2. LATAR BELAKANG MUNCULNYA GERAKAN
MAHASISWA ERA ORDE BARU
PANASNYA SUHU POLITIK SEBELUM TAHUN 1974
Jumlah mahasiswa yang terus bertambah namun
anggaran pendidikan kurang, jumlah mahasiswa baru
tidak sepadan dengan fasilitas yang tersedia, inflasi
meningkat sehingga menambah kehidupan semakin
susah. Ditambah dengan merajalelanya korupsi yang
mengiringi pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan
yang tidak menyejahterakan rakyat karena hanya
dinikmati oleh segelintir kelompok tertentu.
3. Victor D, Arief Budiman, Syahrir, dan Julius Usman
membentuk gerakan mahasiswa bernama “Mahasiswa
Menggugat”. Membentuk Komite Anti Korupsi (KAK)
Mahasiswa Bandung tergabung dalam kelompok Studi
Grup Mahasiswa Indonesia pada 21 Januari 1970
mengeluarkan sebuah petisi yang berjudul “Petisi
Keadilan” Membentuk Bandung Bergerak
Aksi protes dari mahasiswa semakin panas dan berani,
maka muncullah ide untuk mengadakan malam tirakat
pada malam 15 Agustus 1970 yang bertempat di Jalan
Thamrin Jakarta, Tapi ditentang Jend. Soemitro
4. Menjelang pemilu 1971 Muncul gerakan
“Golongan Putih” Tokohnya Arif Budiman
Protes mahasiswa terhadap pembangunan TMII
tahun 1973. Pembangunan TMII dianggap tidak
sesuai dengan situasi negara yang sedang
kesulitan keuangan.
Muncul Gerakan Penghemat, Gerakan Akal
Sehat (GAS), dan Gerakan Penyelamat Uang
Rakyat
Muncul “Petisi 24 Oktober” dan Maklumat 73
5. ISU MODAL ASING MENJADI PEMICU
Kedatangan Ketua Inter-Governmental Group on
Indonesia (IGGI) Jan P. Pronk dijadikan momentum
untuk demonstrasi anti modal asing.
Klimaksnya, kunjungan tiga hari PM Jepang Kakuei
Tanaka di Jakarta (14-17 Januari 1974) terjadi
demonstrasi dan kerusuhan.
6. pusat pertokoan yang dikenal dengan Proyek
Senen di Jakarta dibakar orang. Dalam peristiwa
yang bisa dikatakan ’hari anti-Jepang’ itu, lebih-kurang
807 buah mobil dan 200 sepeda motor
dari berbagai merk Jepang dirusak/dibakar, 144
bangunan dirusak, 11 orang mati, 100 orang luka-luka,
17 luka parah, 775 orang ditangkap.
Sebanyak 160 kilogram emas dari berbagai toko
mulai Senen sampai Glodok di Jakarta Barat habis
dijarah orang.
7. Hariman Siregar, Adnan Buyung Nasution,
Dorodjatun Kuntjorojakti, Dr. Sjahrir, Fahmi
Idris, Rahman Tolleng dan seterusnya,
dijebloskan rezim Orde Baru Soeharto ke
dalam penjara.