SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar tentang penyerapan sangat penting untuk dimengerti seperti
proses katalis yang beraneka ragam, analisis kromatografi dan warna-warna
dari tekstil. Bagaimanapun, ada sedikit kesederhanaan dan dengan mudah
dilakukan percobaan yang tidak ada untuk menjelaskan aspek kuantitatif dari
penyerapan dan perlakuan juga kesatuan dari penyerapan Langmuir,
contohnya jumlah penyerapan dibatasi oleh adsorben. Mungkin dinilai dan
diperbolehkan sebagai perhitungan awal dari area khusus permukaan. Makin
luas permukaan adsorbens, makin banyak gas yang dapat diserap.

Luas

permukaan sukar ditentukan, hingga biasanya daya serap dihitung tiap satuan
masa adsorbens.
Adsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi
terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda
penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara subtansi dengan
penyerapannya.
Salah satu yang biasa digunakan untuk adsorben yaitu arang aktif,
Arang adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang mengandung
karbon. Arang tersusun dari atom-atom karbon yang berikatan secara kovalen
membentuk struktur heksagonal datar dengan sebuah atom C pada setiap
sudutnya. Susunan kisi-kisi heksagonal datar ini tampak seolah-olah seperti
pelat-pelat datar yang saling bertumpuk dengan sela-sela di antaranya. Untuk
mengaktivasi arang tersebut ada dua macam aktifasi, yaitu aktivasi fisika dan
kimia.
Berdasarkan

pernyataan-pernyataan

diatas

perlu

dilakukan

praktikum untuk mengetahui lebih jauh cara pengaktifan arang aktif tersebut
serta hal-hal apa saja yang akan terjadi jika dicampurkan atau direaksikan
dengan suatu larutan asam ataupun basa.
II. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu menentukan isothermal
adsorpsi menurut Freundlich untuk proses asam klorida pada arang aktif.
III. Prinsip Praktikum
Adapun prinsip dari praktikum ini yaitu Menentukan banyaknya
HCl yang teradsorpsi pergram adsorben (arang aktif) untuk menentukan
adsorbsi Freundlich dan menentukan isothermal adsorpsi menurut freundlich
pada proses adsorpsi asam klorida pada arang aktif.
BAB II
TEORI PENDUKUNG
Permukaan padatan yang kontak dengan suatu larutan cenderung
untuk menghimpun lapisan dari molekul-molekul zat terlarut pada permukaannya
akibat

ketidakseimbangan

gaya-gaya

pada

permukaan.

Adsorpsi

kimia

menghasilkan pembentukan lapisan monomolekular adsorbat pada permukaan
melalui gaya-gaya dari valensi sisa dari molekul-molekul pada permukaan.
Adsorpsi fisika diakibatkan kondensasi molekular dalam kapiler-kapiler dari
padatan. Secara umum, unsur-unsur dengan berat molekul yang lebih besar akan
lebih mudah diadsorpsi. Terjadi pembentukan yang cepat sebuah kesetimbangan
konsentrasi antar-muka, diikutl dengan difusi lambat ke dalam partikel-partikei
karbon. Laju adsorpsi keseluruhan dikendalikan oleh kecepatan difusi dari
molekul-molekul zat 'terlarut dalam pori-pori kapiler dari partikel karbon.
Kecepatan itu berbanding terbalik dengan kuadrat diameter partikel, bertambah
dengan kenaikan konsentrasi zat terlarut, bertambah dengan kenaikan temperatur
dan berbanding terbalik dengan kenaikan berat molekul zat terlarut (Subiarto,
2000).
Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan cairan pada permukaan zat
penyerap (adsorbsi). Zat yang diserap disebut adsorbat. Zat padat terdiri dari
atom-atom atau molekul-molekul yang saling tarik menarik dengan daya tarik
Van Der Waals. Kalau ditinjau molekul-molekul di dalam zat padat, maka gaya
tarik menarik antara satu molekul dengan molekul yang lain disekelilingnya
adalah seimbang. Sebab gaya tarikyang satu akan dinetralkan oleh yang lain yang
letaknya simetri (atau resultantenya = 0) (Basuki, 2003).
Pada proses adsorpsi jumlah zat yang dapat diserap oleh adsorben
mempunyai perbandingan tertentu tergantung pada sifat zat yang diserap, jenis
adsorben dan suhu adsorpsi. Makin besar konsentrasi larutan, semakin banyak
jumlah zat terlarut (solut) yang dapat diadsorpsi sampai tercapai kesetimbangan
tertentu, dimana laju zat yang diserap sama dengan laju zat yang dilepas dari
adsorben pada suhu tertentu (Anonim,2008).
Arang umumnya mempunyai daya adsorpsi yang rendah dan daya
adsorpsi itu dapat diperbesar dengan cara mengaktifkan arang menggunakan uap
atau bahan kimia. Aktivasi karbon bertujuan untuk memperbesar luas permukaan
arang dengan membuka pori-pori yang tertutup tar, hidrokarbon, dan zat-zat
organik lainnya, sehingga memperbesar kapasitas adsorpsi. Beberapa bahan kimia
yang dapat digunakan sebagai zat pengaktif seperti: HNO3, H3PO4, CN, Ca (OH)2,
CaCl2, Ca(PO4)2, NaOH, KOH, Na2SO4, SO2, Zn Cl2, Na2CO3, dan uap air pada
suhu tinggi (wahyuni,2008).
Proses pembuatan arang aktif dapat dibagi dua yaitu proses kimia
dan fisika. Pada proses kimia, bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia
tertentu, kemudian dibuat pada. Selanjutnya pada tersebut dibentuk menjadi
batangan dan dikeringkan serta dipotong-potong. Aktifasi dilakukan pada
temperature 100°c. Arang aktif yang dihasilkan, dicuci dengan air selanjutnya
dikeringkan pada temperatur 300 °c. Dengan proses kimia, bahan baku dapat
dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan bahan-bahan kimia.
Serta pada proses fisika, bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya
arang tersebut digiling, diaysk untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara
pemanasan pada temperatur 1000 °c yang disertai pengaliran uap. Proses fisika
banyak digunakan dalam aktifasi arang antara lain yaitu proses briket dan destilasi
kering. Pada proses Briket, bahan baku atau arang terlebih dahulu dibuat briket,
dengan cara mencampurkan bahan baku atau arang halus.Kemudian, briket yang
dihasilkan dikeringkan pada 550°c untuk selanjutnya diaktifasi dengan uap. Serta
pada destilasi kering yaitu merupakan suatu proses penguraian suatu bahan akibat
adanya pemanasan pada temperatur tinggi dalam keadaan sedikit mau tanpa udara.
Dengan cara destilasi kering, diharapkan daya serap arang aktif yang
menghasilkan dapat menyerupai atau lebih baik dari pada daya serap arang aktif
yang diaktifkan dengan menyertakan bahan-bahan kimia. Juga dengan cara ini,
pencemaran lingkungan sebagai akibat adanya penguraian senyawa-lenyawa
kimia dari bahan-bahan pada saat proses pengarangan dapat diihindari. Selain itu,
dapat dihasilkan asap cair sebagai hasil pengembunan uap hasil penguraian
senyawa-senyawa organik dari bahan baku (Sembiring, 2003).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
I. Alat dan Bahan
A. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
- Cawan porselin
- Labu takar 100 mL
- Labu Erlenmeyer
- Pipet tetes
- Oven
- Pipet volume 25 mL
- Buret
- Corong
- Filler
- Statif dan klem
- Botol semprot
B. Bahan

1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
- Larutan HCl 0,5 M, 0,125 M dan 0,0156 M
- Adsorben standar
- Larutan baku NaOH 0,1 N

-

Indikator PP
Kertas saring
aquadest

II. Prosedur Kerja
Adsorben sampel (arang)

- Dimasukkan dalam cawan porselin
- Dipanaskan dalam tanur pada suhu atas 100oC selama 6
menit
Arang aktif 0,2 gr

Arang aktif
- Ditimbang sebanyak 0,2 gr
- Dimasukkan dalam 3 buah Erlenmeyer
Arang aktif 0,2 gr

Dimasukkan HCl
0,5 M

Arang aktif 0,2 gr

Dimasukkan HCl
0,125 M

Dimasukkan HCl
0,0156 M
- Ditutup
- Dibiarkan selama 25 menit dan goyangkan secara teratur
selama 5 menit
- Saring masing-masing larutan
Larutan filtrat I

Larutan filtrat II

Larutan filtrat III

- Diambil sebanyak 10 mL pada larutan I, 25 mLpada
larutan II dan 50 mL pada larutan III
- Dititrasi dengan NaOH 0,1 M
- Ditambahkan indikator PP
Volume NaOH
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
I. Data Pengamatan
No
1
2
3

Arang aktif (gr)
0,2
0,2
0,2

Konsentrasi awal (M)
0,5
0,125
0,0156

II. Reaksi Lengkap
PP

NaOH(aq) + HCl(aq)
III. Perhitungan
• Konsentrasi akhir
V.asam = V. basa

Larutan
filtrat 1

NaCl(aq) + H2O(l)

Konsentrasi akhir (M)
0,13
0,011
0,006
V. HCl x M. HCl = V. NaOH x M. NaOH
10 x M. HCl
M. HCl

= 13 x 0,1
= 0,13 M

• Nilai C
C = konsentrasi awal-konsentrasi akhir
= 0,5-0,13
= 0,37
• Nilai x
x = C x Mr. HCl x V HCl
= 0,37 x 36,5 x 0,05
= 0,675

• Nilai x/m
m = gr arang aktif yaitu 0,2 gr
maka : x/m
= 0.675/0,2
= 3,375
No

m(gr)

1
2
3

0,2
0,2
0,2

Konsentrasi asam
(M)
awal
akhir
0,5
0,13
0,125
0,011
0,0156
0,006

C

X (g)

X/m

Log
X/m

Log
C

0,37
0,114
0,0096

0,675
0,208
0,01752

3,375
1,04
0,087

0,528
0,017
-1,057

-0,43
-0,94
-2,17
IV. Pembahasan
Adsorbsi adalah penyerapan zat yang masuk ke dalam absorben ,
sedangkan absorbsi merupakan penyerapan zat pada permukaan saja. Pada
adsorbsi merupakan pembentukan suatu lapisan padat,gas dan cair, hal ini
disebabkan adanya gaya tarik menarik ke dalam pada permukaan molekulmolekul zat padat maupun zat cair, di sebabkan tidak ada gaya lain yang
mengimbangi, dengan adanya gaya tarik menarik pada permukaan molekul
menyebabkan adanya adsorbsi pada zat padat dan zat cair. Daya serap zat
padat terhadap gas tergantung pada jenis adsorbens, jenis gas, luas permukaan
adsorbens, temperatur gas dan tekanan gas. Untuk suatu adsorben tertentu,
banyak zat yang dapat diserap makin besar bila temperatur kritis makin tinggi
atau makin mudah dicairkan. Makin luas permukaan adsorben makin banyak
gas yang dapat diserap.
Percobaan yang telah dilakukan adalah mengenai isoterm adsorpsi
menurut Freundlich. Isoterm adsorpsi adalah pengukuran hubungan
konsentrasi fase fluida seperti larutan asam klorida dengan konsentrasi di
dalam partikel adsorben seperti arang yang telah diaktifkan pada temperatur
tertentu dimana suhu yang digunakan sekitar diatas 100oC.
Pada percobaan ini yang pertama dilakukan yaitu mengaktifkan arang
sehingga disebut arang aktif. Cara pengaktifannya itu dengan memanaskan
dalam tanur dengan suhu diatas 100oC selama 6 menit. Tujuannya agar air
yang terkandung didalam arang tersebut menguap sehingga arang yang
dihasilkan berupa arang kering yang sudah tidak lagi mengandung air atau
arang aktif ini biasa juga disebut karbon aktif yang dapat meyerap beberapa
jenis zat di dalam cairan.
Arang aktif ini karena sudah tidak mengandung air, ditimbang
sebanyak 0,2 gr kemudian ditambahkan dengan larutan HCl dengan
konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 0,5 M, 0,125 M dan 0,0156 M masingmasing sebanyak 50 mL. Ketika arang aktif telah bercampur dengan larutan
HCl dengan masing-masing konsentrasi berbeda maka dengan segera arang
aktif menyerap larutan HCl tersebut dan berhenti ketika arang tersebut telah
jenuh. Kemudian didiamkan selama 25 menit sesekali digoyangkan secara
teratur selama 5 menit dengan tujuan agar penyerapan larutan HCl tersebut
benar-benar rata menyelimuti permukaan arang.
Setelah 25 menit masing-masing larutan dalam erlenmeyer disaring
agar terpisah dari arang aktif, kemudian diambil beberapa mL untuk
mengetahui konsetrasi larutan filtrat setelah diserap oleh arang aktif tersebut
yang diketahui melalui metode titrasi, dengan menggunakan larutan baku
NaOH 0,1 M. Setelah dilakukan dititrasi pada masing-masing larutan
menghasilkan konsentrasi yang berbeda-beda dan lebih rendah dari
konsentrasi awal, dimana pada konsentrasi awal yaitu 0,5 M, 0,125 M dan
0,0156 M dengan konsetrasi akhir yaitu 0,13 M, 0,011 M dan 0,006 M, serta
nilai konsentrasi (C) juga menurun seiring menurunnya konsetrasi awal pada
lautan HCl. Hal ini dapat terjadi karena adanya perpindahan konsentrasi dari
laruan ke adsorben (arang). Molekul-molekul asam klorida berkontak dengan
adsorben. Apabila arang aktif tidak mengandung absorbat (molekul larutan
HCl) pada awal pencampuran, konsentrasi larutan HCl akan menurun secara
eksponensial.
Dari hasil analis data diperoleh nilai x dari masing-masing larutan HCl
dengan konsentrasi berbeda yaitu 0,675, 0,208 dan 0.01752. Untuk nilai x/m
dari masing-masing larutan HCl dengan konsentrasi berbeda yaitu 3,375, 1,04
dan 0,087. Pada nilai log x/m dan log C semakin menurun konsentrasi awal
pada larutan HCl maka semakin menurun nilai dan terdapat nilai yang
bertanda negatif. Hal ini dikarenakan penyerapan zat padat yang relative
tinggi dengan konsentrasi larutan yang rendah, artinya perpindahan massa dari
karbon ke fase larutan asam klorida serta menurunnya pH sebab perubahan
muatan pada permukaan karbon. Kapasitas adsorpsi dari karbon terhadap
suatu zat terlarut tergantung pada dua-duanya, karbon dan zat terlarutnya.

BAB V
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa
banyaknya zat padat yang diserap pergram adsorben adalah sebanding dengan
tetapan (k), konsentrasi (C), dan n sebagai pangkat eksponen, menurut

persamaan

x
m

= kCn . serta dibandingkan konsentrasi awal dengan

konsentrasi akhir bahwa konsentrasi HCl semakin menurun. Semakin rendah
konsentrasi maka penyerapan zatnya semakin tinggi.
II. Saran
Adapun saran yang saya ajukan setelah melakukan percobaan ini
yaitu sebaiknya melakukan percobaan ini dengan teliti agar tidak terjadi
kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Diktat Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Universitas Brawijaya:
Malang. (diakses tanggal 26 November 2013).
Basuki, Astanita, dkk. 2003. Buku Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Unversitas
Indonesia: depok. (diakses tanggal 26 november 2013).
Sembiring, M.T, dkk. 2003. Arang Aktif. Universitas Sumatera Utara : sumatera
Utara. (diakses tanggal 26 november 2013).
Subiarto, 2000. Pengolahan Limbah Radioaktif (SR-90) dengan Arang Aktif Local
dengan Metode Kolom. Pusat pengembangan pengelolahan limbah
radioaktif: Serpong. (diakses tanggal 26 november 2013).
Wahyuni, Sri, dkk. 2008. Penurunan Angka Peroksida Minyak Kelapa
Tradisional Dengan Adsorben Arang Sekam Padi Ir 64 Yang Diaktifkan
Dengan Kalium Hidroksida. Jurnal Kimia Fmipa. Vol 2. (diakses
tanggal 26 november 2013).
ABSTRAK
Adsorbsi adalah penyerapan zat yang masuk ke dalam absorben , sedangkan
absorbsi merupakan penyerapan zat pada permukaan saja. Pada adsorbsi
merupakan pembentukan suatu lapisan padat,gas dan cair, hal ini disebabkan
adanya gaya tarik menarik ke dalam pada permukaan molekul-molekul zat padat
maupun zat cair, di sebabkan tidak ada gaya lain yang mengimbangi, dengan
adanya gaya tarik menarik pada permukaan molekul menyebabkan adanya
adsorbsi pada zat padat dan zat cair . Arang adalah padatan berpori hasil
pembakaran bahan yang mengandung karbon. Arang tersusun dari atom-atom
karbon yang berikatan secara kovalen membentuk struktur heksagonal datar
dengan sebuah atom C pada setiap sudutnya. Susunan kisi-kisi heksagonal datar
ini tampak seolah-olah seperti pelat-pelat datar yang saling bertumpuk dengan
sela-sela di antaranya. Untuk mengaktivasi arang tersebut ada dua macam aktifasi,
yaitu aktivasi fisika dan kimia. Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu
menentukan isothermal adsorpsi menurut Freundlich untuk proses asam klorida
pada arang aktif. Adapun prinsip dari praktikum ini yaitu Menentukan banyaknya
HCl yang teradsorpsi pergram adsorben (arang aktif) untuk menentukan adsorbsi
Freundlich dan menentukan isothermal adsorpsi menurut freundlich pada proses
adsorpsi asam klorida pada arang aktif. Pada percobaan ini dengan menggunakan
konsentrasi awal pada larutan HCl yaitu 0,5 M, 0125 M dan 0,0156 M setelah
dicampurkan dengan arang aktif maka konsentrasi dari masing-masing larutan
semakin menurun dengan menurunnya konsentrasi awalnya. Dari hasil analis data
diperoleh nilai x dari masing-masing larutan HCl dengan konsentrasi berbeda
yaitu 0,675, 0,208 dan 0.01752. Untuk nilai x/m dari masing-masing larutan HCl
dengan konsentrasi berbeda yaitu 3,375, 1,04 dan 0,087. Pada nilai log x/m dan
log C semakin menurun konsentrasi awal pada larutan HCl maka semakin
menurun nilai dan terdapat nilai yang bertanda negatif. Hal ini dikarenakan
penyerapan zat padat yang relative tinggi dengan konsentrasi larutan yang rendah,
artinya perpindahan massa dari karbon ke fase larutan asam klorida.
Kata kunci : arang aktif, adsorpsi, konsentrasi

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIK I
PERCOBAAAN III
KIMIA PERMUKAAN I

OLEH :
NAMA

:

WA ODE AMALIA

STAMBUK

:

A1C4 12 051

KELOMPOK

:

IV (EMPAT)

ASISTEN PEMBIMBING

:

LA ODE EMA

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
qlp
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
qlp
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
Kustian Permana
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
Kustian Permana
 

Was ist angesagt? (20)

Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Kromatografi SMK-SMAK Bogor
Kromatografi SMK-SMAK BogorKromatografi SMK-SMAK Bogor
Kromatografi SMK-SMAK Bogor
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
 
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3laporan analisis spektroskopi percobaan 3
laporan analisis spektroskopi percobaan 3
 
Laporan Praktikum Penyulingan Minyak Kayu Putih
Laporan Praktikum Penyulingan Minyak Kayu PutihLaporan Praktikum Penyulingan Minyak Kayu Putih
Laporan Praktikum Penyulingan Minyak Kayu Putih
 
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Kimia Fisika Organik
Kimia Fisika OrganikKimia Fisika Organik
Kimia Fisika Organik
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
Bab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometriBab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometri
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Pembuatan Kupri Amonium Sulfat Heksa Hidrat
Pembuatan Kupri Amonium Sulfat Heksa HidratPembuatan Kupri Amonium Sulfat Heksa Hidrat
Pembuatan Kupri Amonium Sulfat Heksa Hidrat
 

Andere mochten auch

Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
asterias
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
wd_amaliah
 
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Tillapia
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum
asterias
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
asterias
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
wd_amaliah
 

Andere mochten auch (9)

Laporan termokimia
Laporan termokimia Laporan termokimia
Laporan termokimia
 
lap
laplap
lap
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
 
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
 
laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
 
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving CarsStudy: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
 

Ähnlich wie Permukaan 2003

Ähnlich wie Permukaan 2003 (20)

Adsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisikAdsorpsi kimia fisik
Adsorpsi kimia fisik
 
Kimia permukaan
Kimia permukaanKimia permukaan
Kimia permukaan
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docxLAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
LAPRAK KOLOID DAN ADSORPSI(aryand hidayat) (1).docx
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsi
 
Adsorben makalah
Adsorben makalahAdsorben makalah
Adsorben makalah
 
Tugas gravimetri
Tugas gravimetriTugas gravimetri
Tugas gravimetri
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
Sintesis nanopartikel
Sintesis nanopartikelSintesis nanopartikel
Sintesis nanopartikel
 
Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*
 
Gravimetri ppt
Gravimetri pptGravimetri ppt
Gravimetri ppt
 
Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2
 
Pemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padatPemyerapan permukaan gas-padat
Pemyerapan permukaan gas-padat
 
Gravimetri revisi
Gravimetri revisiGravimetri revisi
Gravimetri revisi
 
Lembar Kerja Siswa - Reaksi Reduksi Oksidasi
Lembar Kerja Siswa - Reaksi Reduksi Oksidasi Lembar Kerja Siswa - Reaksi Reduksi Oksidasi
Lembar Kerja Siswa - Reaksi Reduksi Oksidasi
 
10 gravimetri-130204191037-phpapp02
10 gravimetri-130204191037-phpapp0210 gravimetri-130204191037-phpapp02
10 gravimetri-130204191037-phpapp02
 
10 gravimetri
10 gravimetri10 gravimetri
10 gravimetri
 
Lks redoks
Lks redoksLks redoks
Lks redoks
 

Permukaan 2003

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar tentang penyerapan sangat penting untuk dimengerti seperti proses katalis yang beraneka ragam, analisis kromatografi dan warna-warna dari tekstil. Bagaimanapun, ada sedikit kesederhanaan dan dengan mudah dilakukan percobaan yang tidak ada untuk menjelaskan aspek kuantitatif dari penyerapan dan perlakuan juga kesatuan dari penyerapan Langmuir, contohnya jumlah penyerapan dibatasi oleh adsorben. Mungkin dinilai dan diperbolehkan sebagai perhitungan awal dari area khusus permukaan. Makin luas permukaan adsorbens, makin banyak gas yang dapat diserap. Luas permukaan sukar ditentukan, hingga biasanya daya serap dihitung tiap satuan masa adsorbens. Adsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara subtansi dengan penyerapannya. Salah satu yang biasa digunakan untuk adsorben yaitu arang aktif, Arang adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon. Arang tersusun dari atom-atom karbon yang berikatan secara kovalen membentuk struktur heksagonal datar dengan sebuah atom C pada setiap sudutnya. Susunan kisi-kisi heksagonal datar ini tampak seolah-olah seperti pelat-pelat datar yang saling bertumpuk dengan sela-sela di antaranya. Untuk
  • 2. mengaktivasi arang tersebut ada dua macam aktifasi, yaitu aktivasi fisika dan kimia. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas perlu dilakukan praktikum untuk mengetahui lebih jauh cara pengaktifan arang aktif tersebut serta hal-hal apa saja yang akan terjadi jika dicampurkan atau direaksikan dengan suatu larutan asam ataupun basa. II. Tujuan Praktikum Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu menentukan isothermal adsorpsi menurut Freundlich untuk proses asam klorida pada arang aktif. III. Prinsip Praktikum Adapun prinsip dari praktikum ini yaitu Menentukan banyaknya HCl yang teradsorpsi pergram adsorben (arang aktif) untuk menentukan adsorbsi Freundlich dan menentukan isothermal adsorpsi menurut freundlich pada proses adsorpsi asam klorida pada arang aktif.
  • 3. BAB II TEORI PENDUKUNG Permukaan padatan yang kontak dengan suatu larutan cenderung untuk menghimpun lapisan dari molekul-molekul zat terlarut pada permukaannya akibat ketidakseimbangan gaya-gaya pada permukaan. Adsorpsi kimia menghasilkan pembentukan lapisan monomolekular adsorbat pada permukaan melalui gaya-gaya dari valensi sisa dari molekul-molekul pada permukaan. Adsorpsi fisika diakibatkan kondensasi molekular dalam kapiler-kapiler dari padatan. Secara umum, unsur-unsur dengan berat molekul yang lebih besar akan lebih mudah diadsorpsi. Terjadi pembentukan yang cepat sebuah kesetimbangan konsentrasi antar-muka, diikutl dengan difusi lambat ke dalam partikel-partikei karbon. Laju adsorpsi keseluruhan dikendalikan oleh kecepatan difusi dari molekul-molekul zat 'terlarut dalam pori-pori kapiler dari partikel karbon. Kecepatan itu berbanding terbalik dengan kuadrat diameter partikel, bertambah dengan kenaikan konsentrasi zat terlarut, bertambah dengan kenaikan temperatur dan berbanding terbalik dengan kenaikan berat molekul zat terlarut (Subiarto, 2000). Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan cairan pada permukaan zat penyerap (adsorbsi). Zat yang diserap disebut adsorbat. Zat padat terdiri dari atom-atom atau molekul-molekul yang saling tarik menarik dengan daya tarik Van Der Waals. Kalau ditinjau molekul-molekul di dalam zat padat, maka gaya tarik menarik antara satu molekul dengan molekul yang lain disekelilingnya adalah seimbang. Sebab gaya tarikyang satu akan dinetralkan oleh yang lain yang letaknya simetri (atau resultantenya = 0) (Basuki, 2003).
  • 4. Pada proses adsorpsi jumlah zat yang dapat diserap oleh adsorben mempunyai perbandingan tertentu tergantung pada sifat zat yang diserap, jenis adsorben dan suhu adsorpsi. Makin besar konsentrasi larutan, semakin banyak jumlah zat terlarut (solut) yang dapat diadsorpsi sampai tercapai kesetimbangan tertentu, dimana laju zat yang diserap sama dengan laju zat yang dilepas dari adsorben pada suhu tertentu (Anonim,2008). Arang umumnya mempunyai daya adsorpsi yang rendah dan daya adsorpsi itu dapat diperbesar dengan cara mengaktifkan arang menggunakan uap atau bahan kimia. Aktivasi karbon bertujuan untuk memperbesar luas permukaan arang dengan membuka pori-pori yang tertutup tar, hidrokarbon, dan zat-zat organik lainnya, sehingga memperbesar kapasitas adsorpsi. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan sebagai zat pengaktif seperti: HNO3, H3PO4, CN, Ca (OH)2, CaCl2, Ca(PO4)2, NaOH, KOH, Na2SO4, SO2, Zn Cl2, Na2CO3, dan uap air pada suhu tinggi (wahyuni,2008). Proses pembuatan arang aktif dapat dibagi dua yaitu proses kimia dan fisika. Pada proses kimia, bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu, kemudian dibuat pada. Selanjutnya pada tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan serta dipotong-potong. Aktifasi dilakukan pada temperature 100°c. Arang aktif yang dihasilkan, dicuci dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300 °c. Dengan proses kimia, bahan baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan bahan-bahan kimia. Serta pada proses fisika, bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut digiling, diaysk untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara
  • 5. pemanasan pada temperatur 1000 °c yang disertai pengaliran uap. Proses fisika banyak digunakan dalam aktifasi arang antara lain yaitu proses briket dan destilasi kering. Pada proses Briket, bahan baku atau arang terlebih dahulu dibuat briket, dengan cara mencampurkan bahan baku atau arang halus.Kemudian, briket yang dihasilkan dikeringkan pada 550°c untuk selanjutnya diaktifasi dengan uap. Serta pada destilasi kering yaitu merupakan suatu proses penguraian suatu bahan akibat adanya pemanasan pada temperatur tinggi dalam keadaan sedikit mau tanpa udara. Dengan cara destilasi kering, diharapkan daya serap arang aktif yang menghasilkan dapat menyerupai atau lebih baik dari pada daya serap arang aktif yang diaktifkan dengan menyertakan bahan-bahan kimia. Juga dengan cara ini, pencemaran lingkungan sebagai akibat adanya penguraian senyawa-lenyawa kimia dari bahan-bahan pada saat proses pengarangan dapat diihindari. Selain itu, dapat dihasilkan asap cair sebagai hasil pengembunan uap hasil penguraian senyawa-senyawa organik dari bahan baku (Sembiring, 2003). BAB III METODE PRAKTIKUM I. Alat dan Bahan
  • 6. A. Alat Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut: - Cawan porselin - Labu takar 100 mL - Labu Erlenmeyer - Pipet tetes - Oven - Pipet volume 25 mL - Buret - Corong - Filler - Statif dan klem - Botol semprot B. Bahan 1 buah 1 buah 3 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut: - Larutan HCl 0,5 M, 0,125 M dan 0,0156 M - Adsorben standar - Larutan baku NaOH 0,1 N - Indikator PP Kertas saring aquadest II. Prosedur Kerja Adsorben sampel (arang) - Dimasukkan dalam cawan porselin - Dipanaskan dalam tanur pada suhu atas 100oC selama 6 menit Arang aktif 0,2 gr Arang aktif - Ditimbang sebanyak 0,2 gr - Dimasukkan dalam 3 buah Erlenmeyer Arang aktif 0,2 gr Dimasukkan HCl 0,5 M Arang aktif 0,2 gr Dimasukkan HCl 0,125 M Dimasukkan HCl 0,0156 M
  • 7. - Ditutup - Dibiarkan selama 25 menit dan goyangkan secara teratur selama 5 menit - Saring masing-masing larutan Larutan filtrat I Larutan filtrat II Larutan filtrat III - Diambil sebanyak 10 mL pada larutan I, 25 mLpada larutan II dan 50 mL pada larutan III - Dititrasi dengan NaOH 0,1 M - Ditambahkan indikator PP Volume NaOH BAB IV HASIL PENGAMATAN I. Data Pengamatan No 1 2 3 Arang aktif (gr) 0,2 0,2 0,2 Konsentrasi awal (M) 0,5 0,125 0,0156 II. Reaksi Lengkap PP NaOH(aq) + HCl(aq) III. Perhitungan • Konsentrasi akhir V.asam = V. basa Larutan filtrat 1 NaCl(aq) + H2O(l) Konsentrasi akhir (M) 0,13 0,011 0,006
  • 8. V. HCl x M. HCl = V. NaOH x M. NaOH 10 x M. HCl M. HCl = 13 x 0,1 = 0,13 M • Nilai C C = konsentrasi awal-konsentrasi akhir = 0,5-0,13 = 0,37 • Nilai x x = C x Mr. HCl x V HCl = 0,37 x 36,5 x 0,05 = 0,675 • Nilai x/m m = gr arang aktif yaitu 0,2 gr maka : x/m = 0.675/0,2 = 3,375 No m(gr) 1 2 3 0,2 0,2 0,2 Konsentrasi asam (M) awal akhir 0,5 0,13 0,125 0,011 0,0156 0,006 C X (g) X/m Log X/m Log C 0,37 0,114 0,0096 0,675 0,208 0,01752 3,375 1,04 0,087 0,528 0,017 -1,057 -0,43 -0,94 -2,17
  • 9. IV. Pembahasan Adsorbsi adalah penyerapan zat yang masuk ke dalam absorben , sedangkan absorbsi merupakan penyerapan zat pada permukaan saja. Pada adsorbsi merupakan pembentukan suatu lapisan padat,gas dan cair, hal ini disebabkan adanya gaya tarik menarik ke dalam pada permukaan molekulmolekul zat padat maupun zat cair, di sebabkan tidak ada gaya lain yang mengimbangi, dengan adanya gaya tarik menarik pada permukaan molekul menyebabkan adanya adsorbsi pada zat padat dan zat cair. Daya serap zat padat terhadap gas tergantung pada jenis adsorbens, jenis gas, luas permukaan adsorbens, temperatur gas dan tekanan gas. Untuk suatu adsorben tertentu, banyak zat yang dapat diserap makin besar bila temperatur kritis makin tinggi
  • 10. atau makin mudah dicairkan. Makin luas permukaan adsorben makin banyak gas yang dapat diserap. Percobaan yang telah dilakukan adalah mengenai isoterm adsorpsi menurut Freundlich. Isoterm adsorpsi adalah pengukuran hubungan konsentrasi fase fluida seperti larutan asam klorida dengan konsentrasi di dalam partikel adsorben seperti arang yang telah diaktifkan pada temperatur tertentu dimana suhu yang digunakan sekitar diatas 100oC. Pada percobaan ini yang pertama dilakukan yaitu mengaktifkan arang sehingga disebut arang aktif. Cara pengaktifannya itu dengan memanaskan dalam tanur dengan suhu diatas 100oC selama 6 menit. Tujuannya agar air yang terkandung didalam arang tersebut menguap sehingga arang yang dihasilkan berupa arang kering yang sudah tidak lagi mengandung air atau arang aktif ini biasa juga disebut karbon aktif yang dapat meyerap beberapa jenis zat di dalam cairan. Arang aktif ini karena sudah tidak mengandung air, ditimbang sebanyak 0,2 gr kemudian ditambahkan dengan larutan HCl dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 0,5 M, 0,125 M dan 0,0156 M masingmasing sebanyak 50 mL. Ketika arang aktif telah bercampur dengan larutan HCl dengan masing-masing konsentrasi berbeda maka dengan segera arang aktif menyerap larutan HCl tersebut dan berhenti ketika arang tersebut telah jenuh. Kemudian didiamkan selama 25 menit sesekali digoyangkan secara teratur selama 5 menit dengan tujuan agar penyerapan larutan HCl tersebut benar-benar rata menyelimuti permukaan arang.
  • 11. Setelah 25 menit masing-masing larutan dalam erlenmeyer disaring agar terpisah dari arang aktif, kemudian diambil beberapa mL untuk mengetahui konsetrasi larutan filtrat setelah diserap oleh arang aktif tersebut yang diketahui melalui metode titrasi, dengan menggunakan larutan baku NaOH 0,1 M. Setelah dilakukan dititrasi pada masing-masing larutan menghasilkan konsentrasi yang berbeda-beda dan lebih rendah dari konsentrasi awal, dimana pada konsentrasi awal yaitu 0,5 M, 0,125 M dan 0,0156 M dengan konsetrasi akhir yaitu 0,13 M, 0,011 M dan 0,006 M, serta nilai konsentrasi (C) juga menurun seiring menurunnya konsetrasi awal pada lautan HCl. Hal ini dapat terjadi karena adanya perpindahan konsentrasi dari laruan ke adsorben (arang). Molekul-molekul asam klorida berkontak dengan adsorben. Apabila arang aktif tidak mengandung absorbat (molekul larutan HCl) pada awal pencampuran, konsentrasi larutan HCl akan menurun secara eksponensial. Dari hasil analis data diperoleh nilai x dari masing-masing larutan HCl dengan konsentrasi berbeda yaitu 0,675, 0,208 dan 0.01752. Untuk nilai x/m dari masing-masing larutan HCl dengan konsentrasi berbeda yaitu 3,375, 1,04 dan 0,087. Pada nilai log x/m dan log C semakin menurun konsentrasi awal pada larutan HCl maka semakin menurun nilai dan terdapat nilai yang bertanda negatif. Hal ini dikarenakan penyerapan zat padat yang relative tinggi dengan konsentrasi larutan yang rendah, artinya perpindahan massa dari karbon ke fase larutan asam klorida serta menurunnya pH sebab perubahan
  • 12. muatan pada permukaan karbon. Kapasitas adsorpsi dari karbon terhadap suatu zat terlarut tergantung pada dua-duanya, karbon dan zat terlarutnya. BAB V PENUTUP I. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa banyaknya zat padat yang diserap pergram adsorben adalah sebanding dengan tetapan (k), konsentrasi (C), dan n sebagai pangkat eksponen, menurut persamaan x m = kCn . serta dibandingkan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir bahwa konsentrasi HCl semakin menurun. Semakin rendah konsentrasi maka penyerapan zatnya semakin tinggi. II. Saran
  • 13. Adapun saran yang saya ajukan setelah melakukan percobaan ini yaitu sebaiknya melakukan percobaan ini dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2008. Diktat Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Universitas Brawijaya: Malang. (diakses tanggal 26 November 2013). Basuki, Astanita, dkk. 2003. Buku Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Unversitas Indonesia: depok. (diakses tanggal 26 november 2013). Sembiring, M.T, dkk. 2003. Arang Aktif. Universitas Sumatera Utara : sumatera Utara. (diakses tanggal 26 november 2013). Subiarto, 2000. Pengolahan Limbah Radioaktif (SR-90) dengan Arang Aktif Local dengan Metode Kolom. Pusat pengembangan pengelolahan limbah radioaktif: Serpong. (diakses tanggal 26 november 2013). Wahyuni, Sri, dkk. 2008. Penurunan Angka Peroksida Minyak Kelapa Tradisional Dengan Adsorben Arang Sekam Padi Ir 64 Yang Diaktifkan Dengan Kalium Hidroksida. Jurnal Kimia Fmipa. Vol 2. (diakses tanggal 26 november 2013).
  • 14. ABSTRAK Adsorbsi adalah penyerapan zat yang masuk ke dalam absorben , sedangkan absorbsi merupakan penyerapan zat pada permukaan saja. Pada adsorbsi merupakan pembentukan suatu lapisan padat,gas dan cair, hal ini disebabkan adanya gaya tarik menarik ke dalam pada permukaan molekul-molekul zat padat maupun zat cair, di sebabkan tidak ada gaya lain yang mengimbangi, dengan adanya gaya tarik menarik pada permukaan molekul menyebabkan adanya adsorbsi pada zat padat dan zat cair . Arang adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon. Arang tersusun dari atom-atom karbon yang berikatan secara kovalen membentuk struktur heksagonal datar dengan sebuah atom C pada setiap sudutnya. Susunan kisi-kisi heksagonal datar ini tampak seolah-olah seperti pelat-pelat datar yang saling bertumpuk dengan sela-sela di antaranya. Untuk mengaktivasi arang tersebut ada dua macam aktifasi, yaitu aktivasi fisika dan kimia. Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu menentukan isothermal adsorpsi menurut Freundlich untuk proses asam klorida pada arang aktif. Adapun prinsip dari praktikum ini yaitu Menentukan banyaknya HCl yang teradsorpsi pergram adsorben (arang aktif) untuk menentukan adsorbsi Freundlich dan menentukan isothermal adsorpsi menurut freundlich pada proses adsorpsi asam klorida pada arang aktif. Pada percobaan ini dengan menggunakan konsentrasi awal pada larutan HCl yaitu 0,5 M, 0125 M dan 0,0156 M setelah
  • 15. dicampurkan dengan arang aktif maka konsentrasi dari masing-masing larutan semakin menurun dengan menurunnya konsentrasi awalnya. Dari hasil analis data diperoleh nilai x dari masing-masing larutan HCl dengan konsentrasi berbeda yaitu 0,675, 0,208 dan 0.01752. Untuk nilai x/m dari masing-masing larutan HCl dengan konsentrasi berbeda yaitu 3,375, 1,04 dan 0,087. Pada nilai log x/m dan log C semakin menurun konsentrasi awal pada larutan HCl maka semakin menurun nilai dan terdapat nilai yang bertanda negatif. Hal ini dikarenakan penyerapan zat padat yang relative tinggi dengan konsentrasi larutan yang rendah, artinya perpindahan massa dari karbon ke fase larutan asam klorida. Kata kunci : arang aktif, adsorpsi, konsentrasi LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAAN III KIMIA PERMUKAAN I OLEH :
  • 16. NAMA : WA ODE AMALIA STAMBUK : A1C4 12 051 KELOMPOK : IV (EMPAT) ASISTEN PEMBIMBING : LA ODE EMA LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2013