Komunikasi massa memiliki pengaruh terhadap individu dan perilaku sosial. Terdapat berbagai teori yang mencoba menjelaskan hubungan antara media dan efeknya, seperti teori peniruan, teori belajar sosial, dan teori perpanjangan alat indera. Pengaruh media bergantung pada faktor individu dan situasi."
2. KOMUNIKATOR
PROFESSIONAL
surat kabar, channel berita
SISTEMKOMUNIKASIMASSA
cepat dan berkelanjutan
KHALAYAK BESAR
DAN BERAGAM
selektif dan luas
SECARA INDIVIDUAL
MENAFSIRKAN
Pemberitaan terorisme, hukuman mati
HASIL DARI PENGALAMAN
MEMBERI MAKNA
3. KARAKTERISTIK KOMUNIKASI
MASSA
Khalayak yang banyak, tidak
diketahui
Heterogen
Menggunakan medium
Pesan bersifat public
Dari organisasi formal
Banyak gatekeepers
Umpan balik (feedback) terbatas
4. PERBEDAANKOMUNIKASIMASSADANKOMUNIKASITATAPMUKA
• Berbagai masalah teknis-kabel,
alat penerrima berdenging
• Delayed feedback
• Aktivitas satu arah
• Salah cetak, separasi warna
yang buruk, dan siaran radio
yang terganggu oleh buruknya
cuaca
Konsekuensimenggunakan media
KOMUNIKASIMASSA KOMUNIKASI TATAP MUKA
• Ekspresi, cibiran, naiknya alis
mata
• Ada umpan balik langsung
• Dua arah
5. • Khalayak yang sangat luas dan beragam
• Memiliki dampak penting
• Pengirim pesan harus melandaskan diri pada asumsi -asumsi tertentu
• Senang dihibur, dan memiliki ketertarikan rendah
Konsekuensi memiliki khalayakluasdanberagam
• Media lahir dalam konteks sosial dan budaya tertentu.
• Ada pemilik di belakangnya.
• Produsen barang yang memasang iklan.
• Khalayak sendiri hidup dalam lingkungan sosial budayanya sendiri.
• Pemboikotan, sampai demonstrasi dan perusakan media bersangkutan.
Pengaruh Sosial danKultural
6. EMPAT CIRI POKOK DARI KOMUNIKASI MASSA
BERSIFAT
TIDAK LANGSUNG
BERSIFAT
SEARAH
BERSIFAT
TERBUKA
PUBLIK
YANG TERSEBAR
7. • Mengatur jalannya
pembicaraan yang
disampaikan dan
yang diterima.
• Pesan efektif
PENGENDALIAN
ARUSINFORMASI
SISTEMKOMUNIKASIMASSAMEMILIKIKARAKTERISTIKPSIKOLOGIS
YANGKHASJIKADIBANDINGKANDENGAN
SISTEMKOMUNIKASIINTERPERSONAL
• Tidak ada umpan
balik
UMPAN
BALIK
• bergantung pada
jenis media massa
• Radio, TV, surat
kabar
STIMULASI
ALATINDERA
8. PENDEKATAN KATEGORI
SOSIAL
pendidikan, pendapatan, pekerjaan,
jenis kelamin, status perkawinan, ras,
etnik, agama
PENDEKATAN USES AND
GRATIFICATIONS
Khalayak dianggap aktif, pemuasan
kebutuhan, persaingan konsumsi
media
MENURUT JEFFRES PENDEKATAN TERHADAP
PERBEDAAN YANG SIFATNYA INDIVIDUAL
9. SITUASI TERJADINYA
KOMUNIKASI
Keadaan sewaktu berlangsungnya
komunikasi yang
bersangkutan;sekedar mengisi waktu
atau dengan sengaja mengkonsumsi
berita tersebut.
EFEK MEDIA MASSA BISA BERLAINAN PADA SETIAP INDIVIDU DAN
KELOMPOK TERGANTUNG PADA FAKTOR:
INTENSITAS PERISTIWA
KOMUNIKASI
Kedalaman suatu komunikasi menimbulkan
efek yang berbeda, jika seseorang
mengkonsumsi media hanya untuk hiburan
kemudian melupakannya akan berbeda
dengan mengkonsumsi secara khusus dan
penuh konsentrasi. Termasuk sering tidaknya
mengkonsumsi media.
DAYA JANGKAU MEDIA
PENYAMPAI INFORMASI
Media cetak lebih banyak dikonsumsi
oleh orang yang mampu dan rajin membaca
dibandingkan dengan media Televisi.
EFEK TERSEBUT
DISENGAJA/DIMAKSUDKAN ATAU
TIDAK DISENGAJA
penayangan suatu tindakan
kejahatan dimaksudkan untuk memberikan
gambaran betapa buruknya tindakan
tersebut malah justru memberikan inspirasi
bagi individu yang potensial melakukan
10. PERSPEKTIF MENURUTMELVIN DEFLEUR
DAN SANDRA BALL-ROEACH
Perspektif perbedaan individual; sikap,
nilai, kepercayaan, serta pengalaman.
Perspektif kategorisasi sosial; isi
komunikasi yang sama dan akan
memberi respons kepadanya dengan
cara yang hampir sama.
Perspektif hubungan Sosial; reaksi
orang
12. Donald K. Robert
(Schramm dan Roberts, 1 9 1 7 :
3 5 9 )
Efek hanyalah ”perubahan perilaku manusia
setelah diterpa media massa”. Karena fokusnya
pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan
pesan yang disampaikan media massa.
MenurutStevenM.Chaf (dalam
WilhoiddanHarroldDebock,1 9 8 0 :
7 8 )
pendekatan pertama dalam melihat efek media massa.
Pendekatan kedua ialah, melihat perubahan yang terjadi
pada diri khalayak komunikasi massa, penerimaan
informasi, perubahan perasaan atau sikap, dan perilaku,
atau dengan istilah lain, perubahan kognitif, afektif, dan
behavior. Pendekatan ketiga meninjau satuan observasi
yang dikenai efek komunikasi massa yaitu individu,
kelompok, organisasi, masyarakat.
13. TEORI PERPANJANGAN ALAT
INDERA (TEORI MC.LUHAN)
media adalah perluasan dari alat indera manusia;
telepon adalah perpanjangan telinga, dan televisi adalah
perpanjangan mata. Mc. Luhan menulis, “secara
operasional dan praktis, medium adalah pesan. Ini berarti
bahwa akibat-akibat personal dan sosial dari media yakni
karena perpanjangan diri kita, timbul karena skala baru
yang dimasukkan pada kehidupan kita oleh perluasan diri
kita atau oleh teknologi baru. Media adalah pesan karena
media membentuk dan mengendalikan skala serta
bentuk hubungan dan tindakan manusia.”
14. EFEK MEDIA MASSA
(STEVEN CHAFFEE)
• Efek ekonomis: produksi, distribusi,
dan konsumsi jasa media massa
• Efek sosial: meningkatkan status
sosial, membentuk jaringan interaksi
• Efek penjadwalan dalam kegiatan
sehari-hari: pergeseran waktu arisan,
belajar bermain
• Efek pada penyaluran/ penghilangan
perasaan: marah, kecewa, dan
kesepian
• Perasaan orang terhadap media:
percaya pada media tertentu, positif/
negatif
16. EFEK KOGNITIF
• Efek kognitif, pesan komunikasi massa
mengakibatkan khalayak berubah dalam hal
pengetahuan, pandangan, dan pendapat
terhadap sesuatu yang diperolehnya.
• Wilbur Schramm (1977: 13) mendefinisikan
informasi sebagai segala sesuatu yang
mengurangi ketidakpastian atau mengurangi
jumlah kemungkinan alternatif dalam situasi.
• Gambaran tersebut lazim disebut citra
(image), yang menurut Robert (1977)
menunjukkan keseluruhan informasi tentang
dunia ini yang telah diolah, diorganisasikan,
dan disimpan individu). Citra adalah peta
anda tentang dunia. Tanpa citra anda akan
selalu berada dalam suasana yang tidak pasti.
17. EFEK PROSOSIAL KOGNITIF
• Apabila apa yang disungguhkan media massa sangat
bermanfaat buat khalayak seperti bila televisi
menyebabkan anda lebih mengerti tentang bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Bahwa televisi itu telah
menimbulkan efek prososial kognitif. Banyak orang yang
memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang
bidang yang diminatinya dari berita dan pandangan yang
ditampilkan dalam surat kabar. Majalah-majalah yang
khusus yang diterbitkan untuk profesi atau kalangan
tertentu telah menjadi sumber informasi dan rujukan bagi
pembacanya. Buku yang sudah menjadi tempat
penyimpanan memori peradaban manusia sepanjang
zaman. Dalam perkembangan peradaban manusia, dalam
mewariskan nilai-nilai dan perpendaharaan pengetahuan
manusia, media masaa apa pun telah memberikan
kontribusinya
18. • Pesan komunikasi massa mengakibatkan
berubahnya perasaan tertentu dari khalayak.
Orang dapat menjadi lebih marah dan
berkurang rasa tidak senangnya terhadap
sesuatu akibat membaca surat kabar,
mendengar radio, atau menonton televisi.
EFEK AFEKTIF
19. • Salah satu perilaku prososial ialah memiliki keterampilan yang
bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Keterampilan seperti
ini biasanya diperoleh dari saluran-saluran interpersonal: orang tua,
atasan, pelatih, atau guru. Pada dunia modern tugas mendidik juga
dilakukan media massa.
• Teori yang dapat menjelaskan efek prososial media massa adalah
teori belajar sosial dari Bandura. Menurut Bandura, kita belajar bukan
saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau
peneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil faktor-faktor
kognitif dan lingkungan. Artinya, kita mampu memilki keterampilan
tertentu, bila terdapat jalinan positif antara stimuli yang kita amati
dan karakteristik diri kita. Bandura menjelaskan proses belajar sosial
dalam empat tahapan proses: proses perhatian, proses
pengingatan, proses reproduksi motoris, dan proses motivasional.
EFEK BEHAVIOR
EFEK PROSOSIAL BEHAVIOR
22. Apakah kekerasan di TV
menyebabkanperilaku
kekerasanpada penonton?
• Kalangan pendidik umumnya berpendapat bahwa
isi yang negatif dalam media massa akan
berakibat negatif pula pada khalayak yang
menontonnya. Sedang pihak media cenderung
untuk bertahan dan menyatakan bahwa apa-apa
yang mereka siarkan itu tidak mengandung
bahaya apa pun bagi masyarakat
• Usaha-usaha untuk mengkaji perilaku meniru
secara umum dikaitkan dengan adanya dorongan
pembawaan (innate urges) atau kecenderungan
yang dimiliki oleh setiap manusia.
23. • Menurut pandangan umum ini, manusia
cenderung untuk meniru perbuatan orang lain,
semata-mata karena hal itu merupakan bagian
dari "sifat" biologis (part of biological "nature ")
mereka untuk melakukan hal tersebut
24. • Gabriel Tarde seorang sosiolog yang
banyak menyoroti hal ini, berpendapat
bahwa semua orang memiliki suatu
kecenderungan yang kuat untuk
menandingi (menyamai ataupun melebihi)
tindakan orang di sekitarnya.
• McDougal juga sependapat dengan Tarde,
bahwa perilaku tersebut merupakan suatu
dorongan/kecenderungan yang dibawa
sejak lahir.
25. APAKAH
PERILAKU
SOSIAL
DIPENGARUHI
OLEH MEDIA?
• Adakah kanak-kanak yang tumbuh dalam suatu
situasi mengkonsumsi TV secara rutin akan
berperilaku yang berbeda andaikan tanpa
konsumsi TV? Pertanyaan semacam ini sejak dulu
hingga kini senantiasa muncul sebagai pertanda
kekhawatiran orang terhadap media dan efek
kekerasan
• Serangkaian studi yang dilakukan Bandura (1959)
dan rekan-rekannya di Stanford University telah
menunjukkan bahwa anak-anak belajar perilaku
agresif dari TV dan mereka melakukan perilaku ini
dalam permainan mereka pada lingkungan yang
sesuai untuk itu
26. • Halloran (1970), mensinyalir bahwa banyak orang yang yakin bahwa
masyarakat kita sekarang lebih keras daripada yang pernah
sebelumnya percaya bahwa salah satu penyebab utama dari
meningkatnya kekerasan adalah seringnya penggambaran kekerasan
dan agresi oleh media.
27. TEORI PENIRUAN
• Efek negatif yang dikuatirkan dari
media massa, khususnya yang
menyangkut delinkuensi (kenakalan
remaja) dan kejahatan, bertolak
dari besarnya kemungkinan atau
potensi pada tiap anggota
masyarakat untuk meniru apa-apa
yang disaksikan ataupun
diperolehnya dari media massa.
Pengenaan (exposure) terhadap isi
media massa memungkinkan
khalayak untuk mengetahui isi
media massa dan kemudian
dipengaruhi oleh isi media tersebut.
28. TEORI SOSIAL LEARNING
• Banyak hal-hal dalam kehidupan yang diperoleh dari
berinteraksi sosial di tengah masyarakat. Karena sering
bergaul dengan mahasiswa misainya, bisa saja seorang
anggota Satpam di sebuah kampus jadi mahir
berbahasa Inggris. Umumnya orang membiarkan diri
atau sengaja untuk berbuat sesuatu bila hal itu
dirasakan menghasilkan suatu imbalan (reward) bagi
dirinya.
• Pengertian imbalan di sini tidak semata-mata berarti
materi. Imbalan yang bukan berbentuk materi pun,
seperti rasa puas, rasa senang, dan lain-lain,
menyebabkan orang berminat untuk melakukan
perbuatan tertentu, termasuk proses belajar untuk
mampu berbuat sesuatu tersebut. Dengan demikian
orang sebenarya menjalani apa yang disebut belajar
melalui proses sosial (social learning).
29. • Dalam kehidupan sehari-hari, jelas terlihat bukti-bukti
bahwa perilaku kita sering dipengaruhi oleh pengenaan
(exposure) terhadap perilaku orang lain. Tampak pula
dengan jelas bahwa kesempatan untuk mengamati
tindakan, emosi, dan hasil perbuatan (seperti imbalan
dan hukuman) orang lain dapat mempunyai pengaruh
yang kuat sekali pada perilaku dan perasaan orang
yang menyaksikan kejadian tersebut.
• Pengaruh dimaksud dapat mengurangi minat orang lain
untuk melakukan perbuatan yang sama (bila yang
dilihat adalah hukuman) atau dapat mendorong orang
untuk mengulangi perbuatan tertentu jika yang
dilihatnya adalah imbalan (seperti hadiah atau
keuntungan iainnya).
30. TEORI REINFORCEMENT IMITASI
Miller dan Dollard (1941) memerinci kerangka teori
tentang instrumental conditioning dan mengemukakan
ada tiga kelas utama perilaku yang seringkali diberi label
`imitasi', yaitu:
• SAME BEHAVIOR
dua individu memberi respons masing-masing secara
independen, tapi dalam cara yang sama, terhadap
stimuli lingkungan yang sama. Sebagai hasilnya
sekalipun tindakan mereka itu sepenuhnya terpisah
satu sama lain tapi bisa tampak seakan-akan yang
satu meniru yang lainnya. Contoh: orang yang sama-
sama naik bus, duduk di tempat yang sama,
membayar ongkos yang sama, dan mungkin juga
turun di tempat yang sama.
31. • COPYING
seorang individu berusaha mencocokkan perilakunya
sedekat mungkin dengan perilaku orang lain. Jadi ia
haruslah mampu untuk memberi respons terhadap
syarat atau tanda tanda kesanaan atau perbedaan
antara perilakunya sendiri dengan penampilan orang
yang dijadikanya model. Contoh seorang musisi yang
berusaha menyamakan diri dengan pengajarnya.
• MATCHED-DEPENDENT BEHAVIOR
Seorang individu (pengamat atau pengikut) belajar
untuk menyamai tindakan orang lain (model atau si
pemimpin) karena, amat sederhana; ia memperoleh
imbalan dari perilaku tiruan (imitatifnya) itu. Jadi
dalam matched-dependent behavior, si pengikut
mempunyai kecenderungan kuat untuk meniru
tindakan si model.
32. Efek tayangan kekerasan di televisi
• Catharsis
tayangan kekerasan di media massa
dapat digunakan sebagai mekanisme
katarsis bagi penonton untuk
melampiaskan fantasinya tentang
kekerasan sehingga dapat
mengurangi perilaku kekerasan yang
ada
• Social learning
tayangan kekerasan dapat dijadikan
sebagai model belajar bagi penonton
• Priming
ketika tayangan kekerasan
berlangsung terus menerus dan
ditonjolkan , dapat memberikan
dampak jangka panjang pada
penonton
33. • Arousal
membangkitkan perilaku kekerasan
dalam diri penonton
• Desensitization
menjadikan penonton tidak lagi sensitif
atau peka terhadap perilaku
kekerasan, lama-lama dianggap
sebagai hal yang biasa
• Fear
menimbulkan dampak ketakutan
35. Efek Sosial Komunikasi Massa
• Fungsi Komunikasi massa memberikan
manfaat yang dirasakan oleh setiap
orang akan tetapi kehadirannya juga
menimbulkan efek yang cukup
merisaukan. Sumber utama mengenai
efek negatif yang ditimbulkan oleh media
massa khususnya dalam hal
delinkuensi dan
kejahatan.(lih.www.KPI.Com)
• Pengenaan (exposure) terhadap isi
media massa memungkinkan khalayak
untuk mengetahui sesuatu isi media
massa dan kemudian dipengaruhi oleh
isi media tersebut. Namun pada saat
yang bersamaan terdapat harapan agar
khalayak meniru hal-hal yang baik yang
disuguhkan oleh media massa
36. • Media Massa merupakan saluran bagi
bermacam-macam ide, gagasan,
konsep yang menimbulkan sekian
banyak efek bagi masyarakat. Efek efek
tersebut ada yang bersifat langsung dan
tidak langsung (delayed effect) dan
efek yang halus dan tersebar (long term
impact).
• Efek langsung (immediate effect)
merupakan akibat langsung yang terjadi
sesudah seseorang mengkonsumsi media
massa misalnya seseorang tewas setelah
menyaksikan kalahnya permainan suatu
pertandingan olah raga, atau setelah
menyaksikan bencana tsunami yang
melanda aceh kemudian terketuk hatinya
untuk menyumbang (delayed effect)
sedangkan masyarakat yang lebih
menyukai produk luar negeri merupakan
contoh long term impact.
37. Efek Media Massa bisaberlainan pada setiap individu
dan kelompok tergantung padafaktor:
• Situasi terjadinya komunikasi
Keadaan sewaktu berlangsungnya komunikasi yang bersangkutan;sekedar
mengisi waktu atau dengan sengaja mengkonsumsi berita tersebut.
• Intensitas peristiwa komunikasi
Kedalaman suatu komunikasi juga menimbulkan efek yang berbeda,jika
seseorang mengkonsumsi media hanya untuk hiburan kemudian melupakannya
akan berbeda dengan mengkonsumsi secara khusus dan penuh konsentrasi.
Termasuk sering tidaknya mengkonsumsi media.
• Daya jangkau media penyampai informasi
Media cetak lebih banyak dikonsumsi oleh orang yang mampu dan rajin
membaca dibandingkan dengan media Televisi.
• Efek tersebut disengaja/dimaksudkan atau tidak disengaja
penayangan suatu tindakan kejahatan dimaksudkan untuk memberikan gambaran
betapa buruknya tindakan tersebut malah justru memberikan inspirasi bagi individu
yang potensial melakukan tindakan serupa.
38. MENJINAKKAN MASSA
UNTUK KEPENTINGAN
POLITIK
Kemampuan media untuk
memberikan citra tertentu pada
khalayak tentang tokoh-tokoh politik
EFEK DARI MEDIA MASSA (GEJALA YANG MUNCUL DI MASYARAKAT
MENURUTDE FLEUR) :
MEMBUAT SELERA BUDAYA
MASYARAKAT MENJADI RENDAH
Apabila pengelola Media Massa merancang
isinya hanya untuk maksud menghibur maka
baik itu isi drama,lagu atau tarian tidak lagi
sepenuhnya mengikuti persyaratan seni
budaya yang sesungguhnya. Bentuk isi media
seperti ini akhirnya membiasakan kahalayak
untuk mengkonsumsi karya yang tidak bernilai
budaya tinggi, sehingga
MENAIKKAN TINGKAT KENAKALAN
Akhir decade 50 an penampilan isi yang
berupa kekerasan dalam acara TV.
MENEKAN KREATIVITAS
Dengan kecanggihan dan pekembangan
alat-alat teknologi media membuat orang
hanya mengambil sesuatu yang sudah ada
saat berkarya.
39. IKUT MENYUMBANG KERUSAKAN MORAL SECARA UMUM
Perhatian mengenai kekerasan dalam media akhirnya berpusat pada TV,
penyebabnya antara lain besarnya porsi waktu yang digunakan public untuk
mengkonsumsi sajian TV dibandingkan dengan penggunaan media cetak.
40. SECARA TEORITIS TAFT DAN ENGLAND MENGAJUKANSUATU
KERANGKA KONSEPTUAL TENTANG EFEK MEDIA SURAT KABAR ATAS
KEJAHATAN SEBAGAI BERIKUT:
• Surat kabar mengajarkan teknik-teknik kejahatan. Faktor interaksi merupakan factor penting
yang harus diperhitungkan dalam menjelaskan latar belakang kejahatan termasuk di
dalamnya proses belajar kejahatan secara tidak langsung melalui berbagai media komunikasi.
• Gambaran tentang aspek-aspek yang menunjukkan betapa menarik,menegangkan,dan
menguntungkannya suatu kejahatan yang seringkali tersaji dalam surat kabar juga dipandang
mempunyai pengaruh yang tidak sedikit pada masyarakat pembaca.
• Surat kabar tidak jarang secara langsung mengetengahkan aspek-aspek yang
mengandung simpati dan pemujaan (heroworship) terhadap pelaku kejahatan tertentu yang
dapat menanamkan suatu citra untuk identifikasi. Pelaku kejahatan tertentu juga seringkali
ditampilkan dalam gambaran yang mempunyai prestise.
• Surat kabar juga memberikan gambaran tentang unsur-unsur yang memberikan dukungan
budaya atas kejahatan
• Seringkali disajikan pemberitaan yang cenderung merendahkan penegak hukum ataupun
penyajian yang bersifat memvonis atau”Trial by the newspaper”
42. KONTROL SOSIAL
• Pranata Sosial berkaitan erat dengan
pengendalian sosial(Social Control). Sebagai
konsekuensi dari hidup bersama dengan orang
disekelilingnya maka anggota masyarakat harus
menyesuaikan diri dengan norma atau aturan
yang ada(social expectation), atau dengan kata
lain setiap individu diharapkan berperilaku hidup
dengan tetap mempertimbangkan keberadaan
orang lain disekitarnya.
• Tentu saja dari setiap harapan tersebut ada yang longgar dan ada yang ketat
ketentuannya.Harapan yang ketat tadi misalnya menyangkut Norma dan nilai-nilai
utama yang dianut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat.
• Masyarakat kemudian mengamati dan mengendalikan agar warga masyarakat
berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku.
43. CaraPengendalianSosial (Kontjaraningrat)
• mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma
yang ada
• Memberikan penghargaan bagi masyarakat yang taat pada norma
• mengembangkan rasa malu pada diri atau jiwa anggota masyarakat
jika mereka menyimpang atau menyeleweng dari norma
• Menimbulkan rasa takut
• Menciptakan sistem hukum dengan sanksi yang berat bagi
pelanggarnya.
44. Sosial Kontrol oleh Media Massa
• Penayangan Foto Koruptor di Televisi, atau
penayangan pelaku kejahatan atau perilaku
asusila bagi para pejabat atau pengungkapan
kasus kejahatan secara terbuka adalah
beberapa contoh kontrol sosial yang dilakukan
oleh media.
• Pelaku penyimpangan norma atau nilai sosial
yang diberitakan dalam media massa tersebut
akan menanggung malu yang tak terkira,
sehingga orang akan takut untuk melakukan
kejahatan yang sama.
45. Kemampuan media melaksanakan fungsi kontrol sosial ditentukan
oleh tingkat integritas media massa dalam penilaian warga yang
bersangkutan. Yang dimaksud dengan integritas adalah sejauh
mana media dinilai jujur,konsisten dan konsekuen dalam
melaksanakan perannya selama ini. Jika suatu media dinilai jujur,
konsekuen dan konsisten maka tingkat kepercayaan
masyarakatpun semakin tinggi terhadap media.
46. • Media massa juga turut membantu mengumpulkan dan mengaspirasikan
masyarakat tentang perumusan undang-undang anti Pornografi dan
Pornoaksi serta undang-undang kepenyiaran misalnya, reaksi masyarakat
terhadap undang-undang itu selalu disebarluaskan oleh media. Hal
ini bentuk pengendalian sosial sesuai pendapat Koentjaraningrat yaitu
media massa membantu menciptakan sistem hukum.
• Jika media massa berbuat tidak semestinya misalnya memberitakan hal
yang bohong,mengganggu kerukunan masyarakat masyarakat menyatakan
protes ataupun boikot terhadap nilai yang dianggap tidak berperilaku
seperti yang seharusnya.
49. BUDAYA MASSA
• Budaya massa adalah produk kebudayaan
yang terus menerus direproduksi sekaligus
dikonsumsi secara massal, sehingga industri
yang tercipta dari budaya massa ini
berorientasi pada penciptaan keuntungan
sebesar-besarnya.
• Budaya massa juga diartikan sebagai perilaku
konsumerisme. Konsumerisme merupakan
kesenangan universal yang bersifat sementara
yang mengacu pada produk budaya seperti
trend dan mode yang sedang diminati pasar
50. • Komunikasi (melalui media) massa
erat kaitannya dengan urbanisasi atau
mengkotanya kehidupan masyarakat.
Jadi media massa memang
merupakan kebutuhan hidup
masyarakat yang sudah mengkota.
Beda dengan masyarakat tradisional,
katakanlah di desa, di mana jumlah
penduduk masih sedikit, sehingga
memungkinkan orang untuk saling
kenal satu sama lain. Dengan begitu
komunikasi yang dominan adalah
komunikasi antarpribadi.
• Komunikasi (melalui media) massa
erat kaitannya dengan urbanisasi atau
mengkotanya kehidupan masyarakat.
Jadi media massa memang
merupakan kebutuhan hidup
masyarakat yang sudah mengkota.
Beda dengan masyarakat tradisional,
katakanlah di desa, di mana jumlah
penduduk masih sedikit, sehingga
memungkinkan orang untuk saling
kenal satu sama lain. Dengan begitu
komunikasi yang dominan adalah
komunikasi antarpribadi.
51. • Seiring dengan massproduction. Kegiatan bisnis, oppportunity untuk
berpartisipasi dan menarik manfaat, untuk sales, dan sebagainya.
Terjadilah intervensi media massa ke dalam kehidupan seseorang.
Media menjadi bagian dan perangkat rumah tangga. Di kota pembaca
surat kabar/ majalah menjadi tinggi. Karakteristik khalayak masing-
masing media memang lebih mungkin terpenuhi oleh warga kota.
52. Menurut Soedjoko, rasa bosan dan muak kepada budaya massa itu bisa murni lahir dan hati
massa sendiri. Hal itu semua disebabkan:
• Tuntutan industri kepada pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo
yang singkat. Maka si pencipta tak sempat lagi berpikir. Dia ngebut untuk menyelesaikan
karyanya sesegera mungkin. Bahkan ada yang menetapkan target produksi yang harus
dicapai dalam jangka waktu tertentu.
• Karena budaya massa cenderung "latah" menyulap atau meniru segala yang sedang naik
daun atau laris, setiap orang seakan berlomba mencapai keuntungan.
• Budaya massa memenuhi kebutuhan massa akan hiburan. Bukan estetika, kedalaman,
kontemplasi, dan sebagainya.
• Budaya massa suka sekali menciptakan dan memenuhi impian-impian. Hal-hal yang tak
mungkin. Hal itu tercermin dalam lagu-lagu pop, novel, film, fiksi, dan apa saja yang
merupakan produk budaya. Lihat sendiri bermunculan segala macam produk "budaya" yang
tergolong mahal.
• Akibatnya orang cenderung menyukai yang ringan-ringan. Tidak begitu suka pada yang
serius, atau "berat-berat". ltulah yang menyebabkan timbul penggolongan "budaya tinggi"
dan "budaya rendah". Media massa berperan penting dalam menyebarluaskan dan
menyiarkan budaya massa . Publisitas, iklan, dan reportase turut menunjang hal tersebut.
53. BENTUK -BENTUK BUDAYA MASSA
• Budaya massa adalah: (a) novel (b) lagu pop (c) karya budaya yang
diproduksi untuk konsumsi massa (d) karya budaya populer
• Seni hiburan yang populer, dan biasanya komersial. Menurut Umar Kayam,
ciri-cirinya adalah, gampang dimengerti, gampang "dikunyah", tidak
menuntut partisipasi yang jauh dari penggemarnya, dan tidak menuntut
pemikiran yang mendalam dari khalayak, dan selalu siap sedia untuk
"disantap" dengan langsung dan segera.
• Karena ciri-cirinya itu maka seni-hiburan selalu merupakan
"kemasan“ yang sengaja diproduksi untuk penggemar dalam jumlah
banyak. Jika tidak begitu, ia akan kehilangan ciri pentingnya, karena itu ia
tidak akan populer dan komersial lagi. Kalau sudah demikian, maka ia akan
menjadi "sulit" dan cuma digemari oleh sekelompok kecil penggemar, dan
ia tak dirasakan menghibur lagi.
54. MENYELARASKAN BUDAYA MASSADENGAN SENI MURNI
• Seni hiburan populer hidup berdampingan (berkoeksistensi) dengan seni
murni. Keduanya seyogianya tidak dibaurkan dan dikacaukan menjadi
satu.
• Antara kedua jenis seni harus ditarik garis yang tegas, namun hak hidup
keduanya juga sama-sama diakui. Bagi khalayak yang penting adalah
pemahaman dan mampu menarik garis perbedaan yang tegas antara
kedua jenis seni tersebut, Dengan begitu khalayak tahu persis untuk apa ia
menonton pertunjukan, dan apa tujuannya menghadiri pementasan
Hamlet karya Shakespeare oleh Bengkel Teaternya Rendra.