2. Situasi Kebencanaan Di
Indonesia
• Indonesia berada di daerah rawan bencana,
karena faktor geografi, geologi (lempeng
tektonik) dan demografi
• Intensitas bencana semakin meningkat dan
kompleks, ditangani secara multisektor secara
bersama, terpadu dan terkoordinasi
• Semakin kompleksnya bencana dan kedaruratan,
perlu menekankan upaya penanggulangan
bencana secara sistematik (Disaster management
system)
4. Geospasial
Geospasial atau ruang
kebumian adalah aspek
keruangan yang
menunjukkan lokasi,
letak, dan posisi suatu
objek atau kejadian yang
berada di bawah, atau di
atas permukaan bumi
yang dinyatakan dalam
sistem koordinat
tertentu.
5. Lanjutan
Ketika terjadi bencana, data geospasial dapat
membantu untuk informasi kerusakan dan
kebutuhan yang ada di lapangan, misalnya
dengan foto udara atau citra penginderaan jauh.
Hal ini pada gilirannya akan membantu upaya
penanganan korban dan penyaluran bantuan.
Pasca bencana, data geospasial mampu
menyediakan informasi untuk keperluan
rekonstruksi dan rehabilitasi daerah yang
terkena bencana.
7. Model Data Spasial
Data Raster
Model data raster mempunyai struktur data yang
tersusun dalam bentuk matriks atau piksel dan
membentuk grid
Data Vektor
Model data vektor merupakan model data yang
paling banyak digunakan, model ini berbasiskan
pada titik
(points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk
membangun obyek spasialnya
8. Siklus
Penanggulangan
Bencana
Bencana adalah Suatu
gangguan serius terhadap
keberfungsian suatu
masyarakat sehingga
menyebabkan kerugian
yang meluas pada
kehidupan manusia
maupun dari segi materi,
ekonomi atau lingkungan
dan melampaui batas
kemampuan masyarakat
yang bersangkutan untuk
mengatasi dengan
menggunakan
sumberdaya mereka
sendiri
9. Informasi Geospasial (IG) yang dibutuhkan untuk membangun
basis data kebencanaan berupa :
• Informasi Geospasial Dasar (IGD), antara lain :
Peta Rupabumi, Jaring Kontrol Geodesi
• Informasi Geospasial Tematik (IGT), antara lain :
Peta tematik dasar: Peta Klas Lereng, Peta DAS, Peta
Demografi, Peta Sistem Lahan, Peta Penutup Lahan
• Peta tematik lainnya: Peta Rawan Banjir Geomorfologi, Peta
Zona Kerentanan Gerakan Tanah, Peta Wilayah Rawan Gempa
Bumi, Peta Sebaran Gempa Bumi Merusak, Peta Rawan
Bencana Abrasi, Peta Kejadian Banjir, Peta Curah Hujan
Dasarian, Peta Sesar Aktif dan Sebaran pusat gempa bumi
merusak, Peta Daerah Rawan Tsunami, Peta Kawasan Rawan
Bencana Gunung Api, Peta Risiko Bencana, dll.
• Semua IG tersebut harus dalam satu referensi (referensi tunggal )
10. Kesimpulan
• Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan analisis
kebencanaan
• SIG dapat berperan dalam fase sebelum terjadinya
bencana dan setelah terjadinya bencana. SIG adalah
alat yang berkemampuan tinggi dalam mendukung
manajemen keadaan darurat
• Penggunaan Data Spasial yang terdapat di SIG,
memungkinkan untuk menentukan daerah yang rawan,
berbahaya, jalur-jalur pengungsian yang terdekat serta
daerah-daerah tempat evakuasi