SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 59
{
HIV-AIDS
Akademi Kebidanan Husada Madani
Tangerang 2015
Mata Kuliah Penyakit
Umum
Apa itu HIV?
Apakah sama dengan
AIDS?
Sejarah HIV-AIDS
Awal mula disebut SIV
Lalu mutasi SIV  HIV
SIV  Simian Immunodeficiency
Virus
Diduga tahun 1950 ada sampel
darah yang mengandung HIV
Sejarah HIV-AIDS
 Simian adalah monyet yang tinggal
di Afrika
 ketika terinfeksi HIV tidak sakit
 HIV menular kepada simian Asia 
sakit
SIV (Simian Immunodeficiency Virus)
A Simian Virus Jumped to Humans - But How??
 Kasus Dr. Gottlib
 Ditemukan di Los Angeles  info dari
MMWR (Morbidity Mortality Weekly
Report)
 Tahun 1981:
 5 Remaja
 Homoseks (gay men)
 Aktif seksual
 Timbul pneumonia karena bakteri
 Pneumocystis carinii
Kasus Pertama di Dunia
Pada tahun 1983 ditemukan virus:
 LAV  Lymph Adenopaty Virus
 HTLV  Human Cell T Lymphosit
Virus
 ARC  AIDS Related Complex
Perkembangannya…
 Penemuan di Indonesia
pertama kali di Bali Tahun
1987
 Yang menemukan: dr.
Parwati di RS Sanglah
 Turis Belanda
 Gejala yang timbul:
demam terus-menerus
dan ruam pada kulit
 Meninggal di RS < 72
jam
Sejarah HIV-AIDS di Indonesia
Dr. Toha M.
Dr. Parwati
Penyebaran
HIV-AIDS
 Kematian tinggi (CFR)
 Belum ada obat penyembuhan
 Hanya ARV  ditemukan tahun 1996
 Ada di semua negara
 Belum ditemukan vaksin sampai saat ini
Global Health Crisis
Laporan Kasus di Indonesia
• Adanya kecenderungan peningkatan jumlah kasus HIV dari tahun ke tahun
sejak pertama kali dilaporkan (tahun 1987)
• Sebaliknya Jumlah kasus mulai meningkat lambat bahkan sejak 2012
jumlah kasus AIDS mulai turun.
• Jumlah kumulatif penderita HIV sampai September 2014  150.296 orang
• Sedangkan total kumulatif kasus AIDS  55.799 orang
Jumlah HIV menurut Umur
Pola penularan HIV berdasarkan kelompok umur dalam 5
tahun terakhir tidak banyak berubah.
Infeksi HIV paling banyak terjadi pada kelompok usia
produktif 25-49 tahun, diikuti kelompok usia 20-24 tahun
Persentase HIV menurut jenis kelamin
Kasus AIDS di Indonesia berdasarkan jenis kelamin sejak 1987
sampai September 2014, lebih banyak terjadi pada kelompok laki-laki
(54%) atau hampir 2x lipat dibandingkan kelompok perempuan (29%)
Jumlah AIDS menurut Jenis Pekerjaan
Menurut jenis pekerjaan, penderita AIDS di Indonesia paling banyak
berasal dari kelompok ibu rumah tangga diikuti wiraswasta dan
tenaga non profesional (karyawan)
Persentase AIDS menurut Faktor Risiko
Kasus AIDS di Indonesia paling banyak terjadi pada kelompok
heteroseksual (61,5%), Diikuti pengguna narkoba injeksi (IDU)
sebesar 15,2%, dan homoseksual (2,4%).
Jumlah HIV per-Provinsi
Jumlah AIDS pd 10 Provinsi Terbanyak
Grafik Case Fatality Rate AIDS Indonesia
Case Fatality Rate (CFR) adalah jumlah kematian (dalam persen)
dibandingkan jumlah kasus dalam suatu penyakit tertentu. Grafik dari tahun
2000 sampai 2014 menunjukkan cenderung menurun. Hal ini membuktikan
bahwa upaya pengobatan yang dilakukan telah berhasil guna menurunkan
angka kematian akibat AIDS
Struktur dan
Siklus Hidup HIV
• Bisa dilihat dari pembesaran 200.000 kali pada mikroskop
elektron
• sel tubuh yang diserang:
• Limfosit T  CD4+
• Makrofag
• Monosit
HIV life cycle
HIV illustration CD4 cell illustration
HIV life cycle
actual HIV actual CD4, infected
Fungsi masing-masing bentuk
3 enzim yang berperan:
• Enzim reverse
transcriptase : membalik
dan merubah struktur
RNA
• Enzim Endonuklease
(terintegrasi) : enzim
yang menyatukan RNA
virus dengan DNA
manusia
• Enzim protease : enzim
yang strukturnya protein
fungsinya adalah
membantu mengikat dan
membentuk virus baru
 1. ENTRY: (a) attachment, (b) binding, (c) fusion.
 2. REVERSE TRANSCRIPTION: uses HIV enzyme
called reverse transcriptase.
 3. INTEGRATION: uses HIV enzyme called integrase.
 4. TRANSCRIPTION: uses HIV enzyme called protease.
 5. MATURATION: (a) assembly, (b) budding, (c)
maturation.
HIV life cycle
Jarak Waktu HIV menjadi AIDS
Windows
periode
(stadium 1)
infeksi HIV
asimtomatik
dan tidak
dikategorikan
sebagai AIDS
Asimptomatic
periode
(stadium 2)
termasuk
manifestasi
membran
mukosa kecil
dan radang
saluran
pernapasan
atas yang
berulang
Symptomatic
Periode
(stadium 3)
termasuk diare
kronik yang
tidak dapat
dijelaskan
selama lebih
dari sebulan,
infeksi bakteri
parah, dan
tuberkulosis.
AIDS periode
(stadium 4)
termasuk
toksoplasmosis
otak,
kandidiasis
esofagus,
trakea, bronkus
atau paru-paru,
dan sarkoma
kaposi. Semua
penyakit ini
adalah
indikator AIDS.
Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO)
mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS yang diperbarui
pada bulan September tahun 2005.
Monitoring HIV disease: CD4 cells
• CD4 counts reflect the relative health of the immune system.
Keep as high as possible over time.
• CD4 diatas 500 masih bisa “seperti sehat”
• CD4 sudah < 200 mulai timbul gejala penyakit mulai
memberat  infeksi oportunistik
Other factors in HIV disease may further
weaken the immune system:
Co-infections and other conditions.
 STIs and others (hep B & C); diabetes, hypertension, kidney disease.
Lifestyle issues.
 Street drugs, smoking, poor sleeping habits, lack of exercise, etc.
Stress.
 Released chemicals work against immune system.
Poor nutrition.
 Affects immune system, contributes to weight and bone loss and fatigue.
Conditions increase urgency to start
• CD4 count <200
• Loss of 100+ CD4s within past year
• Viral load >100,000
• AIDS-defining illness, certain OIs (crypto, TB, etc.)
• Pregnancy
• HIV-related kidney disease (HIVAN)
• Hepatitis B co-infection that requires treatment
• Hepatitis C co-infection
• Older age, >50 years
Cara Penularan
HIV-AIDS
 Darah (plasma dan serum) 10-50
 Urin <1
 Air liur/saliva <1
 Air mani/semen 10-
50
 Air susu ibu <1
 Air mata <1
 Keringat 0
 Cairan otak 10-1000
 Cairan/sekret vagina <1
 Sekret telinga 5-10
HIV ada dalam tiap cairan tubuh
per ml2
 Darah : 18,000/ul
 Mani : 11,000/ul
 Cairan vagina : 7,000/ul
 Cairan amnion : 4,000/ul
 ASI dan air liur : 1/ul
Komposisi HIV dalam Tubuh
 Approximately 50,000 new HIV infections occur in the
Indonesia each year. In the Indonesia, HIV is spread mainly
by:
 Having sex with someone who has HIV. In general:
 Anal sex (penis in the anus of a man or woman) is the
highest-risk sexual behavior. Receptive anal sex
(“bottoming”) is riskier than insertive anal sex (“topping”).
 Vaginal sex (penis in the vagina) is the second highest-
risk sexual behavior.
 Having multiple sex partners or having sexually
transmitted infections can increase the risk of HIV
infection through sex.
 Sharing needles, syringes, rinse water, or other equipment
(“works”) used to prepare injection drugs with someone
who has HIV.
Penularan PALING Berisiko
 Being stuck with an HIV-contaminated needle or other
sharp object. This is a risk mainly for health care
workers.
 Oral sex—using the mouth to stimulate the penis, vagina, or
anus (fellatio, cunnilingus, and rimming). Giving fellatio
(mouth to penis oral sex) and having the person ejaculate
(cum) in your mouth is riskier than other types of oral sex.
 Contact between broken skin, wounds, or mucous
membranes and HIV-infected blood or blood-contaminated
body fluids. These reports have also been extremely rare.
 Deep, open-mouth kissing if the person with HIV has sores
or bleeding gums and blood is exchanged. HIV is not spread
through saliva. Transmission through kissing alone is
extremely rare.
Penularan Berisiko.
 Being born to an infected mother. HIV can be passed from
mother to child during pregnancy, birth, or breastfeeding.
 Receiving blood transfusions, blood products, or organ/tissue
transplants that are contaminated with HIV. This risk is
extremely small because of rigorous testing of the US blood
supply and donated organs and tissues.
 Eating food that has been pre-chewed by an HIV-infected
person. The contamination occurs when infected blood from a
caregiver’s mouth mixes with food while chewing, and is very
rare.
 Being bitten by a person with HIV. Each of the very small
number of documented cases has involved severe trauma with
extensive tissue damage and the presence of blood. There is
no risk of transmission if the skin is not broken.
 Air or water
 Insects, including mosquitoes or
ticks
 Saliva, tears, or sweat
 Casual contact, like shaking hands,
hugging or sharing dishes/drinking
glasses
 Drinking fountains
 Toilet seats
HIV is NOT spread by:
PMS sebagai co-factor
Ulcerative (sifilis
dan chancroid)  3-
9 kali
Herpes Simplex  2
kali
Inflamasi(Go, chlamidia,
Trichomoniasis)  3-5 kali
Bacterial Vaginosis
 1,5-2 kali
Pencegahan dan
Penatalaksanaan
HIV-AIDS
Program pemerintah/LSM:
 Skrining darah donor  mahal
 PMTCT  mahal
 Kondom  murah
 Harm reduction /NEP  mahal
 Penerapan Universal Precaution
Pencegahan
Upaya medis:
 Pengobatan PMS  Syndromicapproach
 Pemberian ARV
 Sirkumsisi/sunat
Upaya Struktural:
 Ekonomi, Budaya Budaya, Hukum
 Kesetaraan gender
 Perubahan Perilaku, Positive Prevention
 “Stigma dan Diskriminasi”
 “Norma dan nilai “
Current classes of HIV therapy
• EIs: entry inhibitors (prevents attachment, binding and fusion).
• NRTIs: nucleoside reverse transcriptase inhibitors, or “nukes”
(mimics nucleosides).
• NNRTIs: non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors, or
“non-nukes” (blocks nucleosides).
• IIs: integrase inhibitors (jams integration).
• PIs: protease inhibitors (jams assembly at end).
• MIs: maturation inhibitors (not yet, if at all).
The full HIV drug toolbox
NRTIs:
• Epivir (3TC, lamivudine) *
• Emtriva (FTC, emtricitabine)
• Retrovir (AZT, zidovudine) *
• Videx (ddI, didanosine) *
• Viread (TDF, tenofovir)
• Zerit (d4T, stavudine) *
• Ziagen (ABV, abacavir)
NNRTIs:
• Edurant (RPV, rilpivirine)
• Intelence (etravirine)
• Rescriptor (delavirdine) *
• Sustiva (EFV, efavirenz)
• Viramune (nevirapine)
Fixed dose combos:
• Atripla (TDF+FTC+EFV)
• Combivir (AZT+3TC)
• Complera (RPV+FTC+TDF)
• Epzicom (3TC+ABV)
• Stribild (ELV+FTC+TDF)
• Trizivir (AZT+3TC+ABV) *
• Truvada (FTC+TDF)
Entry inhibitors:
• Fuzeon (T20, enfuvirtide) *
• Selzentry (maraviroc)
Integrase inhibitors:
• Isentress (raltegravir)
• elvitegravir (ELV)
Protease inhibitors:
• Agenerase (amprenavir) *
• Aptivus (tipranavir) *
• Crixivan (indinavir) *
• Invirase (saquinavir) *
• Kaletra (lopinavir/r)
• Lexiva (fosamprenavir)
• Norvir (ritonavir)
• Prezista (darunavir)
• Reyataz (atazanavir)
• Viracept (nelfinavir) *
* = older drugs, or not often
used, or in special cases
_ = newest drugs
Penanganan Pasien Hamil Dengan HIV
 Penanganan pasien hamil dengan HIV dapat
dilakukan dengan penatalaksanaan program PMTCT
(Prevention of Mother To Child Transmission of HIV).
 PMTCT adalah suatu program intervensi untuk
mencegah penularan dari ibu penderita HIV/AIDS
kepada bayinya dan mencegah infeksi HIV pada
perempuan.
Penatalaksanaan obtetrik
Perinatal HIV Guidelines Working Group di Amerika
Serikat mengajukan rekomendasi penatalaksanaan
obstetrik untuk mengurangi transmisi HIV vertikal.
Rekomendasi yang dianjurkan adalah :
1. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-
AIDS yang datang pada kehamilan di atas 36
minggu, belum mendapat antiretrovirus, dan
sedang menunggu hasil pemeriksaan kadar HIV
dan CD4 yang diperkirakan ada sebelum
persalinan.
 Rekomendasi : Ada beberapa regimen yang harus
didiskusikan dengan jelas.
2. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-
AIDS yang datang pada kehamilan awal, sedang
mendapat kombinasi antiretrovirus, dan kadar HIV
tetap di atas 1000 kopi/mL pada minggu ke 36
kehamilan.
 Rekomendasi : Regimen antiretrovirus yang digunakan
tetap diteruskan.
3. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-
AIDS yang sedang mendapat kombinasi antiretrovirus,
dan kadar HIV tidak terdeteksi pada minggu ke 36
kehamilan.
 Rekomendasi : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS
diberikan konseling
4. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi
HIV-AIDS yang sudah direncanakan seksio
sesarea elektif, namun datang pada awal
persalinan atau setelah ketuban pecah.
 Rekomendasi : Zidovudin intravena segera
diberikan. Jika kemajuan persalinan cepat,
wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS ditawarkan
untuk menjalani persalinan pervaginam.
Penatalaksanaan Pasca Persalinan
Pemberian Air Susu Ibu
 Penularan HIV melalui air susu ibu diketahui
merupakan faktor penting transmisi pasca
persalinan dan meningkatkan resiko transmisi dua
kali lipat. (Miotti, dkk)
 Pada penelitian di Malawi membuktikan air susu ibu
meningkatkan insidens transmisi HIV:
 0,7% per bulan pada usia 0 sampai 5 bulan;
 0,6% pada usia 6-11 bulan;
 0,3% per bulan pada usia 12-17 bulan.
Penggunaan obat Antiretroviral
(ARV)
 Antiretrovirus direkomendasikan untuk semua
wanita yang terinfeksi HIV-AIDS yang sedang
hamil untuk mengurangi resiko transmisi
perinatal.
 Tujuan utama pemberian antiretrovirus pada
kehamilan adalah:
 menekan perkembangan virus,
 memperbaiki fungsi imunologis,
 memperbaiki kualitas hidup,
 mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit
yang menyertai HIV.
1. Monoterapi Zidovudine
 Antepartum : Zidovudine oral dari kehamilan 14-34
minggu 5x100mg/hari
 Intrapartum : Zidovudine intravena, dosis awal
2mg/kgBB/jam, dilanjutkan infus 1mg/kgBB sampai 1
hari setelahmelahirkan
 Postpartum : Zidovudine sirup, 2 mg/kgBB, dimulai 8-
12 jam postpartum dan diteruskan sampai 6 minggu
2. Nevirapin
 Dapat diberikan dosis tunggal 200 mg bagi ibu pada
saat melahirkan disertai pemberian nevirapin 2
mg/kgBB dosis tunggal bagi bayi pada usia 2 atau 3
hari.
Syarat Pemberian ARV menurut
PMTCT 2010
Stadium
Klinik WHO
Tidak Tersedia
Tes CD4
Tersedia Tes CD4
1 Tidak diobati
Diobati jika jumlah sel CD4
<200/mm32 Tidak diobati
3 Diobati Diobati jika jumlah sel CD4 <
350/mm3
4 Diobati Diobati tanpa memandang jumlah
sel CD4
Terima Kasih.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Penyuluhan hiv lapas banjar indah novika
Penyuluhan hiv lapas banjar indah novikaPenyuluhan hiv lapas banjar indah novika
Penyuluhan hiv lapas banjar indah novika
Indah Novika
 
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Andhika Pratama
 
HIV & AIDS
HIV & AIDSHIV & AIDS
HIV & AIDS
mbanarti
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
smansa
 
Makalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aidsMakalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aids
robin2dompas
 
Power point hiv aids
Power point hiv aidsPower point hiv aids
Power point hiv aids
ajibk
 

Was ist angesagt? (20)

Hiv dr.joni
Hiv dr.joniHiv dr.joni
Hiv dr.joni
 
Penyuluhan hiv lapas banjar indah novika
Penyuluhan hiv lapas banjar indah novikaPenyuluhan hiv lapas banjar indah novika
Penyuluhan hiv lapas banjar indah novika
 
Anda & hiv_aids,_ims
Anda & hiv_aids,_imsAnda & hiv_aids,_ims
Anda & hiv_aids,_ims
 
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
 
HIV & AIDS
HIV & AIDSHIV & AIDS
HIV & AIDS
 
HIV aids.ppt
HIV aids.pptHIV aids.ppt
HIV aids.ppt
 
Informasi Dasar HIV AIDS
Informasi Dasar HIV AIDSInformasi Dasar HIV AIDS
Informasi Dasar HIV AIDS
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
 
Kesja (Kesehatan Remaja) - HIV AIDS
Kesja (Kesehatan Remaja) - HIV AIDSKesja (Kesehatan Remaja) - HIV AIDS
Kesja (Kesehatan Remaja) - HIV AIDS
 
PPT HIV?Aids dan Seks Bebas
PPT HIV?Aids dan Seks BebasPPT HIV?Aids dan Seks Bebas
PPT HIV?Aids dan Seks Bebas
 
Leaflet hiv aids s
Leaflet hiv aids sLeaflet hiv aids s
Leaflet hiv aids s
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
 
Penyuluhan Tentang HIV dan AIDS
Penyuluhan Tentang HIV dan AIDSPenyuluhan Tentang HIV dan AIDS
Penyuluhan Tentang HIV dan AIDS
 
Makalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aidsMakalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aids
 
Bahaya penyakit menular seksual pada remaja
Bahaya penyakit menular seksual pada remajaBahaya penyakit menular seksual pada remaja
Bahaya penyakit menular seksual pada remaja
 
Power point hiv aids
Power point hiv aidsPower point hiv aids
Power point hiv aids
 
HIV-AIDS
HIV-AIDSHIV-AIDS
HIV-AIDS
 
Ns mei 2021 15.00 hiv
Ns   mei 2021 15.00 hivNs   mei 2021 15.00 hiv
Ns mei 2021 15.00 hiv
 
Remaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSRemaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDS
 
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual  (IMS)Infeksi Menular Seksual  (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS)
 

Ähnlich wie HIV AIDS (20)

Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Info Dasar Hiv Dan Aids
Info Dasar Hiv Dan AidsInfo Dasar Hiv Dan Aids
Info Dasar Hiv Dan Aids
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
 
Pptne hiv
Pptne hivPptne hiv
Pptne hiv
 
Makalah hiv STIP WUNA
Makalah hiv STIP WUNA Makalah hiv STIP WUNA
Makalah hiv STIP WUNA
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Masalah hiv dan aids
Masalah hiv dan aidsMasalah hiv dan aids
Masalah hiv dan aids
 
Hiv dan konseling
Hiv dan konselingHiv dan konseling
Hiv dan konseling
 
Epidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDSEpidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDS
 
Kata penganta3
Kata penganta3Kata penganta3
Kata penganta3
 
FARMAKOLOGI_ANTI_HIV antireteroviral.pptx
FARMAKOLOGI_ANTI_HIV antireteroviral.pptxFARMAKOLOGI_ANTI_HIV antireteroviral.pptx
FARMAKOLOGI_ANTI_HIV antireteroviral.pptx
 
2 Informasi Dasar HIV AIDS.pptx
2 Informasi Dasar HIV AIDS.pptx2 Informasi Dasar HIV AIDS.pptx
2 Informasi Dasar HIV AIDS.pptx
 
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
 
HIV.pptx
HIV.pptxHIV.pptx
HIV.pptx
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aids
 
PPT KELOMPOK 1 MGR VH.pptx
PPT KELOMPOK 1 MGR VH.pptxPPT KELOMPOK 1 MGR VH.pptx
PPT KELOMPOK 1 MGR VH.pptx
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
 
HIV
HIVHIV
HIV
 

Kürzlich hochgeladen

SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 

HIV AIDS

  • 1. { HIV-AIDS Akademi Kebidanan Husada Madani Tangerang 2015 Mata Kuliah Penyakit Umum
  • 2. Apa itu HIV? Apakah sama dengan AIDS?
  • 4. Awal mula disebut SIV Lalu mutasi SIV  HIV SIV  Simian Immunodeficiency Virus Diduga tahun 1950 ada sampel darah yang mengandung HIV Sejarah HIV-AIDS
  • 5.  Simian adalah monyet yang tinggal di Afrika  ketika terinfeksi HIV tidak sakit  HIV menular kepada simian Asia  sakit SIV (Simian Immunodeficiency Virus) A Simian Virus Jumped to Humans - But How??
  • 6.
  • 7.  Kasus Dr. Gottlib  Ditemukan di Los Angeles  info dari MMWR (Morbidity Mortality Weekly Report)  Tahun 1981:  5 Remaja  Homoseks (gay men)  Aktif seksual  Timbul pneumonia karena bakteri  Pneumocystis carinii Kasus Pertama di Dunia
  • 8. Pada tahun 1983 ditemukan virus:  LAV  Lymph Adenopaty Virus  HTLV  Human Cell T Lymphosit Virus  ARC  AIDS Related Complex Perkembangannya…
  • 9.  Penemuan di Indonesia pertama kali di Bali Tahun 1987  Yang menemukan: dr. Parwati di RS Sanglah  Turis Belanda  Gejala yang timbul: demam terus-menerus dan ruam pada kulit  Meninggal di RS < 72 jam Sejarah HIV-AIDS di Indonesia Dr. Toha M. Dr. Parwati
  • 11.  Kematian tinggi (CFR)  Belum ada obat penyembuhan  Hanya ARV  ditemukan tahun 1996  Ada di semua negara  Belum ditemukan vaksin sampai saat ini Global Health Crisis
  • 12. Laporan Kasus di Indonesia • Adanya kecenderungan peningkatan jumlah kasus HIV dari tahun ke tahun sejak pertama kali dilaporkan (tahun 1987) • Sebaliknya Jumlah kasus mulai meningkat lambat bahkan sejak 2012 jumlah kasus AIDS mulai turun. • Jumlah kumulatif penderita HIV sampai September 2014  150.296 orang • Sedangkan total kumulatif kasus AIDS  55.799 orang
  • 13. Jumlah HIV menurut Umur Pola penularan HIV berdasarkan kelompok umur dalam 5 tahun terakhir tidak banyak berubah. Infeksi HIV paling banyak terjadi pada kelompok usia produktif 25-49 tahun, diikuti kelompok usia 20-24 tahun
  • 14. Persentase HIV menurut jenis kelamin Kasus AIDS di Indonesia berdasarkan jenis kelamin sejak 1987 sampai September 2014, lebih banyak terjadi pada kelompok laki-laki (54%) atau hampir 2x lipat dibandingkan kelompok perempuan (29%)
  • 15. Jumlah AIDS menurut Jenis Pekerjaan Menurut jenis pekerjaan, penderita AIDS di Indonesia paling banyak berasal dari kelompok ibu rumah tangga diikuti wiraswasta dan tenaga non profesional (karyawan)
  • 16. Persentase AIDS menurut Faktor Risiko Kasus AIDS di Indonesia paling banyak terjadi pada kelompok heteroseksual (61,5%), Diikuti pengguna narkoba injeksi (IDU) sebesar 15,2%, dan homoseksual (2,4%).
  • 18. Jumlah AIDS pd 10 Provinsi Terbanyak
  • 19. Grafik Case Fatality Rate AIDS Indonesia Case Fatality Rate (CFR) adalah jumlah kematian (dalam persen) dibandingkan jumlah kasus dalam suatu penyakit tertentu. Grafik dari tahun 2000 sampai 2014 menunjukkan cenderung menurun. Hal ini membuktikan bahwa upaya pengobatan yang dilakukan telah berhasil guna menurunkan angka kematian akibat AIDS
  • 21. • Bisa dilihat dari pembesaran 200.000 kali pada mikroskop elektron • sel tubuh yang diserang: • Limfosit T  CD4+ • Makrofag • Monosit
  • 22. HIV life cycle HIV illustration CD4 cell illustration
  • 23. HIV life cycle actual HIV actual CD4, infected
  • 24.
  • 25.
  • 26. Fungsi masing-masing bentuk 3 enzim yang berperan: • Enzim reverse transcriptase : membalik dan merubah struktur RNA • Enzim Endonuklease (terintegrasi) : enzim yang menyatukan RNA virus dengan DNA manusia • Enzim protease : enzim yang strukturnya protein fungsinya adalah membantu mengikat dan membentuk virus baru
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.  1. ENTRY: (a) attachment, (b) binding, (c) fusion.  2. REVERSE TRANSCRIPTION: uses HIV enzyme called reverse transcriptase.  3. INTEGRATION: uses HIV enzyme called integrase.  4. TRANSCRIPTION: uses HIV enzyme called protease.  5. MATURATION: (a) assembly, (b) budding, (c) maturation. HIV life cycle
  • 31.
  • 32. Jarak Waktu HIV menjadi AIDS
  • 33.
  • 34. Windows periode (stadium 1) infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS Asimptomatic periode (stadium 2) termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernapasan atas yang berulang Symptomatic Periode (stadium 3) termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis. AIDS periode (stadium 4) termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS. Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS yang diperbarui pada bulan September tahun 2005.
  • 35. Monitoring HIV disease: CD4 cells • CD4 counts reflect the relative health of the immune system. Keep as high as possible over time. • CD4 diatas 500 masih bisa “seperti sehat” • CD4 sudah < 200 mulai timbul gejala penyakit mulai memberat  infeksi oportunistik
  • 36. Other factors in HIV disease may further weaken the immune system: Co-infections and other conditions.  STIs and others (hep B & C); diabetes, hypertension, kidney disease. Lifestyle issues.  Street drugs, smoking, poor sleeping habits, lack of exercise, etc. Stress.  Released chemicals work against immune system. Poor nutrition.  Affects immune system, contributes to weight and bone loss and fatigue.
  • 37. Conditions increase urgency to start • CD4 count <200 • Loss of 100+ CD4s within past year • Viral load >100,000 • AIDS-defining illness, certain OIs (crypto, TB, etc.) • Pregnancy • HIV-related kidney disease (HIVAN) • Hepatitis B co-infection that requires treatment • Hepatitis C co-infection • Older age, >50 years
  • 39.  Darah (plasma dan serum) 10-50  Urin <1  Air liur/saliva <1  Air mani/semen 10- 50  Air susu ibu <1  Air mata <1  Keringat 0  Cairan otak 10-1000  Cairan/sekret vagina <1  Sekret telinga 5-10 HIV ada dalam tiap cairan tubuh per ml2
  • 40.  Darah : 18,000/ul  Mani : 11,000/ul  Cairan vagina : 7,000/ul  Cairan amnion : 4,000/ul  ASI dan air liur : 1/ul Komposisi HIV dalam Tubuh
  • 41.  Approximately 50,000 new HIV infections occur in the Indonesia each year. In the Indonesia, HIV is spread mainly by:  Having sex with someone who has HIV. In general:  Anal sex (penis in the anus of a man or woman) is the highest-risk sexual behavior. Receptive anal sex (“bottoming”) is riskier than insertive anal sex (“topping”).  Vaginal sex (penis in the vagina) is the second highest- risk sexual behavior.  Having multiple sex partners or having sexually transmitted infections can increase the risk of HIV infection through sex.  Sharing needles, syringes, rinse water, or other equipment (“works”) used to prepare injection drugs with someone who has HIV. Penularan PALING Berisiko
  • 42.  Being stuck with an HIV-contaminated needle or other sharp object. This is a risk mainly for health care workers.  Oral sex—using the mouth to stimulate the penis, vagina, or anus (fellatio, cunnilingus, and rimming). Giving fellatio (mouth to penis oral sex) and having the person ejaculate (cum) in your mouth is riskier than other types of oral sex.  Contact between broken skin, wounds, or mucous membranes and HIV-infected blood or blood-contaminated body fluids. These reports have also been extremely rare.  Deep, open-mouth kissing if the person with HIV has sores or bleeding gums and blood is exchanged. HIV is not spread through saliva. Transmission through kissing alone is extremely rare. Penularan Berisiko.
  • 43.  Being born to an infected mother. HIV can be passed from mother to child during pregnancy, birth, or breastfeeding.  Receiving blood transfusions, blood products, or organ/tissue transplants that are contaminated with HIV. This risk is extremely small because of rigorous testing of the US blood supply and donated organs and tissues.  Eating food that has been pre-chewed by an HIV-infected person. The contamination occurs when infected blood from a caregiver’s mouth mixes with food while chewing, and is very rare.  Being bitten by a person with HIV. Each of the very small number of documented cases has involved severe trauma with extensive tissue damage and the presence of blood. There is no risk of transmission if the skin is not broken.
  • 44.  Air or water  Insects, including mosquitoes or ticks  Saliva, tears, or sweat  Casual contact, like shaking hands, hugging or sharing dishes/drinking glasses  Drinking fountains  Toilet seats HIV is NOT spread by:
  • 45. PMS sebagai co-factor Ulcerative (sifilis dan chancroid)  3- 9 kali Herpes Simplex  2 kali Inflamasi(Go, chlamidia, Trichomoniasis)  3-5 kali Bacterial Vaginosis  1,5-2 kali
  • 47. Program pemerintah/LSM:  Skrining darah donor  mahal  PMTCT  mahal  Kondom  murah  Harm reduction /NEP  mahal  Penerapan Universal Precaution Pencegahan
  • 48. Upaya medis:  Pengobatan PMS  Syndromicapproach  Pemberian ARV  Sirkumsisi/sunat Upaya Struktural:  Ekonomi, Budaya Budaya, Hukum  Kesetaraan gender  Perubahan Perilaku, Positive Prevention  “Stigma dan Diskriminasi”  “Norma dan nilai “
  • 49. Current classes of HIV therapy • EIs: entry inhibitors (prevents attachment, binding and fusion). • NRTIs: nucleoside reverse transcriptase inhibitors, or “nukes” (mimics nucleosides). • NNRTIs: non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors, or “non-nukes” (blocks nucleosides). • IIs: integrase inhibitors (jams integration). • PIs: protease inhibitors (jams assembly at end). • MIs: maturation inhibitors (not yet, if at all).
  • 50. The full HIV drug toolbox NRTIs: • Epivir (3TC, lamivudine) * • Emtriva (FTC, emtricitabine) • Retrovir (AZT, zidovudine) * • Videx (ddI, didanosine) * • Viread (TDF, tenofovir) • Zerit (d4T, stavudine) * • Ziagen (ABV, abacavir) NNRTIs: • Edurant (RPV, rilpivirine) • Intelence (etravirine) • Rescriptor (delavirdine) * • Sustiva (EFV, efavirenz) • Viramune (nevirapine) Fixed dose combos: • Atripla (TDF+FTC+EFV) • Combivir (AZT+3TC) • Complera (RPV+FTC+TDF) • Epzicom (3TC+ABV) • Stribild (ELV+FTC+TDF) • Trizivir (AZT+3TC+ABV) * • Truvada (FTC+TDF) Entry inhibitors: • Fuzeon (T20, enfuvirtide) * • Selzentry (maraviroc) Integrase inhibitors: • Isentress (raltegravir) • elvitegravir (ELV) Protease inhibitors: • Agenerase (amprenavir) * • Aptivus (tipranavir) * • Crixivan (indinavir) * • Invirase (saquinavir) * • Kaletra (lopinavir/r) • Lexiva (fosamprenavir) • Norvir (ritonavir) • Prezista (darunavir) • Reyataz (atazanavir) • Viracept (nelfinavir) * * = older drugs, or not often used, or in special cases _ = newest drugs
  • 51. Penanganan Pasien Hamil Dengan HIV  Penanganan pasien hamil dengan HIV dapat dilakukan dengan penatalaksanaan program PMTCT (Prevention of Mother To Child Transmission of HIV).  PMTCT adalah suatu program intervensi untuk mencegah penularan dari ibu penderita HIV/AIDS kepada bayinya dan mencegah infeksi HIV pada perempuan.
  • 52. Penatalaksanaan obtetrik Perinatal HIV Guidelines Working Group di Amerika Serikat mengajukan rekomendasi penatalaksanaan obstetrik untuk mengurangi transmisi HIV vertikal. Rekomendasi yang dianjurkan adalah : 1. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV- AIDS yang datang pada kehamilan di atas 36 minggu, belum mendapat antiretrovirus, dan sedang menunggu hasil pemeriksaan kadar HIV dan CD4 yang diperkirakan ada sebelum persalinan.  Rekomendasi : Ada beberapa regimen yang harus didiskusikan dengan jelas.
  • 53. 2. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV- AIDS yang datang pada kehamilan awal, sedang mendapat kombinasi antiretrovirus, dan kadar HIV tetap di atas 1000 kopi/mL pada minggu ke 36 kehamilan.  Rekomendasi : Regimen antiretrovirus yang digunakan tetap diteruskan. 3. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV- AIDS yang sedang mendapat kombinasi antiretrovirus, dan kadar HIV tidak terdeteksi pada minggu ke 36 kehamilan.  Rekomendasi : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS diberikan konseling
  • 54. 4. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS yang sudah direncanakan seksio sesarea elektif, namun datang pada awal persalinan atau setelah ketuban pecah.  Rekomendasi : Zidovudin intravena segera diberikan. Jika kemajuan persalinan cepat, wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS ditawarkan untuk menjalani persalinan pervaginam.
  • 55. Penatalaksanaan Pasca Persalinan Pemberian Air Susu Ibu  Penularan HIV melalui air susu ibu diketahui merupakan faktor penting transmisi pasca persalinan dan meningkatkan resiko transmisi dua kali lipat. (Miotti, dkk)  Pada penelitian di Malawi membuktikan air susu ibu meningkatkan insidens transmisi HIV:  0,7% per bulan pada usia 0 sampai 5 bulan;  0,6% pada usia 6-11 bulan;  0,3% per bulan pada usia 12-17 bulan.
  • 56. Penggunaan obat Antiretroviral (ARV)  Antiretrovirus direkomendasikan untuk semua wanita yang terinfeksi HIV-AIDS yang sedang hamil untuk mengurangi resiko transmisi perinatal.  Tujuan utama pemberian antiretrovirus pada kehamilan adalah:  menekan perkembangan virus,  memperbaiki fungsi imunologis,  memperbaiki kualitas hidup,  mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit yang menyertai HIV.
  • 57. 1. Monoterapi Zidovudine  Antepartum : Zidovudine oral dari kehamilan 14-34 minggu 5x100mg/hari  Intrapartum : Zidovudine intravena, dosis awal 2mg/kgBB/jam, dilanjutkan infus 1mg/kgBB sampai 1 hari setelahmelahirkan  Postpartum : Zidovudine sirup, 2 mg/kgBB, dimulai 8- 12 jam postpartum dan diteruskan sampai 6 minggu 2. Nevirapin  Dapat diberikan dosis tunggal 200 mg bagi ibu pada saat melahirkan disertai pemberian nevirapin 2 mg/kgBB dosis tunggal bagi bayi pada usia 2 atau 3 hari.
  • 58. Syarat Pemberian ARV menurut PMTCT 2010 Stadium Klinik WHO Tidak Tersedia Tes CD4 Tersedia Tes CD4 1 Tidak diobati Diobati jika jumlah sel CD4 <200/mm32 Tidak diobati 3 Diobati Diobati jika jumlah sel CD4 < 350/mm3 4 Diobati Diobati tanpa memandang jumlah sel CD4