SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
LAPORAN PENDAHULUAN

                        MEDIKAL BEDAH STIKes FALETEHAN

                             DEFEK SEPTUM ATRIUM (ASD)




1. Defnisi ASD
   Septum atriorum merupakan sekat memisahkan ruang antara atrium dexter dan atrium
   sinister. Fungsi sekat pada jantung yaitu untuk ntuk memisahkan penampungan darah bersih
   yang menuju ke seluruh tubuh dengan darah kotor yang menuju jantung untuk dikeluarkan
   melalui proses respirasi. Jika tidak terdapat sekat, darah kotor dan bersih akan mengalami
   suspensi atau percampuran . Padahal darah kotor mengandung sisa dan racun dari tubuh
   sedangkan darah bersih mengandung sari makansan yang akan diedarkan ke seluruh tubuh.


   Defek septum atrial atau Atrial Septal Defect (ASD) adalah gangguan septum atau sekat
   antara rongga atrium kanan dan kiri. Septum tersebut tidak menutup secara sempurna dan
   membuat aliran darah atrium kiri dan kanan bercampur.


   ASD adalah salah satu dari beberapa kejadian kongenital anomali jantung. Insiden tertinggi
   pada wanita dibandingkan laki-laki. perbedaan pembukaan atrium kanan dan kiri yang
   abnormal. Darah yang mengandung oksigen memiliki kekuatan dari atrium kiri kekanan.
   Tipe arteriovenous ini tidak dapat menghasilkan kebiruan / sianosis kecuali kembalinya
   aliran darah oleh karena gagal jantung.


   ASD dibagi menjadi 3 bentuk anatomis yaitu
   1. Defek sinus venosus atau defek vena cava superior Letak defek diatas fosa ovalis, tidak
      mempunyai tepi atas yang jelas dan biasanya disertai dengan vena pulmonalis yang
      bermuara rendah di vena cava superior.
   2. Defek fosa ovalis atau ASDII (ASD sekundum) Letak defek difosa ovalis.
      Defek ini, pada daerah fosa ovalis, adalah bentuk ASD yang paling sering dan bersama
      dengan katup atrioventrikuler normal. Walaupun perubahan mikso matosa lambat pada
katup mitral telah diuraikan , keadaan ini jarang menjadi pertimbangan klinik yang
   penting. Defek ini mungkin tunggal atau multipel, dan pada anak bergejala yang lebih
   tua, lubang dengan diameter 2 cm atau lebih. Defek besar dapat meluas ke inferior kearah
   vena cava inferior dan ostium sinus coronarius, ke superor ke arah vena cava superior,
   atau keposterior. Wanita melebihi pria 3:1. anomalin parsial muara vena pulmonalis
   dapat merupakan lesi yang menyertai. (Nelson,2000)
3. Defek atrioventrikular ( endokardial cushion defek, ECD) atau ASD I (ASD primum)
   Biasanya disertai dengan kelainan katup atrioventrikular. Bergantung pada saat timbulnya
   perkembangan, maka akan terjadi bermacam-macam bentuk. Pada gangguan ringan
   embrional endokardial cushion, letak ASD rendah katup mitral terbelah(ECD derajat 1).
   Pada gangguan berat, letak ASD rendah dan katup mitral terbelah, katup trikuspid
   terbelah(ECDderajat II). Pada gangguan yang menyeluruh, letak ASD rendah, katup-
   katup mitral dan atau trikuspid terbelah dan letak defek septum ventrikel(VSD) tinggi
   (ECDderajat III), dulu dikenal dengan nama atrioventrikular komunis.


   Pada saat septum atrium mempunyai bentuk endokardial cushion mulailah terjadi
   pembagian mono-atrium menjadi atrium kanan dan atrium kiri, primitif atrio-ventrikular
   kanal terbagi 2. pembagian pertama terjadi dengan pertumbuhan yang disebut septum
   primum, dari dinding atas bagian dorsal monoatrium kearah endokardial cushion
   dibiarkan terbuka: ostium primum. Dengan pertumbuhan septum primum, maka ostium
   primum mengecil, maka pada septum primum ini sendiri terjadi suatu lubang lebih
   kranial dan kearah ventral disebut ostium sekundum. Ostium sekundum tertutup pada
   pertumbuhanya sebagian ventral dan sebagian lagi dorsal. Bagian yang terbuka yang
   tertinggal,   tertutup   septum   dari   atrium   sisi   kiri   disebut   foramen   ovale.
   Septum primum kemudian menjadi katup foramen ovale. Jadi defek fosa ovalis terjadi
   karena perkembangan septum sekundum kurang sempurna akibat resorbsi abnormal
   septum primum.
2. Etiologi
   Penyebab utama secara pasti tidak diketahui, akan tetapi ada beberapa faktor predisposisi
   terjadinya penyakit ini yaitu : Pada saat hamil ibu menderita rubella, ibu hamil yang
   alkoholik, usia ibu saat hamil lebih dari 40 tahun dan penderita IDDM.


   Gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan
   janin. Penyebab PJB sendiri sebagian besar tidak diketahui, namun beberapa kelainan genetik
   seperti sindroma Down dan infeksi Rubella (campak Jerman) pada trimester pertama
   (Bambang widyantoro, inovasi online). Adapun faktor lingkungan yang dianggap turut
   berpengaruh adalah yang dialami ibu saat hamil pada trimester pertama, kebiasaan ibu
   merokok dan minum alkohol. Obat-obatan antidepresi seperti lithium dan obat untuk
   mengatasi epilepsi juga diduga memiliki andil dalam menyebabkan defek jantung.


3. Tanda dan Gejala
   ASD di awalnya tidak menimbulkan gejala. Saat tanda dan gejala muncul biasanya murmur
   akan muncul. Seiring dengan berjalannya waktu ASD besar yang tidak diperbaiki dapat
   merusak jantung dan paru dan menyebabkan gagal jantung. Tanda dan gejala gagal jantung
   diantaranya:

      Kelelahan
      Mudah lelah dalam beraktivitas
      Napas pendek dan kesulitan bernapas
      Berkumpulnya darah dan cairan pada paru
      Berkumpulnya cairan pada bagian bawah tubuh

4. Manifestasi Klinis
   a. Pertumbuhan dan perkembangan biasa seperti tidak ada kelainan
   b. Pada stres : cepat lelah, mengeluh dispnea, sering mendapat infeksi saluran pernafasan.
   c. Pada palpasi : terdapat elainan ventrikel kanan hiperdinamik di parasternal kiri.
   d. Pada auskultasi, photo thorak, EKG : jelas terlihat ada kelainan.
   e. Ekhokardiografi : pasti ada kelainan jantung.
5. Patofisiologi
   Defek ostium sekundum Derajat shunt dari kiri kekanan tergantung pada ukuran defek
   dan juga pada kelenturan relatif ventrikel kanan dan kiri.serta tahanan vaskuler relatif
   pada sirkulasi pulmonal dan sistemik. Pada defek besar, shunt besar mengalirkan darah
   teroksigenasi dari atriuum kiri ke atrium kanan. Darah ini ditambahkan pada aliran balik
   venosa biasa keatrium kanan dan dipompakan oleh ventrikel kana ke paru- paru. Pada
   defek besar, aliran darah pulmonal biasanya 2-4 kali aliran darah sistemik. Sedikitnya
   gejala-gejala pada bayi dengan ASD adalah akibat struktur ventrikel kanan pada awal
   kehidupan ketika dinding ototnya tebal dan kurang lentur, sehingga membatasi shunt dari
   kiri kekanan. Ketika bayi menjadi lebih tua, dinding ventrikel kanan menjadi tipis,
   sebagai akibat lebih rendahnya kebutuhan penyebab tekanan.aliran darah yang besar
   melalui sisi kanan jantung menyebabkan pembesaran atrium dan ventrikel kanan serta
   dilatasi arteria pulmonalis. Walaupun aliran darah pulmonal besar, tekanan arteria
   pulmonalis tetap normal karena tidak adanya komunikasi tekanan tinggi antara sirkulasi
   pulmonal dan sistemik. Tahanan vaskuler pulmonal tetap rendah selama anak,walaupun
   ia mungklin mulai bertambah pada masa dewasa. Ventrikel kiri dan aorta ukuranya
   normal. Sianosis hanya kadang-kadang terlihat pada orang dewasa yang mempunyai
   tanda-tanda penyulit penyakit vaskuler pulmonal.


   Defek sekat atioventrikuler Kelainan dasar pada penderita dengan defek ostium primum
   adalah kombinasi shunt dari kiri kekanan yang melewati defek atrium dengan insufisiensi
   mitral .shunt biasanya sedang sampai besar. Derajat insufisiensi mitral biasanya ringan
   sampai sedang.tekanan arteria pulmonalis biasanya normal atau hanya sedikit bertambah.
   Fisiologi lesi ini, karenanya, amat serupa dengan fisiologi ASD ostium sekundum.
   Pada defek sekat AV, shunt dari kiri kekanan adalah transatrial maupun transnventrikel.
   Shunt tambahan dapat terjadi secara langsung dari ventrikel kiri keatrium kanan karena
   tidak ada sekat AV. Hipertensi pulmonal dan kecendrungan awal untuk menaikkan
   tahanan vaskuler pulmonal sering terjadi. Insufisiensi katup AV menambah beban
   volume karena regurgitasi darah dari ventrikel kekedua atrium. Beberapa shunt dari
   kanan kekiri dapat juga terjadi pada setinggi atrium maupun ventrikel, dan menyebabkan
   desaturasi arteria ringan tapi berarti. Dengan bertambahnya waktu, penyakit vaskuler
pulmonal progresif akan menambah shunt dari kanan kekiri sehingga terjadi sianosis
   klinis.


Pathway
   Untuk mengetahui bagaimana terjadinya defect pada sekat septum atriorum, maka kita
   harus mengetahui srkulasi darah jantung pada janin.
                                    Arteri pulmonalis


                                            Paru

 Ventrikel dextra                                                        Duktus arteriosus
                                    Vena pulmonalis




   Atrium dextra       F. ovale          Atrium sinistra   Ventrikel             Aorta
                                                           sinistra


 Vena cava inferior

                                                                       Sirkulasi sistemik
                            Liver

 Duktus venosus



 Vena umbilikal               Placenta                        Arteri umbilikal
Berikut pathway ASD                   Defek antara atrium dextra dan atrium
                                                     sinistra


                                                Tekanan atrium
                                                sinistra > atrium
                                                      dextra

                     Terjadi aliran yang tinggi dari atrium sinistra ke strium dextra


  Vol. ventrikel sinistra                                                               Vol. atrium dextra


     Curah jantung                             Akral dingin                             Vol. ventrikel dextra


         Hipoksia                         Heart rate meningkat                          Peningkatan aliran
         jaringan                                                                       darah pulmonal

                                                Preload
        Kelemahan
                                                                                             Edema paru

                                                  TD
     Dx 2 :
     intoleransi                                                                    Dx 4 : kerusakan pertukaran
     aktivitas                                                                      gas
                                               Dx 1 : penurunan
                                               CO

     Ketidakadekuatan O2
     dan nutrisi ke jaringan          BB rendah/tidak bertambah,
                                      pertumbuhan dan perkembangan
                                      lambat



                                     Dx 3 : gangguan pertumbuhan dan perkembangan
6. Klasifikasi
   Berdasarkan letak lubang, ASD dibagi dalam tiga tipe :

   a. Ostium secundum: merupakan tipe ASD yang tersering. Kerusakan yang terjadi terletak
      pada bagian tengah septum atrial dan fossa ovalis. Sekitar 8 dari 10 bayi lahir dengan
      ASD ostium secundum. Sekitar setengahnya ASD menutup dengan sendirinya. Keadaan
      ini jarang terjadi pada kelainan yang besar. Tipe kerusakan ini perlu dibedakan dengan
      patent foramen ovale. Foramen ovale normalnya akan menutup segera setelah kelahiran,
      namun pada beberapa orang hal ini tidak terjadi hal ini disebut paten foramen ovale. ASD
      merupakan defisiensi septum atrial yang sejati.
   b. Ostium primum: kerusakan terjadi pada bagian bawah septum atrial. Biasanya disertai
      dengan berbagai kelainan seperti katup atrioventrikuler dan septum ventrikel bagian atas.
      Kerusakan primum jarang terjadi dan tidak menutup dengan sendirinya.
   c. Sinus venosus. Kerusakan terjadi pada bagian atas septum atrial, didekat vena besar (vena
      cava superior) membawa darah miskin oksigen ke atrium kanan. Sering disertai dengan
      kelainan aliran balik vena pulmonal, dimana vena pulmonal dapat berhubungan dengan
      vena cava superior maupun atrium kanan. Defek sekat primum dikenal dengan ASD I,
       Defek sinus Venosus dan defek sekat sekundum dikenal dengan ASD II

7. Penatalaksanaan Medis
   ASD kecil tidak perlu oprasi karena tidak menyebabkan gangguan hemodinamik atau bahaya
   endokarditis infektif. ASD besar perlu tindakan bedah yang dianjurkan dilakukan dibawah
   umur 6 tahun (pra sekolah). Walaupun setelah operasi kemungkinan ventrikel kanan masih
   menunjukkan dilatasi. Hal ini karena komplien otot jantung sudah berkurang. Pada
   penutupan spontan ASD sangat kecil kemungkinannya sehingga operasi sangat berarti. Defek
   fosa ovalis atau defek atrioventrikuler dengan komplikasi ditutup dengan bantuan mesin
   jantung paru.


8. Pemeriksaan Diagnostik
    1. Elektrokardiogram
       Menunjukkkan adanya gangguan konduksi pada ventrikel kanan dengan aksis QRS
       bidang frontal lebih dari 90º.
Anak dengan defek sekat AV komplit adalah khas. Kelainan utamanya adalah (1)
   orientasi superior melalui mean sumbu QRS frontal dengan deviasi sumbu kekiri atas
   atau kuadran atas kanan. (2) garis lengkungan vektor QRS berorientasi kesuperior
   berlawanan dengan jalan jarum jam. (3) tanda hipertrofi diventrikuler atau hipertrofi
   ventrikel kanan saja. (4) penundaan konduksi ventrikel kanan (RSR’pada hantaran V3R
   dan V1). (5) gelombang P normal atau tinggi dan (6) kadang-kadang pemanjangan
   interval PR. Pada defek ostium skundum dan defek sinus venosus menunjukkan beban
   volume (volume overload) vntrikel kanan dengan deviasi sumbu kekanan atau sumbu
   normal, dan penundaan kecil hantaran ventrikel kanan.
2. Ekokardiografi
   Ekokardiografi dua dimensi dapat menunjukkan adanya septum interatrial dan lokalisasi
   defek tersebut. Ekokardiografi dengan kontras dapat menunjukkan defek aliran darah
   kekiri kekanan, atau aliran kanan kekiri.
3. Kateterisasi jantung
   Jika kateterisasi jantung pada defek sinus venosus dilukukan untuk menegaskan secara
   lebih baik drainase venosa, kateter dapat masuk vena pulmonalis kanan secara langsung
   dari vena cava superior. Koreksi anatomik biasanya memerlukan penyisipan tambahn
   untum menutup defek sambil menyatukan masuknya anomali vena keatrium kiri.
   pemeriksaan (defek atrioventrikular) ini memperagakan besaran dari kiri kekanan,
   keparah hipertensi pulmonal, tingkat kenaikan tahanan vaskuler pulmona, dan keparah
   insufisiensi katup AV komunis. Pada defek ostium sekundum dapat dimanipulasi
   kedalam atrium kiri melalaui defek.
4. Ekokardiogram
   Menunjukkan      pembesaran     ventrikel   kanan   serta   gerakan   paradoksal   septum
   interventrikular. (Noer,1996) Pada defek sekat AV , kedua katup berinsersi pada pada
   tinggi yang sama karena tidak adanya sekat AV. Sedangkan pada defek ostium
   bertambahnya dimensi akhir-diastolik ventrikel kanan dan gerakan abnormal sekat
   ventrikel.(Nelson,2000)
5. Ventrikulografi kiri selektif
   Membantu dalam diagnosis defek sekat A
6. Roentgenogram dada
Anak dengan defek sekat AV komplit sering menunjukkan pembesaran jantung yang
   menyolok yang disebabkan oleh penonjolan ventrikel maupun atrium kanan. Arteria
   pulmonalis besar dan vaskularisasi paru bertambah. Pada defek ostium sekundum dan
   defek sinus venosus menunjukkan berbagai tingkat pembesaran ventrikel dan atrium
   kanan tergantung pada ukuran shunt.


9. Prognosis dan Komplikasi
   Tanpa operasi pasien dengan defek fosa ovalis dan defek sinus venosus dapat rata-rata
   hidup sampai 40 tahun, dan komplikasi yang dapat terjadi ialah hipertensi
   pulmonal(walaupun lambat). Prognosis quo de vitam, Tanpa operasi umr rata-rat
   penderita defek fosa ovalis dan defek sinus venosus adalah 40 tahun. Untuk defek
   atrioventrikular lebih muda lagi.ASD sangat membahayakan, karena selam puluhan tahun
   tidak menunjukkan keluhan dalam perjalanannya, tetapi dalam waktu yang sangat
   pendek terutama dengan timbulnya hipertensi pulmonal akan mempengaruhi pada suatu
   keadaan klinis yang berat. Timbulnya vibrilasi atrium dan gagal jantung merupakan
   gejala yang berat.


   Prognosis sangat ditentukan oleh resisten kapiler paru, dan bila terjadi sindrome
   eisenmenger, umumnya menunjukkan prognosis yang buruk. Prognosis pasien yang
   dioperasi      pada      umumnya         sama       seperti     populasi      normal.
   (Noer ,1996) ASD sekundum ditoleransi dengan baik selama masa anak-anak: gejaal-
   gejala biasanya tidak sampai dekade ke-3 atau sesudahnya. Hipertensi pulmonal,
   disritmia atrium, insufisiensi trikuspidal atau mitral, dan gagal jantung merupakan
   manifestasi lambat: gejaala-gejala ini mula-mula dapat tampak selama bertambahnya
   beban volume kehamilan. Endokarditis infektif sangat jarang . komplikasi pasaca bedah,
   seprti gagal jantung dan vibrilasi atrium dikemudian hari, lebih sering pada penderita
   yang dioperasi sesudah umur 20 tahun. (Nelson,2000) Prognosis defek sekat AV komplit
   tergantung pada besarnya shunt dari kiri kekanan, tingkat kenaiakn tahanan vaskuler
   pulmonal, dan keparahan insufisiensi katup AV . kematian karena gagal jantung
   kongestif selama masa bayi dahulu sering sebelum penemuan pembedahan korektif awal.
   Penderita yang hidup tanpa pembedahan biasanya pada mereka berkembang penyakit
obstruksi vaskuler, atau lebih jarang pada mereka terjadi stenosis pulmonal. Sebaliknya ,
      kebanyakan penderita dengan defek ostium primum dan keterlibatan katup AV minimal
      tidak bergejala atau hanya mempunyai gejala ringan non progresis sampai mereka
      mencapai umur dekade ke3 sampai ke4 , serupa dengan perjalan penderita defek sekat
      atrium sekundum. (Nelson,2000) Prgnosis tergantung dari lokasi defek atrium dalam
      septum.(Tompson,2000)


10. Penatalaksanaan
   Penatalaksanaan medic
   DSA kecil tidak perlu operasi karena tidak menyebabakan gangguan himodenamik atau
   bahaya endokarditis infektif. DSA besar perlu tindakan bedah yang dianjurkan dilakukan
   dibawah umur 6 tahun (prasekolah). (Ngastiyah,2005)
   Discharge planning
   1. Bahaya terjadinya gagal jantung. Perawatan yang baik     Pelayanan medis yang teratur
   Kontrol teratur Orang tua mengetahui tanda gagal jantung
   2. Resiko terjadi saluran nafas. Ruangan cukup ventilasi Udara hangat tidak terlalu dingin
   Isap lendir    Posisi semi fowler       Alih baring tiap 2 jam     Observasi tanda vital
   oksigenasi
   3. Kebutuhan nutrisi. ASI dilanjutkan    Beri makanan tambahan TKTP         Monitor tetesan
   infus Balance cairan Pasang maag slang / sonde/ NGT        TPN = trans parenteral nutrisi
   4. Gangguan rasa aman dan nyaman. Berikan kehangatan : selimut, suhu ruang
   Memandikan jangan terlalu pagi     Pakaikan kaos kaki, gurita tidak boleh Bekerja secara
   aseptik Komunikasi terapetik
   5. Pendidikan kesehatan. Beritahu orang tua → operasi Berikan makanan bergizi       Hindari
   kontak dengan orang diluar rumah     Hindari kontak dengan banyak orang / orang sakit
   Usahakan lingkungan bersih


11. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
 2) Pengkajian Umum
          b. Keluhan Utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung dari jenis
   defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi biasanya terjadi sesak,
   pembengkakan pada tungkai dan berkeringat banyak.
c. Riwayat Kesehatan
      a) Riwayat kesehatan sekarang
          Anak mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan pembengkakan pada
          tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat dari defek yang terjadi.
      b) Riwayat kesehatan lalu
                  Prenatal History
                  Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi
                  virus Rubella), mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan
                  obat-obatan serta penyakit DM pada ibu.
                  Intra natal
                  Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
                  Riwayat Neonatus
                     Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
                     Anak rewel dan kesakitan
                     Tumbuh kembang anak terhambat
                     Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegali
                     Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
                 Riwayat Kesehatan Keluarga
                     Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang
                      mengalami kelainan defek jantung
                     Penyakit keturunan atau diwariskan
                     Penyakit congenital atau bawaan
      c) Sistem yang dikaji :
                 Pola Aktivitas dan latihan
                         Keletihan/kelelahan
                         Dispnea
                         Perubahan tanda vital
                         Perubahan status mental
   Takipnea
                                  Kehilangan tonus otot
                           Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan
                                  Riwayat hipertensi
                                  Endokarditis
                                  Penyakit katup jantung.
                           Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
                                  Ansietas, khawatir, takut
                                  Stress yang b/d penyakit
                           Pola nutrisi dan metabolic
                                  Anoreksia
                                  Pembengkakan ekstremitas bawah/edema
                           Pola persepsi dan konsep diri
                                  Kelemahan
                                  Pening
                            Pola peran dan hubungan dengan sesame
                                  Penurunan peran dalam aktivitas sosial dan keluarga


B. Pemeriksaan Fisik
   a) Pada pemeriksaan biasanya didapatkan impuls prominent ventrikel kanan dan pulsasi
      arteri pulmonal yang terpalpasi. Bunyi jantung 1 normal/split, dengan aksentuasi
      penutupan katup trikuspid. Bertambahnya aliran ke katup pulmonal dapat menyebabkan
      terdengarnya murumur midsistolik. Splitting bunyi jantung 2 melebar dan tidak
      menghilang saat ekspirasi. Murmur middiastolik rumbling, terdengar paling keras di SIC
      IV dan sepanjang linea sternalis kiri, menunjukan peningkatan alisan yang melewati
      katup tricuspid. Pada pasien dengan kelainan ostium primum, thrill pada apex dan
      murmur holosistolic menunjukan regurgitasi mitral/tricuspid atau VSD.
   b) Hasil pemeriksaan fisik dapat berubah saat resistensi vaskular pulmonal meningkat
      menghasilkan berkurangnya pirau kiri ke kanan. Baik itu aliran balik pulmonal dan
      murmur tricuspid intensitasnya akan berkurang, komponen bunyi jantung ke 2 dan ejeksi
sistolik akan meningkat, murmur diastolic akibat regurgitasi pulmonal dapat muncul.
      Sianosis dan clubbing finger berhubungan dengan terjadinya pirau kanan ke kiri.
   c) Pada orang dewasa dengan ASD dan fibrilasi atrial, hasil pemeriksaan dapat dipusingkan
      dengan mitral stenosis dengan hipertensi pulmonal karena murmur diastolik tricuspid dan
      bunyi jantung 2 yang melebar.


C. Pemeriksaan Penunjang
   a) Foto Ronsen Dada Pada defek kecil gambaran foto dada masih dalam batas normal. Bila
      defek bermakna mungkin tampak kardiomegali akibat pembesaran jantung kanan.
      Pembesaran ventrikel ini lebih nyata terlihat pada foto lateral.
   b) Elektrokardiografi Pada ASD I, gambaran EKG sangat karakterstik dan patognomis,
      yaitu sumbu jantung frontal selalu kekiri. Sedangkan pada ASD II jarang sekali dengan
      sumbu Frontal kekiri.
   c) Katerisasi Jantung Katerisasi jantung dilakukan defek intra pad ekodiograf tidak jelas
      terlihat atau bila terdapat hipertensi pulmonal pada katerisasi jantung terdapat
      peningkatan saturasi O2 di atrium kanan dengan peningkatan ringan tekanan ventrikel
      kanan dan kiri bil terjadi penyakit vaskuler paru tekanan arteri pulmonalis, sangat
      meningkat sehingga perlu dilakukan tes dengan pemberian O2 100% untuk menilai
      resensibilitas vasakuler paru pada Syndrome ersen menger saturasi O2 di atrium kiri
      menurun.
   d) Eko kardiogram Ekokardiogram memperlihatkan dilatasi ventrikel kanan dan septum
      interventrikular   yang    bergerak    paradoks.    Ekokardiogrfi   dua   dimensi   dapat
      memperlihatkan lokasi dan besarnya defect interatrial pandangan subsifoid yang paling
      terpercaya prolaps katup netral dan regurgitasi sering tampak pada defect septum atrium
      yang besar.
   e) Radiologi Tanda – tanda penting pad foto radiologi thoraks ialah:

             Corak pembuluh darah bertambah
             Ventrikel kanan dan atrium kanan membesar
             Batang arteri pulmonalis membesar sehingga pada hilus tampak denyutan ( pada
             fluoroskopi) dan disebut sebagai hilam dance.
D. Diagnose Keperawatan
   1. Penurunan curah jantung b.d perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung,
      menurunnya preload
   2. Intoleransi aktivitas b.d hipoksia
   3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat
      nutrisi ke jaringan.
   4. Kerusakan pertukaran gas b.d edema peru
E. Intervensi Keperawatan
  Diagnosa         Tujuan/criteria    Intervensi                                 Rasional
                   hasil
1 Penurunan        T : klien          -   Auskultasi      nadi    apical,   kaji -   Biasanya terjadi
  curah jantung    memperlihatkan         frekuensi, irama jantung.                  tachycardia untuk
  b.d perubahan    peningkatan        -   Catat bunyi jantung.                       mengkompensasi
  rate, irama,     curah jantung      -   Palpasi      nadi    perifer.   Untuk      penurunan
  konduksi                                                                           kontraktilitas
                   KH : denyut            mengetahui fungsi pompa jantung
  jantung                                                                            jantung.
                   jantung kuat,          yang sangat dipengaruhi oleh CO -          S1 dan s2 lemah,
                   teratur, dan           dan pengisisan jantung.                    karena menurunnya
                   dalam batas        -   Pantau tekanan darah.                      kerja pompa S3
                   normal             -   Pantau      keluaran    urine,   catat     sebagai aliran ke
                                          penurunan keluaran, dan kepekatan          dalam serambi
                                          atau konsentrasi urine.                    yaitu distensi. S4
                                      -   Kaji perubahan pada sensori contoh:        menunjukkan
                                          letargi, bingung, disorientasi, cemas      inkopetensi atau
                                          dan depresi.                               stenosis katup.
                                      -   Berikan istirahat semi recumbent -         Untuk mengetahui
                                                                                     fungsi pompa
                                          (semi-fowler) pada tempat tidur.
                                                                                     jantung yang
                                      -   Kolaborasi dengan dokter untuk             sangat dipengaruhi
                                          terapi, oksigen, obat jantung, obat        oleh CO dan
                                          diuretic dan cairan.                       pengisisan jantung.
                                                                                 -   Dengan
                                                                                     menurunnya CO
                                                                                     mempengaruhi
                                                                                     suplai darah ke
                                                                                     ginjal yang juga
                                                                                     mempengaruhi
                                                                                     pengeluaran
                                                                                     hormone
                                                                                     aldosteron yang
                                                                                     berfungsi pada
                                                                                     proses pengeluaran
urine.
                                                                                 -   Menunjukkan tidak
                                                                                     adekuatnya perfusi
                                                                                     serebral sekunder
                                                                                     terhadap penurunan
                                                                                     curah jantung.
                                                                                 -   Memperbaiki
                                                                                     insufisiensi
                                                                                     kontraksi jantung
                                                                                     dan menurunkan
                                                                                     kebutuhan oksigen
                                                                                     dan penurunan
                                                                                     venous return.
                                                                                 -   Membantu dalam
                                                                                     proses kimia dalam
                                                                                     tubuh.
2 Intoleransi       T : klien         -   Taksiran tingkat, kelelahan,           -   Untuk memberikan
  aktivitas         menunjukkan           kemampuan untuk melakukan ADL              informasi tentang
  b.d hipoksia      perbaikan curah   -   Berikan periode dan istirahat dan          energi cadangan
                    jantung yang          tidur yang cukup                           dan
                    terlihat dari     -   Hindari suhu lingkungan yang               respon untuk
                    aktivitas klien       ekstrim                                    beraktivitas
                                                                                 -   Untuk
                                                                                     meningkatkan
                                                                                     istirahat dan
                                                                                     menghemat energy
                                                                                 -   Karena
                                                                                     hipertemia/hipoter
                                                                                     ma dapat
                                                                                     meningkatkan
                                                                                     kebutuhan oksigen


3 Gangguan          T : Memberikan -      Kaji tingkat tumbuh kembang anak
  pertumbuhan       support   untuk -     Berikan asupan makanan bernutrisi
  dan               tumbuh kembang -      Berikan stimulasi tumbuh kembang,
  perkembangan                            kativitas bermain dan aktivitas lain
  b.d tidak         KH : Anak akan        sesuai dengan usia anak.
  adekuatnya        tumbuh    sesuai -    Libatkan keluarga agar tetap
  suplai oksigen    dengan    kurva       memberikan stimulasi selama
  dan zat nutrisi   pertumbuhan           dirawat
  ke jaringan.      berat dan tinggi -    Memantau masa tumbuh kebang
                    badan                 anak
                                     -    Agar anak bisa tumbuh dan
                                          berkembang sebagaimana mestinya
-       Anggota keluarga sangat besar
                                                pengaruhnya terhadap proses
                                                pertumbuhan dan juga
                                                perkembangan anak-anak




4 Kerusakan        T: dalam waktu 3         -    Berikan bronkodilator sesuai yang      -   Bronkodilator
  pertukaran gas   x 24 jam setelah              diharuskan                                 mendilatasi jalan
  b.d              diberikan                          Dpt diberikan peroral, IV,           napas dan
  edema paru       intervensi terjadi                    inhalasi                           membantu
                   perbaikan                          Observasi efek                       melawan edema
                   dalam pertukaran                      samping:takikardi,disritmia,       mukosa bronkial
                   gas                                   eksit asi sistem saraf             dan spasme
                   KH:                                   pusat,mual,muntah                  muscular
                   - Melaporkan         -       Evaluasi tindakan nebuliser,inhaler     -   Mengkombinasika
                       penurunan                dosis terukur                               n medikasi dengan
                       dispnea                       kaji penurunan sesak                  aerosolized
                   - Menunjukan                         napas,penurunan                     bronkodilator
                       perbaikan                        mengi,kelonggaran                   nebulisasi biasanya
                       dalam laju                       sekresi,penurunan ansietas          digunakan untuk
                       aliran                        pastikan bahwa tindakan               mengendalikan
                       ekspirasi                        dilakukan sebelum makan             bronkokonstriksi
                   - Menggunakan                        untuk menghindari mual dan      -   Teknik ini
                       peralatan                        muntah                              memperbaiki
                       oksigen          -       Intruksikan dan berikan dorongan            ventilasi dengan
                       dengan tepat             pada pasien untuk pernapasan                membuka jalan
                       ketika                   diafragmatik dan batuk yang efektif         napas dan
                       dibutuhkan       -       Berikan oksigen dg metoda yang              membersihkan
                   - Menunjukan                 diharuskan                                  jalan napas dari
                       gas-gas darah                  jelaskan pentingnya                  sputum
                       arteri yang                        tindakan ini pada pasien      -   Oksigen akan
                       normal                         evaluasi efektifitas;amati           memperbaiki
                                                          tanda-tanda hipoksia              hipoksemia.
                                                      analisa gas darah arteri             Diperlukan
                                                          bandingkan dengan nilai-          observasi yang
                                                          nilai dasar.                      cermat terhadap
                                                      lakukan oksimetri nadi               aliran atau
                                                          untuk memantau saturasi           presentase yang
                                                          oksigen                           diberikan dan
                                                      jelaskan bahwa tidak                 efeknya pada
merokok dianjurkan pada   pasien. jika pasien
                   pasien atau pengunjung    mengalami retensi
                                             CO2 kronis, maka
                                             ada perangsangan
                                             bernapas.

DAFTAR REFERENSI


www.google.com
Laporan pendahulua depppee

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Penyakit Jantung Bawaan (PJB )
Penyakit Jantung Bawaan (PJB )Penyakit Jantung Bawaan (PJB )
Penyakit Jantung Bawaan (PJB )Ferdiansah Umar
 
defek septal ventrikular
defek septal ventrikular defek septal ventrikular
defek septal ventrikular Mega Tambunan
 
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITALPENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITALMuhammad Nasrullah
 
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalAskep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalArif WR
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)Sulistia Rini
 
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)Sulistia Rini
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerKANDA IZUL
 
penyakit jantung bawaan
penyakit jantung bawaanpenyakit jantung bawaan
penyakit jantung bawaanDina Yanti
 
Askep gangguan kardiovaskuler gagal jantung
Askep gangguan kardiovaskuler gagal jantungAskep gangguan kardiovaskuler gagal jantung
Askep gangguan kardiovaskuler gagal jantungDiah Gembul
 
Asuhan keperawatan dengan gagal jantung
Asuhan keperawatan dengan gagal jantungAsuhan keperawatan dengan gagal jantung
Asuhan keperawatan dengan gagal jantungKANDA IZUL
 
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenitalPraktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenitalEdi Fitriyanto
 
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanKelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanAi Coryde
 
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Was ist angesagt? (20)

Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
 
Penyakit Jantung Kongenital
Penyakit Jantung KongenitalPenyakit Jantung Kongenital
Penyakit Jantung Kongenital
 
Penyakit Jantung Bawaan (PJB )
Penyakit Jantung Bawaan (PJB )Penyakit Jantung Bawaan (PJB )
Penyakit Jantung Bawaan (PJB )
 
Makalah penyakit katup jantung
Makalah penyakit katup jantung Makalah penyakit katup jantung
Makalah penyakit katup jantung
 
defek septal ventrikular
defek septal ventrikular defek septal ventrikular
defek septal ventrikular
 
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITALPENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
 
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalAskep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
 
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
 
Askep stenosis aorta
Askep stenosis aortaAskep stenosis aorta
Askep stenosis aorta
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
penyakit jantung bawaan
penyakit jantung bawaanpenyakit jantung bawaan
penyakit jantung bawaan
 
Askep gangguan kardiovaskuler gagal jantung
Askep gangguan kardiovaskuler gagal jantungAskep gangguan kardiovaskuler gagal jantung
Askep gangguan kardiovaskuler gagal jantung
 
Asuhan keperawatan dengan gagal jantung
Asuhan keperawatan dengan gagal jantungAsuhan keperawatan dengan gagal jantung
Asuhan keperawatan dengan gagal jantung
 
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenitalPraktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
 
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanKelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
 
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep lena pak yataba AKPER PEMKAB MUNA
Askep lena pak yataba  AKPER PEMKAB MUNA Askep lena pak yataba  AKPER PEMKAB MUNA
Askep lena pak yataba AKPER PEMKAB MUNA
 
Gagal jantung
Gagal jantungGagal jantung
Gagal jantung
 
Chff (2)
Chff (2)Chff (2)
Chff (2)
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (10)

Closure of asd and vsd AKPER PEMDA MUNA
Closure of asd and vsd AKPER PEMDA MUNA Closure of asd and vsd AKPER PEMDA MUNA
Closure of asd and vsd AKPER PEMDA MUNA
 
Manajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kepManajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kep
 
Makalah penyakit katup jantung
Makalah penyakit katup jantungMakalah penyakit katup jantung
Makalah penyakit katup jantung
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema paru
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
 
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
 
Vsd
VsdVsd
Vsd
 
Ventricular septal defect (vsd)
Ventricular septal defect (vsd)Ventricular septal defect (vsd)
Ventricular septal defect (vsd)
 
Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 

Ähnlich wie Laporan pendahulua depppee

Ähnlich wie Laporan pendahulua depppee (20)

Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)
 
Cardiovascular.new
Cardiovascular.newCardiovascular.new
Cardiovascular.new
 
Anatomi sistem peredaran
Anatomi sistem peredaranAnatomi sistem peredaran
Anatomi sistem peredaran
 
An fis jantung
An fis jantungAn fis jantung
An fis jantung
 
Askep sa
Askep saAskep sa
Askep sa
 
Pbl 8 baru
Pbl 8 baruPbl 8 baru
Pbl 8 baru
 
Makalah penyakit katup jantung
Makalah penyakit katup jantungMakalah penyakit katup jantung
Makalah penyakit katup jantung
 
Assigment buku besar
Assigment buku besarAssigment buku besar
Assigment buku besar
 
7. asd vsd
7. asd vsd7. asd vsd
7. asd vsd
 
NON NEOPLASTIK KARDIO.pptx
NON NEOPLASTIK KARDIO.pptxNON NEOPLASTIK KARDIO.pptx
NON NEOPLASTIK KARDIO.pptx
 
Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskulerSistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler
 
Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaanPenyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan
 
Tamponade Jantung
Tamponade JantungTamponade Jantung
Tamponade Jantung
 
Fisiologikardiovaskular
FisiologikardiovaskularFisiologikardiovaskular
Fisiologikardiovaskular
 
Defek Septum Ventrikel
Defek Septum VentrikelDefek Septum Ventrikel
Defek Septum Ventrikel
 
Eisenmenger syndrome
Eisenmenger syndromeEisenmenger syndrome
Eisenmenger syndrome
 
fisiologikardiovaskular.ppt
fisiologikardiovaskular.pptfisiologikardiovaskular.ppt
fisiologikardiovaskular.ppt
 
Sistem Jantung (PJM3106)
Sistem Jantung (PJM3106)Sistem Jantung (PJM3106)
Sistem Jantung (PJM3106)
 
Kardio Vaskuler
Kardio Vaskuler Kardio Vaskuler
Kardio Vaskuler
 
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN.pptx
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN.pptxPENYAKIT JANTUNG BAWAAN.pptx
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Kürzlich hochgeladen (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Laporan pendahulua depppee

  • 1. LAPORAN PENDAHULUAN MEDIKAL BEDAH STIKes FALETEHAN DEFEK SEPTUM ATRIUM (ASD) 1. Defnisi ASD Septum atriorum merupakan sekat memisahkan ruang antara atrium dexter dan atrium sinister. Fungsi sekat pada jantung yaitu untuk ntuk memisahkan penampungan darah bersih yang menuju ke seluruh tubuh dengan darah kotor yang menuju jantung untuk dikeluarkan melalui proses respirasi. Jika tidak terdapat sekat, darah kotor dan bersih akan mengalami suspensi atau percampuran . Padahal darah kotor mengandung sisa dan racun dari tubuh sedangkan darah bersih mengandung sari makansan yang akan diedarkan ke seluruh tubuh. Defek septum atrial atau Atrial Septal Defect (ASD) adalah gangguan septum atau sekat antara rongga atrium kanan dan kiri. Septum tersebut tidak menutup secara sempurna dan membuat aliran darah atrium kiri dan kanan bercampur. ASD adalah salah satu dari beberapa kejadian kongenital anomali jantung. Insiden tertinggi pada wanita dibandingkan laki-laki. perbedaan pembukaan atrium kanan dan kiri yang abnormal. Darah yang mengandung oksigen memiliki kekuatan dari atrium kiri kekanan. Tipe arteriovenous ini tidak dapat menghasilkan kebiruan / sianosis kecuali kembalinya aliran darah oleh karena gagal jantung. ASD dibagi menjadi 3 bentuk anatomis yaitu 1. Defek sinus venosus atau defek vena cava superior Letak defek diatas fosa ovalis, tidak mempunyai tepi atas yang jelas dan biasanya disertai dengan vena pulmonalis yang bermuara rendah di vena cava superior. 2. Defek fosa ovalis atau ASDII (ASD sekundum) Letak defek difosa ovalis. Defek ini, pada daerah fosa ovalis, adalah bentuk ASD yang paling sering dan bersama dengan katup atrioventrikuler normal. Walaupun perubahan mikso matosa lambat pada
  • 2. katup mitral telah diuraikan , keadaan ini jarang menjadi pertimbangan klinik yang penting. Defek ini mungkin tunggal atau multipel, dan pada anak bergejala yang lebih tua, lubang dengan diameter 2 cm atau lebih. Defek besar dapat meluas ke inferior kearah vena cava inferior dan ostium sinus coronarius, ke superor ke arah vena cava superior, atau keposterior. Wanita melebihi pria 3:1. anomalin parsial muara vena pulmonalis dapat merupakan lesi yang menyertai. (Nelson,2000) 3. Defek atrioventrikular ( endokardial cushion defek, ECD) atau ASD I (ASD primum) Biasanya disertai dengan kelainan katup atrioventrikular. Bergantung pada saat timbulnya perkembangan, maka akan terjadi bermacam-macam bentuk. Pada gangguan ringan embrional endokardial cushion, letak ASD rendah katup mitral terbelah(ECD derajat 1). Pada gangguan berat, letak ASD rendah dan katup mitral terbelah, katup trikuspid terbelah(ECDderajat II). Pada gangguan yang menyeluruh, letak ASD rendah, katup- katup mitral dan atau trikuspid terbelah dan letak defek septum ventrikel(VSD) tinggi (ECDderajat III), dulu dikenal dengan nama atrioventrikular komunis. Pada saat septum atrium mempunyai bentuk endokardial cushion mulailah terjadi pembagian mono-atrium menjadi atrium kanan dan atrium kiri, primitif atrio-ventrikular kanal terbagi 2. pembagian pertama terjadi dengan pertumbuhan yang disebut septum primum, dari dinding atas bagian dorsal monoatrium kearah endokardial cushion dibiarkan terbuka: ostium primum. Dengan pertumbuhan septum primum, maka ostium primum mengecil, maka pada septum primum ini sendiri terjadi suatu lubang lebih kranial dan kearah ventral disebut ostium sekundum. Ostium sekundum tertutup pada pertumbuhanya sebagian ventral dan sebagian lagi dorsal. Bagian yang terbuka yang tertinggal, tertutup septum dari atrium sisi kiri disebut foramen ovale. Septum primum kemudian menjadi katup foramen ovale. Jadi defek fosa ovalis terjadi karena perkembangan septum sekundum kurang sempurna akibat resorbsi abnormal septum primum.
  • 3. 2. Etiologi Penyebab utama secara pasti tidak diketahui, akan tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya penyakit ini yaitu : Pada saat hamil ibu menderita rubella, ibu hamil yang alkoholik, usia ibu saat hamil lebih dari 40 tahun dan penderita IDDM. Gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Penyebab PJB sendiri sebagian besar tidak diketahui, namun beberapa kelainan genetik seperti sindroma Down dan infeksi Rubella (campak Jerman) pada trimester pertama (Bambang widyantoro, inovasi online). Adapun faktor lingkungan yang dianggap turut berpengaruh adalah yang dialami ibu saat hamil pada trimester pertama, kebiasaan ibu merokok dan minum alkohol. Obat-obatan antidepresi seperti lithium dan obat untuk mengatasi epilepsi juga diduga memiliki andil dalam menyebabkan defek jantung. 3. Tanda dan Gejala ASD di awalnya tidak menimbulkan gejala. Saat tanda dan gejala muncul biasanya murmur akan muncul. Seiring dengan berjalannya waktu ASD besar yang tidak diperbaiki dapat merusak jantung dan paru dan menyebabkan gagal jantung. Tanda dan gejala gagal jantung diantaranya: Kelelahan Mudah lelah dalam beraktivitas Napas pendek dan kesulitan bernapas Berkumpulnya darah dan cairan pada paru Berkumpulnya cairan pada bagian bawah tubuh 4. Manifestasi Klinis a. Pertumbuhan dan perkembangan biasa seperti tidak ada kelainan b. Pada stres : cepat lelah, mengeluh dispnea, sering mendapat infeksi saluran pernafasan. c. Pada palpasi : terdapat elainan ventrikel kanan hiperdinamik di parasternal kiri. d. Pada auskultasi, photo thorak, EKG : jelas terlihat ada kelainan. e. Ekhokardiografi : pasti ada kelainan jantung.
  • 4. 5. Patofisiologi Defek ostium sekundum Derajat shunt dari kiri kekanan tergantung pada ukuran defek dan juga pada kelenturan relatif ventrikel kanan dan kiri.serta tahanan vaskuler relatif pada sirkulasi pulmonal dan sistemik. Pada defek besar, shunt besar mengalirkan darah teroksigenasi dari atriuum kiri ke atrium kanan. Darah ini ditambahkan pada aliran balik venosa biasa keatrium kanan dan dipompakan oleh ventrikel kana ke paru- paru. Pada defek besar, aliran darah pulmonal biasanya 2-4 kali aliran darah sistemik. Sedikitnya gejala-gejala pada bayi dengan ASD adalah akibat struktur ventrikel kanan pada awal kehidupan ketika dinding ototnya tebal dan kurang lentur, sehingga membatasi shunt dari kiri kekanan. Ketika bayi menjadi lebih tua, dinding ventrikel kanan menjadi tipis, sebagai akibat lebih rendahnya kebutuhan penyebab tekanan.aliran darah yang besar melalui sisi kanan jantung menyebabkan pembesaran atrium dan ventrikel kanan serta dilatasi arteria pulmonalis. Walaupun aliran darah pulmonal besar, tekanan arteria pulmonalis tetap normal karena tidak adanya komunikasi tekanan tinggi antara sirkulasi pulmonal dan sistemik. Tahanan vaskuler pulmonal tetap rendah selama anak,walaupun ia mungklin mulai bertambah pada masa dewasa. Ventrikel kiri dan aorta ukuranya normal. Sianosis hanya kadang-kadang terlihat pada orang dewasa yang mempunyai tanda-tanda penyulit penyakit vaskuler pulmonal. Defek sekat atioventrikuler Kelainan dasar pada penderita dengan defek ostium primum adalah kombinasi shunt dari kiri kekanan yang melewati defek atrium dengan insufisiensi mitral .shunt biasanya sedang sampai besar. Derajat insufisiensi mitral biasanya ringan sampai sedang.tekanan arteria pulmonalis biasanya normal atau hanya sedikit bertambah. Fisiologi lesi ini, karenanya, amat serupa dengan fisiologi ASD ostium sekundum. Pada defek sekat AV, shunt dari kiri kekanan adalah transatrial maupun transnventrikel. Shunt tambahan dapat terjadi secara langsung dari ventrikel kiri keatrium kanan karena tidak ada sekat AV. Hipertensi pulmonal dan kecendrungan awal untuk menaikkan tahanan vaskuler pulmonal sering terjadi. Insufisiensi katup AV menambah beban volume karena regurgitasi darah dari ventrikel kekedua atrium. Beberapa shunt dari kanan kekiri dapat juga terjadi pada setinggi atrium maupun ventrikel, dan menyebabkan desaturasi arteria ringan tapi berarti. Dengan bertambahnya waktu, penyakit vaskuler
  • 5. pulmonal progresif akan menambah shunt dari kanan kekiri sehingga terjadi sianosis klinis. Pathway Untuk mengetahui bagaimana terjadinya defect pada sekat septum atriorum, maka kita harus mengetahui srkulasi darah jantung pada janin. Arteri pulmonalis Paru Ventrikel dextra Duktus arteriosus Vena pulmonalis Atrium dextra F. ovale Atrium sinistra Ventrikel Aorta sinistra Vena cava inferior Sirkulasi sistemik Liver Duktus venosus Vena umbilikal Placenta Arteri umbilikal
  • 6. Berikut pathway ASD Defek antara atrium dextra dan atrium sinistra Tekanan atrium sinistra > atrium dextra Terjadi aliran yang tinggi dari atrium sinistra ke strium dextra Vol. ventrikel sinistra Vol. atrium dextra Curah jantung Akral dingin Vol. ventrikel dextra Hipoksia Heart rate meningkat Peningkatan aliran jaringan darah pulmonal Preload Kelemahan Edema paru TD Dx 2 : intoleransi Dx 4 : kerusakan pertukaran aktivitas gas Dx 1 : penurunan CO Ketidakadekuatan O2 dan nutrisi ke jaringan BB rendah/tidak bertambah, pertumbuhan dan perkembangan lambat Dx 3 : gangguan pertumbuhan dan perkembangan
  • 7. 6. Klasifikasi Berdasarkan letak lubang, ASD dibagi dalam tiga tipe : a. Ostium secundum: merupakan tipe ASD yang tersering. Kerusakan yang terjadi terletak pada bagian tengah septum atrial dan fossa ovalis. Sekitar 8 dari 10 bayi lahir dengan ASD ostium secundum. Sekitar setengahnya ASD menutup dengan sendirinya. Keadaan ini jarang terjadi pada kelainan yang besar. Tipe kerusakan ini perlu dibedakan dengan patent foramen ovale. Foramen ovale normalnya akan menutup segera setelah kelahiran, namun pada beberapa orang hal ini tidak terjadi hal ini disebut paten foramen ovale. ASD merupakan defisiensi septum atrial yang sejati. b. Ostium primum: kerusakan terjadi pada bagian bawah septum atrial. Biasanya disertai dengan berbagai kelainan seperti katup atrioventrikuler dan septum ventrikel bagian atas. Kerusakan primum jarang terjadi dan tidak menutup dengan sendirinya. c. Sinus venosus. Kerusakan terjadi pada bagian atas septum atrial, didekat vena besar (vena cava superior) membawa darah miskin oksigen ke atrium kanan. Sering disertai dengan kelainan aliran balik vena pulmonal, dimana vena pulmonal dapat berhubungan dengan vena cava superior maupun atrium kanan. Defek sekat primum dikenal dengan ASD I, Defek sinus Venosus dan defek sekat sekundum dikenal dengan ASD II 7. Penatalaksanaan Medis ASD kecil tidak perlu oprasi karena tidak menyebabkan gangguan hemodinamik atau bahaya endokarditis infektif. ASD besar perlu tindakan bedah yang dianjurkan dilakukan dibawah umur 6 tahun (pra sekolah). Walaupun setelah operasi kemungkinan ventrikel kanan masih menunjukkan dilatasi. Hal ini karena komplien otot jantung sudah berkurang. Pada penutupan spontan ASD sangat kecil kemungkinannya sehingga operasi sangat berarti. Defek fosa ovalis atau defek atrioventrikuler dengan komplikasi ditutup dengan bantuan mesin jantung paru. 8. Pemeriksaan Diagnostik 1. Elektrokardiogram Menunjukkkan adanya gangguan konduksi pada ventrikel kanan dengan aksis QRS bidang frontal lebih dari 90º.
  • 8. Anak dengan defek sekat AV komplit adalah khas. Kelainan utamanya adalah (1) orientasi superior melalui mean sumbu QRS frontal dengan deviasi sumbu kekiri atas atau kuadran atas kanan. (2) garis lengkungan vektor QRS berorientasi kesuperior berlawanan dengan jalan jarum jam. (3) tanda hipertrofi diventrikuler atau hipertrofi ventrikel kanan saja. (4) penundaan konduksi ventrikel kanan (RSR’pada hantaran V3R dan V1). (5) gelombang P normal atau tinggi dan (6) kadang-kadang pemanjangan interval PR. Pada defek ostium skundum dan defek sinus venosus menunjukkan beban volume (volume overload) vntrikel kanan dengan deviasi sumbu kekanan atau sumbu normal, dan penundaan kecil hantaran ventrikel kanan. 2. Ekokardiografi Ekokardiografi dua dimensi dapat menunjukkan adanya septum interatrial dan lokalisasi defek tersebut. Ekokardiografi dengan kontras dapat menunjukkan defek aliran darah kekiri kekanan, atau aliran kanan kekiri. 3. Kateterisasi jantung Jika kateterisasi jantung pada defek sinus venosus dilukukan untuk menegaskan secara lebih baik drainase venosa, kateter dapat masuk vena pulmonalis kanan secara langsung dari vena cava superior. Koreksi anatomik biasanya memerlukan penyisipan tambahn untum menutup defek sambil menyatukan masuknya anomali vena keatrium kiri. pemeriksaan (defek atrioventrikular) ini memperagakan besaran dari kiri kekanan, keparah hipertensi pulmonal, tingkat kenaikan tahanan vaskuler pulmona, dan keparah insufisiensi katup AV komunis. Pada defek ostium sekundum dapat dimanipulasi kedalam atrium kiri melalaui defek. 4. Ekokardiogram Menunjukkan pembesaran ventrikel kanan serta gerakan paradoksal septum interventrikular. (Noer,1996) Pada defek sekat AV , kedua katup berinsersi pada pada tinggi yang sama karena tidak adanya sekat AV. Sedangkan pada defek ostium bertambahnya dimensi akhir-diastolik ventrikel kanan dan gerakan abnormal sekat ventrikel.(Nelson,2000) 5. Ventrikulografi kiri selektif Membantu dalam diagnosis defek sekat A 6. Roentgenogram dada
  • 9. Anak dengan defek sekat AV komplit sering menunjukkan pembesaran jantung yang menyolok yang disebabkan oleh penonjolan ventrikel maupun atrium kanan. Arteria pulmonalis besar dan vaskularisasi paru bertambah. Pada defek ostium sekundum dan defek sinus venosus menunjukkan berbagai tingkat pembesaran ventrikel dan atrium kanan tergantung pada ukuran shunt. 9. Prognosis dan Komplikasi Tanpa operasi pasien dengan defek fosa ovalis dan defek sinus venosus dapat rata-rata hidup sampai 40 tahun, dan komplikasi yang dapat terjadi ialah hipertensi pulmonal(walaupun lambat). Prognosis quo de vitam, Tanpa operasi umr rata-rat penderita defek fosa ovalis dan defek sinus venosus adalah 40 tahun. Untuk defek atrioventrikular lebih muda lagi.ASD sangat membahayakan, karena selam puluhan tahun tidak menunjukkan keluhan dalam perjalanannya, tetapi dalam waktu yang sangat pendek terutama dengan timbulnya hipertensi pulmonal akan mempengaruhi pada suatu keadaan klinis yang berat. Timbulnya vibrilasi atrium dan gagal jantung merupakan gejala yang berat. Prognosis sangat ditentukan oleh resisten kapiler paru, dan bila terjadi sindrome eisenmenger, umumnya menunjukkan prognosis yang buruk. Prognosis pasien yang dioperasi pada umumnya sama seperti populasi normal. (Noer ,1996) ASD sekundum ditoleransi dengan baik selama masa anak-anak: gejaal- gejala biasanya tidak sampai dekade ke-3 atau sesudahnya. Hipertensi pulmonal, disritmia atrium, insufisiensi trikuspidal atau mitral, dan gagal jantung merupakan manifestasi lambat: gejaala-gejala ini mula-mula dapat tampak selama bertambahnya beban volume kehamilan. Endokarditis infektif sangat jarang . komplikasi pasaca bedah, seprti gagal jantung dan vibrilasi atrium dikemudian hari, lebih sering pada penderita yang dioperasi sesudah umur 20 tahun. (Nelson,2000) Prognosis defek sekat AV komplit tergantung pada besarnya shunt dari kiri kekanan, tingkat kenaiakn tahanan vaskuler pulmonal, dan keparahan insufisiensi katup AV . kematian karena gagal jantung kongestif selama masa bayi dahulu sering sebelum penemuan pembedahan korektif awal. Penderita yang hidup tanpa pembedahan biasanya pada mereka berkembang penyakit
  • 10. obstruksi vaskuler, atau lebih jarang pada mereka terjadi stenosis pulmonal. Sebaliknya , kebanyakan penderita dengan defek ostium primum dan keterlibatan katup AV minimal tidak bergejala atau hanya mempunyai gejala ringan non progresis sampai mereka mencapai umur dekade ke3 sampai ke4 , serupa dengan perjalan penderita defek sekat atrium sekundum. (Nelson,2000) Prgnosis tergantung dari lokasi defek atrium dalam septum.(Tompson,2000) 10. Penatalaksanaan Penatalaksanaan medic DSA kecil tidak perlu operasi karena tidak menyebabakan gangguan himodenamik atau bahaya endokarditis infektif. DSA besar perlu tindakan bedah yang dianjurkan dilakukan dibawah umur 6 tahun (prasekolah). (Ngastiyah,2005) Discharge planning 1. Bahaya terjadinya gagal jantung. Perawatan yang baik Pelayanan medis yang teratur Kontrol teratur Orang tua mengetahui tanda gagal jantung 2. Resiko terjadi saluran nafas. Ruangan cukup ventilasi Udara hangat tidak terlalu dingin Isap lendir Posisi semi fowler Alih baring tiap 2 jam Observasi tanda vital oksigenasi 3. Kebutuhan nutrisi. ASI dilanjutkan Beri makanan tambahan TKTP Monitor tetesan infus Balance cairan Pasang maag slang / sonde/ NGT TPN = trans parenteral nutrisi 4. Gangguan rasa aman dan nyaman. Berikan kehangatan : selimut, suhu ruang Memandikan jangan terlalu pagi Pakaikan kaos kaki, gurita tidak boleh Bekerja secara aseptik Komunikasi terapetik 5. Pendidikan kesehatan. Beritahu orang tua → operasi Berikan makanan bergizi Hindari kontak dengan orang diluar rumah Hindari kontak dengan banyak orang / orang sakit Usahakan lingkungan bersih 11. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 2) Pengkajian Umum b. Keluhan Utama
  • 11. Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung dari jenis defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi biasanya terjadi sesak, pembengkakan pada tungkai dan berkeringat banyak. c. Riwayat Kesehatan a) Riwayat kesehatan sekarang Anak mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan pembengkakan pada tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat dari defek yang terjadi. b) Riwayat kesehatan lalu Prenatal History Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus Rubella), mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan obat-obatan serta penyakit DM pada ibu. Intra natal Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi. Riwayat Neonatus  Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea  Anak rewel dan kesakitan  Tumbuh kembang anak terhambat  Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegali  Sosial ekonomi keluarga yang rendah.  Riwayat Kesehatan Keluarga  Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami kelainan defek jantung  Penyakit keturunan atau diwariskan  Penyakit congenital atau bawaan c) Sistem yang dikaji :  Pola Aktivitas dan latihan  Keletihan/kelelahan  Dispnea  Perubahan tanda vital  Perubahan status mental
  • 12. Takipnea  Kehilangan tonus otot  Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan  Riwayat hipertensi  Endokarditis  Penyakit katup jantung.  Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress  Ansietas, khawatir, takut  Stress yang b/d penyakit  Pola nutrisi dan metabolic  Anoreksia  Pembengkakan ekstremitas bawah/edema  Pola persepsi dan konsep diri  Kelemahan  Pening Pola peran dan hubungan dengan sesame  Penurunan peran dalam aktivitas sosial dan keluarga B. Pemeriksaan Fisik a) Pada pemeriksaan biasanya didapatkan impuls prominent ventrikel kanan dan pulsasi arteri pulmonal yang terpalpasi. Bunyi jantung 1 normal/split, dengan aksentuasi penutupan katup trikuspid. Bertambahnya aliran ke katup pulmonal dapat menyebabkan terdengarnya murumur midsistolik. Splitting bunyi jantung 2 melebar dan tidak menghilang saat ekspirasi. Murmur middiastolik rumbling, terdengar paling keras di SIC IV dan sepanjang linea sternalis kiri, menunjukan peningkatan alisan yang melewati katup tricuspid. Pada pasien dengan kelainan ostium primum, thrill pada apex dan murmur holosistolic menunjukan regurgitasi mitral/tricuspid atau VSD. b) Hasil pemeriksaan fisik dapat berubah saat resistensi vaskular pulmonal meningkat menghasilkan berkurangnya pirau kiri ke kanan. Baik itu aliran balik pulmonal dan murmur tricuspid intensitasnya akan berkurang, komponen bunyi jantung ke 2 dan ejeksi
  • 13. sistolik akan meningkat, murmur diastolic akibat regurgitasi pulmonal dapat muncul. Sianosis dan clubbing finger berhubungan dengan terjadinya pirau kanan ke kiri. c) Pada orang dewasa dengan ASD dan fibrilasi atrial, hasil pemeriksaan dapat dipusingkan dengan mitral stenosis dengan hipertensi pulmonal karena murmur diastolik tricuspid dan bunyi jantung 2 yang melebar. C. Pemeriksaan Penunjang a) Foto Ronsen Dada Pada defek kecil gambaran foto dada masih dalam batas normal. Bila defek bermakna mungkin tampak kardiomegali akibat pembesaran jantung kanan. Pembesaran ventrikel ini lebih nyata terlihat pada foto lateral. b) Elektrokardiografi Pada ASD I, gambaran EKG sangat karakterstik dan patognomis, yaitu sumbu jantung frontal selalu kekiri. Sedangkan pada ASD II jarang sekali dengan sumbu Frontal kekiri. c) Katerisasi Jantung Katerisasi jantung dilakukan defek intra pad ekodiograf tidak jelas terlihat atau bila terdapat hipertensi pulmonal pada katerisasi jantung terdapat peningkatan saturasi O2 di atrium kanan dengan peningkatan ringan tekanan ventrikel kanan dan kiri bil terjadi penyakit vaskuler paru tekanan arteri pulmonalis, sangat meningkat sehingga perlu dilakukan tes dengan pemberian O2 100% untuk menilai resensibilitas vasakuler paru pada Syndrome ersen menger saturasi O2 di atrium kiri menurun. d) Eko kardiogram Ekokardiogram memperlihatkan dilatasi ventrikel kanan dan septum interventrikular yang bergerak paradoks. Ekokardiogrfi dua dimensi dapat memperlihatkan lokasi dan besarnya defect interatrial pandangan subsifoid yang paling terpercaya prolaps katup netral dan regurgitasi sering tampak pada defect septum atrium yang besar. e) Radiologi Tanda – tanda penting pad foto radiologi thoraks ialah: Corak pembuluh darah bertambah Ventrikel kanan dan atrium kanan membesar Batang arteri pulmonalis membesar sehingga pada hilus tampak denyutan ( pada fluoroskopi) dan disebut sebagai hilam dance.
  • 14. D. Diagnose Keperawatan 1. Penurunan curah jantung b.d perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunnya preload 2. Intoleransi aktivitas b.d hipoksia 3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan. 4. Kerusakan pertukaran gas b.d edema peru E. Intervensi Keperawatan Diagnosa Tujuan/criteria Intervensi Rasional hasil 1 Penurunan T : klien - Auskultasi nadi apical, kaji - Biasanya terjadi curah jantung memperlihatkan frekuensi, irama jantung. tachycardia untuk b.d perubahan peningkatan - Catat bunyi jantung. mengkompensasi rate, irama, curah jantung - Palpasi nadi perifer. Untuk penurunan konduksi kontraktilitas KH : denyut mengetahui fungsi pompa jantung jantung jantung. jantung kuat, yang sangat dipengaruhi oleh CO - S1 dan s2 lemah, teratur, dan dan pengisisan jantung. karena menurunnya dalam batas - Pantau tekanan darah. kerja pompa S3 normal - Pantau keluaran urine, catat sebagai aliran ke penurunan keluaran, dan kepekatan dalam serambi atau konsentrasi urine. yaitu distensi. S4 - Kaji perubahan pada sensori contoh: menunjukkan letargi, bingung, disorientasi, cemas inkopetensi atau dan depresi. stenosis katup. - Berikan istirahat semi recumbent - Untuk mengetahui fungsi pompa (semi-fowler) pada tempat tidur. jantung yang - Kolaborasi dengan dokter untuk sangat dipengaruhi terapi, oksigen, obat jantung, obat oleh CO dan diuretic dan cairan. pengisisan jantung. - Dengan menurunnya CO mempengaruhi suplai darah ke ginjal yang juga mempengaruhi pengeluaran hormone aldosteron yang berfungsi pada proses pengeluaran
  • 15. urine. - Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadap penurunan curah jantung. - Memperbaiki insufisiensi kontraksi jantung dan menurunkan kebutuhan oksigen dan penurunan venous return. - Membantu dalam proses kimia dalam tubuh. 2 Intoleransi T : klien - Taksiran tingkat, kelelahan, - Untuk memberikan aktivitas menunjukkan kemampuan untuk melakukan ADL informasi tentang b.d hipoksia perbaikan curah - Berikan periode dan istirahat dan energi cadangan jantung yang tidur yang cukup dan terlihat dari - Hindari suhu lingkungan yang respon untuk aktivitas klien ekstrim beraktivitas - Untuk meningkatkan istirahat dan menghemat energy - Karena hipertemia/hipoter ma dapat meningkatkan kebutuhan oksigen 3 Gangguan T : Memberikan - Kaji tingkat tumbuh kembang anak pertumbuhan support untuk - Berikan asupan makanan bernutrisi dan tumbuh kembang - Berikan stimulasi tumbuh kembang, perkembangan kativitas bermain dan aktivitas lain b.d tidak KH : Anak akan sesuai dengan usia anak. adekuatnya tumbuh sesuai - Libatkan keluarga agar tetap suplai oksigen dengan kurva memberikan stimulasi selama dan zat nutrisi pertumbuhan dirawat ke jaringan. berat dan tinggi - Memantau masa tumbuh kebang badan anak - Agar anak bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya
  • 16. - Anggota keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap proses pertumbuhan dan juga perkembangan anak-anak 4 Kerusakan T: dalam waktu 3 - Berikan bronkodilator sesuai yang - Bronkodilator pertukaran gas x 24 jam setelah diharuskan mendilatasi jalan b.d diberikan  Dpt diberikan peroral, IV, napas dan edema paru intervensi terjadi inhalasi membantu perbaikan  Observasi efek melawan edema dalam pertukaran samping:takikardi,disritmia, mukosa bronkial gas eksit asi sistem saraf dan spasme KH: pusat,mual,muntah muscular - Melaporkan - Evaluasi tindakan nebuliser,inhaler - Mengkombinasika penurunan dosis terukur n medikasi dengan dispnea  kaji penurunan sesak aerosolized - Menunjukan napas,penurunan bronkodilator perbaikan mengi,kelonggaran nebulisasi biasanya dalam laju sekresi,penurunan ansietas digunakan untuk aliran  pastikan bahwa tindakan mengendalikan ekspirasi dilakukan sebelum makan bronkokonstriksi - Menggunakan untuk menghindari mual dan - Teknik ini peralatan muntah memperbaiki oksigen - Intruksikan dan berikan dorongan ventilasi dengan dengan tepat pada pasien untuk pernapasan membuka jalan ketika diafragmatik dan batuk yang efektif napas dan dibutuhkan - Berikan oksigen dg metoda yang membersihkan - Menunjukan diharuskan jalan napas dari gas-gas darah  jelaskan pentingnya sputum arteri yang tindakan ini pada pasien - Oksigen akan normal  evaluasi efektifitas;amati memperbaiki tanda-tanda hipoksia hipoksemia.  analisa gas darah arteri Diperlukan bandingkan dengan nilai- observasi yang nilai dasar. cermat terhadap  lakukan oksimetri nadi aliran atau untuk memantau saturasi presentase yang oksigen diberikan dan  jelaskan bahwa tidak efeknya pada
  • 17. merokok dianjurkan pada pasien. jika pasien pasien atau pengunjung mengalami retensi CO2 kronis, maka ada perangsangan bernapas. DAFTAR REFERENSI www.google.com