SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 24
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Keadaan setimbang

adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi

seluruh zat tidak lagi mengalami perubahan, sebab zat-zat diruas kanan
terbentuk dan terurai kembali dengan kecepatan yang sama. Keadaan
kesetimbangan ini bersifat dinamis, artinya reaksi terus berlangsung dalam
dua arah dengan kecepatan yang sama. Pada keadaan kesetimbangan tidak
mengalami perubahan secara mikrokopis (perubahan yang dapat diamati atau
diukur).Kesetimbangan kimia dibedakan atas kesetimbangan homogen dan
kesetimbangan heterogen. Pada kesetimbangan homogen semua zat yang ada
dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang sama ada dalam bentuk gas
dan larutan.
Kesetimbangan adalah keadaan dimana reaksi berakhir dengan
suatu campuran yang mengandung baik zat pereaksi maupun hasil
reaksi.Hukum kesetimbangan adalah hasil kali konsentrasi setimbang zat yang
berada di ruas kanan dibagi hasil kali konsentrasi setimbang zat yang berada
di ruas kiri, masingg-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya.
Keadaan setimbang suatu reaksi dicapai bila kecepatan reaksi pembentuk zatzat produk sama dengan kecepatan reaksi pembentukan zat-zat reaktan dan
konsentrasi zat-zat tidak mengalami penambahan atau pengurangan. Dalam
keadaan yang setimbang tidak terjadi perubahan secara makroskopis
(perubahan dapat diamati dan diukur). Kesetimbangan kimia sifatnya dinamis,
artinya reaksi terus berlangsung dalam dua arah yang berlawanan dengan
kecepatan yang sama.
Kesetimbangan kimia bersifat mantap, karena konsentrasi semua
zat dapat dikatakan konstan.Kemantapan itu ditandai oleh konstanta
kesetimbangan.Namun demikian, suatu kesetimangan dapat berubah bila
mendapt gangguan dati luar.Perubahan itu menuju ke arah tercapainya
kesetimbangan baru yang disebut pergeseran kesetimbangan.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka perlu dilakukakan
praktikum kesetimbangan kimia dengan menggunakan bahan kimia tertentu
yaitu dengan menentukan kesetimbangan reaksi dari I2 dalam CHCl3 dan KI.
II. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kesetimbangan kimia ini yaitu
menentukan tetapan kesetimbangan reaksi anatata yod dengan kalium iodida.
III. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu:
Bagaimana menentukan tetapan kesetimbangan reaksi antara yod
dengan kalium iodida?
IV. Prinsip Praktikum
Prinsip praktikum pada percobaan kesetimbangan kimia ini yaitu
menentukan konsentrasi kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium
iodida yang beradasarkan koefisien distribusi suatu larutan.
BAB II
TEORI PENDUKUNG

Pada umumnya reaksi-reaksi kimia tersebut berlangsung dalam arah
bolak-balik (reversible), dan hanya sebagian kecil saja yang berlangsung satu
arah. Pada awal proses bolak-balik, reaksi berlangsung ke arah pembentukan
produk, segera setelah terbentuk molekul produk maka terjadi reaksi sebaliknya,
yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk. Ketika laju reaksi ke
kanan dan ke kiri sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah maka
kesetimbangan reaksi tercapai.Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, laju reaksi
dan konsentrasi pereaksipun berkurang.Beberapa waktu kemudian reaksidapat
berkesudahan, artinya semua pereaksi habis bereaksi.Namun banyak reaksi tidak
berkesudahan dan pada seperangkat kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi dan
produk reaksi menjadi tetap.Reaksi yang demikian disebut reaksi reversibel dan
mencapai kesetimbangan. Padareaksi semacam ini produk reaksi yang terjadi akan
bereaksi membentuk kembali pereaksi. ketika reaksi berlangsung laju reaksi ke
depan (ke kanan), sedangkan laju reaksi sebaliknya kebelakang (ke kiri)
bertambah, sebab konsentrasi pereaksi berkurang dan konsentrasi produk reaksi
semakin bertambah(Harun,2004).
Salah satu alat yang digunakan untuk memperoleh data kesetimbangan
antara fase liquida dan fase gas adalah Glass Othmer Still. Adapun hal – hal yang
berpengaruh dalam sistem ksetimbangannya yaitu : Tekanan (P), Suhu (T),
konsentrasi komponen A dalam fase liquid (x) dan konsentrasi komponen A
dalam fase uap (y). Pada penelitian ini digunakan bahan baku etanol dari hasil
fermentasi rumput gajah dengan kadar etanol 96% dan etanol Pro Analisis dengan
kadar 99,8%. Dari data yang diperoleh,dibuat kurva kesetimbangan uap – air
sistem biner etanol – air. Analisis bahan baku dan produk menggunakan
spektrofotometer pharo 100, atau Gas Kromatografi (GC). Dari penelitian sistem
biner yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, dalam penelitian tersebut masih
diperlukan kesetimbangan uap-air sistem biner untuk menghasilkan data yang
benar dan model korelasi yang dapat di aplikasikan untuk memperkirakan
kesetimbangan uap-air sistem multikomponen(Sari,2012).
Peristiwa adsorpsi merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu
terjadinya penambahan konsentrasi komponen tertentu pada permukaan antara
dua fase.Adsorpsi dapat dibedakan menjadi adsorpsi fisis(physical adsorption)
dan adsorpsi kimia (chemical adsoption). Secara umum adsorpsi fisis mempunyai
gaya intermolekular yang relatif lemah, sedangkan pada adsorpsi kimia terjadi
pembentukan ikatan kimia antara molekul adsorbat dengan molekul yang terikat
pada permukaan adsorben. Pertukaran ion adalah suatu fenomena atau suatu
proses yang melibatkan pertukaran dapat balik antara ion-ion dalam larutan
dengan ion yang terikat dalam bahan penukar ion. Pada proses itu, tidak ada
perubahan secara permanen dalam struktur padatan. Mekanisme pertukaran ini
didasarkan pada sifat sorptif dari tempat yang bermuatan negatif dalam adsorben
terhadap ion bermuatan positif yang terjadi karena interaksi gaya Coulomb.
Pertukaran ion dapat dikategorikan juga sebagai proses sorption seperti halnya
adsorpsi, yaitu sejumlah tertentu bahan terlarut (solute) di fase fluida secara
selektif tertransfer ke dalam suatu
partikel yang tak larut. Pertukaran ion kadang disebut juga counterion
adsorption(Kundari,2008).
Keadaan kesetimbangan dinamik ini ditandai dari hanya adanya satu
konstanta kesetimbangan.Bergantung pada jenis spesies yang bereaksi, konstanta
kesetimbangan dapat dinyatakan dalam molaritas (untuk larutan) atau tekanan
parsial (untuk gas).Konstanta kesetimbangan memberikan informasi tentang arah
akhir dari suatu reaksi reversible dan konsentrasi-konsentrasi dari campuran
kesetimbangannya.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
kimia.Seperti perubahan konsentrasi. Perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi
posisi keadaan kesetimbangan, atau lebih tepatnya jumlah relatif reaktan dan
produk. Perubahan tekanan dan volume kemungkinan memberikan pengaruh
yang sama terhadap sistem gas dalam kesetimbangan. Hanya perubahan suhu
yang dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Katalis dapat mempercepat
tercapainya keadaaan kesetimbangan dengan cara mempercepat laju reaksi maju
dan laju reaksi balik. Tetapi katalis tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan
atau konstanta kesetimbangan.Hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu
arah.Kebanyakan merupakan reaksi reversible. Pada awal proses reversible, reaksi
berlangsung maju ke arah pembentukan produk. Segera setelah beberapa molekul
produk terbentuk, proses balik mulai berlangsung, yaitu pembentukan molekul
reaktan dari molekul produk. Bila laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama
besar serta konsentrasi reaktan dan konsentrasi produk tidak lagi berubah seiring
berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan kimia (Chang,2003).
Banyakreaksitidakberlangsunghinggaselesaitetapimendekatisuatukeada
ankesetimbangan,

di

duanyaterdapatdalamjumlah

manaprodukdanreaktanyangtidakterpakaikeduayang

relative

tertentubanyaknya.

Begitukesetimbangantercapai, takakanadalagiperubahankomposisilebihlanjut yang
terjadi.
Keadaankesetimbangandigambarkansecarakuantitatifmelaluitetapankesetimbanga
nreaksi yang tergantungpadasuhu di manareaksiberlangsung (Oxtoby, 2001).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
I. Alat dan Bahan
A. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
-

Corong pisah

2 buah

-

Pipet tetes

3 buah

-

Labu Erlenmeyer

3 buah

-

Buret

2 buah

-

Statif dan klem

2 pasang

-

Gelas ukur 25 dan 100 mL

1 buah

-

Pipet skala 5 dan 25 mL

1 buah

-

Botol semprot

1 buah

-

Botol timbang

1 buah

-

spatula

1 buah

-

batang pengaduk

1 buah

-

filler

1 buah

B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
-

Larutan Na-tiosulfat 0,02 M

- Larutan amilum 1 %

-

Larutan KI 0,1 M

- Kristal KI

-

Larutan iod jenuh dalam CHCl3

- aquadest
II. Prosedur Kerja
30 ml larutan I2 jenuh
Dimasukkan ke dalam

Corong pisahA (CHCl3)

Corong pisah B (CHCl3)

diisi

diisi

100 mL air

100 mL larutan KI 0,1N

Reaksi larutan setimbang

-

Diambil masing-masing 5 ml lapisan dietil
eter dan dimasukkan dalam Erlenmeyer
Ditambahkan 2 g padatan KI dan 20 mL
air sambil diguncang
Dititrasi dengan larutan Na-tiosulfat 0,02
M
Ditambahkan indicator amilum 1%

Warna biru

Corong pisah A

-

Corong pisah
BBA

Diambil sebanyak 50 mL lapisan air
Dititrasi dengan larutan Na-Tiosulfat
Warna bening
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

I. Hasil Pengamatan
Botol A
Lapisan
Lapisan air
CHCl3

Volume

Botol B
Lapisan
Lapisan KI
CHCl3

Volume yang
dipipet

50 ml

5 ml

50 ml

5 mL

Volume yang
dititrasi

50 ml

25 ml

50 ml

25 mL

Volume
Na2S2O3

7.8 ml

8.9 ml

10.5 ml

II. Reaksi Lengkap
Reaksi – reaksi yang terjadi dalam percobaan ini antara lain:
1.I2 + KII3- + K+
2.2I2 + 2 H2O

4HI +O2

3.I2 + 2 Na2S2O3

2 NaI + Na2S4O6

III. Perhitungan
1. Botol A
KD =
8 . 9 ml

KD =

5 ml
7 . 8 ml
50 ml

1 . 78

11 . 41

0 . 156

2. Botol B
Diketahui mol I2 = 1. 10-5 mol

8.5 ml
 Konsentrasi I2 dalam CHCl3
[I2]CHCl3 =
8 . 5 ml

1 . 10

5

25 ml
0 . 34

5

10

M

 Konsentrasi I2 dalam H2O
[I2]H2O bebas =
0 . 34

5

10

M

11 . 41
0 . 029

10

=

5

M

x mol I2
10 . 5 ml

10

5

50 ml
0 . 21 10

=

-

5

M

H2O

= (0.21 x 10-5 ) – (0.029 x 10-5)
= 0.181 x 10-5 M
setimbang= 0.1 –
= 0.1 – (0.181 x 10-5)
= 0.1 – 0.00000181
= 0.09999819 M ≈ 0,1 M
 Tetapan kesetimbangan (Kc)
Kc =

[I3 ]
[ I 2 ][ I ]
( 0 . 181
( 0 . 34

5

10

10

5

)( 0 . 1)

0 . 181
0 . 34

10

5

10

0 . 5323
5 . 323

)

6

10
IV.Pembahasan
Kesetimbangan kimia adalah suatu propses yang terjadi dalam
larutan yang meliputi perubahan fisika seperti dalam peleburan, penguapan
dan perubahan kimia yang termaksud elektrokimia. Reaksi kimia yang sering
digunakan dalam pemeriksaan kimia, yaitu reaksi yang berlangsung bolakbalik dan jalannya reaksi bergantung pada tekanan luar, seperti kadar zat yang
bereaksi, suhu, tekananan dan sebagainya.
Jika reaksi kimia berlangsung reversible, maka reaksi itu akan
berlangsung terus sampai terjadi kesetimbangan dinamis. Pada kesetimbangan
laju reaksi pembentukan hasil reaksi persis sama dengan pereaksinya. Pada
saat kesetimbangan itu, kepekatan atau konsentrasi pereaksi maupun hasil
reaksi boleh dikatakan tidak berubah meskipun reaksi dibiarkan terus
berlangsung selama tidak ada gangguan dari luar system.
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai
kesetimbangan kimia dengan tujuan menentukan tetapan kesetimbangan
reaksi antara yod dengan kalium iodida. Berdasarkan teori iod kelarutannya
dalam air sangat kecil , sedangkan jika di larutkan dalam kalium iodida , iod
dapat mudah larut , di karenakan pada kalium iodida , iod membentuk
senyawa kompleks triodida. Berbeda dengan iod yang dilarutkan dalam air,
untuk melarutkannya di tambahkan KI yang akan bereaksi sehingga
membentuk KI3 , hal yang menyebabkan iod kurang larut dalam air adalah
perbedaan kepolaran, di mana air bersifat polar, sedangkan iod bersifat
nonpolar.
Pada percobaan iniCHCl3 dimasukkan ke dalam dua corong pisah
A dan B. ke dalam corong A dimasukkan air sebanyak 100 mL. Penambahan
ini dimaksudkan untuk mengetahui kelarutan yod dalam air selanjutnya
d i gu n c a n g

kuat -kuat

dan

didiamkan

beberapa

m e n i t . Pengguncangan dimaksudkan agar yod terdistribusi secara
sempurna ke dalam dua fase yaitu fase air dan fase CHC1 3, selain itu
dengan

terjadinya

percampuran

dapat

mempercepat

terjadinya

reaksi(terdistribusi secara sempurna),. Terjadinya kesetimbangan dapat
diketahui dengan adaya pemisahan antara fase air dan dan fase iod. Nilai
koefisien distribusi yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yaitu 11,41.
Pada corong B dimasukkan larutan KI 0,1 M, sama seperti pada
perlakuaan pertama corong tersebut diguncang kuat-kuat dan didiamkan
selama beberapa menit, terlihat bahwa CH 3 Cl dan I 2 tidak bercampur
melainkan membentuk lapisan dimana pada lapisan atas terdapat KI
sedangkan I 2 terdapat di lapisan bawah. Dari hasil percobaan
tersebut dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan kelarutan
antara I 2 dan CHCl 3 . Dimana berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai kelarutan I 2 dalam CH 3 Cl adalah sebesar 0,34 x10 -5
M sedangkan kelarutan I 2 dalam air adalah sebesar 0,029 x10 -5 M.
Setelah diketahui nilai dari kelarutan I 2 dalam air dan
CH 3 Cl maka dilakukan proses pengeluaran I 2 yang terdapat dalam
CH 3 Cl yaitu dengan cara menstandarisasinya dengan larutan baku
Na-tiosulfat. Larutan natrium tiosulfat digunakan sebagai larutan standar
karena memiliki kemumian tinggi dan tidak bersifat higroskopis dan
konsentrasinya telah diketahui dengan tepat dan cepat berubah saat berada
saat bercampur dengan senyawa tertentu. Untuk mengetahui adanya yod
dalam larutan maka diadakan penambahan amilum 1% sebelum titrasi
dilangsungkan.Larutan

amilum

tersebut

menjadi

indikator

untuk

mengetahui apakah titik akhir titrasi telah tercapai atau belum.Pada titik
akhir titrasi terjadi perubahan warna yaitu menjadi warna biru.Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh nilai
diperoleh yaitu sebesar 5,323.

kesetimbangan

(Kc)

I2

yang
BAB V
PENUTUP

I. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilai tetapan kesetimbangan iod dalam kalium iodida adalah
sebesar 5,323.
II. Saran
Saran yang saya ajukan setelah mengikuti praktikum ini yaitu
agar saat praktikum lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Chang,Raymond.2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern.Erlangga : Jakarta.
Harun,2004.Modul Kimia
Pendidikan.

Kesetimbangan.

Surabaya:

Direktorat

Jendral

Kundari, 2008.Tinjauan Kesetimbangan Adsorpsi Tembaga Dalam Limbah
Pencuci Pcb Dengan Zeolit. Jurnal Batan. Vol.1. Hal.490 – 491
[20 November 2013].
Sari,2012.Data Kesetimbangan Uap-Air Dan Ethanol-Air DariHasil Fermentasi
Rumput Gajah.Berkala Ilmiah Teknik Kimia. Vol.1. Hal. 37
[20 November 2013].
ABSTRAK
Kesetimbangan kimia adalah suatu propses yang terjadi dalam larutan yang
meliputi perubahan fisika seperti dalam peleburan, penguapan dan perubahan
kimia yang termaksud elektrokimia.tujuan dari praktikum kesetimbangan kimia
ini yaitu menentukan tetapan kesetimbangan reaksi anatara yod dengan kalium
iodida. Prinsip praktikum pada percobaan kesetimbangan kimia ini yaitu
menentukan konsentrasi kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium iodida
yang beradasarkan koefisien distribusi suatu larutan.Pada praktikum ini, dimana
menentukan tetapan kesetimbangan I2 dengan menggunakan CHCl3 dan larutan KI
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh nilai nilai tetapan kesetimbangan
iod dalam kalium iodida adalah sebesar 5,323.

Kata Kunci :Kesetimbangan, Nilai Kc, Ion iod,
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIK I
PERCOBAAAN II
KESETIMBANGAN KIMIA

OLEH :

NAMA

:

WA ODE AMALIA

STAMBUK

:

A1C4 12 051

KELOMPOK

:

IV (EMPAT)

ASISTEN PEMBIMBING

: AMIRUL ADNIN

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
KIMIA FISIK I
PERCOBAAAN III
KIMIA PERMUKAAN I

OLEH :

NAMA

:

WA ODE AMALIA

STAMBUK

:

A1C4 12 051

KELOMPOK

:

IV (EMPAT)

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
1. Apakah proses adsorpsi dalam percobaan ini merupakan adsorpsi fisik atau
kimisorpsi ? Jelaskan perbedaan anatara kedua jenis adsorpsi tersebuut dan
berikan contoh ?
Jawab :

 Percobaan ini termasuk dalam kimisorpsi.
Perbedaan adsorpsi fisik ( Fifisorpsi) dan kimisorpsi :
 Pada adsorpsi fisik atau fisisorpsi terdapat antaraksi van der Waals antara
adsorpsi dan substrat. Antaraksi van der Waals mempunyai jarak jauh,
tetapi lemah dan energi yag dilepaskan jika partikel terfisisopsi
mempunyai orde besaran yang sama dengan entalpi kondensasi. Entalpi
fisisorpsi dapat diukur dengan mencatat kenaikan temperature sampel
dengan kapasitas kalor yang diketahui dan nilai khasnya berada sekitar 20
kJ mol-1. Kuantitas energi sekecil ini dapat diabsorpsi sebagai vibrasi kisi
dan dihilangkan sebagai gerakan termal. Molekul yang melambung pada
permukaan seperti batuan akan kehilangan energinya perlahan-lahan dan
akhirnya terabsorpsi pada permukaan.
Contohnya : Dispersi atau interaksi dipolar
 Pada Kimisorpsi partikel melekat pada permukaan dengan membentuk
ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen) dan cenderung mencari tempat
memaksimumkan bilangan koordinasinya dengan substrat. Entalpi
kimisorpsi jauh lebih besar dari pada untuk fisisorpsi , dan nilai khasnya
adalah sekitar -200 kJ mol-1. Molekul yang terkimisorpsi dapat terpisah
karena tuntutan valensi atom permukaan yang tidak terpenuhi.
Contohnya : adsorpsi pada larutan HCl dengan arang aktif.
2. Bagaimana isotermal adsorpsi Freundich untuk adsorpsi gas pada permukaan
zat padat ? Jelaskan apa batasannya ?
Jawab :
Entalpi absorpsi bergantung pada tingkat peutupan permukaan terutama
karena partikel absorpat berinteraksi.Jika partikel saling menolakkan maka
entalpi absorpsinya menjadi kurang isoterm (kurang negatif) dengan
bertambahnya penutupan. Untuk absorpsi gas, partikel-partikel berdiam pada
permukaan secara tidak teratur sampai pemadatan menuntut keteraturan. Jika
partikel absorpat saling menarik, parikel itu cennderung membentuk pulaupulau dan pertumbuhan terjadi pada perbatasannya.Absorpat ini juga
memperlihatkan transisi teratur-tak teratur, jika cukup dipanaskan agar
gerakan termal mengatasi atraksi partikel-partikel, tetapi tidak terlalu panas
sehingga partikel itu terdesorpsi.
3. Mengapa isotermal adsorpsi Freundich untuk adsorpsi pada pemukaan zat
padat kurang memuaskan dibandingkan dengan adsorpsi Langmuir ?
Jawab :
Isoterm Langmuir meramalkan diperolehnya garis lurus jika p/V dialurkan
terhadap p sedangkan pada isoterm Freundich garis lurus dapat diramalkan
dengan mengalurkan ln V terhadap ln p. Pada permukaan zat padat, partikel-
partikel zat yang terabsorpsi akan menunjukkan nilai entalpi yang kurang
negatif saat

bertambah. Berdasarkan isoterm Freundich hal ini akan menjadi

tidak linear sehingga isoterm Freundich akan menghasilkan nilai yang kurang
memuaskan saat diberlakukan pada permukaan zat padat.
4. Pada persamaan (x/m = ap/(1+bp). Ubahlah persamaan tersebut dalam bentuk
praktis untuk menyelidiki apakah suatu proses adsorpsi menurut isotermal
Langmuir ?
Jawab :
Berdasarkan persamaan (x/m = ap/(1+bp) suatu proses adsorpsi dapat dikatan
berlangsung menurut isoterm Langmuir jika menunjukkan garis lurus pada
grafik berdasarkan data yang dijadikan patokan. Garis lurus ini menunjukkan
p/V dialurkan terhadap p.
Berdasarkan kesetimbangan dinamika :
A( g )

M

( permukaan )

AM

Dengan konstanta laju ka untuk absorpsi, kd untuk desorpsi, Laju perubahan
penutupan permukaan karena adsorpsi sebanding dengan tekanan A sebesar p
dan jumlah tempat kosong N(1- ) dengan N merupakan jumlah tempat total :
k a pN (1

Laju perubahan

)

karena desorpsi sebanding dengan jumlah spesies yang

terabsorpsi, N , maka :
kd N

Pada keseimbangan, kedua laju itu sama, dan penyelesaian untuk
menghasilkan isoterm Langmuir ;
K
1

p

K

dimana
p

K

ka
kd

5. Jika pada persamaan tersebut diatas, tekanan “p” diganti dengan konsentrasi
zat pada kesetimbangan, apakah persamaan Langmuir juga berlaku pada
percobaan ini ?
Jawab :
Tidak, persamaan Langmuir tidak akan berlaku pada percobaan ini jika nilai p
pada (x/m = ap/(1+bp) digantikan dengan konsentrasi zat, karena konsentrasi
zat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah zat yang
terabsorpsi. Artinya perubahan isotermal adsorpsi akan tidak beraturan dengan
nilai konsentrasi yang berbeda-beda untuk masing-masing zat uji.
Laporan praktikum kesetimbangan kimia

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimiawd_amaliah
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Dede Suhendra
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)samira_fa34
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikqlp
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copyMahammad Khadafi
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
 
Katalis
KatalisKatalis
Katalis
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 

Ähnlich wie Laporan praktikum kesetimbangan kimia

Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaTillapia
 
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimiaKimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimiaTri Ningrum
 
Laporan Kimia - kesetimbangan
Laporan Kimia - kesetimbanganLaporan Kimia - kesetimbangan
Laporan Kimia - kesetimbanganDayana Florencia
 
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimiaKimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimiaAziz_Kurniawan
 
Kesetimbangan kimia (4)
Kesetimbangan kimia (4)Kesetimbangan kimia (4)
Kesetimbangan kimia (4)Rivaldi Julian
 
Kesetimbanagn kimia
Kesetimbanagn kimiaKesetimbanagn kimia
Kesetimbanagn kimiaJhoniBie
 
Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2Devi Paramita
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriErnalia Rosita
 
Presentasi Kimia bab Kesetimbangan Kimia
Presentasi Kimia bab Kesetimbangan KimiaPresentasi Kimia bab Kesetimbangan Kimia
Presentasi Kimia bab Kesetimbangan KimiaNurul Widyaningsih
 
Presentasi kimia bab Kesetimbangan Kimia
Presentasi kimia bab Kesetimbangan KimiaPresentasi kimia bab Kesetimbangan Kimia
Presentasi kimia bab Kesetimbangan KimiaNurul Widyaningsih
 
Laporan kecepatan reaksi
Laporan kecepatan reaksiLaporan kecepatan reaksi
Laporan kecepatan reaksiAwal112
 
thermodinamika teknik kimia
thermodinamika teknik kimiathermodinamika teknik kimia
thermodinamika teknik kimiasartikot
 
Makalah laju reaksi
Makalah laju reaksiMakalah laju reaksi
Makalah laju reaksiilmanafia13
 
Materi belajar kelas 11 IPA Kesetimbangan Kimia
Materi belajar kelas 11 IPA Kesetimbangan KimiaMateri belajar kelas 11 IPA Kesetimbangan Kimia
Materi belajar kelas 11 IPA Kesetimbangan KimiaEvanAndreanSembiring
 
BAB 4 - Kesetimbangan Kimia.pptx
BAB 4 - Kesetimbangan Kimia.pptxBAB 4 - Kesetimbangan Kimia.pptx
BAB 4 - Kesetimbangan Kimia.pptxSMANegeri2Tareran
 

Ähnlich wie Laporan praktikum kesetimbangan kimia (20)

Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimiaKimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
 
Laporan Kimia - kesetimbangan
Laporan Kimia - kesetimbanganLaporan Kimia - kesetimbangan
Laporan Kimia - kesetimbangan
 
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimiaKimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
 
Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan KimiaKesetimbangan Kimia
Kesetimbangan Kimia
 
Kesetimbangan kimia (4)
Kesetimbangan kimia (4)Kesetimbangan kimia (4)
Kesetimbangan kimia (4)
 
Bab 4 kesetimbangan
Bab 4 kesetimbanganBab 4 kesetimbangan
Bab 4 kesetimbangan
 
Kesetimbanagn kimia
Kesetimbanagn kimiaKesetimbanagn kimia
Kesetimbanagn kimia
 
Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum Stoikiometri
 
Presentasi Kimia bab Kesetimbangan Kimia
Presentasi Kimia bab Kesetimbangan KimiaPresentasi Kimia bab Kesetimbangan Kimia
Presentasi Kimia bab Kesetimbangan Kimia
 
Presentasi kimia bab Kesetimbangan Kimia
Presentasi kimia bab Kesetimbangan KimiaPresentasi kimia bab Kesetimbangan Kimia
Presentasi kimia bab Kesetimbangan Kimia
 
Kesetimbangan kimia itp unhas klp.8
Kesetimbangan kimia itp unhas klp.8Kesetimbangan kimia itp unhas klp.8
Kesetimbangan kimia itp unhas klp.8
 
Jenis Reaksi Kimia
Jenis Reaksi KimiaJenis Reaksi Kimia
Jenis Reaksi Kimia
 
Teori Kesetimbangan Kimia
Teori Kesetimbangan KimiaTeori Kesetimbangan Kimia
Teori Kesetimbangan Kimia
 
Laporan kecepatan reaksi
Laporan kecepatan reaksiLaporan kecepatan reaksi
Laporan kecepatan reaksi
 
thermodinamika teknik kimia
thermodinamika teknik kimiathermodinamika teknik kimia
thermodinamika teknik kimia
 
Makalah laju reaksi
Makalah laju reaksiMakalah laju reaksi
Makalah laju reaksi
 
Materi belajar kelas 11 IPA Kesetimbangan Kimia
Materi belajar kelas 11 IPA Kesetimbangan KimiaMateri belajar kelas 11 IPA Kesetimbangan Kimia
Materi belajar kelas 11 IPA Kesetimbangan Kimia
 
BAB 4 - Kesetimbangan Kimia.pptx
BAB 4 - Kesetimbangan Kimia.pptxBAB 4 - Kesetimbangan Kimia.pptx
BAB 4 - Kesetimbangan Kimia.pptx
 

Laporan praktikum kesetimbangan kimia

  • 1. BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami perubahan, sebab zat-zat diruas kanan terbentuk dan terurai kembali dengan kecepatan yang sama. Keadaan kesetimbangan ini bersifat dinamis, artinya reaksi terus berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang sama. Pada keadaan kesetimbangan tidak mengalami perubahan secara mikrokopis (perubahan yang dapat diamati atau diukur).Kesetimbangan kimia dibedakan atas kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Pada kesetimbangan homogen semua zat yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang sama ada dalam bentuk gas dan larutan. Kesetimbangan adalah keadaan dimana reaksi berakhir dengan suatu campuran yang mengandung baik zat pereaksi maupun hasil reaksi.Hukum kesetimbangan adalah hasil kali konsentrasi setimbang zat yang berada di ruas kanan dibagi hasil kali konsentrasi setimbang zat yang berada di ruas kiri, masingg-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya. Keadaan setimbang suatu reaksi dicapai bila kecepatan reaksi pembentuk zatzat produk sama dengan kecepatan reaksi pembentukan zat-zat reaktan dan konsentrasi zat-zat tidak mengalami penambahan atau pengurangan. Dalam keadaan yang setimbang tidak terjadi perubahan secara makroskopis (perubahan dapat diamati dan diukur). Kesetimbangan kimia sifatnya dinamis,
  • 2. artinya reaksi terus berlangsung dalam dua arah yang berlawanan dengan kecepatan yang sama. Kesetimbangan kimia bersifat mantap, karena konsentrasi semua zat dapat dikatakan konstan.Kemantapan itu ditandai oleh konstanta kesetimbangan.Namun demikian, suatu kesetimangan dapat berubah bila mendapt gangguan dati luar.Perubahan itu menuju ke arah tercapainya kesetimbangan baru yang disebut pergeseran kesetimbangan. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka perlu dilakukakan praktikum kesetimbangan kimia dengan menggunakan bahan kimia tertentu yaitu dengan menentukan kesetimbangan reaksi dari I2 dalam CHCl3 dan KI. II. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum kesetimbangan kimia ini yaitu menentukan tetapan kesetimbangan reaksi anatata yod dengan kalium iodida. III. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu: Bagaimana menentukan tetapan kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium iodida? IV. Prinsip Praktikum Prinsip praktikum pada percobaan kesetimbangan kimia ini yaitu menentukan konsentrasi kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium iodida yang beradasarkan koefisien distribusi suatu larutan.
  • 3. BAB II TEORI PENDUKUNG Pada umumnya reaksi-reaksi kimia tersebut berlangsung dalam arah bolak-balik (reversible), dan hanya sebagian kecil saja yang berlangsung satu arah. Pada awal proses bolak-balik, reaksi berlangsung ke arah pembentukan produk, segera setelah terbentuk molekul produk maka terjadi reaksi sebaliknya, yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk. Ketika laju reaksi ke kanan dan ke kiri sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah maka kesetimbangan reaksi tercapai.Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, laju reaksi dan konsentrasi pereaksipun berkurang.Beberapa waktu kemudian reaksidapat berkesudahan, artinya semua pereaksi habis bereaksi.Namun banyak reaksi tidak berkesudahan dan pada seperangkat kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi dan produk reaksi menjadi tetap.Reaksi yang demikian disebut reaksi reversibel dan mencapai kesetimbangan. Padareaksi semacam ini produk reaksi yang terjadi akan bereaksi membentuk kembali pereaksi. ketika reaksi berlangsung laju reaksi ke depan (ke kanan), sedangkan laju reaksi sebaliknya kebelakang (ke kiri) bertambah, sebab konsentrasi pereaksi berkurang dan konsentrasi produk reaksi semakin bertambah(Harun,2004). Salah satu alat yang digunakan untuk memperoleh data kesetimbangan antara fase liquida dan fase gas adalah Glass Othmer Still. Adapun hal – hal yang berpengaruh dalam sistem ksetimbangannya yaitu : Tekanan (P), Suhu (T), konsentrasi komponen A dalam fase liquid (x) dan konsentrasi komponen A dalam fase uap (y). Pada penelitian ini digunakan bahan baku etanol dari hasil
  • 4. fermentasi rumput gajah dengan kadar etanol 96% dan etanol Pro Analisis dengan kadar 99,8%. Dari data yang diperoleh,dibuat kurva kesetimbangan uap – air sistem biner etanol – air. Analisis bahan baku dan produk menggunakan spektrofotometer pharo 100, atau Gas Kromatografi (GC). Dari penelitian sistem biner yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, dalam penelitian tersebut masih diperlukan kesetimbangan uap-air sistem biner untuk menghasilkan data yang benar dan model korelasi yang dapat di aplikasikan untuk memperkirakan kesetimbangan uap-air sistem multikomponen(Sari,2012). Peristiwa adsorpsi merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu terjadinya penambahan konsentrasi komponen tertentu pada permukaan antara dua fase.Adsorpsi dapat dibedakan menjadi adsorpsi fisis(physical adsorption) dan adsorpsi kimia (chemical adsoption). Secara umum adsorpsi fisis mempunyai gaya intermolekular yang relatif lemah, sedangkan pada adsorpsi kimia terjadi pembentukan ikatan kimia antara molekul adsorbat dengan molekul yang terikat pada permukaan adsorben. Pertukaran ion adalah suatu fenomena atau suatu proses yang melibatkan pertukaran dapat balik antara ion-ion dalam larutan dengan ion yang terikat dalam bahan penukar ion. Pada proses itu, tidak ada perubahan secara permanen dalam struktur padatan. Mekanisme pertukaran ini didasarkan pada sifat sorptif dari tempat yang bermuatan negatif dalam adsorben terhadap ion bermuatan positif yang terjadi karena interaksi gaya Coulomb. Pertukaran ion dapat dikategorikan juga sebagai proses sorption seperti halnya adsorpsi, yaitu sejumlah tertentu bahan terlarut (solute) di fase fluida secara selektif tertransfer ke dalam suatu
  • 5. partikel yang tak larut. Pertukaran ion kadang disebut juga counterion adsorption(Kundari,2008). Keadaan kesetimbangan dinamik ini ditandai dari hanya adanya satu konstanta kesetimbangan.Bergantung pada jenis spesies yang bereaksi, konstanta kesetimbangan dapat dinyatakan dalam molaritas (untuk larutan) atau tekanan parsial (untuk gas).Konstanta kesetimbangan memberikan informasi tentang arah akhir dari suatu reaksi reversible dan konsentrasi-konsentrasi dari campuran kesetimbangannya.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.Seperti perubahan konsentrasi. Perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi posisi keadaan kesetimbangan, atau lebih tepatnya jumlah relatif reaktan dan produk. Perubahan tekanan dan volume kemungkinan memberikan pengaruh yang sama terhadap sistem gas dalam kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Katalis dapat mempercepat tercapainya keadaaan kesetimbangan dengan cara mempercepat laju reaksi maju dan laju reaksi balik. Tetapi katalis tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan atau konstanta kesetimbangan.Hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah.Kebanyakan merupakan reaksi reversible. Pada awal proses reversible, reaksi berlangsung maju ke arah pembentukan produk. Segera setelah beberapa molekul produk terbentuk, proses balik mulai berlangsung, yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk. Bila laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama besar serta konsentrasi reaktan dan konsentrasi produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan kimia (Chang,2003).
  • 7. BAB III METODE PRAKTIKUM I. Alat dan Bahan A. Alat Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut: - Corong pisah 2 buah - Pipet tetes 3 buah - Labu Erlenmeyer 3 buah - Buret 2 buah - Statif dan klem 2 pasang - Gelas ukur 25 dan 100 mL 1 buah - Pipet skala 5 dan 25 mL 1 buah - Botol semprot 1 buah - Botol timbang 1 buah - spatula 1 buah - batang pengaduk 1 buah - filler 1 buah B. Bahan Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut: - Larutan Na-tiosulfat 0,02 M - Larutan amilum 1 % - Larutan KI 0,1 M - Kristal KI - Larutan iod jenuh dalam CHCl3 - aquadest
  • 8. II. Prosedur Kerja 30 ml larutan I2 jenuh Dimasukkan ke dalam Corong pisahA (CHCl3) Corong pisah B (CHCl3) diisi diisi 100 mL air 100 mL larutan KI 0,1N Reaksi larutan setimbang - Diambil masing-masing 5 ml lapisan dietil eter dan dimasukkan dalam Erlenmeyer Ditambahkan 2 g padatan KI dan 20 mL air sambil diguncang Dititrasi dengan larutan Na-tiosulfat 0,02 M Ditambahkan indicator amilum 1% Warna biru Corong pisah A - Corong pisah BBA Diambil sebanyak 50 mL lapisan air Dititrasi dengan larutan Na-Tiosulfat Warna bening
  • 9. BAB IV HASIL PENGAMATAN I. Hasil Pengamatan Botol A Lapisan Lapisan air CHCl3 Volume Botol B Lapisan Lapisan KI CHCl3 Volume yang dipipet 50 ml 5 ml 50 ml 5 mL Volume yang dititrasi 50 ml 25 ml 50 ml 25 mL Volume Na2S2O3 7.8 ml 8.9 ml 10.5 ml II. Reaksi Lengkap Reaksi – reaksi yang terjadi dalam percobaan ini antara lain: 1.I2 + KII3- + K+ 2.2I2 + 2 H2O 4HI +O2 3.I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6 III. Perhitungan 1. Botol A KD = 8 . 9 ml KD = 5 ml 7 . 8 ml 50 ml 1 . 78 11 . 41 0 . 156 2. Botol B Diketahui mol I2 = 1. 10-5 mol 8.5 ml
  • 10.  Konsentrasi I2 dalam CHCl3 [I2]CHCl3 = 8 . 5 ml 1 . 10 5 25 ml 0 . 34 5 10 M  Konsentrasi I2 dalam H2O [I2]H2O bebas = 0 . 34 5 10 M 11 . 41 0 . 029 10 = 5 M x mol I2 10 . 5 ml 10 5 50 ml 0 . 21 10 = - 5 M H2O = (0.21 x 10-5 ) – (0.029 x 10-5) = 0.181 x 10-5 M setimbang= 0.1 – = 0.1 – (0.181 x 10-5) = 0.1 – 0.00000181 = 0.09999819 M ≈ 0,1 M  Tetapan kesetimbangan (Kc) Kc = [I3 ] [ I 2 ][ I ]
  • 11. ( 0 . 181 ( 0 . 34 5 10 10 5 )( 0 . 1) 0 . 181 0 . 34 10 5 10 0 . 5323 5 . 323 ) 6 10
  • 12. IV.Pembahasan Kesetimbangan kimia adalah suatu propses yang terjadi dalam larutan yang meliputi perubahan fisika seperti dalam peleburan, penguapan dan perubahan kimia yang termaksud elektrokimia. Reaksi kimia yang sering digunakan dalam pemeriksaan kimia, yaitu reaksi yang berlangsung bolakbalik dan jalannya reaksi bergantung pada tekanan luar, seperti kadar zat yang bereaksi, suhu, tekananan dan sebagainya. Jika reaksi kimia berlangsung reversible, maka reaksi itu akan berlangsung terus sampai terjadi kesetimbangan dinamis. Pada kesetimbangan laju reaksi pembentukan hasil reaksi persis sama dengan pereaksinya. Pada saat kesetimbangan itu, kepekatan atau konsentrasi pereaksi maupun hasil reaksi boleh dikatakan tidak berubah meskipun reaksi dibiarkan terus berlangsung selama tidak ada gangguan dari luar system. Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai kesetimbangan kimia dengan tujuan menentukan tetapan kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium iodida. Berdasarkan teori iod kelarutannya dalam air sangat kecil , sedangkan jika di larutkan dalam kalium iodida , iod dapat mudah larut , di karenakan pada kalium iodida , iod membentuk senyawa kompleks triodida. Berbeda dengan iod yang dilarutkan dalam air, untuk melarutkannya di tambahkan KI yang akan bereaksi sehingga membentuk KI3 , hal yang menyebabkan iod kurang larut dalam air adalah perbedaan kepolaran, di mana air bersifat polar, sedangkan iod bersifat nonpolar.
  • 13. Pada percobaan iniCHCl3 dimasukkan ke dalam dua corong pisah A dan B. ke dalam corong A dimasukkan air sebanyak 100 mL. Penambahan ini dimaksudkan untuk mengetahui kelarutan yod dalam air selanjutnya d i gu n c a n g kuat -kuat dan didiamkan beberapa m e n i t . Pengguncangan dimaksudkan agar yod terdistribusi secara sempurna ke dalam dua fase yaitu fase air dan fase CHC1 3, selain itu dengan terjadinya percampuran dapat mempercepat terjadinya reaksi(terdistribusi secara sempurna),. Terjadinya kesetimbangan dapat diketahui dengan adaya pemisahan antara fase air dan dan fase iod. Nilai koefisien distribusi yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yaitu 11,41. Pada corong B dimasukkan larutan KI 0,1 M, sama seperti pada perlakuaan pertama corong tersebut diguncang kuat-kuat dan didiamkan selama beberapa menit, terlihat bahwa CH 3 Cl dan I 2 tidak bercampur melainkan membentuk lapisan dimana pada lapisan atas terdapat KI sedangkan I 2 terdapat di lapisan bawah. Dari hasil percobaan tersebut dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan kelarutan antara I 2 dan CHCl 3 . Dimana berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai kelarutan I 2 dalam CH 3 Cl adalah sebesar 0,34 x10 -5 M sedangkan kelarutan I 2 dalam air adalah sebesar 0,029 x10 -5 M. Setelah diketahui nilai dari kelarutan I 2 dalam air dan CH 3 Cl maka dilakukan proses pengeluaran I 2 yang terdapat dalam CH 3 Cl yaitu dengan cara menstandarisasinya dengan larutan baku Na-tiosulfat. Larutan natrium tiosulfat digunakan sebagai larutan standar
  • 14. karena memiliki kemumian tinggi dan tidak bersifat higroskopis dan konsentrasinya telah diketahui dengan tepat dan cepat berubah saat berada saat bercampur dengan senyawa tertentu. Untuk mengetahui adanya yod dalam larutan maka diadakan penambahan amilum 1% sebelum titrasi dilangsungkan.Larutan amilum tersebut menjadi indikator untuk mengetahui apakah titik akhir titrasi telah tercapai atau belum.Pada titik akhir titrasi terjadi perubahan warna yaitu menjadi warna biru.Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai diperoleh yaitu sebesar 5,323. kesetimbangan (Kc) I2 yang
  • 15. BAB V PENUTUP I. Kesimpulan Setelah melakukan praktikum ini dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai tetapan kesetimbangan iod dalam kalium iodida adalah sebesar 5,323. II. Saran Saran yang saya ajukan setelah mengikuti praktikum ini yaitu agar saat praktikum lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Chang,Raymond.2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga : Jakarta. Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern.Erlangga : Jakarta. Harun,2004.Modul Kimia Pendidikan. Kesetimbangan. Surabaya: Direktorat Jendral Kundari, 2008.Tinjauan Kesetimbangan Adsorpsi Tembaga Dalam Limbah Pencuci Pcb Dengan Zeolit. Jurnal Batan. Vol.1. Hal.490 – 491 [20 November 2013]. Sari,2012.Data Kesetimbangan Uap-Air Dan Ethanol-Air DariHasil Fermentasi Rumput Gajah.Berkala Ilmiah Teknik Kimia. Vol.1. Hal. 37 [20 November 2013].
  • 17. ABSTRAK Kesetimbangan kimia adalah suatu propses yang terjadi dalam larutan yang meliputi perubahan fisika seperti dalam peleburan, penguapan dan perubahan kimia yang termaksud elektrokimia.tujuan dari praktikum kesetimbangan kimia ini yaitu menentukan tetapan kesetimbangan reaksi anatara yod dengan kalium iodida. Prinsip praktikum pada percobaan kesetimbangan kimia ini yaitu menentukan konsentrasi kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium iodida yang beradasarkan koefisien distribusi suatu larutan.Pada praktikum ini, dimana menentukan tetapan kesetimbangan I2 dengan menggunakan CHCl3 dan larutan KI Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh nilai nilai tetapan kesetimbangan iod dalam kalium iodida adalah sebesar 5,323. Kata Kunci :Kesetimbangan, Nilai Kc, Ion iod,
  • 18. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAAN II KESETIMBANGAN KIMIA OLEH : NAMA : WA ODE AMALIA STAMBUK : A1C4 12 051 KELOMPOK : IV (EMPAT) ASISTEN PEMBIMBING : AMIRUL ADNIN LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2013
  • 19. TUGAS SETELAH PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAAN III KIMIA PERMUKAAN I OLEH : NAMA : WA ODE AMALIA STAMBUK : A1C4 12 051 KELOMPOK : IV (EMPAT) LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2013
  • 20. 1. Apakah proses adsorpsi dalam percobaan ini merupakan adsorpsi fisik atau kimisorpsi ? Jelaskan perbedaan anatara kedua jenis adsorpsi tersebuut dan berikan contoh ? Jawab :  Percobaan ini termasuk dalam kimisorpsi. Perbedaan adsorpsi fisik ( Fifisorpsi) dan kimisorpsi :  Pada adsorpsi fisik atau fisisorpsi terdapat antaraksi van der Waals antara adsorpsi dan substrat. Antaraksi van der Waals mempunyai jarak jauh, tetapi lemah dan energi yag dilepaskan jika partikel terfisisopsi mempunyai orde besaran yang sama dengan entalpi kondensasi. Entalpi fisisorpsi dapat diukur dengan mencatat kenaikan temperature sampel dengan kapasitas kalor yang diketahui dan nilai khasnya berada sekitar 20 kJ mol-1. Kuantitas energi sekecil ini dapat diabsorpsi sebagai vibrasi kisi dan dihilangkan sebagai gerakan termal. Molekul yang melambung pada permukaan seperti batuan akan kehilangan energinya perlahan-lahan dan akhirnya terabsorpsi pada permukaan. Contohnya : Dispersi atau interaksi dipolar  Pada Kimisorpsi partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen) dan cenderung mencari tempat memaksimumkan bilangan koordinasinya dengan substrat. Entalpi kimisorpsi jauh lebih besar dari pada untuk fisisorpsi , dan nilai khasnya
  • 21. adalah sekitar -200 kJ mol-1. Molekul yang terkimisorpsi dapat terpisah karena tuntutan valensi atom permukaan yang tidak terpenuhi. Contohnya : adsorpsi pada larutan HCl dengan arang aktif. 2. Bagaimana isotermal adsorpsi Freundich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat ? Jelaskan apa batasannya ? Jawab : Entalpi absorpsi bergantung pada tingkat peutupan permukaan terutama karena partikel absorpat berinteraksi.Jika partikel saling menolakkan maka entalpi absorpsinya menjadi kurang isoterm (kurang negatif) dengan bertambahnya penutupan. Untuk absorpsi gas, partikel-partikel berdiam pada permukaan secara tidak teratur sampai pemadatan menuntut keteraturan. Jika partikel absorpat saling menarik, parikel itu cennderung membentuk pulaupulau dan pertumbuhan terjadi pada perbatasannya.Absorpat ini juga memperlihatkan transisi teratur-tak teratur, jika cukup dipanaskan agar gerakan termal mengatasi atraksi partikel-partikel, tetapi tidak terlalu panas sehingga partikel itu terdesorpsi. 3. Mengapa isotermal adsorpsi Freundich untuk adsorpsi pada pemukaan zat padat kurang memuaskan dibandingkan dengan adsorpsi Langmuir ? Jawab : Isoterm Langmuir meramalkan diperolehnya garis lurus jika p/V dialurkan terhadap p sedangkan pada isoterm Freundich garis lurus dapat diramalkan dengan mengalurkan ln V terhadap ln p. Pada permukaan zat padat, partikel-
  • 22. partikel zat yang terabsorpsi akan menunjukkan nilai entalpi yang kurang negatif saat bertambah. Berdasarkan isoterm Freundich hal ini akan menjadi tidak linear sehingga isoterm Freundich akan menghasilkan nilai yang kurang memuaskan saat diberlakukan pada permukaan zat padat. 4. Pada persamaan (x/m = ap/(1+bp). Ubahlah persamaan tersebut dalam bentuk praktis untuk menyelidiki apakah suatu proses adsorpsi menurut isotermal Langmuir ? Jawab : Berdasarkan persamaan (x/m = ap/(1+bp) suatu proses adsorpsi dapat dikatan berlangsung menurut isoterm Langmuir jika menunjukkan garis lurus pada grafik berdasarkan data yang dijadikan patokan. Garis lurus ini menunjukkan p/V dialurkan terhadap p. Berdasarkan kesetimbangan dinamika : A( g ) M ( permukaan ) AM Dengan konstanta laju ka untuk absorpsi, kd untuk desorpsi, Laju perubahan penutupan permukaan karena adsorpsi sebanding dengan tekanan A sebesar p dan jumlah tempat kosong N(1- ) dengan N merupakan jumlah tempat total : k a pN (1 Laju perubahan ) karena desorpsi sebanding dengan jumlah spesies yang terabsorpsi, N , maka :
  • 23. kd N Pada keseimbangan, kedua laju itu sama, dan penyelesaian untuk menghasilkan isoterm Langmuir ; K 1 p K dimana p K ka kd 5. Jika pada persamaan tersebut diatas, tekanan “p” diganti dengan konsentrasi zat pada kesetimbangan, apakah persamaan Langmuir juga berlaku pada percobaan ini ? Jawab : Tidak, persamaan Langmuir tidak akan berlaku pada percobaan ini jika nilai p pada (x/m = ap/(1+bp) digantikan dengan konsentrasi zat, karena konsentrasi zat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah zat yang terabsorpsi. Artinya perubahan isotermal adsorpsi akan tidak beraturan dengan nilai konsentrasi yang berbeda-beda untuk masing-masing zat uji.