SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 31
1 
Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung 
Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kue 
Oleh : 
Asri Nurul Husnah (XII-IPA-5) / (05) 
Nur Istiqlalial Firdausi (XII-IPA-5) / (23) 
SIDOARJO 
2012
2 
LEMBAR PENGESAHAN 
Judul : Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung 
Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kue 
Nama : Asri Nurul Husnah (XII-IPA-5) / (05) 
Nur Istiqlalial Firdausi (XII-IPA-5) / (23) 
Bidang Studi : SAINS 
Tugas ini dibuat untuk memenuhi nilai dari materi Karya Ilmiah Remaja 
kelas XII-IPA-5 SMAN 1 Sidoarjo 
Tahun Ajaran 2011/2012 
Mengetahui, 
Kepala SMAN 1 Sidoarjo 
Drs. H. Sukemad, M.Pd. 
NIP 19600407 198603 1 031
3 
LEMBAR PERSETUJUAN 
Judul : Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung 
Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kue 
Nama : Asri Nurul Husnah (XII-IPA-5) / (05) 
Nur Istiqlalial Firdausi (XII-IPA-5) / (23) 
Bidang Studi : SAINS 
Tugas ini dibuat untuk memenuhi nilai dari materi Karya Ilmiah Remaja 
kelas XII-IPA-5 SMAN 1 Sidoarjo 
Tahun Ajaran 2011/2012 
Pembimbing KIR 
Ayu Swastika W, S.Si. 
NIP 19850808 200902 2 006 
Wali Kelas 
Dra. Ni Made Djuwati 
NIP 19601201 198703 2 006
4 
KATA PENGANTAR 
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan 
rahmat, taufiq serta hidayahNya sehingga tugas Laporan Karya Ilmiah Remaja yang 
berjudul Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung 
Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kue ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. 
Tugas ini terselesaikan berkat motivasi, bimbingan dan bantuan dari berbagai 
pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 
1. Ibu Ayu Swastika W, S.Si selaku pembimbing dan guru bidang studi Karya 
Ilmiah Remaja (KIR) 
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas Karya Ilmiah 
Remaja (KIR) ini 
Semoga tugas Karya Ilmiah Remaja ini dapat memberikan manfaat kepada 
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, meskipun penulis sadar ini sangat 
jauh dari sempurna. Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun 
untuk kesempurnaan Karya Ilmiah Remaja kami. 
Sidoarjo, 20 Februari 2012 
Penulis
5 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 
Tanaman gayam merupakan jenis tanaman yang mudah ditemukan di 
Indonesia. Gayam memiliki nama latin Inocarpus fagiferus yang bersinonim 
dengan Inocarpus fagifer dan Inocarpus edulis. Tanaman yang dikenal juga sebagai 
angkaeng dan bosua (Sulawesi) ini dalam bahasa Inggris disebut Otaheite chestnut, 
Polynesian chestnut, atau Tahiti chestnut. 
Gayam (inocarpus edulis Forst) adalah tanaman asli kepulauan Polynesia 
dan Malesia, termasuk sebagian wilayah Indonesia dan kawasan Asia Pasifik 
(Anonymous, 1979; Campin, 1997; Hegnauer & Grayer-Barkmeijer, 1993; Heyne, 
1987). Budidaya gayam dilakukan di Kawasan Pasifik karena bijinya dapat 
dimakan (Anonymous, 1979; Hegnauer & Grayer-Barkmeijer, 1993). Tanaman ini 
ditemukan terutama di Rji, Jawa, dan Tahiti (Allen & Allen, 1981). 
Tanaman ini tumbuh di daerah dataran rendah tropis yang lembab hingga 
ketinggian 500 meter dpl. Tumbuhan ini mampu tumbuh di tanah-tanah yang 
miskin hara sekalipun. Sehingga pohon gayam sering kali ditemukan tumbuh di 
rawa-rawa, tepi sungai, maupun di tepi pantai yang berpasir di antara hutan bakau. 
Buah gayam (Inocarpus edulis) berjenis polong berbentuk ginjal dan tidak 
pecah dengan kulit buah yang keras. Buah gayam mempunyai 1 biji berbentuk
6 
gepeng. Kulit biji keras dengan endosperm putih. Ketika mentah buah berwarna 
hijau dan menjadi kuning atau kecoklatan ketika masak. 
Pemanfaatan buah gayam masih belum beragam. Di Indonesia, secara 
tradisional biji gayam dikonsumsi terutama dalam bentuk biji rebus. Heyne (1987) 
menyatakan bahwa tanaman gayam dibudidayakan di dataran rendah (<500 m dpl) 
Pulau Jawa dan Indonesia Timur (Sulawesi dan Maluku), biji gayam rebus bersifat 
kering (kesat), jika dikonsumsi bersifat mengenyangkan dan sangat digemari, tetapi 
sulit dicema. Sampai saat ini, di daerah tertentu di Indonesia biji rebus dan kripik 
biji gayam dijual dipasar-pasar tradisional di Daerah tersebut. Perebusan biji gayam 
segar memerlukan banyak sekali energi karena biji gayam tidak segera masak. 
Penggorengan irisan biji gayam menghasilkan keripik yang keras. 
Berdasarkan data yang kami peroleh, biji gayam memiliki kandungan nutrisi 
yang baik. Nutrisi biji gayam meliputi protein kasar 11,66%, lipid 8,21%, abu 
3,39%, dan karbohidrat 76,74%. Oleh karena itu, peneliti mempunyai inisiatif 
untuk melakukan penelitian dengan memanfaatkan buah gayam yang biasanya 
hanya dikonsumsi dengan direbus, dibakar atau dikeripik dan bahkan dibuang 
begitu saja menjadi sumber pangan baru. Untuk itu peneliti tertarik melakukan 
penelitian dengan judul “PEMANFAATAN BUAH GAYAM (Inocarpus edulis) 
UNTUK DIJADIKAN TEPUNG SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN 
KUE”
7 
1.2. Rumusan Masalah 
1.2.1. Kandungan apa yang terdapat dalam biji gayam? 
1.2.2. Bagaimana cara mengolah biji gayam untuk dijadikan sebagai tepung 
pengganti terigu? 
1.2.3. Apakah biji gayam dapat dijadikan sebagai bahan pengganti terigu untuk 
membuat roti? 
1.3. Tujuan Penelitian 
1.3.1. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam biji gayam. 
1.3.2. Untuk mengetahui cara mengolah biji gayam untuk dijadikan sebagai 
tepung pengganti terigu 
1.3.3. Untuk mengetahui apakah biji gayam dapat dijadikan sebagai bahan 
pengganti terigu untuk membuat roti? 
1.4. Manfaat Penelitian 
1.4.1. Menambah nilai guna biji gayam. 
1.4.2. Memberi referensi bahwa biji gayam dapat dijadikan sebagai bahan 
pengganti tepung terigu untuk membuat roti. 
1.4.3. Menambah wawasan masyarakat bahwa biji gayam dapat diolah menjadi 
bahan yang lebih berguna daripada hanya dimakan dengan direbus atau 
hanya sebagai keripik. 
1.4.4. Menambah nilai ekonomis pada biji gayam. 
1.4.5. Memberi terobosan baru bahan untuk membuat kue selain tepung terigu.
8 
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
1.1. Gayam 
1.1.1. Tabel Klasifikasi Ilmiah 
Kerajaan : Plantae 
Subkerajaan : Tracheobionta 
Super Divisi : Spermatophyta 
Divisi : Magnoliophyta 
Kelas : Magnoliopsida 
Sub Kelas : Rosidae 
Ordo : Fabales 
Famili : Fabaceae 
Genus : Inocarpus 
Spesies : Inocarpus fagiferus (Parkinson) Fosberg. 
Sinonim : Inocarpus fagifer (Parkinson) Fosb., Inocarpus edulis J.R. & G. 
Forster,Aniotum fagiferum Parkinson, Bocoa edulis (J. R. Forst. 
& G. Forst.) Baill., Cajanus edulis(J. R. Forst. & G. Forst.) 
Kuntze. 
1.1.2. Karakteristik Umum 
1.1.2.1. Habitus 
Pohon, tinggi 10-20m.
9 
1.1.2.2. Batang 
Tegak, beralur dalam, percabangan simpodial, kasar, coklat. 
1.1.2.3. Daun 
Tunggal, berseling, bertangkai pendek, bentuk lanset, ujung runcing, 
pangkal tumpul, tepi rata, panjang 15-40 cm, lebar 6-10 cm, pertulangan menyirip, 
permukaan licin, hijau. 
1.1.2.4. Bunga 
Majemuk, bentuk malai, dj ketiak daun, daun pelindung kecit, kelopak 
bentuk lonceng, tipis seperti selaput, benang sari 8-12, bakal buah berambut, bakal 
biji satu, tangkai putik sangat pendek, bertaju dua, ujung sedikit terlipat, bagian 
pangkal berlekatan dengan benang sari, mahkota 4-6 helai, bentuk lanset, putih 
kekuning-kuningan. 
1.1.2.5. Buah 
Ciri dari buah yang telah tua/matang adalah yang telah berwarna coklat 
kekuningan atau merah kekuningan. Buah gayam termasuk buah rekalsitran, yaitu 
buah yang mampu hidup dalam kadar air tinggi (36-90 %). Penurunan kadar air 
pada buah tipe ini akan berakibat penurunan viabilitas benih hingga kematian, 
sehingga buah seperti ini tidak bisa disimpan dalam kadar air rendah, oleh karena itu 
jika antara waktu pemungutan buah dan penyemaian masih agak lama, maka buah 
gayam dapat disimpan dalam beberapa minggu ditempat teduh atau pada suhu 
antara 19-25°C dengan kelembaban rendah.
10 
1.1.2.6. Biji 
Bulat pipih. permukaan kasar, coklat. Berwarna putih, berbentuk ginjal, 
dibungkus oleh serat berwarna kecoklatan yang relatif tipis (2-3 mm). Bijinya besar, 
dengan berat berkisar antara 5-50 g/biji, dengan ukuran panjang antara 2-7 cm dan 
lebar antara 1,6-4 cm. Pohon gayam umur 25 tahun dapat menghasilkan biji 
sebanyak 75 kg per tahun. 
1.1.2.7. Akar 
Tunggang, putih kecoklatan. 
1.1.2.8. Kayu 
Kayunya memenuhi spesifikasi teknik untuk mebelair, pegangan pintu, 
peralatan dapur disamping sebagai kayu energi. 
1.1.3. Ekologi Gayam 
1.1.3.1. Penyebaran 
Di Indonesia gayam tersebar di beberapa wilayah antara lain: (Pulau Jawa- 
Madura), Bali, Kalimantan, Maluku, Papua. Papuan New Gunea, Polinesia (Samoa, 
Tonga, Kepulauan Cook) dan Mikronesia (Pohnpei, Kepulauan Marshall dan 
Kiribati), Heyne (1987 ; Walter & Sam). 
1.1.3.2. Iklim 
Gayam dapat tumbuh baik mulai dari dataran rendah tropis lembab sampai 
ketinggian sedang (0–500m dpl.) dengan pola penyebaran hujan merata setiap 
tahunnya (1.500–4.300 mm), temperatur minimal rata-rata tahunan pada kisaran 
26,4-27,7°C dan maksimal pada kisasaran 29,4-34,5°C.
11 
1.1.3.3. Tanah 
Gayam termasuk salah satu jenis pengisi formasi hutan pantai dan sering 
juga ditemui di tanah rawa, tanah becek dan tanah dengan kandungan garam tinggi 
sepanjang garis pantai. Gayam juga sering ditemui sepanjang tepi sungai, pinggir-pinggir 
hutan pedesaan maupun kebun rakyat. Jadi gayam dapat tumbuh pada 
kisaran jenis tanah yang luas, mulai dari tanah dengan kandungan kapur dan garam 
tinggi, drainase tanah jelek, seperti tanah becek dan rawa. 
1.1.3.4. Toleransi terhadap Pengaruh Lingkungan 
Gayam termasuk salah satu jenis yang tahan terhadap musim kemarau 
panjang dan pada umumnya sering ditemui tumbuh di bawah sinar matahari penuh. 
Anakan gayam dapat tumbuh baik di bawah naungan baik penuh maupun sebagian 
(20-80%) dan jika berada di bawah naungan berat, maka pertumbuhannya lambat. 
Pohon dewasa lebih menyukai tanpa naungan dibandingkan anakannya. Sebagai 
jenis tanaman rawa, gayam jarang mengalami kebakaran dan sepertinya tidak tahan 
terhadap api. Pohon gayam termasuk pohon yang tahan terhadap angin kuat (badai). 
Cabang dan rantingnya tidak mudah patah kecuali terkena badai sangat kuat. 
Ketahanan pohon gayam terhadap angin kuat ini didukung oleh adanya akar tunjang 
dan sistem perakaran lateralnya yang kokoh dan kuat. 
1.1.3.5. Pengikat Nitrogen 
Ciri khas tanaman legum (Fabaceae) pada akarnya terdapat bintil akar yang 
berfungsi mengikat Nitrogen dari udara, hal tersebut terdapat juga pada akar gayam. 
Pohon ini dilaporkan dapat meningkatkan kesuburan tanah di Kepulauan Fiji dan 
Cook.
12 
1.1.4. Kandungan Kimia Gayam 
Biji gayam merupakan isi polong dari buah gayam. Buah gayam tergolong 
dalam tipe polong tunggal (single pulse). Kulit buah berserabut seperti buah kelapa 
diakhiri dengan penebalan sepeti tempurung tipis pada bagian dalam. Kesulitan 
dalm pengupasan timbul akibat struktur kult tersebut sehingga diperluka peralatan 
khusus agar diperoleh biji yang utuh. Semakin kering keadaan buah gayam, semakin 
sulit dilakukan pengupasan karena kulit buah semakin tahan terhadap kerja pisau 
pengupas. Namun kulit luar mampu melindungi biji dari kerusakan mekanis yang 
dapat memacu pencoklatan dan mempertahankan kesegaran biji sekaligus nilai 
nutrisinya. 
Tabel 1.1.4.1. Analisa proksimat biji gayam 
Komponen 
Penelitian Indah 
(2002) 
Penelitian Eny 
(1998) 
Air (%bb) 50,11 + 0,01 - 
Abu (%bk) 3,39 + 0,05 3,02 
Lipid (%bk) 8,21 + 1,12 2,13 
Protein kasar (%bk) 11,6 + 0,33 9,67 
Karbohidrat (%bk) 78,74 85,22 
Serat kasar (%bk) t.a. 6,72 
Tabel di atas menyajikan analisa hasil proksimat pada kotiledon biji gayam. 
Berdasarkan komposisi kimia tersebut, dapat dikatakan bahwa biji gayam memiliki 
keseimbangan nutrisi yang meliputi mineral, lemak, dan protein. Data kimia 
komposisi beberapa jenis legum yang mempunyai kekerabatan taksonomi dekat 
disajikan pada tabel berikut. Jenis-jenis legum tersebut dikonsumsi sebagai makanan
13 
sehari-hari di beberapa negara (Conside & Considine; Salunkhe et,. 1985). Biji 
gayam mungkin dapat bersaing dengan komoditas tersebut. Dibandingkan dengan 
serealia, kandungan mineral dan vitamin legum lebih baik (Salunka et al., 1985). 
Tabel 1.1.4.2. Komposisi kimia legume lain dalam setiap 100 gram bahan kering 
Komponen Cashew Chesnut Chikpea Faba bean 
Abu 2,74 2,40 3,03 3,77 
Lemak 48,27 4,48 4,92 1,40 
Protein 18,14 7,31 26,10 34,87 
Karbohidrat 30,91 85,81 65,95 59,97 
Crude fiber 1,48 2,73 7,19 15,48 
Kesulitan dalam penyimpanan, penanganan, dan pengolhan sering 
menimbulkan keengganan untuk memanfaatkan potensi leguminosea. Pada biji 
gayam kesulitan berkaitan erat dengan pencoklatan enzimatis yang sangat cepat 
dengan intensitas unsur gelap sangat tinggi. Akibatnya, penyimpanan dalam bentuk 
kering beresiko tinggi terhadap penurunan kualitas. 
1.1.5. Manfaat Gayam 
a. Buah gayam dapat dinikmati dengan cara direbus dahulu biasanya dicampur 
dengan garam sedikit maka menjadikan rasa gayam gurih. 
b. Buah gayam dapat juga dijadikan produk olahan semisal emping (keripik 
gayam).
14 
c. Kayu pohon gayam dapat dimanfaatkan sebagai bahan furniture. Sedangkan 
dengan kerindangan daun dan dahannya pohon ini bisa dimanfaatkan sebagai 
pohon peneduh. 
1.1.6. Khasiat Gayam 
a. Daun Inocarpus edulis berkhasiat sebagai obat mencret berdarah. Untuk obat 
mencret berdarah dipakai - 25 gram daun Inocarpus edulis yang masih segar. 
dicuci dan dipotong kecil-kecil, direbus dengan 2 gelas air sainpai mendidih 
selama 15 menit. dinginkan dan disanng Hasil saringan diminum sekaligus 
sehari dua kali pagi dan sore. 
b. Gayam memiliki kandungan zat kimia saponin dimana kandungan ini 
berfungsi untuk membersihkan kotoran dalam usus besar dan saluran 
pencernaan. 
c. Gayam juga memiliki kandungan Flavonoida (zat antioksidan) kandungan ini 
berfungsi untuk kekebalan tubuh sehingga tubuh terjaga dari berbagai 
penyakit. 
d. Tanin merupakan unsur senyawa yang terdapat pada gayam. Unsur ini 
berfungsi untuk membantu usus lebih cepat menyerap sari makanan tanpa 
gangguan mikroba lain yang mengganggu dan menimbulkan pembusukan 
sebelum proses.
15 
1.2. Tepung 
Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus 
tergantung pemakaiannya. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian, rumah 
tangga, dan bahan baku industri. Tepung bisa berasal dari bahan nabati misalnya 
tepung terigu dari gandum, tapioka dari singkong, maizena dari jagung atau hewani 
misalnya tepung tulang dan tepung ikan. 
Tabel 1.2.1. Syarat tepung yang baik 
Jenis Uji Satuan Persyaratan 
Keadaan: 
a. Bentuk 
b. Bau 
c. Warna 
- 
- 
- 
Serbuk 
Normal (bebas dari bau asing) 
Putih, khas terigu 
Benda asing - Tidak ada 
Serangga dalam bentuk 
semua stadia dan 
potongan-potongannya 
yang tampak 
- Tidak ada 
Kehalusan, lolos ayakan 
212 μ (mesh no.27) (bb) 
% Min 95 
Kadar air (b/b) % Maks 14,5 
Kadar abu (b/b) % Maks 0,70 
Kadar protein (b/b) % Min 7,0 
Keasaman mgKOH/100g Maks 50 
Falling number (atas dasar 
kadar air 14%) 
detik Min 300 
Besi (Fe) mg/kg Min 50 
Seng (Zn) mg/kg Min 30
16 
Vitamin B1 (tiamin) mg/kg Min 2,5 
Vitamin B2 (riboflavin) mg/kg Min 4,0 
Asam folat mg/kg Min 2,0 
Cemaran logam 
a. Timbal (Pb) 
b. Raksa (Hg) 
c. Kadmium (Cd) 
mg/kg 
mg/kg 
mg/kg 
Maks 1,0 
Maks 0,05 
Maks 0,1 
Cemaran arsen mg/kg Maks 0,50 
Cemaran mikroba 
a. Angka lempeng 
total 
b. E. Coli 
c. Kapang 
d. Bacillus cereus 
Koloni/g 
APM/g 
Koloni/g 
Koloni/g 
Maks 1x106 
Maks 10 
Maks 1x104 
Maks 1x104 
1.3. Pembuatan Kue 
1.3.1. Pembuatan Kue Kukus 
1.3.1.1. Bahan 
a. 2 putih telur ayam 
b. 1 kuning telur ayam 
c. 250 gr gula pasir 
d. 15 gr ovalett 
e. 200 ml minuman bersoda 
f. 250 gr tepung terigu 
g. 1 sdt baking powder 
h. 1 sachet vanilli bubuk 
1.3.1.2. Cara Membuat Kue Kukus 
a. Kocok telur dan gula pasir selama 15 menit 
b. Masukkan ovalett kocok lagi selama 10 menit
17 
c. Tambahkan minuman bersoda, kocok sebentar dengan mikser kecepatan 
rendah supaya tercampur rata 
d. Masukkan campuran tepung terigu, vanili dan baking powder, kocok lagi 
dengan mixer kecepatan rendah sampai tercampur rata 
e. Tuang ke loyang Bolu Kukus yang dialasi cup kertas, isi sampai penuh 
f. Masukkan ke dandang 
1.3.2. Membuat Brownies Kukus 
1.3.2.1. Bahan 
a. 4 butir telur 
b. 90 gram gula pasir 
c. 75 gram tepung terigu 
d. 15 gram cokelat bubuk 
e. ¼ sdt baking powder 
f. 75 gram margarine 
g. 75 gram cokelat blok (potong 
kecil-kecil) 
h. 100 gram keju parut 
1.3.2.2. Cara Membuat Brownies Kukus 
a. Campur margarin dan cokelat blok dalam wajan, lelehkan lalu sisihkan. 
b. Kocok telur dan gula pasir sampai mengembang dan kental, masukkan 
campuran margarin dan cokelat aduk rata. 
c. Masukkan campuran tepung terigu, cokelat bubuk, baking powder, aduk hingga 
rata. 
d. Tuangkan adonan ke dalam loyang ukuran panjang kecil yang sudah diolesi 
margarin. 
e. Kukus selama 20 menit dengan api sedang sampai matang.
18 
f. Angkat dan dinginkan, lalu olesi dengan butter cream dan taburi dengan keju 
parut. 
g. Potong-potong sesuai selera, lalu sajikan.
19 
BAB III 
METODE PENELITIAN 
3.1. Rancangan Penelitian 
Penelitian ini bersifat eksperimental, dilaksanakan mulai tanggal 11 hingga 
15 April 2012 di Ds. Sambungrejo Rt.07 Rw.03 no.28, Kec. Sukodono, Kab. 
Sidoarjo. 
3.2. Populasi dan Sampel 
Sampel yang digunakan merupakan buah gayam sejumlah dua kilogram. 
Buah tersebut didapat dari pohon gayam yang tumbuh liar di kebun-kebun Ds. 
Sambungrejo. 
3.3. Instrumen Penelitian 
3.3.1. Alat Penelitian 
3.3.1.1. Alat Pembuatan Tepung Gayam 
No Nama Alat Jumlah 
1 Pisau 1 buah 
2 Parut 1 buah 
3 Saringan 1 buah 
4 Ayakan 1 buah
20 
3.3.1.2. Alat Pembuatan Kue Kukus 
No Nama Alat Jumlah 
1 Mixer 1 buah 
2 Dandang 1 buah 
3 Wajan 1 buah 
4 Mangkok 3 buah 
5 Cetakan kue kukus 20 buah 
6 Kertas roti 20 buah 
7 Sendok 4 buah 
3.3.1.3. Alat Pembuatan Brownies Kukus 
No Nama Alat Jumlah 
1 Mixer 1 buah 
2 Dandang 1 buah 
3 Wajan 1 buah 
4 Mangkok 1 buah 
5 Loyang kue 1 buah 
6 Kertas roti 1 gulung 
7 Sendok 4 buah
21 
3.3.2. Bahan Penelitian 
3.3.2.1. Bahan Pembuatan Tepung Gayam 
No Nama Bahan Jumlah Satuan 
1 Buah gayam 20 Ons 
2 Air 3 Liter 
3.3.2.2. Bahan Pembuatan Kue Kukus 
No Nama Bahan Jumlah/ukuran 
1 Tepung Gayam 75 gram 
2 Mentega 75 gram 
3 Tepung Maizena 2 sdm 
4 Susu Bubuk 2 sdm 
5 Baking Soft 2 sdm 
6 Telur 5 butir 
7 Gula 75 gram 
8 Pewarna Makanan 2-3 tetes 
9 Ovalet 1 sdm
22 
3.3.2.3. Bahan Pembuatan Brownies Kukus 
No Nama Bahan Jumlah/ukuran 
1 Tepung Gayam 75 gram 
2 Mentega 75 gram 
3 Tepung Maizena 2 Sdm 
4 Susu Bubuk 2 Sdm 
5 Baking Soft 2 Sdm 
6 Telur 5 butir 
7 Gula 75 gram 
8 Coklat Batangan 2 ons 
9 Ovalet 1 sdm 
3.4. Prosedur Penelitian 
3.4.2. Membuat Tepung Gayam 
a. Mengupas kulit buah gayam 
b. Mencuci buah gayam yang telah dikupas kulitnya 
c. Memarut buah gayam menggunakan parutan. 
d. Setelah itu, menambahkan air sedikit demi sedikit dan memerasnya. 
e. Setelah diperoleh sari buah gayam, didiamkan hingga terbentuk endapan 
tepung gayam. 
f. Kemudian, memisahkan antara endapan tepung gayam dengan air.
23 
g. Setelah endapan tepung gayam terpisah dengan air, endapan tepung gayam 
dipanaskan hingga kering. Proses pengeringan membutuhkan waktu + 3 hari. 
h. Setelah endapan tepung gayam mengering, endapan tepung gayam dihaluskan 
lagi. Kemudian, dipanaskan sekali lagi selama + 2 hari. 
i. Setelah tepung gayam benar-benar kering, tepung gayam diayak. 
3.4.3. Membuat Kue Kukus 
a. Menyiapkan alat dan bahan. 
b. Menyiapkan air pada dandang dan memanaskannya. 
c. Melapisi cetakan kue kukus dengan kertas. 
d. Melelehkan mentega. 
e. Mengocok telur dan gula pasir hingga mengental, mengembang, dan putih. 
f. Memasukkan campuran tepung gayam, susu bubuk dan tepung maizena, 
mengaduk hingga rata dengan kecepatan mixer kecil. 
g. Membagi adonan menjadi 3 bagian. 
h. Memberi warna pada masing-masing adonan dengan warna Kuning pada 
bagian 1, warna hijau pada bagian 2, dan warna biru pada bagian 3. 
i. Memasukkan adonan ke dalam cetakan kue kukus dengan 2 macam warna 
pada 1 cetakan. 
j. Mengukus selama 15 menit hingga kue merekah. 
k. Mengangkat kue dan mendinginkannya. 
l. Memotong kue berbentuk dadu.
24 
3.4.4. Membuat Kue Brownies 
a. Menyiapkan alat dan bahan. 
b. Menyiapkan air pada dandang dan memanaskannya. 
c. Melapisi loyang kue dengan kertas roti. 
d. Melelehkan mentega. 
e. Melelehkan batang coklat hingga meleleh. 
f. Mengocok telur dan gula pasir hingga mengental, mengembang, dan putih. 
g. Memasukkan campuran tepung gayam, susu bubuk dan tepung maizena, 
mengaduk hingga rata dengan kecepatan mixer kecil. 
h. Mencampurkan coklat dan mentega yang telah dilelehkan pada adonan kue. 
i. Memasukkan adonan ke dalam loyang 
j. Mengukus selama 15 menit hingga kue merekah. 
k. Mengangkat kue dan mendinginkannya. 
l. Memotong kue berbentuk dadu.
25 
BAB IV 
HASIL PENELITIAN 
4.1. Tabel Hasil Penelitian 
4.1.1. Tabel Hasil Penelitian “Tepung Gayam” 
Indikator Hasil Penelitian 
Jumlah 
a. Bahan dasar (buah gayam) 
b. Hasil 
20 ons 
200 gram 
Bentuk 
Serbuk 
Bau 
Normal 
Warna 
Putih kecoklatan 
Kehalusan 
Lolos ayakan 
4.1.2. Tabel Hasil Wawancara 
No. Kue 
Keterangan : 
Tekstur Kerekahan Rasa 
Tekstur Kerekahan Rasa Aroma Gayam 
K: Kasar R : Rekah E : Enak H : Hilang 
S : Sedang B : Bantat S : Sedang MA: Masih Ada 
L : Lembut TE : Tidak enak 
Aroma 
Gayam 
K S L R B E S TE H MA 
1 
Kue 
Kukus 
3 9 43 48 7 55 55 
2 
Brownies 
Kukus 
51 4 55 55 55
26 
4.2. Grafik 
4.2.1. Tekstur Kue Kukus 
Grafik 4.2.1. menunjukkan kue kukus bertekstur lembut. 
4.2.2. Kerekahan Kue Kukus 
Bantat 
Rekah 
Grafik 4.2.2. menunjukkan kue kukus merekah. 
4.2.3. Rasa Kue Kukus 
Grafik 4.2.3. menunjukkan kue kukus memilki rasa yang enak
27 
4.2.4. Aroma gayam pada kue kukus 
Grafik 4.2.4. menunjukkan kue kukus sudah tidak memilki aroma gayam 
4.2.5. Tekstur Brownies Kukus 
Grafik 4.2.5. menunjukkan kue brownies kukus bertekstur kasar. 
4.2.6. Kerengkahan Kue Brownies 
Grafik 4.2.6. menunjukkan kue brownies kukus merekah.
28 
4.2.7. Rasa Kue Brownies 
Grafik 4.2.7. menunjukkan kue brownies kukus memilki rasa yang enak. 
4.2.8. Aroma Gayam pada kue Brownies 
Grafik 4.2.8. menunjukkan kue brownies kukus tidak memilki aroma 
gayam. 
4.3. Pembahasan 
4.3.1. Dari 55 responden, 43 responden atau sekitar 78% menyatakan bahwa kue 
kukus berbahan dasar tepung gayam bertekstur lembut, 9 responden atau 
sekitar 16% menyatakan bahwa kue kukus berbahan dasar tepung gayam 
bertekstur sedang, dan 3 responden atau sekitar 6% menyatakan bahwa 
kue kukus berbahan dasar tepung gayam bertekstur kasar.
29 
Dari 55 responden, 7 responden atau sekitar 13% menyatakan bahwa kue 
kukus berbahan dasar tepung gayam tidak merekah (bantat), 48 responden 
atau sekitar 87% menyatakan bahwa kue kukus berbahan dasar tepung 
gayam merekah. 
Semua responden atau 100% menyatakan bahwa kue kukus berbahan 
dasar tepung gayam rasanya enak dan tidak memiliki aroma gayam. 
Jadi, kue kukus berbahan dasar tepung gayam teksturnya lembut, merekah, 
enak dan tidak memiliki aroma gayam. 
4.3.2. Dari 55 koresponden, 51 responden atau sekitar 93% menyatakan bahwa 
kue brownies kukus berbahan dasar tepung gayam bertekstur kasar, 4 
responden atau sekitar 7% menyatakan bahwa kue brownies kukus 
berbahan dasar tepung gayam bertekstur sedang. 
Semua responden atau 100% menyatakan bahwa kue brownies kukus 
merekah, rasanya enak, dan tidak memiliki aroma gayam. 
Jadi, kue brownies kukus memiliki tekstur yang kasar, merekah, enak, dan 
tidak memiliki aroma gayam.
30 
BAB V 
KESIMPULAN 
5.1 Kesimpulan 
5.1.1. Berdasarkan data yang kami peroleh biji gayam memiliki kandungan 
nutrisi yang baik, yaitu air 50,11% protein kasar 11,66%, lipid 8,21%, abu 
3,39%, dan karbohidrat 78,74%. 
5.1.2. Biji gayam dapat dijadikan tepung dengan cara dihaluskan, kemudian 
ditambahkan air dan diperas untuk diambil sarinya. Setelah itu didiamkan 
sampai terbentuk endapan. Air yang tidak digunakan dibuang dan endapan 
dibiarkan agar mongering. Endapan yang telah mengering dihaluskan 
sampai terbentuk serbuk tepung gayam. 
5.1.3. Biji gayam memiliki komposisi yang baik dan memilki syarat-syarat 
tepung yang baik antara lain, tidak berbau, berwarna putih kecoklatan, dan 
berbentuk serbuk sehingga biji gayam dapat dijadikan sebagai bahan dasar 
pembuatan kue (khususnya kue kukus dan kue brownies kukus) sebagai 
pengganti tepung terigu. 
5.2. Saran 
Biji gayam memiliki banyak manfaat baik dari segi kesehatan maupun 
ekonomi, namun tidak banyak orang yang mengetahui cara pengolahannya. 
Diperlukan penilitian lebih lanjut untuk meningkatkan nilai ekonomi gayam serta 
sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat gayam dan cara pengolahannya.
31 
DAFTAR PUSTAKA 
Badrunasar, Anas. 2009 Ekologi dan Manfaat Gayam. http://www.bpt-agroforestry. 
org/article-category-list/iptek/ekologi-dan-manfaat-gayam.html. 
diakses tanggal 17 Juni 2012 
Bourke, R.M. 1996. Edible Indigenous Nuts in Papua New Guinea. In: Stevens, Bourke, 
and Evans, op.citl, 
Considine DM. & G.D. Considine. 1982. Food and Food Production Encyclopedia. 
New York: van Nostrand Reinhold Company. 
Epriliati, Indah. 2002. Isolasi dan Karakterisasi Sifat Fisik, Kimia, dan Fungsional Pati 
Gayam (Inocarpus edulis Forst.). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. IPB. 
Bogor. 
Hancock, I.R., and C.P. Henderson. 1988. Flora of the Solomon Islands. Dodo Creek, 
Research Station, Research Department, MAL, Honiara, Solomon Islands. 
Hari. 2011. Resep Brownies Kukus. http://resepmenumasakan.web.id/resep-membuat-brownies- 
kukus/. diakses tanggal 24 Juli 2012. 
Salunkhe DK, Kadam SS, & Chavan JK. 1985. Postharvest Biotechnology of Food 
Legumes. Florida: CRC Press, Inc. 160 h. 
Walter, A., and C. Sam. 2002. Fruits of Oceania. ACI-AR Monograph 85. 
[diterjemahkan oleh P. Ferra from Fruits d’Océanie]. Australian Centre for 
International Agricultural Research, Canberra, Australia. 
Whitmore, T.C. 1969. The Vegetation of the Solomon Islands. Philosophical 
Transactions of The Royal Society 255: 259-270 
Wijaya, Yenny. 2009. Bolu Kukus Mekar. http://resepdapurcakestation.blogspot.com/ 
2009/01/bolu-kukus-mekar.html. diakses tanggal 1 agustus 2012.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasihusnul khotimah
 
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide show
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide showPetak Ukur Inventarisasi hutan slide show
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide showIndraSetiawan115511
 
Perencanaan program penyuluhan kesehatan
Perencanaan program penyuluhan kesehatanPerencanaan program penyuluhan kesehatan
Perencanaan program penyuluhan kesehatanErulk Khaerul
 
05. konsep dasar epidemiologi penyakit
05. konsep dasar epidemiologi penyakit05. konsep dasar epidemiologi penyakit
05. konsep dasar epidemiologi penyakitSyahrum Syuib
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Haniatur Rohmah
 
Makalah Studi Kasus Ergonomi_RINI APRILIA LESTARI(1).pdf
Makalah Studi Kasus Ergonomi_RINI APRILIA LESTARI(1).pdfMakalah Studi Kasus Ergonomi_RINI APRILIA LESTARI(1).pdf
Makalah Studi Kasus Ergonomi_RINI APRILIA LESTARI(1).pdfRiniAprilia12
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanNiken Kurniasih
 
Metode dan teknik komunikasi dalam penyuluhan
Metode dan teknik komunikasi dalam penyuluhanMetode dan teknik komunikasi dalam penyuluhan
Metode dan teknik komunikasi dalam penyuluhanAtika Rusli
 
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriAspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriabdul samad
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)UNIB
 
Pengantar+antropologi+kesehatan
Pengantar+antropologi+kesehatanPengantar+antropologi+kesehatan
Pengantar+antropologi+kesehatanAprillia Ningsih
 
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat KerjaMakalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat KerjaSariana Csg
 
Ph berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemPh berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemErwin Radom
 
Penyakit hutan
Penyakit hutanPenyakit hutan
Penyakit hutanbayu meido
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 

Was ist angesagt? (20)

Pestisida
PestisidaPestisida
Pestisida
 
Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasi
 
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide show
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide showPetak Ukur Inventarisasi hutan slide show
Petak Ukur Inventarisasi hutan slide show
 
Perencanaan program penyuluhan kesehatan
Perencanaan program penyuluhan kesehatanPerencanaan program penyuluhan kesehatan
Perencanaan program penyuluhan kesehatan
 
05. konsep dasar epidemiologi penyakit
05. konsep dasar epidemiologi penyakit05. konsep dasar epidemiologi penyakit
05. konsep dasar epidemiologi penyakit
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1
 
Makalah Studi Kasus Ergonomi_RINI APRILIA LESTARI(1).pdf
Makalah Studi Kasus Ergonomi_RINI APRILIA LESTARI(1).pdfMakalah Studi Kasus Ergonomi_RINI APRILIA LESTARI(1).pdf
Makalah Studi Kasus Ergonomi_RINI APRILIA LESTARI(1).pdf
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Metode dan teknik komunikasi dalam penyuluhan
Metode dan teknik komunikasi dalam penyuluhanMetode dan teknik komunikasi dalam penyuluhan
Metode dan teknik komunikasi dalam penyuluhan
 
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriAspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
 
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
Ppt biologi kelompok 4 (konservasi)
 
Ppt 2 dasar dasar media komunikasi
Ppt 2 dasar dasar media komunikasiPpt 2 dasar dasar media komunikasi
Ppt 2 dasar dasar media komunikasi
 
Pengantar+antropologi+kesehatan
Pengantar+antropologi+kesehatanPengantar+antropologi+kesehatan
Pengantar+antropologi+kesehatan
 
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat KerjaMakalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
 
Ph berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemPh berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistem
 
Pencemaran Udara
 Pencemaran Udara Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
 
Penyakit hutan
Penyakit hutanPenyakit hutan
Penyakit hutan
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Interaksi antara tumbuhan
Interaksi antara tumbuhanInteraksi antara tumbuhan
Interaksi antara tumbuhan
 
Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropisHutan hujan tropis
Hutan hujan tropis
 

Ähnlich wie Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kue

bahan pangan masyarakat
bahan pangan masyarakatbahan pangan masyarakat
bahan pangan masyarakatDino Rhamza
 
Makalahbudidaya ttalas
Makalahbudidaya ttalasMakalahbudidaya ttalas
Makalahbudidaya ttalasmoe2l
 
Tepung sukun
Tepung sukunTepung sukun
Tepung sukunBP4K
 
Karakterisasi Glukomanan dari Tanaman Iles-iles (Amorphophallus oncophyllus) ...
Karakterisasi Glukomanan dari Tanaman Iles-iles (Amorphophallus oncophyllus) ...Karakterisasi Glukomanan dari Tanaman Iles-iles (Amorphophallus oncophyllus) ...
Karakterisasi Glukomanan dari Tanaman Iles-iles (Amorphophallus oncophyllus) ...Agus Supriyanto
 
Laporan pisang klutuk fakultas
Laporan pisang klutuk fakultasLaporan pisang klutuk fakultas
Laporan pisang klutuk fakultasAyyu Sartheeqaa
 
Kesambi Tugas Silvikultur
Kesambi Tugas SilvikulturKesambi Tugas Silvikultur
Kesambi Tugas SilvikulturWahyunuraini4
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuNur Haida
 
Tugas pak agus proposal bisnis Jimmy Cibro
Tugas pak agus proposal bisnis Jimmy CibroTugas pak agus proposal bisnis Jimmy Cibro
Tugas pak agus proposal bisnis Jimmy Cibroforester012
 
BAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9C
BAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9CBAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9C
BAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9CPhaphy Wahyudhi
 
Pedoman Teknis Budidaya Jambu air
Pedoman Teknis Budidaya Jambu airPedoman Teknis Budidaya Jambu air
Pedoman Teknis Budidaya Jambu airWarta Wirausaha
 
Makalah peran mulsa pada kelapa sawit
Makalah peran mulsa pada kelapa sawitMakalah peran mulsa pada kelapa sawit
Makalah peran mulsa pada kelapa sawitfajareriawan
 

Ähnlich wie Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kue (20)

Pisang
PisangPisang
Pisang
 
bahan pangan masyarakat
bahan pangan masyarakatbahan pangan masyarakat
bahan pangan masyarakat
 
Agribisnis
AgribisnisAgribisnis
Agribisnis
 
Makalahbudidaya ttalas
Makalahbudidaya ttalasMakalahbudidaya ttalas
Makalahbudidaya ttalas
 
Tepung sukun
Tepung sukunTepung sukun
Tepung sukun
 
Laporan nata
Laporan nataLaporan nata
Laporan nata
 
Karakterisasi Glukomanan dari Tanaman Iles-iles (Amorphophallus oncophyllus) ...
Karakterisasi Glukomanan dari Tanaman Iles-iles (Amorphophallus oncophyllus) ...Karakterisasi Glukomanan dari Tanaman Iles-iles (Amorphophallus oncophyllus) ...
Karakterisasi Glukomanan dari Tanaman Iles-iles (Amorphophallus oncophyllus) ...
 
Laporan pisang klutuk fakultas
Laporan pisang klutuk fakultasLaporan pisang klutuk fakultas
Laporan pisang klutuk fakultas
 
Laporan pisang klutuk fakultas
Laporan pisang klutuk fakultasLaporan pisang klutuk fakultas
Laporan pisang klutuk fakultas
 
Kesambi Tugas Silvikultur
Kesambi Tugas SilvikulturKesambi Tugas Silvikultur
Kesambi Tugas Silvikultur
 
Budidaya Kelapa 1.ppt
Budidaya Kelapa 1.pptBudidaya Kelapa 1.ppt
Budidaya Kelapa 1.ppt
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayu
 
Tugas pak agus proposal bisnis Jimmy Cibro
Tugas pak agus proposal bisnis Jimmy CibroTugas pak agus proposal bisnis Jimmy Cibro
Tugas pak agus proposal bisnis Jimmy Cibro
 
BAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9C
BAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9CBAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9C
BAB I - IV (PEMBUATANN TAPE SINGKONG) 9C
 
Makalah botek kel 1
Makalah botek kel 1Makalah botek kel 1
Makalah botek kel 1
 
Review jurnal kpli
Review jurnal kpliReview jurnal kpli
Review jurnal kpli
 
Pedoman Teknis Budidaya Jambu air
Pedoman Teknis Budidaya Jambu airPedoman Teknis Budidaya Jambu air
Pedoman Teknis Budidaya Jambu air
 
Presentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yaniPresentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yani
 
Makalah peran mulsa pada kelapa sawit
Makalah peran mulsa pada kelapa sawitMakalah peran mulsa pada kelapa sawit
Makalah peran mulsa pada kelapa sawit
 
Proposal yani terung
Proposal yani terungProposal yani terung
Proposal yani terung
 

Kürzlich hochgeladen

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 

Kürzlich hochgeladen (10)

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 

Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kue

  • 1. 1 Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kue Oleh : Asri Nurul Husnah (XII-IPA-5) / (05) Nur Istiqlalial Firdausi (XII-IPA-5) / (23) SIDOARJO 2012
  • 2. 2 LEMBAR PENGESAHAN Judul : Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kue Nama : Asri Nurul Husnah (XII-IPA-5) / (05) Nur Istiqlalial Firdausi (XII-IPA-5) / (23) Bidang Studi : SAINS Tugas ini dibuat untuk memenuhi nilai dari materi Karya Ilmiah Remaja kelas XII-IPA-5 SMAN 1 Sidoarjo Tahun Ajaran 2011/2012 Mengetahui, Kepala SMAN 1 Sidoarjo Drs. H. Sukemad, M.Pd. NIP 19600407 198603 1 031
  • 3. 3 LEMBAR PERSETUJUAN Judul : Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kue Nama : Asri Nurul Husnah (XII-IPA-5) / (05) Nur Istiqlalial Firdausi (XII-IPA-5) / (23) Bidang Studi : SAINS Tugas ini dibuat untuk memenuhi nilai dari materi Karya Ilmiah Remaja kelas XII-IPA-5 SMAN 1 Sidoarjo Tahun Ajaran 2011/2012 Pembimbing KIR Ayu Swastika W, S.Si. NIP 19850808 200902 2 006 Wali Kelas Dra. Ni Made Djuwati NIP 19601201 198703 2 006
  • 4. 4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq serta hidayahNya sehingga tugas Laporan Karya Ilmiah Remaja yang berjudul Pemanfaatan Buah Gayam (Inocarpus edulis) untuk Dijadikan Tepung Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kue ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tugas ini terselesaikan berkat motivasi, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ayu Swastika W, S.Si selaku pembimbing dan guru bidang studi Karya Ilmiah Remaja (KIR) 2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Remaja (KIR) ini Semoga tugas Karya Ilmiah Remaja ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, meskipun penulis sadar ini sangat jauh dari sempurna. Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan Karya Ilmiah Remaja kami. Sidoarjo, 20 Februari 2012 Penulis
  • 5. 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman gayam merupakan jenis tanaman yang mudah ditemukan di Indonesia. Gayam memiliki nama latin Inocarpus fagiferus yang bersinonim dengan Inocarpus fagifer dan Inocarpus edulis. Tanaman yang dikenal juga sebagai angkaeng dan bosua (Sulawesi) ini dalam bahasa Inggris disebut Otaheite chestnut, Polynesian chestnut, atau Tahiti chestnut. Gayam (inocarpus edulis Forst) adalah tanaman asli kepulauan Polynesia dan Malesia, termasuk sebagian wilayah Indonesia dan kawasan Asia Pasifik (Anonymous, 1979; Campin, 1997; Hegnauer & Grayer-Barkmeijer, 1993; Heyne, 1987). Budidaya gayam dilakukan di Kawasan Pasifik karena bijinya dapat dimakan (Anonymous, 1979; Hegnauer & Grayer-Barkmeijer, 1993). Tanaman ini ditemukan terutama di Rji, Jawa, dan Tahiti (Allen & Allen, 1981). Tanaman ini tumbuh di daerah dataran rendah tropis yang lembab hingga ketinggian 500 meter dpl. Tumbuhan ini mampu tumbuh di tanah-tanah yang miskin hara sekalipun. Sehingga pohon gayam sering kali ditemukan tumbuh di rawa-rawa, tepi sungai, maupun di tepi pantai yang berpasir di antara hutan bakau. Buah gayam (Inocarpus edulis) berjenis polong berbentuk ginjal dan tidak pecah dengan kulit buah yang keras. Buah gayam mempunyai 1 biji berbentuk
  • 6. 6 gepeng. Kulit biji keras dengan endosperm putih. Ketika mentah buah berwarna hijau dan menjadi kuning atau kecoklatan ketika masak. Pemanfaatan buah gayam masih belum beragam. Di Indonesia, secara tradisional biji gayam dikonsumsi terutama dalam bentuk biji rebus. Heyne (1987) menyatakan bahwa tanaman gayam dibudidayakan di dataran rendah (<500 m dpl) Pulau Jawa dan Indonesia Timur (Sulawesi dan Maluku), biji gayam rebus bersifat kering (kesat), jika dikonsumsi bersifat mengenyangkan dan sangat digemari, tetapi sulit dicema. Sampai saat ini, di daerah tertentu di Indonesia biji rebus dan kripik biji gayam dijual dipasar-pasar tradisional di Daerah tersebut. Perebusan biji gayam segar memerlukan banyak sekali energi karena biji gayam tidak segera masak. Penggorengan irisan biji gayam menghasilkan keripik yang keras. Berdasarkan data yang kami peroleh, biji gayam memiliki kandungan nutrisi yang baik. Nutrisi biji gayam meliputi protein kasar 11,66%, lipid 8,21%, abu 3,39%, dan karbohidrat 76,74%. Oleh karena itu, peneliti mempunyai inisiatif untuk melakukan penelitian dengan memanfaatkan buah gayam yang biasanya hanya dikonsumsi dengan direbus, dibakar atau dikeripik dan bahkan dibuang begitu saja menjadi sumber pangan baru. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “PEMANFAATAN BUAH GAYAM (Inocarpus edulis) UNTUK DIJADIKAN TEPUNG SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN KUE”
  • 7. 7 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Kandungan apa yang terdapat dalam biji gayam? 1.2.2. Bagaimana cara mengolah biji gayam untuk dijadikan sebagai tepung pengganti terigu? 1.2.3. Apakah biji gayam dapat dijadikan sebagai bahan pengganti terigu untuk membuat roti? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam biji gayam. 1.3.2. Untuk mengetahui cara mengolah biji gayam untuk dijadikan sebagai tepung pengganti terigu 1.3.3. Untuk mengetahui apakah biji gayam dapat dijadikan sebagai bahan pengganti terigu untuk membuat roti? 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Menambah nilai guna biji gayam. 1.4.2. Memberi referensi bahwa biji gayam dapat dijadikan sebagai bahan pengganti tepung terigu untuk membuat roti. 1.4.3. Menambah wawasan masyarakat bahwa biji gayam dapat diolah menjadi bahan yang lebih berguna daripada hanya dimakan dengan direbus atau hanya sebagai keripik. 1.4.4. Menambah nilai ekonomis pada biji gayam. 1.4.5. Memberi terobosan baru bahan untuk membuat kue selain tepung terigu.
  • 8. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Gayam 1.1.1. Tabel Klasifikasi Ilmiah Kerajaan : Plantae Subkerajaan : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Inocarpus Spesies : Inocarpus fagiferus (Parkinson) Fosberg. Sinonim : Inocarpus fagifer (Parkinson) Fosb., Inocarpus edulis J.R. & G. Forster,Aniotum fagiferum Parkinson, Bocoa edulis (J. R. Forst. & G. Forst.) Baill., Cajanus edulis(J. R. Forst. & G. Forst.) Kuntze. 1.1.2. Karakteristik Umum 1.1.2.1. Habitus Pohon, tinggi 10-20m.
  • 9. 9 1.1.2.2. Batang Tegak, beralur dalam, percabangan simpodial, kasar, coklat. 1.1.2.3. Daun Tunggal, berseling, bertangkai pendek, bentuk lanset, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, panjang 15-40 cm, lebar 6-10 cm, pertulangan menyirip, permukaan licin, hijau. 1.1.2.4. Bunga Majemuk, bentuk malai, dj ketiak daun, daun pelindung kecit, kelopak bentuk lonceng, tipis seperti selaput, benang sari 8-12, bakal buah berambut, bakal biji satu, tangkai putik sangat pendek, bertaju dua, ujung sedikit terlipat, bagian pangkal berlekatan dengan benang sari, mahkota 4-6 helai, bentuk lanset, putih kekuning-kuningan. 1.1.2.5. Buah Ciri dari buah yang telah tua/matang adalah yang telah berwarna coklat kekuningan atau merah kekuningan. Buah gayam termasuk buah rekalsitran, yaitu buah yang mampu hidup dalam kadar air tinggi (36-90 %). Penurunan kadar air pada buah tipe ini akan berakibat penurunan viabilitas benih hingga kematian, sehingga buah seperti ini tidak bisa disimpan dalam kadar air rendah, oleh karena itu jika antara waktu pemungutan buah dan penyemaian masih agak lama, maka buah gayam dapat disimpan dalam beberapa minggu ditempat teduh atau pada suhu antara 19-25°C dengan kelembaban rendah.
  • 10. 10 1.1.2.6. Biji Bulat pipih. permukaan kasar, coklat. Berwarna putih, berbentuk ginjal, dibungkus oleh serat berwarna kecoklatan yang relatif tipis (2-3 mm). Bijinya besar, dengan berat berkisar antara 5-50 g/biji, dengan ukuran panjang antara 2-7 cm dan lebar antara 1,6-4 cm. Pohon gayam umur 25 tahun dapat menghasilkan biji sebanyak 75 kg per tahun. 1.1.2.7. Akar Tunggang, putih kecoklatan. 1.1.2.8. Kayu Kayunya memenuhi spesifikasi teknik untuk mebelair, pegangan pintu, peralatan dapur disamping sebagai kayu energi. 1.1.3. Ekologi Gayam 1.1.3.1. Penyebaran Di Indonesia gayam tersebar di beberapa wilayah antara lain: (Pulau Jawa- Madura), Bali, Kalimantan, Maluku, Papua. Papuan New Gunea, Polinesia (Samoa, Tonga, Kepulauan Cook) dan Mikronesia (Pohnpei, Kepulauan Marshall dan Kiribati), Heyne (1987 ; Walter & Sam). 1.1.3.2. Iklim Gayam dapat tumbuh baik mulai dari dataran rendah tropis lembab sampai ketinggian sedang (0–500m dpl.) dengan pola penyebaran hujan merata setiap tahunnya (1.500–4.300 mm), temperatur minimal rata-rata tahunan pada kisaran 26,4-27,7°C dan maksimal pada kisasaran 29,4-34,5°C.
  • 11. 11 1.1.3.3. Tanah Gayam termasuk salah satu jenis pengisi formasi hutan pantai dan sering juga ditemui di tanah rawa, tanah becek dan tanah dengan kandungan garam tinggi sepanjang garis pantai. Gayam juga sering ditemui sepanjang tepi sungai, pinggir-pinggir hutan pedesaan maupun kebun rakyat. Jadi gayam dapat tumbuh pada kisaran jenis tanah yang luas, mulai dari tanah dengan kandungan kapur dan garam tinggi, drainase tanah jelek, seperti tanah becek dan rawa. 1.1.3.4. Toleransi terhadap Pengaruh Lingkungan Gayam termasuk salah satu jenis yang tahan terhadap musim kemarau panjang dan pada umumnya sering ditemui tumbuh di bawah sinar matahari penuh. Anakan gayam dapat tumbuh baik di bawah naungan baik penuh maupun sebagian (20-80%) dan jika berada di bawah naungan berat, maka pertumbuhannya lambat. Pohon dewasa lebih menyukai tanpa naungan dibandingkan anakannya. Sebagai jenis tanaman rawa, gayam jarang mengalami kebakaran dan sepertinya tidak tahan terhadap api. Pohon gayam termasuk pohon yang tahan terhadap angin kuat (badai). Cabang dan rantingnya tidak mudah patah kecuali terkena badai sangat kuat. Ketahanan pohon gayam terhadap angin kuat ini didukung oleh adanya akar tunjang dan sistem perakaran lateralnya yang kokoh dan kuat. 1.1.3.5. Pengikat Nitrogen Ciri khas tanaman legum (Fabaceae) pada akarnya terdapat bintil akar yang berfungsi mengikat Nitrogen dari udara, hal tersebut terdapat juga pada akar gayam. Pohon ini dilaporkan dapat meningkatkan kesuburan tanah di Kepulauan Fiji dan Cook.
  • 12. 12 1.1.4. Kandungan Kimia Gayam Biji gayam merupakan isi polong dari buah gayam. Buah gayam tergolong dalam tipe polong tunggal (single pulse). Kulit buah berserabut seperti buah kelapa diakhiri dengan penebalan sepeti tempurung tipis pada bagian dalam. Kesulitan dalm pengupasan timbul akibat struktur kult tersebut sehingga diperluka peralatan khusus agar diperoleh biji yang utuh. Semakin kering keadaan buah gayam, semakin sulit dilakukan pengupasan karena kulit buah semakin tahan terhadap kerja pisau pengupas. Namun kulit luar mampu melindungi biji dari kerusakan mekanis yang dapat memacu pencoklatan dan mempertahankan kesegaran biji sekaligus nilai nutrisinya. Tabel 1.1.4.1. Analisa proksimat biji gayam Komponen Penelitian Indah (2002) Penelitian Eny (1998) Air (%bb) 50,11 + 0,01 - Abu (%bk) 3,39 + 0,05 3,02 Lipid (%bk) 8,21 + 1,12 2,13 Protein kasar (%bk) 11,6 + 0,33 9,67 Karbohidrat (%bk) 78,74 85,22 Serat kasar (%bk) t.a. 6,72 Tabel di atas menyajikan analisa hasil proksimat pada kotiledon biji gayam. Berdasarkan komposisi kimia tersebut, dapat dikatakan bahwa biji gayam memiliki keseimbangan nutrisi yang meliputi mineral, lemak, dan protein. Data kimia komposisi beberapa jenis legum yang mempunyai kekerabatan taksonomi dekat disajikan pada tabel berikut. Jenis-jenis legum tersebut dikonsumsi sebagai makanan
  • 13. 13 sehari-hari di beberapa negara (Conside & Considine; Salunkhe et,. 1985). Biji gayam mungkin dapat bersaing dengan komoditas tersebut. Dibandingkan dengan serealia, kandungan mineral dan vitamin legum lebih baik (Salunka et al., 1985). Tabel 1.1.4.2. Komposisi kimia legume lain dalam setiap 100 gram bahan kering Komponen Cashew Chesnut Chikpea Faba bean Abu 2,74 2,40 3,03 3,77 Lemak 48,27 4,48 4,92 1,40 Protein 18,14 7,31 26,10 34,87 Karbohidrat 30,91 85,81 65,95 59,97 Crude fiber 1,48 2,73 7,19 15,48 Kesulitan dalam penyimpanan, penanganan, dan pengolhan sering menimbulkan keengganan untuk memanfaatkan potensi leguminosea. Pada biji gayam kesulitan berkaitan erat dengan pencoklatan enzimatis yang sangat cepat dengan intensitas unsur gelap sangat tinggi. Akibatnya, penyimpanan dalam bentuk kering beresiko tinggi terhadap penurunan kualitas. 1.1.5. Manfaat Gayam a. Buah gayam dapat dinikmati dengan cara direbus dahulu biasanya dicampur dengan garam sedikit maka menjadikan rasa gayam gurih. b. Buah gayam dapat juga dijadikan produk olahan semisal emping (keripik gayam).
  • 14. 14 c. Kayu pohon gayam dapat dimanfaatkan sebagai bahan furniture. Sedangkan dengan kerindangan daun dan dahannya pohon ini bisa dimanfaatkan sebagai pohon peneduh. 1.1.6. Khasiat Gayam a. Daun Inocarpus edulis berkhasiat sebagai obat mencret berdarah. Untuk obat mencret berdarah dipakai - 25 gram daun Inocarpus edulis yang masih segar. dicuci dan dipotong kecil-kecil, direbus dengan 2 gelas air sainpai mendidih selama 15 menit. dinginkan dan disanng Hasil saringan diminum sekaligus sehari dua kali pagi dan sore. b. Gayam memiliki kandungan zat kimia saponin dimana kandungan ini berfungsi untuk membersihkan kotoran dalam usus besar dan saluran pencernaan. c. Gayam juga memiliki kandungan Flavonoida (zat antioksidan) kandungan ini berfungsi untuk kekebalan tubuh sehingga tubuh terjaga dari berbagai penyakit. d. Tanin merupakan unsur senyawa yang terdapat pada gayam. Unsur ini berfungsi untuk membantu usus lebih cepat menyerap sari makanan tanpa gangguan mikroba lain yang mengganggu dan menimbulkan pembusukan sebelum proses.
  • 15. 15 1.2. Tepung Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus tergantung pemakaiannya. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian, rumah tangga, dan bahan baku industri. Tepung bisa berasal dari bahan nabati misalnya tepung terigu dari gandum, tapioka dari singkong, maizena dari jagung atau hewani misalnya tepung tulang dan tepung ikan. Tabel 1.2.1. Syarat tepung yang baik Jenis Uji Satuan Persyaratan Keadaan: a. Bentuk b. Bau c. Warna - - - Serbuk Normal (bebas dari bau asing) Putih, khas terigu Benda asing - Tidak ada Serangga dalam bentuk semua stadia dan potongan-potongannya yang tampak - Tidak ada Kehalusan, lolos ayakan 212 μ (mesh no.27) (bb) % Min 95 Kadar air (b/b) % Maks 14,5 Kadar abu (b/b) % Maks 0,70 Kadar protein (b/b) % Min 7,0 Keasaman mgKOH/100g Maks 50 Falling number (atas dasar kadar air 14%) detik Min 300 Besi (Fe) mg/kg Min 50 Seng (Zn) mg/kg Min 30
  • 16. 16 Vitamin B1 (tiamin) mg/kg Min 2,5 Vitamin B2 (riboflavin) mg/kg Min 4,0 Asam folat mg/kg Min 2,0 Cemaran logam a. Timbal (Pb) b. Raksa (Hg) c. Kadmium (Cd) mg/kg mg/kg mg/kg Maks 1,0 Maks 0,05 Maks 0,1 Cemaran arsen mg/kg Maks 0,50 Cemaran mikroba a. Angka lempeng total b. E. Coli c. Kapang d. Bacillus cereus Koloni/g APM/g Koloni/g Koloni/g Maks 1x106 Maks 10 Maks 1x104 Maks 1x104 1.3. Pembuatan Kue 1.3.1. Pembuatan Kue Kukus 1.3.1.1. Bahan a. 2 putih telur ayam b. 1 kuning telur ayam c. 250 gr gula pasir d. 15 gr ovalett e. 200 ml minuman bersoda f. 250 gr tepung terigu g. 1 sdt baking powder h. 1 sachet vanilli bubuk 1.3.1.2. Cara Membuat Kue Kukus a. Kocok telur dan gula pasir selama 15 menit b. Masukkan ovalett kocok lagi selama 10 menit
  • 17. 17 c. Tambahkan minuman bersoda, kocok sebentar dengan mikser kecepatan rendah supaya tercampur rata d. Masukkan campuran tepung terigu, vanili dan baking powder, kocok lagi dengan mixer kecepatan rendah sampai tercampur rata e. Tuang ke loyang Bolu Kukus yang dialasi cup kertas, isi sampai penuh f. Masukkan ke dandang 1.3.2. Membuat Brownies Kukus 1.3.2.1. Bahan a. 4 butir telur b. 90 gram gula pasir c. 75 gram tepung terigu d. 15 gram cokelat bubuk e. ¼ sdt baking powder f. 75 gram margarine g. 75 gram cokelat blok (potong kecil-kecil) h. 100 gram keju parut 1.3.2.2. Cara Membuat Brownies Kukus a. Campur margarin dan cokelat blok dalam wajan, lelehkan lalu sisihkan. b. Kocok telur dan gula pasir sampai mengembang dan kental, masukkan campuran margarin dan cokelat aduk rata. c. Masukkan campuran tepung terigu, cokelat bubuk, baking powder, aduk hingga rata. d. Tuangkan adonan ke dalam loyang ukuran panjang kecil yang sudah diolesi margarin. e. Kukus selama 20 menit dengan api sedang sampai matang.
  • 18. 18 f. Angkat dan dinginkan, lalu olesi dengan butter cream dan taburi dengan keju parut. g. Potong-potong sesuai selera, lalu sajikan.
  • 19. 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental, dilaksanakan mulai tanggal 11 hingga 15 April 2012 di Ds. Sambungrejo Rt.07 Rw.03 no.28, Kec. Sukodono, Kab. Sidoarjo. 3.2. Populasi dan Sampel Sampel yang digunakan merupakan buah gayam sejumlah dua kilogram. Buah tersebut didapat dari pohon gayam yang tumbuh liar di kebun-kebun Ds. Sambungrejo. 3.3. Instrumen Penelitian 3.3.1. Alat Penelitian 3.3.1.1. Alat Pembuatan Tepung Gayam No Nama Alat Jumlah 1 Pisau 1 buah 2 Parut 1 buah 3 Saringan 1 buah 4 Ayakan 1 buah
  • 20. 20 3.3.1.2. Alat Pembuatan Kue Kukus No Nama Alat Jumlah 1 Mixer 1 buah 2 Dandang 1 buah 3 Wajan 1 buah 4 Mangkok 3 buah 5 Cetakan kue kukus 20 buah 6 Kertas roti 20 buah 7 Sendok 4 buah 3.3.1.3. Alat Pembuatan Brownies Kukus No Nama Alat Jumlah 1 Mixer 1 buah 2 Dandang 1 buah 3 Wajan 1 buah 4 Mangkok 1 buah 5 Loyang kue 1 buah 6 Kertas roti 1 gulung 7 Sendok 4 buah
  • 21. 21 3.3.2. Bahan Penelitian 3.3.2.1. Bahan Pembuatan Tepung Gayam No Nama Bahan Jumlah Satuan 1 Buah gayam 20 Ons 2 Air 3 Liter 3.3.2.2. Bahan Pembuatan Kue Kukus No Nama Bahan Jumlah/ukuran 1 Tepung Gayam 75 gram 2 Mentega 75 gram 3 Tepung Maizena 2 sdm 4 Susu Bubuk 2 sdm 5 Baking Soft 2 sdm 6 Telur 5 butir 7 Gula 75 gram 8 Pewarna Makanan 2-3 tetes 9 Ovalet 1 sdm
  • 22. 22 3.3.2.3. Bahan Pembuatan Brownies Kukus No Nama Bahan Jumlah/ukuran 1 Tepung Gayam 75 gram 2 Mentega 75 gram 3 Tepung Maizena 2 Sdm 4 Susu Bubuk 2 Sdm 5 Baking Soft 2 Sdm 6 Telur 5 butir 7 Gula 75 gram 8 Coklat Batangan 2 ons 9 Ovalet 1 sdm 3.4. Prosedur Penelitian 3.4.2. Membuat Tepung Gayam a. Mengupas kulit buah gayam b. Mencuci buah gayam yang telah dikupas kulitnya c. Memarut buah gayam menggunakan parutan. d. Setelah itu, menambahkan air sedikit demi sedikit dan memerasnya. e. Setelah diperoleh sari buah gayam, didiamkan hingga terbentuk endapan tepung gayam. f. Kemudian, memisahkan antara endapan tepung gayam dengan air.
  • 23. 23 g. Setelah endapan tepung gayam terpisah dengan air, endapan tepung gayam dipanaskan hingga kering. Proses pengeringan membutuhkan waktu + 3 hari. h. Setelah endapan tepung gayam mengering, endapan tepung gayam dihaluskan lagi. Kemudian, dipanaskan sekali lagi selama + 2 hari. i. Setelah tepung gayam benar-benar kering, tepung gayam diayak. 3.4.3. Membuat Kue Kukus a. Menyiapkan alat dan bahan. b. Menyiapkan air pada dandang dan memanaskannya. c. Melapisi cetakan kue kukus dengan kertas. d. Melelehkan mentega. e. Mengocok telur dan gula pasir hingga mengental, mengembang, dan putih. f. Memasukkan campuran tepung gayam, susu bubuk dan tepung maizena, mengaduk hingga rata dengan kecepatan mixer kecil. g. Membagi adonan menjadi 3 bagian. h. Memberi warna pada masing-masing adonan dengan warna Kuning pada bagian 1, warna hijau pada bagian 2, dan warna biru pada bagian 3. i. Memasukkan adonan ke dalam cetakan kue kukus dengan 2 macam warna pada 1 cetakan. j. Mengukus selama 15 menit hingga kue merekah. k. Mengangkat kue dan mendinginkannya. l. Memotong kue berbentuk dadu.
  • 24. 24 3.4.4. Membuat Kue Brownies a. Menyiapkan alat dan bahan. b. Menyiapkan air pada dandang dan memanaskannya. c. Melapisi loyang kue dengan kertas roti. d. Melelehkan mentega. e. Melelehkan batang coklat hingga meleleh. f. Mengocok telur dan gula pasir hingga mengental, mengembang, dan putih. g. Memasukkan campuran tepung gayam, susu bubuk dan tepung maizena, mengaduk hingga rata dengan kecepatan mixer kecil. h. Mencampurkan coklat dan mentega yang telah dilelehkan pada adonan kue. i. Memasukkan adonan ke dalam loyang j. Mengukus selama 15 menit hingga kue merekah. k. Mengangkat kue dan mendinginkannya. l. Memotong kue berbentuk dadu.
  • 25. 25 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Tabel Hasil Penelitian 4.1.1. Tabel Hasil Penelitian “Tepung Gayam” Indikator Hasil Penelitian Jumlah a. Bahan dasar (buah gayam) b. Hasil 20 ons 200 gram Bentuk Serbuk Bau Normal Warna Putih kecoklatan Kehalusan Lolos ayakan 4.1.2. Tabel Hasil Wawancara No. Kue Keterangan : Tekstur Kerekahan Rasa Tekstur Kerekahan Rasa Aroma Gayam K: Kasar R : Rekah E : Enak H : Hilang S : Sedang B : Bantat S : Sedang MA: Masih Ada L : Lembut TE : Tidak enak Aroma Gayam K S L R B E S TE H MA 1 Kue Kukus 3 9 43 48 7 55 55 2 Brownies Kukus 51 4 55 55 55
  • 26. 26 4.2. Grafik 4.2.1. Tekstur Kue Kukus Grafik 4.2.1. menunjukkan kue kukus bertekstur lembut. 4.2.2. Kerekahan Kue Kukus Bantat Rekah Grafik 4.2.2. menunjukkan kue kukus merekah. 4.2.3. Rasa Kue Kukus Grafik 4.2.3. menunjukkan kue kukus memilki rasa yang enak
  • 27. 27 4.2.4. Aroma gayam pada kue kukus Grafik 4.2.4. menunjukkan kue kukus sudah tidak memilki aroma gayam 4.2.5. Tekstur Brownies Kukus Grafik 4.2.5. menunjukkan kue brownies kukus bertekstur kasar. 4.2.6. Kerengkahan Kue Brownies Grafik 4.2.6. menunjukkan kue brownies kukus merekah.
  • 28. 28 4.2.7. Rasa Kue Brownies Grafik 4.2.7. menunjukkan kue brownies kukus memilki rasa yang enak. 4.2.8. Aroma Gayam pada kue Brownies Grafik 4.2.8. menunjukkan kue brownies kukus tidak memilki aroma gayam. 4.3. Pembahasan 4.3.1. Dari 55 responden, 43 responden atau sekitar 78% menyatakan bahwa kue kukus berbahan dasar tepung gayam bertekstur lembut, 9 responden atau sekitar 16% menyatakan bahwa kue kukus berbahan dasar tepung gayam bertekstur sedang, dan 3 responden atau sekitar 6% menyatakan bahwa kue kukus berbahan dasar tepung gayam bertekstur kasar.
  • 29. 29 Dari 55 responden, 7 responden atau sekitar 13% menyatakan bahwa kue kukus berbahan dasar tepung gayam tidak merekah (bantat), 48 responden atau sekitar 87% menyatakan bahwa kue kukus berbahan dasar tepung gayam merekah. Semua responden atau 100% menyatakan bahwa kue kukus berbahan dasar tepung gayam rasanya enak dan tidak memiliki aroma gayam. Jadi, kue kukus berbahan dasar tepung gayam teksturnya lembut, merekah, enak dan tidak memiliki aroma gayam. 4.3.2. Dari 55 koresponden, 51 responden atau sekitar 93% menyatakan bahwa kue brownies kukus berbahan dasar tepung gayam bertekstur kasar, 4 responden atau sekitar 7% menyatakan bahwa kue brownies kukus berbahan dasar tepung gayam bertekstur sedang. Semua responden atau 100% menyatakan bahwa kue brownies kukus merekah, rasanya enak, dan tidak memiliki aroma gayam. Jadi, kue brownies kukus memiliki tekstur yang kasar, merekah, enak, dan tidak memiliki aroma gayam.
  • 30. 30 BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1. Berdasarkan data yang kami peroleh biji gayam memiliki kandungan nutrisi yang baik, yaitu air 50,11% protein kasar 11,66%, lipid 8,21%, abu 3,39%, dan karbohidrat 78,74%. 5.1.2. Biji gayam dapat dijadikan tepung dengan cara dihaluskan, kemudian ditambahkan air dan diperas untuk diambil sarinya. Setelah itu didiamkan sampai terbentuk endapan. Air yang tidak digunakan dibuang dan endapan dibiarkan agar mongering. Endapan yang telah mengering dihaluskan sampai terbentuk serbuk tepung gayam. 5.1.3. Biji gayam memiliki komposisi yang baik dan memilki syarat-syarat tepung yang baik antara lain, tidak berbau, berwarna putih kecoklatan, dan berbentuk serbuk sehingga biji gayam dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan kue (khususnya kue kukus dan kue brownies kukus) sebagai pengganti tepung terigu. 5.2. Saran Biji gayam memiliki banyak manfaat baik dari segi kesehatan maupun ekonomi, namun tidak banyak orang yang mengetahui cara pengolahannya. Diperlukan penilitian lebih lanjut untuk meningkatkan nilai ekonomi gayam serta sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat gayam dan cara pengolahannya.
  • 31. 31 DAFTAR PUSTAKA Badrunasar, Anas. 2009 Ekologi dan Manfaat Gayam. http://www.bpt-agroforestry. org/article-category-list/iptek/ekologi-dan-manfaat-gayam.html. diakses tanggal 17 Juni 2012 Bourke, R.M. 1996. Edible Indigenous Nuts in Papua New Guinea. In: Stevens, Bourke, and Evans, op.citl, Considine DM. & G.D. Considine. 1982. Food and Food Production Encyclopedia. New York: van Nostrand Reinhold Company. Epriliati, Indah. 2002. Isolasi dan Karakterisasi Sifat Fisik, Kimia, dan Fungsional Pati Gayam (Inocarpus edulis Forst.). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. IPB. Bogor. Hancock, I.R., and C.P. Henderson. 1988. Flora of the Solomon Islands. Dodo Creek, Research Station, Research Department, MAL, Honiara, Solomon Islands. Hari. 2011. Resep Brownies Kukus. http://resepmenumasakan.web.id/resep-membuat-brownies- kukus/. diakses tanggal 24 Juli 2012. Salunkhe DK, Kadam SS, & Chavan JK. 1985. Postharvest Biotechnology of Food Legumes. Florida: CRC Press, Inc. 160 h. Walter, A., and C. Sam. 2002. Fruits of Oceania. ACI-AR Monograph 85. [diterjemahkan oleh P. Ferra from Fruits d’Océanie]. Australian Centre for International Agricultural Research, Canberra, Australia. Whitmore, T.C. 1969. The Vegetation of the Solomon Islands. Philosophical Transactions of The Royal Society 255: 259-270 Wijaya, Yenny. 2009. Bolu Kukus Mekar. http://resepdapurcakestation.blogspot.com/ 2009/01/bolu-kukus-mekar.html. diakses tanggal 1 agustus 2012.