SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 55
Downloaden Sie, um offline zu lesen
AGUS ZAINI, S.Psi., M. Si
KOMUNIKASIMASSA
DANEFEKMEDIA
TERHADAPINDIVIDU
KOMUNIKATOR
PROFESSIONAL
surat kabar, channel berita
SISTEMKOMUNIKASIMASSA
cepat dan berkelanjutan
KHALAYAK BESAR
DAN BERAGAM
selektif dan luas
SECARA INDIVIDUAL
MENAFSIRKAN
Pemberitaan terorisme, hukuman mati
HASIL DARI PENGALAMAN
MEMBERI MAKNA
KARAKTERISTIK KOMUNIKASI
MASSA
Khalayak yang banyak, tidak
diketahui
Heterogen
Menggunakan medium
Pesan bersifat public
Dari organisasi formal
Banyak gatekeepers
Umpan balik (feedback) terbatas
PERBEDAANKOMUNIKASIMASSADANKOMUNIKASITATAPMUKA
• Berbagai masalah teknis-kabel,
alat penerrima berdenging
• Delayed feedback
• Aktivitas satu arah
• Salah cetak, separasi warna
yang buruk, dan siaran radio
yang terganggu oleh buruknya
cuaca
Konsekuensimenggunakan media
KOMUNIKASIMASSA KOMUNIKASI TATAP MUKA
• Ekspresi, cibiran, naiknya alis
mata
• Ada umpan balik langsung
• Dua arah
• Khalayak yang sangat luas dan beragam
• Memiliki dampak penting
• Pengirim pesan harus melandaskan diri pada asumsi -asumsi tertentu
• Senang dihibur, dan memiliki ketertarikan rendah
Konsekuensi memiliki khalayakluasdanberagam
• Media lahir dalam konteks sosial dan budaya tertentu.
• Ada pemilik di belakangnya.
• Produsen barang yang memasang iklan.
• Khalayak sendiri hidup dalam lingkungan sosial budayanya sendiri.
• Pemboikotan, sampai demonstrasi dan perusakan media bersangkutan.
Pengaruh Sosial danKultural
EMPAT CIRI POKOK DARI KOMUNIKASI MASSA
BERSIFAT
TIDAK LANGSUNG
BERSIFAT
SEARAH
BERSIFAT
TERBUKA
PUBLIK
YANG TERSEBAR
• Mengatur jalannya
pembicaraan yang
disampaikan dan
yang diterima.
• Pesan efektif
PENGENDALIAN
ARUSINFORMASI
SISTEMKOMUNIKASIMASSAMEMILIKIKARAKTERISTIKPSIKOLOGIS
YANGKHASJIKADIBANDINGKANDENGAN
SISTEMKOMUNIKASIINTERPERSONAL
• Tidak ada umpan
balik
UMPAN
BALIK
• bergantung pada
jenis media massa
• Radio, TV, surat
kabar
STIMULASI
ALATINDERA
PENDEKATAN KATEGORI
SOSIAL
pendidikan, pendapatan, pekerjaan,
jenis kelamin, status perkawinan, ras,
etnik, agama
PENDEKATAN USES AND
GRATIFICATIONS
Khalayak dianggap aktif, pemuasan
kebutuhan, persaingan konsumsi
media
MENURUT JEFFRES PENDEKATAN TERHADAP
PERBEDAAN YANG SIFATNYA INDIVIDUAL
SITUASI TERJADINYA
KOMUNIKASI
Keadaan sewaktu berlangsungnya
komunikasi yang
bersangkutan;sekedar mengisi waktu
atau dengan sengaja mengkonsumsi
berita tersebut.
EFEK MEDIA MASSA BISA BERLAINAN PADA SETIAP INDIVIDU DAN
KELOMPOK TERGANTUNG PADA FAKTOR:
INTENSITAS PERISTIWA
KOMUNIKASI
Kedalaman suatu komunikasi menimbulkan
efek yang berbeda, jika seseorang
mengkonsumsi media hanya untuk hiburan
kemudian melupakannya akan berbeda
dengan mengkonsumsi secara khusus dan
penuh konsentrasi. Termasuk sering tidaknya
mengkonsumsi media.
DAYA JANGKAU MEDIA
PENYAMPAI INFORMASI
Media cetak lebih banyak dikonsumsi
oleh orang yang mampu dan rajin membaca
dibandingkan dengan media Televisi.
EFEK TERSEBUT
DISENGAJA/DIMAKSUDKAN ATAU
TIDAK DISENGAJA
penayangan suatu tindakan
kejahatan dimaksudkan untuk memberikan
gambaran betapa buruknya tindakan
tersebut malah justru memberikan inspirasi
bagi individu yang potensial melakukan
PERSPEKTIF MENURUTMELVIN DEFLEUR
DAN SANDRA BALL-ROEACH
Perspektif perbedaan individual; sikap,
nilai, kepercayaan, serta pengalaman.
Perspektif kategorisasi sosial; isi
komunikasi yang sama dan akan
memberi respons kepadanya dengan
cara yang hampir sama.
Perspektif hubungan Sosial; reaksi
orang
EFEKMEDIATERHADAP
INDIVIDU
Apa yang kita lakukan
pada media, bukan kepada
apa yang dilakukan media
kepada kita ?
Donald K. Robert
(Schramm dan Roberts, 1 9 1 7 :
3 5 9 )
Efek hanyalah ”perubahan perilaku manusia
setelah diterpa media massa”. Karena fokusnya
pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan
pesan yang disampaikan media massa.
MenurutStevenM.Chaf (dalam
WilhoiddanHarroldDebock,1 9 8 0 :
7 8 )
pendekatan pertama dalam melihat efek media massa.
Pendekatan kedua ialah, melihat perubahan yang terjadi
pada diri khalayak komunikasi massa, penerimaan
informasi, perubahan perasaan atau sikap, dan perilaku,
atau dengan istilah lain, perubahan kognitif, afektif, dan
behavior. Pendekatan ketiga meninjau satuan observasi
yang dikenai efek komunikasi massa yaitu individu,
kelompok, organisasi, masyarakat.
TEORI PERPANJANGAN ALAT
INDERA (TEORI MC.LUHAN)
media adalah perluasan dari alat indera manusia;
telepon adalah perpanjangan telinga, dan televisi adalah
perpanjangan mata. Mc. Luhan menulis, “secara
operasional dan praktis, medium adalah pesan. Ini berarti
bahwa akibat-akibat personal dan sosial dari media yakni
karena perpanjangan diri kita, timbul karena skala baru
yang dimasukkan pada kehidupan kita oleh perluasan diri
kita atau oleh teknologi baru. Media adalah pesan karena
media membentuk dan mengendalikan skala serta
bentuk hubungan dan tindakan manusia.”
EFEK MEDIA MASSA
(STEVEN CHAFFEE)
• Efek ekonomis: produksi, distribusi,
dan konsumsi jasa media massa
• Efek sosial: meningkatkan status
sosial, membentuk jaringan interaksi
• Efek penjadwalan dalam kegiatan
sehari-hari: pergeseran waktu arisan,
belajar bermain
• Efek pada penyaluran/ penghilangan
perasaan: marah, kecewa, dan
kesepian
• Perasaan orang terhadap media:
percaya pada media tertentu, positif/
negatif
EFEK PESANMEDIAMASSA
EFEK KOGNITIF
• Efek kognitif, pesan komunikasi massa
mengakibatkan khalayak berubah dalam hal
pengetahuan, pandangan, dan pendapat
terhadap sesuatu yang diperolehnya.
• Wilbur Schramm (1977: 13) mendefinisikan
informasi sebagai segala sesuatu yang
mengurangi ketidakpastian atau mengurangi
jumlah kemungkinan alternatif dalam situasi.
• Gambaran tersebut lazim disebut citra
(image), yang menurut Robert (1977)
menunjukkan keseluruhan informasi tentang
dunia ini yang telah diolah, diorganisasikan,
dan disimpan individu). Citra adalah peta
anda tentang dunia. Tanpa citra anda akan
selalu berada dalam suasana yang tidak pasti.
EFEK PROSOSIAL KOGNITIF
• Apabila apa yang disungguhkan media massa sangat
bermanfaat buat khalayak seperti bila televisi
menyebabkan anda lebih mengerti tentang bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Bahwa televisi itu telah
menimbulkan efek prososial kognitif. Banyak orang yang
memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang
bidang yang diminatinya dari berita dan pandangan yang
ditampilkan dalam surat kabar. Majalah-majalah yang
khusus yang diterbitkan untuk profesi atau kalangan
tertentu telah menjadi sumber informasi dan rujukan bagi
pembacanya. Buku yang sudah menjadi tempat
penyimpanan memori peradaban manusia sepanjang
zaman. Dalam perkembangan peradaban manusia, dalam
mewariskan nilai-nilai dan perpendaharaan pengetahuan
manusia, media masaa apa pun telah memberikan
kontribusinya
• Pesan komunikasi massa mengakibatkan
berubahnya perasaan tertentu dari khalayak.
Orang dapat menjadi lebih marah dan
berkurang rasa tidak senangnya terhadap
sesuatu akibat membaca surat kabar,
mendengar radio, atau menonton televisi.
EFEK AFEKTIF
• Salah satu perilaku prososial ialah memiliki keterampilan yang
bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Keterampilan seperti
ini biasanya diperoleh dari saluran-saluran interpersonal: orang tua,
atasan, pelatih, atau guru. Pada dunia modern tugas mendidik juga
dilakukan media massa.
• Teori yang dapat menjelaskan efek prososial media massa adalah
teori belajar sosial dari Bandura. Menurut Bandura, kita belajar bukan
saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau
peneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil faktor-faktor
kognitif dan lingkungan. Artinya, kita mampu memilki keterampilan
tertentu, bila terdapat jalinan positif antara stimuli yang kita amati
dan karakteristik diri kita. Bandura menjelaskan proses belajar sosial
dalam empat tahapan proses: proses perhatian, proses
pengingatan, proses reproduksi motoris, dan proses motivasional.
EFEK BEHAVIOR
EFEK PROSOSIAL BEHAVIOR
Apakahkekerasandi TV
menyebabkanperilaku
kekerasan padapenonton?
Apakah kekerasan di TV
menyebabkanperilaku
kekerasanpada penonton?
• Kalangan pendidik umumnya berpendapat bahwa
isi yang negatif dalam media massa akan
berakibat negatif pula pada khalayak yang
menontonnya. Sedang pihak media cenderung
untuk bertahan dan menyatakan bahwa apa-apa
yang mereka siarkan itu tidak mengandung
bahaya apa pun bagi masyarakat
• Usaha-usaha untuk mengkaji perilaku meniru
secara umum dikaitkan dengan adanya dorongan
pembawaan (innate urges) atau kecenderungan
yang dimiliki oleh setiap manusia.
• Menurut pandangan umum ini, manusia
cenderung untuk meniru perbuatan orang lain,
semata-mata karena hal itu merupakan bagian
dari "sifat" biologis (part of biological "nature ")
mereka untuk melakukan hal tersebut
• Gabriel Tarde seorang sosiolog yang
banyak menyoroti hal ini, berpendapat
bahwa semua orang memiliki suatu
kecenderungan yang kuat untuk
menandingi (menyamai ataupun melebihi)
tindakan orang di sekitarnya.
• McDougal juga sependapat dengan Tarde,
bahwa perilaku tersebut merupakan suatu
dorongan/kecenderungan yang dibawa
sejak lahir.
APAKAH
PERILAKU
SOSIAL
DIPENGARUHI
OLEH MEDIA?
• Adakah kanak-kanak yang tumbuh dalam suatu
situasi mengkonsumsi TV secara rutin akan
berperilaku yang berbeda andaikan tanpa
konsumsi TV? Pertanyaan semacam ini sejak dulu
hingga kini senantiasa muncul sebagai pertanda
kekhawatiran orang terhadap media dan efek
kekerasan
• Serangkaian studi yang dilakukan Bandura (1959)
dan rekan-rekannya di Stanford University telah
menunjukkan bahwa anak-anak belajar perilaku
agresif dari TV dan mereka melakukan perilaku ini
dalam permainan mereka pada lingkungan yang
sesuai untuk itu
• Halloran (1970), mensinyalir bahwa banyak orang yang yakin bahwa
masyarakat kita sekarang lebih keras daripada yang pernah
sebelumnya percaya bahwa salah satu penyebab utama dari
meningkatnya kekerasan adalah seringnya penggambaran kekerasan
dan agresi oleh media.
TEORI PENIRUAN
• Efek negatif yang dikuatirkan dari
media massa, khususnya yang
menyangkut delinkuensi (kenakalan
remaja) dan kejahatan, bertolak
dari besarnya kemungkinan atau
potensi pada tiap anggota
masyarakat untuk meniru apa-apa
yang disaksikan ataupun
diperolehnya dari media massa.
Pengenaan (exposure) terhadap isi
media massa memungkinkan
khalayak untuk mengetahui isi
media massa dan kemudian
dipengaruhi oleh isi media tersebut.
TEORI SOSIAL LEARNING
• Banyak hal-hal dalam kehidupan yang diperoleh dari
berinteraksi sosial di tengah masyarakat. Karena sering
bergaul dengan mahasiswa misainya, bisa saja seorang
anggota Satpam di sebuah kampus jadi mahir
berbahasa Inggris. Umumnya orang membiarkan diri
atau sengaja untuk berbuat sesuatu bila hal itu
dirasakan menghasilkan suatu imbalan (reward) bagi
dirinya.
• Pengertian imbalan di sini tidak semata-mata berarti
materi. Imbalan yang bukan berbentuk materi pun,
seperti rasa puas, rasa senang, dan lain-lain,
menyebabkan orang berminat untuk melakukan
perbuatan tertentu, termasuk proses belajar untuk
mampu berbuat sesuatu tersebut. Dengan demikian
orang sebenarya menjalani apa yang disebut belajar
melalui proses sosial (social learning).
• Dalam kehidupan sehari-hari, jelas terlihat bukti-bukti
bahwa perilaku kita sering dipengaruhi oleh pengenaan
(exposure) terhadap perilaku orang lain. Tampak pula
dengan jelas bahwa kesempatan untuk mengamati
tindakan, emosi, dan hasil perbuatan (seperti imbalan
dan hukuman) orang lain dapat mempunyai pengaruh
yang kuat sekali pada perilaku dan perasaan orang
yang menyaksikan kejadian tersebut.
• Pengaruh dimaksud dapat mengurangi minat orang lain
untuk melakukan perbuatan yang sama (bila yang
dilihat adalah hukuman) atau dapat mendorong orang
untuk mengulangi perbuatan tertentu jika yang
dilihatnya adalah imbalan (seperti hadiah atau
keuntungan iainnya).
TEORI REINFORCEMENT IMITASI
Miller dan Dollard (1941) memerinci kerangka teori
tentang instrumental conditioning dan mengemukakan
ada tiga kelas utama perilaku yang seringkali diberi label
`imitasi', yaitu:
• SAME BEHAVIOR
dua individu memberi respons masing-masing secara
independen, tapi dalam cara yang sama, terhadap
stimuli lingkungan yang sama. Sebagai hasilnya
sekalipun tindakan mereka itu sepenuhnya terpisah
satu sama lain tapi bisa tampak seakan-akan yang
satu meniru yang lainnya. Contoh: orang yang sama-
sama naik bus, duduk di tempat yang sama,
membayar ongkos yang sama, dan mungkin juga
turun di tempat yang sama.
• COPYING
seorang individu berusaha mencocokkan perilakunya
sedekat mungkin dengan perilaku orang lain. Jadi ia
haruslah mampu untuk memberi respons terhadap
syarat atau tanda tanda kesanaan atau perbedaan
antara perilakunya sendiri dengan penampilan orang
yang dijadikanya model. Contoh seorang musisi yang
berusaha menyamakan diri dengan pengajarnya.
• MATCHED-DEPENDENT BEHAVIOR
Seorang individu (pengamat atau pengikut) belajar
untuk menyamai tindakan orang lain (model atau si
pemimpin) karena, amat sederhana; ia memperoleh
imbalan dari perilaku tiruan (imitatifnya) itu. Jadi
dalam matched-dependent behavior, si pengikut
mempunyai kecenderungan kuat untuk meniru
tindakan si model.
Efek tayangan kekerasan di televisi
• Catharsis
tayangan kekerasan di media massa
dapat digunakan sebagai mekanisme
katarsis bagi penonton untuk
melampiaskan fantasinya tentang
kekerasan sehingga dapat
mengurangi perilaku kekerasan yang
ada
• Social learning
tayangan kekerasan dapat dijadikan
sebagai model belajar bagi penonton
• Priming
ketika tayangan kekerasan
berlangsung terus menerus dan
ditonjolkan , dapat memberikan
dampak jangka panjang pada
penonton
• Arousal
membangkitkan perilaku kekerasan
dalam diri penonton
• Desensitization
menjadikan penonton tidak lagi sensitif
atau peka terhadap perilaku
kekerasan, lama-lama dianggap
sebagai hal yang biasa
• Fear
menimbulkan dampak ketakutan
Efek SosialKomunikasiMassa
Efek Sosial Komunikasi Massa
• Fungsi Komunikasi massa memberikan
manfaat yang dirasakan oleh setiap
orang akan tetapi kehadirannya juga
menimbulkan efek yang cukup
merisaukan. Sumber utama mengenai
efek negatif yang ditimbulkan oleh media
massa khususnya dalam hal
delinkuensi dan
kejahatan.(lih.www.KPI.Com)
• Pengenaan (exposure) terhadap isi
media massa memungkinkan khalayak
untuk mengetahui sesuatu isi media
massa dan kemudian dipengaruhi oleh
isi media tersebut. Namun pada saat
yang bersamaan terdapat harapan agar
khalayak meniru hal-hal yang baik yang
disuguhkan oleh media massa
• Media Massa merupakan saluran bagi
bermacam-macam ide, gagasan,
konsep yang menimbulkan sekian
banyak efek bagi masyarakat. Efek efek
tersebut ada yang bersifat langsung dan
tidak langsung (delayed effect) dan
efek yang halus dan tersebar (long term
impact).
• Efek langsung (immediate effect)
merupakan akibat langsung yang terjadi
sesudah seseorang mengkonsumsi media
massa misalnya seseorang tewas setelah
menyaksikan kalahnya permainan suatu
pertandingan olah raga, atau setelah
menyaksikan bencana tsunami yang
melanda aceh kemudian terketuk hatinya
untuk menyumbang (delayed effect)
sedangkan masyarakat yang lebih
menyukai produk luar negeri merupakan
contoh long term impact.
Efek Media Massa bisaberlainan pada setiap individu
dan kelompok tergantung padafaktor:
• Situasi terjadinya komunikasi
Keadaan sewaktu berlangsungnya komunikasi yang bersangkutan;sekedar
mengisi waktu atau dengan sengaja mengkonsumsi berita tersebut.
• Intensitas peristiwa komunikasi
Kedalaman suatu komunikasi juga menimbulkan efek yang berbeda,jika
seseorang mengkonsumsi media hanya untuk hiburan kemudian melupakannya
akan berbeda dengan mengkonsumsi secara khusus dan penuh konsentrasi.
Termasuk sering tidaknya mengkonsumsi media.
• Daya jangkau media penyampai informasi
Media cetak lebih banyak dikonsumsi oleh orang yang mampu dan rajin
membaca dibandingkan dengan media Televisi.
• Efek tersebut disengaja/dimaksudkan atau tidak disengaja
penayangan suatu tindakan kejahatan dimaksudkan untuk memberikan gambaran
betapa buruknya tindakan tersebut malah justru memberikan inspirasi bagi individu
yang potensial melakukan tindakan serupa.
MENJINAKKAN MASSA
UNTUK KEPENTINGAN
POLITIK
Kemampuan media untuk
memberikan citra tertentu pada
khalayak tentang tokoh-tokoh politik
EFEK DARI MEDIA MASSA (GEJALA YANG MUNCUL DI MASYARAKAT
MENURUTDE FLEUR) :
MEMBUAT SELERA BUDAYA
MASYARAKAT MENJADI RENDAH
Apabila pengelola Media Massa merancang
isinya hanya untuk maksud menghibur maka
baik itu isi drama,lagu atau tarian tidak lagi
sepenuhnya mengikuti persyaratan seni
budaya yang sesungguhnya. Bentuk isi media
seperti ini akhirnya membiasakan kahalayak
untuk mengkonsumsi karya yang tidak bernilai
budaya tinggi, sehingga
MENAIKKAN TINGKAT KENAKALAN
Akhir decade 50 an penampilan isi yang
berupa kekerasan dalam acara TV.
MENEKAN KREATIVITAS
Dengan kecanggihan dan pekembangan
alat-alat teknologi media membuat orang
hanya mengambil sesuatu yang sudah ada
saat berkarya.
IKUT MENYUMBANG KERUSAKAN MORAL SECARA UMUM
Perhatian mengenai kekerasan dalam media akhirnya berpusat pada TV,
penyebabnya antara lain besarnya porsi waktu yang digunakan public untuk
mengkonsumsi sajian TV dibandingkan dengan penggunaan media cetak.
SECARA TEORITIS TAFT DAN ENGLAND MENGAJUKANSUATU
KERANGKA KONSEPTUAL TENTANG EFEK MEDIA SURAT KABAR ATAS
KEJAHATAN SEBAGAI BERIKUT:
• Surat kabar mengajarkan teknik-teknik kejahatan. Faktor interaksi merupakan factor penting
yang harus diperhitungkan dalam menjelaskan latar belakang kejahatan termasuk di
dalamnya proses belajar kejahatan secara tidak langsung melalui berbagai media komunikasi.
• Gambaran tentang aspek-aspek yang menunjukkan betapa menarik,menegangkan,dan
menguntungkannya suatu kejahatan yang seringkali tersaji dalam surat kabar juga dipandang
mempunyai pengaruh yang tidak sedikit pada masyarakat pembaca.
• Surat kabar tidak jarang secara langsung mengetengahkan aspek-aspek yang
mengandung simpati dan pemujaan (heroworship) terhadap pelaku kejahatan tertentu yang
dapat menanamkan suatu citra untuk identifikasi. Pelaku kejahatan tertentu juga seringkali
ditampilkan dalam gambaran yang mempunyai prestise.
• Surat kabar juga memberikan gambaran tentang unsur-unsur yang memberikan dukungan
budaya atas kejahatan
• Seringkali disajikan pemberitaan yang cenderung merendahkan penegak hukum ataupun
penyajian yang bersifat memvonis atau”Trial by the newspaper”
Media Massa dan KontrolSosial
KONTROL SOSIAL
• Pranata Sosial berkaitan erat dengan
pengendalian sosial(Social Control). Sebagai
konsekuensi dari hidup bersama dengan orang
disekelilingnya maka anggota masyarakat harus
menyesuaikan diri dengan norma atau aturan
yang ada(social expectation), atau dengan kata
lain setiap individu diharapkan berperilaku hidup
dengan tetap mempertimbangkan keberadaan
orang lain disekitarnya.
• Tentu saja dari setiap harapan tersebut ada yang longgar dan ada yang ketat
ketentuannya.Harapan yang ketat tadi misalnya menyangkut Norma dan nilai-nilai
utama yang dianut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat.
• Masyarakat kemudian mengamati dan mengendalikan agar warga masyarakat
berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku.
CaraPengendalianSosial (Kontjaraningrat)
• mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma
yang ada
• Memberikan penghargaan bagi masyarakat yang taat pada norma
• mengembangkan rasa malu pada diri atau jiwa anggota masyarakat
jika mereka menyimpang atau menyeleweng dari norma
• Menimbulkan rasa takut
• Menciptakan sistem hukum dengan sanksi yang berat bagi
pelanggarnya.
Sosial Kontrol oleh Media Massa
• Penayangan Foto Koruptor di Televisi, atau
penayangan pelaku kejahatan atau perilaku
asusila bagi para pejabat atau pengungkapan
kasus kejahatan secara terbuka adalah
beberapa contoh kontrol sosial yang dilakukan
oleh media.
• Pelaku penyimpangan norma atau nilai sosial
yang diberitakan dalam media massa tersebut
akan menanggung malu yang tak terkira,
sehingga orang akan takut untuk melakukan
kejahatan yang sama.
Kemampuan media melaksanakan fungsi kontrol sosial ditentukan
oleh tingkat integritas media massa dalam penilaian warga yang
bersangkutan. Yang dimaksud dengan integritas adalah sejauh
mana media dinilai jujur,konsisten dan konsekuen dalam
melaksanakan perannya selama ini. Jika suatu media dinilai jujur,
konsekuen dan konsisten maka tingkat kepercayaan
masyarakatpun semakin tinggi terhadap media.
• Media massa juga turut membantu mengumpulkan dan mengaspirasikan
masyarakat tentang perumusan undang-undang anti Pornografi dan
Pornoaksi serta undang-undang kepenyiaran misalnya, reaksi masyarakat
terhadap undang-undang itu selalu disebarluaskan oleh media. Hal
ini bentuk pengendalian sosial sesuai pendapat Koentjaraningrat yaitu
media massa membantu menciptakan sistem hukum.
• Jika media massa berbuat tidak semestinya misalnya memberitakan hal
yang bohong,mengganggu kerukunan masyarakat masyarakat menyatakan
protes ataupun boikot terhadap nilai yang dianggap tidak berperilaku
seperti yang seharusnya.
LEMBAGA PENGENDALI SOSIAL
KELUARGA ADAT KEPOLISIAN
PENGADILAN TOKOH MASYARAKAT
Media Massa dan Budaya Massa
BUDAYA MASSA
• Budaya massa adalah produk kebudayaan
yang terus menerus direproduksi sekaligus
dikonsumsi secara massal, sehingga industri
yang tercipta dari budaya massa ini
berorientasi pada penciptaan keuntungan
sebesar-besarnya.
• Budaya massa juga diartikan sebagai perilaku
konsumerisme. Konsumerisme merupakan
kesenangan universal yang bersifat sementara
yang mengacu pada produk budaya seperti
trend dan mode yang sedang diminati pasar
• Komunikasi (melalui media) massa
erat kaitannya dengan urbanisasi atau
mengkotanya kehidupan masyarakat.
Jadi media massa memang
merupakan kebutuhan hidup
masyarakat yang sudah mengkota.
Beda dengan masyarakat tradisional,
katakanlah di desa, di mana jumlah
penduduk masih sedikit, sehingga
memungkinkan orang untuk saling
kenal satu sama lain. Dengan begitu
komunikasi yang dominan adalah
komunikasi antarpribadi.
• Komunikasi (melalui media) massa
erat kaitannya dengan urbanisasi atau
mengkotanya kehidupan masyarakat.
Jadi media massa memang
merupakan kebutuhan hidup
masyarakat yang sudah mengkota.
Beda dengan masyarakat tradisional,
katakanlah di desa, di mana jumlah
penduduk masih sedikit, sehingga
memungkinkan orang untuk saling
kenal satu sama lain. Dengan begitu
komunikasi yang dominan adalah
komunikasi antarpribadi.
• Seiring dengan massproduction. Kegiatan bisnis, oppportunity untuk
berpartisipasi dan menarik manfaat, untuk sales, dan sebagainya.
Terjadilah intervensi media massa ke dalam kehidupan seseorang.
Media menjadi bagian dan perangkat rumah tangga. Di kota pembaca
surat kabar/ majalah menjadi tinggi. Karakteristik khalayak masing-
masing media memang lebih mungkin terpenuhi oleh warga kota.
Menurut Soedjoko, rasa bosan dan muak kepada budaya massa itu bisa murni lahir dan hati
massa sendiri. Hal itu semua disebabkan:
• Tuntutan industri kepada pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo
yang singkat. Maka si pencipta tak sempat lagi berpikir. Dia ngebut untuk menyelesaikan
karyanya sesegera mungkin. Bahkan ada yang menetapkan target produksi yang harus
dicapai dalam jangka waktu tertentu.
• Karena budaya massa cenderung "latah" menyulap atau meniru segala yang sedang naik
daun atau laris, setiap orang seakan berlomba mencapai keuntungan.
• Budaya massa memenuhi kebutuhan massa akan hiburan. Bukan estetika, kedalaman,
kontemplasi, dan sebagainya.
• Budaya massa suka sekali menciptakan dan memenuhi impian-impian. Hal-hal yang tak
mungkin. Hal itu tercermin dalam lagu-lagu pop, novel, film, fiksi, dan apa saja yang
merupakan produk budaya. Lihat sendiri bermunculan segala macam produk "budaya" yang
tergolong mahal.
• Akibatnya orang cenderung menyukai yang ringan-ringan. Tidak begitu suka pada yang
serius, atau "berat-berat". ltulah yang menyebabkan timbul penggolongan "budaya tinggi"
dan "budaya rendah". Media massa berperan penting dalam menyebarluaskan dan
menyiarkan budaya massa . Publisitas, iklan, dan reportase turut menunjang hal tersebut.
BENTUK -BENTUK BUDAYA MASSA
• Budaya massa adalah: (a) novel (b) lagu pop (c) karya budaya yang
diproduksi untuk konsumsi massa (d) karya budaya populer
• Seni hiburan yang populer, dan biasanya komersial. Menurut Umar Kayam,
ciri-cirinya adalah, gampang dimengerti, gampang "dikunyah", tidak
menuntut partisipasi yang jauh dari penggemarnya, dan tidak menuntut
pemikiran yang mendalam dari khalayak, dan selalu siap sedia untuk
"disantap" dengan langsung dan segera.
• Karena ciri-cirinya itu maka seni-hiburan selalu merupakan
"kemasan“ yang sengaja diproduksi untuk penggemar dalam jumlah
banyak. Jika tidak begitu, ia akan kehilangan ciri pentingnya, karena itu ia
tidak akan populer dan komersial lagi. Kalau sudah demikian, maka ia akan
menjadi "sulit" dan cuma digemari oleh sekelompok kecil penggemar, dan
ia tak dirasakan menghibur lagi.
MENYELARASKAN BUDAYA MASSADENGAN SENI MURNI
• Seni hiburan populer hidup berdampingan (berkoeksistensi) dengan seni
murni. Keduanya seyogianya tidak dibaurkan dan dikacaukan menjadi
satu.
• Antara kedua jenis seni harus ditarik garis yang tegas, namun hak hidup
keduanya juga sama-sama diakui. Bagi khalayak yang penting adalah
pemahaman dan mampu menarik garis perbedaan yang tegas antara
kedua jenis seni tersebut, Dengan begitu khalayak tahu persis untuk apa ia
menonton pertunjukan, dan apa tujuannya menghadiri pementasan
Hamlet karya Shakespeare oleh Bengkel Teaternya Rendra.
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theorymankoma2013
 
Soraya ratna pratiwi - teori media baru (new media theory)
Soraya ratna pratiwi  - teori media baru (new media theory)Soraya ratna pratiwi  - teori media baru (new media theory)
Soraya ratna pratiwi - teori media baru (new media theory)Soraya Ratna
 
Media equation theory
Media equation theoryMedia equation theory
Media equation theorymankoma2013
 
Sejarah house-journal
Sejarah house-journalSejarah house-journal
Sejarah house-journalBadiuzzaman
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaUniversity of Andalas
 
Teori koorientasi organisasi
Teori koorientasi organisasiTeori koorientasi organisasi
Teori koorientasi organisasiRestuads
 
Konsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaKonsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaReni Kurniati
 
pengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakat
pengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakatpengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakat
pengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakatAisyah Salsabilla Rositha
 
Hasil Laporan Observasi Pemasaran Jasa Informasi
Hasil Laporan Observasi Pemasaran Jasa InformasiHasil Laporan Observasi Pemasaran Jasa Informasi
Hasil Laporan Observasi Pemasaran Jasa InformasiHairul Falah
 
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatfebastream
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikmankoma2013
 
Teori Pelanggaran harapan
Teori Pelanggaran harapanTeori Pelanggaran harapan
Teori Pelanggaran harapanTeddy Ayomi
 
uses and gratification theory
uses and gratification theoryuses and gratification theory
uses and gratification theoryFaiz Sujudi
 

Was ist angesagt? (20)

media monitoring
media monitoringmedia monitoring
media monitoring
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theory
 
Soraya ratna pratiwi - teori media baru (new media theory)
Soraya ratna pratiwi  - teori media baru (new media theory)Soraya ratna pratiwi  - teori media baru (new media theory)
Soraya ratna pratiwi - teori media baru (new media theory)
 
Media equation theory
Media equation theoryMedia equation theory
Media equation theory
 
Sejarah house-journal
Sejarah house-journalSejarah house-journal
Sejarah house-journal
 
Pengantar Teori Komunikasi I
Pengantar Teori Komunikasi IPengantar Teori Komunikasi I
Pengantar Teori Komunikasi I
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
 
Teori koorientasi organisasi
Teori koorientasi organisasiTeori koorientasi organisasi
Teori koorientasi organisasi
 
Konsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaKonsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massa
 
pengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakat
pengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakatpengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakat
pengaruh iklan terhadap pola hidup masyarakat
 
Hasil Laporan Observasi Pemasaran Jasa Informasi
Hasil Laporan Observasi Pemasaran Jasa InformasiHasil Laporan Observasi Pemasaran Jasa Informasi
Hasil Laporan Observasi Pemasaran Jasa Informasi
 
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
 
Teori teori periklanan
Teori teori periklananTeori teori periklanan
Teori teori periklanan
 
Pengertian delik pers
Pengertian delik persPengertian delik pers
Pengertian delik pers
 
Proposal kampanye
Proposal kampanyeProposal kampanye
Proposal kampanye
 
Teori Pelanggaran harapan
Teori Pelanggaran harapanTeori Pelanggaran harapan
Teori Pelanggaran harapan
 
Opini Publik
Opini PublikOpini Publik
Opini Publik
 
Tradisi tradisi teori komunikasi
Tradisi tradisi teori komunikasiTradisi tradisi teori komunikasi
Tradisi tradisi teori komunikasi
 
uses and gratification theory
uses and gratification theoryuses and gratification theory
uses and gratification theory
 

Ähnlich wie AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf

Day 9 - Psikologi Komunikasi Kommas.pptx
Day 9 - Psikologi Komunikasi Kommas.pptxDay 9 - Psikologi Komunikasi Kommas.pptx
Day 9 - Psikologi Komunikasi Kommas.pptxAdePutraTunggali
 
Teori efek media massa
Teori efek media massaTeori efek media massa
Teori efek media massaiwayan suta
 
tb 1 sosiologi komunikasi.pptx
tb 1 sosiologi komunikasi.pptxtb 1 sosiologi komunikasi.pptx
tb 1 sosiologi komunikasi.pptxTiaResti1
 
11.-Teori-Komunikasi-Massa(1).ppt
11.-Teori-Komunikasi-Massa(1).ppt11.-Teori-Komunikasi-Massa(1).ppt
11.-Teori-Komunikasi-Massa(1).pptAdeaWahyucahyani
 
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadap
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadapEfek media massa dan pengaruh media massa terhadap
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadapiwayan suta
 
Copy of psikologi media massa
Copy of psikologi media massaCopy of psikologi media massa
Copy of psikologi media massaApratama C T
 
komunikasi massa
komunikasi massakomunikasi massa
komunikasi massaRatih Aini
 
Sejarah media
Sejarah mediaSejarah media
Sejarah mediapycnat
 
Presentation Komunikasi Massa
Presentation Komunikasi MassaPresentation Komunikasi Massa
Presentation Komunikasi MassaSMP N1 Salak
 
Materi 5 Efek Komunikasi Massa.ppt
Materi 5 Efek Komunikasi Massa.pptMateri 5 Efek Komunikasi Massa.ppt
Materi 5 Efek Komunikasi Massa.pptAdePutraTunggali
 
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDASession 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDAAhmad Kurnia
 
Teoriteori komunikasi-massa
Teoriteori komunikasi-massaTeoriteori komunikasi-massa
Teoriteori komunikasi-massaMuhammad Syazmi
 
Materi Hambatan Komunikasi.ppt
Materi Hambatan Komunikasi.pptMateri Hambatan Komunikasi.ppt
Materi Hambatan Komunikasi.pptAdePutraTunggali
 
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptxTEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptxAlvinSetya
 
Sistem Komunikasi Massa
Sistem Komunikasi MassaSistem Komunikasi Massa
Sistem Komunikasi Massaguestcc0e45
 

Ähnlich wie AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf (20)

Day 9 - Psikologi Komunikasi Kommas.pptx
Day 9 - Psikologi Komunikasi Kommas.pptxDay 9 - Psikologi Komunikasi Kommas.pptx
Day 9 - Psikologi Komunikasi Kommas.pptx
 
Teori efek media massa
Teori efek media massaTeori efek media massa
Teori efek media massa
 
tb 1 sosiologi komunikasi.pptx
tb 1 sosiologi komunikasi.pptxtb 1 sosiologi komunikasi.pptx
tb 1 sosiologi komunikasi.pptx
 
11.-Teori-Komunikasi-Massa(1).ppt
11.-Teori-Komunikasi-Massa(1).ppt11.-Teori-Komunikasi-Massa(1).ppt
11.-Teori-Komunikasi-Massa(1).ppt
 
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadap
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadapEfek media massa dan pengaruh media massa terhadap
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadap
 
Makalah Dampak kom massa
Makalah Dampak kom massaMakalah Dampak kom massa
Makalah Dampak kom massa
 
Psikologi media
Psikologi mediaPsikologi media
Psikologi media
 
Copy of psikologi media massa
Copy of psikologi media massaCopy of psikologi media massa
Copy of psikologi media massa
 
komunikasi massa
komunikasi massakomunikasi massa
komunikasi massa
 
Sejarah media
Sejarah mediaSejarah media
Sejarah media
 
Presentation Komunikasi Massa
Presentation Komunikasi MassaPresentation Komunikasi Massa
Presentation Komunikasi Massa
 
Bab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasiBab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasi
 
Materi 5 Efek Komunikasi Massa.ppt
Materi 5 Efek Komunikasi Massa.pptMateri 5 Efek Komunikasi Massa.ppt
Materi 5 Efek Komunikasi Massa.ppt
 
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDASession 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
 
Teori komunikasi massa
Teori komunikasi massaTeori komunikasi massa
Teori komunikasi massa
 
Teoriteori komunikasi-massa
Teoriteori komunikasi-massaTeoriteori komunikasi-massa
Teoriteori komunikasi-massa
 
Materi Hambatan Komunikasi.ppt
Materi Hambatan Komunikasi.pptMateri Hambatan Komunikasi.ppt
Materi Hambatan Komunikasi.ppt
 
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptxTEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
TEORI KONTEMPORER KOMUNIKASI MASSA.pptx
 
ToT Literasi Media
ToT Literasi MediaToT Literasi Media
ToT Literasi Media
 
Sistem Komunikasi Massa
Sistem Komunikasi MassaSistem Komunikasi Massa
Sistem Komunikasi Massa
 

Mehr von ashrafkhairulAzam

meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxmeledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxashrafkhairulAzam
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptashrafkhairulAzam
 
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxPERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxashrafkhairulAzam
 
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfAZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfashrafkhairulAzam
 
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfashrafkhairulAzam
 
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptAZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptashrafkhairulAzam
 
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptEfektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptashrafkhairulAzam
 
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxKeterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxashrafkhairulAzam
 
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfashrafkhairulAzam
 
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfmemulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfashrafkhairulAzam
 
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxmemenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxashrafkhairulAzam
 
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptprinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptashrafkhairulAzam
 

Mehr von ashrafkhairulAzam (20)

meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxmeledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
 
Anxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.pptAnxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.ppt
 
marketing and branding.pptx
marketing and branding.pptxmarketing and branding.pptx
marketing and branding.pptx
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
 
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxPERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
 
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfAZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
 
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptAZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
 
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.pptAGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
 
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptEfektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
 
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxKeterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
 
kepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.pptkepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.ppt
 
KEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptxKEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptx
 
Branding.pptx
Branding.pptxBranding.pptx
Branding.pptx
 
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfmemulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
 
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxmemenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
 
Social influence.pdf
Social influence.pdfSocial influence.pdf
Social influence.pdf
 
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptprinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
 
the winning election.pptx
the winning election.pptxthe winning election.pptx
the winning election.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf

  • 1. AGUS ZAINI, S.Psi., M. Si KOMUNIKASIMASSA DANEFEKMEDIA TERHADAPINDIVIDU
  • 2. KOMUNIKATOR PROFESSIONAL surat kabar, channel berita SISTEMKOMUNIKASIMASSA cepat dan berkelanjutan KHALAYAK BESAR DAN BERAGAM selektif dan luas SECARA INDIVIDUAL MENAFSIRKAN Pemberitaan terorisme, hukuman mati HASIL DARI PENGALAMAN MEMBERI MAKNA
  • 3. KARAKTERISTIK KOMUNIKASI MASSA Khalayak yang banyak, tidak diketahui Heterogen Menggunakan medium Pesan bersifat public Dari organisasi formal Banyak gatekeepers Umpan balik (feedback) terbatas
  • 4. PERBEDAANKOMUNIKASIMASSADANKOMUNIKASITATAPMUKA • Berbagai masalah teknis-kabel, alat penerrima berdenging • Delayed feedback • Aktivitas satu arah • Salah cetak, separasi warna yang buruk, dan siaran radio yang terganggu oleh buruknya cuaca Konsekuensimenggunakan media KOMUNIKASIMASSA KOMUNIKASI TATAP MUKA • Ekspresi, cibiran, naiknya alis mata • Ada umpan balik langsung • Dua arah
  • 5. • Khalayak yang sangat luas dan beragam • Memiliki dampak penting • Pengirim pesan harus melandaskan diri pada asumsi -asumsi tertentu • Senang dihibur, dan memiliki ketertarikan rendah Konsekuensi memiliki khalayakluasdanberagam • Media lahir dalam konteks sosial dan budaya tertentu. • Ada pemilik di belakangnya. • Produsen barang yang memasang iklan. • Khalayak sendiri hidup dalam lingkungan sosial budayanya sendiri. • Pemboikotan, sampai demonstrasi dan perusakan media bersangkutan. Pengaruh Sosial danKultural
  • 6. EMPAT CIRI POKOK DARI KOMUNIKASI MASSA BERSIFAT TIDAK LANGSUNG BERSIFAT SEARAH BERSIFAT TERBUKA PUBLIK YANG TERSEBAR
  • 7. • Mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan dan yang diterima. • Pesan efektif PENGENDALIAN ARUSINFORMASI SISTEMKOMUNIKASIMASSAMEMILIKIKARAKTERISTIKPSIKOLOGIS YANGKHASJIKADIBANDINGKANDENGAN SISTEMKOMUNIKASIINTERPERSONAL • Tidak ada umpan balik UMPAN BALIK • bergantung pada jenis media massa • Radio, TV, surat kabar STIMULASI ALATINDERA
  • 8. PENDEKATAN KATEGORI SOSIAL pendidikan, pendapatan, pekerjaan, jenis kelamin, status perkawinan, ras, etnik, agama PENDEKATAN USES AND GRATIFICATIONS Khalayak dianggap aktif, pemuasan kebutuhan, persaingan konsumsi media MENURUT JEFFRES PENDEKATAN TERHADAP PERBEDAAN YANG SIFATNYA INDIVIDUAL
  • 9. SITUASI TERJADINYA KOMUNIKASI Keadaan sewaktu berlangsungnya komunikasi yang bersangkutan;sekedar mengisi waktu atau dengan sengaja mengkonsumsi berita tersebut. EFEK MEDIA MASSA BISA BERLAINAN PADA SETIAP INDIVIDU DAN KELOMPOK TERGANTUNG PADA FAKTOR: INTENSITAS PERISTIWA KOMUNIKASI Kedalaman suatu komunikasi menimbulkan efek yang berbeda, jika seseorang mengkonsumsi media hanya untuk hiburan kemudian melupakannya akan berbeda dengan mengkonsumsi secara khusus dan penuh konsentrasi. Termasuk sering tidaknya mengkonsumsi media. DAYA JANGKAU MEDIA PENYAMPAI INFORMASI Media cetak lebih banyak dikonsumsi oleh orang yang mampu dan rajin membaca dibandingkan dengan media Televisi. EFEK TERSEBUT DISENGAJA/DIMAKSUDKAN ATAU TIDAK DISENGAJA penayangan suatu tindakan kejahatan dimaksudkan untuk memberikan gambaran betapa buruknya tindakan tersebut malah justru memberikan inspirasi bagi individu yang potensial melakukan
  • 10. PERSPEKTIF MENURUTMELVIN DEFLEUR DAN SANDRA BALL-ROEACH Perspektif perbedaan individual; sikap, nilai, kepercayaan, serta pengalaman. Perspektif kategorisasi sosial; isi komunikasi yang sama dan akan memberi respons kepadanya dengan cara yang hampir sama. Perspektif hubungan Sosial; reaksi orang
  • 11. EFEKMEDIATERHADAP INDIVIDU Apa yang kita lakukan pada media, bukan kepada apa yang dilakukan media kepada kita ?
  • 12. Donald K. Robert (Schramm dan Roberts, 1 9 1 7 : 3 5 9 ) Efek hanyalah ”perubahan perilaku manusia setelah diterpa media massa”. Karena fokusnya pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa. MenurutStevenM.Chaf (dalam WilhoiddanHarroldDebock,1 9 8 0 : 7 8 ) pendekatan pertama dalam melihat efek media massa. Pendekatan kedua ialah, melihat perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa, penerimaan informasi, perubahan perasaan atau sikap, dan perilaku, atau dengan istilah lain, perubahan kognitif, afektif, dan behavior. Pendekatan ketiga meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa yaitu individu, kelompok, organisasi, masyarakat.
  • 13. TEORI PERPANJANGAN ALAT INDERA (TEORI MC.LUHAN) media adalah perluasan dari alat indera manusia; telepon adalah perpanjangan telinga, dan televisi adalah perpanjangan mata. Mc. Luhan menulis, “secara operasional dan praktis, medium adalah pesan. Ini berarti bahwa akibat-akibat personal dan sosial dari media yakni karena perpanjangan diri kita, timbul karena skala baru yang dimasukkan pada kehidupan kita oleh perluasan diri kita atau oleh teknologi baru. Media adalah pesan karena media membentuk dan mengendalikan skala serta bentuk hubungan dan tindakan manusia.”
  • 14. EFEK MEDIA MASSA (STEVEN CHAFFEE) • Efek ekonomis: produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa • Efek sosial: meningkatkan status sosial, membentuk jaringan interaksi • Efek penjadwalan dalam kegiatan sehari-hari: pergeseran waktu arisan, belajar bermain • Efek pada penyaluran/ penghilangan perasaan: marah, kecewa, dan kesepian • Perasaan orang terhadap media: percaya pada media tertentu, positif/ negatif
  • 16. EFEK KOGNITIF • Efek kognitif, pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya. • Wilbur Schramm (1977: 13) mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan alternatif dalam situasi. • Gambaran tersebut lazim disebut citra (image), yang menurut Robert (1977) menunjukkan keseluruhan informasi tentang dunia ini yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan individu). Citra adalah peta anda tentang dunia. Tanpa citra anda akan selalu berada dalam suasana yang tidak pasti.
  • 17. EFEK PROSOSIAL KOGNITIF • Apabila apa yang disungguhkan media massa sangat bermanfaat buat khalayak seperti bila televisi menyebabkan anda lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahwa televisi itu telah menimbulkan efek prososial kognitif. Banyak orang yang memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang bidang yang diminatinya dari berita dan pandangan yang ditampilkan dalam surat kabar. Majalah-majalah yang khusus yang diterbitkan untuk profesi atau kalangan tertentu telah menjadi sumber informasi dan rujukan bagi pembacanya. Buku yang sudah menjadi tempat penyimpanan memori peradaban manusia sepanjang zaman. Dalam perkembangan peradaban manusia, dalam mewariskan nilai-nilai dan perpendaharaan pengetahuan manusia, media masaa apa pun telah memberikan kontribusinya
  • 18. • Pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senangnya terhadap sesuatu akibat membaca surat kabar, mendengar radio, atau menonton televisi. EFEK AFEKTIF
  • 19. • Salah satu perilaku prososial ialah memiliki keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Keterampilan seperti ini biasanya diperoleh dari saluran-saluran interpersonal: orang tua, atasan, pelatih, atau guru. Pada dunia modern tugas mendidik juga dilakukan media massa. • Teori yang dapat menjelaskan efek prososial media massa adalah teori belajar sosial dari Bandura. Menurut Bandura, kita belajar bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan. Artinya, kita mampu memilki keterampilan tertentu, bila terdapat jalinan positif antara stimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita. Bandura menjelaskan proses belajar sosial dalam empat tahapan proses: proses perhatian, proses pengingatan, proses reproduksi motoris, dan proses motivasional. EFEK BEHAVIOR EFEK PROSOSIAL BEHAVIOR
  • 21.
  • 22. Apakah kekerasan di TV menyebabkanperilaku kekerasanpada penonton? • Kalangan pendidik umumnya berpendapat bahwa isi yang negatif dalam media massa akan berakibat negatif pula pada khalayak yang menontonnya. Sedang pihak media cenderung untuk bertahan dan menyatakan bahwa apa-apa yang mereka siarkan itu tidak mengandung bahaya apa pun bagi masyarakat • Usaha-usaha untuk mengkaji perilaku meniru secara umum dikaitkan dengan adanya dorongan pembawaan (innate urges) atau kecenderungan yang dimiliki oleh setiap manusia.
  • 23. • Menurut pandangan umum ini, manusia cenderung untuk meniru perbuatan orang lain, semata-mata karena hal itu merupakan bagian dari "sifat" biologis (part of biological "nature ") mereka untuk melakukan hal tersebut
  • 24. • Gabriel Tarde seorang sosiolog yang banyak menyoroti hal ini, berpendapat bahwa semua orang memiliki suatu kecenderungan yang kuat untuk menandingi (menyamai ataupun melebihi) tindakan orang di sekitarnya. • McDougal juga sependapat dengan Tarde, bahwa perilaku tersebut merupakan suatu dorongan/kecenderungan yang dibawa sejak lahir.
  • 25. APAKAH PERILAKU SOSIAL DIPENGARUHI OLEH MEDIA? • Adakah kanak-kanak yang tumbuh dalam suatu situasi mengkonsumsi TV secara rutin akan berperilaku yang berbeda andaikan tanpa konsumsi TV? Pertanyaan semacam ini sejak dulu hingga kini senantiasa muncul sebagai pertanda kekhawatiran orang terhadap media dan efek kekerasan • Serangkaian studi yang dilakukan Bandura (1959) dan rekan-rekannya di Stanford University telah menunjukkan bahwa anak-anak belajar perilaku agresif dari TV dan mereka melakukan perilaku ini dalam permainan mereka pada lingkungan yang sesuai untuk itu
  • 26. • Halloran (1970), mensinyalir bahwa banyak orang yang yakin bahwa masyarakat kita sekarang lebih keras daripada yang pernah sebelumnya percaya bahwa salah satu penyebab utama dari meningkatnya kekerasan adalah seringnya penggambaran kekerasan dan agresi oleh media.
  • 27. TEORI PENIRUAN • Efek negatif yang dikuatirkan dari media massa, khususnya yang menyangkut delinkuensi (kenakalan remaja) dan kejahatan, bertolak dari besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk meniru apa-apa yang disaksikan ataupun diperolehnya dari media massa. Pengenaan (exposure) terhadap isi media massa memungkinkan khalayak untuk mengetahui isi media massa dan kemudian dipengaruhi oleh isi media tersebut.
  • 28. TEORI SOSIAL LEARNING • Banyak hal-hal dalam kehidupan yang diperoleh dari berinteraksi sosial di tengah masyarakat. Karena sering bergaul dengan mahasiswa misainya, bisa saja seorang anggota Satpam di sebuah kampus jadi mahir berbahasa Inggris. Umumnya orang membiarkan diri atau sengaja untuk berbuat sesuatu bila hal itu dirasakan menghasilkan suatu imbalan (reward) bagi dirinya. • Pengertian imbalan di sini tidak semata-mata berarti materi. Imbalan yang bukan berbentuk materi pun, seperti rasa puas, rasa senang, dan lain-lain, menyebabkan orang berminat untuk melakukan perbuatan tertentu, termasuk proses belajar untuk mampu berbuat sesuatu tersebut. Dengan demikian orang sebenarya menjalani apa yang disebut belajar melalui proses sosial (social learning).
  • 29. • Dalam kehidupan sehari-hari, jelas terlihat bukti-bukti bahwa perilaku kita sering dipengaruhi oleh pengenaan (exposure) terhadap perilaku orang lain. Tampak pula dengan jelas bahwa kesempatan untuk mengamati tindakan, emosi, dan hasil perbuatan (seperti imbalan dan hukuman) orang lain dapat mempunyai pengaruh yang kuat sekali pada perilaku dan perasaan orang yang menyaksikan kejadian tersebut. • Pengaruh dimaksud dapat mengurangi minat orang lain untuk melakukan perbuatan yang sama (bila yang dilihat adalah hukuman) atau dapat mendorong orang untuk mengulangi perbuatan tertentu jika yang dilihatnya adalah imbalan (seperti hadiah atau keuntungan iainnya).
  • 30. TEORI REINFORCEMENT IMITASI Miller dan Dollard (1941) memerinci kerangka teori tentang instrumental conditioning dan mengemukakan ada tiga kelas utama perilaku yang seringkali diberi label `imitasi', yaitu: • SAME BEHAVIOR dua individu memberi respons masing-masing secara independen, tapi dalam cara yang sama, terhadap stimuli lingkungan yang sama. Sebagai hasilnya sekalipun tindakan mereka itu sepenuhnya terpisah satu sama lain tapi bisa tampak seakan-akan yang satu meniru yang lainnya. Contoh: orang yang sama- sama naik bus, duduk di tempat yang sama, membayar ongkos yang sama, dan mungkin juga turun di tempat yang sama.
  • 31. • COPYING seorang individu berusaha mencocokkan perilakunya sedekat mungkin dengan perilaku orang lain. Jadi ia haruslah mampu untuk memberi respons terhadap syarat atau tanda tanda kesanaan atau perbedaan antara perilakunya sendiri dengan penampilan orang yang dijadikanya model. Contoh seorang musisi yang berusaha menyamakan diri dengan pengajarnya. • MATCHED-DEPENDENT BEHAVIOR Seorang individu (pengamat atau pengikut) belajar untuk menyamai tindakan orang lain (model atau si pemimpin) karena, amat sederhana; ia memperoleh imbalan dari perilaku tiruan (imitatifnya) itu. Jadi dalam matched-dependent behavior, si pengikut mempunyai kecenderungan kuat untuk meniru tindakan si model.
  • 32. Efek tayangan kekerasan di televisi • Catharsis tayangan kekerasan di media massa dapat digunakan sebagai mekanisme katarsis bagi penonton untuk melampiaskan fantasinya tentang kekerasan sehingga dapat mengurangi perilaku kekerasan yang ada • Social learning tayangan kekerasan dapat dijadikan sebagai model belajar bagi penonton • Priming ketika tayangan kekerasan berlangsung terus menerus dan ditonjolkan , dapat memberikan dampak jangka panjang pada penonton
  • 33. • Arousal membangkitkan perilaku kekerasan dalam diri penonton • Desensitization menjadikan penonton tidak lagi sensitif atau peka terhadap perilaku kekerasan, lama-lama dianggap sebagai hal yang biasa • Fear menimbulkan dampak ketakutan
  • 35. Efek Sosial Komunikasi Massa • Fungsi Komunikasi massa memberikan manfaat yang dirasakan oleh setiap orang akan tetapi kehadirannya juga menimbulkan efek yang cukup merisaukan. Sumber utama mengenai efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa khususnya dalam hal delinkuensi dan kejahatan.(lih.www.KPI.Com) • Pengenaan (exposure) terhadap isi media massa memungkinkan khalayak untuk mengetahui sesuatu isi media massa dan kemudian dipengaruhi oleh isi media tersebut. Namun pada saat yang bersamaan terdapat harapan agar khalayak meniru hal-hal yang baik yang disuguhkan oleh media massa
  • 36. • Media Massa merupakan saluran bagi bermacam-macam ide, gagasan, konsep yang menimbulkan sekian banyak efek bagi masyarakat. Efek efek tersebut ada yang bersifat langsung dan tidak langsung (delayed effect) dan efek yang halus dan tersebar (long term impact). • Efek langsung (immediate effect) merupakan akibat langsung yang terjadi sesudah seseorang mengkonsumsi media massa misalnya seseorang tewas setelah menyaksikan kalahnya permainan suatu pertandingan olah raga, atau setelah menyaksikan bencana tsunami yang melanda aceh kemudian terketuk hatinya untuk menyumbang (delayed effect) sedangkan masyarakat yang lebih menyukai produk luar negeri merupakan contoh long term impact.
  • 37. Efek Media Massa bisaberlainan pada setiap individu dan kelompok tergantung padafaktor: • Situasi terjadinya komunikasi Keadaan sewaktu berlangsungnya komunikasi yang bersangkutan;sekedar mengisi waktu atau dengan sengaja mengkonsumsi berita tersebut. • Intensitas peristiwa komunikasi Kedalaman suatu komunikasi juga menimbulkan efek yang berbeda,jika seseorang mengkonsumsi media hanya untuk hiburan kemudian melupakannya akan berbeda dengan mengkonsumsi secara khusus dan penuh konsentrasi. Termasuk sering tidaknya mengkonsumsi media. • Daya jangkau media penyampai informasi Media cetak lebih banyak dikonsumsi oleh orang yang mampu dan rajin membaca dibandingkan dengan media Televisi. • Efek tersebut disengaja/dimaksudkan atau tidak disengaja penayangan suatu tindakan kejahatan dimaksudkan untuk memberikan gambaran betapa buruknya tindakan tersebut malah justru memberikan inspirasi bagi individu yang potensial melakukan tindakan serupa.
  • 38. MENJINAKKAN MASSA UNTUK KEPENTINGAN POLITIK Kemampuan media untuk memberikan citra tertentu pada khalayak tentang tokoh-tokoh politik EFEK DARI MEDIA MASSA (GEJALA YANG MUNCUL DI MASYARAKAT MENURUTDE FLEUR) : MEMBUAT SELERA BUDAYA MASYARAKAT MENJADI RENDAH Apabila pengelola Media Massa merancang isinya hanya untuk maksud menghibur maka baik itu isi drama,lagu atau tarian tidak lagi sepenuhnya mengikuti persyaratan seni budaya yang sesungguhnya. Bentuk isi media seperti ini akhirnya membiasakan kahalayak untuk mengkonsumsi karya yang tidak bernilai budaya tinggi, sehingga MENAIKKAN TINGKAT KENAKALAN Akhir decade 50 an penampilan isi yang berupa kekerasan dalam acara TV. MENEKAN KREATIVITAS Dengan kecanggihan dan pekembangan alat-alat teknologi media membuat orang hanya mengambil sesuatu yang sudah ada saat berkarya.
  • 39. IKUT MENYUMBANG KERUSAKAN MORAL SECARA UMUM Perhatian mengenai kekerasan dalam media akhirnya berpusat pada TV, penyebabnya antara lain besarnya porsi waktu yang digunakan public untuk mengkonsumsi sajian TV dibandingkan dengan penggunaan media cetak.
  • 40. SECARA TEORITIS TAFT DAN ENGLAND MENGAJUKANSUATU KERANGKA KONSEPTUAL TENTANG EFEK MEDIA SURAT KABAR ATAS KEJAHATAN SEBAGAI BERIKUT: • Surat kabar mengajarkan teknik-teknik kejahatan. Faktor interaksi merupakan factor penting yang harus diperhitungkan dalam menjelaskan latar belakang kejahatan termasuk di dalamnya proses belajar kejahatan secara tidak langsung melalui berbagai media komunikasi. • Gambaran tentang aspek-aspek yang menunjukkan betapa menarik,menegangkan,dan menguntungkannya suatu kejahatan yang seringkali tersaji dalam surat kabar juga dipandang mempunyai pengaruh yang tidak sedikit pada masyarakat pembaca. • Surat kabar tidak jarang secara langsung mengetengahkan aspek-aspek yang mengandung simpati dan pemujaan (heroworship) terhadap pelaku kejahatan tertentu yang dapat menanamkan suatu citra untuk identifikasi. Pelaku kejahatan tertentu juga seringkali ditampilkan dalam gambaran yang mempunyai prestise. • Surat kabar juga memberikan gambaran tentang unsur-unsur yang memberikan dukungan budaya atas kejahatan • Seringkali disajikan pemberitaan yang cenderung merendahkan penegak hukum ataupun penyajian yang bersifat memvonis atau”Trial by the newspaper”
  • 41. Media Massa dan KontrolSosial
  • 42. KONTROL SOSIAL • Pranata Sosial berkaitan erat dengan pengendalian sosial(Social Control). Sebagai konsekuensi dari hidup bersama dengan orang disekelilingnya maka anggota masyarakat harus menyesuaikan diri dengan norma atau aturan yang ada(social expectation), atau dengan kata lain setiap individu diharapkan berperilaku hidup dengan tetap mempertimbangkan keberadaan orang lain disekitarnya. • Tentu saja dari setiap harapan tersebut ada yang longgar dan ada yang ketat ketentuannya.Harapan yang ketat tadi misalnya menyangkut Norma dan nilai-nilai utama yang dianut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat. • Masyarakat kemudian mengamati dan mengendalikan agar warga masyarakat berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku.
  • 43. CaraPengendalianSosial (Kontjaraningrat) • mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma yang ada • Memberikan penghargaan bagi masyarakat yang taat pada norma • mengembangkan rasa malu pada diri atau jiwa anggota masyarakat jika mereka menyimpang atau menyeleweng dari norma • Menimbulkan rasa takut • Menciptakan sistem hukum dengan sanksi yang berat bagi pelanggarnya.
  • 44. Sosial Kontrol oleh Media Massa • Penayangan Foto Koruptor di Televisi, atau penayangan pelaku kejahatan atau perilaku asusila bagi para pejabat atau pengungkapan kasus kejahatan secara terbuka adalah beberapa contoh kontrol sosial yang dilakukan oleh media. • Pelaku penyimpangan norma atau nilai sosial yang diberitakan dalam media massa tersebut akan menanggung malu yang tak terkira, sehingga orang akan takut untuk melakukan kejahatan yang sama.
  • 45. Kemampuan media melaksanakan fungsi kontrol sosial ditentukan oleh tingkat integritas media massa dalam penilaian warga yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan integritas adalah sejauh mana media dinilai jujur,konsisten dan konsekuen dalam melaksanakan perannya selama ini. Jika suatu media dinilai jujur, konsekuen dan konsisten maka tingkat kepercayaan masyarakatpun semakin tinggi terhadap media.
  • 46. • Media massa juga turut membantu mengumpulkan dan mengaspirasikan masyarakat tentang perumusan undang-undang anti Pornografi dan Pornoaksi serta undang-undang kepenyiaran misalnya, reaksi masyarakat terhadap undang-undang itu selalu disebarluaskan oleh media. Hal ini bentuk pengendalian sosial sesuai pendapat Koentjaraningrat yaitu media massa membantu menciptakan sistem hukum. • Jika media massa berbuat tidak semestinya misalnya memberitakan hal yang bohong,mengganggu kerukunan masyarakat masyarakat menyatakan protes ataupun boikot terhadap nilai yang dianggap tidak berperilaku seperti yang seharusnya.
  • 47. LEMBAGA PENGENDALI SOSIAL KELUARGA ADAT KEPOLISIAN PENGADILAN TOKOH MASYARAKAT
  • 48. Media Massa dan Budaya Massa
  • 49. BUDAYA MASSA • Budaya massa adalah produk kebudayaan yang terus menerus direproduksi sekaligus dikonsumsi secara massal, sehingga industri yang tercipta dari budaya massa ini berorientasi pada penciptaan keuntungan sebesar-besarnya. • Budaya massa juga diartikan sebagai perilaku konsumerisme. Konsumerisme merupakan kesenangan universal yang bersifat sementara yang mengacu pada produk budaya seperti trend dan mode yang sedang diminati pasar
  • 50. • Komunikasi (melalui media) massa erat kaitannya dengan urbanisasi atau mengkotanya kehidupan masyarakat. Jadi media massa memang merupakan kebutuhan hidup masyarakat yang sudah mengkota. Beda dengan masyarakat tradisional, katakanlah di desa, di mana jumlah penduduk masih sedikit, sehingga memungkinkan orang untuk saling kenal satu sama lain. Dengan begitu komunikasi yang dominan adalah komunikasi antarpribadi. • Komunikasi (melalui media) massa erat kaitannya dengan urbanisasi atau mengkotanya kehidupan masyarakat. Jadi media massa memang merupakan kebutuhan hidup masyarakat yang sudah mengkota. Beda dengan masyarakat tradisional, katakanlah di desa, di mana jumlah penduduk masih sedikit, sehingga memungkinkan orang untuk saling kenal satu sama lain. Dengan begitu komunikasi yang dominan adalah komunikasi antarpribadi.
  • 51. • Seiring dengan massproduction. Kegiatan bisnis, oppportunity untuk berpartisipasi dan menarik manfaat, untuk sales, dan sebagainya. Terjadilah intervensi media massa ke dalam kehidupan seseorang. Media menjadi bagian dan perangkat rumah tangga. Di kota pembaca surat kabar/ majalah menjadi tinggi. Karakteristik khalayak masing- masing media memang lebih mungkin terpenuhi oleh warga kota.
  • 52. Menurut Soedjoko, rasa bosan dan muak kepada budaya massa itu bisa murni lahir dan hati massa sendiri. Hal itu semua disebabkan: • Tuntutan industri kepada pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo yang singkat. Maka si pencipta tak sempat lagi berpikir. Dia ngebut untuk menyelesaikan karyanya sesegera mungkin. Bahkan ada yang menetapkan target produksi yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. • Karena budaya massa cenderung "latah" menyulap atau meniru segala yang sedang naik daun atau laris, setiap orang seakan berlomba mencapai keuntungan. • Budaya massa memenuhi kebutuhan massa akan hiburan. Bukan estetika, kedalaman, kontemplasi, dan sebagainya. • Budaya massa suka sekali menciptakan dan memenuhi impian-impian. Hal-hal yang tak mungkin. Hal itu tercermin dalam lagu-lagu pop, novel, film, fiksi, dan apa saja yang merupakan produk budaya. Lihat sendiri bermunculan segala macam produk "budaya" yang tergolong mahal. • Akibatnya orang cenderung menyukai yang ringan-ringan. Tidak begitu suka pada yang serius, atau "berat-berat". ltulah yang menyebabkan timbul penggolongan "budaya tinggi" dan "budaya rendah". Media massa berperan penting dalam menyebarluaskan dan menyiarkan budaya massa . Publisitas, iklan, dan reportase turut menunjang hal tersebut.
  • 53. BENTUK -BENTUK BUDAYA MASSA • Budaya massa adalah: (a) novel (b) lagu pop (c) karya budaya yang diproduksi untuk konsumsi massa (d) karya budaya populer • Seni hiburan yang populer, dan biasanya komersial. Menurut Umar Kayam, ciri-cirinya adalah, gampang dimengerti, gampang "dikunyah", tidak menuntut partisipasi yang jauh dari penggemarnya, dan tidak menuntut pemikiran yang mendalam dari khalayak, dan selalu siap sedia untuk "disantap" dengan langsung dan segera. • Karena ciri-cirinya itu maka seni-hiburan selalu merupakan "kemasan“ yang sengaja diproduksi untuk penggemar dalam jumlah banyak. Jika tidak begitu, ia akan kehilangan ciri pentingnya, karena itu ia tidak akan populer dan komersial lagi. Kalau sudah demikian, maka ia akan menjadi "sulit" dan cuma digemari oleh sekelompok kecil penggemar, dan ia tak dirasakan menghibur lagi.
  • 54. MENYELARASKAN BUDAYA MASSADENGAN SENI MURNI • Seni hiburan populer hidup berdampingan (berkoeksistensi) dengan seni murni. Keduanya seyogianya tidak dibaurkan dan dikacaukan menjadi satu. • Antara kedua jenis seni harus ditarik garis yang tegas, namun hak hidup keduanya juga sama-sama diakui. Bagi khalayak yang penting adalah pemahaman dan mampu menarik garis perbedaan yang tegas antara kedua jenis seni tersebut, Dengan begitu khalayak tahu persis untuk apa ia menonton pertunjukan, dan apa tujuannya menghadiri pementasan Hamlet karya Shakespeare oleh Bengkel Teaternya Rendra.