SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 88
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
ANGKATAN 2007 UNIVERSITAS MERCU BUANA TERHADAP PROGRAM SINETRON
             RELIGI PARA PENCARI TUHAN JILID 3 DI SCTV



                    Diajukan sebagian salah satu syarat untuk
                   Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
                        Program Studi Ilmu Komunikasi




                                 Disusun oleh :
           Nama    : Mahathir Muhammad
           Nim     : 44105010107




                     FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
                      UNIVERSITAS MERCU BUANA
                                   JAKARTA
                                     2010
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BROADCASTING


                                  LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI


Nama                   : Mahathir Muhammad
Nim                    : 44105010107
Fakultas               : Ilmu Komunikasi
Program Studi          : Broadcasting
Judul Skripsi          : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
                        Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV




                                                                                        Jakarta, 27 Mei 2010




        Mengetahui                                        Mengetahui
        Pembimbing I                                      Pembimbing II




      (Feni Fasta SE, M.Si)                            (Sofia Aunul, M.Si)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BROADCASTING


                                        LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI


Nama                   : Mahathir Muhammad
Nim                    : 44105010107
Fakultas               : Ilmu Komunikasi
Program Studi          : Broadcasting
Judul Skripsi          : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
                        Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV


                                                                                        Jakarta, 27 Mei 2010


 1.    Ketua Sidang
       Nama : Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm          ( ……………… )
 2.    Penguji Ahli
       Nama : Drs. Ahmad Mulyana, M.Si                    ( ……………… )
 3.    Pembimbing I
       Nama : Feni Fasta, SE, M.Si                        ( ……………… )
 4.    Pembimbing II
       Nama : Sofia Aunul, M.Si                           ( ……………… )




UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BROADCASTING


                                LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI


Nama                   : Mahathir Muhammad
Nim                    : 44105010107
Fakultas              : Ilmu Komunikasi
Program Studi         : Broadcasting
Judul Skripsi         : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
                          Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV




                                                                                        Jakarta, 27 Mei 2010


                                             Disetujui dan diterima oleh,
           Pembimbing I                                   Pembimbing II




      (Feni Fasta, SE, M.Si)                             (Sofia Aunul, M.Si)
                                                     Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi                          Ketua Bidang Studi




  (Dra. Diah Wardhani, M.Si)            (Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm)




UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BROADCASTING


                                         LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


Nama                  : Mahathir Muhammad
Nim                   : 44105010107
Fakultas              : Ilmu Komunikasi
Program Studi         : Broadcasting
Judul Skripsi         : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
                          Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV




                                                                                        Jakarta, 27 Mei 2010
Disetujui dan diterima oleh,
        Pembimbing I                                       Pembimbing II




      (Feni Fasta, SE, M.Si)                            (Sofia Aunul, M.Si)
                                                     Mengetahui
 Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi                  Ketua Bidang Studi




 (Dra. Diah Wardhani, M.Si)           (Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm)




Judul Skripsi       : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
                      Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV
Nama                : Mahathir Muhammad
Nim                 : 44105010107
Bilbiografi         : 111 Halaman, V Bab, 16 Lampiran, 28 Buku (1981 – 2007)
                                                     ABSTRAKSI

         Diantara program acara yang ditampilkan oleh stasiun televisi, Sinetron merupakan program yang banyak
ditampilkan oleh stasiun televisi swasta, luasnya siaran yang tersebar ke seluruh Indonesia membuat pekerja dunia
broadcasting harus berhati-hati menampilkan apa yang akan disiarkan-nya. pemirsa yang bersifat heterogen, informasi
yang diterima pun dipersepsikan berbeda-beda. Para Pencari Tuhan jilid 3 salah satunya, merupakan program hiburan
yang ditayangkan oleh televisi swasta. Berdasarkan dari latar belakang diatas, dirumuskan dalam penelitian ini yaitu
sejauhmana persepsi mahasiswa universitas mercu buana fakultas ilmu komunikasi angkatan 2007 terhadap sinetron Para
Pencari Tuhan Jilid 3 di SCTV. Dengan tujuan ingin mengetahui persepsi dari para mahasiswa universitas mercu buana
fakultas ilmu komunikasi angkatan 2007.
         Konsep atau teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Teori Stimulus – Organisme – Response (S-O-R)
dimana penulis menelaah melalui perhatian, penafsiran, dan pengetahuan guna mendapatkan response dalam perubahan
sikap.
         Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode
Penelitian Survai kepada Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007 Universitas Mercu Buana khususnya
pria dan wanita yang berusia 18 tahun keatas. Dimana penulis mengumpulkan data secara primer yaitu menyebarkan
kuisioner kepada responden yang dilakukan pada tanggal 12 – 21 April 2010 sebanyak 78 responden yang diolah
mengunakan tekhnik purposive sampling. Dari data identitas responden diketahui bahwa seluruh responden pernah
menonton sinetron religi Para Pencari Tuhan jilid 3 ini.
         Dari hasil yang diperoleh pada penelitian 80 % responden menyatakan positif 14 % lainya menyatakan Netral dan
6 % responden menyatakan negatif terhadap isi tayangan sinetron religi PPT jilid 3. Pemirsa memiliki persepsi yang
positif terhadap tayangan sinetron religi PPT jilid 3. Mereka menganggap sinetron religi PPT jilid 3 dapat menghibur
serta memberikan pengetahuan yang baik. Sesuai dengan teori behaviorisme “law of effects” pemirsa PPT jilid 3 terus
menonton tayangan ini karena telah memberikan kepuasan berupa hiburan dengan pesan yang segar, penuh nilai religius,
dan yang penting adalah tidak menggurui atau menakut - nakuti. Dengan aspek media massa yang bersifat informatif,
hiburan, pendidikan, pengetahuan dan juga alat kontrol sosial.
                                              KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kepada Allah SWT Yang Maha Mengetahui yang senantiasa memberikan berbagai rakhmat, nikmat

dan karunianya dalam bidang pengetahuan. Tidak lupa shalawat dan salam penulis sampaikan kepada suri tauladan kita

Nabi Muhammad SAW yang menuntun kita ummatnya hingga akhir zaman, Sembah sujud memohon keridhoan kepada

kedua orang tua penulis yang telah mendidik dan membimbing dalammenjalani kehidupan. Berkat doa dan dukungan

merekalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ” Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Fakultas ilmu Komunikasi angkatan 2007 Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan jilid 3 di SCTV”. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana strata satu ( S1 ) Ilmu Komunikasi Universitas

Mercu Buana Jakarta.

          Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak

membimbing serta membantu penulis, baik yang bersifat moril maupun materil. Dengan demikian pada kesempatan ini,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Feni Fasta, SE, M.Si selaku pembimbing pertama dan Sofie Aunul, M.Si selaku pembimbing kedua, terima kasih

   untuk waktu kepercayaan serta bimbingan skripsinya yang sangat berguna bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan

   skripsi dengan baik.

2. Dra. Diah Wardhani, M.Si (Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana).

3. H. Deddy Mizwar yang membuka mata kreatifitas penulis dalam inspirasi, mimpi dan imajinasi yang tak pernah putus

   bagi penulis serta pihak Demi Gisela Citra Sinema yang telah memberikan data-data yang berguna dalam penelitian

   ini.

4. Bpk. Morisson, sebagai pembimbing akademik, Fakultas Ilmu Komunikasi (Universitas Mercu Buana),

5. H. Surya Muhammad dan Hj. Mardiana (ayah dan mama) tercinta yang memberikan nafas-nya untuk menghidupiku,

   doa yang tak pernah putus serta amanat-amanatnya yang-kan kujaga dan kujalani. ”Hal terindah adalah lahir dari

   rahimmu dan dibesarkan dengan tangan lembutmu”.

6. Cut Imelda Kusuma, SE kakakku tersayang yang memberikan semanggat dengan cinta nya kepada penulis dalam doa

   serta dukungannya baik moril maupun materil. ”Aku sayang kakak”.

7. Faisal Sudharma-Ulfayanti (abang dan istri) Terimakasih yang sebesarnya atas doa dukungan dan semangat yang

   kalian berikan serta wajah ceria ponakanku yang cantik Carissa Fatihah Arsavina. ‘Tatap duniamu dengan senyuman

   nak”.

8. Indah Permata Sari istriku yang selalu mensupport penulis dengan semanggat dan kesabarannya terima kasih atas doa

   dan dukungannya yang sangat berarti sekali dan menguatkan penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Serta

   Putriku alasan dalam hidup ini Najwa Aurelia Azahra yang menguatkan penulis dalam menatap hari depan yang lebih

   baik ”Kehidupan penuh dengan perjuangan, perjalanan yang berliku dengan krikil tajam yang menusuk, namun

   tetaplah berjalan walau berat kaki kau angkat”.
9. Untukmu Sahabat (Bisma Suluh Septianju, Panji Saputra, Rifky Mochamad, Mochamad Reza, Andi Mario Wawo,

     Ajie Bhodonk, Rizky Qibul, Alam Rizki Saputra, Ade Engkong Apriyanto, Abi, Awank, Bothem, Ferdinand, Jack,

     Q-tink, Ridho, Oemie, Rinni, Anya, Adi Bapao Santoso, Raden Mas Rio, Wira Laga, Willy Adrianto, Hendry

     Bandrek, Paul, Adi Nugroho, Eka Ihtem, Bayour, felix’s, Topan, Iyus, Ix-you terima kasih atas support kalian yang

     diberikan kepada penulis.

10. Sahabat kecil (Wahyu, Risky, Rikiemon, July, Andrew, Indra, Azis) “wew kemana aja? gw pinjem printer sama

     modem dong, skripsi nih” semoga kita sukses selalu.

11. Fikom Photography Club, Teater Amoeba, Panorama, Bau Tanah, Lantai 2 Production terimakasih untuk tempat

     menuangkan inspirasi mimpi yang penuh imajinasi menjadi hasil karya yang baik dan indah. “Keep our dream alive

     and we will survive”.

12. Terima kasih kepada seluruh staff Pengajar Program Studi Broadcasting yang telah memberikan banyak ilmu

     pengetahuan kepada penulis.



          Serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak disebutkan namanya satu-persatu, sehingga penulis

     dapat menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

     peneliti menerima segala saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini bisa

     bermanfaat dan berguna bagi siapa saja maupun bagi peneliti sendiri.



                                                                       Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

                                                                         Jakarta, 27 Mei 2010


                                                                                   Penulis

                                                                                       Mahathir Muhammad




                                                                       DAFTAR ISI

JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI................................................. i
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI.......................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI................................................................... iv
ABSTRAKSI .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
        1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………….                1
        1.2 Rumusan Masalah……………………………………………...…                   12
        1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………                   12
        1.4 Signifikasi Penelitian……………………………………………..              13
            1.4.1 Signifikasi Akademis……………………………………….             13
                                                                   13
                    1.4.2 Signifikasi Praktis…………………………………..…….... 13

BAB II TUJUAN PUSTAKA
         2.1 Komunikasi Massa………………………………….………...….. 14
             2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa…………………………..…. 14
             2.1.2 Proses Komunikasi Massa..................................................... 17
             2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa……….………………….. 22
             2.1.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa.................................. 26
             2.1.5 Media Massa......................................................................... 28
         2.2 Televisi Sebagai Media Massa........................................................ 31
             2.2.1 Pengertian Televisi…………………………………………. 32
             2.2.2 Fungsi Televisi……………………………………….…….. 35
             2.2.3 Karakteristik Media Televisi.................................................. 35
             2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Televisi...................................... 36
         2.3 Program Televisi............................................................................. 37
             2.3.1 Pengertian Program Televisi.................................................. 37
             2.3.2 Jenis Program Televisi……………………………………... 38
         2.4 Sinetron………………………………………….……………….. 42
             2.4.1 Karakteristik Sinetron............................................................ 43
             2.4.2 Isi Sinetron............................................................................. 43
         2.5 Persepsi........................................................................................... 45
             2.5.1 Pengertian Persepsi................................................................ 45
             2.5.2 Perhatian (Attention)……………………………………….. 46
             2.5.3 Penafsiran (Interpretation)………………………….……… 48
             2.5.4 Pengetahuan (kognitif)........................................................... 50
         2.6 Khalayak…………………………………………………………. 50
             2.6.1 Karakteristik khalayak……………………………………... 52
         2.7 Teori Stimulus – Organisme- Response (S-O-R)………………... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
         3.1 Tipe Penelitian................................................................................ 57
         3.2 Metode Penelitian........................................................................... 58
         3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 59
             3.3.1 Data Primer............................................................................ 59
             3.3.2 Data Sekunder........................................................................ 59
         3.4 Populasi dan Sampel....................................................................... 60
             3.4.1 Populasi.................................................................................. 60
             3.4.2 Sampel....................................................................................         61
         3.5 Definisi Operasionalisasi Konsep................................................... 62
             3.5.1 Definisi Konsep..................................................................... 62
                   3.5.1.1 Persepsi……………………………………………. 62
                   3.5.1.2 Program…………………………………………… 62
                   3.5.1.3 Sinetron Religi…………………………………..… 63
             3.5.2 Operasionalisasi Konsep………………………………….... 63
         3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data............................................. 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
        4.1 Profil Demi Gisela Citra Sinema .................................................. 74
            4.1.1 Sekilas tentang Demi Gisela Citra Sinema .......................... 74
                  4.1.1.1 Filmografi PT Demi Gisela Citra Sinema ............... 75
4.1.1.2 Sinetron Yang Telah Diproduksi ...........................                       76
                         4.1.1.3 Penghargaan Yang Pernah Diraih ..........................                        78
                   4.1.2 Profil Sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 3 ...........................                   79
                         4.1.2.1 Sinopsis ................................................................        79
                         4.1.2.2 Para Pemain ..........................................................           83
               4.2 Hasil Penelitian ...........................................................................   84
                   4.2.1 Karakteristik Responden ....................................................             84
                   4.2.2 Frekuensi Menonton Televisi .............................................                86
                   4.2.3 Persepsi Terhadap Sinetron religi PPT jilid 3 .....................                      89
                         4.2.3.1 Tahap Perhatian Terhadap Isi
                                  Sinetron religi PPT jilid 3 .....................................               90

                            4.2.3.2 Tahap Penafsiran Terhadap Isi
                                    Sinetron religi PPT jilid 3 ..................................... 94
                            4.2.3.3 Tahap Pengetahuan Terhadap Isi
                                    Sinetron religi PPT jilid 3 ..................................... 99

          4.2.4 Persepsi terhadap Isi Tayangan
                Sinetron religi PPT jilid 3 ..................................................                    105
          4.2.5 Pembahasan .......................................................................                105
BAB V    PENUTUP
         5.1 Kesimpulan .............................................................................             111
         5.2 Saran ......................................................................................         111
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP




                                                                     DAFTAR TABEL

Tabel   2.1Formula Lasswell……………………………………….                                                             18
Tabel   3.1Populasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi……….                                              60
Tabel   3.2Operasionalisasi Konsep………………………………..                                                        67
Tabel   3.3Skala Likert……………………………………………..                                                              72
Tabel   4.1Filmografi PT Demi Gisela Citra Sinema ....................................... 75
Tabel   4.2Sinetron Yang Telah Diproduksi PT Demi Gisela Citra Sinema ...... 76
Tabel   4.3Para Pemain Sinetron Religi Para Pencari Tuhan jilid 3 .................. 83
Tabel   4.4Jenis Kelamin                                                                                84
Tabel   4.5Usia Responden ............................................................................. 84
Tabel   4.6Jurusan Pendidikan Responden ...................................................... 85
Tabel   4.7Frekuensi Menonton Televisi ......................................................... 86
Tabel   4.8Lama Menonton Televisi ............................................................... 87
Tabel   4.9Pernah Menonton Para Pencari Tuhan jilid 3 .................................. 88
Tabel   4.10
           Intensitas Menonton Sinetron Religi PPT jilid 3                                              88
Tabel   4.11
           Kefokusan Menonton Sinetron Religi PPT jilid 3 ........................... 89
Tabel   4.12
           Perhatian Terhadap Isi Pesan Sinetron Religi PPT jilid 3 ................ 90
Tabel   4.13
           Perhatian Terhadap Karakter Sinetron Religi PPT jilid 3
           (Protogonis Antagonis dan Tritagonis) .......................................... 91
Tabel 4.14 Perhatian Terhadap Dialog Maupun Simbol
           Dalam Cerita Sinetron Religi PPT jilid 3 ........................................ 91
Tabel 4.15 Perhatian Terhadap Konflik Dalam Cerita Sinetron Religi
           PPT jilid 3 (rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat) ... 92
Tabel 4.16 Perhatian Terhadap Setting Lokasi Akting Maupun Mimik
           Dalam Sinetron Religi PPT jilid 3 .................................................. 93
Tabel 4.17 Perhatian Terhadap Musik Pengisi Dalam Sinetron Religi
           PPT jilid 3 (guna memperkuat atmosfir) ......................................... 94
Tabel 4.18 Penafsiran Terhadap Isi Pesan Sinetron Religi PPT jilid 3 .............. 94
Tabel 4.19 Penafsiran Terhadap Kesesuaian Karakter Sinetron Religi
           PPT jilid 3 (Protogonis Antagonis dan Tritagonis) ......................... 95
Tabel 4.20 Penafsiran Terhadap Dialog Maupun Simbol Dalam
           Cerita Sinetron Religi PPT jilid 3 ................................................... 96
Tabel 4.21 Penafsiran terhadap konflik dalam cerita sinetron religi
           PPT jilid 3 (rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat) ... 97
Tabel 4.22 Penafsiran terhadap setting lokasi akting maupun mimik
           dalam religi sinetron PPT jilid 3 ..................................................... 97
Tabel 4.23 Penafsiran trhadap musik pengisi dlam sinetron religi PPT jilid 3
           (guna memperkuat atmosfir) .......................................................... 98
Tabel 4.24 Unsur sosial budaya agama ekonomi dan politik ada
           Dalam sinetron religi PPT jilid 3 .................................................... 99
Tabel 4.25 Nama marbot musholah yang diperankan oleh Deddy Mizwar dalam menjadi tokoh
           Protogonis dalam sinetron religi PPT jilid 3 ................................... 101
Tabel 4.26 Secara sombolis Asrul adalah sarjana S1 yang mengalami pahitnya kehidupan, sosok fakir
           miskin yang susah dalam mencari kerja, namun dia tak pernah mengeluh dan slalu berdoa.
           Sosok asrul dalam dialog sinetron religi PPT jilid 3 ........................ 101
Tabel 4.27 Saat pemilihan RW pak Juk’eng Mawardi tukang sayur membagikan sembako agar terpilih,
           Maulana Malik Ibrahim preman kampung pun ikut serta iya membersihkan kampung, dan pak
           Idrus Madani Rw lama memberikan uang kepada warga agar terpilih kembali. Tapi itu semua
           hanya dilakukan karna adanya pemilihan ketua RW semata. Ini ditampilkan sebagai refleksi
           pemilihan umum kita yang baru berlangsung. Lalu yang terpilih menjadi Rw baru dalam
           sinetron religi PPT jilid 3 ............................................................... 102
Tabel 4.28 Setting lokasi seakan ditanah Suci Mekah serta Akting yang diperankan personel grup lawak
           Trio Bajaj memberikan warna sendiri dimana mereka sekarang sudah menjadi Haji dimana
           sebelumnya mereka hanyalah sekelompok narapidana. nama pelawak Trio Bajaj tersebut
           103
Tabel 4.29 Judul lagu dan yang menyanyikan soundtrack sinetron religi PPT jilid 3 ini untuk memperkuat
           atmosfir ......................................................................................... 103
Tabel 4.30 Sutradara sinetron religi PPT jilid 3                                                              104
Tabel 4.31 Persepsi terhadap isi tayangan sinetron religi PPT jilid 3 ................ 105




                                                           BAB I

                                                     PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang Masalah

       Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas

yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan secara verbal maupun non-verbal. Komunikasi yang lazim

digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah berbicara. Apa yang kita katakan dan bagaimana mengatakannya akan
mempengaruhi sukses tidaknya kita dalam kehidupan. Karena itu komunikasi merupakan hal terpenting dalam

menunjukan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar persona, tetapi dapat pula melibatkan sekian

banyak orang. Komunikasi yang melibatkan sekian banyak orang dikenal dengan Komunikasi Massa.

          Komunikasi massa merupakan proses sebuah organisasi dalam menyampaikan pesan kepada khalayak yang

tersebar untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi massa memiliki karakteristik, diantaranya komunikasi ditujukan

pada khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim. Pada proses komunikasi massa diperlukan adanya media sebagai

alat untuk menyampaikan pesan. Media yang digunakan tentunya memiliki ciri khas masing-masing.

          Media Massa adalah alat untuk mengkomunikasikan pesan secara serempak kepada khalayak. Media massa

terbagi menjadi media massa cetak dan media massa elektronik. Salah satu media massa elektronik yang sudah dikenal

oleh khalayak adalah televisi. Televisi dengan karakteristik audio visualnya, mampu mempengaruhi orang banyak.

Khalayak dapat menyaksikan setiap acara yang disajikan oleh stasiun televisi. Penyaluran informasi dengan menggunakan

media massa terbagi atas dua bagian yaitu : media massa periodik yang berarti terbit secara teratur pada waktu-waktu

yang sudah ditentukan sebelumnya. Seperti surat kabar, televisi, radio, dll. Dan media massa nonperiodik yang berarti

bersifat sementara (eventual) tergantung pada peristiwa yang diselenggarakan. Seperti rapat, seminar, dll. Dalam

penelitian ini penulis akan membahas tentang media televisi.

          Media massa, khususnya televisi merupakan salah satu kekuatan yang berpengaruh bagi pembentukan citra,

pengetahuan dan pendidikan bagi manusia mengenai berbagai pristiwa yang terjadi di seluruh dunia.

          Menurut Maxwell McCombs dan Donald Shaw,” Audiens tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal

lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari

cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut.”1

          Televisi mempunyai karakteristik meluas, heterogen, anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis

kultural dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Oleh karena itu informasi yang diberikan dapat diterima secara

cepat dan serentak. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan media paling berpengaruh dalam

membentuk sikap dan keperibadian masyarakat secara luas.

          Dalam era globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangatlah penting. Hal ini dapat terlihat dari semakin

berkembangnya media komunikasi dan Informasi telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk dapat

berkomunikasi. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan peran media massa untuk memenuhi kebutuhan akan informasi

tersebut. Di Indonesia pertumbuhan media massa berkembang sangat signifikan melihat perkembangan pertelevisian,

radio maupun cetak sangat pesat. Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak

orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi di bandingkan dengan waktu yang di gunakan

untuk mengobrol dengan keluarga atau untuk membaca buku. Hal ini memicu para pemilik modal berlomba-lomba

melebarkan sayapnya di Industri pertelevisian sehingga stasiun televisi di Indonesia mulai bermunculan.


1
    S.Djuarsa Sendjaja, Dkk, Teori komunikasi. Jakarta: Pusat penerbitan Universitas Terbuka, 2004, 25.
Dahulu perkembangan televisi di indonesia berjalan lambat. Hampir selama 27 tahun masyarakat Indonesia hanya

menonton satu-satunya siaran televisi yang ada, Bermula dari stasiun televisi milik pemerintah (TVRI) pada tanggal 24

Agustus 1962 dan kini telah berkembang menjadi belasan Televisi Swasta yang berada di Jakarta dan Daerah. Pada

tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi

RCTI yang merupakan Televisi swasta pertama di Indonesia, di susul kemudian dengan SCTV, Indosiar, ANTV, dan

TPI. Pasca era reformasi tahun 1998, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin bertambah dan kebebasan pers

menjelang tahun 2000 di resmikan serentak lima stasiun televisi swasta baru yaitu Metro TV, Trans TV, TV 7, TV One,

dan Global TV. Sehingga kini penonton televisi Indonesia memiiliki banyak pilihan untuk menikmati berbagai program

televisi.

        Dengan banyaknya jumlah stasiun televisi di Indonesia menyebabkan industri pertelevisian semakin kompetitif

dalam menyajikan program-program unggulannya dan membuat peta persaingan di layar kaca semakin ketat. Adu

programpun dilakukan untuk memperebutkan pemirsa dan pengiklan. Setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai

program yang jumlahnya sangatlah banyak dan beragam seperti berita, film, sinetron, olah raga, musik, kuis, games

show, reality show, variety show dan sebagainya. Program sinetron adalah program yang banyak disukai khalayak

namun banyak juga yang tidak menyukai program ini.

        Program yang ingin penulis teliti adalah program pada bulan Ramadhan. Selain memberikan hiburan program ini

juga dapat memberikan pendidikan bagi khalayak luas, terutama remaja. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penulis

adalah Program Ramadhan Para Pencari Tuhan Jilid 3 yang ditayangkan oleh SCTV setiap hari, Dini hari jam 02:30

dan ulangannya pada malam hari setelah adzan maghrib 18:00 Bagi yang sahur sekitar jam 3 pagi, mungkin pernah atau

sesekali menonton sebuah sinetron yang ditayangkan oleh SCTV yang berjudul Para Pencari Tuhan jilid 3.

        Alasan penulis mengambil program tayangan ini untuk diteliti adalah karena program ini mendapatkan rating

yang tinggi dengan isi pesan yang sangat bermutu dibidang pendidikan agama serta sosial dalam masyarakat. Sinetron ini

berbeda dari sinetron yang lainnya yang hanya memperlihatkan kemewahan, ketampanan dan kecantikan, hal ini cukup

disayangkan karena pesan pendidikan akan budaya Indonesia sangat sedikit. Alasan dipilihnya Sinetron yang ditayangkan

di televisi nasional karena disinilah media massa atau televise sebagai media yang dapat mencangkup luasnya khalayak

yang menonton, gratis dan dapat dikonsumsi oleh siapa saja. Dan karena itulah penulis ingin mengangkat sinetron religi

Para Pencari Tuhan jilid 3 yang selanjutnya disingkat PPT jilid 3 sebagai objek penelitian penulis mengambil responden

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana yang selanjutnya disingkat Mahasiswa Fikom-UMB atas

perhatian penafsiran dan pengetahuan yang akan menghasilkan sikap.

        Artta Ivano salah satu tokoh dalam sinetron ini mengatakan “Sinetron PPT kembali menemani para pemirsa

SCTV selama Ramadan dalam jilid 3. Buat para penggemarnya pasti film ini sudah ditunggu-tunggu dan menjadi film

yang wajib ditonton. Selama dua tahun berturut-turut, Para Pencari Tuhan memang selalu menduduki top program

sahur. Di sekuel yang ketiga, sinetron besutan Deddy Mizwar ini kembali menawarkan kisah yang lebih segar dari
sebelumnya. Bang Jack yang diperankan Deddy Mizwar bersama tiga sahabatnya yang mantan napi Juki, Barong,

Chelsea dikisahkan telah menunaikan ibadah haji. Setelah itu, Bang Jack ingin kembali ke Tanah Suci. Namun saat

niatnya akan terwujud, seorang kepala maling menghentikan langkah Bang Jack. Sang maling menganggap Bang Jack

hanya ingin masuk surga sendiri meninggalkan saudara dan anak buahnya. Sementara dua sahabat, Asrul dan Udin

Hansip juga ingin mewujudkan cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah kemiskinan, keduanya bekerja

serabutan agar bisa naik haji. Pengambilan gambar sinetron yang ceritanya ditulis oleh Wahyu HS ini berlangsung di

kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Cerita sinteron PPT jilid tiga masih diwarnai konflik percintaan. Masalah pelik

mendera cinta Azam diperankan Agus Kuncoro dan Aya yang diperankan Zaskia Adya Mecca. Jelang pernikahan,

Kalila yang diperankan Artta Ivano masuk dalam lingkaran cinta segi tiga di antara Azam dan Aya. Meskipun Azam

sudah berjanji untuk menikahinya, tapi perasaan Azam pada Kalila mengganggu hubungan Azam dan Aya. karena

Aya juga sahabat kecil Kalila. Baha yang diperankan oleh Tora Sudiro juga menjadi sosok yang hadir dalam

kehidupan Kalila. Chelsea juga mengalami masalah saat akan rujuk bersama mantan istrinya. Demikian juga Barong

yang tidak disetujui keluarga pacarnya. Pokoknya konfliknya mantap deh,"2



        Sinetron religi ini memanglah ada setiap tahunnya yang bermulai pada tahun 2007 hingga kini. “PPT” bercerita

tentang kehidupan seorang merbot (penjaga mushala) bernama Bang Jack (Deddy Mizwar) dan ketiga muridnya yang

mantan narapidana, yaitu Chelsea (Melki Bajaj), Barong (Aden Bajaj), dan Juki (Isa Bajaj). Setelah keluar dari penjara,

Barong diusir dari komplotan curanmor lantaran sering menyanyi di pengadilan. Setali tiga uang, Juki yang mantan

copet, ditolak mentah-mentah saat kembali ke rumah ibunya. Nasib Chelsea agak berbeda. Ketika akan mengajak rujuk

kembali dengan mantan istrinya, Marni (Anggia Jelita). Ternyata sang istri sudah menikah dengan Sumarno, polisi yang

menjebloskannya ke penjara.

        Akhirnya mereka bertiga secara tak sengaja bertemu dan luntang-lantung menyusuri Jakarta yang tak lagi ramah.

Seharian mereka menjumpai warung tutup. Hati mereka makin sakit, merasa dunia sudah benar-benar menutup diri bagi

mereka. Mereka baru tersadar saat ada yang memberitahu bahwa hari ini adalah hari pertama bulan puasa, sehingga tak

ada orang makan di warung.

        Ketiganya kemudian terdampar di sebuah mushala bernama At-Taufiq. Di sana ada Bang Jack, penjaga mushala

yang fanatik dengan bedug. Dia tak mau adzan jika belum menabuh bedug. Mantan tukang jagal ini akhirnya tak hanya

menerima ketiga narapidana tersebut tapi sekaligus sudi membimbing mereka ke jalan yang benar. Sebenarnya ilmu

agama Bang Jack sendiri pas-pasan sehingga dalam penerapan agama sering keliru. Untunglah ada Aya (Zaskia adya

mecca) yang membantunya. Gadis cantik penjual kolak dan pengelola perpustakaan gratis ini paham soal agama. Aya

adalah adik ipar Ustad Ferry (Akri Patrio), sang ketua pengurus mushala, yang pamornya tengah menanjak setelah



2
 . Dunia adalah ujian menuju hidup yang abadi (2009, 20 Agustus). Blogspot. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2009 dari
http://produser-eksekutif.blogspot.com/2009/08/para-pencari-tuhan-jilid-3
menjadi komentator di sebuah televisi. Belakangan popularitasnya tersaingi oleh istrinya sendiri, Haifa (Annisa Suci

Wulandari).

       Dalam sinetron ini juga ditampilkan hubungan yang unik antara Bang Udin (Udin Nganga), seorang hansip, dan

sahabatnya Asrul (Asrul), seorang pria beristri satu beranak empat, dengan Pak Jalal (Jarwo Kuat). Bang Udin dan Asrul

sering merasa kesal dengan Pak Jalal yang merupakan orang paling kaya di kampungnya. Sekesal apapun mereka tetap

mendatangi Pak Jalal untuk diberikan pekerjaan pada saat mereka kekurangan uang untuk biaya hidup. Selain itu,

sinetron ini juga diwarnai dengan kisah cinta Aya dengan Azzam (Agus Kuncoro), teman masa kecil Aya, yang

berliku-liku. Walau lamarannya sudah tiga kali ditolak, Azzam tetap pantang menyerah mengejar cinta Aya.

       Setelah sukses dengan penayangan musim pertamanya (2007), pada Bulan Ramadhan 2008 (1-30 September

2008) ditayangkan musim kedua yang diberi judul "Para Pencari Tuhan Jilid Dua". Seluruh tokoh yang ada pada musim

pertama tetap dipertahankan pada musim kedua, bahkan bertambah dengan tokoh Baha (Tora Sudiro) yang merupakan

teman masa kecil Asrul yang menjadi pelaut. Baha muncul menemui Asrul saat kapalnya mendarat di pelabuhan. Baha

yang bertato dan pemabuk memberikan warna berbeda pada sinetron ini. Selain itu, plot percintaan Aya dan Azzam

(Zaskia dan Agus Kuncoro) mulai "memanas" dengan terlibatnya orang ketiga yang selama ini menjadi sahabat mereka,

yaitu Kalila. Sudah dua musim sinetron religi ini cerita dan skenario tetap ditulis oleh Wahyu HS. tetap favorit dan

mengungguli program-program sahur lainnya.

       Jilid ketiga ditayangkan di stasiun TV SCTV selama Ramadhan 2009 pukul 02:30-05:00. Pada jilid ketiganya,

sinetron religi besutan aktor senior, Deddy Mizwar dan Kiki Zakaria memberikan alur cerita yang dibumbui drama cinta

segitiga antara Aya (Zaskia Adya Mecca), Azzam (Agus Kuncoro), dan Kalila (Atta Ivano). Tak itu saja, konflik pun

kembali ditebar lewat karakter yang diperankan personel grup lawak Trio Bajaj, Isa, Melky dan Aden, yang menjadi

murid Bang Jack (Deddy Mizwar), yang dikisahkan baru kembali dari Tanah Suci Mekkah.

       Dan tentunya, tak ketinggalan aroma pemilu juga melengkapi racikan sinetron yang tetap didukung sejumlah

muka lama seperti Jalal (Jarwo Kuat), Udin Hansip (Udin Nganga), Ustadz Ferry (Akrie Patrio), hingga Baha (Tora

Sudiro). Kali ini ada cerita pemilu, pemilihan RW sebagai refleksi pemilihan umum kita yang baru berlangsung serta

Bang Jack yang diperankan Deddy Mizwar bersama tiga sahabatnya yang mantan napi Juki, Barong, Chelsea dikisahkan

telah menunaikan ibadah haji. Setelah itu, Bang Jack ingin kembali ke Tanah Suci. Namun saat niatnya akan terwujud,

seorang kepala maling menghentikan langkah Bang Jack. Sang maling menganggap Bang Jack hanya ingin masuk surga

sendiri meninggalkan saudara dan anak buahnya. Sementara dua sahabat, Asrul dan Udin Hansip juga ingin mewujudkan

cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah kemiskinan, keduanya bekerja serabutan agar bisa naik haji.

       Pengambilan gambar sinetron yang ceritanya ditulis oleh Wahyu HS ini berlangsung di kawasan Jatiasih, Bekasi,

Jawa Barat. Cerita sinteron Para Pencari Tuhan jilid tiga masih diwarnai konflik percintaan. Masalah pelik mendera cinta

Azam diperankan Agus Kuncoro dan Aya yang diperankan Zaskia Adya Mecca. Jelang pernikahan, Kalila yang

diperankan Artta Ivano masuk dalam lingkaran cinta segi tiga di antara Azam dan Aya. Meskipun Azam sudah berjanji
untuk menikahinya, tapi perasaan Azam pada Kalila mengganggu hubungan Azam dan Aya. karena Aya juga sahabat

kecil Kalila. Baha yang diperankan oleh Tora Sudiro juga menjadi sosok yang hadir dalam kehidupan Kalila. Chelsea

juga mengalami masalah saat akan rujuk bersama mantan istrinya. Demikian juga Barong yang tidak disetujui keluarga

pacarnya.

        Pada 2008 ini PPT ternyata masih bertaji. Tayangan tersebut menurut riset AGB Nielsen mencapai angka

share rata-rata 24,9 %.

"Kesuksesan PPT tahun lalu menjadi pondasi penting dalam mendongkrak performa PPT2 dari hari pertama tayang.

Secara pasti, share PPT2 bergerak positif dengan perolehan share tertinggi menurut AGB Nielsen mencapai angka

29,5% pada tanggal 5 September lalu," jelas Senior Manajer Humas SCTV Budi Darmawan dalam rilis yang diterima

detikhot Selasa (12/9/2008). 3

        SCTV berawal hanya dari sebuah stasiun televisi lokal. SCTV (awalnya singkatan dari 'Surabaya Central

Televisi') mengudara pertama kali pada tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur, dengan jangkauan wilayah

Surabaya dan sekitarnya (Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Bangkalan). Pada tahun 1991,

didirikan stasiun SCTV Bali di Denpasar dan SCTV Surakarta di Surakarta. Sejak itu kepanjangan SCTV menjadi Surya

Citra Televisi. Pada tahun 1993 barulah SCTV mengudara secara nasional. Secara bertahap, dalam kurun waktu

1993-1998 SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta. Saat ini kantor pusatnya di

Senayan City Jalan Asia Afrika Lot 19, Jakarta Pusat. SCTV juga memiliki studio penta di kawasan Kebon Jeruk,

Jakarta Barat. Sejak pertengahan 90-an, SCTV yang semula satu manajemen dengan RCTI akhirnya keduanya berpisah

manajemen. Saat ini kepemilikan SCTV dikuasai oleh grup Elang Mahkota Teknologi, melalui PT.Surya Citra Media

Tbk. Direktur Utama SCTV ialah Fofo Sariaatmadja.

        Menonton program televisi berarti audience memperhatikan. Lalu menyimpulkan informasi-informasi yang

diterima oleh panca indra khususnya mata telinga lalu menafsirkannya dan diolah menjadi sebuah pengalaman tentang

objek, peristiwa dan hubungan yang diperoleh. Kemudian hal tersebut akan membentuk sebuah pengetahuan dan akan

membuat perilaku audience berubah. Proses-proses ini di sebut dengan pesepsi. Persepsi merupakan pemberian makna

pada stimuli indrawi (sensory stimuli).4 Persepsi merupakan proses yang paling awal di dalam keseluruhan pemrosesan

informasi yang dilakukan oleh manusia.

        Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk

mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (ransangan) yang diterima oleh alat indra seperti mata,

telinga, dan hidung.

        Perhatian (attention) adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas mental (attention is a




3
  . Share sinetron para pencari tuhan Jilid 3 (2008, 12 September). Detik [online]. Diakses pada tanggal 20 agustus 2009. dari
http://detikhot.com/read/2008/09/12/185825/1005350/231/para-pencari-tuhan-paling-laris-saat-sahur
4
   Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004,51.
concentration of mental activity).5 Proses perhatian melibatkan pemusatan pikiran pada tugas tertentu, sambil

mengabaikan stimuli lain yang mengganggu.

           Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberikan arti terhadap pesan yang diterimanya,

mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteknya, dan mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan

rangkaian stimuli yang dipersepsikan.

           Kognitif terfokus pada bagaimana pikiran manusia memproses informasi sehingga menjadi pengetahuan yang

disimpan didalam ingatan, kemudia menggunakan pengetahuan itu di dalam melakukan tugas-tugas atau

aktivitas-aktivitasnya.

           Alasan mengambil koresponden Mahasisiwa Fikom UMB adalah karena mahasiswa dapat berpikir secara objektif

dinamis inisiatif kreatif dan inovatif dan dengan latar belakang yang beragam seperti : kultur, agama, sosial, ekonomi dan

juga tempat tinggal yang berbeda dari setiap mahasiswa. Kenapa Fakultas Ilmu Komunikasi atau disingkat Fikom, ini

juga karna mahasiswa dari Fikom ini mengerti sebuah masalah yang terjadi dari media komunikasi secara teori dan

terapannya. Mahasiswa Fikom UMB terbagi atas empat jurusan yaitu, Broadcasting, Publik Relations, Marketing

Communications dan Visual Comunnications. Yang secara dasar mempelajari secara mendalam media massa pada

khususnya dan komunikasi massa pada umumnya. Mereka memahami fenomena yang terjadi pada media massa pada saat

ini, televisi salah satunya. Angkatan 2007, karna pada saat penulis meneliti angkatan ini sedang menjalani perkuliahan

secara normal dan aktif sebagai mahasiswa.


1.2        Rumusan Masalah
           Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

“ Sejauhmana Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007

terhadap Program Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 di SCTV?”

1.3        Tujuan Penelitian

           Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui bagaimana Persepsi yang ada pada Mahasiswa Fakultas Ilmu

Komunikasi Angkatan 2007 Universitas Mercu Buana terhadap Program Sinetron Religi PPT Jilid 3 di SCTV,

Kaitannya terhadap aspek media massa yang bersifat informatif, hiburan, pendidikan, pengetahuan dan juga alat kontrol

sosial.



1.4        Signifikansi Penelitian.

1.4.1Signifikansi Akademis

           Hasil Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya di

bidang Broadcasting mengenai persepsi khalayak terhadap program tayangan televisi, yang dalam hal ini adalah program




5
    Suharnan, MS, Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi, 2005,40.
Sinetron. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi siapa saja yang membutuhkan.



1.4.2Signifikansi Praktis

           Penelitian ini secara praktis di harapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi para broadcaster atau

pekerja stasiun televisi, rumah produksi pada umumnya dan sebagai bahan evaluasi kepada stasiun televisi dan PT Demi

Gisela Citra Sinema pada khususnya, dalam segi persepsi khalayak terhadap tayangan tersebut.




                                                                 BAB II

                                                         TUJUAN PUSTAKA




2.1        Komunikasi Massa

2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa

           Komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak organisasi atau institusi

yang menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak yang heterogen, dan anonym. Berbicara mengenai

komunikasi massa tidak lepas dari elemen-elemen seperti: komunikator, isi pesan, saluran, komunikan, dampak dan

umpan-balik. Komunikator diartikan yakni seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi atau institusi yang

menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak.

           Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris Mass Comunication sebagai kependekan dari mass media

comunication artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass

comunications atau comunications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan

dari media of mass comunication.6

             Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar ”orang banyak” sebagaimana

orang-orang yang sedang memgerumuni penjual obat ditrotoar tetapi dapat diartikan sebagai ”meliputi semua orang

yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.” Massa mengandung

pengertian orang banyak. Mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama. Mereka dapat tersebar atau terpensar

di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pasan-pesan komunikasi

yang sama.

           Komunikasi menurut DeFleur dan Dennis McQuail didalam bukunya ”Understanding mass comunication

(1985)”, menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator

menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan makna-makna



6
    Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo, 2004, 69.
yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.7

          Komunikasi massa menurut Jalaludin Rakhmat merupakan jenis komunikasi yang di tujukan kepada sejumlah

khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak dan elektronik sehingga pesan yang sama dapat

diterima secara serentak dan sesaat.8

          Ada beberapa sifat yang melekat dalam komunikasi massa dan sekaligus membedakannya dengan bentuk

komunikasi yang lainnya. Sifat-sifat tersebut diantaranya adalah :

          1. Sifat komunikator

               Berbagai pesan yang terbit dari suatu media massa sebenarnya bukan lagi milik perorangan, tetapi hasil

               rembugan, olahan redaksi atau keputusan dari kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya.




          2. Sifat pesan.

               Pesan komunikasi massa bersifat umum, universal tentang berbagai hal dari berbagai tempat di muka bumi.

               Sementara itu, isi media massa adalah tentang berbagai peristiwa apa saja yang patut di ketahui oleh

               masyarakat umum. Tidak ada pesan komunikasi massa yang hanya di tujukan kepada suatu masyarakat

               tertentu.

          3. Sifat media massa.

               Komunikasi masa nampaknya lebih bertumpu pada andalan teknoligi pembagi pesan dengan menggunakan

               jasa industri untuk memperbanyak dan melipat gandakannya. Bantuan industri mengakibatkan berbagai pesan

               akan menjagkau khalayak dengan cara yang cepat serta tepat secara terus menerus.

          4. Sifat komunikasi

               Komunikasi dalam suatu komunikasi massa adalah masyarakat umum yang sangat beragam, heterogen dalam

               segi demografis, geografis maupun psikologis.

          5. Sifat efek.

               Secara umum komunikasi mempunyai tiga efek. Berdasarkan teori hierarki efek yaitu :

               a. Efek kognitif, Pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan,

                   pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang di perolehnya.

               b. Efek afektif, dimana pesan komunikasi massa menakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak.

               c. Efek konatif atau behafioral, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil

                   keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

          6. Sifat umpan balik.



7
    Sasa Djuarsa Sendjaja, DKK, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2003, 73.
8
    Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, 189.
Umpan balik dari sebuah komunikasi massa biasanya lebih bersifat tertunda dari pada umpan balik langsung

                 dalam komunikasi antarpribadi. Maksudnya adalah bahwa pengembalian reaksi terhadap suatu pesan kepada

                 sumbernya tidak terjadi pada saat yang sama, melainkan ditunda setelah media itu beredar, atau pesannya itu

                 memasuki kehidupan masyarakat tertentu.



2.1.2 Proses Komunikasi Massa

           Pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ( source ) kepada

komunikan ( receiver ) melalui suatu media. Teori proses komunikasi massa yang sangat terkenal di kemukakan oleh

seorang ahli politik di Amerika Serikat, yaitu Harold D. Lasswell, teori tersebut merupakan suatu formula yang dapat

menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa dan juga mempunyai tujuan untuk membedakan berbagai

jenis penelitian komunikasi. Formula tersebut di kenal dengan Formula Lasswell.

           Model komunikasi klasik dari lasswell menunjukkan bahwa pihak pengirim pesan ( komunikator ) pasti

mempunyai suatu keinginan untuk mempengaruhi pihak penerima ( komunikan ) karenanya komunikasi harus di pandang

sebagai upaya persuasif.9 Hal ini juga selalu dianggap sebagai pesan-pesan yang pasti ada efeknya. Model-model yang

demikian tentu saja mendorong kecenderungan yang membesar-besarkan efek terutama efek terhadap khalayak.

                                                          Tabel 2.1
                                                       Formula Lasswell
        WHO               SAYS         IN WHICH          TO         WITH WHAT

                          WHAT         CHANNEL         WHOM             EFFECT

         Siapa         Mengatakan        Dengan         Kepada           Dengan
                          apa            saluran         siapa            Efek
                                           apa                            Apa
    Komunikator            Pesan         Media         Penerima           Efek


       Control            Analisis       Analisis      Analisis       Analisis Efek

        Studies            Pesan          Media        Khalayak




9
    Ibid 3.9
Formula Lasswell dengan elemen-elemen yang saling berhubungan proses komunikasi dapat dipahami sebagai

berikut :

        1. Who (Siapa) :

            Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan

            fasilitas lembaga atau organisasi (Institutionalized person). Yang di maksud dengan Institutionalized

            (lembaga atau organisasi) adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film. Adapun yang

            dimaksud persons adalah orang yang menjalankannya. Dalam penelitian ini adalah sinetron Para Pencari

            Tuhan Jilid 3.

        2. Say What (Apa yang dikatakan) :

            Organisasi memiliki rasio keluaran tinggi yang didasarkan pada masukannya. Oleh sebab itu, organisasi

            sanggup melakukan proses encoding ribuan atau jutaan pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Jadi

            pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau

            audiens yang sangat banyak.

            a. Publicly

               Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada orang per orang secara ekslusif,

               melainkan bersifat terbuka untuk umum atau publik. Semuanya mengetahui bahwa orang lain juga

               menerima pesan yang sama dan disampaikan secara publicly.

            b. Rapid

               Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu yang singkat

               secara simultan. Pesan-pesan tersebut dibuat secara masal, tidak seperti fine art yang dapat dinikmati

               selama berabad-abad.

            c. Transient

               Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali

               pakai” dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Namun, untuk buku-buku perpustakaan, film,

               transkripsi-transkripsi radio, dan rekaman audio-visual merupakan pengecualian. Hal itu merupakan

               kebutuhan dokumentasi. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang

               expendable. Karena itu, isi media cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang

               bersifat sensasional.

        3. In Which Channel (melalui saluran apa) :

            Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan

            komunikasi massa. Tanpa saluran tersebut pesan yang dikomunikasikan tidak dapat menyebar secara cepat,
luas, dan simultan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, film,

            televisi dan media dotcom. Ciri-ciri dari masing-masing media adalah membawakan pesan komunikasi,

            fungsi, dan perannya dalam kehidupan sosial, psikologis masyarakat, serta efek yang ditimbulkannya dalam

            penelitian ini penulis mengambil media televisi.

        4. To Whom (kepada siapa) :

             Khalayak atau komunikan di televisi ini agar dapat menerima pesan-pesan informasi yang disampaikan oleh

            media televisi tersebut sehingga diharapkan adanya penambahan ilmu pengetahuan dan wawasan khalayak

            dan juga menimbulkan sikap dan efek tertentu kepada khalayak yang menonton program sinetron ini.

        5. With what effect (dengan efek apa) :

            Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri audiens sebagai akibat dari keteraan pesan-pesan

            media. menurut David K Berlo, ada 3 klasifikasi efek, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap dan

            perilaku nyata. Ketiga jenis perubahan ini biasanya (tidak selalu) berlangsung secara berurutan. Perubahan

            perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap, dan perubahan sikap diawali dengan perubahan

            pengetahuan. Maka dari itu penulis ingin meneliti sejauhmana pengetahuan khalayaknya terhadap program

            sinetron religi Para Pencari Tuhan jilid 3 ini.



        Adapun menurut arus komunikasi, model jarum suntik (hypodermic needle model) proses komunikasi massa

berlangsung dengan aliran atau tahap (One Step Flow), yaitu dari media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai

efek yang amat kuat atas mass audience.10 Model ini mempunyai asumsi bahwa komponen-komponen komunikasi

(komunikator, pesan, media) amat perkasa dalam mempengaruhi komunikan.11

        Peristiwa komunikasi menurut model jarum suntik berpandangan bahwa media massa mempunyai pengaruh

langsung kepada khalayaknya. Isi media massa diibaratkan sebagai jarum yang disuntikkan ke tubuh khalayak, sehingga

menghasilkan pengaruh yang sesuai dengan isinya.12Model jarum suntik hipodermik juga disebut sebagai “the

mechanistic S-R theory”. Dalam bukunya “deffusion of new ideas and practices” Elihu Katz menunjukkan aspek-aspek

yang menarik dari model hipodermic ini.13

        1. Media massa mempunyai kekuatan yang luar biasa. Sehingga sanggup menginjeksi secara mendalam ide-ide

            dalam benak orang yang tidak berdaya.

        2. Mass Audience, dianggap seperti atom-atom yang terpisah satu sama lain, tidak saling berhubungan dan

            hanya berhubungan dengan media massa. Kalau individu dalam mass audience berpendapat sama tentang

            suatu persoalan, hal ini bukan karena mereka berhubungan atau berkomunikasi satu dengan yang lain,



10
   Wiryanto, Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT.Grasindo, 2003, 20.
11
   Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi.Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002, 62.
12
   Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004. 25.
13
   Wiryanto, op.cit., 22.
melainkan karena mereka memperoleh pesan-pesan yang sama dari suatu media.



                   2.1.5 Karakteristik Komunikasi Massa

           Koran, majalah, radio, televisi dan film merupakan the big five of mass media.14 Beberapa karakteristik

komunikasi massa adalah sebagai berikut.15

           1. Komunikator Terlembaga

               Ciri Komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunkasi massa itu menggunakan media

               massa, baik media cetak maupun elektronik Dengan mengingat kembali pendapat Charles R. Wright, bahwa

               komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.

               Proses komunikasi massa melalui surat kabar dari komunikator ke komunikannya adalah sebagai berikut :

               komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginanya atau permintaan media massa

               yang bersangkutan. Selanjutnya, pesan tersebut diperiksa oleh penanggungjawab rubrik. Dan dari

               penangguangjawab rubrik diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa laik tidaknya pesan itu untuk dimuat

               dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu. Ketika sudah baik,

               pesan dibuat setting-nya, lalu diperiksa oleh korektor, disusun oleh lay-outer agar komposisinya bagus,

               dibuat plate, kemudian masuk mesin cetak tahap terakhir setelah dicetak merupakan tugas bagian distribusi

               untuk mendistribusikan surat kabar yang berisi pesan itu kepada pembacanya.

           2. Pesan Bersifat Umum

               Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak

               ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan

               komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini namun tidak semua fakta dan peristiwa yang

               terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam

               bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian

               besar komunikan.

           3. Komunikannya anonim dan heterogen

               Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator

               tidak saling mengenal (anonim), karena komunikasi menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping

               anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang

               berbeda yang dapat di kelompokkan berdasarkan faktor: Usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar

               belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

           4. Media massa menimbulkan keserempakan



14
     Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004, 7.4.
15
     Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Agustus 2004,7.12
Kelebihan komunikasi massa di bandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau

               komunikator yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu komunikator yang

               banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

           5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan

               Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersonal, unsur

               hubungan sangat penting dan sebaliknya pada komunikasi massa yang penting adalah isi. Dalam Komunikasi

               massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik

               media massa yang akan digunakan.



           6. Komunikasi bersifat satu arah

               Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada

               juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Secara singkat, komunikasi massa itu adalah

               komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator

               dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,

               komunikanpun aktif menerima pesan, namun di antara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana

               halnya yang terjadi dalam komunikasi antarpersonal, dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu

               arah.

           7. Stimulasi alat indera “Terbatas”

               Ciri komunikasi lainnya yang di anggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indera yang “terbatas”.

               Dalam komunikasi massa. Stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan

               majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar,

               sedangkan pada media TV dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus.

           8. Umpan Balik Tertunda (delayed)

               Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam

               bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan

               oleh komunikan. Umpan balik bersifat langsung (direct feedback) dan umpan balik bersifat segera (immediate

               Feedback).

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa

           Banyak ahli yang mengungkapkan fungsi komunikasi massa dengan versinya masing-masing. H.Lasswell

menunjukkan ada tiga fungsi komunikasi massa, yaitu : fungsi pengawasan lingkungan, fungsi korelasi dan fungsi

transmisi.16 Namun oleh Charles R. Wright di tambahkan satu lagi fungsi komunikasi massa yaitu fungsi hiburan.17



16
     Sutarto, Sosiolagi Komunikasi. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2005, 91.
17
     Ibid
Joseph De Vito18 mengatakan bahwa ada enam fungsi yang paling penting dalam komunikasi massa yaitu :

        1.       Fungsi Menghibur

             Media memberikan hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka

             dapat menjual hal ini kepada para pengiklan. Stimuli atau pencarian untuk mengurangi rasa bosan atau

             melepaskan diri dari kegiatan rutin: relaksasi atau santai merupakan bentuk pelarian dari tekanan dan

             masalah: pelepasan emosi dari perasaan dan energi terpendam, merupakan beberapa bentuk memperoleh

             hiburan19.

        2.       Fungsi Meyakinkan

             Fungsi meyakinkan atau persuasi terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya :

             a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang.

             b. Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang.

             c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu.

             d. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu

        3.       Menginformasikan

             Melalui media kita mendapatkan dan mengetahui informasi apa saja kita butuhkan dalam kehidupan kita,

             mulai dari ekonomi, musik, politik, film, seni, dll.

        4.       Menganugerahkan Status

             Paul Lazarsfeld dan Robert merton, dalam karya mereka ”mass Communication, Popular Taste, and

             Organized Social Action”(1951), mengatakan, “jika anda benar-benar penting, anda akan menjadipusat

             perhatian massa dan jika anda menjadi pusat perhatian massa, berarti anda penting”, sebaliknya tentu saja,

             jika anda tidak mendapatkan perhatian massa, maka anda tidak penting.20

        5.       Fungsi Membius

             Fungsi membius (narcotization) merupakan fungsi media massa yang paling menarik dan paling banyak

             dilupakan. Ini berarti bahwa apabila madia manyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa

             tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan tidak

             aktif seakan-akan berada dalam pengaruh narkotika.

        6.       Menciptakan Rasa Kebersatuan

             Program televisi, berita-berita disurat kabar membuat seseorang yang kesepian merasa menjadi anggota

             sebuah kelompok yang lebih besar.

2.1.5   Media Massa




18
   Ibid
19
   Morissan, Strategi Mengelolah Radio & Televisi. Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005, 23.
20
   Sutarto, op.cit., 94.
Media massa dalam cakupan komunikasi massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film.21 Schramm

menggambarkan komunikasi massa dalam prosesnya mempunyai reaksi yang bertindak sebagai gate keeper yang

menjalankan fungsi decoding, interpreting, dan encoding yakni membaca, menyeleksi, dan memutuskan hal-hal yang

akan dimuat atau disiarkan media tersebut.

          Setelah melalui gate keeper ini, pesan-pesan tersebut disebarkan atau disiarkan pada khalayak. Demikian pula

halnya dengan khalayak, mereka juga akan menyeleksi dan menginterpretasikan pesan-pesan media. Secara umum

khalayak akan tertarik pada pesan-pesan media apabila isinya mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

          1.Novelty ( Sesuatu yang Baru )

              Sesuatu yang ” baru ” merupakan unsur yang terpenting bagi suatu pesan media. Khalayak akan tertarik

              untuk menonton suatu program acara TV, mendengarkan siaran radio atau membaca surat kabar/majalah

              apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau belum diketahui.

          2.Jarak ( Dekat atau jauh )

              Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasinya peristiwa itu, mempunyai arti penting.

              Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan langsung dengan kehidupan dan

              lingkungannya.

          3.Popularitas

              Peliputan tentang tokoh, organisasi atau kelompok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal akan

              menarik perhatian khalayak. Suatu perampokan akan menjadi berita besar atau menarik perhatian khalayak

              bila terjadi di rumah seorang menteri.

          4.Pertentangan

              Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan, baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan

              pendapat dan nilai, biasanya disukai oleh khalayak yakni untuk mengetahui siapa yang akan keluar sebagai

              pemenang.

          5.Komedi atau humor

              Manusia pada dasarnya tertarik dengan hal-hal yang lucu dan menyenangkan. Oleh karena itu, bentuk-bentuk

              penyampaian pesan yang bersifat humor (komedi) lazimnya disenangi khalayak.




          6.Seks dan keindahan

              Seks dan keindahan adalah salah satu unsur media massa yang dapat menarik perhatian khalayak dan bisa

              dijadikan sebagai bahan rujukan atau referensi.

          7.Emosi


21
     Uchjana, Onong Effendy, Ilmu Komunikasi. Yogyakarta:1997, 20.
Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar (basic needs) manusia, sering kali bisa menimbulkan

             emosi dan simpati khalayak.

        8.Nostalgia

             Pengertian nostalgia disini adalah manunjukkan pada hal-hal yang mengungkapkan pengalaman dimasa lalu.

        9.Human Interest

             Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang

             lain. Gambaran kehidupan orang lain ( cerita-cerita human interest ) dapat dikemas dalam bentuk berita

             feature, biografi dan berbagai bentuk acara deskriptif lainnya. Oleh karena itu, untuk menarik perhatian

             khalayak diperlukan keahlian wartawan atau script writer dalam menggambarkan atau menuliskan unsur

             human interest ini.22

        Perihal peranan media massa dalam kehidupan manusia dapat di rumuskan secara singkat antara lain:23

        1. Media massa dapat membantu untuk menyusun agenda kegiatan atau kerja, rencana berbagai kegiatan yang

             hendak kita lakukan, bahkan mengubah ataupun mengatur kembali rencana-rencana yang sebenarnya sudah

             lama ditetapkan.

        2. Media massa dikenal sebagai media hiburan

        3. Media massa membantu anggota masyarakat dalam melakukan sosialisasi.

        4. Media massa sebagai pemberi informasi kepada masyarakat dan membantu kita untuk mengetahui secara jelas

             segala permasalahan tentang dunia di sekelilingnya.

        5. Media massa telah membantu sekali dalam mengenal, memahami dan berhubungan dengan berbagai

             kelompok etnis yang tersebar di seluruh wilayah nusantara bahkan yang berada di luar negeri sekalipun.

        6. Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia.

        7. Media massa dapat digunakan untuk membujuk khalayak dalam berbagai kegiatan termasuk kegiatan bisnis.



2.2     Televisi Sebagai Media Massa

        Pengertian televisi disini ialah televisi siaran ( broadcast television ) merupakan media dari jaringan komunikasi

dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat

umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikannya heterogen, dan cluster.24 Televisi merupakan media

elektronik yang paling sempurna dan mempunyai efek yang paling besar terhadap khalayak dibanding dengan media

elektronik lainnya seperti radio, karena televisi merupakan media audio visual yang bersifat informatif, hiburan,

pendidikan, pengetahuan dan juga alat kontrol sosial.




22
    Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004, 7.15- 7.17
23
   .Sutarto, Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta: 2005. 290-294.
24
    Uchjana,Onong Effendy, Ilmu teori dan filsafat komunikasi,Jakarta:Penerrbit Erlengga,1998, 21.
Hal tersebut berarti bahwa khalayak mempunyai berbagai pilihan untuk menonton program siaran televisi.

Dengan terjadinya persaingan program siaran tadi, tentu saja harus mendapatkan perhatian secara khusus bagi mereka

yang berkecimpung pada media penyiaran ini, dalam pengertian untuk terus menerus berupaya menigkatkan program

siarannya, kalau tidak ingin ditinggalkan penontonnya.25

           Menurut teori behaviourisme “law of effects”              perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan

diulangi, artinya seseorang tidak akan menggunakan media massa bila media massa tidak memberikan pemuasan pada

kebutuhannya.26



                   2.3.3 Pengertian Televisi

           Televisi merupakan media penyampaian pesan/informasi yang bersifat audio-visual sehingga khalayak yang

menontonnya dapat dengan mudah dan cepat menyerap makna/pesan yang disampaikan. Hampir semua jenis disiplin

ilmu dapat kita saksikan melalui televisi seperti kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kedokteran, hukum, komunikasi,

elektronika dan lain-lain sehingga media televisi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan penontonnya yang heterogen.

           Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan

seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu dengan yang lainnya terlebih setelah digunakannya satelit untuk

memancarkan signal televisi. Inilah yang disebut sebagai globalisasi di bidang informasi. Peristiwa yang terjadi di

daratan Eropa atau Amerika, pada saat yang sama dapat pula diketahui di negara-negara lain dan sebaliknya, melalui

bantuan satelit yang mampu memultipancarkan siarannya ke berbagai penjuru dunia tanpa ada hambatan geografis yang

berarti.

           Saat ini sedikitnya terdapat Sembilan produk teknologi pertelevisian di dunia yang digunakan orang sebagai

media untuk menyampaikan pesan (message) atau hiburan, yaitu :

           1. High definition video system

               Merupakan kamera video yang dilengkapi dengan sistem editing dan mampu mentrasfer film cerita langsung

               di saluran ke gedung bioskop.

           2. Sistem Imax

               Memberikan kesan seluruh penontonnya seolah-olah terlibat dalam cerita. Film dengan layar 70 mm memiliki

               ratio 20,5 : 30,5.

           3. Sistem Diamond Vision

               Sistem yang dapatr memproyeksikan video signal pada layar lebar dengan lebar 5,4 m : 4,1 m baik untuk

               siaran di luar maupun di dalam ruangan.




25
     Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Pres, 1994, 13-14.
26
     Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya,2001, 207.
4. Sistem Teleteks

               merupakan surat kabar elektronik yang isinya antara lain berita, ramalan cuaca, harga pasar serta

               pengumuman lain.

           5. Sistem Still Picture Broadcasting

               untuk keperluan pendidikan.

           6. Sistem Cabel Television

               sinyal penyiarannya dilakukan secara khusus kepada para pelanggan melalui decoder dengan menggunakan

               kabel atau pancaran satelit.

           7. Sistem Pay Television

               Penyiaran melalui sentral video hanya untuk suatu tempat (hotel,terminal,dll) dengan cara membayar setiap

               kali ingin menonton. Biasanya menggunakan uang koin.

           8. Sistem direct broadcast satellite

               Sistem ini dengan DBS, yaitu menggunakan antena parabola untuk menangkap siaran tersebut.

           9. Sistem High Definition Television

               Sistem ini disingkat HDTV yaitu sistem pertelevisian terbaru temuan Jepang dengan aspec ratio 3 :5 dan

               bergaris (scanning lines) 1125.




                   2.3.4 Fungsi Televisi

           Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, merumuskan sebagai berikut :27

           Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi
           informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi

           Sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang

menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan,

selanjutnya Informasi.



                   2.3.5 Karakteristik Media Televisi

           Televisi sebagai media massa yang paling praktis dan efisien dalam menyajikan pemberitaan memiliki


27
     Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. 2004, 128.
karakteristik, yaitu:

          1. Segi visual

          2. Segi auditif

          3. Segi ekonomis

          4. Segi estetis

          5. Segi sosiologis 28

          Ditinjau dari stimulasi indra, televisi dapat menstimulus dua alat indra, yaitu indra pendengaran dan indra

penglihatan. Selain bersifat audio visual, televisi juga memiliki karakteristik lain :

          1. Menggunakan gelombang elektromagnetik.

          2. Didengar dan dilihat sekilas.

          3. Menggunakan pemancar atau transmisi.

          4.      Menguasai ruang dan tidak menguasai waktu 29




2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Televisi

          Sebagai media komunikasi yang memiliki daya jangkauan yang sangat luas dan memilik rangsangan yang sangat

tinggi kepada seluruh lapisan masyarakat yang heterogen dan anonim maka dapat disimpulkan bahwa televisi juga

memiliki kelebihan dan kekuranggan, yaitu :

          1.       Kelebihan Televisi

                a. Secara organisasi cukup besar sehingga merupakan industri padat karya yang banyak menyerap tenaga

                   kerja dan juga banyak menghasilkan profesi baru.

                b. Televisi dapat melakukan penetrasi dengan struktur pada sebuah agenda setting dibandingkan media

                   massa lainnya.

                c. Distribusi yang cepat dan jangkauan luas, demografis maupun geografis.

                d. Komunikasi dapat berbentuk dua arah sehingga khalayak dapat berinteraksi langsung.




          2.       Kekurangan Televisi

                a. Penyimpanan memori, isi pesan dapat langsung cepat hilang karna format isi pesan berbentuk gambar dan

                   suara bukan berbentuk cetakan.

                b. Organisasi dan Teknologi yang besar dan cangih membutuhkan biaya yang sangat besar.




28
     Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni, 1981, 197-200.
29
     J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa. Bandung: Penerbit Alumni, 1986, 102.
c. Kemampuan penetrasi yang cukup besar membuat negara selalu ingin mengontrol stasiun televisi.30

        Media televisi sebagai sarana tayangan realitas sosial menjadi penting artinya bagi manusia untuk memantau

kehidupan sosialnya. Pemantauan itu bias dalam bentuk perilaku bahkan sikap terhadap ideologi tertentu. Hal ini

tergantung pada bagaimana kesiapan manusianya untuk menghadapi masa itu.



2.3     Program Televisi

2.3.1 Pengertian Program Televisi

        “Program” berasal dari bahasa inggris Programme atau program yang berarti acara atau rencana.

Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah ‘siaran’

yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata ‘program’

lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia, dari pada kata ‘siaran’ untuk mengacu kepada pengertian

acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya.31

        Dengan demikian, program memiliki pengertian yang lebih luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor

yang membuat pemirsa tertarik untuk mengukuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran, apakah itu radio maupun

televisi.

        Program dapat disamakan maupun dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada

pihak lain, dalam hal ini pemirsa dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang

sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran, yaitu program

yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan

mendapatkan pendengar ataupun penonton.32



2.3.2 Jenis Program Televisi

        Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya

sangat beraneka ragam. Pada dasarnya, apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu

menarik dan disukai pemirsa, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengelola stasiun dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai macam program yang

menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu:33

        1. Program Informasi (News)

            Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan atau

            informasi kepada khalayak/audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita



30
   Ponco Budi Sulistyo, Modul Komunikasi Massa, 2004.
31
   Morissan,M.A. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio Dan Televisi. Jakarta: Ramdina Prakarsa, 2005, 97.
32
   Ibid. 97-99
33
   Ibid. 60
keras (hard news) dan berita lunak (soft news).

   a. Berita Keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera

      disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui

      khalayak audien secepatnya.

      Berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu :

      a) Straight news berarti berita ‘langsung’ (straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail)

          dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when,

           why dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.

      b) Feature, adalah berita ringan namun menarik. Pengertian ‘menarik’ disini adalah informasi yang lucu,

          unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya.

      c) Infotainment, adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera

          ditayangkan.

   b. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara

      mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan.

      Program yang masuk ke dalam berita lunak ini adalah :

      a) Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting

          yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.

      b) Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata

          lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang.

      c) Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun

          disajikan dengan menarik.

      d) Talk Show, adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik

          tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host).

2. Program Hiburan (entertainment)

   Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk lagu,

   musik, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik dan

   permainan atau game.

   a. Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah

      ditimpa bencana alam dahsyat, misalnya gempa bumi longsor atau tsunami. Program televisi yang

      termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film.

      a) Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan.

      b) Film, yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film.

   b. Musik, program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu videoklip atau konser. Program musik
berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor).

            c. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik

                secara individu ataupun kelompok (team) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.

                Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

                a) Quiz Show, merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana dimana sejumlah peserta

                    saling bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaan.

                b) Ketangkasan, peserta dalam permainan ini harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya

                    untuk melewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan

                    perhitungan dan strategi.

                c) Reality Show, sesuai dengan namanya maka program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti

                    konflik, persingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya.

        Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan

apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi program berita,

documenter, atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi34



2.4     Sinetron

        Sinetron kepanjangan dari sinema elektronik. Berdasarkan makna dari kata sinema, penggarapannya tidak jauh

berbeda dengan penggarapan film layar putih. Demikian pula tahapan penulisan dan format naskah. Yang berbeda

hanyalah film layer lebar menggunakan kamera optic, bahan film seluloid dan medium sajiannya memakai proyektor dan

layar putih didalam gedung bioskop. Sementara itu, pembuatan sinetron menggunakan kamera elektronik dengan video

recorder, bahannya pita didalam kaset, penyajiannya dipancarkan dari stasiun televisi dan diterima melalui layar kaca

pesawat televisi di rumah-rumah.

        Sinetron merupakan sinema elektronik tentang sebuah cerita yang didalamnya membawa misi tertentu kepada

pemirsa, misi ini dapat berbentuk pesan moral untuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakat

sehari-hari.35 isi pesan sinetron televisi harus mampu mewujudkan dan mengekspresikan kenyataan sosial di masyarakat,

tanpa melepaskan diri dari lingkaran budaya pemirsa yang heterogen.



2.4.1 Karakteristik Sinetron

        Dr. Sasa Djuarsa Sendjaya36 menyatakan bahwa sebuah sinetron sebaiknya memiliki karakteristik seperti :

        1. Mempunyai gaya atau style sendiri dari aspek artistiknya, orisinalitas penggunaan bahasa film dan




34
   Ibid. 100
35
   Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Analisis Budaya Massa. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008, 120.
36
   Ibid. 121
simbol-simbol yang tepat. Penataan artistik seperti cahaya, screen-directing dan art-directing, fotografi yang

            bagus, penyampaian sajian dramatik yang harmonis, adanya unsur suspense dan teaser.

       2. Memiliki isi cerita termasuk didalamnya hubungan logis dalam alur cerita, irama dramatik, visi dan orientasi,

            karakteristik tokoh, permasalahan atau tema yang aktual dan kontestual.

       3. Memiliki karakter dan format medium, penguasaan teknik peralatan dengan kemungkinan-kemungkinan,

            manajemen produksi.



2.4.2 Isi Sinetron

       Isi atau Konten dalam sebuah Sinetron bermacam-macam, diantaranya yaitu :

       1.                Isi Cerita atau Tema

            Ini merupakan unsur terpenting dari sebuah cerita, hal ini dikarenakan isi cerita merupakan unsur pokok

            cerita yang biasanya dapat terlihat pada saat adanya konflik yang diceritakan dari cerita tersebut.



       2.                Rangkaian atau Kejadian

            Pada rangkaian atau kejadian harus memiliki hubungan antara satu dan yang lainnya (sebab-akibat), karena

            akan menentukan nasib suatu tokoh. Biasanya tokoh yang mempunyai karakter negatif atau jahat (antagonis)

            akan diperkenalkan atau ditampilkan terlebih dahulu namun akan kalah di akhir cerita

       3.                Karakter Tokoh Utama

            Pada sebuah sinetron terdapat tokoh-tokoh yang terbagi menjadi empat (4) karakter, yaitu :

            a. Protogonis : tokoh utama yang berkarakter positif, yang memperjuangkan kebahagiaan.

            b. Antagonis : tokoh utama yang berkarakter negatif, yang selalu mematahkan kebahagian.

            c. Tritagonis : peran pendamping bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh utama, tatapi bisa juga

               sebagai penengah atau perantara.

            d. Peran Pembantu : tokoh yang dimasukan sebagai pelengkap guna mendukung rangkaian cerita.

       4.                Percakapan atau Dialog

            Yang dimaksud dialog adalah percakapan yang terdiri dari dua (2) orang atau lebih sehingga menjadi dialog.

            Namun dalan sinetron semua itu didasari oleh naskah. Naskah dibuat terlebih dahulu oleh pembuat naskah (

            script writer) yang kemudian diberikan kepada pemeran atau tokohnya untuk dimainkan atau ditampilkan.



2.5    Persepsi

2.5.1 Pengertian Persepsi

       Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan

rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Dalam bukunya Dedy Mulyana, Brian
Fellows mendefinisikan bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis

informasi. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan

penyandian balik (decoding). Persepsi meliputi penginderaan (sensation) melalui alat-alat indera kita (yakni indera

peraba, penglihatan, penciuman, pengecap dan indera pendengar), atensi dan interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan

yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecapan. Reseptor inderawi mata,

telinga, kulit dan otot, hidung dan lidah adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar.37

        Berikut ini adalah beberapa definisi tentang persepsi dari beberapa ahli : 38

        1. Persepsi didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna (John R. Wenburg dan Wiliam W. Wilmot)

        2. Persepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi (Rudolph F. Verderber)

        3. Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representative objek eksternal;

            persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana (J. Cohen)



        Persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu seleksi, organisasi dan penafsiran. Yang dimaksud dengan seleksi sebenarnya

mencakup sensasi dan perhatian, sedangkan organisasi melekat pada penafsiran, yang dapat di definisikan sebagai

meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi keseluruhan yang bermakna. Ketiga tahap

tersebut berlangsung nyaris serempak.39



2.5.2       Perhatian (Attention)

        Faktor yang sangat mempengaruhi persepsi yakni: Attentions (perhatian) yaitu proses mental ketika stimuli atau

rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Demikian definisi yang

diberikan oleh Kenneth E. Andersen, perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita,

dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.40

        Perhatian berarti sebelum manusia merespon, manusia merespons atau menafsirkan objek atau kejadian atau

rangsangan apapun, manusia atau kita terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi persepsi

mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain atau diri sendiri. Dalam banyak kasus,

rangsangan yang menarik perhatian, cenderung dianggap lebih penting daripada yang tidak menarik perhatian.

Rangsangan seperti itu cenderung dianggap penyebab kejadian-kejadian berikutnya. Ini juga berlaku untuk manusia:

orang yang paling diperhatikan cenderung dianggap paling berpengaruh. Kita cenderung menonton program atau acara

di televisi tertentu, hal-hal seperti ini akan menentukan kita untuk menaruh perhatian.

        Pada tahap perhatian setiap individu dalam memberikan perhatian terhadap suatu stimuli dipengaruhi oleh dua



37
   Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002, 167-168
38
   Ibid.
39
   Ibid. 169
40
   Jalaludin Rakhman, Psikolokgi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, 52.
faktor yaitu:

           Faktor situasional yang lebih menitikberatkan pada apa yang ada pada stimuli itu sendiri dan faktor proposal yang

berasal dari individu itu sendiri, dan faktor yang ada pada stimuli antara lain ukuran, arahan kontras, warna bentuk, dan

posisi. Perhatian rangsangan terbagi dalam dua faktor ( persepsi bersifat selective) yaitu:

           1. Faktor internal

               Faktor-faktor sosial, budaya, biologis, pisiologis, dan psikologis

           2. Faktor eksternal

               Yakni atribut-atribut objek yang dipersepsikan seperti gerakan intensitas, kontras, kebaruan, dan perulangan

               objek yang dipersepsikan.




2.5.3          Penafsiran (Interpretation)

           Sebuah perhatian dalam tahap interpretasi mengandung makna dan persepsi pada tahap ini terjadi proses

penyederhanaan, pengolahan, serta penyusunan.

           Persepsi menurut Alie Djahri adalah merupakan proses dimana rangsangan terhadap alat indera mendapat makna

lain pengertian. Dalam proses inilah segala macam pengalaman atas objek, peristiwa, atau hal-hal lain ditafsirkan dan

disimpulkan sehingga menjadi informasi kegiatan proses ini melibatkan unsur-unsur seperti harapan, motivasi, dan

memori.41 Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

           1. Latar belakang budaya

           2. Pengalaman masa lalu

           3. Nilai yang dianut

           4. Bentuk yang berkembang.

           Persepsi terbagi menjadi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia.

Persepsi terhadap objek atau lingkungan fisik melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap manusia

melalui lambang-lambang verbal dan non-verbal. Manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis.

Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan

dalam (seperti perasaan, motif, harapan, keyakinan, dan sebagainya).42 Kebanyakan objek tidak mempersepsikan kita

ketika kita mempersepsikan objek-objek itu. Akan tetapi orang mempersepsi kita pada saat kita mempersepsi mereka.

Dengan kata lain persepsi terhadap manusia bersifat interaktif. Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi.

Dengan kata lain objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, persepsi terhadap manusia



41
     Alie Djahri, Modul Psikologi Komunikasi. Jakarta: Fisip UI, 1992, 27.
42
     Ibid
dapat berubah dari waktu ke waktu dan lebih cepat dari pada persepsi terhadap objek.

        Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan

kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap

mereka mengandung risiko. Persepsi saya terhadap anda mempengaruhi persepsi anda terhadap saya dan pada gilirannya

persepsi anda terhadap saya juga mempengaruhi saya terhadap anda. begitu seterusnya.43

        Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Karena setiap orang

mempunyai persepsi yang berbeda terhadap lingkungan sosialnya.

        Sebelum seseorang terkena pesan-pesan dari suatu media, maka ia harus menjadi bagian dari khalayak sasaran

tayangan tersebut. Tahap ini dinamakan media exposure (pengenaan media). Setelah seseorang terekspos terhadap suatu

media, tahap paling awal dalam penerimaan pesan adalah sensasi. Sensasi merupakan suatu proses menangkap stimuli

oleh alat indera sehingga manusia dapat memperoleh pengetahuan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya

tempat dimana manusia harus memiliki awarness terhadap sesuatu. Lalu berlanjut pada tahap interpretasi. Pada tahap ini

individu selalu memberi makna terhadap objek yang dipersepsikan akan mendapat kognisi. Kognitif terjadi bila terjadi

perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsikan khalayak.



2.5.4       Pengetahuan (kognitif)

        Kognitif terjadi pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya.44 Media massa membantu khalayak

dalam mempelajari informasi yang bermanfaat, dengan media massa khalayak mendapatkan informasi tentang dunia luar.

Bagi individu tersebut, kognisi yaitu gambaran yang lengkap dari objek yang akan disimpan dalam ingatan dan kognisi

merupakan tahap akhir dari persepsi.



2.6     Khalayak

        Istilah massa mencakup beberapa unsur khalayak radio dan televisi. Massa seringkali sangat besar, lebih besar

dari kebanyakan kelompok, kerumunan, publik/masyarakat. Para anggotanya tersebar luas dan biasanya tidak mengenal

satu sama lain, termasuk orang yang melahirkan khalayak itu sendiri.

        Massa kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri, serta tidak mampu bergerak secara serentak dan

terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam

batas wilayah yang selalu berubah pula. Ia tidak bertindak untuk dirinya sendiri, tetapi “ disetir “ untuk melakukan suatu

tindakan. Para anggotanya heterogen dan banyak sekali jumlahnya serta berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok

demografis. Meskipun demikian dalam menentukan suatu objek perhatian tertentu mereka selalu bersikap sama dan

berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan memanipulasi mereka.45


43
   Ibid 175-176
44
   Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 25.
45
   Sutaryo, Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta: Januari, 2005, 114.
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi
Skripsi

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

Latar belakang & rumusan masalah dalam penelitian
Latar belakang & rumusan masalah dalam penelitianLatar belakang & rumusan masalah dalam penelitian
Latar belakang & rumusan masalah dalam penelitian
Afifah Asra
 
1. pengertian dan definisi public relations
1. pengertian dan definisi public relations1. pengertian dan definisi public relations
1. pengertian dan definisi public relations
blade_net
 
Pengantar pr
Pengantar prPengantar pr
Pengantar pr
Ichan32
 
Lembar persetujuan
Lembar persetujuanLembar persetujuan
Lembar persetujuan
koueh
 

Andere mochten auch (12)

Hak dan Kewajiban Warga Negara & Bela Negara
Hak dan Kewajiban Warga Negara & Bela NegaraHak dan Kewajiban Warga Negara & Bela Negara
Hak dan Kewajiban Warga Negara & Bela Negara
 
Komunikasi Massa
Komunikasi MassaKomunikasi Massa
Komunikasi Massa
 
Latar belakang & rumusan masalah dalam penelitian
Latar belakang & rumusan masalah dalam penelitianLatar belakang & rumusan masalah dalam penelitian
Latar belakang & rumusan masalah dalam penelitian
 
1. pengertian dan definisi public relations
1. pengertian dan definisi public relations1. pengertian dan definisi public relations
1. pengertian dan definisi public relations
 
teori komunikasi
teori komunikasiteori komunikasi
teori komunikasi
 
Pengantar pr
Pengantar prPengantar pr
Pengantar pr
 
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengMakalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
 
Lembar persetujuan
Lembar persetujuanLembar persetujuan
Lembar persetujuan
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
 
Skripsi Mini Kuantitatif - EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI PANITIA COMMUNIC...
Skripsi Mini Kuantitatif - EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI PANITIA COMMUNIC...Skripsi Mini Kuantitatif - EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI PANITIA COMMUNIC...
Skripsi Mini Kuantitatif - EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI PANITIA COMMUNIC...
 
Contoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diriContoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diri
 
pengantar Public Relations
pengantar Public Relationspengantar Public Relations
pengantar Public Relations
 

Ähnlich wie Skripsi

Pancasila menurut soekarno
Pancasila menurut soekarnoPancasila menurut soekarno
Pancasila menurut soekarno
Leo_Budiman
 
Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Terhadap Lingkungan
Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Terhadap   LingkunganKearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Terhadap   Lingkungan
Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Terhadap Lingkungan
Mu'iz Lidinillah
 
Implementasi Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme dalam Membentuk Gaya Meng...
Implementasi Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme dalam Membentuk Gaya Meng...Implementasi Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme dalam Membentuk Gaya Meng...
Implementasi Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme dalam Membentuk Gaya Meng...
Feri Ento
 
Jurnal pendukung6
Jurnal pendukung6Jurnal pendukung6
Jurnal pendukung6
Putra Sunda
 

Ähnlich wie Skripsi (20)

Pancasila menurut soekarno
Pancasila menurut soekarnoPancasila menurut soekarno
Pancasila menurut soekarno
 
Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Terhadap Lingkungan
Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Terhadap   LingkunganKearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Terhadap   Lingkungan
Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Terhadap Lingkungan
 
5.pptx
5.pptx5.pptx
5.pptx
 
25.pptx
25.pptx25.pptx
25.pptx
 
2.pptx
2.pptx2.pptx
2.pptx
 
25 JULIiiii.pptx
25 JULIiiii.pptx25 JULIiiii.pptx
25 JULIiiii.pptx
 
Implementasi Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme dalam Membentuk Gaya Meng...
Implementasi Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme dalam Membentuk Gaya Meng...Implementasi Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme dalam Membentuk Gaya Meng...
Implementasi Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme dalam Membentuk Gaya Meng...
 
Sejarah singkat berdiri unsrit
Sejarah singkat berdiri unsritSejarah singkat berdiri unsrit
Sejarah singkat berdiri unsrit
 
10-EBrosur Doktor Psikologi.pdf
10-EBrosur Doktor Psikologi.pdf10-EBrosur Doktor Psikologi.pdf
10-EBrosur Doktor Psikologi.pdf
 
Seminar Internasional Pendidikan IPA
Seminar Internasional Pendidikan IPASeminar Internasional Pendidikan IPA
Seminar Internasional Pendidikan IPA
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
2013-bab2-mc-kom
2013-bab2-mc-kom2013-bab2-mc-kom
2013-bab2-mc-kom
 
Jurnal pendukung6
Jurnal pendukung6Jurnal pendukung6
Jurnal pendukung6
 
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
PEMBELAJARAN JARAK JAUHPEMBELAJARAN JARAK JAUH
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
 
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
PEMBELAJARAN JARAK JAUHPEMBELAJARAN JARAK JAUH
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
 
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
PEMBELAJARAN JARAK JAUHPEMBELAJARAN JARAK JAUH
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
 
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
PEMBELAJARAN JARAK JAUHPEMBELAJARAN JARAK JAUH
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
 
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
PEMBELAJARAN JARAK JAUHPEMBELAJARAN JARAK JAUH
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
 
Profil stai bbc
Profil stai bbcProfil stai bbc
Profil stai bbc
 
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
 

Skripsi

  • 1. PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI ANGKATAN 2007 UNIVERSITAS MERCU BUANA TERHADAP PROGRAM SINETRON RELIGI PARA PENCARI TUHAN JILID 3 DI SCTV Diajukan sebagian salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Ilmu Komunikasi Disusun oleh : Nama : Mahathir Muhammad Nim : 44105010107 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2010
  • 2. UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BROADCASTING LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI Nama : Mahathir Muhammad Nim : 44105010107 Fakultas : Ilmu Komunikasi Program Studi : Broadcasting Judul Skripsi : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007 Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV Jakarta, 27 Mei 2010 Mengetahui Mengetahui Pembimbing I Pembimbing II (Feni Fasta SE, M.Si) (Sofia Aunul, M.Si)
  • 3. UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BROADCASTING LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI Nama : Mahathir Muhammad Nim : 44105010107 Fakultas : Ilmu Komunikasi Program Studi : Broadcasting Judul Skripsi : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007 Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV Jakarta, 27 Mei 2010 1. Ketua Sidang Nama : Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm ( ……………… ) 2. Penguji Ahli Nama : Drs. Ahmad Mulyana, M.Si ( ……………… ) 3. Pembimbing I Nama : Feni Fasta, SE, M.Si ( ……………… ) 4. Pembimbing II Nama : Sofia Aunul, M.Si ( ……………… ) UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BROADCASTING LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama : Mahathir Muhammad Nim : 44105010107
  • 4. Fakultas : Ilmu Komunikasi Program Studi : Broadcasting Judul Skripsi : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007 Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV Jakarta, 27 Mei 2010 Disetujui dan diterima oleh, Pembimbing I Pembimbing II (Feni Fasta, SE, M.Si) (Sofia Aunul, M.Si) Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Ketua Bidang Studi (Dra. Diah Wardhani, M.Si) (Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm) UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BROADCASTING LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama : Mahathir Muhammad Nim : 44105010107 Fakultas : Ilmu Komunikasi Program Studi : Broadcasting Judul Skripsi : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007 Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV Jakarta, 27 Mei 2010
  • 5. Disetujui dan diterima oleh, Pembimbing I Pembimbing II (Feni Fasta, SE, M.Si) (Sofia Aunul, M.Si) Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Ketua Bidang Studi (Dra. Diah Wardhani, M.Si) (Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm) Judul Skripsi : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007 Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV Nama : Mahathir Muhammad Nim : 44105010107 Bilbiografi : 111 Halaman, V Bab, 16 Lampiran, 28 Buku (1981 – 2007) ABSTRAKSI Diantara program acara yang ditampilkan oleh stasiun televisi, Sinetron merupakan program yang banyak ditampilkan oleh stasiun televisi swasta, luasnya siaran yang tersebar ke seluruh Indonesia membuat pekerja dunia broadcasting harus berhati-hati menampilkan apa yang akan disiarkan-nya. pemirsa yang bersifat heterogen, informasi yang diterima pun dipersepsikan berbeda-beda. Para Pencari Tuhan jilid 3 salah satunya, merupakan program hiburan yang ditayangkan oleh televisi swasta. Berdasarkan dari latar belakang diatas, dirumuskan dalam penelitian ini yaitu sejauhmana persepsi mahasiswa universitas mercu buana fakultas ilmu komunikasi angkatan 2007 terhadap sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 3 di SCTV. Dengan tujuan ingin mengetahui persepsi dari para mahasiswa universitas mercu buana fakultas ilmu komunikasi angkatan 2007. Konsep atau teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Teori Stimulus – Organisme – Response (S-O-R) dimana penulis menelaah melalui perhatian, penafsiran, dan pengetahuan guna mendapatkan response dalam perubahan sikap. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian Survai kepada Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007 Universitas Mercu Buana khususnya pria dan wanita yang berusia 18 tahun keatas. Dimana penulis mengumpulkan data secara primer yaitu menyebarkan kuisioner kepada responden yang dilakukan pada tanggal 12 – 21 April 2010 sebanyak 78 responden yang diolah mengunakan tekhnik purposive sampling. Dari data identitas responden diketahui bahwa seluruh responden pernah menonton sinetron religi Para Pencari Tuhan jilid 3 ini. Dari hasil yang diperoleh pada penelitian 80 % responden menyatakan positif 14 % lainya menyatakan Netral dan 6 % responden menyatakan negatif terhadap isi tayangan sinetron religi PPT jilid 3. Pemirsa memiliki persepsi yang positif terhadap tayangan sinetron religi PPT jilid 3. Mereka menganggap sinetron religi PPT jilid 3 dapat menghibur serta memberikan pengetahuan yang baik. Sesuai dengan teori behaviorisme “law of effects” pemirsa PPT jilid 3 terus menonton tayangan ini karena telah memberikan kepuasan berupa hiburan dengan pesan yang segar, penuh nilai religius, dan yang penting adalah tidak menggurui atau menakut - nakuti. Dengan aspek media massa yang bersifat informatif, hiburan, pendidikan, pengetahuan dan juga alat kontrol sosial. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb
  • 6. Puji syukur kepada Allah SWT Yang Maha Mengetahui yang senantiasa memberikan berbagai rakhmat, nikmat dan karunianya dalam bidang pengetahuan. Tidak lupa shalawat dan salam penulis sampaikan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang menuntun kita ummatnya hingga akhir zaman, Sembah sujud memohon keridhoan kepada kedua orang tua penulis yang telah mendidik dan membimbing dalammenjalani kehidupan. Berkat doa dan dukungan merekalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ” Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas ilmu Komunikasi angkatan 2007 Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan jilid 3 di SCTV”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana strata satu ( S1 ) Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membimbing serta membantu penulis, baik yang bersifat moril maupun materil. Dengan demikian pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Feni Fasta, SE, M.Si selaku pembimbing pertama dan Sofie Aunul, M.Si selaku pembimbing kedua, terima kasih untuk waktu kepercayaan serta bimbingan skripsinya yang sangat berguna bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 2. Dra. Diah Wardhani, M.Si (Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana). 3. H. Deddy Mizwar yang membuka mata kreatifitas penulis dalam inspirasi, mimpi dan imajinasi yang tak pernah putus bagi penulis serta pihak Demi Gisela Citra Sinema yang telah memberikan data-data yang berguna dalam penelitian ini. 4. Bpk. Morisson, sebagai pembimbing akademik, Fakultas Ilmu Komunikasi (Universitas Mercu Buana), 5. H. Surya Muhammad dan Hj. Mardiana (ayah dan mama) tercinta yang memberikan nafas-nya untuk menghidupiku, doa yang tak pernah putus serta amanat-amanatnya yang-kan kujaga dan kujalani. ”Hal terindah adalah lahir dari rahimmu dan dibesarkan dengan tangan lembutmu”. 6. Cut Imelda Kusuma, SE kakakku tersayang yang memberikan semanggat dengan cinta nya kepada penulis dalam doa serta dukungannya baik moril maupun materil. ”Aku sayang kakak”. 7. Faisal Sudharma-Ulfayanti (abang dan istri) Terimakasih yang sebesarnya atas doa dukungan dan semangat yang kalian berikan serta wajah ceria ponakanku yang cantik Carissa Fatihah Arsavina. ‘Tatap duniamu dengan senyuman nak”. 8. Indah Permata Sari istriku yang selalu mensupport penulis dengan semanggat dan kesabarannya terima kasih atas doa dan dukungannya yang sangat berarti sekali dan menguatkan penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Serta Putriku alasan dalam hidup ini Najwa Aurelia Azahra yang menguatkan penulis dalam menatap hari depan yang lebih baik ”Kehidupan penuh dengan perjuangan, perjalanan yang berliku dengan krikil tajam yang menusuk, namun tetaplah berjalan walau berat kaki kau angkat”.
  • 7. 9. Untukmu Sahabat (Bisma Suluh Septianju, Panji Saputra, Rifky Mochamad, Mochamad Reza, Andi Mario Wawo, Ajie Bhodonk, Rizky Qibul, Alam Rizki Saputra, Ade Engkong Apriyanto, Abi, Awank, Bothem, Ferdinand, Jack, Q-tink, Ridho, Oemie, Rinni, Anya, Adi Bapao Santoso, Raden Mas Rio, Wira Laga, Willy Adrianto, Hendry Bandrek, Paul, Adi Nugroho, Eka Ihtem, Bayour, felix’s, Topan, Iyus, Ix-you terima kasih atas support kalian yang diberikan kepada penulis. 10. Sahabat kecil (Wahyu, Risky, Rikiemon, July, Andrew, Indra, Azis) “wew kemana aja? gw pinjem printer sama modem dong, skripsi nih” semoga kita sukses selalu. 11. Fikom Photography Club, Teater Amoeba, Panorama, Bau Tanah, Lantai 2 Production terimakasih untuk tempat menuangkan inspirasi mimpi yang penuh imajinasi menjadi hasil karya yang baik dan indah. “Keep our dream alive and we will survive”. 12. Terima kasih kepada seluruh staff Pengajar Program Studi Broadcasting yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis. Serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak disebutkan namanya satu-persatu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti menerima segala saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat dan berguna bagi siapa saja maupun bagi peneliti sendiri. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Jakarta, 27 Mei 2010 Penulis Mahathir Muhammad DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI................................................. i LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI.......................................... iii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI................................................................... iv ABSTRAKSI .................................................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
  • 8. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………...… 12 1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………… 12 1.4 Signifikasi Penelitian…………………………………………….. 13 1.4.1 Signifikasi Akademis………………………………………. 13 13 1.4.2 Signifikasi Praktis…………………………………..…….... 13 BAB II TUJUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa………………………………….………...….. 14 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa…………………………..…. 14 2.1.2 Proses Komunikasi Massa..................................................... 17 2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa……….………………….. 22 2.1.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa.................................. 26 2.1.5 Media Massa......................................................................... 28 2.2 Televisi Sebagai Media Massa........................................................ 31 2.2.1 Pengertian Televisi…………………………………………. 32 2.2.2 Fungsi Televisi……………………………………….…….. 35 2.2.3 Karakteristik Media Televisi.................................................. 35 2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Televisi...................................... 36 2.3 Program Televisi............................................................................. 37 2.3.1 Pengertian Program Televisi.................................................. 37 2.3.2 Jenis Program Televisi……………………………………... 38 2.4 Sinetron………………………………………….……………….. 42 2.4.1 Karakteristik Sinetron............................................................ 43 2.4.2 Isi Sinetron............................................................................. 43 2.5 Persepsi........................................................................................... 45 2.5.1 Pengertian Persepsi................................................................ 45 2.5.2 Perhatian (Attention)……………………………………….. 46 2.5.3 Penafsiran (Interpretation)………………………….……… 48 2.5.4 Pengetahuan (kognitif)........................................................... 50 2.6 Khalayak…………………………………………………………. 50 2.6.1 Karakteristik khalayak……………………………………... 52 2.7 Teori Stimulus – Organisme- Response (S-O-R)………………... 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian................................................................................ 57 3.2 Metode Penelitian........................................................................... 58 3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 59 3.3.1 Data Primer............................................................................ 59 3.3.2 Data Sekunder........................................................................ 59 3.4 Populasi dan Sampel....................................................................... 60 3.4.1 Populasi.................................................................................. 60 3.4.2 Sampel.................................................................................... 61 3.5 Definisi Operasionalisasi Konsep................................................... 62 3.5.1 Definisi Konsep..................................................................... 62 3.5.1.1 Persepsi……………………………………………. 62 3.5.1.2 Program…………………………………………… 62 3.5.1.3 Sinetron Religi…………………………………..… 63 3.5.2 Operasionalisasi Konsep………………………………….... 63 3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data............................................. 70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Demi Gisela Citra Sinema .................................................. 74 4.1.1 Sekilas tentang Demi Gisela Citra Sinema .......................... 74 4.1.1.1 Filmografi PT Demi Gisela Citra Sinema ............... 75
  • 9. 4.1.1.2 Sinetron Yang Telah Diproduksi ........................... 76 4.1.1.3 Penghargaan Yang Pernah Diraih .......................... 78 4.1.2 Profil Sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 3 ........................... 79 4.1.2.1 Sinopsis ................................................................ 79 4.1.2.2 Para Pemain .......................................................... 83 4.2 Hasil Penelitian ........................................................................... 84 4.2.1 Karakteristik Responden .................................................... 84 4.2.2 Frekuensi Menonton Televisi ............................................. 86 4.2.3 Persepsi Terhadap Sinetron religi PPT jilid 3 ..................... 89 4.2.3.1 Tahap Perhatian Terhadap Isi Sinetron religi PPT jilid 3 ..................................... 90 4.2.3.2 Tahap Penafsiran Terhadap Isi Sinetron religi PPT jilid 3 ..................................... 94 4.2.3.3 Tahap Pengetahuan Terhadap Isi Sinetron religi PPT jilid 3 ..................................... 99 4.2.4 Persepsi terhadap Isi Tayangan Sinetron religi PPT jilid 3 .................................................. 105 4.2.5 Pembahasan ....................................................................... 105 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ............................................................................. 111 5.2 Saran ...................................................................................... 111 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL Tabel 2.1Formula Lasswell………………………………………. 18 Tabel 3.1Populasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi………. 60 Tabel 3.2Operasionalisasi Konsep……………………………….. 67 Tabel 3.3Skala Likert…………………………………………….. 72 Tabel 4.1Filmografi PT Demi Gisela Citra Sinema ....................................... 75 Tabel 4.2Sinetron Yang Telah Diproduksi PT Demi Gisela Citra Sinema ...... 76 Tabel 4.3Para Pemain Sinetron Religi Para Pencari Tuhan jilid 3 .................. 83 Tabel 4.4Jenis Kelamin 84 Tabel 4.5Usia Responden ............................................................................. 84 Tabel 4.6Jurusan Pendidikan Responden ...................................................... 85 Tabel 4.7Frekuensi Menonton Televisi ......................................................... 86 Tabel 4.8Lama Menonton Televisi ............................................................... 87 Tabel 4.9Pernah Menonton Para Pencari Tuhan jilid 3 .................................. 88 Tabel 4.10 Intensitas Menonton Sinetron Religi PPT jilid 3 88 Tabel 4.11 Kefokusan Menonton Sinetron Religi PPT jilid 3 ........................... 89 Tabel 4.12 Perhatian Terhadap Isi Pesan Sinetron Religi PPT jilid 3 ................ 90 Tabel 4.13 Perhatian Terhadap Karakter Sinetron Religi PPT jilid 3 (Protogonis Antagonis dan Tritagonis) .......................................... 91 Tabel 4.14 Perhatian Terhadap Dialog Maupun Simbol Dalam Cerita Sinetron Religi PPT jilid 3 ........................................ 91
  • 10. Tabel 4.15 Perhatian Terhadap Konflik Dalam Cerita Sinetron Religi PPT jilid 3 (rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat) ... 92 Tabel 4.16 Perhatian Terhadap Setting Lokasi Akting Maupun Mimik Dalam Sinetron Religi PPT jilid 3 .................................................. 93 Tabel 4.17 Perhatian Terhadap Musik Pengisi Dalam Sinetron Religi PPT jilid 3 (guna memperkuat atmosfir) ......................................... 94 Tabel 4.18 Penafsiran Terhadap Isi Pesan Sinetron Religi PPT jilid 3 .............. 94 Tabel 4.19 Penafsiran Terhadap Kesesuaian Karakter Sinetron Religi PPT jilid 3 (Protogonis Antagonis dan Tritagonis) ......................... 95 Tabel 4.20 Penafsiran Terhadap Dialog Maupun Simbol Dalam Cerita Sinetron Religi PPT jilid 3 ................................................... 96 Tabel 4.21 Penafsiran terhadap konflik dalam cerita sinetron religi PPT jilid 3 (rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat) ... 97 Tabel 4.22 Penafsiran terhadap setting lokasi akting maupun mimik dalam religi sinetron PPT jilid 3 ..................................................... 97 Tabel 4.23 Penafsiran trhadap musik pengisi dlam sinetron religi PPT jilid 3 (guna memperkuat atmosfir) .......................................................... 98 Tabel 4.24 Unsur sosial budaya agama ekonomi dan politik ada Dalam sinetron religi PPT jilid 3 .................................................... 99 Tabel 4.25 Nama marbot musholah yang diperankan oleh Deddy Mizwar dalam menjadi tokoh Protogonis dalam sinetron religi PPT jilid 3 ................................... 101 Tabel 4.26 Secara sombolis Asrul adalah sarjana S1 yang mengalami pahitnya kehidupan, sosok fakir miskin yang susah dalam mencari kerja, namun dia tak pernah mengeluh dan slalu berdoa. Sosok asrul dalam dialog sinetron religi PPT jilid 3 ........................ 101 Tabel 4.27 Saat pemilihan RW pak Juk’eng Mawardi tukang sayur membagikan sembako agar terpilih, Maulana Malik Ibrahim preman kampung pun ikut serta iya membersihkan kampung, dan pak Idrus Madani Rw lama memberikan uang kepada warga agar terpilih kembali. Tapi itu semua hanya dilakukan karna adanya pemilihan ketua RW semata. Ini ditampilkan sebagai refleksi pemilihan umum kita yang baru berlangsung. Lalu yang terpilih menjadi Rw baru dalam sinetron religi PPT jilid 3 ............................................................... 102 Tabel 4.28 Setting lokasi seakan ditanah Suci Mekah serta Akting yang diperankan personel grup lawak Trio Bajaj memberikan warna sendiri dimana mereka sekarang sudah menjadi Haji dimana sebelumnya mereka hanyalah sekelompok narapidana. nama pelawak Trio Bajaj tersebut 103 Tabel 4.29 Judul lagu dan yang menyanyikan soundtrack sinetron religi PPT jilid 3 ini untuk memperkuat atmosfir ......................................................................................... 103 Tabel 4.30 Sutradara sinetron religi PPT jilid 3 104 Tabel 4.31 Persepsi terhadap isi tayangan sinetron religi PPT jilid 3 ................ 105 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan secara verbal maupun non-verbal. Komunikasi yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah berbicara. Apa yang kita katakan dan bagaimana mengatakannya akan
  • 11. mempengaruhi sukses tidaknya kita dalam kehidupan. Karena itu komunikasi merupakan hal terpenting dalam menunjukan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar persona, tetapi dapat pula melibatkan sekian banyak orang. Komunikasi yang melibatkan sekian banyak orang dikenal dengan Komunikasi Massa. Komunikasi massa merupakan proses sebuah organisasi dalam menyampaikan pesan kepada khalayak yang tersebar untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi massa memiliki karakteristik, diantaranya komunikasi ditujukan pada khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim. Pada proses komunikasi massa diperlukan adanya media sebagai alat untuk menyampaikan pesan. Media yang digunakan tentunya memiliki ciri khas masing-masing. Media Massa adalah alat untuk mengkomunikasikan pesan secara serempak kepada khalayak. Media massa terbagi menjadi media massa cetak dan media massa elektronik. Salah satu media massa elektronik yang sudah dikenal oleh khalayak adalah televisi. Televisi dengan karakteristik audio visualnya, mampu mempengaruhi orang banyak. Khalayak dapat menyaksikan setiap acara yang disajikan oleh stasiun televisi. Penyaluran informasi dengan menggunakan media massa terbagi atas dua bagian yaitu : media massa periodik yang berarti terbit secara teratur pada waktu-waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Seperti surat kabar, televisi, radio, dll. Dan media massa nonperiodik yang berarti bersifat sementara (eventual) tergantung pada peristiwa yang diselenggarakan. Seperti rapat, seminar, dll. Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang media televisi. Media massa, khususnya televisi merupakan salah satu kekuatan yang berpengaruh bagi pembentukan citra, pengetahuan dan pendidikan bagi manusia mengenai berbagai pristiwa yang terjadi di seluruh dunia. Menurut Maxwell McCombs dan Donald Shaw,” Audiens tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut.”1 Televisi mempunyai karakteristik meluas, heterogen, anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis kultural dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Oleh karena itu informasi yang diberikan dapat diterima secara cepat dan serentak. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan media paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan keperibadian masyarakat secara luas. Dalam era globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangatlah penting. Hal ini dapat terlihat dari semakin berkembangnya media komunikasi dan Informasi telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk dapat berkomunikasi. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan peran media massa untuk memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut. Di Indonesia pertumbuhan media massa berkembang sangat signifikan melihat perkembangan pertelevisian, radio maupun cetak sangat pesat. Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi di bandingkan dengan waktu yang di gunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau untuk membaca buku. Hal ini memicu para pemilik modal berlomba-lomba melebarkan sayapnya di Industri pertelevisian sehingga stasiun televisi di Indonesia mulai bermunculan. 1 S.Djuarsa Sendjaja, Dkk, Teori komunikasi. Jakarta: Pusat penerbitan Universitas Terbuka, 2004, 25.
  • 12. Dahulu perkembangan televisi di indonesia berjalan lambat. Hampir selama 27 tahun masyarakat Indonesia hanya menonton satu-satunya siaran televisi yang ada, Bermula dari stasiun televisi milik pemerintah (TVRI) pada tanggal 24 Agustus 1962 dan kini telah berkembang menjadi belasan Televisi Swasta yang berada di Jakarta dan Daerah. Pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI yang merupakan Televisi swasta pertama di Indonesia, di susul kemudian dengan SCTV, Indosiar, ANTV, dan TPI. Pasca era reformasi tahun 1998, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin bertambah dan kebebasan pers menjelang tahun 2000 di resmikan serentak lima stasiun televisi swasta baru yaitu Metro TV, Trans TV, TV 7, TV One, dan Global TV. Sehingga kini penonton televisi Indonesia memiiliki banyak pilihan untuk menikmati berbagai program televisi. Dengan banyaknya jumlah stasiun televisi di Indonesia menyebabkan industri pertelevisian semakin kompetitif dalam menyajikan program-program unggulannya dan membuat peta persaingan di layar kaca semakin ketat. Adu programpun dilakukan untuk memperebutkan pemirsa dan pengiklan. Setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program yang jumlahnya sangatlah banyak dan beragam seperti berita, film, sinetron, olah raga, musik, kuis, games show, reality show, variety show dan sebagainya. Program sinetron adalah program yang banyak disukai khalayak namun banyak juga yang tidak menyukai program ini. Program yang ingin penulis teliti adalah program pada bulan Ramadhan. Selain memberikan hiburan program ini juga dapat memberikan pendidikan bagi khalayak luas, terutama remaja. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penulis adalah Program Ramadhan Para Pencari Tuhan Jilid 3 yang ditayangkan oleh SCTV setiap hari, Dini hari jam 02:30 dan ulangannya pada malam hari setelah adzan maghrib 18:00 Bagi yang sahur sekitar jam 3 pagi, mungkin pernah atau sesekali menonton sebuah sinetron yang ditayangkan oleh SCTV yang berjudul Para Pencari Tuhan jilid 3. Alasan penulis mengambil program tayangan ini untuk diteliti adalah karena program ini mendapatkan rating yang tinggi dengan isi pesan yang sangat bermutu dibidang pendidikan agama serta sosial dalam masyarakat. Sinetron ini berbeda dari sinetron yang lainnya yang hanya memperlihatkan kemewahan, ketampanan dan kecantikan, hal ini cukup disayangkan karena pesan pendidikan akan budaya Indonesia sangat sedikit. Alasan dipilihnya Sinetron yang ditayangkan di televisi nasional karena disinilah media massa atau televise sebagai media yang dapat mencangkup luasnya khalayak yang menonton, gratis dan dapat dikonsumsi oleh siapa saja. Dan karena itulah penulis ingin mengangkat sinetron religi Para Pencari Tuhan jilid 3 yang selanjutnya disingkat PPT jilid 3 sebagai objek penelitian penulis mengambil responden Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana yang selanjutnya disingkat Mahasiswa Fikom-UMB atas perhatian penafsiran dan pengetahuan yang akan menghasilkan sikap. Artta Ivano salah satu tokoh dalam sinetron ini mengatakan “Sinetron PPT kembali menemani para pemirsa SCTV selama Ramadan dalam jilid 3. Buat para penggemarnya pasti film ini sudah ditunggu-tunggu dan menjadi film yang wajib ditonton. Selama dua tahun berturut-turut, Para Pencari Tuhan memang selalu menduduki top program sahur. Di sekuel yang ketiga, sinetron besutan Deddy Mizwar ini kembali menawarkan kisah yang lebih segar dari
  • 13. sebelumnya. Bang Jack yang diperankan Deddy Mizwar bersama tiga sahabatnya yang mantan napi Juki, Barong, Chelsea dikisahkan telah menunaikan ibadah haji. Setelah itu, Bang Jack ingin kembali ke Tanah Suci. Namun saat niatnya akan terwujud, seorang kepala maling menghentikan langkah Bang Jack. Sang maling menganggap Bang Jack hanya ingin masuk surga sendiri meninggalkan saudara dan anak buahnya. Sementara dua sahabat, Asrul dan Udin Hansip juga ingin mewujudkan cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah kemiskinan, keduanya bekerja serabutan agar bisa naik haji. Pengambilan gambar sinetron yang ceritanya ditulis oleh Wahyu HS ini berlangsung di kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Cerita sinteron PPT jilid tiga masih diwarnai konflik percintaan. Masalah pelik mendera cinta Azam diperankan Agus Kuncoro dan Aya yang diperankan Zaskia Adya Mecca. Jelang pernikahan, Kalila yang diperankan Artta Ivano masuk dalam lingkaran cinta segi tiga di antara Azam dan Aya. Meskipun Azam sudah berjanji untuk menikahinya, tapi perasaan Azam pada Kalila mengganggu hubungan Azam dan Aya. karena Aya juga sahabat kecil Kalila. Baha yang diperankan oleh Tora Sudiro juga menjadi sosok yang hadir dalam kehidupan Kalila. Chelsea juga mengalami masalah saat akan rujuk bersama mantan istrinya. Demikian juga Barong yang tidak disetujui keluarga pacarnya. Pokoknya konfliknya mantap deh,"2 Sinetron religi ini memanglah ada setiap tahunnya yang bermulai pada tahun 2007 hingga kini. “PPT” bercerita tentang kehidupan seorang merbot (penjaga mushala) bernama Bang Jack (Deddy Mizwar) dan ketiga muridnya yang mantan narapidana, yaitu Chelsea (Melki Bajaj), Barong (Aden Bajaj), dan Juki (Isa Bajaj). Setelah keluar dari penjara, Barong diusir dari komplotan curanmor lantaran sering menyanyi di pengadilan. Setali tiga uang, Juki yang mantan copet, ditolak mentah-mentah saat kembali ke rumah ibunya. Nasib Chelsea agak berbeda. Ketika akan mengajak rujuk kembali dengan mantan istrinya, Marni (Anggia Jelita). Ternyata sang istri sudah menikah dengan Sumarno, polisi yang menjebloskannya ke penjara. Akhirnya mereka bertiga secara tak sengaja bertemu dan luntang-lantung menyusuri Jakarta yang tak lagi ramah. Seharian mereka menjumpai warung tutup. Hati mereka makin sakit, merasa dunia sudah benar-benar menutup diri bagi mereka. Mereka baru tersadar saat ada yang memberitahu bahwa hari ini adalah hari pertama bulan puasa, sehingga tak ada orang makan di warung. Ketiganya kemudian terdampar di sebuah mushala bernama At-Taufiq. Di sana ada Bang Jack, penjaga mushala yang fanatik dengan bedug. Dia tak mau adzan jika belum menabuh bedug. Mantan tukang jagal ini akhirnya tak hanya menerima ketiga narapidana tersebut tapi sekaligus sudi membimbing mereka ke jalan yang benar. Sebenarnya ilmu agama Bang Jack sendiri pas-pasan sehingga dalam penerapan agama sering keliru. Untunglah ada Aya (Zaskia adya mecca) yang membantunya. Gadis cantik penjual kolak dan pengelola perpustakaan gratis ini paham soal agama. Aya adalah adik ipar Ustad Ferry (Akri Patrio), sang ketua pengurus mushala, yang pamornya tengah menanjak setelah 2 . Dunia adalah ujian menuju hidup yang abadi (2009, 20 Agustus). Blogspot. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2009 dari http://produser-eksekutif.blogspot.com/2009/08/para-pencari-tuhan-jilid-3
  • 14. menjadi komentator di sebuah televisi. Belakangan popularitasnya tersaingi oleh istrinya sendiri, Haifa (Annisa Suci Wulandari). Dalam sinetron ini juga ditampilkan hubungan yang unik antara Bang Udin (Udin Nganga), seorang hansip, dan sahabatnya Asrul (Asrul), seorang pria beristri satu beranak empat, dengan Pak Jalal (Jarwo Kuat). Bang Udin dan Asrul sering merasa kesal dengan Pak Jalal yang merupakan orang paling kaya di kampungnya. Sekesal apapun mereka tetap mendatangi Pak Jalal untuk diberikan pekerjaan pada saat mereka kekurangan uang untuk biaya hidup. Selain itu, sinetron ini juga diwarnai dengan kisah cinta Aya dengan Azzam (Agus Kuncoro), teman masa kecil Aya, yang berliku-liku. Walau lamarannya sudah tiga kali ditolak, Azzam tetap pantang menyerah mengejar cinta Aya. Setelah sukses dengan penayangan musim pertamanya (2007), pada Bulan Ramadhan 2008 (1-30 September 2008) ditayangkan musim kedua yang diberi judul "Para Pencari Tuhan Jilid Dua". Seluruh tokoh yang ada pada musim pertama tetap dipertahankan pada musim kedua, bahkan bertambah dengan tokoh Baha (Tora Sudiro) yang merupakan teman masa kecil Asrul yang menjadi pelaut. Baha muncul menemui Asrul saat kapalnya mendarat di pelabuhan. Baha yang bertato dan pemabuk memberikan warna berbeda pada sinetron ini. Selain itu, plot percintaan Aya dan Azzam (Zaskia dan Agus Kuncoro) mulai "memanas" dengan terlibatnya orang ketiga yang selama ini menjadi sahabat mereka, yaitu Kalila. Sudah dua musim sinetron religi ini cerita dan skenario tetap ditulis oleh Wahyu HS. tetap favorit dan mengungguli program-program sahur lainnya. Jilid ketiga ditayangkan di stasiun TV SCTV selama Ramadhan 2009 pukul 02:30-05:00. Pada jilid ketiganya, sinetron religi besutan aktor senior, Deddy Mizwar dan Kiki Zakaria memberikan alur cerita yang dibumbui drama cinta segitiga antara Aya (Zaskia Adya Mecca), Azzam (Agus Kuncoro), dan Kalila (Atta Ivano). Tak itu saja, konflik pun kembali ditebar lewat karakter yang diperankan personel grup lawak Trio Bajaj, Isa, Melky dan Aden, yang menjadi murid Bang Jack (Deddy Mizwar), yang dikisahkan baru kembali dari Tanah Suci Mekkah. Dan tentunya, tak ketinggalan aroma pemilu juga melengkapi racikan sinetron yang tetap didukung sejumlah muka lama seperti Jalal (Jarwo Kuat), Udin Hansip (Udin Nganga), Ustadz Ferry (Akrie Patrio), hingga Baha (Tora Sudiro). Kali ini ada cerita pemilu, pemilihan RW sebagai refleksi pemilihan umum kita yang baru berlangsung serta Bang Jack yang diperankan Deddy Mizwar bersama tiga sahabatnya yang mantan napi Juki, Barong, Chelsea dikisahkan telah menunaikan ibadah haji. Setelah itu, Bang Jack ingin kembali ke Tanah Suci. Namun saat niatnya akan terwujud, seorang kepala maling menghentikan langkah Bang Jack. Sang maling menganggap Bang Jack hanya ingin masuk surga sendiri meninggalkan saudara dan anak buahnya. Sementara dua sahabat, Asrul dan Udin Hansip juga ingin mewujudkan cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah kemiskinan, keduanya bekerja serabutan agar bisa naik haji. Pengambilan gambar sinetron yang ceritanya ditulis oleh Wahyu HS ini berlangsung di kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Cerita sinteron Para Pencari Tuhan jilid tiga masih diwarnai konflik percintaan. Masalah pelik mendera cinta Azam diperankan Agus Kuncoro dan Aya yang diperankan Zaskia Adya Mecca. Jelang pernikahan, Kalila yang diperankan Artta Ivano masuk dalam lingkaran cinta segi tiga di antara Azam dan Aya. Meskipun Azam sudah berjanji
  • 15. untuk menikahinya, tapi perasaan Azam pada Kalila mengganggu hubungan Azam dan Aya. karena Aya juga sahabat kecil Kalila. Baha yang diperankan oleh Tora Sudiro juga menjadi sosok yang hadir dalam kehidupan Kalila. Chelsea juga mengalami masalah saat akan rujuk bersama mantan istrinya. Demikian juga Barong yang tidak disetujui keluarga pacarnya. Pada 2008 ini PPT ternyata masih bertaji. Tayangan tersebut menurut riset AGB Nielsen mencapai angka share rata-rata 24,9 %. "Kesuksesan PPT tahun lalu menjadi pondasi penting dalam mendongkrak performa PPT2 dari hari pertama tayang. Secara pasti, share PPT2 bergerak positif dengan perolehan share tertinggi menurut AGB Nielsen mencapai angka 29,5% pada tanggal 5 September lalu," jelas Senior Manajer Humas SCTV Budi Darmawan dalam rilis yang diterima detikhot Selasa (12/9/2008). 3 SCTV berawal hanya dari sebuah stasiun televisi lokal. SCTV (awalnya singkatan dari 'Surabaya Central Televisi') mengudara pertama kali pada tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur, dengan jangkauan wilayah Surabaya dan sekitarnya (Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Bangkalan). Pada tahun 1991, didirikan stasiun SCTV Bali di Denpasar dan SCTV Surakarta di Surakarta. Sejak itu kepanjangan SCTV menjadi Surya Citra Televisi. Pada tahun 1993 barulah SCTV mengudara secara nasional. Secara bertahap, dalam kurun waktu 1993-1998 SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta. Saat ini kantor pusatnya di Senayan City Jalan Asia Afrika Lot 19, Jakarta Pusat. SCTV juga memiliki studio penta di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sejak pertengahan 90-an, SCTV yang semula satu manajemen dengan RCTI akhirnya keduanya berpisah manajemen. Saat ini kepemilikan SCTV dikuasai oleh grup Elang Mahkota Teknologi, melalui PT.Surya Citra Media Tbk. Direktur Utama SCTV ialah Fofo Sariaatmadja. Menonton program televisi berarti audience memperhatikan. Lalu menyimpulkan informasi-informasi yang diterima oleh panca indra khususnya mata telinga lalu menafsirkannya dan diolah menjadi sebuah pengalaman tentang objek, peristiwa dan hubungan yang diperoleh. Kemudian hal tersebut akan membentuk sebuah pengetahuan dan akan membuat perilaku audience berubah. Proses-proses ini di sebut dengan pesepsi. Persepsi merupakan pemberian makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli).4 Persepsi merupakan proses yang paling awal di dalam keseluruhan pemrosesan informasi yang dilakukan oleh manusia. Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (ransangan) yang diterima oleh alat indra seperti mata, telinga, dan hidung. Perhatian (attention) adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas mental (attention is a 3 . Share sinetron para pencari tuhan Jilid 3 (2008, 12 September). Detik [online]. Diakses pada tanggal 20 agustus 2009. dari http://detikhot.com/read/2008/09/12/185825/1005350/231/para-pencari-tuhan-paling-laris-saat-sahur 4 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004,51.
  • 16. concentration of mental activity).5 Proses perhatian melibatkan pemusatan pikiran pada tugas tertentu, sambil mengabaikan stimuli lain yang mengganggu. Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberikan arti terhadap pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteknya, dan mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsikan. Kognitif terfokus pada bagaimana pikiran manusia memproses informasi sehingga menjadi pengetahuan yang disimpan didalam ingatan, kemudia menggunakan pengetahuan itu di dalam melakukan tugas-tugas atau aktivitas-aktivitasnya. Alasan mengambil koresponden Mahasisiwa Fikom UMB adalah karena mahasiswa dapat berpikir secara objektif dinamis inisiatif kreatif dan inovatif dan dengan latar belakang yang beragam seperti : kultur, agama, sosial, ekonomi dan juga tempat tinggal yang berbeda dari setiap mahasiswa. Kenapa Fakultas Ilmu Komunikasi atau disingkat Fikom, ini juga karna mahasiswa dari Fikom ini mengerti sebuah masalah yang terjadi dari media komunikasi secara teori dan terapannya. Mahasiswa Fikom UMB terbagi atas empat jurusan yaitu, Broadcasting, Publik Relations, Marketing Communications dan Visual Comunnications. Yang secara dasar mempelajari secara mendalam media massa pada khususnya dan komunikasi massa pada umumnya. Mereka memahami fenomena yang terjadi pada media massa pada saat ini, televisi salah satunya. Angkatan 2007, karna pada saat penulis meneliti angkatan ini sedang menjalani perkuliahan secara normal dan aktif sebagai mahasiswa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut: “ Sejauhmana Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007 terhadap Program Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 di SCTV?” 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui bagaimana Persepsi yang ada pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007 Universitas Mercu Buana terhadap Program Sinetron Religi PPT Jilid 3 di SCTV, Kaitannya terhadap aspek media massa yang bersifat informatif, hiburan, pendidikan, pengetahuan dan juga alat kontrol sosial. 1.4 Signifikansi Penelitian. 1.4.1Signifikansi Akademis Hasil Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya di bidang Broadcasting mengenai persepsi khalayak terhadap program tayangan televisi, yang dalam hal ini adalah program 5 Suharnan, MS, Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi, 2005,40.
  • 17. Sinetron. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi siapa saja yang membutuhkan. 1.4.2Signifikansi Praktis Penelitian ini secara praktis di harapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi para broadcaster atau pekerja stasiun televisi, rumah produksi pada umumnya dan sebagai bahan evaluasi kepada stasiun televisi dan PT Demi Gisela Citra Sinema pada khususnya, dalam segi persepsi khalayak terhadap tayangan tersebut. BAB II TUJUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak organisasi atau institusi yang menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak yang heterogen, dan anonym. Berbicara mengenai komunikasi massa tidak lepas dari elemen-elemen seperti: komunikator, isi pesan, saluran, komunikan, dampak dan umpan-balik. Komunikator diartikan yakni seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi atau institusi yang menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris Mass Comunication sebagai kependekan dari mass media comunication artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass comunications atau comunications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass comunication.6 Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar ”orang banyak” sebagaimana orang-orang yang sedang memgerumuni penjual obat ditrotoar tetapi dapat diartikan sebagai ”meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.” Massa mengandung pengertian orang banyak. Mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama. Mereka dapat tersebar atau terpensar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pasan-pesan komunikasi yang sama. Komunikasi menurut DeFleur dan Dennis McQuail didalam bukunya ”Understanding mass comunication (1985)”, menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan makna-makna 6 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo, 2004, 69.
  • 18. yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.7 Komunikasi massa menurut Jalaludin Rakhmat merupakan jenis komunikasi yang di tujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak dan elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.8 Ada beberapa sifat yang melekat dalam komunikasi massa dan sekaligus membedakannya dengan bentuk komunikasi yang lainnya. Sifat-sifat tersebut diantaranya adalah : 1. Sifat komunikator Berbagai pesan yang terbit dari suatu media massa sebenarnya bukan lagi milik perorangan, tetapi hasil rembugan, olahan redaksi atau keputusan dari kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya. 2. Sifat pesan. Pesan komunikasi massa bersifat umum, universal tentang berbagai hal dari berbagai tempat di muka bumi. Sementara itu, isi media massa adalah tentang berbagai peristiwa apa saja yang patut di ketahui oleh masyarakat umum. Tidak ada pesan komunikasi massa yang hanya di tujukan kepada suatu masyarakat tertentu. 3. Sifat media massa. Komunikasi masa nampaknya lebih bertumpu pada andalan teknoligi pembagi pesan dengan menggunakan jasa industri untuk memperbanyak dan melipat gandakannya. Bantuan industri mengakibatkan berbagai pesan akan menjagkau khalayak dengan cara yang cepat serta tepat secara terus menerus. 4. Sifat komunikasi Komunikasi dalam suatu komunikasi massa adalah masyarakat umum yang sangat beragam, heterogen dalam segi demografis, geografis maupun psikologis. 5. Sifat efek. Secara umum komunikasi mempunyai tiga efek. Berdasarkan teori hierarki efek yaitu : a. Efek kognitif, Pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang di perolehnya. b. Efek afektif, dimana pesan komunikasi massa menakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. c. Efek konatif atau behafioral, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. 6. Sifat umpan balik. 7 Sasa Djuarsa Sendjaja, DKK, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2003, 73. 8 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, 189.
  • 19. Umpan balik dari sebuah komunikasi massa biasanya lebih bersifat tertunda dari pada umpan balik langsung dalam komunikasi antarpribadi. Maksudnya adalah bahwa pengembalian reaksi terhadap suatu pesan kepada sumbernya tidak terjadi pada saat yang sama, melainkan ditunda setelah media itu beredar, atau pesannya itu memasuki kehidupan masyarakat tertentu. 2.1.2 Proses Komunikasi Massa Pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ( source ) kepada komunikan ( receiver ) melalui suatu media. Teori proses komunikasi massa yang sangat terkenal di kemukakan oleh seorang ahli politik di Amerika Serikat, yaitu Harold D. Lasswell, teori tersebut merupakan suatu formula yang dapat menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa dan juga mempunyai tujuan untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Formula tersebut di kenal dengan Formula Lasswell. Model komunikasi klasik dari lasswell menunjukkan bahwa pihak pengirim pesan ( komunikator ) pasti mempunyai suatu keinginan untuk mempengaruhi pihak penerima ( komunikan ) karenanya komunikasi harus di pandang sebagai upaya persuasif.9 Hal ini juga selalu dianggap sebagai pesan-pesan yang pasti ada efeknya. Model-model yang demikian tentu saja mendorong kecenderungan yang membesar-besarkan efek terutama efek terhadap khalayak. Tabel 2.1 Formula Lasswell WHO SAYS IN WHICH TO WITH WHAT WHAT CHANNEL WHOM EFFECT Siapa Mengatakan Dengan Kepada Dengan apa saluran siapa Efek apa Apa Komunikator Pesan Media Penerima Efek Control Analisis Analisis Analisis Analisis Efek Studies Pesan Media Khalayak 9 Ibid 3.9
  • 20. Formula Lasswell dengan elemen-elemen yang saling berhubungan proses komunikasi dapat dipahami sebagai berikut : 1. Who (Siapa) : Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (Institutionalized person). Yang di maksud dengan Institutionalized (lembaga atau organisasi) adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film. Adapun yang dimaksud persons adalah orang yang menjalankannya. Dalam penelitian ini adalah sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 3. 2. Say What (Apa yang dikatakan) : Organisasi memiliki rasio keluaran tinggi yang didasarkan pada masukannya. Oleh sebab itu, organisasi sanggup melakukan proses encoding ribuan atau jutaan pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Jadi pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audiens yang sangat banyak. a. Publicly Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada orang per orang secara ekslusif, melainkan bersifat terbuka untuk umum atau publik. Semuanya mengetahui bahwa orang lain juga menerima pesan yang sama dan disampaikan secara publicly. b. Rapid Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu yang singkat secara simultan. Pesan-pesan tersebut dibuat secara masal, tidak seperti fine art yang dapat dinikmati selama berabad-abad. c. Transient Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Namun, untuk buku-buku perpustakaan, film, transkripsi-transkripsi radio, dan rekaman audio-visual merupakan pengecualian. Hal itu merupakan kebutuhan dokumentasi. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang expendable. Karena itu, isi media cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional. 3. In Which Channel (melalui saluran apa) : Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa saluran tersebut pesan yang dikomunikasikan tidak dapat menyebar secara cepat,
  • 21. luas, dan simultan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, film, televisi dan media dotcom. Ciri-ciri dari masing-masing media adalah membawakan pesan komunikasi, fungsi, dan perannya dalam kehidupan sosial, psikologis masyarakat, serta efek yang ditimbulkannya dalam penelitian ini penulis mengambil media televisi. 4. To Whom (kepada siapa) : Khalayak atau komunikan di televisi ini agar dapat menerima pesan-pesan informasi yang disampaikan oleh media televisi tersebut sehingga diharapkan adanya penambahan ilmu pengetahuan dan wawasan khalayak dan juga menimbulkan sikap dan efek tertentu kepada khalayak yang menonton program sinetron ini. 5. With what effect (dengan efek apa) : Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri audiens sebagai akibat dari keteraan pesan-pesan media. menurut David K Berlo, ada 3 klasifikasi efek, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap dan perilaku nyata. Ketiga jenis perubahan ini biasanya (tidak selalu) berlangsung secara berurutan. Perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap, dan perubahan sikap diawali dengan perubahan pengetahuan. Maka dari itu penulis ingin meneliti sejauhmana pengetahuan khalayaknya terhadap program sinetron religi Para Pencari Tuhan jilid 3 ini. Adapun menurut arus komunikasi, model jarum suntik (hypodermic needle model) proses komunikasi massa berlangsung dengan aliran atau tahap (One Step Flow), yaitu dari media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai efek yang amat kuat atas mass audience.10 Model ini mempunyai asumsi bahwa komponen-komponen komunikasi (komunikator, pesan, media) amat perkasa dalam mempengaruhi komunikan.11 Peristiwa komunikasi menurut model jarum suntik berpandangan bahwa media massa mempunyai pengaruh langsung kepada khalayaknya. Isi media massa diibaratkan sebagai jarum yang disuntikkan ke tubuh khalayak, sehingga menghasilkan pengaruh yang sesuai dengan isinya.12Model jarum suntik hipodermik juga disebut sebagai “the mechanistic S-R theory”. Dalam bukunya “deffusion of new ideas and practices” Elihu Katz menunjukkan aspek-aspek yang menarik dari model hipodermic ini.13 1. Media massa mempunyai kekuatan yang luar biasa. Sehingga sanggup menginjeksi secara mendalam ide-ide dalam benak orang yang tidak berdaya. 2. Mass Audience, dianggap seperti atom-atom yang terpisah satu sama lain, tidak saling berhubungan dan hanya berhubungan dengan media massa. Kalau individu dalam mass audience berpendapat sama tentang suatu persoalan, hal ini bukan karena mereka berhubungan atau berkomunikasi satu dengan yang lain, 10 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT.Grasindo, 2003, 20. 11 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi.Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002, 62. 12 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004. 25. 13 Wiryanto, op.cit., 22.
  • 22. melainkan karena mereka memperoleh pesan-pesan yang sama dari suatu media. 2.1.5 Karakteristik Komunikasi Massa Koran, majalah, radio, televisi dan film merupakan the big five of mass media.14 Beberapa karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut.15 1. Komunikator Terlembaga Ciri Komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunkasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik Dengan mengingat kembali pendapat Charles R. Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Proses komunikasi massa melalui surat kabar dari komunikator ke komunikannya adalah sebagai berikut : komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginanya atau permintaan media massa yang bersangkutan. Selanjutnya, pesan tersebut diperiksa oleh penanggungjawab rubrik. Dan dari penangguangjawab rubrik diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa laik tidaknya pesan itu untuk dimuat dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu. Ketika sudah baik, pesan dibuat setting-nya, lalu diperiksa oleh korektor, disusun oleh lay-outer agar komposisinya bagus, dibuat plate, kemudian masuk mesin cetak tahap terakhir setelah dicetak merupakan tugas bagian distribusi untuk mendistribusikan surat kabar yang berisi pesan itu kepada pembacanya. 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. 3. Komunikannya anonim dan heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak saling mengenal (anonim), karena komunikasi menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda yang dapat di kelompokkan berdasarkan faktor: Usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. 4. Media massa menimbulkan keserempakan 14 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004, 7.4. 15 Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Agustus 2004,7.12
  • 23. Kelebihan komunikasi massa di bandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikator yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu komunikator yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. 5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersonal, unsur hubungan sangat penting dan sebaliknya pada komunikasi massa yang penting adalah isi. Dalam Komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. 6. Komunikasi bersifat satu arah Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Secara singkat, komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikanpun aktif menerima pesan, namun di antara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya yang terjadi dalam komunikasi antarpersonal, dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu arah. 7. Stimulasi alat indera “Terbatas” Ciri komunikasi lainnya yang di anggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indera yang “terbatas”. Dalam komunikasi massa. Stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media TV dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus. 8. Umpan Balik Tertunda (delayed) Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik bersifat langsung (direct feedback) dan umpan balik bersifat segera (immediate Feedback). 2.1.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa Banyak ahli yang mengungkapkan fungsi komunikasi massa dengan versinya masing-masing. H.Lasswell menunjukkan ada tiga fungsi komunikasi massa, yaitu : fungsi pengawasan lingkungan, fungsi korelasi dan fungsi transmisi.16 Namun oleh Charles R. Wright di tambahkan satu lagi fungsi komunikasi massa yaitu fungsi hiburan.17 16 Sutarto, Sosiolagi Komunikasi. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2005, 91. 17 Ibid
  • 24. Joseph De Vito18 mengatakan bahwa ada enam fungsi yang paling penting dalam komunikasi massa yaitu : 1. Fungsi Menghibur Media memberikan hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada para pengiklan. Stimuli atau pencarian untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan rutin: relaksasi atau santai merupakan bentuk pelarian dari tekanan dan masalah: pelepasan emosi dari perasaan dan energi terpendam, merupakan beberapa bentuk memperoleh hiburan19. 2. Fungsi Meyakinkan Fungsi meyakinkan atau persuasi terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya : a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang. b. Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang. c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. d. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu 3. Menginformasikan Melalui media kita mendapatkan dan mengetahui informasi apa saja kita butuhkan dalam kehidupan kita, mulai dari ekonomi, musik, politik, film, seni, dll. 4. Menganugerahkan Status Paul Lazarsfeld dan Robert merton, dalam karya mereka ”mass Communication, Popular Taste, and Organized Social Action”(1951), mengatakan, “jika anda benar-benar penting, anda akan menjadipusat perhatian massa dan jika anda menjadi pusat perhatian massa, berarti anda penting”, sebaliknya tentu saja, jika anda tidak mendapatkan perhatian massa, maka anda tidak penting.20 5. Fungsi Membius Fungsi membius (narcotization) merupakan fungsi media massa yang paling menarik dan paling banyak dilupakan. Ini berarti bahwa apabila madia manyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam pengaruh narkotika. 6. Menciptakan Rasa Kebersatuan Program televisi, berita-berita disurat kabar membuat seseorang yang kesepian merasa menjadi anggota sebuah kelompok yang lebih besar. 2.1.5 Media Massa 18 Ibid 19 Morissan, Strategi Mengelolah Radio & Televisi. Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005, 23. 20 Sutarto, op.cit., 94.
  • 25. Media massa dalam cakupan komunikasi massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film.21 Schramm menggambarkan komunikasi massa dalam prosesnya mempunyai reaksi yang bertindak sebagai gate keeper yang menjalankan fungsi decoding, interpreting, dan encoding yakni membaca, menyeleksi, dan memutuskan hal-hal yang akan dimuat atau disiarkan media tersebut. Setelah melalui gate keeper ini, pesan-pesan tersebut disebarkan atau disiarkan pada khalayak. Demikian pula halnya dengan khalayak, mereka juga akan menyeleksi dan menginterpretasikan pesan-pesan media. Secara umum khalayak akan tertarik pada pesan-pesan media apabila isinya mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1.Novelty ( Sesuatu yang Baru ) Sesuatu yang ” baru ” merupakan unsur yang terpenting bagi suatu pesan media. Khalayak akan tertarik untuk menonton suatu program acara TV, mendengarkan siaran radio atau membaca surat kabar/majalah apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau belum diketahui. 2.Jarak ( Dekat atau jauh ) Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasinya peristiwa itu, mempunyai arti penting. Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan langsung dengan kehidupan dan lingkungannya. 3.Popularitas Peliputan tentang tokoh, organisasi atau kelompok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal akan menarik perhatian khalayak. Suatu perampokan akan menjadi berita besar atau menarik perhatian khalayak bila terjadi di rumah seorang menteri. 4.Pertentangan Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan, baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan pendapat dan nilai, biasanya disukai oleh khalayak yakni untuk mengetahui siapa yang akan keluar sebagai pemenang. 5.Komedi atau humor Manusia pada dasarnya tertarik dengan hal-hal yang lucu dan menyenangkan. Oleh karena itu, bentuk-bentuk penyampaian pesan yang bersifat humor (komedi) lazimnya disenangi khalayak. 6.Seks dan keindahan Seks dan keindahan adalah salah satu unsur media massa yang dapat menarik perhatian khalayak dan bisa dijadikan sebagai bahan rujukan atau referensi. 7.Emosi 21 Uchjana, Onong Effendy, Ilmu Komunikasi. Yogyakarta:1997, 20.
  • 26. Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar (basic needs) manusia, sering kali bisa menimbulkan emosi dan simpati khalayak. 8.Nostalgia Pengertian nostalgia disini adalah manunjukkan pada hal-hal yang mengungkapkan pengalaman dimasa lalu. 9.Human Interest Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang lain. Gambaran kehidupan orang lain ( cerita-cerita human interest ) dapat dikemas dalam bentuk berita feature, biografi dan berbagai bentuk acara deskriptif lainnya. Oleh karena itu, untuk menarik perhatian khalayak diperlukan keahlian wartawan atau script writer dalam menggambarkan atau menuliskan unsur human interest ini.22 Perihal peranan media massa dalam kehidupan manusia dapat di rumuskan secara singkat antara lain:23 1. Media massa dapat membantu untuk menyusun agenda kegiatan atau kerja, rencana berbagai kegiatan yang hendak kita lakukan, bahkan mengubah ataupun mengatur kembali rencana-rencana yang sebenarnya sudah lama ditetapkan. 2. Media massa dikenal sebagai media hiburan 3. Media massa membantu anggota masyarakat dalam melakukan sosialisasi. 4. Media massa sebagai pemberi informasi kepada masyarakat dan membantu kita untuk mengetahui secara jelas segala permasalahan tentang dunia di sekelilingnya. 5. Media massa telah membantu sekali dalam mengenal, memahami dan berhubungan dengan berbagai kelompok etnis yang tersebar di seluruh wilayah nusantara bahkan yang berada di luar negeri sekalipun. 6. Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia. 7. Media massa dapat digunakan untuk membujuk khalayak dalam berbagai kegiatan termasuk kegiatan bisnis. 2.2 Televisi Sebagai Media Massa Pengertian televisi disini ialah televisi siaran ( broadcast television ) merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikannya heterogen, dan cluster.24 Televisi merupakan media elektronik yang paling sempurna dan mempunyai efek yang paling besar terhadap khalayak dibanding dengan media elektronik lainnya seperti radio, karena televisi merupakan media audio visual yang bersifat informatif, hiburan, pendidikan, pengetahuan dan juga alat kontrol sosial. 22 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004, 7.15- 7.17 23 .Sutarto, Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta: 2005. 290-294. 24 Uchjana,Onong Effendy, Ilmu teori dan filsafat komunikasi,Jakarta:Penerrbit Erlengga,1998, 21.
  • 27. Hal tersebut berarti bahwa khalayak mempunyai berbagai pilihan untuk menonton program siaran televisi. Dengan terjadinya persaingan program siaran tadi, tentu saja harus mendapatkan perhatian secara khusus bagi mereka yang berkecimpung pada media penyiaran ini, dalam pengertian untuk terus menerus berupaya menigkatkan program siarannya, kalau tidak ingin ditinggalkan penontonnya.25 Menurut teori behaviourisme “law of effects” perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi, artinya seseorang tidak akan menggunakan media massa bila media massa tidak memberikan pemuasan pada kebutuhannya.26 2.3.3 Pengertian Televisi Televisi merupakan media penyampaian pesan/informasi yang bersifat audio-visual sehingga khalayak yang menontonnya dapat dengan mudah dan cepat menyerap makna/pesan yang disampaikan. Hampir semua jenis disiplin ilmu dapat kita saksikan melalui televisi seperti kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kedokteran, hukum, komunikasi, elektronika dan lain-lain sehingga media televisi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan penontonnya yang heterogen. Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu dengan yang lainnya terlebih setelah digunakannya satelit untuk memancarkan signal televisi. Inilah yang disebut sebagai globalisasi di bidang informasi. Peristiwa yang terjadi di daratan Eropa atau Amerika, pada saat yang sama dapat pula diketahui di negara-negara lain dan sebaliknya, melalui bantuan satelit yang mampu memultipancarkan siarannya ke berbagai penjuru dunia tanpa ada hambatan geografis yang berarti. Saat ini sedikitnya terdapat Sembilan produk teknologi pertelevisian di dunia yang digunakan orang sebagai media untuk menyampaikan pesan (message) atau hiburan, yaitu : 1. High definition video system Merupakan kamera video yang dilengkapi dengan sistem editing dan mampu mentrasfer film cerita langsung di saluran ke gedung bioskop. 2. Sistem Imax Memberikan kesan seluruh penontonnya seolah-olah terlibat dalam cerita. Film dengan layar 70 mm memiliki ratio 20,5 : 30,5. 3. Sistem Diamond Vision Sistem yang dapatr memproyeksikan video signal pada layar lebar dengan lebar 5,4 m : 4,1 m baik untuk siaran di luar maupun di dalam ruangan. 25 Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Pres, 1994, 13-14. 26 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya,2001, 207.
  • 28. 4. Sistem Teleteks merupakan surat kabar elektronik yang isinya antara lain berita, ramalan cuaca, harga pasar serta pengumuman lain. 5. Sistem Still Picture Broadcasting untuk keperluan pendidikan. 6. Sistem Cabel Television sinyal penyiarannya dilakukan secara khusus kepada para pelanggan melalui decoder dengan menggunakan kabel atau pancaran satelit. 7. Sistem Pay Television Penyiaran melalui sentral video hanya untuk suatu tempat (hotel,terminal,dll) dengan cara membayar setiap kali ingin menonton. Biasanya menggunakan uang koin. 8. Sistem direct broadcast satellite Sistem ini dengan DBS, yaitu menggunakan antena parabola untuk menangkap siaran tersebut. 9. Sistem High Definition Television Sistem ini disingkat HDTV yaitu sistem pertelevisian terbaru temuan Jepang dengan aspec ratio 3 :5 dan bergaris (scanning lines) 1125. 2.3.4 Fungsi Televisi Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, merumuskan sebagai berikut :27 Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi Sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya Informasi. 2.3.5 Karakteristik Media Televisi Televisi sebagai media massa yang paling praktis dan efisien dalam menyajikan pemberitaan memiliki 27 Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. 2004, 128.
  • 29. karakteristik, yaitu: 1. Segi visual 2. Segi auditif 3. Segi ekonomis 4. Segi estetis 5. Segi sosiologis 28 Ditinjau dari stimulasi indra, televisi dapat menstimulus dua alat indra, yaitu indra pendengaran dan indra penglihatan. Selain bersifat audio visual, televisi juga memiliki karakteristik lain : 1. Menggunakan gelombang elektromagnetik. 2. Didengar dan dilihat sekilas. 3. Menggunakan pemancar atau transmisi. 4. Menguasai ruang dan tidak menguasai waktu 29 2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Televisi Sebagai media komunikasi yang memiliki daya jangkauan yang sangat luas dan memilik rangsangan yang sangat tinggi kepada seluruh lapisan masyarakat yang heterogen dan anonim maka dapat disimpulkan bahwa televisi juga memiliki kelebihan dan kekuranggan, yaitu : 1. Kelebihan Televisi a. Secara organisasi cukup besar sehingga merupakan industri padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja dan juga banyak menghasilkan profesi baru. b. Televisi dapat melakukan penetrasi dengan struktur pada sebuah agenda setting dibandingkan media massa lainnya. c. Distribusi yang cepat dan jangkauan luas, demografis maupun geografis. d. Komunikasi dapat berbentuk dua arah sehingga khalayak dapat berinteraksi langsung. 2. Kekurangan Televisi a. Penyimpanan memori, isi pesan dapat langsung cepat hilang karna format isi pesan berbentuk gambar dan suara bukan berbentuk cetakan. b. Organisasi dan Teknologi yang besar dan cangih membutuhkan biaya yang sangat besar. 28 Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni, 1981, 197-200. 29 J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa. Bandung: Penerbit Alumni, 1986, 102.
  • 30. c. Kemampuan penetrasi yang cukup besar membuat negara selalu ingin mengontrol stasiun televisi.30 Media televisi sebagai sarana tayangan realitas sosial menjadi penting artinya bagi manusia untuk memantau kehidupan sosialnya. Pemantauan itu bias dalam bentuk perilaku bahkan sikap terhadap ideologi tertentu. Hal ini tergantung pada bagaimana kesiapan manusianya untuk menghadapi masa itu. 2.3 Program Televisi 2.3.1 Pengertian Program Televisi “Program” berasal dari bahasa inggris Programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah ‘siaran’ yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata ‘program’ lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia, dari pada kata ‘siaran’ untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya.31 Dengan demikian, program memiliki pengertian yang lebih luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat pemirsa tertarik untuk mengukuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran, apakah itu radio maupun televisi. Program dapat disamakan maupun dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini pemirsa dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran, yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar ataupun penonton.32 2.3.2 Jenis Program Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beraneka ragam. Pada dasarnya, apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai pemirsa, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai macam program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu:33 1. Program Informasi (News) Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan atau informasi kepada khalayak/audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita 30 Ponco Budi Sulistyo, Modul Komunikasi Massa, 2004. 31 Morissan,M.A. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio Dan Televisi. Jakarta: Ramdina Prakarsa, 2005, 97. 32 Ibid. 97-99 33 Ibid. 60
  • 31. keras (hard news) dan berita lunak (soft news). a. Berita Keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu : a) Straight news berarti berita ‘langsung’ (straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. b) Feature, adalah berita ringan namun menarik. Pengertian ‘menarik’ disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya. c) Infotainment, adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. b. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk ke dalam berita lunak ini adalah : a) Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. b) Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. c) Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. d) Talk Show, adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). 2. Program Hiburan (entertainment) Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk lagu, musik, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik dan permainan atau game. a. Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana alam dahsyat, misalnya gempa bumi longsor atau tsunami. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film. a) Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. b) Film, yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film. b. Musik, program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu videoklip atau konser. Program musik
  • 32. berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). c. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (team) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu : a) Quiz Show, merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana dimana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaan. b) Ketangkasan, peserta dalam permainan ini harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan perhitungan dan strategi. c) Reality Show, sesuai dengan namanya maka program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti konflik, persingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi program berita, documenter, atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi34 2.4 Sinetron Sinetron kepanjangan dari sinema elektronik. Berdasarkan makna dari kata sinema, penggarapannya tidak jauh berbeda dengan penggarapan film layar putih. Demikian pula tahapan penulisan dan format naskah. Yang berbeda hanyalah film layer lebar menggunakan kamera optic, bahan film seluloid dan medium sajiannya memakai proyektor dan layar putih didalam gedung bioskop. Sementara itu, pembuatan sinetron menggunakan kamera elektronik dengan video recorder, bahannya pita didalam kaset, penyajiannya dipancarkan dari stasiun televisi dan diterima melalui layar kaca pesawat televisi di rumah-rumah. Sinetron merupakan sinema elektronik tentang sebuah cerita yang didalamnya membawa misi tertentu kepada pemirsa, misi ini dapat berbentuk pesan moral untuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakat sehari-hari.35 isi pesan sinetron televisi harus mampu mewujudkan dan mengekspresikan kenyataan sosial di masyarakat, tanpa melepaskan diri dari lingkaran budaya pemirsa yang heterogen. 2.4.1 Karakteristik Sinetron Dr. Sasa Djuarsa Sendjaya36 menyatakan bahwa sebuah sinetron sebaiknya memiliki karakteristik seperti : 1. Mempunyai gaya atau style sendiri dari aspek artistiknya, orisinalitas penggunaan bahasa film dan 34 Ibid. 100 35 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Analisis Budaya Massa. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008, 120. 36 Ibid. 121
  • 33. simbol-simbol yang tepat. Penataan artistik seperti cahaya, screen-directing dan art-directing, fotografi yang bagus, penyampaian sajian dramatik yang harmonis, adanya unsur suspense dan teaser. 2. Memiliki isi cerita termasuk didalamnya hubungan logis dalam alur cerita, irama dramatik, visi dan orientasi, karakteristik tokoh, permasalahan atau tema yang aktual dan kontestual. 3. Memiliki karakter dan format medium, penguasaan teknik peralatan dengan kemungkinan-kemungkinan, manajemen produksi. 2.4.2 Isi Sinetron Isi atau Konten dalam sebuah Sinetron bermacam-macam, diantaranya yaitu : 1. Isi Cerita atau Tema Ini merupakan unsur terpenting dari sebuah cerita, hal ini dikarenakan isi cerita merupakan unsur pokok cerita yang biasanya dapat terlihat pada saat adanya konflik yang diceritakan dari cerita tersebut. 2. Rangkaian atau Kejadian Pada rangkaian atau kejadian harus memiliki hubungan antara satu dan yang lainnya (sebab-akibat), karena akan menentukan nasib suatu tokoh. Biasanya tokoh yang mempunyai karakter negatif atau jahat (antagonis) akan diperkenalkan atau ditampilkan terlebih dahulu namun akan kalah di akhir cerita 3. Karakter Tokoh Utama Pada sebuah sinetron terdapat tokoh-tokoh yang terbagi menjadi empat (4) karakter, yaitu : a. Protogonis : tokoh utama yang berkarakter positif, yang memperjuangkan kebahagiaan. b. Antagonis : tokoh utama yang berkarakter negatif, yang selalu mematahkan kebahagian. c. Tritagonis : peran pendamping bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh utama, tatapi bisa juga sebagai penengah atau perantara. d. Peran Pembantu : tokoh yang dimasukan sebagai pelengkap guna mendukung rangkaian cerita. 4. Percakapan atau Dialog Yang dimaksud dialog adalah percakapan yang terdiri dari dua (2) orang atau lebih sehingga menjadi dialog. Namun dalan sinetron semua itu didasari oleh naskah. Naskah dibuat terlebih dahulu oleh pembuat naskah ( script writer) yang kemudian diberikan kepada pemeran atau tokohnya untuk dimainkan atau ditampilkan. 2.5 Persepsi 2.5.1 Pengertian Persepsi Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Dalam bukunya Dedy Mulyana, Brian
  • 34. Fellows mendefinisikan bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding). Persepsi meliputi penginderaan (sensation) melalui alat-alat indera kita (yakni indera peraba, penglihatan, penciuman, pengecap dan indera pendengar), atensi dan interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecapan. Reseptor inderawi mata, telinga, kulit dan otot, hidung dan lidah adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar.37 Berikut ini adalah beberapa definisi tentang persepsi dari beberapa ahli : 38 1. Persepsi didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna (John R. Wenburg dan Wiliam W. Wilmot) 2. Persepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi (Rudolph F. Verderber) 3. Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representative objek eksternal; persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana (J. Cohen) Persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu seleksi, organisasi dan penafsiran. Yang dimaksud dengan seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan perhatian, sedangkan organisasi melekat pada penafsiran, yang dapat di definisikan sebagai meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi keseluruhan yang bermakna. Ketiga tahap tersebut berlangsung nyaris serempak.39 2.5.2 Perhatian (Attention) Faktor yang sangat mempengaruhi persepsi yakni: Attentions (perhatian) yaitu proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Demikian definisi yang diberikan oleh Kenneth E. Andersen, perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.40 Perhatian berarti sebelum manusia merespon, manusia merespons atau menafsirkan objek atau kejadian atau rangsangan apapun, manusia atau kita terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain atau diri sendiri. Dalam banyak kasus, rangsangan yang menarik perhatian, cenderung dianggap lebih penting daripada yang tidak menarik perhatian. Rangsangan seperti itu cenderung dianggap penyebab kejadian-kejadian berikutnya. Ini juga berlaku untuk manusia: orang yang paling diperhatikan cenderung dianggap paling berpengaruh. Kita cenderung menonton program atau acara di televisi tertentu, hal-hal seperti ini akan menentukan kita untuk menaruh perhatian. Pada tahap perhatian setiap individu dalam memberikan perhatian terhadap suatu stimuli dipengaruhi oleh dua 37 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002, 167-168 38 Ibid. 39 Ibid. 169 40 Jalaludin Rakhman, Psikolokgi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, 52.
  • 35. faktor yaitu: Faktor situasional yang lebih menitikberatkan pada apa yang ada pada stimuli itu sendiri dan faktor proposal yang berasal dari individu itu sendiri, dan faktor yang ada pada stimuli antara lain ukuran, arahan kontras, warna bentuk, dan posisi. Perhatian rangsangan terbagi dalam dua faktor ( persepsi bersifat selective) yaitu: 1. Faktor internal Faktor-faktor sosial, budaya, biologis, pisiologis, dan psikologis 2. Faktor eksternal Yakni atribut-atribut objek yang dipersepsikan seperti gerakan intensitas, kontras, kebaruan, dan perulangan objek yang dipersepsikan. 2.5.3 Penafsiran (Interpretation) Sebuah perhatian dalam tahap interpretasi mengandung makna dan persepsi pada tahap ini terjadi proses penyederhanaan, pengolahan, serta penyusunan. Persepsi menurut Alie Djahri adalah merupakan proses dimana rangsangan terhadap alat indera mendapat makna lain pengertian. Dalam proses inilah segala macam pengalaman atas objek, peristiwa, atau hal-hal lain ditafsirkan dan disimpulkan sehingga menjadi informasi kegiatan proses ini melibatkan unsur-unsur seperti harapan, motivasi, dan memori.41 Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1. Latar belakang budaya 2. Pengalaman masa lalu 3. Nilai yang dianut 4. Bentuk yang berkembang. Persepsi terbagi menjadi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap objek atau lingkungan fisik melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap manusia melalui lambang-lambang verbal dan non-verbal. Manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis. Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (seperti perasaan, motif, harapan, keyakinan, dan sebagainya).42 Kebanyakan objek tidak mempersepsikan kita ketika kita mempersepsikan objek-objek itu. Akan tetapi orang mempersepsi kita pada saat kita mempersepsi mereka. Dengan kata lain persepsi terhadap manusia bersifat interaktif. Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, persepsi terhadap manusia 41 Alie Djahri, Modul Psikologi Komunikasi. Jakarta: Fisip UI, 1992, 27. 42 Ibid
  • 36. dapat berubah dari waktu ke waktu dan lebih cepat dari pada persepsi terhadap objek. Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap mereka mengandung risiko. Persepsi saya terhadap anda mempengaruhi persepsi anda terhadap saya dan pada gilirannya persepsi anda terhadap saya juga mempengaruhi saya terhadap anda. begitu seterusnya.43 Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Karena setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda terhadap lingkungan sosialnya. Sebelum seseorang terkena pesan-pesan dari suatu media, maka ia harus menjadi bagian dari khalayak sasaran tayangan tersebut. Tahap ini dinamakan media exposure (pengenaan media). Setelah seseorang terekspos terhadap suatu media, tahap paling awal dalam penerimaan pesan adalah sensasi. Sensasi merupakan suatu proses menangkap stimuli oleh alat indera sehingga manusia dapat memperoleh pengetahuan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya tempat dimana manusia harus memiliki awarness terhadap sesuatu. Lalu berlanjut pada tahap interpretasi. Pada tahap ini individu selalu memberi makna terhadap objek yang dipersepsikan akan mendapat kognisi. Kognitif terjadi bila terjadi perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsikan khalayak. 2.5.4 Pengetahuan (kognitif) Kognitif terjadi pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya.44 Media massa membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat, dengan media massa khalayak mendapatkan informasi tentang dunia luar. Bagi individu tersebut, kognisi yaitu gambaran yang lengkap dari objek yang akan disimpan dalam ingatan dan kognisi merupakan tahap akhir dari persepsi. 2.6 Khalayak Istilah massa mencakup beberapa unsur khalayak radio dan televisi. Massa seringkali sangat besar, lebih besar dari kebanyakan kelompok, kerumunan, publik/masyarakat. Para anggotanya tersebar luas dan biasanya tidak mengenal satu sama lain, termasuk orang yang melahirkan khalayak itu sendiri. Massa kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri, serta tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula. Ia tidak bertindak untuk dirinya sendiri, tetapi “ disetir “ untuk melakukan suatu tindakan. Para anggotanya heterogen dan banyak sekali jumlahnya serta berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok demografis. Meskipun demikian dalam menentukan suatu objek perhatian tertentu mereka selalu bersikap sama dan berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan memanipulasi mereka.45 43 Ibid 175-176 44 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 25. 45 Sutaryo, Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta: Januari, 2005, 114.