SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Proposal Skripsi




Judul:
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Software Festo Fluidsim
Melalui Model Ekspository Pada Mata Pelajaran Pneumatik


Disusun Oleh:
Adeng Saputra
5215083411
Pend. Tek. Elektronika
Reguler




Jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Jakarta
BAB I
                                      PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
       Belajar merupakan kegiatan penting bagi setiap orang. Belajar adalah sebuah proses yang
kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (1)
bertambahnya jumlah pengetahuan, (2) adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, (3)
ada penerapan pengetahuan, (4) menyimpulkan makna, (5) menafsirkan makna dan
mengaitkannya dengan realitas, dan (6) adanya perubahan sebagai pribadi.
       Dalam proses belajar, terdapat pelaku dan ada sesuatu yang dipelajari atau yang akan di

mengerti. Belajar mengandung perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi

antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan. Perubahan tersebut dapat

dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu sikap, suatu kebiasaan, suatu pengertian, sebagai

pengetahuan, atau apresiasi. Menurut Soedijarto, Hasil belajar adalah sebagai tingkat penguasaan

yang dapat dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan. Hasil belajar tersebut dapat berupa penambahan pengetahuan

yang diperoleh setelah siswa menempuh aktivitas belajar.

     SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) kelompok teknologi industri sebagai suatu lembaga
formal yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan sistem pendidikan
yang mengacu pada perkembangan teknologi di dunia industri.
       Dalam pembelajaran pneumatik siswa dituntut untuk lebih paham tentang pelajaran ini,

karena dasar-dasar dan simulasi merupakan langkah awal yang harus diketahui sebelum

mempelajari masalah yang berkenaan dengan alat-alat otomasi industri dilapangan. . Dengan

demikian, dalam menerapkan dasar-dasar pneumatik siswa diharuskan menguasai sifat-sifat

komponen pneumatik. Apabila siswa telah menguasi sifat-sifat komponen yang ada pada

peralatan pneumatik, maka akan memudahkan siswa dalam mempelajari pelajaran dan rangkaian

pneumatiyang lebih rumit lagi.
Realitas yang ada di tingkat sekolah menengah kejuruan memperlihatkan dalam proses

pembelajaran pneumatik, guru dari mata pelajaran kurang optimal baik di dalam memanfaatkan

maupun memberdayakan sumber pembelajaran, karena dalam pembelajaran cenderung masih

berpusat pada guru (teacher centered), dan berpusat pada buku.

       Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam

melaksanakan pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran, komponen utama adalah guru

dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus membimbing siswa. Oleh karena itu

diperlukan     suatu     strategi    pembelajaran       yang      tepat,         karena     strategi

pembelajaran     merupakan      sarana    interaksi   antara     guru      dan      siswa    dalam

kegiatan belajar mengajar.

       Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini menuntut proses pembelajaran yang

mau tidak mau harus menyesuaikan dengan perkembangan jaman, khususnya proses

pembelajaran di SMK sebagai jenjang pendidikan yang dituntut untuk menyiapkan siswa-

siswanya menjadi siswa yang unggul dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk itu

dalam proses pembelajarannya di sekolah harus dapat memberikan bekal kepada semua siswa

agar kelak dapat menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

       Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain rendahnya kualitas pendidikan saat ini.

Sebenarnya pihak pemerintah telah mengupayakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan

yang meliputi peningkatan kualitas yang bersifat edukatif, sistem, kurikulum maupun sarana.

Namun mengingat adanya keterbatasan kemampuan Pemerintah khususnya dalam hal sarana

pendidikan, maka perlu adanya langkah guru yang kreatif dan inovatif untuk menyiasatinya

dengan melaksanakan proses pembelajaran yang variatif sesuai dengan lingkungan dan

kebutuhan masing-masing, sehingga terjadi proses belajar mengajar secara optimal pada peserta
didik. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berhak memperoleh dan

memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas

keprofesionalan. Misalnya, dalam melaksanakan kompetensi pembelajaran guru dituntut

memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

termasuk di dalamnya penguasaan dan penggunaan media pembelajaran.

       Landasan        psikologis       penggunaan         media       pembelajaran        dalam

(http://dosen.fip.um.ac.id/sihkabuden/?p=6),   yaitu   alasan   mengapa    media    pembelajaran

dipergunakan ditinjau dari kondisi peserta didik dan bagaimana proses belajar itu terjadi.

Walaupun telah diketahui adanya pandangan yang berbeda tentang belajar dan bagaimana belajar

itu terjadi, namun dapat dikatakan bahwa belajar itu adalah suatu proses yang mengakibatkan

adanya perubahan perilaku oleh adanya pengalaman. Perubahan perilaku itu dapat berupa

bertambahnya pengetahuan, diperolehnya keterampilan atau kecekatan dan berubahnya sikap

seseorang yang telah belajar. Pengetahuan dan pengalaman itu diperoleh melalui pintu gerbang

alat indera peserta didik karena itu diperlukan rangsangan (menurut teori Behaviorisme) atau

informasi (menurut teori Kognitif), sehingga respons terhadap rangsangan atau informasi yang

telah diproses itulah hasil belajar diperoleh. Selain itu proses belajar terjadi secara individual

atau perseorangan, sehingga apa yang terjadi pada peserta didik A dan peserta didik B terhadap

rangsangan atau informasi yang sama tidak pernah menghasilkan perolehan belajar yang sama

pula. Upaya yang dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran ialah menyediakan rangsangan

dan informasi yang ditata dan diorganisasikan dengan cara yang bermacam-macam agar peserta

didik yang memiliki kondisi dan karakteristik yang berbeda-beda dapat memperoleh pengalaman

belajar yang optimal. Penyediaan informasi dan pengalaman belajar harus disesuaikan dengan

tingkat kemampuan peserta didik.
Tingkat kemampuan yang dimaksud antara lain ialah tingkat berfikirnya. Jean Piaget

mengemukakan bahwa seseorang memiliki tingkatan berfikir sesuai dengan perkembangan

usianya. Menurut Piaget perkembangan berfikir itu mulai tingkat sensori motor (0-2th), tingkat

pra operasional (2-7th), tingkat operasional kongkrit (7-11th), dan tingkat operasi formal (11-ke

atas). Manusia belajar melalui pergaulannya dengan lingkungannya. Dalam pengenalan

lingkungan itu, peserta didik melalui tiga tahapan belajar, yaitu tingkat kongkrit, tingkat skematis

dan tingkat abstrak. Dalam proses pembelajaran, peserta didik dapat memperoleh berbagai jenis

pengalaman. Edgar Dale mengemukakan jenjang pengalaman itu berdasarkan derajat

kekongkritan dan keabstrakannya. Dale menggambarkan jenjang pengalaman itu dalam suatu

model yang disebut kerucut pengalaman (the cone of experiences). Melalui bagan yang dibuat

Dale membagi jenjang pengalaman itu menjadi sepuluh tingkatan, yaitu: pengalaman langsung

dan bertujuan, pengalaman pengganti pengalaman langsung, pengalaman yang didramatisasikan,

pengalaman melalui kegiatan demontrasi, pengalaman melalui kegiatan widya wisata,

pengalaman melalui televisi, pengalaman melalui film atau gambar bergerak, pengalaman

melalui rekaman suara, radio dan gambar diam, pengalaman melalui simbol visual dan

pengalaman melalui simbol verbal. Dengan berbagai jenjang pengalaman yang diperoleh peserta

didik, maka peserta didik akan memperoleh pengalaman yang semakin lengkap dan semakin

paham.

         Salah satu media pembelajaran yang sering digunakan adalah media pembelajaran

berbasis komputer dengan bantuan program/software. Dewasa ini software komputer

berkembang semakin pesat, dunia pendidikan juga telah memanfaatkan software komputer

dalam pembuatan berbagai alat bantu pembelajaran yang interaktif dengan konsep multimedia.

Pada peneletian ini penulis mencoba untuk mengembangkan media pembelajaran dengan
menggunakan program simulasi Festo Fluidsim merupakan suatu alternatif agar siswa dapat

memahami berbagai macam komponen – komponen pneumatic dengan lebih detail.

1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, permasalahan yang
akan dikaji dalam penelitian ini yaitu;
   1. Bagaimana gambaran proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media
       pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori pada
       mata pelajaran Pneumatik?
   2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran software Festo Fluidsim
       melalui Model Pembelajaran Ekspositori di kelas dapatmenarik minat belajar siswa?
   3. Apakah kendala utama pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model
       Ekspositori?


1.3 Tujuan Penelitian

   1. Untuk mengetahui proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media

       pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori pada

       mata pelajaran Pneumatik.

   2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan

       media pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori

       pada mata pelajaran Pneumatik.

   3. Untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran menggunakan media pembelajaran

       software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori.

1.4 Manfaat Penelitian

       Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

   1. Bagi Sekolah
      Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan dalam
      menerapkan inovasi media pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan.
2. Bagi Guru
   Sebagai masukan agar para guru dapat termotivasi untuk mengembangkan media
   software sebagai alat bantu pembelajaran.

3. Bagi siswa
   Dapat mengurangi kejenuhan siswa dari pembelajaran yang monoton, meningkatkan
   minat siswa agar lebih semangat belajar, serta dapat meningkatkan pemahaman siswa
   dengan lebih cepat.

4. Bagi penulis
   Dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa
   dengan menggunakan media software simulink/MATLAB melalui Model Pembelajaran
   Ekspositori.
BAB II

 KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN


2.1 Kerangka Teoritis

   2.1.1Pembelajaran

        Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
    pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
    agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
    tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
    pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
        Pengertian pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2003: 57) adalah ”suatu kombinasi

    yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

    prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.” Manusia

    terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya

    tenaga laboratorium. Material meliputi modul pembelajaran, papan tulis, dan kapur. Fasilitas

    dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, peralatan praktikum, meliputi jadwal dan metode

    pembelajaran, praktik belajar yang dilaksanakan, serta cara mengevaluasi pada akhir

    pembelajaran.

   2.1.2 Hasil belajar

        Hasil       belajar   siswa   pada     hakekatnya      adalah      perubahan    tingkah
    laku. Perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
    perubahan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, serta perubahan aspek-aspek lain yang
    ada pada individu yang belajar. Menurut Gagne, Hasil belajar adalah terbentuknya konsep,
    yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan
    skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan
    hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori (Dahar, 1998: 95).
Hasil belajar merupakan indikator dari keberhasilan pencapaian tujuan pengajaran yang
ditetapkan dalam sistem pendidikan nasional. Pengungkapan hasil belajar idealnya melalui
segenap psikologis yang berubah akibat dari pengalaman dan proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pada
belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan aspek kemampuan berpikir (cognitive),
pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan
(afective), sedangkan pada belajar psikomotor memberikan hasil belajar berupa
keterampilan (Psychomotoric).
    Benyamin S Bloom (1956) ahli pendidikan mengatakan, “bahwa ada tiga domain
pengelompokan tujuan belajar berdasarkan domain atau kawasan belajar , yaitu: a) Kawasan
kognitif, tujuannya yaitu untuk perilaku yang merupakan proses berfikir atau perilaku yang
termasuk hasil kerja otak, b) kawasan afektif, tujuannya yaitu untuk perilaku yang
dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau
keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu, c) kawasan psikomotor, tujuannya
yaitu untuk prilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh.”
    Ketiga ranah Bloom tidak dapat berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan
yang sangat erat hungannya, bahkan membentuk tujuan hirarki. Sebagai tujuan yang akan
dicapai melalui proses pembelajaran, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di
sekolah, baik dalam perubahan perilaku, keterampilan, perkembangan intelektual serta
dalam besikap mempertahankan nilai-nilai. Sesuai dengan pelaksanaan Spektrum bahwa
penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) bukan hanya
pada penguasaan materi (pengetahuan).
    Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Agar hasil belajar dapat optimal, maka
kegiatan pembelajaran harus direncanakan oleh guru dengan baik dan benar sehingga proses
belajar mengajar dapat berjalan sesuai rencana dan tujuan yang telah ditetapkan.
    Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada beberapa faktor yang
mempengaruhi dalam belajar. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar
dirinya atau lingkungannya. Faktor-faktor yang menyangkut yang ada dalam individu
diantaranya menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari individu. Keberhasilan belajar
juga sangat dipengaruhi oleh di luar diri siswa, baik faktor fisik maupun sosial maupun sosial-
psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
    Aspek jasmaniah mencakup kondisi kesehatan jasmani dari individu. Seseorang yang
mempunyai kondisi kesehatan dan jasmani yang baik maka ia akan baik pula dalam mengikuti
proses belajar. Selain itu kelengkapan indra dan kesehatan indra juga mempengaruhi dalam
belajar. Seseorang yang panca inderanya kurang baik maka akan berpengaruh pula terhadap
usaha dan hasil tujuan belajarnya.
    Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan
intelektual. Kondisi intelektual ini mencakup tingkat kecerdasan dan bakat. Selain itu minat
dan motivasi juga mempengaruhi dalam belajar. Seseorang yang menaruh minat dalam
pelajaran tertentu biasanya cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran yang
diminatinya. Sedangkan motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi
setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
    Dalam faktor eksternal (faktor di luar diri siswa) meliputi lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat. Keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar, misalnya
dukungan dari orang tua dalam memotivasi kegiatan belajar. Keluarga merupakan
lingkungan pertama dalam pendidikan dalam memberikan memberikan pengaruh. Yang
termasuk dalam dalam lingkungan keluarga adalah keadaan lingkungan dan anggota
keluarga, keadaan rumah, sarana dan prasarana belajar, dan suasana keadaan tenag dalam
keluarga.
    Sedangkan faktor masyarakat adalah suasana masyarakat yang ada di lingkungan rumah.
Suasana lingkungan yang ramai seperti di sekitar pasar atau tempat hiburan sangat mengganggu
dalam kegiatan proses belajar.
2.1.3 Pendidikan Kejuruan

    Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan
seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang
pekerjaan daripada bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 2
tentang sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwa pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.
Lebih spesifik lagi yaitu pada Peraturan pemerintah No.29 tahun 1990 tentang Pendidikan
Menegah, yaitu bahwa pendidikan menengah yang mengutamakan kemampuan siswa untuk
pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan Pendidikan
Kejuruan adalah Pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya untuk memasuki
lapangan kerja. Antara pendidikan formal dan pendidikan kejuruan terdapat unsur saling
melengkapi, artinya untuk menempuh pendidikan kejuruan dibutuhkan pendidikan formal
yang sudah mengandung unsur-unsur persiapan ke arah kejuruan. Pendidikan kejuruan
tingkat dasar merupakan landasan untuk mengikuti pendidikan kejuruan lanjutan. Tujuan
pendidikan kejuruan adalah membekali siswa agar memiliki kompetensi perilaku dalam
bidang kejuruan tertentu sehingga yang bersangkutan mampu bekerja (memiliki kinerja)
demi masa depan dan untuk kesejahteraan bangsa.
    Untuk itu siswa harus dibekali pengetahuan teori dan keterampilan praktis, juga sikap
dan pola tingkah laku sosial serta wawasan politik tertentu. Itu semua mutlak diperlukan
sebagai bekal yang berharga guna meraih sukses dalam rangka memasuki dunia kerja, baik
sebagai pekerja di perusahaan ataupun sebagai wirausaha yang mandiri dan untuk menjadi
warga masyarakat yang bertanggung jawab.
    Pengertian lain dari pendidikan kejuruan yaitu pendidikan nonakademis yang
berorientasi pada praktik dalam bidang-bidang pertukangan, bisnis, industri, pertanian,
transportasi, pelayanan jasa, kesehatan, dsb. Salah satu jenis pendidikan kejuruan di
Indonesia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), SMK adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau
lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut juga
STM (Sekolah Teknik Menengah). Jika SMA semata-mata diarahkan untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi, maka lulusan SMK, selain berhak melanjutkan studi ke
jurusan – jurusan tertentu di perguruan tinggi, juga sudah memperoleh pendidikan kejuruan
dasar dari bangku sekolah.
    Di negara-negara industri maju, pendidikan kejuruan sudah merupakan bagian integral
dari sistem pendidikan formal. Ijazah pendidikan formal berfungsi sebagai “tiket masuk”
untuk mengikuti pendidikan kejuruan tertentu yang sekaligus akan menentukan posisi dalam
hierarki di perusahaan. Indonesia belum memiliki sistem pendidikan kejuruan seefektif di
negara maju seperti Jerman, jalur prndidikan kejuruan masih dipandang sebelah mata oleh
sementara kalangan masyarakat, sebab mereka yang masuk ke jalur pertama.
2.1.4 Pembelajaran Pendidikan Kejuruan
    1. Bidang Belajar Kognitif
           Bidang ini mencakup pelajaran pemahaman melalui transfer ilmu pengetahuan.
           Tujuannya agar siswa mampu melakukan aktivitas berpikir, seperti :
           -   Memahami kausalitas dan teori.
           -   Berfikir logis, merencanakan dan mengembangkan.
           -   Menganalisis dan memecahka masalah.


    2. Bidang Belajar Psikomotorik
           Bidang belajar ini melatih keterampilan, yaitu aplikasi teori ke dalam praktik yang
           dikendalikan oleh pikiran dan perasaan, misalnya:
           -   Keterampilan dasar.
           -   Membuat sketsa, menggambar dan menghitung.
           -   Mengoperasikan dan mengendalikan.
           -   Merawat, memelihara dan memperbaiki.
    Kecakapan kognitif dan keterampilan psikomotor dapat diperoleh bukan hanya melalui
proses belajar mengajar melainkan juga melalui perkembangan teknologi, pengalaman kerja
dan kegiatan-kegiatan inovatif yang dilakukan secara terus menerus dan konsisten.
Keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan tidak akan berkembang, apabila faktor-
faktor lainnya terabaikan dan tidak tersedia kesempatan untuk mengaplikasikannya dalam
praktik.
    3. Bidang Belajar Afektif
           Bidang belajar afektif mencakup pendidikan sikap, karakter dan tingkah laku
           sehingga siswa memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
       - Tenggang rasa, budi pekerti, dan susila.
       - Rasa tanggung jawab, kooperatif dan kemampuan belajar.
    Bidang belajar afektif tidak hanya dipengaruhi oleh proses belajar mengajar saja,
melainkan terutama oleh lingkungan, seperti keluarga, saudara, teman, agama dan
masyarakat.
2.1.5 Model Pembelajaran Ekspositori
      Metode Ekspositori adalah model pembelajaran yang digunakan dengan memberikan
keterangan terlebih dahulu, definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan
contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab
dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan
metode Ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi
pelajaran kepada siswa secara langsung. Roy Kille (dalam Wina Sanjaya, 2007: 177)
menamakan model Ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct
instruction).
      Model pembelajaran Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada kelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Penggunaan
metode ini membuat siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep
dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode Ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan
penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran, siswa
tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.
      Karena strategi Ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering
juga dinamakan strategi ”chalk and talk”. Terdapat beberapa karakteristik model Ekspositori,
yaitu ;
      1. Strategi Ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara
          verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan
          strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
      2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah
          jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga
          tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
      3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
          Artinya,   setelah   proses   pembelajaran   berakhir   siswa   diharapkan    dapat
          memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi
          yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran Ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran
yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab
dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru
menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran
yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah
kemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah
merupakan bentuk strategi Ekspositori.


2.1.6 Media Pembelajaran
     Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya besar pengaruhnya dalam
bidang industri, tetapi juga banyak digunakan dalam bidang pendidikan. Teknologi
berbarengan penggunaannya dengan strategi belajarmengajar kendatipun dalam bentuk yang
berbeda. Strategi belajar mengajar memungkinkan guru berinteraksi secara langsung dengan
siswa untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Teknologi merupakan kekuatan luar
biasa yang memungkinkan terjadinya banyak keluwesan dalam isi (materi pelajaran) dan
memberi kesempatan yang luas untuk berinteraksi dengan siswa. Dalam penerapan model-
model pembelajaran diperlakukan suatu media yang dapat membantu dalam pencapaian
tujuan pembelajaran, media tersebut adalah media pembelajaran/media pengajaran. Menurut
Sudjana dan Rivai (2005:1), “Dalam metodologi pengajaran terdapat dua aspek yang paling
menonjol yaitu metode mengajar dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar”.
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media merupakan
bentuk jamak dari kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang berarti “antara”.
Istilah media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu yang menjadi perantara atau
penyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Dengan demikian media
pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara peserta didik, pendidik dan sumber
belajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.
Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang
dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam simbol-simbol
komunikasi, baik simbol verbal maupun simbol non verbal atau visual.
Media pembelajaran sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran. Beberapa
manfaat dari penggunaan media pembelajaran antara lain (Sudjana dan Rivai, 2005:2):
         -   Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
             motivasi belajar.
         -   Bahan pelajaran akan lebih dipahami siswa.
         -   Metode mengajar menjadi lebih bervariasi sehingga tidak membuat siswa jenuh.
         -   Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
      Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi
siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut
Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience). Kerucut pengalaman yang
terdapat pada gambar 2.3 dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa
yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.


2.1.6 Software Simulink/MATLAB Sebagai Media Pembelajaran
      Pneumatik berasal dari kata Yunani, “pneuma” yang berarti “nafas” atau “udara”.
Sehingga pneumatik berarti : terisi udara atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik
memegang peranan penting sebagai alat bantu dalam peningkatan atau rasionalisasi
produksi. Dalam pembuatan dan pengolahan benda-benda kerja proses mekanisasi
mengambil bagian besar dari waktu yang tersedia. Penggunaan udara mampat sebagai
pembawa energi akan berhasil, hanya kalau digunakan secara tepat metode-metode kerja
yang rasional yang juga pada perusahaan-perusahaan kecil dapat membawa ke arah
rentabilitas ekonomis yang besar.
      Terintegrasinya teknologi pneumatik dan listrik merupakan bagian yang terpenting
dalam pengembangan dengan skala besar pada otomatis industri. Komponen-komponen
dalam sistem kontrol dapat diidentifikasikan dalam 4 kelompok dasar. Tingkat utama pada
struktur sistem elektropneumatik adalah :

   a. Pasokan energi (udara bertekanan dan listrik)
   b. Elemen-eleman masukan (limit switch / tombol tekan/sensor proximity)
   c. Elemen pemroses (switch logic, katup solenoid, converter ke elektrik)
   d. Aktuator dan elemen kontrol akhir (silinder, motor, katup kontrol akhir)
Bagian terpenting dari pengembangan sistem kontrol adalah keseragaman yang
 standard dalam penggambaran baik elemen-elemen dalam rangkaian dan rangkaian
 keseluruhan.
       Masukan dan elemen-elemen pemproses tergantung pada tipe kontak yang digunakan.
Metode aktuasi kontak dapat berupa :

a. Relay
b. Aktuasi manual : tombol tekan atau roller
c. Medan magnet
       Kontak-kontak dapat dibuat sebagai pasangan tunggal atau kumpulan beberapa
kontak. Elemen-elemen kontak dasar adalah :

a. Kontak normal terbuka adalah dalam kondisi awal tidak ada sinyal pada keluarannya.
b. Kontak normal tertutup adalah dalam kondisi awal terdapat sinyal pada keluarannya.
c. Kontak change over : kombinasi antara kontak normal terbuka dan normal tertutup.



Simbol-simbol pneumatik yang dipergunakan dalam pembahasan kali ini, adalah:
a. Sistem suplai udara
     Sistem suplai udara dapat digambarkan dalam bentuk yang sederhana dengan
menggunakan simbol yang menggambarkan masing-masing komponen suplai udara.
Pemilihan antara penggunaan simbol-simbol yang sederhana tergantung pada tujuan dan
kompleksitasnya rangkaian. Dalam penggambaran standart, suplai udara biasa yang
digunakan, sedangkan untuk tujuan perawatan, symbol-simbol yang detail lebih sesuai.

b. Katup kontrol arah
     Katup kontrol arah ditunjukkan oleh banyaknya terminal saluran dan banyaknya posisi
atau kontak. Katup kontrol arah mengontrol terusan sinyal udara bertekanan dari sisi
masukan suatu elemen ke sisi keluaran. Dalam bidang teknologi kontrol ukuran dan
kontruksi suatu kutub tidak begitu penting daripada aliran sinyal dan metode aktuasi.

     Katup kontrol arah mengontrol terusan sinyal udara bertekanan dari sisi masukan suatu
elemen ke sisi keluaran.
c. Aktuator Linier
         Aktuator linier atau silinder digambarkan oleh tipe dan metode operasinya. Adapun
   yang termasuk dalam aktuator linier adalah silinder kerja tunggal dan silinder kerja ganda.

   1. Software FluidSim Pneumatik
        FluidSIM diluncurkan di Departemen Pengetahuan Berbasis Sistem dari Universitas
   Paderborn. Konsep dan pengembangan dari FluidSIM-P adalah yang didasarkan pada
   pekerjaan riset yang dilaksanakan oleh Dr. Daniel Curatolo, Dr. Marcus Hoffmann, dan Dr.
   Habil. Benno Stein. Software simulasi pneumatik ini mempunyai fasilitas dapat diguanakan
   untuk:

   a. Mengenalkan simbol-simbol komponen Pneumatik dan Elektropneumatik.
   b. Melihat deskripsi dari komponen-komponen Pneumatik dan Elektropneumatik.
   c. Melihat photo bentuk komponen sesuai dengan simbolnya.
   d. Menggambar rangkaian Pneumatik dan Elektropneumatik.
   e. Menguji rangkaian pneumatik atau elektropneumatik yang dibuat.
   f. Melihat proses kerja rangkaian pneumatik atau elektropneumatik yang dibuat.
   g. Mencetak rangkaian pneumatik dan elektropneumatik



2.2 Kerangka Berpikir:

       Pada umumnya strategi ceramah banyak digunakan guru dalam sistem pengajaran di

sekolah, dengan demikian secara tidak sengaja menghilangkan makna dari belajar. Belajar yang

bermakna dapat berlangsung bila anak didik berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar

dan bilamana terjadi suatu perubahan, dari sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi

mengetahui, sehingga anak mempunyaj pengalaman sendiri dalam menerima pengajaran. Hal

tersebut sesuai dengan kompetensi mata pelajaran pneumatik, dimana siswa dituntut menguasai

dan memahami cara kerja kerja alat pneumatik.

       Penggunaan media pembelajaran merupakan strategi pembelajaran yang berguna untuk

merangsang siswa dapat memahami cara kerja alat dan dapat mengerti bagian – bagian
komponen lebih detail. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka guru dituntut untuk menggunakan

media pembelajaran pneumatik agar menarik. Salah satu alternatif yang dapat dipakai adalah

menggunakan media pembelajaran berbasis program pneumatic. Dalam hal ini siswa dilatih

keterampilan yang spesifik untuk dapat memahami dan merangkai rangakaian pneumatik. Media

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan tersebut adalah dengan menggunakan media

pembelajaran program software Festo Fluidsim.



2.3 Hipotesis Penelitian

       Berdasarkan uraian dari kerangka teoritis dan kerangka berfikir guru perlu membuat
rencana tindakan atau yang sering disebut rencana perbaikan. Dalarn penelitian ini proses
perbaikannya terdiri dari tiga siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan. tahap tindakan,
tahap pengamatan. dan tahap refleksi. Dimana setiap siklus diharapkan ada peningkatan terhadap
hasil belajar setiap siswa.
Hipotesis penelitian adalah dugaan guru tentang cara penggunaan media untuk mengatasi
masalah. Maka hipotesis penelitian yang akan diajukan adalah sebagai berikut. “Penggunaan
Media Pembelajaran Berbasis Software Festo Fluidsim Melalui Model Ekspository Pada Mata
Pelajaran Pneumatik.”
BAB III

                             PELAKSANAAN PENELITIAN


3.1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
   Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas
(classroom action research). Menurut Suharsimi Arikunto (2009:3) penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.


3.2 Desain Penelitian

   Desain penelitian pada penelitian ini berpedoman pada proses penelitian yang digunakan
oleh Kemmis dan Taggart yang meliputi rencana tindakan, bertindak, dan melakukan refleksi
dan merancang tindakan selanjutnya.Tindakan tersebut diberikan guru atau dengan arahan dari
guru dan dilakukan siswa. Tahapan PTK dapat dilihat pada gambar 3.1.



                                  Perencanaan


               Refleksi            SIKLUS I              Pelaksanaan


                                  Pengamatan


                                 Perencanaan



               Refleksi           SIKLUS II             Pelaksanaan


                                  Pengamatan


                        ?
Gambar 3.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009:16)

Konsep pokok penelitian tindakan ini terdiri atas empat komponen, yaitu: perencanaan (planning)
pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat
komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan
sebanyak 3 siklus atau jika telah menunjukan hasil yang baik dalam 2 siklus maka dihentikan
hingga 2 siklus. Seperti yang katakan oleh Tim Penilai Angka Kredit kenaikan jabatan Guru
dalam Arikunto (2009:22), “Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua
siklus tindakan yang berurutan. Informasi dari siklus terdahulu sangat menentukan bentuk siklus
berikutnya”.


3.3 Setting Penelitian
   PTK dilakukan selama semester I (ganjil) pada bulan Agustus sampai bulan Desember tahun
   pelajaran 2011/2012 di Kelas XI SMK. Dan sebagai tindak lanjut dari penelitian dilakukan
   pengamatan pada semester berikutnya.


3.4 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK 25 orang siswa.


3.5 Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan (observasi), tes,

wawancara, dan Dokumentasi.

     1. Observasi

       Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan

     fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan. Observasi

     meliputi observasi sistematis dan operasi non sistematis. Observasi sistematis adalah

     observasi yang dilakukan peneliti dengan menggunakan instrument pengamatan dan
dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Sedangkan observasi non

sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti tanpa menggunakan instrumen

penelitian. Peneliti menggunakan observasi sistematis yang menggunakan pedoman berupa

format observasi terdiri dari nomer urut, subyek, aspek yang diobservasi. Aspek yang

diobservasi antara lain aktivitas siswa, kinerja siswa dalam menggambar animasi, kepuasan

siswa pada model pembelajaran.

 Hasil pengamatan yang dicatat adalah aktivitas siswa selama pembelajaran, dan kinerja

siswa dalam menggambar animasi, dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

yang diisi guru pamong. Pada lembar observasi menggunakan skala 4 yaitu 1 (tidak baik),

2 (Cukup Baik), 3 (Baik), 4 (Sangat Baik). Ketentuan mengenai objek pengamatan

termasuk kategori sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik dapat dilihat pada

lampiran.

b. Metode Tes


 Tes yang digunakan pada PTK ini adalah tes praktek dengan penilaian produk dari hasil

gambar animasi siswa.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Landasan teknologi pembelajaran
Landasan teknologi pembelajaranLandasan teknologi pembelajaran
Landasan teknologi pembelajaran
Dedi Yulianto
 
Filsafat teknologi pendidikan
Filsafat teknologi pendidikanFilsafat teknologi pendidikan
Filsafat teknologi pendidikan
Muldan Cahya R
 
4 teknologi sebagai pendekatan dalam praktek pendidikan
4 teknologi sebagai pendekatan dalam praktek pendidikan4 teknologi sebagai pendekatan dalam praktek pendidikan
4 teknologi sebagai pendekatan dalam praktek pendidikan
Nuzli Muhammad
 
Bab7 video dalam pendidikan
Bab7 video dalam pendidikanBab7 video dalam pendidikan
Bab7 video dalam pendidikan
Siti Zulaikha
 
Teknologi sebagai pendekatan dalam problem pendidikan
Teknologi sebagai pendekatan dalam problem pendidikanTeknologi sebagai pendekatan dalam problem pendidikan
Teknologi sebagai pendekatan dalam problem pendidikan
Failasuf Fadli
 
KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)
KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)
KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)
Wak Sekawi
 
Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...
Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...
Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...
daenx03
 

Was ist angesagt? (20)

Makalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikanMakalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Landasan teknologi pembelajaran
Landasan teknologi pembelajaranLandasan teknologi pembelajaran
Landasan teknologi pembelajaran
 
Topik 2 reka bentuk pengajaran teknologi
Topik 2 reka bentuk pengajaran teknologiTopik 2 reka bentuk pengajaran teknologi
Topik 2 reka bentuk pengajaran teknologi
 
Filsafat teknologi pendidikan
Filsafat teknologi pendidikanFilsafat teknologi pendidikan
Filsafat teknologi pendidikan
 
article
articlearticle
article
 
4 teknologi sebagai pendekatan dalam praktek pendidikan
4 teknologi sebagai pendekatan dalam praktek pendidikan4 teknologi sebagai pendekatan dalam praktek pendidikan
4 teknologi sebagai pendekatan dalam praktek pendidikan
 
Bab7 video dalam pendidikan
Bab7 video dalam pendidikanBab7 video dalam pendidikan
Bab7 video dalam pendidikan
 
Teknologi sebagai pendekatan dalam problem pendidikan
Teknologi sebagai pendekatan dalam problem pendidikanTeknologi sebagai pendekatan dalam problem pendidikan
Teknologi sebagai pendekatan dalam problem pendidikan
 
Tugas 8 jurnal
Tugas 8 jurnalTugas 8 jurnal
Tugas 8 jurnal
 
Pengembangan media pembelajaran
Pengembangan media pembelajaranPengembangan media pembelajaran
Pengembangan media pembelajaran
 
Artikel: Tahap Pengaplikasian Teknologi Maklumat dan Komunikasi (TMK) Dalam P...
Artikel: Tahap Pengaplikasian Teknologi Maklumat dan Komunikasi (TMK) Dalam P...Artikel: Tahap Pengaplikasian Teknologi Maklumat dan Komunikasi (TMK) Dalam P...
Artikel: Tahap Pengaplikasian Teknologi Maklumat dan Komunikasi (TMK) Dalam P...
 
Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi...
Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi...Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi...
Artikel Pengambangan Pembelajaran Bola Besar Menggunakan e-learning berbasisi...
 
Makalah kel.6 media pembelajaran
Makalah kel.6 media pembelajaranMakalah kel.6 media pembelajaran
Makalah kel.6 media pembelajaran
 
Modul awal pembelajaran jarak jauh
Modul awal pembelajaran jarak jauhModul awal pembelajaran jarak jauh
Modul awal pembelajaran jarak jauh
 
11198 20368-1-sm
11198 20368-1-sm11198 20368-1-sm
11198 20368-1-sm
 
KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)
KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)
KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)
 
GURU SUPPORT LITERASI DIGITAL PB PGRI
GURU SUPPORT LITERASI DIGITAL PB PGRIGURU SUPPORT LITERASI DIGITAL PB PGRI
GURU SUPPORT LITERASI DIGITAL PB PGRI
 
Model Pendidikan dengan Sistem Belajar Mandiri
Model Pendidikan dengan Sistem Belajar MandiriModel Pendidikan dengan Sistem Belajar Mandiri
Model Pendidikan dengan Sistem Belajar Mandiri
 
Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...
Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...
Tugas Makalah-TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN (Strategi Guru PAI Dalam Penge...
 

Ähnlich wie Proposal skripsi adeng saputra

Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
FKIP UHO
 
kel 4 penerapan tik dalam pembelajaran
kel 4 penerapan tik dalam pembelajarankel 4 penerapan tik dalam pembelajaran
kel 4 penerapan tik dalam pembelajaran
Yenima27
 
Materi m1 kb3 rancangan atau desain dan penilaian pembelajaran abad 21
Materi m1 kb3     rancangan atau desain dan penilaian pembelajaran abad 21 Materi m1 kb3     rancangan atau desain dan penilaian pembelajaran abad 21
Materi m1 kb3 rancangan atau desain dan penilaian pembelajaran abad 21
tengkurafi1
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Operator Warnet Vast Raha
 

Ähnlich wie Proposal skripsi adeng saputra (20)

Ipi7548
Ipi7548Ipi7548
Ipi7548
 
BAB I S.D V GUPRES SIAP PRINT.doc
BAB I S.D V GUPRES  SIAP PRINT.docBAB I S.D V GUPRES  SIAP PRINT.doc
BAB I S.D V GUPRES SIAP PRINT.doc
 
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
Teknologi Pendidikan.docx
Teknologi Pendidikan.docxTeknologi Pendidikan.docx
Teknologi Pendidikan.docx
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdfPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdf
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docxPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docx
 
Tes skripsi lia
Tes skripsi liaTes skripsi lia
Tes skripsi lia
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptx
 
kel 4 penerapan tik dalam pembelajaran
kel 4 penerapan tik dalam pembelajarankel 4 penerapan tik dalam pembelajaran
kel 4 penerapan tik dalam pembelajaran
 
Proposal skripsi amir IKIP Mataram 2016
Proposal skripsi amir IKIP Mataram 2016Proposal skripsi amir IKIP Mataram 2016
Proposal skripsi amir IKIP Mataram 2016
 
Media Berbasis Komputer
Media Berbasis KomputerMedia Berbasis Komputer
Media Berbasis Komputer
 
Materi m1 kb3 rancangan atau desain dan penilaian pembelajaran abad 21
Materi m1 kb3     rancangan atau desain dan penilaian pembelajaran abad 21 Materi m1 kb3     rancangan atau desain dan penilaian pembelajaran abad 21
Materi m1 kb3 rancangan atau desain dan penilaian pembelajaran abad 21
 
Merancang dan Menilai Pembelajaran Abad 21
Merancang dan Menilai Pembelajaran Abad 21Merancang dan Menilai Pembelajaran Abad 21
Merancang dan Menilai Pembelajaran Abad 21
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, PENGENALAN ELEA...
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, PENGENALAN ELEA...TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, PENGENALAN ELEA...
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, PENGENALAN ELEA...
 
Blanded learning di indonesia
Blanded learning di indonesiaBlanded learning di indonesia
Blanded learning di indonesia
 

Kürzlich hochgeladen

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 

Proposal skripsi adeng saputra

  • 1. Proposal Skripsi Judul: Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Software Festo Fluidsim Melalui Model Ekspository Pada Mata Pelajaran Pneumatik Disusun Oleh: Adeng Saputra 5215083411 Pend. Tek. Elektronika Reguler Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan penting bagi setiap orang. Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (1) bertambahnya jumlah pengetahuan, (2) adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, (3) ada penerapan pengetahuan, (4) menyimpulkan makna, (5) menafsirkan makna dan mengaitkannya dengan realitas, dan (6) adanya perubahan sebagai pribadi. Dalam proses belajar, terdapat pelaku dan ada sesuatu yang dipelajari atau yang akan di mengerti. Belajar mengandung perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan. Perubahan tersebut dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu sikap, suatu kebiasaan, suatu pengertian, sebagai pengetahuan, atau apresiasi. Menurut Soedijarto, Hasil belajar adalah sebagai tingkat penguasaan yang dapat dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Hasil belajar tersebut dapat berupa penambahan pengetahuan yang diperoleh setelah siswa menempuh aktivitas belajar. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) kelompok teknologi industri sebagai suatu lembaga formal yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan sistem pendidikan yang mengacu pada perkembangan teknologi di dunia industri. Dalam pembelajaran pneumatik siswa dituntut untuk lebih paham tentang pelajaran ini, karena dasar-dasar dan simulasi merupakan langkah awal yang harus diketahui sebelum mempelajari masalah yang berkenaan dengan alat-alat otomasi industri dilapangan. . Dengan demikian, dalam menerapkan dasar-dasar pneumatik siswa diharuskan menguasai sifat-sifat komponen pneumatik. Apabila siswa telah menguasi sifat-sifat komponen yang ada pada peralatan pneumatik, maka akan memudahkan siswa dalam mempelajari pelajaran dan rangkaian pneumatiyang lebih rumit lagi.
  • 3. Realitas yang ada di tingkat sekolah menengah kejuruan memperlihatkan dalam proses pembelajaran pneumatik, guru dari mata pelajaran kurang optimal baik di dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran, karena dalam pembelajaran cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered), dan berpusat pada buku. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran, komponen utama adalah guru dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus membimbing siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat, karena strategi pembelajaran merupakan sarana interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini menuntut proses pembelajaran yang mau tidak mau harus menyesuaikan dengan perkembangan jaman, khususnya proses pembelajaran di SMK sebagai jenjang pendidikan yang dituntut untuk menyiapkan siswa- siswanya menjadi siswa yang unggul dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk itu dalam proses pembelajarannya di sekolah harus dapat memberikan bekal kepada semua siswa agar kelak dapat menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain rendahnya kualitas pendidikan saat ini. Sebenarnya pihak pemerintah telah mengupayakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang meliputi peningkatan kualitas yang bersifat edukatif, sistem, kurikulum maupun sarana. Namun mengingat adanya keterbatasan kemampuan Pemerintah khususnya dalam hal sarana pendidikan, maka perlu adanya langkah guru yang kreatif dan inovatif untuk menyiasatinya dengan melaksanakan proses pembelajaran yang variatif sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan masing-masing, sehingga terjadi proses belajar mengajar secara optimal pada peserta
  • 4. didik. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berhak memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan. Misalnya, dalam melaksanakan kompetensi pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya penguasaan dan penggunaan media pembelajaran. Landasan psikologis penggunaan media pembelajaran dalam (http://dosen.fip.um.ac.id/sihkabuden/?p=6), yaitu alasan mengapa media pembelajaran dipergunakan ditinjau dari kondisi peserta didik dan bagaimana proses belajar itu terjadi. Walaupun telah diketahui adanya pandangan yang berbeda tentang belajar dan bagaimana belajar itu terjadi, namun dapat dikatakan bahwa belajar itu adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku oleh adanya pengalaman. Perubahan perilaku itu dapat berupa bertambahnya pengetahuan, diperolehnya keterampilan atau kecekatan dan berubahnya sikap seseorang yang telah belajar. Pengetahuan dan pengalaman itu diperoleh melalui pintu gerbang alat indera peserta didik karena itu diperlukan rangsangan (menurut teori Behaviorisme) atau informasi (menurut teori Kognitif), sehingga respons terhadap rangsangan atau informasi yang telah diproses itulah hasil belajar diperoleh. Selain itu proses belajar terjadi secara individual atau perseorangan, sehingga apa yang terjadi pada peserta didik A dan peserta didik B terhadap rangsangan atau informasi yang sama tidak pernah menghasilkan perolehan belajar yang sama pula. Upaya yang dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran ialah menyediakan rangsangan dan informasi yang ditata dan diorganisasikan dengan cara yang bermacam-macam agar peserta didik yang memiliki kondisi dan karakteristik yang berbeda-beda dapat memperoleh pengalaman belajar yang optimal. Penyediaan informasi dan pengalaman belajar harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik.
  • 5. Tingkat kemampuan yang dimaksud antara lain ialah tingkat berfikirnya. Jean Piaget mengemukakan bahwa seseorang memiliki tingkatan berfikir sesuai dengan perkembangan usianya. Menurut Piaget perkembangan berfikir itu mulai tingkat sensori motor (0-2th), tingkat pra operasional (2-7th), tingkat operasional kongkrit (7-11th), dan tingkat operasi formal (11-ke atas). Manusia belajar melalui pergaulannya dengan lingkungannya. Dalam pengenalan lingkungan itu, peserta didik melalui tiga tahapan belajar, yaitu tingkat kongkrit, tingkat skematis dan tingkat abstrak. Dalam proses pembelajaran, peserta didik dapat memperoleh berbagai jenis pengalaman. Edgar Dale mengemukakan jenjang pengalaman itu berdasarkan derajat kekongkritan dan keabstrakannya. Dale menggambarkan jenjang pengalaman itu dalam suatu model yang disebut kerucut pengalaman (the cone of experiences). Melalui bagan yang dibuat Dale membagi jenjang pengalaman itu menjadi sepuluh tingkatan, yaitu: pengalaman langsung dan bertujuan, pengalaman pengganti pengalaman langsung, pengalaman yang didramatisasikan, pengalaman melalui kegiatan demontrasi, pengalaman melalui kegiatan widya wisata, pengalaman melalui televisi, pengalaman melalui film atau gambar bergerak, pengalaman melalui rekaman suara, radio dan gambar diam, pengalaman melalui simbol visual dan pengalaman melalui simbol verbal. Dengan berbagai jenjang pengalaman yang diperoleh peserta didik, maka peserta didik akan memperoleh pengalaman yang semakin lengkap dan semakin paham. Salah satu media pembelajaran yang sering digunakan adalah media pembelajaran berbasis komputer dengan bantuan program/software. Dewasa ini software komputer berkembang semakin pesat, dunia pendidikan juga telah memanfaatkan software komputer dalam pembuatan berbagai alat bantu pembelajaran yang interaktif dengan konsep multimedia. Pada peneletian ini penulis mencoba untuk mengembangkan media pembelajaran dengan
  • 6. menggunakan program simulasi Festo Fluidsim merupakan suatu alternatif agar siswa dapat memahami berbagai macam komponen – komponen pneumatic dengan lebih detail. 1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu; 1. Bagaimana gambaran proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori pada mata pelajaran Pneumatik? 2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori di kelas dapatmenarik minat belajar siswa? 3. Apakah kendala utama pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model Ekspositori? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori pada mata pelajaran Pneumatik. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan media pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori pada mata pelajaran Pneumatik. 3. Untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran menggunakan media pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan dalam menerapkan inovasi media pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan.
  • 7. 2. Bagi Guru Sebagai masukan agar para guru dapat termotivasi untuk mengembangkan media software sebagai alat bantu pembelajaran. 3. Bagi siswa Dapat mengurangi kejenuhan siswa dari pembelajaran yang monoton, meningkatkan minat siswa agar lebih semangat belajar, serta dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan lebih cepat. 4. Bagi penulis Dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan media software simulink/MATLAB melalui Model Pembelajaran Ekspositori.
  • 8. BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pengertian pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2003: 57) adalah ”suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.” Manusia terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi modul pembelajaran, papan tulis, dan kapur. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, peralatan praktikum, meliputi jadwal dan metode pembelajaran, praktik belajar yang dilaksanakan, serta cara mengevaluasi pada akhir pembelajaran. 2.1.2 Hasil belajar Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku. Perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Menurut Gagne, Hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori (Dahar, 1998: 95).
  • 9. Hasil belajar merupakan indikator dari keberhasilan pencapaian tujuan pengajaran yang ditetapkan dalam sistem pendidikan nasional. Pengungkapan hasil belajar idealnya melalui segenap psikologis yang berubah akibat dari pengalaman dan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pada belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (afective), sedangkan pada belajar psikomotor memberikan hasil belajar berupa keterampilan (Psychomotoric). Benyamin S Bloom (1956) ahli pendidikan mengatakan, “bahwa ada tiga domain pengelompokan tujuan belajar berdasarkan domain atau kawasan belajar , yaitu: a) Kawasan kognitif, tujuannya yaitu untuk perilaku yang merupakan proses berfikir atau perilaku yang termasuk hasil kerja otak, b) kawasan afektif, tujuannya yaitu untuk perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu, c) kawasan psikomotor, tujuannya yaitu untuk prilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh.” Ketiga ranah Bloom tidak dapat berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan yang sangat erat hungannya, bahkan membentuk tujuan hirarki. Sebagai tujuan yang akan dicapai melalui proses pembelajaran, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah, baik dalam perubahan perilaku, keterampilan, perkembangan intelektual serta dalam besikap mempertahankan nilai-nilai. Sesuai dengan pelaksanaan Spektrum bahwa penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan). Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Agar hasil belajar dapat optimal, maka kegiatan pembelajaran harus direncanakan oleh guru dengan baik dan benar sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam belajar. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya. Faktor-faktor yang menyangkut yang ada dalam individu diantaranya menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari individu. Keberhasilan belajar
  • 10. juga sangat dipengaruhi oleh di luar diri siswa, baik faktor fisik maupun sosial maupun sosial- psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Aspek jasmaniah mencakup kondisi kesehatan jasmani dari individu. Seseorang yang mempunyai kondisi kesehatan dan jasmani yang baik maka ia akan baik pula dalam mengikuti proses belajar. Selain itu kelengkapan indra dan kesehatan indra juga mempengaruhi dalam belajar. Seseorang yang panca inderanya kurang baik maka akan berpengaruh pula terhadap usaha dan hasil tujuan belajarnya. Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan intelektual. Kondisi intelektual ini mencakup tingkat kecerdasan dan bakat. Selain itu minat dan motivasi juga mempengaruhi dalam belajar. Seseorang yang menaruh minat dalam pelajaran tertentu biasanya cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran yang diminatinya. Sedangkan motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam faktor eksternal (faktor di luar diri siswa) meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar, misalnya dukungan dari orang tua dalam memotivasi kegiatan belajar. Keluarga merupakan lingkungan pertama dalam pendidikan dalam memberikan memberikan pengaruh. Yang termasuk dalam dalam lingkungan keluarga adalah keadaan lingkungan dan anggota keluarga, keadaan rumah, sarana dan prasarana belajar, dan suasana keadaan tenag dalam keluarga. Sedangkan faktor masyarakat adalah suasana masyarakat yang ada di lingkungan rumah. Suasana lingkungan yang ramai seperti di sekitar pasar atau tempat hiburan sangat mengganggu dalam kegiatan proses belajar. 2.1.3 Pendidikan Kejuruan Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 2 tentang sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Lebih spesifik lagi yaitu pada Peraturan pemerintah No.29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menegah, yaitu bahwa pendidikan menengah yang mengutamakan kemampuan siswa untuk
  • 11. pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan Pendidikan Kejuruan adalah Pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya untuk memasuki lapangan kerja. Antara pendidikan formal dan pendidikan kejuruan terdapat unsur saling melengkapi, artinya untuk menempuh pendidikan kejuruan dibutuhkan pendidikan formal yang sudah mengandung unsur-unsur persiapan ke arah kejuruan. Pendidikan kejuruan tingkat dasar merupakan landasan untuk mengikuti pendidikan kejuruan lanjutan. Tujuan pendidikan kejuruan adalah membekali siswa agar memiliki kompetensi perilaku dalam bidang kejuruan tertentu sehingga yang bersangkutan mampu bekerja (memiliki kinerja) demi masa depan dan untuk kesejahteraan bangsa. Untuk itu siswa harus dibekali pengetahuan teori dan keterampilan praktis, juga sikap dan pola tingkah laku sosial serta wawasan politik tertentu. Itu semua mutlak diperlukan sebagai bekal yang berharga guna meraih sukses dalam rangka memasuki dunia kerja, baik sebagai pekerja di perusahaan ataupun sebagai wirausaha yang mandiri dan untuk menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab. Pengertian lain dari pendidikan kejuruan yaitu pendidikan nonakademis yang berorientasi pada praktik dalam bidang-bidang pertukangan, bisnis, industri, pertanian, transportasi, pelayanan jasa, kesehatan, dsb. Salah satu jenis pendidikan kejuruan di Indonesia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM (Sekolah Teknik Menengah). Jika SMA semata-mata diarahkan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, maka lulusan SMK, selain berhak melanjutkan studi ke jurusan – jurusan tertentu di perguruan tinggi, juga sudah memperoleh pendidikan kejuruan dasar dari bangku sekolah. Di negara-negara industri maju, pendidikan kejuruan sudah merupakan bagian integral dari sistem pendidikan formal. Ijazah pendidikan formal berfungsi sebagai “tiket masuk” untuk mengikuti pendidikan kejuruan tertentu yang sekaligus akan menentukan posisi dalam hierarki di perusahaan. Indonesia belum memiliki sistem pendidikan kejuruan seefektif di negara maju seperti Jerman, jalur prndidikan kejuruan masih dipandang sebelah mata oleh sementara kalangan masyarakat, sebab mereka yang masuk ke jalur pertama.
  • 12. 2.1.4 Pembelajaran Pendidikan Kejuruan 1. Bidang Belajar Kognitif Bidang ini mencakup pelajaran pemahaman melalui transfer ilmu pengetahuan. Tujuannya agar siswa mampu melakukan aktivitas berpikir, seperti : - Memahami kausalitas dan teori. - Berfikir logis, merencanakan dan mengembangkan. - Menganalisis dan memecahka masalah. 2. Bidang Belajar Psikomotorik Bidang belajar ini melatih keterampilan, yaitu aplikasi teori ke dalam praktik yang dikendalikan oleh pikiran dan perasaan, misalnya: - Keterampilan dasar. - Membuat sketsa, menggambar dan menghitung. - Mengoperasikan dan mengendalikan. - Merawat, memelihara dan memperbaiki. Kecakapan kognitif dan keterampilan psikomotor dapat diperoleh bukan hanya melalui proses belajar mengajar melainkan juga melalui perkembangan teknologi, pengalaman kerja dan kegiatan-kegiatan inovatif yang dilakukan secara terus menerus dan konsisten. Keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan tidak akan berkembang, apabila faktor- faktor lainnya terabaikan dan tidak tersedia kesempatan untuk mengaplikasikannya dalam praktik. 3. Bidang Belajar Afektif Bidang belajar afektif mencakup pendidikan sikap, karakter dan tingkah laku sehingga siswa memiliki sifat-sifat sebagai berikut: - Tenggang rasa, budi pekerti, dan susila. - Rasa tanggung jawab, kooperatif dan kemampuan belajar. Bidang belajar afektif tidak hanya dipengaruhi oleh proses belajar mengajar saja, melainkan terutama oleh lingkungan, seperti keluarga, saudara, teman, agama dan masyarakat.
  • 13. 2.1.5 Model Pembelajaran Ekspositori Metode Ekspositori adalah model pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu, definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode Ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Roy Kille (dalam Wina Sanjaya, 2007: 177) menamakan model Ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Model pembelajaran Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada kelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Penggunaan metode ini membuat siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran, siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Karena strategi Ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and talk”. Terdapat beberapa karakteristik model Ekspositori, yaitu ; 1. Strategi Ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah. 2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. 3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
  • 14. Strategi pembelajaran Ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk strategi Ekspositori. 2.1.6 Media Pembelajaran Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya besar pengaruhnya dalam bidang industri, tetapi juga banyak digunakan dalam bidang pendidikan. Teknologi berbarengan penggunaannya dengan strategi belajarmengajar kendatipun dalam bentuk yang berbeda. Strategi belajar mengajar memungkinkan guru berinteraksi secara langsung dengan siswa untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Teknologi merupakan kekuatan luar biasa yang memungkinkan terjadinya banyak keluwesan dalam isi (materi pelajaran) dan memberi kesempatan yang luas untuk berinteraksi dengan siswa. Dalam penerapan model- model pembelajaran diperlakukan suatu media yang dapat membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran, media tersebut adalah media pembelajaran/media pengajaran. Menurut Sudjana dan Rivai (2005:1), “Dalam metodologi pengajaran terdapat dua aspek yang paling menonjol yaitu metode mengajar dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar”. Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang berarti “antara”. Istilah media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu yang menjadi perantara atau penyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Dengan demikian media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara peserta didik, pendidik dan sumber belajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal maupun simbol non verbal atau visual.
  • 15. Media pembelajaran sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran. Beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran antara lain (Sudjana dan Rivai, 2005:2): - Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. - Bahan pelajaran akan lebih dipahami siswa. - Metode mengajar menjadi lebih bervariasi sehingga tidak membuat siswa jenuh. - Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience). Kerucut pengalaman yang terdapat pada gambar 2.3 dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah. 2.1.6 Software Simulink/MATLAB Sebagai Media Pembelajaran Pneumatik berasal dari kata Yunani, “pneuma” yang berarti “nafas” atau “udara”. Sehingga pneumatik berarti : terisi udara atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik memegang peranan penting sebagai alat bantu dalam peningkatan atau rasionalisasi produksi. Dalam pembuatan dan pengolahan benda-benda kerja proses mekanisasi mengambil bagian besar dari waktu yang tersedia. Penggunaan udara mampat sebagai pembawa energi akan berhasil, hanya kalau digunakan secara tepat metode-metode kerja yang rasional yang juga pada perusahaan-perusahaan kecil dapat membawa ke arah rentabilitas ekonomis yang besar. Terintegrasinya teknologi pneumatik dan listrik merupakan bagian yang terpenting dalam pengembangan dengan skala besar pada otomatis industri. Komponen-komponen dalam sistem kontrol dapat diidentifikasikan dalam 4 kelompok dasar. Tingkat utama pada struktur sistem elektropneumatik adalah : a. Pasokan energi (udara bertekanan dan listrik) b. Elemen-eleman masukan (limit switch / tombol tekan/sensor proximity) c. Elemen pemroses (switch logic, katup solenoid, converter ke elektrik) d. Aktuator dan elemen kontrol akhir (silinder, motor, katup kontrol akhir)
  • 16. Bagian terpenting dari pengembangan sistem kontrol adalah keseragaman yang standard dalam penggambaran baik elemen-elemen dalam rangkaian dan rangkaian keseluruhan. Masukan dan elemen-elemen pemproses tergantung pada tipe kontak yang digunakan. Metode aktuasi kontak dapat berupa : a. Relay b. Aktuasi manual : tombol tekan atau roller c. Medan magnet Kontak-kontak dapat dibuat sebagai pasangan tunggal atau kumpulan beberapa kontak. Elemen-elemen kontak dasar adalah : a. Kontak normal terbuka adalah dalam kondisi awal tidak ada sinyal pada keluarannya. b. Kontak normal tertutup adalah dalam kondisi awal terdapat sinyal pada keluarannya. c. Kontak change over : kombinasi antara kontak normal terbuka dan normal tertutup. Simbol-simbol pneumatik yang dipergunakan dalam pembahasan kali ini, adalah: a. Sistem suplai udara Sistem suplai udara dapat digambarkan dalam bentuk yang sederhana dengan menggunakan simbol yang menggambarkan masing-masing komponen suplai udara. Pemilihan antara penggunaan simbol-simbol yang sederhana tergantung pada tujuan dan kompleksitasnya rangkaian. Dalam penggambaran standart, suplai udara biasa yang digunakan, sedangkan untuk tujuan perawatan, symbol-simbol yang detail lebih sesuai. b. Katup kontrol arah Katup kontrol arah ditunjukkan oleh banyaknya terminal saluran dan banyaknya posisi atau kontak. Katup kontrol arah mengontrol terusan sinyal udara bertekanan dari sisi masukan suatu elemen ke sisi keluaran. Dalam bidang teknologi kontrol ukuran dan kontruksi suatu kutub tidak begitu penting daripada aliran sinyal dan metode aktuasi. Katup kontrol arah mengontrol terusan sinyal udara bertekanan dari sisi masukan suatu elemen ke sisi keluaran.
  • 17. c. Aktuator Linier Aktuator linier atau silinder digambarkan oleh tipe dan metode operasinya. Adapun yang termasuk dalam aktuator linier adalah silinder kerja tunggal dan silinder kerja ganda. 1. Software FluidSim Pneumatik FluidSIM diluncurkan di Departemen Pengetahuan Berbasis Sistem dari Universitas Paderborn. Konsep dan pengembangan dari FluidSIM-P adalah yang didasarkan pada pekerjaan riset yang dilaksanakan oleh Dr. Daniel Curatolo, Dr. Marcus Hoffmann, dan Dr. Habil. Benno Stein. Software simulasi pneumatik ini mempunyai fasilitas dapat diguanakan untuk: a. Mengenalkan simbol-simbol komponen Pneumatik dan Elektropneumatik. b. Melihat deskripsi dari komponen-komponen Pneumatik dan Elektropneumatik. c. Melihat photo bentuk komponen sesuai dengan simbolnya. d. Menggambar rangkaian Pneumatik dan Elektropneumatik. e. Menguji rangkaian pneumatik atau elektropneumatik yang dibuat. f. Melihat proses kerja rangkaian pneumatik atau elektropneumatik yang dibuat. g. Mencetak rangkaian pneumatik dan elektropneumatik 2.2 Kerangka Berpikir: Pada umumnya strategi ceramah banyak digunakan guru dalam sistem pengajaran di sekolah, dengan demikian secara tidak sengaja menghilangkan makna dari belajar. Belajar yang bermakna dapat berlangsung bila anak didik berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar dan bilamana terjadi suatu perubahan, dari sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui, sehingga anak mempunyaj pengalaman sendiri dalam menerima pengajaran. Hal tersebut sesuai dengan kompetensi mata pelajaran pneumatik, dimana siswa dituntut menguasai dan memahami cara kerja kerja alat pneumatik. Penggunaan media pembelajaran merupakan strategi pembelajaran yang berguna untuk merangsang siswa dapat memahami cara kerja alat dan dapat mengerti bagian – bagian
  • 18. komponen lebih detail. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka guru dituntut untuk menggunakan media pembelajaran pneumatik agar menarik. Salah satu alternatif yang dapat dipakai adalah menggunakan media pembelajaran berbasis program pneumatic. Dalam hal ini siswa dilatih keterampilan yang spesifik untuk dapat memahami dan merangkai rangakaian pneumatik. Media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan tersebut adalah dengan menggunakan media pembelajaran program software Festo Fluidsim. 2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian dari kerangka teoritis dan kerangka berfikir guru perlu membuat rencana tindakan atau yang sering disebut rencana perbaikan. Dalarn penelitian ini proses perbaikannya terdiri dari tiga siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan. tahap tindakan, tahap pengamatan. dan tahap refleksi. Dimana setiap siklus diharapkan ada peningkatan terhadap hasil belajar setiap siswa. Hipotesis penelitian adalah dugaan guru tentang cara penggunaan media untuk mengatasi masalah. Maka hipotesis penelitian yang akan diajukan adalah sebagai berikut. “Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Software Festo Fluidsim Melalui Model Ekspository Pada Mata Pelajaran Pneumatik.”
  • 19. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas (classroom action research). Menurut Suharsimi Arikunto (2009:3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian pada penelitian ini berpedoman pada proses penelitian yang digunakan oleh Kemmis dan Taggart yang meliputi rencana tindakan, bertindak, dan melakukan refleksi dan merancang tindakan selanjutnya.Tindakan tersebut diberikan guru atau dengan arahan dari guru dan dilakukan siswa. Tahapan PTK dapat dilihat pada gambar 3.1. Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan ?
  • 20. Gambar 3.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009:16) Konsep pokok penelitian tindakan ini terdiri atas empat komponen, yaitu: perencanaan (planning) pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan sebanyak 3 siklus atau jika telah menunjukan hasil yang baik dalam 2 siklus maka dihentikan hingga 2 siklus. Seperti yang katakan oleh Tim Penilai Angka Kredit kenaikan jabatan Guru dalam Arikunto (2009:22), “Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan. Informasi dari siklus terdahulu sangat menentukan bentuk siklus berikutnya”. 3.3 Setting Penelitian PTK dilakukan selama semester I (ganjil) pada bulan Agustus sampai bulan Desember tahun pelajaran 2011/2012 di Kelas XI SMK. Dan sebagai tindak lanjut dari penelitian dilakukan pengamatan pada semester berikutnya. 3.4 Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK 25 orang siswa. 3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan (observasi), tes, wawancara, dan Dokumentasi. 1. Observasi Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan. Observasi meliputi observasi sistematis dan operasi non sistematis. Observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan peneliti dengan menggunakan instrument pengamatan dan
  • 21. dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Sedangkan observasi non sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti tanpa menggunakan instrumen penelitian. Peneliti menggunakan observasi sistematis yang menggunakan pedoman berupa format observasi terdiri dari nomer urut, subyek, aspek yang diobservasi. Aspek yang diobservasi antara lain aktivitas siswa, kinerja siswa dalam menggambar animasi, kepuasan siswa pada model pembelajaran. Hasil pengamatan yang dicatat adalah aktivitas siswa selama pembelajaran, dan kinerja siswa dalam menggambar animasi, dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang diisi guru pamong. Pada lembar observasi menggunakan skala 4 yaitu 1 (tidak baik), 2 (Cukup Baik), 3 (Baik), 4 (Sangat Baik). Ketentuan mengenai objek pengamatan termasuk kategori sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik dapat dilihat pada lampiran. b. Metode Tes Tes yang digunakan pada PTK ini adalah tes praktek dengan penilaian produk dari hasil gambar animasi siswa.