Dokumen tersebut membahas tentang sikap negara Islam terhadap demokrasi, sistem multi partai, wanita, dan non-Muslim. Dokumen ini menjelaskan bahwa wanita boleh terlibat dalam politik dan menjadi anggota parlemen asalkan menjaga batasan-batasan syariat Islam seperti menjaga interaksi dengan kaum laki-laki.
1. Sikap Negara Islam Terhadap Demokrasi, Sistem Multi Partai, Wanita, dan Non-Muslim مَوْقِـفُ الدّوْلَةِ الْمُسْلِمَةِ مِنَ الدِيْمُوْقَرَاطِيَّةِ وَالتَعَدُّدِيَّةِ وَالْمَرْأَةِ وَغَيْرِ الْمُسْلِمِيْنَ Presented by Hermansyah, Lc, SPdi.
2. تَرْشِيْحُ الْمَرْأَةِ لِلْمَجَالِسِ النِّيَابِيَّةِ بَيْنَ اْلإِجَازَةِ وَالْمَنْعِ Pencalonan Wanita Menjadi Anggota Parlemen Antara Yang Membolehkan dan Melarang
3.
4.
5.
6. Bolehka wanita terlibat politik praktis dan menjadi anggota parlemen? Dalam hal ini ada pendapat yang mengatakan bahwa haram dan berdosa besar wanita terlibat didalam politik praktis atau menjadi anggota parlemen, dengan beberapa dalil dan argumentasi sebagai berikut : I. Dalil Pertama : Ayat Al Qur-an yang berbunyi : وقرن في بيوتكن ” Dan hendaknya mereka menetap di rumah-rumah mereka”. (Al Ahzab : Berdasarkan ayat ini dilarang wanita meninggalkan rumah dan hendaklah mereka menetap di rumah saja, kecuali karena kebutuhan mendesak.
7. II. Dalil Kedua : Tindakan Pencegahan (Saddudz Dzaro’i) -Karena wanita yang menjadi aktivis politik praktis akan terjebak kepada ikhtilath (cambur baur dengan lelaki bukan muhrim) khususnya ketika kampanye, bahkan bisa jadi melakukan kholwah (berdua-duaan ditempat sepi dengan yang bukan muhrim). Tentu hal ini menjadi haram. Dan segala yang membawa kepada yang haram, maka hukumnya haram.
8.
9.
10.
11. - Untuk dalil kedua yaitu upaya pencegahan maka dalam hal ini kita sepakat bahwa bahwa tindakan pencegahan itu memang diperlukan, tetapi para ulama menetapkan bahwa berlebihan dalam hal ini sama pula dengan terlalu longgar terhadapnya, sehingga terkadang sampai mengorbankan banyak sekali kemaslahatan, bahkan mungkin lebih besar daripaa kerusakan yang dikhawatirkan. - Karena boleh jadi jika seorang muslimah tidak maju untuk pemilihan, maka suara yang cukup banyak akan jatuh ketangan orang yang tidak komitment dengan agama, padahal seharusnya dia berhadapan langsung dengan mereka yang anti agama itu.
12. - Sebagian ulama memandang bahwa wanita itu boleh diajarkan membaca tapi tidak perlu tulis menulis, karena aka menjadikan tulisan merupakan sarana-sarana untuk keburukan. - Dalam hal ini maka kita perlu tegaskan bahwa wanita muslimah yang komitment dan ia dicalonkan jadi anggota parlemen, maka hendaklah ia tetapi menjaga interaksinya dengan kaum lelaki dalam batas-batas yang telah digariskan oleh hukum syari’at. Ia tidak boleh berkata manja, berdandang seronok, berduaan dgn bukan muhrim, atau campur baur tanpa batasan. Dan hal ini tentu difahami oleh wanita muslimah yang komitment dengan Islam.