1. Penyakit Gagal Ginjal Kronis
Penyakit Gagal Ginjal Kronis -- Gagal ginjal adalah penyakit yang tentunya kita semuanya
tidak menginginkannya. Karena bila menderita penyakit gagal ginjal apalagi bila divonis gagal
ginjal kronis maka akan dilakukan cuci darah dalam setiap minggunya sampai 2-3 kali.
Hemodialisa atau cuci darah ini bukan merupakan pengobatan dan penyembuhan dari penyakit
gagal ginjal ini, akan tetapi untuk membuat fungsi ginjal berjalan lebih baik lagi.
Beberapa pengertian dari gagal ginjal kronik akan diterangkan di bab ini. Diantara pengertian
penyakit gagal ginjal kronik adalah :
1. Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal
yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju
filtrasi glomerular kurang dari 50 mL/min. (Suyono, et al, 2001)
2. Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel
dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan
cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia. (Smeltzer & Bare, 2001)
Ada beberapa penyebab dari penyakit gagal ginjal kronik. Beberapa penyebab gagal ginjal
kronik adalah :
1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)
2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)
3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik)
5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal)
6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)
7. Nefropati toksik
8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih). (Price & Wilson, 1994)
Selanjutnya kita sekarang membahas mengenai Patofisiologi gagal ginjal kronik. Patofisiologis
dari gagal ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR. Stadium gagal ginjal
kronis didasarkan pada tingkat GFR(Glomerular Filtration Rate) yang tersisa dan mencakup :
2. Penurunan cadangan ginjal. Yang terjadi bila GFR turun 50% dari normal (penurunan
fungsi ginjal), tetapi tidak ada akumulasi sisa metabolic. Nefron yang sehat
mengkompensasi nefron yang sudah rusak, dan penurunan kemampuan mengkonsentrasi
urin, menyebabkan nocturia dan poliuri. Pemeriksaan CCT 24 jam diperlukan untuk
mendeteksi penurunan fungsi
Insufisiensi ginjal. Terjadi apabila GFR turun menjadi 20 – 35% dari normal. Nefron-
nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban
yang diterima. Mulai terjadi akumulai sisa metabolic dalam darah karena nefron yang
sehat tidak mampu lagi mengkompensasi. Penurunan respon terhadap diuretic,
menyebabkan oliguri, edema. Derajat insufisiensi dibagi menjadi ringan, sedang dan
berat, tergantung dari GFR, sehingga perlu pengobatan medis
Gagal ginjal yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.
Penyakit gagal ginjal stadium akhir. Terjadi bila GFR menjadi kurang dari 5% dari
normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan
jaringan parut dan atrofi tubuluS. Akumulasi sisa metabolic dalam jumlah banyak seperti
ureum dan kreatinin dalam darah. Ginjal sudah tidak mampu mempertahankan
homeostatis dan pengobatannya dengan dialisa atau penggantian ginjal.(Corwin, 1994)
Pemeriksaan penunjang yang kita laksanakan untuk menegakkan diagnosa gagal ginjal kronik
ada beberapa point. Jenis pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan laboratorium ini meliputi pemeriksaan
laboratorium darah dan juga laboratorium urine. Pada pemeriksaan laboratorium darah
yang kita perksa antara lain : BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat),
Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit), protein, antibody (kehilangan protein dan
immunoglobulin). Sedangkan pada pemeriksaan urine yang kita periksa antara lain yaitu :
Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen, SDM, keton, SDP,
TKK/CCT
2. Pemeriksaan EKG. Pemeriksaan EKG ini digunakan dalam rangka melihat gambaran
mengenai hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit
(hiperkalemi, hipokalsemia)
3. Pemeriksaan USG. Pemeriksaan USG ini dilakukan untuk dapat menilai besar dan bentuk
ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises,
ureter proksimal, kandung kemih serta prostate.
4. Pemeriksaan Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang digunakan untuk menegakkan
diagnosa gagal ginjal kronik ada beberapa macam. Macam pemeriksaannya yaitu :
Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal Aretriografi dan
Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan rontgen dada, pemeriksaan rontgen
tulang, foto polos abdomen.
Penatalaksaan dari penyakit gagal ginjal kronik dari Medis yaitu dengan cara :
Restriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat.
Obat-obatan : diuretik untuk meningkatkan urinasi; alumunium hidroksida untuk terapi
hiperfosfatemia; anti hipertensi untuk terapi hipertensi serta diberi obat yang dapat
menstimulasi produksi RBC seperti epoetin alfa bila terjadi anemia.
3. Dialisis ( cuci darah )
Transplantasi ginjal. (Reeves, Roux, Lockhart, 2001)
Komplikasi bila menderita penyakit gagal ginkal kronis banyak. Dan diantaranya komplikasi
gagal ginjal yaitu :
1. Hiperkalemia
2. Perikarditis
3. Hipertensi.
4. Anemia.
5. Penyakit tulang. (Smeltzer & Bare, 2001)
6. Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana ginjal tidak mampu mengangkut sampah
metabolic tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya
dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan
menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolic, cairan, elektrolit, serta asam
basa. Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum
dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal.
7. Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius
atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal
ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
8.
9. Penyakit Gagal Ginjal
10. PENYEBAB GAGAL GINJAL
11. Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang didedrita oleh
tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun
beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :
12. - Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
- Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
- Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
- Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
- Menderita penyakit kanker (cancer)
- Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri
(polycystic kidney disease)
4. - Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak
dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
13. Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila
tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian banyak yang mendadak (
muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC),
Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.
14. Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana
ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya. Dalam dunia
kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik.
15. TANDA DAN GEJALA PENYAKIT GAGAL GINJAL
16. Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara
lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing
sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit,
Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.
17. Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara
lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang,
gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil
pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.
18. PENENTUAN DIAGNOSA GAGAL GINJAL
19. Seorang Dokter setelah menanyakan riwayat kesehatan penderita dan tanda serta gejala
yang timbul, untuk menentukan adanya/terjadinya kegagalan fungsi ginjal maka Beliau
akan melakukan pemeriksaan fisik yang difokuskan pada kemungkinan pembesaran
organ ginjal atau pembengkakan sekitar ginjal. Apabila dicurigai terjadinya kerusakan
fungsi ginjal, maka penderita akan dikonsultasikan kepada seorang ahli ginjal
(Nephrologist).
20. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium baik darah ataupun urine guna melihat
kadar elektrolit sodium dan potassium/kalium. Pada kasus-kasus tertentu tim medis
mungkin melakukan pemasangan selang kateter kedalam kantong urine (bladder) untuk
mengeluarkan urine. Bila diperlukan, Tim medis akan menyarankan pemeriksaan
pengambilan gambar struktur ginjal dengan metode Ultrasound, Computed tomography
(CT) scans atau dengan cara Magnetic Resonance Imaging (MRI) scans. Bahkan ada
kemungkinan dilakukannya tindakan biopsy, yaitu pengambilan contoh (sample) jaringan
ginjal.
21. PENGOBATAN DAN PENANGANAN GAGAL GINJAL
22. Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan
fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan
gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai
contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein
dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan
memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan
hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.
23. Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan
(intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang
diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan
5. disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}.
Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi
ginjal.
24. TINDAKAN PENCEGAHAN TERSERANG PENYAKIT GINJAL
25. Kita yang dalam kondisi “merasa sehat” setidaknya diharapkan dapat melakukan
pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan
mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati dalam
mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila
terinfeksi segera diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodik.
Semoga artikel ini berguna bagi Anda yang membutuhkan, Terima kasih.