SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
LAPORAN PRAKTIKUM
PARASITOLOGI
“Pengamatan Morfologi dan Telur Cacing Nematoda, Cestoda, dan Trematoda”
Sub Bab: Pengamatan Morfologi Cacing (Preparat Awetan dan Basah

Aisyah Wardani
2110610012

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2013
1. PENDAHULUAN
Parasit adalah organisme yang hidup baik di luar maupun di dalam tubuh
hewan yang untuk kelangsungan hidupnya mendapatkan perlindungan dan
memperoleh makanan dari induk semangnya. Parasit dapat dibedakan menjadi dua
yaitu ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah parasit yang hidup pada
permukaan luar tubuh inang, atau di dalam liang-liang kulit yang mempunyai
hubungan dengan dunia luar. Sedangkan endoparasit yaitu parasit yang hidup
pada organ seperti hati, limpha, otak, sistem pencernaan, sirkulasi darah,
pernafasan, dalam

rongga perut, otot, daging, dan jaringan tubuh lain

(Purbomartono dkk, 2010).Endoparasit menurut Griffiths (1991) dapat diartikan
sebagai parasit yang hidup di dalam tubuh induk semang. Endoparasit meliputi
cacing (helminth), cacing adalah hewan yang bersel banyak yang memiliki badan,
panjang, kepala, dan ekornya kadang ada yang terlihat jelas dan ada yang tidak.
Kelompok hewan yang bersifat parasit tergolong ke dalam Filum Protozoa,
Platyhelminthes, Nemathelminthes, dan Arthropoda. Parasit ini terdapat pada
permukaan luar tubuh dan hidup di dalam tubuh. Filum Platyhelminthes dan
Nemathelminthes tergolong dalam kelompok cacing. Platyhelminthes berasal dari
bahasa Yunani yakni platys berarti pipih dan helminths yang berarti cacing
(Romimoharto, 2005). Ciri yang lain adalah berukuran lebih kecil dari 10 mm
pada beberapa jenis. Makanannya berupa hewan-hewan invertebrata kecil.
Nematoda merupakan anggota filum Nemathelminthes. Karakteristik nematoda
adalah mempunyai saluran usus dan rongga badan, berbentuk bulat tidak
bersegmen, tubuhnya dilapisi oleh kutikula. Ciri lain ditandai dengan adanya
sebuah mulut pada ujung anterior, mulut dikelilingi oleh bibir (Brown, 1979).
Untuk mengetahui lebih lanjut spesies dalam phylum Platyhelminthes dan
Nemathelminthes yang tergolong dalam parasit, maka diperlukan praktikum lebih
lanjut.
2. Tujuan
a. Mendeskripsikan morfologi cacing Ascaridia galli
b. Mendeskripsikan morfologi cacing Ascaris lumbricoides
c. Mendeskripsikan morfologi cacing Enterobius vermicularis
d. Mendeskripsikan morfologi cacing Taenia saginata
e. Mendeskripsikan morfologi cacing Raillietina tetragona
f. Mendeskripsikan morfologi cacing Fasciola hepatica
3. TINJAUAN PUSTAKA
Platyhelminthes adalah cacing daun yang umumnya bertubuh pipih. Beberapa
ahli

menganggap

Nemertia,

yaitu

satu

kelas

yang

tergabung

dalam

Platyhelminthes sebagai filum tersendiri yaitu filum Nemertia. Cacing daun
bersifat triploblastik, tetapi tidak berselom. Ruang digesti berupa ruang
gastrovaskular yang tidak lengkap. Cacing pita tidak mempunyai saluran digesti.
Walaupun hewan-hewan itu bersifat simetri bilateral, namun mereka mempunyai
sistem ekstretorius, saraf, dan reproduksi yang mantap. Sebagaian anggota cacing
daun itu hidup parasitis pada manusia dan hewan. Cacing-cacing planaria hidup
dalam air tawar. Cacing hati dan cacing pita bersiklus hidup majemuk dan
menyangkut beberapa inang sementara. Cacing-cacing nemertian hidup mandiri di
laut

dan

terkenal

sebagai

cacing

ikat

pinggang

(Brotowidjojo,1989).Platyhelminthes adalah sekelompok orgnisme yang tubuhnya
pipih, bersifat tripoblastik, tidak berselom. Pada umumnya spesies dari
platyhelminthes adalah parasit pada hewan. Ektoderm adalah tipis yang dilapisi
oleh kutikula yang berfungsi melindungi jaringan di bawahnya dari cairan hospes.
Sistem ekskresi hanya saluran utama yang mempunyai lubang pembuangan keluar
tidak memiliki sistem sirkulasi, maka bahan makanan itu di edarkan oleh
pencernaan itu sendiri. Alat reproduksi jantan dan betina terdapat pada tiap – tiap
hewan dewasa. Alat jantan terdiri atas sepasang testis, dua pembuluh vasa
deferensia, kantung vesiculum seminalis, saluran ejakulasiyang berakhir pada alat
kopulasi dan penis (Jasin, 1992).
Nemathelminthes (Yunani; nema = benang: helmin = cacing) dinamakan
cacing bulat tak beruas untuk membedakannya dari cacing pipih. Cacing dari
Philum ini panjang dan ramping dengan permukaan tubuh halus dan mengkilap.
Salah satu atau kedua ujung meruncing. Kelamin terpisah.Menhasilkan beriburibu telur. Filum ini terbagi ke dalam dua kelas, yakni Nematoda, mempunyai
usus tetapi tidak mempunyai belalai, dan Acantho cepala, tidak mempunyai usus
tapi mempunyai belalai yang berduri. Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi
kutikula untuk melindungi diri. Kutikular ini lebih kuat dari cacing parasit yang
hidup diinang daripada yang hidup bebas. kutikular berfungsi untuk melindungi
diri dari enzim pencernaan inang. Alat reproduksi jantan terdiri atas testis dengan
saluran berbentuk benang kusut, kemudian saluran vas deferens yang menuju ke
vesikula seminalis dan berakhir pada saluran ejakulasi (ejaculatory duct). Alat
reproduksi betina tekenal dengan bentuk Y. Tiap- tiap cabangnya terdiri atas ovari
dan saluran berbentuk benang kemudian bersambung dengan uterus. Selanjutnya
kedua uterus bersambung menjadi satu membentuk saluran dengan otot dan
bermuara pada vagina. Sekitar vagina terdapat vulva. pembuahan sel telur terjadi
didalm uterus. Dalam uterus telur dapat mencapai 27 juta dan tiap-tiap cacing
menghasilkan 2000.000 telur. Telur akan keluar bersama-sama dengan faeces
hospes (Jasin, 1992).
4. METODOLOGI
- Alat dan Bahan
Alat:
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah kaca pembesar, cawan petri,
pinset, parafin blok, dan alat tulis.
Bahan:
Bahan yang disiapkan adalah sebagai berikut:
a.

Awetan cacing Ascaridia galli jantan dan betina

b.

Awetan cacing Ascaris lumbricoides

c.

Awetan cacing Taenia saginata

d.

Awetan cacing Fasciola hepatica

- Cara Kerja
1. Mengambil preparat awetan cacing Ascaridia galli menggunakan pinset dan
cawan dan meletakkannya pada parafin blok
2. Mengamati dan menggambar morfologi cacing
3. Mendeskripsikan morfologi cacing berupa: bentuk bibir, warna cacing,
ukuran cacing, bentuk ekor dan bentuk lubang kelamin
4. Mendeskripsikan morfologi masing-masing preparat awetan yang ada
5. Mendokumentasikan setiap preparat awetan yang ada
6. Membersihkan alat dan bahan pada keadaan semula
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
- Hasil Pengamatan
Data diperoleh melalui pengamatan secara morfologi 6 spesies dengan kelas
yang berbeda. Spesies Ascaridia galli dan Ascaris lumbricoides tergolong dalam
kelas Nematoda. Sedangkan spesies Taenia saginata dan Fasciola hepatica
masing-masing termasuk dalam kelas Cestoda dan Trematoda. Sedangkan data
spesies Enterobius vermicularis dari kelas Nematoda dan spesies Raillietina
tetragona diperoleh melalui studi pustaka.Hasil perbandingan secara umum
berupa: warna, ukuran tubuh, bentuk bibir, bentuk ekor, bentuk tubuh, dan lubang
kelamin pada masing-masing kelas yang diidentifikasi terdapat pada tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan Morfologi Antara Nematoda, Cestoda, dan Trematoda
NEMATODA

CESTODA

TREMATODA

WARNA

putih kekuningan

putih kekuningan

kuning kecoklatan

UKURAN

jantan < betina

jantan = betina

jantan = betina

BENTUK BIBIR

3 bibir: 1 dorsal, 2 berkait

&

ber- oral

&

ventral
EKOR

rostellum

sucker sama

♂ melingkar

pipih

pipih

♀ lurus
KELAMIN

terpisah

hermaprodit

terpisah

BENTUK TUBUH

silindris

pipih

pipih

ventral
Hasil perbandingan masingmasing spesies awetan berupa: warna, ukuran
tubuh, bentuk bibir, bentuk ekor, bentuk tubuh, dan lubang kelamin tang telah
diidentifikasi terdapat pada tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan Morfologi Spesies Endoparasit Awetan
NEMATODA

WARNA

putih kekuningan

TREMATODA

Ascaris

Taenia

Fasciola

lumbricoides

Ascaridia galli

CESTODA

saginata

hepatica

kuning

kuning

merah
kecoklatan

UKURAN

♂ 6 cm

34 cm

39 cm

2,5 cm

3 bibir

sucker

+ sucker

♀ 8 cm
BENTUK

3 bibir

BIBIR

rostellum

KELAMIN

♂ berlekuk

♂ berlekuk

♀ lurus

EKOR

♀ lurus

terpisah

terpisah

pipih

Pipih

hermaprodit

hermaprodit
Hasil gambar dokumentasi dan literatur untuk membandingkan empat spesies
awetan terdapat pada tabel 3.
Tabel 3. Gambar Perbandingan Morfologi Spesies Endoparasti Awetan
A. galli
DOKUMENTASI

LITERATUR

- Pembahasan

A. lumbricoides

T. saginata

F. hepatica
a. Ascaridia galli
Cacing ini mempunyai panjang 50-76 mm pada jantan dan 72-116 mm pada
betina. Cacing ini mempunyai tiga bibir yaitu satu bibir dorsal dan dua bibir
lateroventral. Selain itu, terdapat ale (selaput tipis semacam sayap) lateral pada
kedua sisi sepanjang badan dan esofagusnya tidak mempunyai gelembung
posterior. Pada cacing jantan, ekornya terdapat ale kecil yang dilengkapi dengan
10 pasang papil yang pendek dan tebal, mempunyai batil hisap prekloakal dengan
sisi kutikular yang tebal. Cacing betina memiliki vulva yang terletak pada bagian
tengah badan dengan ekor berbentuk kerucut. Telur cacing ini berbentuk kerucut,
berdinding licin, dan berukuran 73-92 x 45-57 µm (Kusumamihardja, 1992 dalam
Dwipayanti, 2008).

GambarSiklus hidup Ascaridia galli menurut Soulsby (1986 dalam
Dwipayanti, 2008)
KLASIFIKASI
Phylum

: Nemathelminthes

Classis

: Nematoda

Ordo

: Ascaridia

Familia

: Heterakidae
Genus

: Ascaridia

Spesies

: Ascaridia galli
(Kusumamihardja, 1992 dalam Dwipayanti, 2008).

Gambar Cacing Ascaridia galli (Dwipayanti, 2008)
b. Ascaris lumbricoides
Cacing betina dewasa mempunyai bentuk tubuh posterior yang membulat
(conical), berwarna putih kemerah-merahan dan mempunyai ekor lurus tidak
melengkung. Cacing betina mempunyai panjang 22-35 dan memiliki lebar 3-66
mm. Sementara cacing jantan dewasa mempunyai ukuran yang lebih kecil, dengan
panjang 12-13 cm dan lebarnya 2-4 mm, dengan warna yang sama dengan cacing
betina, tetapi memiliki ekor yang melengkung ke arah ventral. Kepalanya
mempunyai tiga bibir pada ujung anterior (bagian depan) dan mempunyai gigigigi kecil atau dentikel pada pinggirnya, bibirnya dapat ditutup atau dipanjangkan
untuk memasukkan makanan (Soedarto, 1991).
Gambar

Siklus

Hidup

//www.dpd.odo.gov /dpdx
KLASIFIKASI
Phylum

: Nemathelminthes

Classis

: Nematoda

Ordo

: Rhabdidata

Familia

: Ascarididae

Genus

: Ascaris

Spesies

:Ascaris lumbricoides

Ascaris

lumbricoides

(sumber:

http:
Gambar Ascaris lumbricoides jantan dan betina
c. Enterobius vermicularis
Enterobius vermicularis merupakan cacing yang berukuran kecil berbentuk
seperti benang berwarna putih, hidup di dalam sekum, apendiks, dan di daerah
yang berbatasan dengan ileum dan kolon asendens. Cacing betina dewasa
berukuran 8-13 mm x 0,3-0,5 mm dengan ekor yang runcing. Bentuk jantan
berukuran 2-5 mm x 0,1-0,2 mm, ekornya melingkar sehingga bentuknya seperti
tanda tanya. Seekor cacing betina dapat menghasilkan rata-rata 11.000-15.000
butir telur (Lubis dkk, 2008).
Gambar Daur hidup Enterobius vermicularis(Abidin San, 1993 dalam Lubis dkk,
2008)
KLASIFIKASI
Phylum

: Nemathelminthes

Classis

: Nematoda

Ordo

:Oxyurida

Familia

: Oxyuridea

Genus

: Enterobius

Spesies

:Enterobius vermicularis
Gambar Telur dan bentuk dewasa Enterobius vermicularis (dikutip dari Huh S.
Pinworm. http: //www.emedicine.com/ med/ topic1837.htm dalam Lubis dkk,
2008)
d. Taenia saginata
Cacing dewasa panjangnya antara 5-10 m. hidup di dalam usus. Struktur
badan cacing ini terdsiri dari skoleks, leher dan strobila yang merupakan ruas-ruas
proglotid, sebanyak 1000-2000 buah. Skoleks hanya berukuran 1-2 mm,
mempunyai emapt batil isap dengan otot-otot yang kuat, tanpa kait-kait. Bentuk
leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan didalamnya tidak terliohat struktur tertentu.
Strobila terdiri dari rangkaian proglotid yang belum dewasa, dewasa dan matang
yang mengandung telur, disebut gravid. Pada proglotid yang belum dewasa,
belum terlihat struktur alat kelamin yang jelas. Pada proglotid yang dewasa
terlihat struktur alat kelamin seperti folikel testis ynag berjumlah 300-400 buah,
tersebar di bidang dorsal. Vasa eferensnya bergabung untuk masuk ke rongga
kelamin (genital atrium), yang ebrakhir di lubang kelamin. Lubang kelamin
letaknya berselang seling pada sisi kanan dan kiri strobila. Di bagian posterior
lubang kelamin, dekat va deferens, terdapat tabung vagina yang berpangkal pada
ootip. Ovarium terdiri dari dua lobus, berbentuk kipas, besarnya hampir sama.
Letak ovarium di sepertiga bagian posterior dari proglotid. Vitelaria letaknya di
belakang ovarium dan merupakan kumpulan folikel yang eliptik. Uterus tumbuh
dari bagian anterior ootip dan menjulur ke bagian anterior proglotid. Setelah
uterus ini penuh dengan telur, maka cabag-cabangnya akan tumbuh, yang
berjumalah 15-30 buah pada satu sisinya dan tidak memiliki lubang uterus.
Proglotid gravid letaknya diterminal dans erring lepas daris trobila. Proglotid
gravid ini dapat bergerak aktif, keluar dengan tinja atau keluar sendiri dari lubang
dubur secara spontan. Setiap harinya kira-kira 9 buah proglotid dilepas. Proglotid
ini bentuknya lebih panjang dan lebar. Telur dibungkus embriofor, berisi suatu
embrio heksakan yang dinamakan onkosfer. Telur yang baru keluar dari uterus
masih diliputi selaput tipis yang disebut lapisan luar telur. Sebuah proglotid gravid
berisi kira-kira 100.000 buah telur. Waktu proglotid terlepas dari rangkaiannya
dan menjadi koyak, cairan putih susu yang mengandung banyak telur mengalir
keluar dari sisi anterior proglotid tersebut, terutama bila proglotidnya berkontraksi
waktu bergerak (Kusuma, 2013).

Gambar siklus hidup Taenia saginata
Keterangan gambar:
Tinja manusia yang mengandung telur cacing. Telur cacing kemudian tertelan
oleh hewan ternak. Telur tersebut menetas untuk melepaskan larva dengan
hexacynth (six-hooked)di usus kecil. Larva tersebut kemudian pindah ke usus
kecil dan memasuki system peredaran darah. Larva terbawa sampai ke beberapa
jaringan seperti jantung dan otot-otot lain untuk membentuk sistiserkus. Manusia
kemudian terinfeksi dengan cara menelan sistiserkus yang terdapat dalam daging
hewan ternak tersebut yang tidak dimasak dengan baik. Begitu tertelan, skolek
parasit tersebut melekat pada dinding usus dan tumbuh menjadi cacing dewasa
yang matang yang dapat menetaskan telurnya melalui tinja manusia yang
terinfeksi tersebut (Kusuma, 2013).
KLASIFIKASI
Phylum

: Platyhelminthes

Classis

: Cestoda

Ordo

: Cyclophyllidae

Familia

: Taniidae

Genus

: Taenia

Spesies

: Taenia saginata
Gambar Struktur tubuhTaenia saginata
e. Raillietina tetragona
Cacing ini mungkin merupakan genus cacing pita pada ayam yang paling umum
di Amerika Utara dan mungkin di seluruh dunia. Tubuhnya mempunyai banyak
proglotida. Terdapat rostelum dengan kait berbentuk palu yang tersusun dalam
lingkaran ganda. Alat penghisap kadang-kadang dipersenjatai dengan kait yang
kecil dan berdegenerasi yang tersusun dalam beberapa lingkaran (Levine, 1994).
Raillietina tetragona terjadi pada usus halus unggas, dan burung dara dan
merupakan cacing yang lebar dan panjangnya 25 cm. Telur berada di kantong,
berdiameter 25-50 mikron (Hall, 1977).
KLASIFIKASI
Phylum

: Platyhelminthes

Classis

: Cestoda

Ordo

: Davaneidea

Familia

: Davaineidae

Genus

: Raillietina

Spesies

:Raillietina tetragona
Gambar Morfologi Raillietina tetragona

f. Fasciola hepatica
Fasciola hepatica mengalami proses pendewasaan di dalam saluran empedu.
Cacing Fasciola sp. Dewasa dalam hospes definitive dapat hidup rata-rata antara
satu sampai tiga tahun di dalam hati (Troncy, dkk, 1981dalam Bendyrman, 2004).
Menurut Dixon (1995) dalam Bendyman (2004) bahwa Fasciola sp. Pada sapi
memproduksi telur setiap harinya kurang lebih 2628 butir. Cacing dewasa bersifat
haematophagus (menghisap darah) hospes penderita dan memakan sel-sel hepatik.
Di dalam caeca cacing dewasa mensekresi Cathepsin yang merupakan proteinase
intracelluler dan berfungsi sebagai phagocytic digestion (Ben Dawes, 1964 dalam
Bendyman, 2004).
Phylum

: Platyhelminthes

Classis

: Trematoda

Ordo

:Echinostomida

Familia

:Fasciolidea

Genus

: Fasciola

Spesies

: Fasciola hepatica
Gambar

Morfologi

Fasciola

hepatica

(Schmidt

dan

Roberts,

1989

dalamWidjajanti, 2004)
6. KESIMPULAN
Pengamatan morfologi cacing menggunakan spesies awetan dari 2 phylum
yang berbeda yaitu Nemathelminthes dan Platyhelminthes. Nemathelminthes
dibagi menjadi kelas Nematoda yang masing-masing spesies tersebut adalah
Ascaridia galli, Ascaris lumbricoides, dan Enterobius vermicularis. Ciri khusus
yang dimiliki Nematoda adalah beberapa diantara spesiesnya memiliki kait dan
memiliki 3 buah bibir. Sedangkan pada phylum Platyhelminthes yang dibagi lagi
menjadi dua kelas yaitu cestoda dan trematoda. Anggota dari cestoda adalah
spesies Taenia saginata dan Raillietina tetragona. Cestoda memiliki ciri khas
yaitu tubuhnya yang terdiri dari rangkaian segmen yang tiap segmen disebut
proglotid, dengan kepala (skoleks), dan alat hisap (sucker) yang dilengkapi kait
yang terbuat dari kitin disebut rostellum. Anggota dari trematoda adalah spesies
Fasciola hepatica.Anggota yang masuk dalam kelas trematoda merupakan cacing
hisap. Dari semua spesies yang diidentifikasi maka, hewan tersebut didapati
merupakan hewan endoparasit, yaitu parasit yang hidup di dalam tubuh induk
semang.
7. DAFTAR PUSTAKA
Bendyrman, S.S. 2004. Aspek Biologis dan Uji Diagnostik Fasciola. Prodising
Seminar Parasitologi dan Toksikologi Veteriner.
Brotowidjojo, M.D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Brown, H.W. 1979. Dasar Dasar Parasitologi Klinis. Jakarta: Penebar Swadaya.
Dwipayanti, N.M.Y. 2008. Profil Organ Dalam serta Histopatologi Usus dan
Hati Ayam Kampung Terinfeksi Cacing Ascaridia galli yang Diberi Tepung Daun
Jarak (Jathropa curca L.). Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Griffiths. 1991. Manual untuk Paramedis Kesehatan Hewan. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Hall, H.T.B. 1977. Deseases and Parasites of Livestock in The Tropic. First
Edition. London: Longman Group Ltd.
Kusuma, S.A.F. 2013. Cestoda. Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran.
Levine, D.N. 1994. Parasitologi Veteriner. Yogyakarta: UGM Press.
Lubis, S.M., Pasaribu, S., Lubis, C.P. 2008. Enterobiasis pada Anak. Sari Pediatri
Volume 9 No 5.
Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Purbomartono, C., Isnaetin, M., dan Suwarsito. 2010. Ektoparasit pada Benih
Ikan Gurami di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Beji dan Sidabowa Kabupaten
Banyumas. Sains Aquatic Journal.
Romimoharto, K. 2005. Biologi Laut. Jakarta: Djambatan.
Soedarto. 1995. Helmintologi KedokteranEdisi ke 2. Jakarta: EGC.
Widjajanti, S. 2004. Faciolosis pada Manusia: Mungkinkah Terjadi di
Indonesia?. Watazoa Volume 14 No. 2.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusJosua Sitorus
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coliArini Utami
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimSantika Dewi
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darahSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi FungiRukmana Suharta
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopRohma Vnitha
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Okta Yosiana Dewi
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERIAmphie Yuurisman
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifTitis Sari
 

Was ist angesagt? (20)

Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Ppt nematoda.
Ppt nematoda.Ppt nematoda.
Ppt nematoda.
 
Pengenalan Alat
Pengenalan AlatPengenalan Alat
Pengenalan Alat
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan Mikroskop
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatif
 

Andere mochten auch

Komputasi dalam bidang biologi (bioinformatika)
Komputasi dalam bidang biologi (bioinformatika)Komputasi dalam bidang biologi (bioinformatika)
Komputasi dalam bidang biologi (bioinformatika)emans14
 
Komputasi modern dalam bidang fisika
Komputasi modern dalam bidang fisikaKomputasi modern dalam bidang fisika
Komputasi modern dalam bidang fisikaMaulRevil
 
komputasi modern dalam bidang Biologi
komputasi modern dalam bidang Biologikomputasi modern dalam bidang Biologi
komputasi modern dalam bidang Biologibhaykur
 
Komputasi Modern dalam Bidang Matematika
Komputasi Modern dalam Bidang MatematikaKomputasi Modern dalam Bidang Matematika
Komputasi Modern dalam Bidang MatematikaDesi Spectryani
 
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Galuh Musa
 
Laporan pertanggungjawaban praktikum ikt
Laporan pertanggungjawaban praktikum iktLaporan pertanggungjawaban praktikum ikt
Laporan pertanggungjawaban praktikum iktdiponegoro university
 
Materi parasitologi medik
Materi parasitologi medikMateri parasitologi medik
Materi parasitologi medikSisTi NurRahmah
 
Makalah Multiceps spp
Makalah Multiceps sppMakalah Multiceps spp
Makalah Multiceps sppFirdika Arini
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasMuhammad Eko
 
Nematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringanNematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringanIqbal Agung
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
 
Laporan praktikum avertebrata phylum annelida
Laporan praktikum avertebrata phylum annelidaLaporan praktikum avertebrata phylum annelida
Laporan praktikum avertebrata phylum annelidaNor Hidayati
 
Komputasi Fisika (1) pengantar pemrogramandankomputasi
Komputasi Fisika (1) pengantar pemrogramandankomputasiKomputasi Fisika (1) pengantar pemrogramandankomputasi
Komputasi Fisika (1) pengantar pemrogramandankomputasijayamartha
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing pjj_kemenkes
 
Praktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan Alat
Praktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan AlatPraktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan Alat
Praktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan Alatwidya veronica
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing pjj_kemenkes
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidratMifta Rahmat
 

Andere mochten auch (20)

Komputasi dalam bidang biologi (bioinformatika)
Komputasi dalam bidang biologi (bioinformatika)Komputasi dalam bidang biologi (bioinformatika)
Komputasi dalam bidang biologi (bioinformatika)
 
Komputasi modern dalam bidang fisika
Komputasi modern dalam bidang fisikaKomputasi modern dalam bidang fisika
Komputasi modern dalam bidang fisika
 
Komputasi di bidang biologi
Komputasi di bidang biologiKomputasi di bidang biologi
Komputasi di bidang biologi
 
komputasi modern dalam bidang Biologi
komputasi modern dalam bidang Biologikomputasi modern dalam bidang Biologi
komputasi modern dalam bidang Biologi
 
Komputasi Modern dalam Bidang Matematika
Komputasi Modern dalam Bidang MatematikaKomputasi Modern dalam Bidang Matematika
Komputasi Modern dalam Bidang Matematika
 
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
 
Laporan pertanggungjawaban praktikum ikt
Laporan pertanggungjawaban praktikum iktLaporan pertanggungjawaban praktikum ikt
Laporan pertanggungjawaban praktikum ikt
 
Materi parasitologi medik
Materi parasitologi medikMateri parasitologi medik
Materi parasitologi medik
 
Makalah Multiceps spp
Makalah Multiceps sppMakalah Multiceps spp
Makalah Multiceps spp
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggas
 
Nematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringanNematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringan
 
Dasar teori
Dasar teoriDasar teori
Dasar teori
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Laporan praktikum avertebrata phylum annelida
Laporan praktikum avertebrata phylum annelidaLaporan praktikum avertebrata phylum annelida
Laporan praktikum avertebrata phylum annelida
 
Komputasi Fisika (1) pengantar pemrogramandankomputasi
Komputasi Fisika (1) pengantar pemrogramandankomputasiKomputasi Fisika (1) pengantar pemrogramandankomputasi
Komputasi Fisika (1) pengantar pemrogramandankomputasi
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
Bio 1 B
Bio 1 BBio 1 B
Bio 1 B
 
Praktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan Alat
Praktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan AlatPraktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan Alat
Praktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan Alat
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
 

Ähnlich wie LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1

Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)Hevliza Tiara
 
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdfcacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdfAgathaHaselvin
 
Cacing(vermes) biologi
Cacing(vermes)  biologiCacing(vermes)  biologi
Cacing(vermes) biologiSMA N 90 JKT
 
Filum platyhelminthes
Filum platyhelminthesFilum platyhelminthes
Filum platyhelminthesOnic Agustina
 
Modul Praktikum
Modul Praktikum Modul Praktikum
Modul Praktikum arskafbr
 
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)akmallala
 
Power Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthesPower Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthesImawaty Yulia
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesImawaty Yulia
 
Artikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaArtikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaYuga Rahmat S
 
Zoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
Zoologi Invertebrata Philum NemathelmintesZoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
Zoologi Invertebrata Philum NemathelmintesYuni Ariyanti Part II
 
Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )Kurnia Wati
 

Ähnlich wie LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1 (20)

Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)
 
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdfcacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
 
Cacing(vermes) biologi
Cacing(vermes)  biologiCacing(vermes)  biologi
Cacing(vermes) biologi
 
Filum platyhelminthes
Filum platyhelminthesFilum platyhelminthes
Filum platyhelminthes
 
Modul Praktikum
Modul Praktikum Modul Praktikum
Modul Praktikum
 
1. bahan ajar
1. bahan ajar1. bahan ajar
1. bahan ajar
 
Cacing.h
Cacing.hCacing.h
Cacing.h
 
Nemathelminthes
NemathelminthesNemathelminthes
Nemathelminthes
 
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
class nematoda(Smk duta pratama indonesia)
 
Power Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthesPower Point nemathelminthes
Power Point nemathelminthes
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point Platyhelminthes
 
Platyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematodaPlatyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematoda
 
Artikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaArtikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nema
 
Annelida dan molusca
Annelida dan moluscaAnnelida dan molusca
Annelida dan molusca
 
Zoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
Zoologi Invertebrata Philum NemathelmintesZoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
Zoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
 
invertebrata Phylum Nemathelmintes
invertebrata Phylum Nemathelmintes invertebrata Phylum Nemathelmintes
invertebrata Phylum Nemathelmintes
 
Hewan
HewanHewan
Hewan
 
Bab 8 hewan
Bab 8 hewanBab 8 hewan
Bab 8 hewan
 
Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )
 
Bab 8 Hewan.pptx
Bab 8 Hewan.pptxBab 8 Hewan.pptx
Bab 8 Hewan.pptx
 

Mehr von Awe Wardani

Diferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cell
Diferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cellDiferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cell
Diferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cellAwe Wardani
 
ANATOMI BATANG TUMBUHAN
ANATOMI BATANG TUMBUHANANATOMI BATANG TUMBUHAN
ANATOMI BATANG TUMBUHANAwe Wardani
 
Macam sel sitoplasma dll
Macam sel sitoplasma dllMacam sel sitoplasma dll
Macam sel sitoplasma dllAwe Wardani
 
Nukleus kelompok
Nukleus kelompokNukleus kelompok
Nukleus kelompokAwe Wardani
 
Laporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum BiokimiaLaporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum BiokimiaAwe Wardani
 
Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)
Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)
Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)Awe Wardani
 
Hara sulfur-tanaman
Hara sulfur-tanamanHara sulfur-tanaman
Hara sulfur-tanamanAwe Wardani
 
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalamSel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalamAwe Wardani
 
Praktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIKPraktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIKAwe Wardani
 
RANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKARANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKAAwe Wardani
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Awe Wardani
 
Parasit Endemik di Jawa
Parasit Endemik di JawaParasit Endemik di Jawa
Parasit Endemik di JawaAwe Wardani
 
Micobacterium leprosy
Micobacterium leprosyMicobacterium leprosy
Micobacterium leprosyAwe Wardani
 

Mehr von Awe Wardani (17)

Diferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cell
Diferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cellDiferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cell
Diferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cell
 
ANATOMI BATANG TUMBUHAN
ANATOMI BATANG TUMBUHANANATOMI BATANG TUMBUHAN
ANATOMI BATANG TUMBUHAN
 
Macam sel sitoplasma dll
Macam sel sitoplasma dllMacam sel sitoplasma dll
Macam sel sitoplasma dll
 
Nukleus kelompok
Nukleus kelompokNukleus kelompok
Nukleus kelompok
 
Laporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum BiokimiaLaporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum Biokimia
 
Artikel Ilmiah
Artikel IlmiahArtikel Ilmiah
Artikel Ilmiah
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)
Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)
Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)
 
Hara sulfur-tanaman
Hara sulfur-tanamanHara sulfur-tanaman
Hara sulfur-tanaman
 
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalamSel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
 
Proposal usaha
Proposal usahaProposal usaha
Proposal usaha
 
Praktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIKPraktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIK
 
RANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKARANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKA
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
 
Parasit Endemik di Jawa
Parasit Endemik di JawaParasit Endemik di Jawa
Parasit Endemik di Jawa
 
BIOPESTISIDA
BIOPESTISIDABIOPESTISIDA
BIOPESTISIDA
 
Micobacterium leprosy
Micobacterium leprosyMicobacterium leprosy
Micobacterium leprosy
 

Kürzlich hochgeladen

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 

Kürzlich hochgeladen (20)

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI “Pengamatan Morfologi dan Telur Cacing Nematoda, Cestoda, dan Trematoda” Sub Bab: Pengamatan Morfologi Cacing (Preparat Awetan dan Basah Aisyah Wardani 2110610012 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2013
  • 2. 1. PENDAHULUAN Parasit adalah organisme yang hidup baik di luar maupun di dalam tubuh hewan yang untuk kelangsungan hidupnya mendapatkan perlindungan dan memperoleh makanan dari induk semangnya. Parasit dapat dibedakan menjadi dua yaitu ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah parasit yang hidup pada permukaan luar tubuh inang, atau di dalam liang-liang kulit yang mempunyai hubungan dengan dunia luar. Sedangkan endoparasit yaitu parasit yang hidup pada organ seperti hati, limpha, otak, sistem pencernaan, sirkulasi darah, pernafasan, dalam rongga perut, otot, daging, dan jaringan tubuh lain (Purbomartono dkk, 2010).Endoparasit menurut Griffiths (1991) dapat diartikan sebagai parasit yang hidup di dalam tubuh induk semang. Endoparasit meliputi cacing (helminth), cacing adalah hewan yang bersel banyak yang memiliki badan, panjang, kepala, dan ekornya kadang ada yang terlihat jelas dan ada yang tidak. Kelompok hewan yang bersifat parasit tergolong ke dalam Filum Protozoa, Platyhelminthes, Nemathelminthes, dan Arthropoda. Parasit ini terdapat pada permukaan luar tubuh dan hidup di dalam tubuh. Filum Platyhelminthes dan Nemathelminthes tergolong dalam kelompok cacing. Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani yakni platys berarti pipih dan helminths yang berarti cacing (Romimoharto, 2005). Ciri yang lain adalah berukuran lebih kecil dari 10 mm pada beberapa jenis. Makanannya berupa hewan-hewan invertebrata kecil. Nematoda merupakan anggota filum Nemathelminthes. Karakteristik nematoda adalah mempunyai saluran usus dan rongga badan, berbentuk bulat tidak bersegmen, tubuhnya dilapisi oleh kutikula. Ciri lain ditandai dengan adanya sebuah mulut pada ujung anterior, mulut dikelilingi oleh bibir (Brown, 1979). Untuk mengetahui lebih lanjut spesies dalam phylum Platyhelminthes dan Nemathelminthes yang tergolong dalam parasit, maka diperlukan praktikum lebih lanjut. 2. Tujuan a. Mendeskripsikan morfologi cacing Ascaridia galli b. Mendeskripsikan morfologi cacing Ascaris lumbricoides
  • 3. c. Mendeskripsikan morfologi cacing Enterobius vermicularis d. Mendeskripsikan morfologi cacing Taenia saginata e. Mendeskripsikan morfologi cacing Raillietina tetragona f. Mendeskripsikan morfologi cacing Fasciola hepatica 3. TINJAUAN PUSTAKA Platyhelminthes adalah cacing daun yang umumnya bertubuh pipih. Beberapa ahli menganggap Nemertia, yaitu satu kelas yang tergabung dalam Platyhelminthes sebagai filum tersendiri yaitu filum Nemertia. Cacing daun bersifat triploblastik, tetapi tidak berselom. Ruang digesti berupa ruang gastrovaskular yang tidak lengkap. Cacing pita tidak mempunyai saluran digesti. Walaupun hewan-hewan itu bersifat simetri bilateral, namun mereka mempunyai sistem ekstretorius, saraf, dan reproduksi yang mantap. Sebagaian anggota cacing daun itu hidup parasitis pada manusia dan hewan. Cacing-cacing planaria hidup dalam air tawar. Cacing hati dan cacing pita bersiklus hidup majemuk dan menyangkut beberapa inang sementara. Cacing-cacing nemertian hidup mandiri di laut dan terkenal sebagai cacing ikat pinggang (Brotowidjojo,1989).Platyhelminthes adalah sekelompok orgnisme yang tubuhnya pipih, bersifat tripoblastik, tidak berselom. Pada umumnya spesies dari platyhelminthes adalah parasit pada hewan. Ektoderm adalah tipis yang dilapisi oleh kutikula yang berfungsi melindungi jaringan di bawahnya dari cairan hospes. Sistem ekskresi hanya saluran utama yang mempunyai lubang pembuangan keluar tidak memiliki sistem sirkulasi, maka bahan makanan itu di edarkan oleh pencernaan itu sendiri. Alat reproduksi jantan dan betina terdapat pada tiap – tiap hewan dewasa. Alat jantan terdiri atas sepasang testis, dua pembuluh vasa deferensia, kantung vesiculum seminalis, saluran ejakulasiyang berakhir pada alat kopulasi dan penis (Jasin, 1992). Nemathelminthes (Yunani; nema = benang: helmin = cacing) dinamakan cacing bulat tak beruas untuk membedakannya dari cacing pipih. Cacing dari Philum ini panjang dan ramping dengan permukaan tubuh halus dan mengkilap. Salah satu atau kedua ujung meruncing. Kelamin terpisah.Menhasilkan beriburibu telur. Filum ini terbagi ke dalam dua kelas, yakni Nematoda, mempunyai
  • 4. usus tetapi tidak mempunyai belalai, dan Acantho cepala, tidak mempunyai usus tapi mempunyai belalai yang berduri. Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Kutikular ini lebih kuat dari cacing parasit yang hidup diinang daripada yang hidup bebas. kutikular berfungsi untuk melindungi diri dari enzim pencernaan inang. Alat reproduksi jantan terdiri atas testis dengan saluran berbentuk benang kusut, kemudian saluran vas deferens yang menuju ke vesikula seminalis dan berakhir pada saluran ejakulasi (ejaculatory duct). Alat reproduksi betina tekenal dengan bentuk Y. Tiap- tiap cabangnya terdiri atas ovari dan saluran berbentuk benang kemudian bersambung dengan uterus. Selanjutnya kedua uterus bersambung menjadi satu membentuk saluran dengan otot dan bermuara pada vagina. Sekitar vagina terdapat vulva. pembuahan sel telur terjadi didalm uterus. Dalam uterus telur dapat mencapai 27 juta dan tiap-tiap cacing menghasilkan 2000.000 telur. Telur akan keluar bersama-sama dengan faeces hospes (Jasin, 1992). 4. METODOLOGI - Alat dan Bahan Alat: Alat yang digunakan dalam praktikum adalah kaca pembesar, cawan petri, pinset, parafin blok, dan alat tulis. Bahan: Bahan yang disiapkan adalah sebagai berikut: a. Awetan cacing Ascaridia galli jantan dan betina b. Awetan cacing Ascaris lumbricoides c. Awetan cacing Taenia saginata d. Awetan cacing Fasciola hepatica - Cara Kerja 1. Mengambil preparat awetan cacing Ascaridia galli menggunakan pinset dan cawan dan meletakkannya pada parafin blok 2. Mengamati dan menggambar morfologi cacing 3. Mendeskripsikan morfologi cacing berupa: bentuk bibir, warna cacing, ukuran cacing, bentuk ekor dan bentuk lubang kelamin
  • 5. 4. Mendeskripsikan morfologi masing-masing preparat awetan yang ada 5. Mendokumentasikan setiap preparat awetan yang ada 6. Membersihkan alat dan bahan pada keadaan semula 5. HASIL DAN PEMBAHASAN - Hasil Pengamatan Data diperoleh melalui pengamatan secara morfologi 6 spesies dengan kelas yang berbeda. Spesies Ascaridia galli dan Ascaris lumbricoides tergolong dalam kelas Nematoda. Sedangkan spesies Taenia saginata dan Fasciola hepatica masing-masing termasuk dalam kelas Cestoda dan Trematoda. Sedangkan data spesies Enterobius vermicularis dari kelas Nematoda dan spesies Raillietina tetragona diperoleh melalui studi pustaka.Hasil perbandingan secara umum berupa: warna, ukuran tubuh, bentuk bibir, bentuk ekor, bentuk tubuh, dan lubang kelamin pada masing-masing kelas yang diidentifikasi terdapat pada tabel 1. Tabel 1. Perbandingan Morfologi Antara Nematoda, Cestoda, dan Trematoda NEMATODA CESTODA TREMATODA WARNA putih kekuningan putih kekuningan kuning kecoklatan UKURAN jantan < betina jantan = betina jantan = betina BENTUK BIBIR 3 bibir: 1 dorsal, 2 berkait & ber- oral & ventral EKOR rostellum sucker sama ♂ melingkar pipih pipih ♀ lurus KELAMIN terpisah hermaprodit terpisah BENTUK TUBUH silindris pipih pipih ventral
  • 6. Hasil perbandingan masingmasing spesies awetan berupa: warna, ukuran tubuh, bentuk bibir, bentuk ekor, bentuk tubuh, dan lubang kelamin tang telah diidentifikasi terdapat pada tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Morfologi Spesies Endoparasit Awetan NEMATODA WARNA putih kekuningan TREMATODA Ascaris Taenia Fasciola lumbricoides Ascaridia galli CESTODA saginata hepatica kuning kuning merah kecoklatan UKURAN ♂ 6 cm 34 cm 39 cm 2,5 cm 3 bibir sucker + sucker ♀ 8 cm BENTUK 3 bibir BIBIR rostellum KELAMIN ♂ berlekuk ♂ berlekuk ♀ lurus EKOR ♀ lurus terpisah terpisah pipih Pipih hermaprodit hermaprodit
  • 7. Hasil gambar dokumentasi dan literatur untuk membandingkan empat spesies awetan terdapat pada tabel 3. Tabel 3. Gambar Perbandingan Morfologi Spesies Endoparasti Awetan A. galli DOKUMENTASI LITERATUR - Pembahasan A. lumbricoides T. saginata F. hepatica
  • 8. a. Ascaridia galli Cacing ini mempunyai panjang 50-76 mm pada jantan dan 72-116 mm pada betina. Cacing ini mempunyai tiga bibir yaitu satu bibir dorsal dan dua bibir lateroventral. Selain itu, terdapat ale (selaput tipis semacam sayap) lateral pada kedua sisi sepanjang badan dan esofagusnya tidak mempunyai gelembung posterior. Pada cacing jantan, ekornya terdapat ale kecil yang dilengkapi dengan 10 pasang papil yang pendek dan tebal, mempunyai batil hisap prekloakal dengan sisi kutikular yang tebal. Cacing betina memiliki vulva yang terletak pada bagian tengah badan dengan ekor berbentuk kerucut. Telur cacing ini berbentuk kerucut, berdinding licin, dan berukuran 73-92 x 45-57 µm (Kusumamihardja, 1992 dalam Dwipayanti, 2008). GambarSiklus hidup Ascaridia galli menurut Soulsby (1986 dalam Dwipayanti, 2008) KLASIFIKASI Phylum : Nemathelminthes Classis : Nematoda Ordo : Ascaridia Familia : Heterakidae
  • 9. Genus : Ascaridia Spesies : Ascaridia galli (Kusumamihardja, 1992 dalam Dwipayanti, 2008). Gambar Cacing Ascaridia galli (Dwipayanti, 2008) b. Ascaris lumbricoides Cacing betina dewasa mempunyai bentuk tubuh posterior yang membulat (conical), berwarna putih kemerah-merahan dan mempunyai ekor lurus tidak melengkung. Cacing betina mempunyai panjang 22-35 dan memiliki lebar 3-66 mm. Sementara cacing jantan dewasa mempunyai ukuran yang lebih kecil, dengan panjang 12-13 cm dan lebarnya 2-4 mm, dengan warna yang sama dengan cacing betina, tetapi memiliki ekor yang melengkung ke arah ventral. Kepalanya mempunyai tiga bibir pada ujung anterior (bagian depan) dan mempunyai gigigigi kecil atau dentikel pada pinggirnya, bibirnya dapat ditutup atau dipanjangkan untuk memasukkan makanan (Soedarto, 1991).
  • 10. Gambar Siklus Hidup //www.dpd.odo.gov /dpdx KLASIFIKASI Phylum : Nemathelminthes Classis : Nematoda Ordo : Rhabdidata Familia : Ascarididae Genus : Ascaris Spesies :Ascaris lumbricoides Ascaris lumbricoides (sumber: http:
  • 11. Gambar Ascaris lumbricoides jantan dan betina c. Enterobius vermicularis Enterobius vermicularis merupakan cacing yang berukuran kecil berbentuk seperti benang berwarna putih, hidup di dalam sekum, apendiks, dan di daerah yang berbatasan dengan ileum dan kolon asendens. Cacing betina dewasa berukuran 8-13 mm x 0,3-0,5 mm dengan ekor yang runcing. Bentuk jantan berukuran 2-5 mm x 0,1-0,2 mm, ekornya melingkar sehingga bentuknya seperti tanda tanya. Seekor cacing betina dapat menghasilkan rata-rata 11.000-15.000 butir telur (Lubis dkk, 2008).
  • 12. Gambar Daur hidup Enterobius vermicularis(Abidin San, 1993 dalam Lubis dkk, 2008) KLASIFIKASI Phylum : Nemathelminthes Classis : Nematoda Ordo :Oxyurida Familia : Oxyuridea Genus : Enterobius Spesies :Enterobius vermicularis
  • 13. Gambar Telur dan bentuk dewasa Enterobius vermicularis (dikutip dari Huh S. Pinworm. http: //www.emedicine.com/ med/ topic1837.htm dalam Lubis dkk, 2008) d. Taenia saginata Cacing dewasa panjangnya antara 5-10 m. hidup di dalam usus. Struktur badan cacing ini terdsiri dari skoleks, leher dan strobila yang merupakan ruas-ruas proglotid, sebanyak 1000-2000 buah. Skoleks hanya berukuran 1-2 mm, mempunyai emapt batil isap dengan otot-otot yang kuat, tanpa kait-kait. Bentuk leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan didalamnya tidak terliohat struktur tertentu. Strobila terdiri dari rangkaian proglotid yang belum dewasa, dewasa dan matang yang mengandung telur, disebut gravid. Pada proglotid yang belum dewasa, belum terlihat struktur alat kelamin yang jelas. Pada proglotid yang dewasa terlihat struktur alat kelamin seperti folikel testis ynag berjumlah 300-400 buah, tersebar di bidang dorsal. Vasa eferensnya bergabung untuk masuk ke rongga kelamin (genital atrium), yang ebrakhir di lubang kelamin. Lubang kelamin letaknya berselang seling pada sisi kanan dan kiri strobila. Di bagian posterior lubang kelamin, dekat va deferens, terdapat tabung vagina yang berpangkal pada ootip. Ovarium terdiri dari dua lobus, berbentuk kipas, besarnya hampir sama.
  • 14. Letak ovarium di sepertiga bagian posterior dari proglotid. Vitelaria letaknya di belakang ovarium dan merupakan kumpulan folikel yang eliptik. Uterus tumbuh dari bagian anterior ootip dan menjulur ke bagian anterior proglotid. Setelah uterus ini penuh dengan telur, maka cabag-cabangnya akan tumbuh, yang berjumalah 15-30 buah pada satu sisinya dan tidak memiliki lubang uterus. Proglotid gravid letaknya diterminal dans erring lepas daris trobila. Proglotid gravid ini dapat bergerak aktif, keluar dengan tinja atau keluar sendiri dari lubang dubur secara spontan. Setiap harinya kira-kira 9 buah proglotid dilepas. Proglotid ini bentuknya lebih panjang dan lebar. Telur dibungkus embriofor, berisi suatu embrio heksakan yang dinamakan onkosfer. Telur yang baru keluar dari uterus masih diliputi selaput tipis yang disebut lapisan luar telur. Sebuah proglotid gravid berisi kira-kira 100.000 buah telur. Waktu proglotid terlepas dari rangkaiannya dan menjadi koyak, cairan putih susu yang mengandung banyak telur mengalir keluar dari sisi anterior proglotid tersebut, terutama bila proglotidnya berkontraksi waktu bergerak (Kusuma, 2013). Gambar siklus hidup Taenia saginata
  • 15. Keterangan gambar: Tinja manusia yang mengandung telur cacing. Telur cacing kemudian tertelan oleh hewan ternak. Telur tersebut menetas untuk melepaskan larva dengan hexacynth (six-hooked)di usus kecil. Larva tersebut kemudian pindah ke usus kecil dan memasuki system peredaran darah. Larva terbawa sampai ke beberapa jaringan seperti jantung dan otot-otot lain untuk membentuk sistiserkus. Manusia kemudian terinfeksi dengan cara menelan sistiserkus yang terdapat dalam daging hewan ternak tersebut yang tidak dimasak dengan baik. Begitu tertelan, skolek parasit tersebut melekat pada dinding usus dan tumbuh menjadi cacing dewasa yang matang yang dapat menetaskan telurnya melalui tinja manusia yang terinfeksi tersebut (Kusuma, 2013). KLASIFIKASI Phylum : Platyhelminthes Classis : Cestoda Ordo : Cyclophyllidae Familia : Taniidae Genus : Taenia Spesies : Taenia saginata
  • 16. Gambar Struktur tubuhTaenia saginata e. Raillietina tetragona Cacing ini mungkin merupakan genus cacing pita pada ayam yang paling umum di Amerika Utara dan mungkin di seluruh dunia. Tubuhnya mempunyai banyak proglotida. Terdapat rostelum dengan kait berbentuk palu yang tersusun dalam lingkaran ganda. Alat penghisap kadang-kadang dipersenjatai dengan kait yang kecil dan berdegenerasi yang tersusun dalam beberapa lingkaran (Levine, 1994). Raillietina tetragona terjadi pada usus halus unggas, dan burung dara dan merupakan cacing yang lebar dan panjangnya 25 cm. Telur berada di kantong, berdiameter 25-50 mikron (Hall, 1977). KLASIFIKASI Phylum : Platyhelminthes Classis : Cestoda Ordo : Davaneidea Familia : Davaineidae Genus : Raillietina Spesies :Raillietina tetragona
  • 17. Gambar Morfologi Raillietina tetragona f. Fasciola hepatica Fasciola hepatica mengalami proses pendewasaan di dalam saluran empedu. Cacing Fasciola sp. Dewasa dalam hospes definitive dapat hidup rata-rata antara satu sampai tiga tahun di dalam hati (Troncy, dkk, 1981dalam Bendyrman, 2004). Menurut Dixon (1995) dalam Bendyman (2004) bahwa Fasciola sp. Pada sapi memproduksi telur setiap harinya kurang lebih 2628 butir. Cacing dewasa bersifat haematophagus (menghisap darah) hospes penderita dan memakan sel-sel hepatik. Di dalam caeca cacing dewasa mensekresi Cathepsin yang merupakan proteinase intracelluler dan berfungsi sebagai phagocytic digestion (Ben Dawes, 1964 dalam Bendyman, 2004). Phylum : Platyhelminthes Classis : Trematoda Ordo :Echinostomida Familia :Fasciolidea Genus : Fasciola Spesies : Fasciola hepatica
  • 18. Gambar Morfologi Fasciola hepatica (Schmidt dan Roberts, 1989 dalamWidjajanti, 2004) 6. KESIMPULAN Pengamatan morfologi cacing menggunakan spesies awetan dari 2 phylum yang berbeda yaitu Nemathelminthes dan Platyhelminthes. Nemathelminthes dibagi menjadi kelas Nematoda yang masing-masing spesies tersebut adalah Ascaridia galli, Ascaris lumbricoides, dan Enterobius vermicularis. Ciri khusus yang dimiliki Nematoda adalah beberapa diantara spesiesnya memiliki kait dan memiliki 3 buah bibir. Sedangkan pada phylum Platyhelminthes yang dibagi lagi menjadi dua kelas yaitu cestoda dan trematoda. Anggota dari cestoda adalah spesies Taenia saginata dan Raillietina tetragona. Cestoda memiliki ciri khas yaitu tubuhnya yang terdiri dari rangkaian segmen yang tiap segmen disebut proglotid, dengan kepala (skoleks), dan alat hisap (sucker) yang dilengkapi kait yang terbuat dari kitin disebut rostellum. Anggota dari trematoda adalah spesies Fasciola hepatica.Anggota yang masuk dalam kelas trematoda merupakan cacing hisap. Dari semua spesies yang diidentifikasi maka, hewan tersebut didapati
  • 19. merupakan hewan endoparasit, yaitu parasit yang hidup di dalam tubuh induk semang. 7. DAFTAR PUSTAKA Bendyrman, S.S. 2004. Aspek Biologis dan Uji Diagnostik Fasciola. Prodising Seminar Parasitologi dan Toksikologi Veteriner. Brotowidjojo, M.D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga. Brown, H.W. 1979. Dasar Dasar Parasitologi Klinis. Jakarta: Penebar Swadaya. Dwipayanti, N.M.Y. 2008. Profil Organ Dalam serta Histopatologi Usus dan Hati Ayam Kampung Terinfeksi Cacing Ascaridia galli yang Diberi Tepung Daun Jarak (Jathropa curca L.). Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Griffiths. 1991. Manual untuk Paramedis Kesehatan Hewan. Yogyakarta: Tiara Wacana. Hall, H.T.B. 1977. Deseases and Parasites of Livestock in The Tropic. First Edition. London: Longman Group Ltd. Kusuma, S.A.F. 2013. Cestoda. Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. Levine, D.N. 1994. Parasitologi Veteriner. Yogyakarta: UGM Press. Lubis, S.M., Pasaribu, S., Lubis, C.P. 2008. Enterobiasis pada Anak. Sari Pediatri Volume 9 No 5. Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya. Purbomartono, C., Isnaetin, M., dan Suwarsito. 2010. Ektoparasit pada Benih Ikan Gurami di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Beji dan Sidabowa Kabupaten Banyumas. Sains Aquatic Journal. Romimoharto, K. 2005. Biologi Laut. Jakarta: Djambatan. Soedarto. 1995. Helmintologi KedokteranEdisi ke 2. Jakarta: EGC.
  • 20. Widjajanti, S. 2004. Faciolosis pada Manusia: Mungkinkah Terjadi di Indonesia?. Watazoa Volume 14 No. 2.