7 cara unik mencapai orgasme tanpa berhubungan seks
Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home
1. PENGARUH KEJIWAAN ANAK AKIBAT
BROKEN HOME
Disusun Oleh:
1. Isma Dian Azuni
2. Krossinta Nur Halimah
3. Kurnia Silvi Mustika Sari
4. Lintar Arianto Arrobi
5. Puji Rahayu
UPTD SMA NEGERI 1 PRAMBON
Jl. Achmad Yani 1 Sugihwaras, Prambon, Nganjuk
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
2. MOTTO
Kesuksesan belajar bukan hanya kecerdasan semata tetapi dari
besarnya kemauan dan kesungguhan hati.
Tiap langkah hidup mengundang resiko tetapi kita harus berani
mencoba.
Yang berkilau bukan berarti selalu emas.
Berfikirlah hari ini dah berbicaralah besok.
Lakukanlah selama itu baik dan masih mampu.
Kunci kesuksesan 1% kecerdasan 99% kerja keras.
Orang sukses tak kan berhasil tanpa landasan agama.
Jadilah berlian disejuta batu, satu jiwa untuk Indonesia.
Jangan pernah puas dengan prestasi yang pernah kamu peroleh,
karena ibarat peribahasa “Di atas langit masih ada langit” jadi
teruslah berjuang dan gapai impianmu.
Tak perlu susah menjalani hidup yang penting tanggung jawab.
Usaha tanpa do’a sombong, do’a tanpa usaha bohong, tanpa do’a
dan usaha kosong. Jadi, tawakallah setelah berihktiyar.
Hidup akan lebih indah jika kita saling memaafkan.
Jadikanlah pengalaman sebagai guru yang terbaik, so be yor self.
Lebih baik jadi diri sendiri daripada jadi orang lain karena dengan
begitu tidak ada yang bisa mengalahkanmu.
Jangan patahkan semangat tapi patahkan kesombongan dan
keangkuhanmu.
Jadikan dirimu sebagai suri tauladan yang baik bagi teman-
temanmu terutama bagi dirimu sendiri.
3. HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PENGARUH KEJIWAAN
ANAK AKIBAT BROKEN HOME” ini telah disetujui dan disahkan
pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat : UPTD SMAN 1 Prambon Nganjuk
Mengetahui,
Kepala UPTD SMAN 1 PRAMBON Pembimbing,
Drs.H.SUMIYANTO,M.Pd Dra.PUYARMI
Pembina Tk 1
NIP.19650902 198703 1 014 NIP.196202228 199601 2 001
4. Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayatnya sehingga terwujud suatu
kemampuan untuk menyusun karya tulis ini.
Dalam kehidupan ini, kita sering menjumpai hal-hal yang dapat
membuat kita susah, senang, sedih, bahagia. Namun layaknya manusia
yang berdosa tetap saja mempunyai salah dan dosa, begitu pula antar
keluarga hubungan yang tidak harmonis antar antar keluarga akan berakibat
buruk pada kedua belah pihak terutama anak akan merasa terabaikan, tidak
mendapat kasih sayang dari kedua orang tua, dan yang pasti juga
mengganggu anak dalam proses belajar mengajar.
Sekarang ini hidup dipenui rasa persaingan, baik persaingan lokal
,persaingan nasional dan global. Persaingan dalam segala hal tidak dapat
dihindari lagi, oleh karena itu kita harus membekali diri dengan ilmu
pengetahuan yang banyak dan kemampuan berkomunikasi yang baik.
Dengan terselesainya karya tulis ini, kami menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang turut membantu baik secara langsung maupun
tidak. Kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu pun yang sempurna, maka
kami juga mengharap kritik dan saran dari semua pihak.
Demikian karya tulis ini kami buat, semoga karya tulis ini bermanfaat
bagi kita semua.
Amin Yaarobbal’alamin.
Nganjuk, Maret 2012
IKKLP
5. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Remaja adalah masa yang dialami oleh seseorangtanpa
terkecuali yang sifatnya labil. Mereka lebih sering bertindak sesuai
dengan keinginannya tanpa mau berfikir terlebih dahulu dan
kebayakan akan merugikan orang lain dan pastinya dirinya sendiri
,karena yang mereka fikirkan adalah kesenangan semata tanpa
berfikir akibatnya dan disinilah peran orang tua dibutuhkan ,karena
orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak.
Orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak ,orang
yang mempengarui anak dalam berkepribadian. Ora g tua juga
dapat mempengaruhi sikap ,prilaku bahkan kejiwaan anak bila
dalam rumah tangga tersebut terdapat kejadian yang mengesankan.
Kejadian tersebut dapat membawa dampak positif namun juga
negatif bagi anak.
Permasalahan dalam rumah tangga antara kedua ayah dan ibu
juga dapat berpengaruh pada spikologis atau kejiwaan anak yang
dapat berakibat buruk bagi anak. Apalagi jika masalah yang
dihadapi oleh orang tua berlangsung secara bertahun-tahun ,hal ini
akan memperburukkejiwaan anak. Anak akan merasa tidak
diperhatikan sehingga anak akan berbuat hal-hal yang bersifat
kekerasa.
Hal ini akan sangat merugikandiri sendiri, orang tua dan orang
lain bila terus menerus terjadi. Disinilah peranorang tua dan
keluarga sangat dibutuhkan ,orang tua harus mengajarkan anak
nyang baik agar anak tidak semakin kejerumus kedalam hal-hal
yang negatif.
6. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kehidupan setelah rumah tangga mengalami broken
home?
2. Kapan permasalahan broken home itu muncul?
3. Dimana tempat tinggal anak, ayah, dan ibu setelah broken
home?
4. Bagaimana dengan pendidikan anak setelah broken home?
5. Apakah keluarga itu masih berhubungan dengan baik?
6. Apakah permasalahannya bisa teratasi?
7. Apakah keadaan ini bisa teratasi?
8. Bagaimana dengan sosok kepribadiannya
1.3 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dapat dicapai
dalam penelitian adalah:
1. Mendiskripsikan kehidupan anak yag broken home selama ini
2. Dapat mengambil hikmah dari kejadian tersebut bahwa anak
sangat membutuhkan kasih
sayang dari kedua orang tua
3. Mengetahui karakter anak secara umum jika terjadi broken
home
4. Untuk menambah wawasan yang luas mengenai broken home
5. Untuk pembelajaran siswa dalam membantu membuat karya
tulis
6. Menjelaskan arti penting dalam membina keluarga bahagia
7. Menjelaskan pengertian dari pernikahan
8. Saling bertukar pendapat mengenai broken home
7. 1.4 Manfaat
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Untuk orang tua sebagai alat untuk menenggulangi tingkah laku,
sikap dan sifat anak yang sedang ada masalah di dalam rumah
2. Sebagai pelajaran bagi orang tua yang telah mengabaikan
anaknya
3. Sebagai cermin dan tolok ukur bagaimana cara menjadikan
keluarga yang bahagia
4. Mengetahui macam-macam perilaku seorang anak
5. Menerangkan apa yang tidak seharusnya dimiliki remaja masa
depan
6. Menjelaskan arti penting dari sebuah kepribadian
7. Mengupas sedemikian rupa tentang broken home
8. Sebagai wawasan tambahan
8. BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pernikahan
Pernikahan adalah suatu kejadian yang sakral yang akan
dialami oleh semua orang baik laki-laki maupun perempuan
tanpa terkecuali.
Pernikahan akan bertahan lama dan harmonis jika dalam
rumah tangga tersebut masing-masing telah mendapatkan
keoercayaan, kesetiaan, kasih sayang dari masing - masing
pihak. Namun faktor ekonomi juga mempengaruhi jalanya
pernikahan.
Suami dan istri mempunyai peran dalam rumah tangganya
yang berbeda-beda Suami mempunyai kewajiban untuk
menafkahi anak dan istrinya. Namun memberikan kepercayaan,
kasih sayang, perhatian dan menjaga kesetiaan juga diperlukan.
Istri mempunyai kewajiban untuk mengurus rumah, anak dan
suami. Istri tidak layak untuk bekerja mencari uang, namun jika
hal itu dibutuhkan maka hal itu tidak akan menjadi masalah
dalam rumah tangganya.
Pernikahan juga akan berjalan harmonis, ketika masing-
masing telah melakukan tugas dan kewajibannya dari kedua
belah pihak. Namun, bila salah satu pihak ada yang tersakiti
maka dapat dipastikan bahwa rumah tangganya akan berjalan
tidak harmonis, saling curiga, saling tidak percaya, saling tidak
memberikan perhatian, saling menyalahkan adalah beberapa
9. contoh dari ciri-ciri rumah tangga yang kurang harmonis. Namun
jika hal ini akan terus dilakukan maka dapat dipastikan
perceraian pun terjadi atau rumah tangga terjadi tanpa ada
kasih sayang, perhatian, dan lain-lain.
Kepribadian adalah sesuatu yang unik pada diri masing –
masing individu. Menurut Goldon Allport (1951) seorang psikolog
Jerman yang merupakan pakar kepribadian, kepribadian adalah
organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang
menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungan.
Kepribadian bersumber pada :
1. Paham Natisvisme sesuai dengan pendapat THOMAS HOBBES
yang menyatakan bahwa manusia sejak lahir sudah
membawa dosa asal, sehingga masyarakat haus
mengandalikan dorongan – doongan jahat yang akan
dilakukan manusia. Sebaliknya dorongan – dorongan yang
bersih murni, sehingga masyarakat perlu memberi
kesempatan kepada manusia untuk mengembangkan
dorongan – doronga yang bersifat positif.
2. Paham Empirisme
Di pihak empirisme tercatat filsuf Jhon Locke yang terkenal
dengan teori tabula rasa. Tabula rasa adalah kertas putih
bersih yang mencerminkan jiwa seseorang bayi yang baru
lahir. Bagaimana keadaan bayi setelah dewasa, tergantung
pengalaman yang dituliskan diatas kertas tersebut.
Kepribadian seseorang secara umum dapat dinyatakan tercermin
melalui sikap, perilaku serta tingkah laku seseorang. Orang yang
mempunyai kepribadian baik tentu juga mempunyai sikap , perilaku,
budi pekerti yang baik pula. Begitu pula sebaliknyaian yang buruk
maka dapat dipastikan , jika seseorang tersebut mempunyai
kepribadian orang tersebut buruk pula. Kepribadian dapat terbentuk
karena beberapa faktor, diantaranya orang tua dan teman – teman.
10. Kepribadian seseorang secara umum dapat dinyatakan tercermin
melalui sikap, perilaku serta tingkah laku seseorang. Orang yang
mempunyai kepribadian baik tentu juga mempunyai sikap , perilaku,
budi pekerti yang baik pula. Begitu pula sebaliknyaian yang buruk
maka dapat dipastikan , jika seseorang tersebut mempunyai
kepribadian orang tersebut buruk pula. Kepribadian dapat terbentuk
karena beberapa faktor, diantaranya orang tua dan teman – teman.
2.2 Macam-macam Pernikahan
Macam-macam nikah beserta akibatnya:
2.2.1 Nikah Siri atau nikah yang dirahasiakan
Nikah Siri adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali
atau wakil wali dan disaksikan oleh para saksi, tetapi
tidak dilakukan di hadapan petugas pencatat nikah aparat
resmi pemerintah atau tidak dicatatkan di Kantor Urusan
Agama bagi yang beragama islam atau di Kantor Catatan
Sipil bagi yang tidak beragama islam.
Akibat Pernikahan Siri:
- Dampak Negatif
a. Berselingkuh merupakan hal yang wajib
b. Akan ada banyak kasus poligami yang terjadi
c. Tidak adanya kejelasan status istri dan anak baik dimata
hukum Indonesia maupun dimata masyarakat setempat
d. Pelecehan seksual terhadap kaum hawa karena dianggap
sebagai pelampiasan nafsu sesaat bagi kaum laki-laki
e. Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk
memberikan nafkah baik lahir maupun batin
f. Untuk hubungan kepadatan maupun tanggung jawab sebagai
seorang suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada
g. Dalam hal pewarisan, anak-anak yang lahir dari pernikahan
siri maupun istri yang dinikahi secara siri, akan sulit untuk
11. menuntut haknya, karena tidak ada bukti yang menunjang
tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut
dengan bapaknya atau antara istri siri dengan suaminya
tersebut.
2.2.1 Nikah Dini
Nikah Dini adalah merupakan institusi agung untuk
mengikat dua insan yang masih remaja dalam satu ikatan
keluarga.
Resiko pernikahan dini terkait erat dengan beberapa aspek,
sebagai berikut:
1. Segi Kesehatan
Dilihat dari segi kesehatan, pasangan usia muda dapat
berpengaruh pada tingginya angka kematian ibu yang
melahirkan, kematian bayi serta berpengaruh pada
rendahnya derajat kesehatan kesehatan ibu dan anak.
Menurut ilmu kesehatan, bahwa usia yang kecil
resikonya dalam melahirkan adalah antara usia 20-35
tahun, artinya melahirkan pada usia kurang dari 20
tahundan lebih dari 35 tahun mengandung resiko tinggi.
Ibu hamil usia 20 tahun ke bawah sering mengalami
prematuritas (lahir sebelum waktunya). Besar
kemungkinan cacat bawaan, fisik maupun mental,
kebutaan dan ketulian.
2. Segi Fisik
Pasangan usia muda belum mampu dibebani suatu
pekerjaan yang memerlukan keterampilan fisik, untuk
mendatangkan penghasilan layak baginya, dan mencukupi
12. kebutuhan keluarganya. Faktor ekonomi adalah salah satu
faktor yang berperan dalam mewujudkan kesejahteraan
dan kebahagiaan rumah tangga. Generasi muda tidak
boleh bespekulasi apa kata nanti, utamanya bagi pria, rasa
ketergantungan kepada orang tua harus di hindari.
3. Segi Mental atau Jiwa
Pasangan usia muda belum siap bertanggung jawab
secara moral, pada setiap apa saja yang merupakan
tanggung jawabnya. Mereka sering mengalami
kegoncangan mental, karena masih memiliki sikap mental
yang labil dan belum matang emosinya.
4. Segi Pendidikan
Pendewasaan usia kawin ada kaitannya dengan usaha
memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan
persiapan yang sempurna dalam mengarungi bahtera
hidup.
5. Segi Kependudukan
Perkawinan usia muda ditinjau dari segi
kependudukan mempunyai tingkat fertilitas (kesuburan)
yang tinggi, sehingga kurang mendukung pembangunan di
bidang kesejahteraan.
6. Segi Kelangsungan rumah tangga
7. Perkawinan usia muda adalah perkawinan yang masih
rawan dan belum stabil, tingkat kemandiriannya masih
rendah serta menyebabkan banyak terjadinya perceraian.
13. Macam-macam nikah dalam hubungan islam, sebagai berikut:
1. Nikah Syighar
Nikah Syighar adalah seorang laki-laki menikahkan anak
perempuan, saudara perempuan atau budak perempuannya
kepada seorang laki-laki dengan syarat laki-laki tersebut
menikahkan anak perempuan, saudara perempuan atau budak
perempuan kepadanya, baik ketika adanya maskawin maupun
tanpa maskawin dalam kedua pernikahan tersebut. Para ulama'
telah sepakat mengharamkan nikah syighar.
- Akibat yang ditimbulkan oleh Nikah Syighar:
a. Adanya pemaksaan terhadap perempuan untuk menikah
dengan orang yang tidak dicintainya
b. Merupakan perbuatan zalim, karena tidak memperhatikan
perasaan perempuan
c. Menghalangi para perempuan dari kemungkinan
mendapatkan mahar seyogyanya
d. Menimbulkan perselisihan dan persengketan
2. Nikah Muhallil
Nikah Muhallil adalah seorang laki-laki (perantara) yang
menikahi seorang perempuan yang sudah dicerai oleh suaminya
sebanyak 3 kali, (setelah menikahi) kemudian
mencerekaikannya dengan tujuan agar suami yang pertama
dapat menikahinya kembali.
- Akibat yang ditimbulkan dari Nikah Muhallil:
a. Termasuk dosa besar, yang dilarang oleh Allah
Jumhur ulama' seperti Mali, Syafi'i, dalam salah satu
pendapatnya, Ahmad, At-Tsauri, Ibnu Mubarak dan ulama'
lainnya berpendapat nikah ini tidak sah Umar bin
14. Khaththab, Abdulloh bin Umar dan Ustman bin Affan juga
berpendapat sedemikian.
b. Mendapat hukuman rajam
3. Nikah Mut'ah
Nikah Mut'ah adalah seorang lelaki yang menikahi
seseorang perempuan untuk waktu tertentu (sehari, 2 hari atau
lebih) dengan memberikan imbalan kepada pihak perempuan
berupa harta atau lainnya.
- Akibat yang ditimbulkan dari Nikah Mut'ah
a. Berhukum haram
b. Dilarang oleh Allah SWT dan Rosululloh SAW
c. Merendahkan harkat dan martabat sebagai perempuan
d. Tidak disukai oleh Rosulullah SAW
e. Dibenci oleh Allah SWT
f. Mendapatkan dosa
g. Disiksa dalam neraka
2.3 Anak dan Kepribadian Anak Terbentuk
Anak adalah titipan Tuhan Yang Maha Esa yang
kehadirannya sangat ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak
dalam rumah tangganya. Secara umum, anak akan lebih dekat
dengan sang ibu karena ibulah yang melahirkannya, namun hal
ini tidak menutup kemungkinan hak anak lebih dekat dengan
ayahnya dari pada ibunya.
15. Setiap orang mempunyai watak dan kepribadian yang
berbeda-beda. Hal ini dikarenakan proses dan didikan dari orang
tua dan keluarga yang berbeda-beda.
Sering kali orang tua yang mendidiknya yang baik akan
kecewa karena anak berubah menjadi kepribadian yang buruk,
masalah yang dialaminya baik didalam rumah maupun diluar
rumah.
Perhatian dari orang tua akan memberikan rasa tenang
pada anak, karena seringkali anak jika ada masalah lebih
memilih untuk diam atau berbuat dan berperilaku semaunya
sendiri yang tanpa disadari akan berakibat buruk padanya
karena anak tersebut tidak mau berfikir pajang, mereka hanya
mementingkan kesenangannya semata.
2.4 Kejiwaan Anak dalam Berperilaku
Jiwa menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti
semangat, nyawa dan watak. Kejiwaan anak berarti psikologi
anak. Kejiwaan anak akan terganggu bila anak tersebut telah
mencapai titik puncak kesedihan dan merasa tidak kuat lagi
yang bisa berakibat anak tersebut menjadi gila.
Namun bila pada batas normal maka pasti tidak akan
menjadi gila. Sebagai penyelesaiannya mereka sering kali
mencari perhatian dari orang-orang sekitar atau dari
keluarganya. Yaitu dengan cara melakuikan hal-hal yang
dilarang oleh orang tua atau keluarganya.
16. BAB III
METODE PENELITIAN
Pengertian :
Metode penelitian berhubungan erat dengan dengan prosedur,
teknik, alat serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian
harus cocok dengan pendekatan penelitian yang dipilih. Metode
penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi
prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu
penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut
diperoleh dan diolah atau dianalisis. Dalam prakteknya terdapat
sejumlah metode yang biasa digunakan untuk kepentingan penelitian.
Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, Suryabrata (1983)
mengemukakan sejumlah metode penelitian yaitu sebsgai berikut :
A. Penelitian historis yang bertujuan untuk membuat rekontruksi
masa lampau secara sistematis dan obyektif.
B. Penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi
secara sistematis, faktual,dan akurat mangenai fakta dan sifat
populasi atau daerah tertentu.
C. Penelitian perkembangan yang bertujuan untuk menyelidiki pola
dan urutan pertumbuhan dan atau perubahan sebagai fungsi waktu.
D. Penelitian kasus atau lapangan yang bertujuan untuk
mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan
interaksi lingkungan suatu obyek.
E. Penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengkaji tiap
keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain
berdasarkan koefisien korelasi.
F. Penelitian eksperimental suguhan yang bertujuan untuk
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan
melakukan kontrol atau kendali.
17. G. Penelitian eksperimental semu yang bertujuan untuk mengkaji
kemungkinan hubungan sebab akibat dalam keadaan yang tidak
memungkinkan ada kontrol atau kendali, tapi dapat diperoleh
informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian.
H. Penelitian kausal-komparatif yang bertujuan untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab akibat, tapi tidak dengan jalan
eksperimen tetapi dilakukan dengan pengamatan terhadap data
dari faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai pembanding.
I. Penelitian tindakan yang bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung
serta dikaji hasilnya
Dalam menyusun karya tulis ini, kami menggunakan beberapa
metode, yaitu :
I. Interview
Adalah tanya jawab secara langsung kepada nara sumber.
II. Pengamatan
Adalah suatu cara mengumpulkan data melalui pengamatan
indera, dengan melakukan pencatatan terhadap gejala yang
terjadi pada objek penelitian.
III. Wawancara
Adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan tanya jawab secara langsung antara si penanya yang
disebut pewawancara dengan si penjwab yang disebut responden
atau informan. .
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di desa Kalianyar pada tanggal 26 Maret
2012.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah Mr.X yang merupakan seorang anak
yang mengalami broken home.
18. 3.3 Instrumen Penelitian
Kami memilih instrumen penelitian dengan melakukan
wawancara
WAWANCARA
3.3.1Pengertian Wawancara
Merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari
wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang
pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk
dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Bentuk-bentuk wawancara antara lain :
a. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
b. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih
dahulu.
c. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat
pesawat telepon.
d. Wawancara pribadi.
e. Wawancara dengan banyak orang.
f. Wawancara dadakan atau mendesak.
g. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan
mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan
sebagainya.
Sukses tidaknya wawncara selain ditentukan oleh sikap
wartawan juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan
sikap wartawan. Wawancara yang komunikatif dan hidup ikut
ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi
19. seputar materi topik pembicaraan baik oleh narasumber
maupun wartawan.
Jenis-jenis wawancara
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi
3 jenis yaitu :
a. Wawancara bebas ; Dalam wawancara bebas, pewawancara
babas menanyakan apa saja kepada responden, namun harus
diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubunga dengan data-
data yang diinginkan. Jika tidak berhati-hati, kadang-kadang
arah pertanyaan tidak terkendali.
b. Wawancara terpimpin ; Dalam wawancara terpimpin,
pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang
lengkap dan terinci.
c. Wawancara bebas terpimpin ; Dalam wawancara bebas
terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas
dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya
pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa-apa
yang ditanyakan secara garis besar.
3.3.2Pertanyaan
Kami telah melakukan wawancara kepada salah seorang
nanasumber yang mengalami “Broken Home” dan kami
menyamarkan namanya dengan sebutan Mr.X. Kami
mengadakan pertemuan kemudian kami mengajukan beberapa
pertanyaan. Berikut adalah pertanyaan yang kami ajukan :
1) Dimana kamu tinggal? Bersama siapa?
2) Mengapa kamu tidak tinggal bersama ayahmu?
3) Kemana ibumu pergi dan sudah berapa lama beliau pergi
untuk bekerja? bagaimana sikap kalian saat ibu pulang?
4) Apa pekerjaan ayah dan ibu dahulu dan sekarang?
20. 5) Sejak kapan kamu menyadari bahwa kamu itu mengalami
broken home?
6) Bagaimana tanggapanmu dengan status pernikahan orang
tuamu?
7) Apakah dahulu orang tuamu menikah pada usia muda?
8) Bagaimana sikap kamu dan ayahmu terhadap adikmu
tersebut dan mengapa?
9) Apakah kenakalan yang kamu lakukan ini adalah salah
satu dari bentuk pelarian dari permasalahanmu ini? Dan
bagaimana tanggapan dari pihak sekolah dan orang
tuamu?
10) Bagaimana dengan pendidikan kamu?
11) Apakah kamu pernah menceritakan masalah ini ke orang
lain? Bila ada bagaimana dengan tanggapan mereka?
12) Apakah orang tuamu saat ini sudah berhubungan baik?
Berikut adalah jawaban dari pertanyaan yang kami
ajukan :
1) Dahulu saya tinggal bersama nenek, ibu, dan adik,
kemudian ibu saya pergi ke Malaisya untuk bekerja.
2) Karena saya dan ibu diusir oleh ayah karena saat itu ibu
sedang hamil, ayah saya beranggapan bahwa anak yang
dikandung ibu tersebut bukan anak dari ayah saya sendiri,
melainkan dari orang lain.
3) Ke Malaisya untuk bekerja. Ibu bekerja di sana sudah
lama, saat itu saya masih berumur 9 tahun, selama 3
tahun ibu bekerja di Malaisya, tapi hingga saat ini ibu
belum juga pulang ke tanah air. Namun walau demikian
ibu saya tetap memberikan saya uang untuk kebutuhan
yang saya inginkan. Dan uang tersebut tidak diberikan
langsung kepada saya tetapi melalui perantara guru les
21. saya waktu SMP dulu. Selama ini ibu saya tidak tahu jika
uang tersebut hanya saya gunakan untuk kesenangan
belaka. Jadi yang ibu tahu aku adalah anak baik dan tidak
pernah berbuat onar.
4) Dahulu ayah dan ibu saya mempunyai usaha untuk
memelihara ikan lele. Namun sekarang ibu saya bekerja di
Malaisya sebagai karyawan pabrik.
5) Sejak pertengkaran antara ayah dan ibu saya terjadi,
hingga saat ini.
6) Status pernikahan orang tua saya menggantung, dalam
arti disebut suami bukan disebut istri bukan. Dan saya
kurang peduli dengan keadaan tersebut.
7) Saat itu pernikahan orang tua saya tidak dalam usia muda,
namun pernikahan ibu saya mendahului kakaknya yang
belum menikah.
8) Sikap saya tidak peduli terhadap mereka.
9) Ya, memang benar saya menjadikan semua ini sebagai
bentuk pelarian dari masalah-masalah yang saya hadapi,
seperti membolos sekolah, mabuk-mabukan, dan lain
sebagainya. Tidak ada tanggapan dari sekolah dan orang
tua, mereka tidak peduli.
10) Pendidikan saya adalah masih sekolah.
11) Saya pernah cerita kepada kakak ibu saya. Namun beliau
tidak berkomentar apapun.
12) Ya sudah ada baiknya namun untuk ketenangan secara
batiniah belum ada.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut :
22. a. Melakukan penelitian terhadap anak atau remaja yang
mengalam broken home.
b. Mengumpulkan data-data yang menyebabkan anak atau
remaja menjadi stres karena broken home.
c. Mencari informasi sejelas-jelasnya secara cepat dan akurat,
dengan cara melakukan wawancara.
23. BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Pengertian Broken Home
Broken Home adalah kondisi keluarga yang tidak harmonis
dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai, dan
sejahtera karena sering terjadi keributan serta perselisihan yang
menyebabkan pertengkaran pada perceraian.
Kondisi ini akan menimbulkan dampak yang besar
terutama anak-anak. Anak biasa menjadi murung, sedih
berkepanjangan dan malu, anak juga kehilangan pegangan serta
panutan dalam transisi menuju kedewasaan.
Karena orang tua merupakan contoh dan panutan serta
teladan bagi perkembangan anak dimasa remaja, terutama pada
perkembangan psikis dan emosi, anak perlu pengarahan,
kontrol, serta perhatian yang cukup dari orang tua.
Faktor yang mempengaruhi broken home adalah
kedewasaan sikap orang tua yang tidak ada, orang tua yang
kurang memiliki rasa tanggung jawab, adanya masalah ekonomi
dan hilangnya kehangatan didalam keluarga antara orang tua
dan anak, serta masalah pendidikan.
4.2 Awal mula Broken Home
Saya mempunyai tetangga yang mengalami "Broken
Home" yang juga merupakan narasumber yang namanya kami
samarkan menjadi Mr.X. Ia mengalami broken home. Hal ini
berawal sejak ia sudah tidak mendapatkan kasih sayang dan
perhatian dari kedua orang tuanya.
Saat itu ibunya pergi ke Malaysia sedang ayahnya yang
sekarang mempunyai sikap dan tingkah laku yang memberikan
contoh yang tidak baik bagi anak. Kepergian ibu Mr.X ke
Malaysia saat itu hanya untuk bekerja, sedang sekarang ayah
24. Mr.X meneruskan usaha yang dahulu pernah dirintis yaitu
sebagai pemeihara lele yang hasilnya untuk dijual dan untuk
biaya hidup selama ini.
Awalnya Mr.X pernah tinggal bersama nenek dan adiknya,
sedang ayahnya tetap tinggal dirumah yang lama. Namun
sekarang Mr.X telah tinggal lagi bersama ayahnya.
4.3 Kehidupan Mr.X dahulu dan sekarang
Berawal pada saat Mr.X yang masih kecil, saat itu Mr.X
sudah berumur 9 tahun dan sudah kelas 3 SD. Ibunya bekerja di
pabrik plastik yang ada didesanya.
Ketika ibunya pergi untuk bekerja ke Malaysia Mr.X dan
adiknya tinggal di rumah neneknya sedang ayahnya tetap
tinggal di rumah yang lama. Jarak antara rumah nenek Mr.X
dengan ayah Mr.X sebenarnya tidak jauh karena masih satu desa
namun beda dusun saja.
Ia mengalami broken home diawali saat hubungan kedua
orang tuanya tidak harmonis, status pernikahan orang tuanya
pada saat ini gantung dalam artian tidak bercerai namun juga
tidak harmonis, walau pernikahan ini dilakukan dengan
persetujuan dari semua pihak, meski pernikahan ini
dilangsungkan dengan mendahului atau melangkahi kakak
ibunya yang saat itu belum menikah.
Namun dalam keadaan ibunya hamil, kemudian terjadi
pertengkaran, ayah Mr.X tidak percaya jika bayi yang dikandung
itu benar-benar anaknya. Lalu Mr.X dan ibunya diusir, dan
kembali ke rumah neneknya. Setelah bayi itu lahir, sekitar jarak
6 bulanan, ibu Mr.X pergi ke Malaysia untuk bekerja selama 3
tahun.
Kemudian pada saat ibu Mr.X ulang dari negeri Malaysia
hubungan keluarga mereka semakin tidak harmonis.
25. Ada waktu bekerja di Malaysia, ibunya jarang kasih kabar
selama 1 tahun kepada Mr.X bahkan tidak pernah sama sekali.
Karena memiliki keluarga yang kurang harmonis, ibu Mr.X
berangkat kerja lagi ke Malaysia hingga sampai sekarang belum
pulang ke tanah air.
Tidak berbeda dengan anak nakal lainnya, dia memiliki
kebiasaan yang buruk, dia adalah seorang pemabuk, dia jarang
pulang kerumah, kalau pulang juga tidak kerumah, malah tidur
dirumah teman, suka merokok, ugal-ugalan dan lain-lain. Saat
ini status Mr.X adalah pelajar SMK, tapi dia sering membolos
atau tidak masuk sekolah. Waktu tersebut dia gunakan untuk
pacaran, warung, rea-reo (jalan-jalan tidak tentu arah) dan lain-
lain. Dia bahkan pemalas, tidak ingin belajar, dia juga sering
membolos.
Ibu Mr.X sangat sayang kepada anaknya. Bahkan Mr.X
sangat dimanja oleh ibunya tidak rela jika anaknya bekerja,
bahkan kecapekan, tidak boleh menyapu, dan lain-lain. Setiap
bulan Mr.X mendapat kiriman uang dari ibunya senilai
Rp.400.000,00 tapi uang tersebut tidak diberikan langsung
kepada Mr.X, tetapi melalui perantara gurunya les waktu SMP.
Ibunya sudah menaruh kepercayaan penuh terhadap guru itu.
Tapi apabila diberikan langsung kepada Mr.X, uang tersebut
akan habis dalam waktu sekejap saja. Ibu Mr.X tidak pernah
melihat anaknya berbuat nakal.
Sekarang adik Mr.X berumur 8 tahun, yang masih
menginjak kelas 2 SD, keadaan akte adiknya masih berjalan
sesuai dengan ketentuan. Mr.X memiliki sikap tidak peduli
terhadap adiknya begitu pula dengan ayahnya. Mr.X selalu
memendam semua masalahnyakepada siapapun kecuali kepada
kakak ibunya.
Dan sekarang hubungan antara ayah dan ibu Mr.X sudah
membaik, walaupun Mr.X tidak berhubungan baik dengan
ayahnya tetapi masih berhubungan baik dengan ibunya.
26. Sekarang Mr.X tinggal bersama ayahya namun adiknya tinggal
bersama neneknya.
4.4 Pembahasan
Kenakalan yang sering dilakukan oleh Mr. X adalah sebuah
bentuk perbuatan agar Mr. X dapat melupakan masalh yang
dialaminya , meski Mr. X tahu bahwa apa yang Mr. X lakukan
termasuk perbuatan yang tidak baik. Kenalan ini juga merupakan
bentuk kekacewaan atas perbuatan orang tuanya yang tidak pernah
pedulilagi terhadap dirinya sendiri dan adiknya. Kenakalan yang Mr.
X sering lakukan diantaranya adalah Mr. X suka membolos, merokok,
minum – minuman keras dll.
Hal ini akan membuat anak semakin mempunyai kepribadian
yang buruk . Ditambah lagi jika anak tersebut dimanja oleh orang
tuanya, anak semakin berfikir tidak dewasa. Buktinya Mr. X tidak
peduli kepada orang tuamya dan adiknya. Mr. X lebih senang bila
ayah dan ibunya, Mr. X lebih senang jika kedua orang tuanya tidak
ada dirumah. Mr. X sudah merasa tidak menemukan keharmonis
pada rumah tangga orang tuanya.
Ketidakpedulian anak pada orang tuanya, hal ini dikarenakan
oleh komunikasi yang buruk antara anak dan orang tuanya. Namun
hal ini, anak tidak selalu salah karena komunikasi tergantung pada
tingkat keterbukaan yang memungkinkan seseorang membuka diri,
yang tidak dilakukan oleh kedua orang tuanya Mr, X sehingga
ketidakpedulian orang tua pada anak atau anak kepada orang
tuanya.
Hal ini juga dapat menjadikan anak tidak mengenal dirinya
sendiri, karena anakberbuat tanpa ada yang mengendalikannya serta
tidak adanya yang mau mengontol perbuatan anak tersebut. Jika
kenakalan ini terus dibiarkan tanpa ada penyelesaian yang jelas
maka akan berakibat buruk baik bagi anak di masa sekarang atau di
masa yang akan datang. Dan juga berakibat buruk bagi keluarga
erutama orang tuanya, yang dikhawatirkan anak akn menjadi anak
yang tidak sopan, suka membatah dan parahnya anak dapat
27. mempunyai perasaan dendam bagi anak kepada orang tua dan
orang lain.
Namun kenakalan anak pada masa ini dapat dijadikan sebagai
kenakalan yang biasa, namun jika hal ini berkelanjutan maka
kenalan anak dapat juga dengan penyalahgunaan narkotika dan obat
– obatan. Kekerasan juga termasuk akibat broken home.
28. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian diatas,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Broken home adalah suatu keadaan dimana suatu keharmonisan
rumah tangga yang dipertaruhkan. Istilah "broken home"
digunakan untuk menggambarkan keluarga yang berantakan
akibat orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya,
baik masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan
pergaulan anak-anaknya di masyarakat.
2. Dampak dari broken home tidak hanya mempengaruhi hubungan
antara suami dan istri namun juga anak.
3. Kejiwaan anak yang buruk adalah salah satu akibat dari broken
home yang buruk.
4. Ketidakharmonisan suatu hubungan terutama dalam keluarga
akan berakibat buruk pada anak, karena anak akan merasa
terabaikan oleh kedua orang tuanya.
5. Peran ibu di dalam rumah tangga sangatlah penting, terutama
dalam mengurus anak dengan penuh kasih sayang.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi broken home adalah:
a. Kurangnya kepercayaan dari kedua belah pihak yaitu orang
tua
b. Terjadinya perceraian
c. Orang tua yang kurang memiliki rasa tangung jawab
d. Jauh dari Tuhan
e. Adanya masalah ekonomi
f. Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua
dan anak
g. Adanya masalah pendidikan
29. 5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Sebaiknya menyelesaikan masalah dengan kepala dingin
2. Kami berharap agar pernikahan itu berjalan dengan sakinah
mawadah warohmah
3. Menjalin komunikasi yang baik akan terjalin hubungan yang baik
pula
4. Sebaiknya sebagai orang tua dan anak harus bisa saling terbuka,
sehingga masalah yang terjadi bisa cepat terselesaikan.
30. Daftar Pustaka
Sudarsono.2004.Kenakalan Remaja,Jakarta: Rineka Cipta.
Dra.Hj.Inge Hutagalung, M.Si. 2007: Pengembangan
Kebpribadian, Bekasi. Milik Negara.
Abraham, Amit. 207. Mengupas Kepribadian Anda.
Jakarta: Buana Ilmu Populer. Cet. ke-5.
LN. Syamsu Yusuf. 2004. Psikologi Perkembengan
Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. ke-
4.
Sarkeno Sarlito Wirawan, 1999. Psikologi Sosial, Balai
Pustaka: Jakarta.
31. DAFTAR ISI
i. Sampul...................................................................................
ii. Motto......................................................................................
iii. Halaman
Pengesahan.............................................................................
iv. Kata
Pengantar................................................................................
v. Daftar
Isi...........................................................................................
1. BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah...........................................................................
1.2 Rumusan
Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan........................................................................
1.4 Manfaat.......................................................................
2. BAB II : LANDASAN TEORI
2.1Pengertian
Pernikahan...............................................................
2.2Macam-macam
Pernikahan...............................................................
2.3Anak dan Kepribadiann Anak
Terbentuk.................................................................
2.4Kejiwaan Anak dalam
Berperilaku...............................................................
32. 3. BAB III : METODE PENELITIAN
3.1Tempat dan Waktu
Penelitian................................................................
3.2Subjek
Penelitian................................................................
3.3Instrumen Penelitian....................................................
3.3.1 Pengertian Wawancara.....................................
3.3.2 Pertanyaan......................................................
3.4Prosedur
Penelitian................................................................
4. BAB IV : HASIL PENELITIAN
4.1Pengerttian Broken Home..............................................
4.2Awal mula Broken Home...............................................
4.3Kehidupan Mr.X Dahulu dan Sekarang............................
4.4Pembahsan.................................................................
5. BAB V : PENUTUP
5.1Kesimpulan.................................................................
5.2Saran.........................................................................
Daftar Pustaka