kejang anakpjj_kemenkes
 
Skizofrenia dan resiko bunuh diri
Skizofrenia dan resiko bunuh diriSkizofrenia dan resiko bunuh diri
Skizofrenia dan resiko bunuh diriBagus Utomo
 
Makalah abnormal
Makalah abnormalMakalah abnormal
Makalah abnormal'ifan Iwut
 
Anamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anak
Anamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anakAnamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anak
Anamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anakAjo Yayan
 
Kb 2 tebtamen suicide dan kejang anak
Kb 2 tebtamen suicide dan kejang anakKb 2 tebtamen suicide dan kejang anak
Kb 2 tebtamen suicide dan kejang anakpjj_kemenkes
 
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diri
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diriPenatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diri
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diriBagus Utomo
 
Gangguan jiwa dan kekerasan
Gangguan jiwa dan kekerasanGangguan jiwa dan kekerasan
Gangguan jiwa dan kekerasanBagus Utomo
 
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)mia maya aziza
 
Gangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi Lintas
Gangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi LintasGangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi Lintas
Gangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi LintasMuhammad Akhyar
 
Setelah upaya bunuh diri: apa yang harus dilakukan
Setelah upaya bunuh diri: apa yang harus dilakukanSetelah upaya bunuh diri: apa yang harus dilakukan
Setelah upaya bunuh diri: apa yang harus dilakukanBagus Utomo
 

Ähnlich wie Pencegahan Tentamen Suicidum (20)

Makalah rbd kel.2
Makalah rbd kel.2Makalah rbd kel.2
Makalah rbd kel.2
 
Kb 2 asuhan keperawatan tentamen suicide dan kejang anak
Kb 2 asuhan keperawatan tentamen suicide dan kejang anakKb 2 asuhan keperawatan tentamen suicide dan kejang anak
Kb 2 asuhan keperawatan tentamen suicide dan kejang anak
 
Bunuh diri
Bunuh diriBunuh diri
Bunuh diri
 
Kedaruratan psikiatri
Kedaruratan psikiatriKedaruratan psikiatri
Kedaruratan psikiatri
 
Faktor biofisiologis
Faktor biofisiologisFaktor biofisiologis
Faktor biofisiologis
 
Skizofrenia dan resiko bunuh diri
Skizofrenia dan resiko bunuh diriSkizofrenia dan resiko bunuh diri
Skizofrenia dan resiko bunuh diri
 
Makalah abnormal
Makalah abnormalMakalah abnormal
Makalah abnormal
 
BUNUH DIRI.pdf
BUNUH DIRI.pdfBUNUH DIRI.pdf
BUNUH DIRI.pdf
 
Anamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anak
Anamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anakAnamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anak
Anamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anak
 
Kb 2 tebtamen suicide dan kejang anak
Kb 2 tebtamen suicide dan kejang anakKb 2 tebtamen suicide dan kejang anak
Kb 2 tebtamen suicide dan kejang anak
 
3232640.ppt
3232640.ppt3232640.ppt
3232640.ppt
 
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diri
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diriPenatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diri
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diri
 
Gangguan jiwa dan kekerasan
Gangguan jiwa dan kekerasanGangguan jiwa dan kekerasan
Gangguan jiwa dan kekerasan
 
PPT RBD.pptx
PPT RBD.pptxPPT RBD.pptx
PPT RBD.pptx
 
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
 
Ffdfdoios
FfdfdoiosFfdfdoios
Ffdfdoios
 
Gangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi Lintas
Gangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi LintasGangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi Lintas
Gangguan Psikologis dari Tinjauan Psikologi Lintas
 
Teori dan tehnik konseling b4
Teori dan tehnik konseling b4Teori dan tehnik konseling b4
Teori dan tehnik konseling b4
 
Setelah upaya bunuh diri: apa yang harus dilakukan
Setelah upaya bunuh diri: apa yang harus dilakukanSetelah upaya bunuh diri: apa yang harus dilakukan
Setelah upaya bunuh diri: apa yang harus dilakukan
 
Psikogeriatri
PsikogeriatriPsikogeriatri
Psikogeriatri
 

Mehr von babarock

Abscess of liver
Abscess of liverAbscess of liver
Abscess of liverbabarock
 
Kista dan abses kelenjar bartholini
Kista  dan abses kelenjar bartholiniKista  dan abses kelenjar bartholini
Kista dan abses kelenjar bartholinibabarock
 
Kista dan abses kelenjar bartholini
Kista  dan abses kelenjar bartholiniKista  dan abses kelenjar bartholini
Kista dan abses kelenjar bartholinibabarock
 
Bacterial vaginosis
Bacterial vaginosisBacterial vaginosis
Bacterial vaginosisbabarock
 
Aspek medikolegal penanganan pasien hiv
Aspek medikolegal penanganan pasien hivAspek medikolegal penanganan pasien hiv
Aspek medikolegal penanganan pasien hivbabarock
 
Program Swasembada Sapi 2014
Program Swasembada Sapi 2014Program Swasembada Sapi 2014
Program Swasembada Sapi 2014babarock
 
Pengawetan daging segar olahan
Pengawetan daging segar olahanPengawetan daging segar olahan
Pengawetan daging segar olahanbabarock
 
Pengumuman lokasi tpu kemenkeu 2013
Pengumuman lokasi tpu kemenkeu 2013Pengumuman lokasi tpu kemenkeu 2013
Pengumuman lokasi tpu kemenkeu 2013babarock
 
Dampak masturbasi bagi keswa
Dampak masturbasi bagi keswaDampak masturbasi bagi keswa
Dampak masturbasi bagi keswababarock
 
Peresepan hewan kecil
Peresepan hewan kecilPeresepan hewan kecil
Peresepan hewan kecilbabarock
 

Mehr von babarock (10)

Abscess of liver
Abscess of liverAbscess of liver
Abscess of liver
 
Kista dan abses kelenjar bartholini
Kista  dan abses kelenjar bartholiniKista  dan abses kelenjar bartholini
Kista dan abses kelenjar bartholini
 
Kista dan abses kelenjar bartholini
Kista  dan abses kelenjar bartholiniKista  dan abses kelenjar bartholini
Kista dan abses kelenjar bartholini
 
Bacterial vaginosis
Bacterial vaginosisBacterial vaginosis
Bacterial vaginosis
 
Aspek medikolegal penanganan pasien hiv
Aspek medikolegal penanganan pasien hivAspek medikolegal penanganan pasien hiv
Aspek medikolegal penanganan pasien hiv
 
Program Swasembada Sapi 2014
Program Swasembada Sapi 2014Program Swasembada Sapi 2014
Program Swasembada Sapi 2014
 
Pengawetan daging segar olahan
Pengawetan daging segar olahanPengawetan daging segar olahan
Pengawetan daging segar olahan
 
Pengumuman lokasi tpu kemenkeu 2013
Pengumuman lokasi tpu kemenkeu 2013Pengumuman lokasi tpu kemenkeu 2013
Pengumuman lokasi tpu kemenkeu 2013
 
Dampak masturbasi bagi keswa
Dampak masturbasi bagi keswaDampak masturbasi bagi keswa
Dampak masturbasi bagi keswa
 
Peresepan hewan kecil
Peresepan hewan kecilPeresepan hewan kecil
Peresepan hewan kecil
 

Kürzlich hochgeladen

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

Pencegahan Tentamen Suicidum

  • 2. 2 Pendahuluan  Bunuh diri merupakan kasus psikiatri yang sering dijumpai Instalasi Gawat Darurat (IRD).  Perilaku ini biasa seseorang dengan penderitaan yang tak tertahankan, putus asa, tak berdaya  Keadaan ini bisa terjadi secara mendadak (impulsif) maupun direncanakan sebelumnya.  Dahulu manula merupakan populasi terbanyak. Namun sekarang kebiasaan ini bergeser kepada mereka yang berusia muda dan remaja, bahkan beberapa tahun terakhir ini perilaku tesebut juga terjadi pada pelajar SD
  • 3. 3 Definisi Suicidum (bunuh diri) adalah kematian yang dengan sengaja dilakukan oleh diri sendiri. Tentamen suicidum (percobaan bunuh diri) adalah upaya yang dilakukan dengan tujuan menghabisi nyawa sendiri. Gagasan Bunuh Diri adalah pikiran atau ide untuk menghabisi nyawa sendiri, biasanya terdapat pada seseorang yang peka terhadap stresor, dapat terjadi pada segala usia, dan dapat berlangsung untuk waktu yang lama tanpa suatu upaya bunuh diri. Perilaku Bunuh Diri (suicidal behavior) adalah suatu perilaku yang disengaja atau tidak, dapat membahayakan diri sendiri. Contoh : mutilasi diri dengan memotong pergelangan tangan, membenturkan kepala, menelan benda asing, menggigit, menghilangkan bagian tubuh. Dua hal yang perlu diketahui oleh seorang dokter, yaitu : 1. Kemampuan menilai adanya resiko bunuh diri 2. Melaksanakan rencana penatalaksanaan yang layak dilakukan
  • 4. 4 Epidemiologi  Perilaku ini berkaitan dengan berbagai hal seperti jenis kelamin, umur, ras, situasi kehidupan.  Keterkaitan bunuh diri dengan jenis kelamin. Pria lebih banyak yang berhasil bunuh diri daripada wanita dengan ratio 3 :1, meskipun usaha bunuh diri lebih banyak pada wanita dengan ratio 3 : 1.  Keterkaitan bunuh diri dengan usia. Resiko bunuh diri meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Resiko tertinggi adalah pada usia pertengahan (biasanya berusia diatas 45 tahun) dan usia tua. Namun belakangan ini dilaporkan banyak juga kasus bunuh diri pada pria muda.
  • 5. 5  Keterkaitannya dengan ras. Secara keseluruhan resiko bunuh diri lebih tinggi pada kulit putih dari pada kulit berwarna, kecuali pada suku Indian dan Eskimo. Dikota-kota besar angka bunuh diri pada kulit hitam mendekati angka kulit putih.  Keterkaitannya dengan status pernikahan. Resiko bunuh diri dua kali lebih banyak pada mereka yang tidak menikah dibanding dengan yang menikah. Begitu pula pada mereka yang bercerai, janda dan duda. Di Amerika angka bunuh diri per 100.000 penduduk, menikah : 11, janda : 24, bercerai (pria : 69 dan wanita : 18)  Bunuh diri juga berhubungan dengan situasi kehidupan. Resiko bunuh diri lebih pada mereka yang tidak mempunyai pekerjaan termasuk pengangguran dan pensiunan.
  • 6. 6 Etiologi 1. Episode depresi – beberapa dari pasien menggunakan obat antidepresi merka untuk membunuh diri. Obat SSRI baru aman dalam hal ini 2. Gangguan Kepribadian – kepribadian paranoid dan kepribadian ambang (emosi tak stabil). 3. Insomnia berat walaupun tanpa disertai depresi dapat meningkatkan resiko bunuh diri. 4. Penggunaan alkohol dan obat-obatan sering juga merupakan perilaku bunuh diri dalam jangka panjang maupun singkat bila digunakan secara berlebihan. 5. Skizofrenia disertai suasana perasaan yang depresif, gagasan bunuh diri, gangguan proses pikir (waham), mutilasi diri. 6. Skizofrenia dengan halusinasi perintah yang memerintahkan untuk bunuh diri atau
  • 7. 7 7. Individu dengan orientasi homoseksual mempunyai resiko bunuh diri terutama pada remaja (dengan konflik identities), dan lanjut usia yang depresif dan/atau alkaholik. 8. Penyakit fisik yang mengancam kehidupan, seperti kanker, AIDS atau yang disertai rasa nyeri yang berat dan kronis, atau yang menimbulkan kecacatan. 9. Gangguan Stres Pasca Trauma yang disertai rasa malu, putus asa, atau rasa berdosa.(misalnya akibat perkosaan, penganiayaan, penjarahan, penculikan dll). 10. Ada riwayat anggota keluarga yang bunuh diri. 11. Hidup seorang diri disertai rasa kesepian 12. Kematian pasangan hidup. 13. Problem ekonomi.
  • 8. 8 Penilaian Menrut Hanke penilaian faktor resiko bunuh diri dikategorikan menurut : 1. data epidemiologik 2. data historik, 3. keadaan fisik, 4. keadaan psikopatologik, dan 5. perilaku bunuh diri.
  • 9. 9 Faktor Resiko Bunuh Diri 1. Faktor resiko epidemiologik a. Bercerai, janda > membujang > menikah b. Umur lebih dari 45 tahun c. Pria > wanita d. Kulit putih > non kulit putih e. Baru kehilangan (orang yang dicintai, kesehatan, uang, dan pekerjaan) f. Protestan > Katolik atau Yahudi g. Musim semi, musim gugur > musim panas> musim dingin.
  • 10. 10 Faktor Resiko Bunuh Diri 2. Data historik. a. Riwayat keluarga dengan perilaku bunuh diri b. Usaha atau perilaku bunuh diri sebelumnya 3. Keadaan medis penyerta a. Keadaan sakit kronis atau terminal b. Nyeri kronis c. Insomnia berat, persisten d. Hipokondriasis
  • 11. 11 Faktor Resiko Bunuh Diri 4. Keadaan psikopatologik terakhir a. Kontrol impuls yang buruk b. Pengujian realitas buruk c. Psikosis d. Depresi e. Penyalahgunaan obat atau alkohol f. Gangguan kepribadian (ambang dan paranoid)
  • 12. 12 Faktor Resiko Bunuh Diri Perilaku bunuh diri  Cara dan metode letal  Maksud yang serius persisten  Keinginan dan catatan bunuh diri tertulis  Konteks resiko tinggi (tinggal sendiri, tidak ada dukungan sosial)
  • 13. 13 Mitos  Banyak mitos di seputar permasalahan bunuh diri yang tidak berdasarkan realitas.  Pertama, orang yang bicara mengenai bunuh diri tidak akan benar - benar melakukannya. Kenyataannya sebagian besar orang yang melakukan usaha bunuh diri sebelumnya telah memberi "peringatan”..  Kedua, orang yang bunuh diri pasti orang gila. Sebagian besar orang tidak berpenampilan seperti orang gila, .  Ketiga yang perlu dihilangkatn adalah jika seseorang sudah memutuskan untuk bunuh diri, tidak akan ada yang mampu menghentikannya. Fakta sebenarnya adalah bahwa tujuan orang melakukan percobaan bunuh diri adalah mencari pertolongan untuk mengakhiri penderitaannya dan mati bukanlah tujuan akhirnya.
  • 14. 14 Mitos  Keempat, orang yang bunuh diri tidak mencari terapi. Pengamatan menunjukkan lebih dari setengah orang yang bunuh diri mencari terapi enarn bulan sebelum kematiannya..  Kelima, membahas keinginan bunuh diri dengan seseorang yang merencanakannya akan memperkuat gagasannya. Jika seseorang mengungkapkan gagasan bunuh diri, lebih tepat jika orang terdekatnya membahas hal tersebut dan membantunya untuk mengatasi impuls untuk bunuh diri.
  • 15. 15 Siapa Berperan ?  Semua orang bisa berpartisipasi dalam usaha prevensi bunuh diri, yakni anggota keluarga, guru, pekerja sosial, teman, dan psikiater sebagai tujuan rujukan terakhiri.  Petugas kesehatan primer perlu memiliki pengetahuan khusus ke mana harus mengirim orang seperti itu agar mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan lanjutan. Psikiater memiliki kompetensi untuk memberikan intervensi farmakologis maupun psikoterapi untuk mereka ini .  Tanggung jawab perawatan pasien penyakit mental sudah saatnya dibagi antara institusi kesehatan mental dan masyarakat, termasuk di dalamnya keluarga dan teman-teman pasien. .
  • 16. 16  Media massa juga berperan dalam usaha pencegahan bunuh diri. Dengan tidak memuat foto korban secara lengkap atau yang mengungkap secara detail teknik korban melakukannya. Hal ini akan memunculkan preokupasi (pikiran berulang) bunuh diri, dan tidak menutup kemungkinan akan memberi ilham metode pelaksanaan bunuh diri. Inilah yang disebut dengan bunuh diri menular (suicide contagion), bunuh diri kelompok (suicide cluster), dan bunuh diri meniru (imitative suicide).
  • 17. 17 Siapa yang perlu dinilai untuk resiko bunuh diri ? 1. Pasien yang baru melakukan percobaan bunuh diri. 2. Pasien yang ditemukan dengan pikiran bunuh diri 3. Pasien yang mengungkapkan pikiran bunuh diri hanya bila ditanyakan 4. Pasien yang menyangkal pikiran bunuh diri, tetapi perilakunya menunjukkan kemungkinan bunuh diri. 5. Pasien dengan riwayat perilaku menyerang. Pasien demikian sering mengalihkan kekerasan terhadap dirinya.
  • 18. 18 Penatalaksanaan  Perbaiki keadaan umum  Terapi farmakologik tergantung diagnosa yang mendasari percobaan bunuh diri  Gagasan bunuh diri pada pasien alkoholik biasanya akan membaik dalam beberapa hari abstinensi  Gagasan bunuh diri pada pasien skizofrenia harus diperhatikan secara serius  Rawat inap jangka panjang dianjurkan bagi pasien dengan kecendrungan mutilasi diri
  • 19. 19 Penanganan di IRD  Tergantung tingkat kesadarannya  Tingkat kesadaran pasien dengan percobaan bunuh diri yang dibawa ke UGD dapat berupa : a. Kesadaran berkabut sampai koma b. Kesadaran compos mentis
  • 20. 20 Kesadaran berkabut sampai koma 1. Lakukan pemeriksaan fisik diagnostik, khususnya terhadap tanda-tanda vital 2. Bila perlu lakukan resusitasi jantung-paru ( airway – breathing – circulation) 3. Bila perlu rawat di ICU 4. Atasi kondisi fisik akibat tindakan bunuh dirinya, seperti pendarahan,keracunan,luka terbuka, patah tulang, trauma capitis, dsb. 5. Lakukan pemeriksaan penunjang yang perlu untuk membantu penegakan diagnosis 6. Setelah kesadarannya compos mentis lakukan evaluasi psikiatrik dengan sikap yang suportif, tidak menghakimi atau menyalahkan, atau rujuk ke fasilitas psikiatrik.
  • 21. 21 Kesadaran compos mentis 1. atasi gangguan fisik, bila ada 2. lakukan “assessment”perilaku bunuh diri pasien : 3. bila serius rawat dengan pengawasan yang ketat atau rujuk ke fasilitas psikiatrik 4. bila bersifat dramatisisasi lakukan psikoterapi individual atau “realitionship therapy”atau rujuk 5. bila disertai depresi, beri terapi antidepresan dan/atau rujuk 6. bila diduga berkaitan dengan gangguan kepribadian, rujuk ke fasilitas psikiatrik untuk evaluasi kepribadian dan psikoterapi 7. bila dilatar belakangi oleh skizofrenia dengan bunuh diri atau depresi pasca skizofrenia perlu dirujuk ke fasilitas psikiatrik karena tentamen suicidum dapat terjadi secara tak terduga