SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 33
Downloaden Sie, um offline zu lesen
AGUS ZAINI, S.Psi., M.Si
TEORI-TEORI
KOMUNIKASI MASSA
30 Oktober 1938; kepanikan 1 juta warga AS karena
siaran radio yang menggambarkan serangan makhluk
Mars ke bumi.
Siaran tersebut hanya sandiwara yang begitu “hidup”
sehingga dianggap sebagai laporan pandangan mata.
BULLET
THEORY/HYPODERMIC
NEEDLES
SEBAB KEPANIKAN “THE INVATION FROM MARS”
• Publik Amerika berkembang seiring dengan peran radio sebagai sumber informasi penting
• Timing historis, di mana AS sedang menghadapi depresi ekonomi dan ancaman perang
• Penggunaan teknik baru dalam penyiaran, yaitu “laporan pandangan mata” dan wawancara “ahli”
• Keterlambatan dalam mengikuti acara
PENELITIAN PRINCETON
UNIVERSITY LOWERY DAN DEFLEUR, 1983
• Media menyajikan stimuli perkasa yang secara seragam diperhatikan oleh massa
• Stimuli membangkitkan desakan, emosi, atau proses lain yang hampir tidak terkontrol oleh individu
• Anggota massa memberikan respon yang sama pada stimuli dari media massa
INSTINCTIVE S-R THEORY
MELVIN DEFLEUR (1975)
INSTINCTIVE S-R THEORY =
TEORI PELURU = MODEL JARUM
HIPODERMIS
NOELLE NEUMANN (1973)
POWERFULL MASS MEDIA
BULLET
THEORY/
HYPODERMIC
NEEDLES
• Media massa dianggap memiliki kekuatan yang
luar biasa, sehingga khalayak tidak mampu
membendung informasi yang dilancarkannya.
• Khalayak dianggap pasif, tidak mampu bereaksi
apapun kecuali hanya menerima begitu saja semua
pesan yang disampaikan media massa.
• Penggambaran kekuatan media massa yang begitu
besar menyebabkan teori media massa awal ini
kemudian dijuluki teori peluru atau bullet theory ,
jarum hipodermis atau teori jarum suntik
“hypodermic needles theory”
TEORI EFEK
TERBATAS
MEDIA MASSA
• Teori komunikasi massa yang menekankan pada
kekuatan media untuk mengubah perilaku ini pada
beberapa dekade berikutnya mulai mendapat
beberapa kritikan.
• Penelitian-penelitian yang dilakukan membuktikan
bahwa sesungguhnya media massa memiliki efek yang
kecil dalam mengubah perilaku.
• Hal ini ditunjukkan oleh penelitian dari Carl I. Hovland
mengenai efek film pada militer yaitu bahwa proses
komunikasi massa hanyalah melakukan transfer
informasi pada khalayak dan bukannya mengubah
perilaku sehingga perubahan yang terjadi hanyalah
sebatas pada kognisi saja.
• Terbatasnya efek komunikasi massa hanya pada taraf
kognisi dan (afeksi) ini menyebabkan teori aliran baru
ini disebut sebagai limited effect theory atau teori efek
terbatas.
• Konsep tentang teori efek terbatas ini dikukuhkan melalui karya Klapper, The Effects
of Mass Communication (1960).
• Klapper menyatakan bahwa proses komunikasi massa tidak langsung menuju pada
ditimbulkannya efek tertentu, melainkan melalui beberapa faktor (disebut sebagai
mediating factor)
• Faktor-faktor tersebut merujuk pada proses selektif berpikir manusia yang meliputi
persepsi selektif, terpaan selektif dan retensi (penyimpanan/memori) selektif.
• Ini berarti bahwa media massa memang punya pengaruh, tetapi bukanlah satu-
satunya penyebab.
TEORI EFEK
MODERAT
MEDIA MASSA
• Teori efek moderat ini merupakan hasil penelitian
tentang komunikasi di tahun tujuh puluhan.
• Dasar asumsi teori efek moderat ini adalah
pertama, model efek terbatas terlalu mengecilkan
pengaruh komunikasi massa. Ini berarti bahwa
pada situasi tertentu komunikasi massa dapat
mempunyai pengaruh yang penting
• kedua, pengaruh efek terbatas hanya melihat efek
media pada tingkat sikap dan pendapat, sedangkan
sesungguhnya masih ada variabel lain yang dapat
menjadi faktor pengaruh dan dampak dari media
massa
TEORI SPIRAL
KEBISUAN
(SPIRAL OF
SILENCE)
TEORI SPIRAL KEBISUAN
(SPIRAL OF SILENCE)
• Spiral kebisuan dikembangkan oleh Elizabeth
Noelle-Neumann. Teori ini berpendapat bahwa
media memiliki efek yang sangat kuat dalam
membentuk opini publik.
• Menurut teori spiral kebisuan, ada tiga
karakteristik komunikasi massa yang dapat
berpengaruh pada opini publik, yaitu kumulasi
(cummulation) atau penimbunan; ubiquitas
(ubiquity): keberadaan media yang selalu ada
dimana-mana; dan konsonansi (consonance) atau
persesuaian antara apa yang disampaikan media
massa dengan opini publik
• Media massa memainkan peran penting, sebab
media berfungsi sebagai sumber informasi, dimana
orang mencari distribusi opini publik.
• Media massa dapat mempengaruhi spiral kebisuan dengan tiga cara, yaitu satu, media
membentuk kesan-kesan tertentu tentang opini mana yang dominan; dua, media
membentuk kesan-kesan tertentu tentang opini yang sedang naik atau berkembang; dan
ketiga, media membentuk kesan tentang opini yang mutlak diperhatikan khalayak tanpa
menampilkannya secara khusus.
• Istilah spiral kebisuan diberikan didasarkan pada logika bahwa semakin tersebar opini
yang dominan oleh media massa dalam masyarakat maka semakin senyap pula suara
perseorangan yang bertentangan dengan opini mayoritas tersebut
CULTIVATION
THEORY
• Teori penanaman atau cultivation theory ini
berasal dari penelitian Gerbner tentang pola
menonton televisi di Amerika Serikat.
• Penelitian Gerbner menemukan bahwa rata-rata
penduduk Amerika Serikat menonton televisi
kurang lebih 4-5 jam sehari. Mereka yang
menonton lebih dari waktu tersebut disebut
sebagai penonton berat atau heavy viewers.
Sedangkan mereka yang menonton kurang dari
jam tersebut disebut dengan light viewers
• Efek dari seluruh terpaan pada pesan yang
diproduksi inilah yang disebut Gerbner sebagai
teori kultivasi (cultivation), dimana televisi
mengajarkan pandangan dunia secara umum,
peran-peran umum dan nilai-nilai umum.
• Penelitian Gerbner berdasarkan perbandingan antara penonton berat dan penonton
ringan televisi.
• Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara penonton ringan dan
penonton berat televisi memberikan jawaban yang berbeda atas pertanyaan
mengenai realitas yang dilihat di televisi.
• Dalam penelitian Gerbner ditanyakan pada penonton mengenai bidang pekerjaan
apa yang paling banyak terdapat di Amerika Serikat. Ternyata, hasil penelitian
menunjukkan bahwa penonton berat mendefinisikan pekerjaan seperti apa yang
dilihatnya di televisi, yaitu dengan menjawab bidang pekerjaan yang paling banyak
adalah yang berkaitan dengan hukum. Padahal secara faktual bidang pekerjaan yang
berkitan dengan hukum tidak lebih dari 1%. Hal ini dapat dimaklumi karena TV
menampilkan lebih dari 20% karakter yang berhubungan dengan bidang-bidang
hukum.
AGENDA SETTING
AGENDA SETTING
• Teori agenda setting pertama kali dikemukakan oleh McComb
dan Donald L. Shaw dalam Public Opinion Quarterly terbitan
tahun 1972 berjudul The Agenda Setting Function of Mass
media.
• Kedua pakar tersebut mengemukakan bahwa “jika media
memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu
akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya
penting.”
• Teori ini dilandasi oleh hasil studi mengenai pemilihan
Presiden Amerika Serikat tahun 1968.
• Media massa melakukan proses seleksi.
• Menyaring berita, artikel/ tulisan yang akan
disiarkannya.
• Secara selektif, gatekeepers menentukan hal apa yang
pantas diberitakan dan yang tidak.
• Ruang penempatan pada surat kabar dan waktu
tayang.
• Cara penonjolan tertentu (ukuran judul & frekuensi
pemuatan).
• Teori Agenda Setting menggambarkan besarnya pengaruh media dan kemampuannya
untuk “menceritakan” isu-isu apa yang penting. Isu-isu atau individu yang dipilih media
untuk dipublikasikan, akhirnya menjadi isu dan individu yang dipikirkan dan dibicarakan
oleh khalayak.
• Disimpulkan bahwa meningkatnya nilai penting suatu topik pada media massa
menyebabkan meningkatnya nilai penting topik tersebut pada khalayak.
• Studi selanjutnya dari McComb dan Shaw menunjukkan bahwa meskipun suratkabar dan
televisi sama-sama mempengaruhi agenda politik pada khalayak, ternyata surat kabar
pada umumnya lebih efektif dalam menata agenda daripada televisi
MCCOMBS DAN SHAW (1976)
MENYATAKAN BAHWA
• “Khalayak tidak hanya mempelajari tentang isu-isu publik dan masalah-masalah lain melalui media,
mereka juga mempelajari seberapa besar kepentingan untuk mengikat pada isu atau topik dari
tekanan media massa pada permasalahan-permasalahan itu.
• Contohnya, dalam menyatakan apa saja yang dikatakan oleh para kandidat selama kampanye,
media massa lah yang menentukan isu-isu yang penting.
• Dengan kata lain, media massa mengatur “agenda” kampanye itu. Kemampuan untuk
mempengaruhi perubahan kognitif antara individu-individu merupakan salah satu dari aspek-aspek
terpenting dari kekuatan komunikasi massa”.
USES AND
GRATIFICATION
THEORY
• Teori Uses and Grativifation dikemukakan oleh Katz
dan Gurevitch (1959 )
• Bukan lagi melihat pada pengaruh media terhadap
khalayak, tetapi apa yang dilakukan khalayak
terhadap media
• Konsep ini dibuktikan dengan studi dari Riley &
Riley yang menyatakan bahwa anak-anak
menggunakan cerita-cerita petualangan di telivisi
untuk berkhayal dan bermimpi. Hal ini
mengindikasikan bahwa orang menggunakan
media massa untuk tujuan-tujuan yang berbeda.
• Teori Uses and Gratifications ini pada hakekatnya;
• Untuk menjelaskan bagaimana individu menggunakan komunikasi massa untuk
memenuhi kebutuhannya.
• Untuk “menjelajahi” motivasi individu dalam penggunaan media.
• Mengidentifikasikan konsekuensi positif dan negatif bagi individu pada penggunaan
media.
ASUMSI-ASUMSI
USES &
GRATIFICATION
THEORY
• Keaktifan dalam mencari atau menggunakan media
massa untuk memuaskan kebutuhan individualnya.
• Khalayak menggunakan media untuk pemenuhan
harapan-harapannya.
• Khalayak aktif menyeleksi media dan isi media
untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.
Penelitian Rubin (1979) menyebutkan ada enam
alasan mengapa anak-anak dan orang dewasa
menggunakan televisi, yaitu untuk belajar,
menghabiskan waktu, sebagai teman, sebagai
sarana melupakan atau melarikan diri dari
persoalan, sebagai sarana kegembiraan atau
hiburan dan untuk bersantai atau rileks.
• Khalayak tahu dan dapat menyebutkan
motivasinya pada penggunaan media massa.
IS IT YOU WHO TAKES CONTROL?
OR IS TAKEN BY TV?
PERSUASI YANG DATANG DARI
MEDIA MEMEGANG PERAN
PENTING DALAM MENGUBAH
CARA MANUSIA BERPIKIR,
BERTINDAK, MAUPUN
BERPERILAKU.
Jarum Hipodermik Arus Bertahap
EFEK MEDIA TERJADI SECARA
TIDAK LANGSUNG DAN
TERMEDIASI MELALUI OPINION
LEADERS
MASYARAKAT SELEKTIF
MENENTUKAN, EFEK APA YANG
MEREKA INGIN DAPATKAN DARI
INFORMASI YANG DIBERIKAN
OLEH MEDIA. MASYARAKAT,
AKAN MENGHINDARI
INFORMASI YANG SECARA
FUNDAMENTAL KONTRADIKTIF
DENGAN NILAI-NILAI ATAU
IDEOLOGI YANG SELAMA INI
MEREKA MILIKI DAN YAKINI
KEBENARANNNYA
Proses Selektif Pembelajaran Sosial
MEMPREDIKSI PERILAKU
DENGAN MELIHAT CARA LAIN
YANG DILAKUKAN INDIVIDU
DALAM MEMPROSES
INFORMASI. CONTOH DARI
PERSONAL ATAU MEDIA MASSA
DAPAT MENJADI PENTING
DALAM USAHA MEMPEROLEH
PERILAKU YANG BARU.
INDIVIDU MELAKUKAN PROSES
IMITASI ATAS APA YANG
MEREKA LIHAT DARI MEDIA.
MEDIA MENGHASILKAN
SEBUAH DAMPAK DIMANA ADA
SEBAGIAN MASYARAKAT YANG
MENGANGGAP DUNIA NYATA
(KEHIDUPANNYA SEHARI-HARI)
BERJALAN SESUAI DENGAN
DUNIA YANG DIGAMBARKAN
OLEH MEDIA.
Kultivasi Priming
MEDIA MASSA BERFOKUS PADA
SEBAGIAN ISU DAN TIDAK PADA
ISU LAINNYA DAN DENGAN
DEMIKIAN MENGUBAH JUGA
STANDAR EVALUASI YANG
DIGUNAKAN KHALAYAK UNTUK
MENILAI REALITAS SOSIAL
YANG DIHADAPI.
TEORI KRITIS
• Menunjukkan kekuasaan, penindasan, dan
keistimewaan adalah produk dari bentuk
komunikasi tertentu di masyarakat
• Media massa bekerja dengan tujuan utama
memberikan pembenaran dan mendukung
kondisi status quo dengan mengorbankan
masyarakat biasa
• Berupaya untuk membangkitkan kesadaran akan
adanya berbagai kekuatan penindas dalam
masyarakat sehingga orang mempertanyakannya
CIRI TEORI
KRITIS
• Cenderung menguji efek-efek media secara luas
dan bersifat budaya
• Memiliki motif-motif politik yang didasarkan
ajaran neo-marxis
• Bertujuan mendorong perubahan dalam hal
kebijakan pemerintah atas media, dan pada
akhirnya mendorong perubahan pada media dan
sistem budaya
• Menyelidiki bagaimana kelompok elit
menggunakan media massa untuk
mempertahankan kekuasaan dan keistimewaan
4 KONVENSI
PRODUKSI
BERITA DI AS
• Personalisasi berita (mengakibatkan masyarakat
tidak mendapatkan konteks sosial)
• Dramatisasi berita
• Fragmentasi berita
• Normalisasi berita (cara pandang penguasa)
• 4 konvensi ini adalah upaya media agar
memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa
sistem akan bekerja jika yang berkuasa dibiarkan
bekerja melaksanakan tugas mereka.
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf

Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
elsatamara
 
Uses and gratifications theory
Uses and gratifications theoryUses and gratifications theory
Uses and gratifications theory
Ronzzy Kevin
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
mankoma2013
 
Konsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaKonsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massa
Reni Kurniati
 
Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting
mankoma2013
 

Ähnlich wie AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf (20)

4-Opini publik dalam Teori Kommas.ppt
4-Opini publik dalam Teori Kommas.ppt4-Opini publik dalam Teori Kommas.ppt
4-Opini publik dalam Teori Kommas.ppt
 
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.ppt
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.pptMateri 8 Teori Komunikasi Massa 2.ppt
Materi 8 Teori Komunikasi Massa 2.ppt
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
 
Uses and gratifications theory
Uses and gratifications theoryUses and gratifications theory
Uses and gratifications theory
 
Teori efek media massa
Teori efek media massaTeori efek media massa
Teori efek media massa
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
 
Efek Efek Komunikasi Massa
Efek Efek Komunikasi MassaEfek Efek Komunikasi Massa
Efek Efek Komunikasi Massa
 
media penyiaran
media penyiaranmedia penyiaran
media penyiaran
 
Konsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaKonsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massa
 
Agenda setting
Agenda settingAgenda setting
Agenda setting
 
Teori komunikasi
Teori komunikasiTeori komunikasi
Teori komunikasi
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakat
 
Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting
 
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
 
Analisis Propaganda dan Teori Komunikasi Massa.pptx
Analisis Propaganda dan Teori Komunikasi Massa.pptxAnalisis Propaganda dan Teori Komunikasi Massa.pptx
Analisis Propaganda dan Teori Komunikasi Massa.pptx
 
11.-Teori-Komunikasi-Massa(1).ppt
11.-Teori-Komunikasi-Massa(1).ppt11.-Teori-Komunikasi-Massa(1).ppt
11.-Teori-Komunikasi-Massa(1).ppt
 
Hypodermic needle
Hypodermic needleHypodermic needle
Hypodermic needle
 
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDASession 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
 
1243 2488-1-pb
1243 2488-1-pb1243 2488-1-pb
1243 2488-1-pb
 
Psikologi media
Psikologi mediaPsikologi media
Psikologi media
 

Mehr von ashrafkhairulAzam

Mehr von ashrafkhairulAzam (20)

meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxmeledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
 
Anxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.pptAnxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.ppt
 
marketing and branding.pptx
marketing and branding.pptxmarketing and branding.pptx
marketing and branding.pptx
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
 
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxPERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
 
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfAZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
 
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdfAZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
 
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptAZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
 
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.pptAGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
 
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptEfektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
 
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxKeterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
 
kepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.pptkepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.ppt
 
KEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptxKEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptx
 
Branding.pptx
Branding.pptxBranding.pptx
Branding.pptx
 
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfmemulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
 
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxmemenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
 
Social influence.pdf
Social influence.pdfSocial influence.pdf
Social influence.pdf
 
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptprinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
 
the winning election.pptx
the winning election.pptxthe winning election.pptx
the winning election.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 

AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf

  • 1. AGUS ZAINI, S.Psi., M.Si TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA
  • 2. 30 Oktober 1938; kepanikan 1 juta warga AS karena siaran radio yang menggambarkan serangan makhluk Mars ke bumi. Siaran tersebut hanya sandiwara yang begitu “hidup” sehingga dianggap sebagai laporan pandangan mata. BULLET THEORY/HYPODERMIC NEEDLES
  • 3.
  • 4. SEBAB KEPANIKAN “THE INVATION FROM MARS” • Publik Amerika berkembang seiring dengan peran radio sebagai sumber informasi penting • Timing historis, di mana AS sedang menghadapi depresi ekonomi dan ancaman perang • Penggunaan teknik baru dalam penyiaran, yaitu “laporan pandangan mata” dan wawancara “ahli” • Keterlambatan dalam mengikuti acara PENELITIAN PRINCETON UNIVERSITY LOWERY DAN DEFLEUR, 1983
  • 5. • Media menyajikan stimuli perkasa yang secara seragam diperhatikan oleh massa • Stimuli membangkitkan desakan, emosi, atau proses lain yang hampir tidak terkontrol oleh individu • Anggota massa memberikan respon yang sama pada stimuli dari media massa INSTINCTIVE S-R THEORY MELVIN DEFLEUR (1975)
  • 6. INSTINCTIVE S-R THEORY = TEORI PELURU = MODEL JARUM HIPODERMIS NOELLE NEUMANN (1973) POWERFULL MASS MEDIA
  • 7. BULLET THEORY/ HYPODERMIC NEEDLES • Media massa dianggap memiliki kekuatan yang luar biasa, sehingga khalayak tidak mampu membendung informasi yang dilancarkannya. • Khalayak dianggap pasif, tidak mampu bereaksi apapun kecuali hanya menerima begitu saja semua pesan yang disampaikan media massa. • Penggambaran kekuatan media massa yang begitu besar menyebabkan teori media massa awal ini kemudian dijuluki teori peluru atau bullet theory , jarum hipodermis atau teori jarum suntik “hypodermic needles theory”
  • 8. TEORI EFEK TERBATAS MEDIA MASSA • Teori komunikasi massa yang menekankan pada kekuatan media untuk mengubah perilaku ini pada beberapa dekade berikutnya mulai mendapat beberapa kritikan. • Penelitian-penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa sesungguhnya media massa memiliki efek yang kecil dalam mengubah perilaku. • Hal ini ditunjukkan oleh penelitian dari Carl I. Hovland mengenai efek film pada militer yaitu bahwa proses komunikasi massa hanyalah melakukan transfer informasi pada khalayak dan bukannya mengubah perilaku sehingga perubahan yang terjadi hanyalah sebatas pada kognisi saja. • Terbatasnya efek komunikasi massa hanya pada taraf kognisi dan (afeksi) ini menyebabkan teori aliran baru ini disebut sebagai limited effect theory atau teori efek terbatas.
  • 9. • Konsep tentang teori efek terbatas ini dikukuhkan melalui karya Klapper, The Effects of Mass Communication (1960). • Klapper menyatakan bahwa proses komunikasi massa tidak langsung menuju pada ditimbulkannya efek tertentu, melainkan melalui beberapa faktor (disebut sebagai mediating factor) • Faktor-faktor tersebut merujuk pada proses selektif berpikir manusia yang meliputi persepsi selektif, terpaan selektif dan retensi (penyimpanan/memori) selektif. • Ini berarti bahwa media massa memang punya pengaruh, tetapi bukanlah satu- satunya penyebab.
  • 10. TEORI EFEK MODERAT MEDIA MASSA • Teori efek moderat ini merupakan hasil penelitian tentang komunikasi di tahun tujuh puluhan. • Dasar asumsi teori efek moderat ini adalah pertama, model efek terbatas terlalu mengecilkan pengaruh komunikasi massa. Ini berarti bahwa pada situasi tertentu komunikasi massa dapat mempunyai pengaruh yang penting • kedua, pengaruh efek terbatas hanya melihat efek media pada tingkat sikap dan pendapat, sedangkan sesungguhnya masih ada variabel lain yang dapat menjadi faktor pengaruh dan dampak dari media massa
  • 12. TEORI SPIRAL KEBISUAN (SPIRAL OF SILENCE) • Spiral kebisuan dikembangkan oleh Elizabeth Noelle-Neumann. Teori ini berpendapat bahwa media memiliki efek yang sangat kuat dalam membentuk opini publik. • Menurut teori spiral kebisuan, ada tiga karakteristik komunikasi massa yang dapat berpengaruh pada opini publik, yaitu kumulasi (cummulation) atau penimbunan; ubiquitas (ubiquity): keberadaan media yang selalu ada dimana-mana; dan konsonansi (consonance) atau persesuaian antara apa yang disampaikan media massa dengan opini publik • Media massa memainkan peran penting, sebab media berfungsi sebagai sumber informasi, dimana orang mencari distribusi opini publik.
  • 13. • Media massa dapat mempengaruhi spiral kebisuan dengan tiga cara, yaitu satu, media membentuk kesan-kesan tertentu tentang opini mana yang dominan; dua, media membentuk kesan-kesan tertentu tentang opini yang sedang naik atau berkembang; dan ketiga, media membentuk kesan tentang opini yang mutlak diperhatikan khalayak tanpa menampilkannya secara khusus. • Istilah spiral kebisuan diberikan didasarkan pada logika bahwa semakin tersebar opini yang dominan oleh media massa dalam masyarakat maka semakin senyap pula suara perseorangan yang bertentangan dengan opini mayoritas tersebut
  • 14. CULTIVATION THEORY • Teori penanaman atau cultivation theory ini berasal dari penelitian Gerbner tentang pola menonton televisi di Amerika Serikat. • Penelitian Gerbner menemukan bahwa rata-rata penduduk Amerika Serikat menonton televisi kurang lebih 4-5 jam sehari. Mereka yang menonton lebih dari waktu tersebut disebut sebagai penonton berat atau heavy viewers. Sedangkan mereka yang menonton kurang dari jam tersebut disebut dengan light viewers • Efek dari seluruh terpaan pada pesan yang diproduksi inilah yang disebut Gerbner sebagai teori kultivasi (cultivation), dimana televisi mengajarkan pandangan dunia secara umum, peran-peran umum dan nilai-nilai umum.
  • 15. • Penelitian Gerbner berdasarkan perbandingan antara penonton berat dan penonton ringan televisi. • Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara penonton ringan dan penonton berat televisi memberikan jawaban yang berbeda atas pertanyaan mengenai realitas yang dilihat di televisi. • Dalam penelitian Gerbner ditanyakan pada penonton mengenai bidang pekerjaan apa yang paling banyak terdapat di Amerika Serikat. Ternyata, hasil penelitian menunjukkan bahwa penonton berat mendefinisikan pekerjaan seperti apa yang dilihatnya di televisi, yaitu dengan menjawab bidang pekerjaan yang paling banyak adalah yang berkaitan dengan hukum. Padahal secara faktual bidang pekerjaan yang berkitan dengan hukum tidak lebih dari 1%. Hal ini dapat dimaklumi karena TV menampilkan lebih dari 20% karakter yang berhubungan dengan bidang-bidang hukum.
  • 17. AGENDA SETTING • Teori agenda setting pertama kali dikemukakan oleh McComb dan Donald L. Shaw dalam Public Opinion Quarterly terbitan tahun 1972 berjudul The Agenda Setting Function of Mass media. • Kedua pakar tersebut mengemukakan bahwa “jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.” • Teori ini dilandasi oleh hasil studi mengenai pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 1968.
  • 18. • Media massa melakukan proses seleksi. • Menyaring berita, artikel/ tulisan yang akan disiarkannya. • Secara selektif, gatekeepers menentukan hal apa yang pantas diberitakan dan yang tidak. • Ruang penempatan pada surat kabar dan waktu tayang. • Cara penonjolan tertentu (ukuran judul & frekuensi pemuatan).
  • 19.
  • 20.
  • 21. • Teori Agenda Setting menggambarkan besarnya pengaruh media dan kemampuannya untuk “menceritakan” isu-isu apa yang penting. Isu-isu atau individu yang dipilih media untuk dipublikasikan, akhirnya menjadi isu dan individu yang dipikirkan dan dibicarakan oleh khalayak. • Disimpulkan bahwa meningkatnya nilai penting suatu topik pada media massa menyebabkan meningkatnya nilai penting topik tersebut pada khalayak. • Studi selanjutnya dari McComb dan Shaw menunjukkan bahwa meskipun suratkabar dan televisi sama-sama mempengaruhi agenda politik pada khalayak, ternyata surat kabar pada umumnya lebih efektif dalam menata agenda daripada televisi
  • 22. MCCOMBS DAN SHAW (1976) MENYATAKAN BAHWA • “Khalayak tidak hanya mempelajari tentang isu-isu publik dan masalah-masalah lain melalui media, mereka juga mempelajari seberapa besar kepentingan untuk mengikat pada isu atau topik dari tekanan media massa pada permasalahan-permasalahan itu. • Contohnya, dalam menyatakan apa saja yang dikatakan oleh para kandidat selama kampanye, media massa lah yang menentukan isu-isu yang penting. • Dengan kata lain, media massa mengatur “agenda” kampanye itu. Kemampuan untuk mempengaruhi perubahan kognitif antara individu-individu merupakan salah satu dari aspek-aspek terpenting dari kekuatan komunikasi massa”.
  • 23. USES AND GRATIFICATION THEORY • Teori Uses and Grativifation dikemukakan oleh Katz dan Gurevitch (1959 ) • Bukan lagi melihat pada pengaruh media terhadap khalayak, tetapi apa yang dilakukan khalayak terhadap media • Konsep ini dibuktikan dengan studi dari Riley & Riley yang menyatakan bahwa anak-anak menggunakan cerita-cerita petualangan di telivisi untuk berkhayal dan bermimpi. Hal ini mengindikasikan bahwa orang menggunakan media massa untuk tujuan-tujuan yang berbeda.
  • 24. • Teori Uses and Gratifications ini pada hakekatnya; • Untuk menjelaskan bagaimana individu menggunakan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhannya. • Untuk “menjelajahi” motivasi individu dalam penggunaan media. • Mengidentifikasikan konsekuensi positif dan negatif bagi individu pada penggunaan media.
  • 25. ASUMSI-ASUMSI USES & GRATIFICATION THEORY • Keaktifan dalam mencari atau menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan individualnya. • Khalayak menggunakan media untuk pemenuhan harapan-harapannya. • Khalayak aktif menyeleksi media dan isi media untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Penelitian Rubin (1979) menyebutkan ada enam alasan mengapa anak-anak dan orang dewasa menggunakan televisi, yaitu untuk belajar, menghabiskan waktu, sebagai teman, sebagai sarana melupakan atau melarikan diri dari persoalan, sebagai sarana kegembiraan atau hiburan dan untuk bersantai atau rileks. • Khalayak tahu dan dapat menyebutkan motivasinya pada penggunaan media massa.
  • 26. IS IT YOU WHO TAKES CONTROL? OR IS TAKEN BY TV?
  • 27. PERSUASI YANG DATANG DARI MEDIA MEMEGANG PERAN PENTING DALAM MENGUBAH CARA MANUSIA BERPIKIR, BERTINDAK, MAUPUN BERPERILAKU. Jarum Hipodermik Arus Bertahap EFEK MEDIA TERJADI SECARA TIDAK LANGSUNG DAN TERMEDIASI MELALUI OPINION LEADERS
  • 28. MASYARAKAT SELEKTIF MENENTUKAN, EFEK APA YANG MEREKA INGIN DAPATKAN DARI INFORMASI YANG DIBERIKAN OLEH MEDIA. MASYARAKAT, AKAN MENGHINDARI INFORMASI YANG SECARA FUNDAMENTAL KONTRADIKTIF DENGAN NILAI-NILAI ATAU IDEOLOGI YANG SELAMA INI MEREKA MILIKI DAN YAKINI KEBENARANNNYA Proses Selektif Pembelajaran Sosial MEMPREDIKSI PERILAKU DENGAN MELIHAT CARA LAIN YANG DILAKUKAN INDIVIDU DALAM MEMPROSES INFORMASI. CONTOH DARI PERSONAL ATAU MEDIA MASSA DAPAT MENJADI PENTING DALAM USAHA MEMPEROLEH PERILAKU YANG BARU. INDIVIDU MELAKUKAN PROSES IMITASI ATAS APA YANG MEREKA LIHAT DARI MEDIA.
  • 29. MEDIA MENGHASILKAN SEBUAH DAMPAK DIMANA ADA SEBAGIAN MASYARAKAT YANG MENGANGGAP DUNIA NYATA (KEHIDUPANNYA SEHARI-HARI) BERJALAN SESUAI DENGAN DUNIA YANG DIGAMBARKAN OLEH MEDIA. Kultivasi Priming MEDIA MASSA BERFOKUS PADA SEBAGIAN ISU DAN TIDAK PADA ISU LAINNYA DAN DENGAN DEMIKIAN MENGUBAH JUGA STANDAR EVALUASI YANG DIGUNAKAN KHALAYAK UNTUK MENILAI REALITAS SOSIAL YANG DIHADAPI.
  • 30. TEORI KRITIS • Menunjukkan kekuasaan, penindasan, dan keistimewaan adalah produk dari bentuk komunikasi tertentu di masyarakat • Media massa bekerja dengan tujuan utama memberikan pembenaran dan mendukung kondisi status quo dengan mengorbankan masyarakat biasa • Berupaya untuk membangkitkan kesadaran akan adanya berbagai kekuatan penindas dalam masyarakat sehingga orang mempertanyakannya
  • 31. CIRI TEORI KRITIS • Cenderung menguji efek-efek media secara luas dan bersifat budaya • Memiliki motif-motif politik yang didasarkan ajaran neo-marxis • Bertujuan mendorong perubahan dalam hal kebijakan pemerintah atas media, dan pada akhirnya mendorong perubahan pada media dan sistem budaya • Menyelidiki bagaimana kelompok elit menggunakan media massa untuk mempertahankan kekuasaan dan keistimewaan
  • 32. 4 KONVENSI PRODUKSI BERITA DI AS • Personalisasi berita (mengakibatkan masyarakat tidak mendapatkan konteks sosial) • Dramatisasi berita • Fragmentasi berita • Normalisasi berita (cara pandang penguasa) • 4 konvensi ini adalah upaya media agar memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa sistem akan bekerja jika yang berkuasa dibiarkan bekerja melaksanakan tugas mereka.