Skripsi ini membahas persepsi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana terhadap sinetron religi "Para Pencari Tuhan Jilid 3" di SCTV. Tujuannya adalah mengetahui persepsi mahasiswa tersebut terhadap sinetron religi tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif melalui kuisioner kepada 78 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa 80% responden bersikap positif, 14% netral, dan 6%
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Skripsi
1. PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
ANGKATAN 2007 UNIVERSITAS MERCU BUANA TERHADAP PROGRAM SINETRON
RELIGI PARA PENCARI TUHAN JILID 3 DI SCTV
Diajukan sebagian salah satu syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Ilmu Komunikasi
Disusun oleh :
Nama : Mahathir Muhammad
Nim : 44105010107
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2010
2. UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BROADCASTING
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama : Mahathir Muhammad
Nim : 44105010107
Fakultas : Ilmu Komunikasi
Program Studi : Broadcasting
Judul Skripsi : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV
Jakarta, 27 Mei 2010
Mengetahui Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
(Feni Fasta SE, M.Si) (Sofia Aunul, M.Si)
3. UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BROADCASTING
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama : Mahathir Muhammad
Nim : 44105010107
Fakultas : Ilmu Komunikasi
Program Studi : Broadcasting
Judul Skripsi : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV
Jakarta, 27 Mei 2010
1. Ketua Sidang
Nama : Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm ( ……………… )
2. Penguji Ahli
Nama : Drs. Ahmad Mulyana, M.Si ( ……………… )
3. Pembimbing I
Nama : Feni Fasta, SE, M.Si ( ……………… )
4. Pembimbing II
Nama : Sofia Aunul, M.Si ( ……………… )
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama : Mahathir Muhammad
Nim : 44105010107
4. Fakultas : Ilmu Komunikasi
Program Studi : Broadcasting
Judul Skripsi : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV
Jakarta, 27 Mei 2010
Disetujui dan diterima oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
(Feni Fasta, SE, M.Si) (Sofia Aunul, M.Si)
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Ketua Bidang Studi
(Dra. Diah Wardhani, M.Si) (Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Mahathir Muhammad
Nim : 44105010107
Fakultas : Ilmu Komunikasi
Program Studi : Broadcasting
Judul Skripsi : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV
Jakarta, 27 Mei 2010
5. Disetujui dan diterima oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
(Feni Fasta, SE, M.Si) (Sofia Aunul, M.Si)
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Ketua Bidang Studi
(Dra. Diah Wardhani, M.Si) (Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm)
Judul Skripsi : Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 Di SCTV
Nama : Mahathir Muhammad
Nim : 44105010107
Bilbiografi : 111 Halaman, V Bab, 16 Lampiran, 28 Buku (1981 – 2007)
ABSTRAKSI
Diantara program acara yang ditampilkan oleh stasiun televisi, Sinetron merupakan program yang banyak
ditampilkan oleh stasiun televisi swasta, luasnya siaran yang tersebar ke seluruh Indonesia membuat pekerja dunia
broadcasting harus berhati-hati menampilkan apa yang akan disiarkan-nya. pemirsa yang bersifat heterogen, informasi
yang diterima pun dipersepsikan berbeda-beda. Para Pencari Tuhan jilid 3 salah satunya, merupakan program hiburan
yang ditayangkan oleh televisi swasta. Berdasarkan dari latar belakang diatas, dirumuskan dalam penelitian ini yaitu
sejauhmana persepsi mahasiswa universitas mercu buana fakultas ilmu komunikasi angkatan 2007 terhadap sinetron Para
Pencari Tuhan Jilid 3 di SCTV. Dengan tujuan ingin mengetahui persepsi dari para mahasiswa universitas mercu buana
fakultas ilmu komunikasi angkatan 2007.
Konsep atau teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Teori Stimulus – Organisme – Response (S-O-R)
dimana penulis menelaah melalui perhatian, penafsiran, dan pengetahuan guna mendapatkan response dalam perubahan
sikap.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode
Penelitian Survai kepada Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007 Universitas Mercu Buana khususnya
pria dan wanita yang berusia 18 tahun keatas. Dimana penulis mengumpulkan data secara primer yaitu menyebarkan
kuisioner kepada responden yang dilakukan pada tanggal 12 – 21 April 2010 sebanyak 78 responden yang diolah
mengunakan tekhnik purposive sampling. Dari data identitas responden diketahui bahwa seluruh responden pernah
menonton sinetron religi Para Pencari Tuhan jilid 3 ini.
Dari hasil yang diperoleh pada penelitian 80 % responden menyatakan positif 14 % lainya menyatakan Netral dan
6 % responden menyatakan negatif terhadap isi tayangan sinetron religi PPT jilid 3. Pemirsa memiliki persepsi yang
positif terhadap tayangan sinetron religi PPT jilid 3. Mereka menganggap sinetron religi PPT jilid 3 dapat menghibur
serta memberikan pengetahuan yang baik. Sesuai dengan teori behaviorisme “law of effects” pemirsa PPT jilid 3 terus
menonton tayangan ini karena telah memberikan kepuasan berupa hiburan dengan pesan yang segar, penuh nilai religius,
dan yang penting adalah tidak menggurui atau menakut - nakuti. Dengan aspek media massa yang bersifat informatif,
hiburan, pendidikan, pengetahuan dan juga alat kontrol sosial.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
6. Puji syukur kepada Allah SWT Yang Maha Mengetahui yang senantiasa memberikan berbagai rakhmat, nikmat
dan karunianya dalam bidang pengetahuan. Tidak lupa shalawat dan salam penulis sampaikan kepada suri tauladan kita
Nabi Muhammad SAW yang menuntun kita ummatnya hingga akhir zaman, Sembah sujud memohon keridhoan kepada
kedua orang tua penulis yang telah mendidik dan membimbing dalammenjalani kehidupan. Berkat doa dan dukungan
merekalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ” Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana
Fakultas ilmu Komunikasi angkatan 2007 Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan jilid 3 di SCTV”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana strata satu ( S1 ) Ilmu Komunikasi Universitas
Mercu Buana Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membimbing serta membantu penulis, baik yang bersifat moril maupun materil. Dengan demikian pada kesempatan ini,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Feni Fasta, SE, M.Si selaku pembimbing pertama dan Sofie Aunul, M.Si selaku pembimbing kedua, terima kasih
untuk waktu kepercayaan serta bimbingan skripsinya yang sangat berguna bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan baik.
2. Dra. Diah Wardhani, M.Si (Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana).
3. H. Deddy Mizwar yang membuka mata kreatifitas penulis dalam inspirasi, mimpi dan imajinasi yang tak pernah putus
bagi penulis serta pihak Demi Gisela Citra Sinema yang telah memberikan data-data yang berguna dalam penelitian
ini.
4. Bpk. Morisson, sebagai pembimbing akademik, Fakultas Ilmu Komunikasi (Universitas Mercu Buana),
5. H. Surya Muhammad dan Hj. Mardiana (ayah dan mama) tercinta yang memberikan nafas-nya untuk menghidupiku,
doa yang tak pernah putus serta amanat-amanatnya yang-kan kujaga dan kujalani. ”Hal terindah adalah lahir dari
rahimmu dan dibesarkan dengan tangan lembutmu”.
6. Cut Imelda Kusuma, SE kakakku tersayang yang memberikan semanggat dengan cinta nya kepada penulis dalam doa
serta dukungannya baik moril maupun materil. ”Aku sayang kakak”.
7. Faisal Sudharma-Ulfayanti (abang dan istri) Terimakasih yang sebesarnya atas doa dukungan dan semangat yang
kalian berikan serta wajah ceria ponakanku yang cantik Carissa Fatihah Arsavina. ‘Tatap duniamu dengan senyuman
nak”.
8. Indah Permata Sari istriku yang selalu mensupport penulis dengan semanggat dan kesabarannya terima kasih atas doa
dan dukungannya yang sangat berarti sekali dan menguatkan penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Serta
Putriku alasan dalam hidup ini Najwa Aurelia Azahra yang menguatkan penulis dalam menatap hari depan yang lebih
baik ”Kehidupan penuh dengan perjuangan, perjalanan yang berliku dengan krikil tajam yang menusuk, namun
tetaplah berjalan walau berat kaki kau angkat”.
7. 9. Untukmu Sahabat (Bisma Suluh Septianju, Panji Saputra, Rifky Mochamad, Mochamad Reza, Andi Mario Wawo,
Ajie Bhodonk, Rizky Qibul, Alam Rizki Saputra, Ade Engkong Apriyanto, Abi, Awank, Bothem, Ferdinand, Jack,
Q-tink, Ridho, Oemie, Rinni, Anya, Adi Bapao Santoso, Raden Mas Rio, Wira Laga, Willy Adrianto, Hendry
Bandrek, Paul, Adi Nugroho, Eka Ihtem, Bayour, felix’s, Topan, Iyus, Ix-you terima kasih atas support kalian yang
diberikan kepada penulis.
10. Sahabat kecil (Wahyu, Risky, Rikiemon, July, Andrew, Indra, Azis) “wew kemana aja? gw pinjem printer sama
modem dong, skripsi nih” semoga kita sukses selalu.
11. Fikom Photography Club, Teater Amoeba, Panorama, Bau Tanah, Lantai 2 Production terimakasih untuk tempat
menuangkan inspirasi mimpi yang penuh imajinasi menjadi hasil karya yang baik dan indah. “Keep our dream alive
and we will survive”.
12. Terima kasih kepada seluruh staff Pengajar Program Studi Broadcasting yang telah memberikan banyak ilmu
pengetahuan kepada penulis.
Serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak disebutkan namanya satu-persatu, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
peneliti menerima segala saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini bisa
bermanfaat dan berguna bagi siapa saja maupun bagi peneliti sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 27 Mei 2010
Penulis
Mahathir Muhammad
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI................................................. i
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI.......................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI................................................................... iv
ABSTRAKSI .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
8. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………...… 12
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………… 12
1.4 Signifikasi Penelitian…………………………………………….. 13
1.4.1 Signifikasi Akademis………………………………………. 13
13
1.4.2 Signifikasi Praktis…………………………………..…….... 13
BAB II TUJUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa………………………………….………...….. 14
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa…………………………..…. 14
2.1.2 Proses Komunikasi Massa..................................................... 17
2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa……….………………….. 22
2.1.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa.................................. 26
2.1.5 Media Massa......................................................................... 28
2.2 Televisi Sebagai Media Massa........................................................ 31
2.2.1 Pengertian Televisi…………………………………………. 32
2.2.2 Fungsi Televisi……………………………………….…….. 35
2.2.3 Karakteristik Media Televisi.................................................. 35
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Televisi...................................... 36
2.3 Program Televisi............................................................................. 37
2.3.1 Pengertian Program Televisi.................................................. 37
2.3.2 Jenis Program Televisi……………………………………... 38
2.4 Sinetron………………………………………….……………….. 42
2.4.1 Karakteristik Sinetron............................................................ 43
2.4.2 Isi Sinetron............................................................................. 43
2.5 Persepsi........................................................................................... 45
2.5.1 Pengertian Persepsi................................................................ 45
2.5.2 Perhatian (Attention)……………………………………….. 46
2.5.3 Penafsiran (Interpretation)………………………….……… 48
2.5.4 Pengetahuan (kognitif)........................................................... 50
2.6 Khalayak…………………………………………………………. 50
2.6.1 Karakteristik khalayak……………………………………... 52
2.7 Teori Stimulus – Organisme- Response (S-O-R)………………... 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian................................................................................ 57
3.2 Metode Penelitian........................................................................... 58
3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 59
3.3.1 Data Primer............................................................................ 59
3.3.2 Data Sekunder........................................................................ 59
3.4 Populasi dan Sampel....................................................................... 60
3.4.1 Populasi.................................................................................. 60
3.4.2 Sampel.................................................................................... 61
3.5 Definisi Operasionalisasi Konsep................................................... 62
3.5.1 Definisi Konsep..................................................................... 62
3.5.1.1 Persepsi……………………………………………. 62
3.5.1.2 Program…………………………………………… 62
3.5.1.3 Sinetron Religi…………………………………..… 63
3.5.2 Operasionalisasi Konsep………………………………….... 63
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data............................................. 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Demi Gisela Citra Sinema .................................................. 74
4.1.1 Sekilas tentang Demi Gisela Citra Sinema .......................... 74
4.1.1.1 Filmografi PT Demi Gisela Citra Sinema ............... 75
9. 4.1.1.2 Sinetron Yang Telah Diproduksi ........................... 76
4.1.1.3 Penghargaan Yang Pernah Diraih .......................... 78
4.1.2 Profil Sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 3 ........................... 79
4.1.2.1 Sinopsis ................................................................ 79
4.1.2.2 Para Pemain .......................................................... 83
4.2 Hasil Penelitian ........................................................................... 84
4.2.1 Karakteristik Responden .................................................... 84
4.2.2 Frekuensi Menonton Televisi ............................................. 86
4.2.3 Persepsi Terhadap Sinetron religi PPT jilid 3 ..................... 89
4.2.3.1 Tahap Perhatian Terhadap Isi
Sinetron religi PPT jilid 3 ..................................... 90
4.2.3.2 Tahap Penafsiran Terhadap Isi
Sinetron religi PPT jilid 3 ..................................... 94
4.2.3.3 Tahap Pengetahuan Terhadap Isi
Sinetron religi PPT jilid 3 ..................................... 99
4.2.4 Persepsi terhadap Isi Tayangan
Sinetron religi PPT jilid 3 .................................................. 105
4.2.5 Pembahasan ....................................................................... 105
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 111
5.2 Saran ...................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Formula Lasswell………………………………………. 18
Tabel 3.1Populasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi………. 60
Tabel 3.2Operasionalisasi Konsep……………………………….. 67
Tabel 3.3Skala Likert…………………………………………….. 72
Tabel 4.1Filmografi PT Demi Gisela Citra Sinema ....................................... 75
Tabel 4.2Sinetron Yang Telah Diproduksi PT Demi Gisela Citra Sinema ...... 76
Tabel 4.3Para Pemain Sinetron Religi Para Pencari Tuhan jilid 3 .................. 83
Tabel 4.4Jenis Kelamin 84
Tabel 4.5Usia Responden ............................................................................. 84
Tabel 4.6Jurusan Pendidikan Responden ...................................................... 85
Tabel 4.7Frekuensi Menonton Televisi ......................................................... 86
Tabel 4.8Lama Menonton Televisi ............................................................... 87
Tabel 4.9Pernah Menonton Para Pencari Tuhan jilid 3 .................................. 88
Tabel 4.10
Intensitas Menonton Sinetron Religi PPT jilid 3 88
Tabel 4.11
Kefokusan Menonton Sinetron Religi PPT jilid 3 ........................... 89
Tabel 4.12
Perhatian Terhadap Isi Pesan Sinetron Religi PPT jilid 3 ................ 90
Tabel 4.13
Perhatian Terhadap Karakter Sinetron Religi PPT jilid 3
(Protogonis Antagonis dan Tritagonis) .......................................... 91
Tabel 4.14 Perhatian Terhadap Dialog Maupun Simbol
Dalam Cerita Sinetron Religi PPT jilid 3 ........................................ 91
10. Tabel 4.15 Perhatian Terhadap Konflik Dalam Cerita Sinetron Religi
PPT jilid 3 (rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat) ... 92
Tabel 4.16 Perhatian Terhadap Setting Lokasi Akting Maupun Mimik
Dalam Sinetron Religi PPT jilid 3 .................................................. 93
Tabel 4.17 Perhatian Terhadap Musik Pengisi Dalam Sinetron Religi
PPT jilid 3 (guna memperkuat atmosfir) ......................................... 94
Tabel 4.18 Penafsiran Terhadap Isi Pesan Sinetron Religi PPT jilid 3 .............. 94
Tabel 4.19 Penafsiran Terhadap Kesesuaian Karakter Sinetron Religi
PPT jilid 3 (Protogonis Antagonis dan Tritagonis) ......................... 95
Tabel 4.20 Penafsiran Terhadap Dialog Maupun Simbol Dalam
Cerita Sinetron Religi PPT jilid 3 ................................................... 96
Tabel 4.21 Penafsiran terhadap konflik dalam cerita sinetron religi
PPT jilid 3 (rangkaian kejadian yang menyebabkan sebab akibat) ... 97
Tabel 4.22 Penafsiran terhadap setting lokasi akting maupun mimik
dalam religi sinetron PPT jilid 3 ..................................................... 97
Tabel 4.23 Penafsiran trhadap musik pengisi dlam sinetron religi PPT jilid 3
(guna memperkuat atmosfir) .......................................................... 98
Tabel 4.24 Unsur sosial budaya agama ekonomi dan politik ada
Dalam sinetron religi PPT jilid 3 .................................................... 99
Tabel 4.25 Nama marbot musholah yang diperankan oleh Deddy Mizwar dalam menjadi tokoh
Protogonis dalam sinetron religi PPT jilid 3 ................................... 101
Tabel 4.26 Secara sombolis Asrul adalah sarjana S1 yang mengalami pahitnya kehidupan, sosok fakir
miskin yang susah dalam mencari kerja, namun dia tak pernah mengeluh dan slalu berdoa.
Sosok asrul dalam dialog sinetron religi PPT jilid 3 ........................ 101
Tabel 4.27 Saat pemilihan RW pak Juk’eng Mawardi tukang sayur membagikan sembako agar terpilih,
Maulana Malik Ibrahim preman kampung pun ikut serta iya membersihkan kampung, dan pak
Idrus Madani Rw lama memberikan uang kepada warga agar terpilih kembali. Tapi itu semua
hanya dilakukan karna adanya pemilihan ketua RW semata. Ini ditampilkan sebagai refleksi
pemilihan umum kita yang baru berlangsung. Lalu yang terpilih menjadi Rw baru dalam
sinetron religi PPT jilid 3 ............................................................... 102
Tabel 4.28 Setting lokasi seakan ditanah Suci Mekah serta Akting yang diperankan personel grup lawak
Trio Bajaj memberikan warna sendiri dimana mereka sekarang sudah menjadi Haji dimana
sebelumnya mereka hanyalah sekelompok narapidana. nama pelawak Trio Bajaj tersebut
103
Tabel 4.29 Judul lagu dan yang menyanyikan soundtrack sinetron religi PPT jilid 3 ini untuk memperkuat
atmosfir ......................................................................................... 103
Tabel 4.30 Sutradara sinetron religi PPT jilid 3 104
Tabel 4.31 Persepsi terhadap isi tayangan sinetron religi PPT jilid 3 ................ 105
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas
yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan secara verbal maupun non-verbal. Komunikasi yang lazim
digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah berbicara. Apa yang kita katakan dan bagaimana mengatakannya akan
11. mempengaruhi sukses tidaknya kita dalam kehidupan. Karena itu komunikasi merupakan hal terpenting dalam
menunjukan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar persona, tetapi dapat pula melibatkan sekian
banyak orang. Komunikasi yang melibatkan sekian banyak orang dikenal dengan Komunikasi Massa.
Komunikasi massa merupakan proses sebuah organisasi dalam menyampaikan pesan kepada khalayak yang
tersebar untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi massa memiliki karakteristik, diantaranya komunikasi ditujukan
pada khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim. Pada proses komunikasi massa diperlukan adanya media sebagai
alat untuk menyampaikan pesan. Media yang digunakan tentunya memiliki ciri khas masing-masing.
Media Massa adalah alat untuk mengkomunikasikan pesan secara serempak kepada khalayak. Media massa
terbagi menjadi media massa cetak dan media massa elektronik. Salah satu media massa elektronik yang sudah dikenal
oleh khalayak adalah televisi. Televisi dengan karakteristik audio visualnya, mampu mempengaruhi orang banyak.
Khalayak dapat menyaksikan setiap acara yang disajikan oleh stasiun televisi. Penyaluran informasi dengan menggunakan
media massa terbagi atas dua bagian yaitu : media massa periodik yang berarti terbit secara teratur pada waktu-waktu
yang sudah ditentukan sebelumnya. Seperti surat kabar, televisi, radio, dll. Dan media massa nonperiodik yang berarti
bersifat sementara (eventual) tergantung pada peristiwa yang diselenggarakan. Seperti rapat, seminar, dll. Dalam
penelitian ini penulis akan membahas tentang media televisi.
Media massa, khususnya televisi merupakan salah satu kekuatan yang berpengaruh bagi pembentukan citra,
pengetahuan dan pendidikan bagi manusia mengenai berbagai pristiwa yang terjadi di seluruh dunia.
Menurut Maxwell McCombs dan Donald Shaw,” Audiens tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal
lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari
cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut.”1
Televisi mempunyai karakteristik meluas, heterogen, anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis
kultural dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Oleh karena itu informasi yang diberikan dapat diterima secara
cepat dan serentak. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan media paling berpengaruh dalam
membentuk sikap dan keperibadian masyarakat secara luas.
Dalam era globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangatlah penting. Hal ini dapat terlihat dari semakin
berkembangnya media komunikasi dan Informasi telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk dapat
berkomunikasi. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan peran media massa untuk memenuhi kebutuhan akan informasi
tersebut. Di Indonesia pertumbuhan media massa berkembang sangat signifikan melihat perkembangan pertelevisian,
radio maupun cetak sangat pesat. Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak
orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi di bandingkan dengan waktu yang di gunakan
untuk mengobrol dengan keluarga atau untuk membaca buku. Hal ini memicu para pemilik modal berlomba-lomba
melebarkan sayapnya di Industri pertelevisian sehingga stasiun televisi di Indonesia mulai bermunculan.
1
S.Djuarsa Sendjaja, Dkk, Teori komunikasi. Jakarta: Pusat penerbitan Universitas Terbuka, 2004, 25.
12. Dahulu perkembangan televisi di indonesia berjalan lambat. Hampir selama 27 tahun masyarakat Indonesia hanya
menonton satu-satunya siaran televisi yang ada, Bermula dari stasiun televisi milik pemerintah (TVRI) pada tanggal 24
Agustus 1962 dan kini telah berkembang menjadi belasan Televisi Swasta yang berada di Jakarta dan Daerah. Pada
tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi
RCTI yang merupakan Televisi swasta pertama di Indonesia, di susul kemudian dengan SCTV, Indosiar, ANTV, dan
TPI. Pasca era reformasi tahun 1998, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin bertambah dan kebebasan pers
menjelang tahun 2000 di resmikan serentak lima stasiun televisi swasta baru yaitu Metro TV, Trans TV, TV 7, TV One,
dan Global TV. Sehingga kini penonton televisi Indonesia memiiliki banyak pilihan untuk menikmati berbagai program
televisi.
Dengan banyaknya jumlah stasiun televisi di Indonesia menyebabkan industri pertelevisian semakin kompetitif
dalam menyajikan program-program unggulannya dan membuat peta persaingan di layar kaca semakin ketat. Adu
programpun dilakukan untuk memperebutkan pemirsa dan pengiklan. Setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai
program yang jumlahnya sangatlah banyak dan beragam seperti berita, film, sinetron, olah raga, musik, kuis, games
show, reality show, variety show dan sebagainya. Program sinetron adalah program yang banyak disukai khalayak
namun banyak juga yang tidak menyukai program ini.
Program yang ingin penulis teliti adalah program pada bulan Ramadhan. Selain memberikan hiburan program ini
juga dapat memberikan pendidikan bagi khalayak luas, terutama remaja. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penulis
adalah Program Ramadhan Para Pencari Tuhan Jilid 3 yang ditayangkan oleh SCTV setiap hari, Dini hari jam 02:30
dan ulangannya pada malam hari setelah adzan maghrib 18:00 Bagi yang sahur sekitar jam 3 pagi, mungkin pernah atau
sesekali menonton sebuah sinetron yang ditayangkan oleh SCTV yang berjudul Para Pencari Tuhan jilid 3.
Alasan penulis mengambil program tayangan ini untuk diteliti adalah karena program ini mendapatkan rating
yang tinggi dengan isi pesan yang sangat bermutu dibidang pendidikan agama serta sosial dalam masyarakat. Sinetron ini
berbeda dari sinetron yang lainnya yang hanya memperlihatkan kemewahan, ketampanan dan kecantikan, hal ini cukup
disayangkan karena pesan pendidikan akan budaya Indonesia sangat sedikit. Alasan dipilihnya Sinetron yang ditayangkan
di televisi nasional karena disinilah media massa atau televise sebagai media yang dapat mencangkup luasnya khalayak
yang menonton, gratis dan dapat dikonsumsi oleh siapa saja. Dan karena itulah penulis ingin mengangkat sinetron religi
Para Pencari Tuhan jilid 3 yang selanjutnya disingkat PPT jilid 3 sebagai objek penelitian penulis mengambil responden
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana yang selanjutnya disingkat Mahasiswa Fikom-UMB atas
perhatian penafsiran dan pengetahuan yang akan menghasilkan sikap.
Artta Ivano salah satu tokoh dalam sinetron ini mengatakan “Sinetron PPT kembali menemani para pemirsa
SCTV selama Ramadan dalam jilid 3. Buat para penggemarnya pasti film ini sudah ditunggu-tunggu dan menjadi film
yang wajib ditonton. Selama dua tahun berturut-turut, Para Pencari Tuhan memang selalu menduduki top program
sahur. Di sekuel yang ketiga, sinetron besutan Deddy Mizwar ini kembali menawarkan kisah yang lebih segar dari
13. sebelumnya. Bang Jack yang diperankan Deddy Mizwar bersama tiga sahabatnya yang mantan napi Juki, Barong,
Chelsea dikisahkan telah menunaikan ibadah haji. Setelah itu, Bang Jack ingin kembali ke Tanah Suci. Namun saat
niatnya akan terwujud, seorang kepala maling menghentikan langkah Bang Jack. Sang maling menganggap Bang Jack
hanya ingin masuk surga sendiri meninggalkan saudara dan anak buahnya. Sementara dua sahabat, Asrul dan Udin
Hansip juga ingin mewujudkan cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah kemiskinan, keduanya bekerja
serabutan agar bisa naik haji. Pengambilan gambar sinetron yang ceritanya ditulis oleh Wahyu HS ini berlangsung di
kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Cerita sinteron PPT jilid tiga masih diwarnai konflik percintaan. Masalah pelik
mendera cinta Azam diperankan Agus Kuncoro dan Aya yang diperankan Zaskia Adya Mecca. Jelang pernikahan,
Kalila yang diperankan Artta Ivano masuk dalam lingkaran cinta segi tiga di antara Azam dan Aya. Meskipun Azam
sudah berjanji untuk menikahinya, tapi perasaan Azam pada Kalila mengganggu hubungan Azam dan Aya. karena
Aya juga sahabat kecil Kalila. Baha yang diperankan oleh Tora Sudiro juga menjadi sosok yang hadir dalam
kehidupan Kalila. Chelsea juga mengalami masalah saat akan rujuk bersama mantan istrinya. Demikian juga Barong
yang tidak disetujui keluarga pacarnya. Pokoknya konfliknya mantap deh,"2
Sinetron religi ini memanglah ada setiap tahunnya yang bermulai pada tahun 2007 hingga kini. “PPT” bercerita
tentang kehidupan seorang merbot (penjaga mushala) bernama Bang Jack (Deddy Mizwar) dan ketiga muridnya yang
mantan narapidana, yaitu Chelsea (Melki Bajaj), Barong (Aden Bajaj), dan Juki (Isa Bajaj). Setelah keluar dari penjara,
Barong diusir dari komplotan curanmor lantaran sering menyanyi di pengadilan. Setali tiga uang, Juki yang mantan
copet, ditolak mentah-mentah saat kembali ke rumah ibunya. Nasib Chelsea agak berbeda. Ketika akan mengajak rujuk
kembali dengan mantan istrinya, Marni (Anggia Jelita). Ternyata sang istri sudah menikah dengan Sumarno, polisi yang
menjebloskannya ke penjara.
Akhirnya mereka bertiga secara tak sengaja bertemu dan luntang-lantung menyusuri Jakarta yang tak lagi ramah.
Seharian mereka menjumpai warung tutup. Hati mereka makin sakit, merasa dunia sudah benar-benar menutup diri bagi
mereka. Mereka baru tersadar saat ada yang memberitahu bahwa hari ini adalah hari pertama bulan puasa, sehingga tak
ada orang makan di warung.
Ketiganya kemudian terdampar di sebuah mushala bernama At-Taufiq. Di sana ada Bang Jack, penjaga mushala
yang fanatik dengan bedug. Dia tak mau adzan jika belum menabuh bedug. Mantan tukang jagal ini akhirnya tak hanya
menerima ketiga narapidana tersebut tapi sekaligus sudi membimbing mereka ke jalan yang benar. Sebenarnya ilmu
agama Bang Jack sendiri pas-pasan sehingga dalam penerapan agama sering keliru. Untunglah ada Aya (Zaskia adya
mecca) yang membantunya. Gadis cantik penjual kolak dan pengelola perpustakaan gratis ini paham soal agama. Aya
adalah adik ipar Ustad Ferry (Akri Patrio), sang ketua pengurus mushala, yang pamornya tengah menanjak setelah
2
. Dunia adalah ujian menuju hidup yang abadi (2009, 20 Agustus). Blogspot. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2009 dari
http://produser-eksekutif.blogspot.com/2009/08/para-pencari-tuhan-jilid-3
14. menjadi komentator di sebuah televisi. Belakangan popularitasnya tersaingi oleh istrinya sendiri, Haifa (Annisa Suci
Wulandari).
Dalam sinetron ini juga ditampilkan hubungan yang unik antara Bang Udin (Udin Nganga), seorang hansip, dan
sahabatnya Asrul (Asrul), seorang pria beristri satu beranak empat, dengan Pak Jalal (Jarwo Kuat). Bang Udin dan Asrul
sering merasa kesal dengan Pak Jalal yang merupakan orang paling kaya di kampungnya. Sekesal apapun mereka tetap
mendatangi Pak Jalal untuk diberikan pekerjaan pada saat mereka kekurangan uang untuk biaya hidup. Selain itu,
sinetron ini juga diwarnai dengan kisah cinta Aya dengan Azzam (Agus Kuncoro), teman masa kecil Aya, yang
berliku-liku. Walau lamarannya sudah tiga kali ditolak, Azzam tetap pantang menyerah mengejar cinta Aya.
Setelah sukses dengan penayangan musim pertamanya (2007), pada Bulan Ramadhan 2008 (1-30 September
2008) ditayangkan musim kedua yang diberi judul "Para Pencari Tuhan Jilid Dua". Seluruh tokoh yang ada pada musim
pertama tetap dipertahankan pada musim kedua, bahkan bertambah dengan tokoh Baha (Tora Sudiro) yang merupakan
teman masa kecil Asrul yang menjadi pelaut. Baha muncul menemui Asrul saat kapalnya mendarat di pelabuhan. Baha
yang bertato dan pemabuk memberikan warna berbeda pada sinetron ini. Selain itu, plot percintaan Aya dan Azzam
(Zaskia dan Agus Kuncoro) mulai "memanas" dengan terlibatnya orang ketiga yang selama ini menjadi sahabat mereka,
yaitu Kalila. Sudah dua musim sinetron religi ini cerita dan skenario tetap ditulis oleh Wahyu HS. tetap favorit dan
mengungguli program-program sahur lainnya.
Jilid ketiga ditayangkan di stasiun TV SCTV selama Ramadhan 2009 pukul 02:30-05:00. Pada jilid ketiganya,
sinetron religi besutan aktor senior, Deddy Mizwar dan Kiki Zakaria memberikan alur cerita yang dibumbui drama cinta
segitiga antara Aya (Zaskia Adya Mecca), Azzam (Agus Kuncoro), dan Kalila (Atta Ivano). Tak itu saja, konflik pun
kembali ditebar lewat karakter yang diperankan personel grup lawak Trio Bajaj, Isa, Melky dan Aden, yang menjadi
murid Bang Jack (Deddy Mizwar), yang dikisahkan baru kembali dari Tanah Suci Mekkah.
Dan tentunya, tak ketinggalan aroma pemilu juga melengkapi racikan sinetron yang tetap didukung sejumlah
muka lama seperti Jalal (Jarwo Kuat), Udin Hansip (Udin Nganga), Ustadz Ferry (Akrie Patrio), hingga Baha (Tora
Sudiro). Kali ini ada cerita pemilu, pemilihan RW sebagai refleksi pemilihan umum kita yang baru berlangsung serta
Bang Jack yang diperankan Deddy Mizwar bersama tiga sahabatnya yang mantan napi Juki, Barong, Chelsea dikisahkan
telah menunaikan ibadah haji. Setelah itu, Bang Jack ingin kembali ke Tanah Suci. Namun saat niatnya akan terwujud,
seorang kepala maling menghentikan langkah Bang Jack. Sang maling menganggap Bang Jack hanya ingin masuk surga
sendiri meninggalkan saudara dan anak buahnya. Sementara dua sahabat, Asrul dan Udin Hansip juga ingin mewujudkan
cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah kemiskinan, keduanya bekerja serabutan agar bisa naik haji.
Pengambilan gambar sinetron yang ceritanya ditulis oleh Wahyu HS ini berlangsung di kawasan Jatiasih, Bekasi,
Jawa Barat. Cerita sinteron Para Pencari Tuhan jilid tiga masih diwarnai konflik percintaan. Masalah pelik mendera cinta
Azam diperankan Agus Kuncoro dan Aya yang diperankan Zaskia Adya Mecca. Jelang pernikahan, Kalila yang
diperankan Artta Ivano masuk dalam lingkaran cinta segi tiga di antara Azam dan Aya. Meskipun Azam sudah berjanji
15. untuk menikahinya, tapi perasaan Azam pada Kalila mengganggu hubungan Azam dan Aya. karena Aya juga sahabat
kecil Kalila. Baha yang diperankan oleh Tora Sudiro juga menjadi sosok yang hadir dalam kehidupan Kalila. Chelsea
juga mengalami masalah saat akan rujuk bersama mantan istrinya. Demikian juga Barong yang tidak disetujui keluarga
pacarnya.
Pada 2008 ini PPT ternyata masih bertaji. Tayangan tersebut menurut riset AGB Nielsen mencapai angka
share rata-rata 24,9 %.
"Kesuksesan PPT tahun lalu menjadi pondasi penting dalam mendongkrak performa PPT2 dari hari pertama tayang.
Secara pasti, share PPT2 bergerak positif dengan perolehan share tertinggi menurut AGB Nielsen mencapai angka
29,5% pada tanggal 5 September lalu," jelas Senior Manajer Humas SCTV Budi Darmawan dalam rilis yang diterima
detikhot Selasa (12/9/2008). 3
SCTV berawal hanya dari sebuah stasiun televisi lokal. SCTV (awalnya singkatan dari 'Surabaya Central
Televisi') mengudara pertama kali pada tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur, dengan jangkauan wilayah
Surabaya dan sekitarnya (Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Bangkalan). Pada tahun 1991,
didirikan stasiun SCTV Bali di Denpasar dan SCTV Surakarta di Surakarta. Sejak itu kepanjangan SCTV menjadi Surya
Citra Televisi. Pada tahun 1993 barulah SCTV mengudara secara nasional. Secara bertahap, dalam kurun waktu
1993-1998 SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta. Saat ini kantor pusatnya di
Senayan City Jalan Asia Afrika Lot 19, Jakarta Pusat. SCTV juga memiliki studio penta di kawasan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat. Sejak pertengahan 90-an, SCTV yang semula satu manajemen dengan RCTI akhirnya keduanya berpisah
manajemen. Saat ini kepemilikan SCTV dikuasai oleh grup Elang Mahkota Teknologi, melalui PT.Surya Citra Media
Tbk. Direktur Utama SCTV ialah Fofo Sariaatmadja.
Menonton program televisi berarti audience memperhatikan. Lalu menyimpulkan informasi-informasi yang
diterima oleh panca indra khususnya mata telinga lalu menafsirkannya dan diolah menjadi sebuah pengalaman tentang
objek, peristiwa dan hubungan yang diperoleh. Kemudian hal tersebut akan membentuk sebuah pengetahuan dan akan
membuat perilaku audience berubah. Proses-proses ini di sebut dengan pesepsi. Persepsi merupakan pemberian makna
pada stimuli indrawi (sensory stimuli).4 Persepsi merupakan proses yang paling awal di dalam keseluruhan pemrosesan
informasi yang dilakukan oleh manusia.
Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk
mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (ransangan) yang diterima oleh alat indra seperti mata,
telinga, dan hidung.
Perhatian (attention) adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas mental (attention is a
3
. Share sinetron para pencari tuhan Jilid 3 (2008, 12 September). Detik [online]. Diakses pada tanggal 20 agustus 2009. dari
http://detikhot.com/read/2008/09/12/185825/1005350/231/para-pencari-tuhan-paling-laris-saat-sahur
4
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004,51.
16. concentration of mental activity).5 Proses perhatian melibatkan pemusatan pikiran pada tugas tertentu, sambil
mengabaikan stimuli lain yang mengganggu.
Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberikan arti terhadap pesan yang diterimanya,
mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteknya, dan mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan
rangkaian stimuli yang dipersepsikan.
Kognitif terfokus pada bagaimana pikiran manusia memproses informasi sehingga menjadi pengetahuan yang
disimpan didalam ingatan, kemudia menggunakan pengetahuan itu di dalam melakukan tugas-tugas atau
aktivitas-aktivitasnya.
Alasan mengambil koresponden Mahasisiwa Fikom UMB adalah karena mahasiswa dapat berpikir secara objektif
dinamis inisiatif kreatif dan inovatif dan dengan latar belakang yang beragam seperti : kultur, agama, sosial, ekonomi dan
juga tempat tinggal yang berbeda dari setiap mahasiswa. Kenapa Fakultas Ilmu Komunikasi atau disingkat Fikom, ini
juga karna mahasiswa dari Fikom ini mengerti sebuah masalah yang terjadi dari media komunikasi secara teori dan
terapannya. Mahasiswa Fikom UMB terbagi atas empat jurusan yaitu, Broadcasting, Publik Relations, Marketing
Communications dan Visual Comunnications. Yang secara dasar mempelajari secara mendalam media massa pada
khususnya dan komunikasi massa pada umumnya. Mereka memahami fenomena yang terjadi pada media massa pada saat
ini, televisi salah satunya. Angkatan 2007, karna pada saat penulis meneliti angkatan ini sedang menjalani perkuliahan
secara normal dan aktif sebagai mahasiswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:
“ Sejauhmana Persepsi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2007
terhadap Program Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 3 di SCTV?”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui bagaimana Persepsi yang ada pada Mahasiswa Fakultas Ilmu
Komunikasi Angkatan 2007 Universitas Mercu Buana terhadap Program Sinetron Religi PPT Jilid 3 di SCTV,
Kaitannya terhadap aspek media massa yang bersifat informatif, hiburan, pendidikan, pengetahuan dan juga alat kontrol
sosial.
1.4 Signifikansi Penelitian.
1.4.1Signifikansi Akademis
Hasil Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya di
bidang Broadcasting mengenai persepsi khalayak terhadap program tayangan televisi, yang dalam hal ini adalah program
5
Suharnan, MS, Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi, 2005,40.
17. Sinetron. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi siapa saja yang membutuhkan.
1.4.2Signifikansi Praktis
Penelitian ini secara praktis di harapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi para broadcaster atau
pekerja stasiun televisi, rumah produksi pada umumnya dan sebagai bahan evaluasi kepada stasiun televisi dan PT Demi
Gisela Citra Sinema pada khususnya, dalam segi persepsi khalayak terhadap tayangan tersebut.
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak organisasi atau institusi
yang menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak yang heterogen, dan anonym. Berbicara mengenai
komunikasi massa tidak lepas dari elemen-elemen seperti: komunikator, isi pesan, saluran, komunikan, dampak dan
umpan-balik. Komunikator diartikan yakni seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi atau institusi yang
menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak.
Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris Mass Comunication sebagai kependekan dari mass media
comunication artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass
comunications atau comunications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan
dari media of mass comunication.6
Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar ”orang banyak” sebagaimana
orang-orang yang sedang memgerumuni penjual obat ditrotoar tetapi dapat diartikan sebagai ”meliputi semua orang
yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.” Massa mengandung
pengertian orang banyak. Mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama. Mereka dapat tersebar atau terpensar
di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pasan-pesan komunikasi
yang sama.
Komunikasi menurut DeFleur dan Dennis McQuail didalam bukunya ”Understanding mass comunication
(1985)”, menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator
menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan makna-makna
6
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo, 2004, 69.
18. yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.7
Komunikasi massa menurut Jalaludin Rakhmat merupakan jenis komunikasi yang di tujukan kepada sejumlah
khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak dan elektronik sehingga pesan yang sama dapat
diterima secara serentak dan sesaat.8
Ada beberapa sifat yang melekat dalam komunikasi massa dan sekaligus membedakannya dengan bentuk
komunikasi yang lainnya. Sifat-sifat tersebut diantaranya adalah :
1. Sifat komunikator
Berbagai pesan yang terbit dari suatu media massa sebenarnya bukan lagi milik perorangan, tetapi hasil
rembugan, olahan redaksi atau keputusan dari kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya.
2. Sifat pesan.
Pesan komunikasi massa bersifat umum, universal tentang berbagai hal dari berbagai tempat di muka bumi.
Sementara itu, isi media massa adalah tentang berbagai peristiwa apa saja yang patut di ketahui oleh
masyarakat umum. Tidak ada pesan komunikasi massa yang hanya di tujukan kepada suatu masyarakat
tertentu.
3. Sifat media massa.
Komunikasi masa nampaknya lebih bertumpu pada andalan teknoligi pembagi pesan dengan menggunakan
jasa industri untuk memperbanyak dan melipat gandakannya. Bantuan industri mengakibatkan berbagai pesan
akan menjagkau khalayak dengan cara yang cepat serta tepat secara terus menerus.
4. Sifat komunikasi
Komunikasi dalam suatu komunikasi massa adalah masyarakat umum yang sangat beragam, heterogen dalam
segi demografis, geografis maupun psikologis.
5. Sifat efek.
Secara umum komunikasi mempunyai tiga efek. Berdasarkan teori hierarki efek yaitu :
a. Efek kognitif, Pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan,
pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang di perolehnya.
b. Efek afektif, dimana pesan komunikasi massa menakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak.
c. Efek konatif atau behafioral, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil
keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
6. Sifat umpan balik.
7
Sasa Djuarsa Sendjaja, DKK, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2003, 73.
8
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, 189.
19. Umpan balik dari sebuah komunikasi massa biasanya lebih bersifat tertunda dari pada umpan balik langsung
dalam komunikasi antarpribadi. Maksudnya adalah bahwa pengembalian reaksi terhadap suatu pesan kepada
sumbernya tidak terjadi pada saat yang sama, melainkan ditunda setelah media itu beredar, atau pesannya itu
memasuki kehidupan masyarakat tertentu.
2.1.2 Proses Komunikasi Massa
Pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ( source ) kepada
komunikan ( receiver ) melalui suatu media. Teori proses komunikasi massa yang sangat terkenal di kemukakan oleh
seorang ahli politik di Amerika Serikat, yaitu Harold D. Lasswell, teori tersebut merupakan suatu formula yang dapat
menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa dan juga mempunyai tujuan untuk membedakan berbagai
jenis penelitian komunikasi. Formula tersebut di kenal dengan Formula Lasswell.
Model komunikasi klasik dari lasswell menunjukkan bahwa pihak pengirim pesan ( komunikator ) pasti
mempunyai suatu keinginan untuk mempengaruhi pihak penerima ( komunikan ) karenanya komunikasi harus di pandang
sebagai upaya persuasif.9 Hal ini juga selalu dianggap sebagai pesan-pesan yang pasti ada efeknya. Model-model yang
demikian tentu saja mendorong kecenderungan yang membesar-besarkan efek terutama efek terhadap khalayak.
Tabel 2.1
Formula Lasswell
WHO SAYS IN WHICH TO WITH WHAT
WHAT CHANNEL WHOM EFFECT
Siapa Mengatakan Dengan Kepada Dengan
apa saluran siapa Efek
apa Apa
Komunikator Pesan Media Penerima Efek
Control Analisis Analisis Analisis Analisis Efek
Studies Pesan Media Khalayak
9
Ibid 3.9
20. Formula Lasswell dengan elemen-elemen yang saling berhubungan proses komunikasi dapat dipahami sebagai
berikut :
1. Who (Siapa) :
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan
fasilitas lembaga atau organisasi (Institutionalized person). Yang di maksud dengan Institutionalized
(lembaga atau organisasi) adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film. Adapun yang
dimaksud persons adalah orang yang menjalankannya. Dalam penelitian ini adalah sinetron Para Pencari
Tuhan Jilid 3.
2. Say What (Apa yang dikatakan) :
Organisasi memiliki rasio keluaran tinggi yang didasarkan pada masukannya. Oleh sebab itu, organisasi
sanggup melakukan proses encoding ribuan atau jutaan pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Jadi
pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau
audiens yang sangat banyak.
a. Publicly
Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada orang per orang secara ekslusif,
melainkan bersifat terbuka untuk umum atau publik. Semuanya mengetahui bahwa orang lain juga
menerima pesan yang sama dan disampaikan secara publicly.
b. Rapid
Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu yang singkat
secara simultan. Pesan-pesan tersebut dibuat secara masal, tidak seperti fine art yang dapat dinikmati
selama berabad-abad.
c. Transient
Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali
pakai” dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Namun, untuk buku-buku perpustakaan, film,
transkripsi-transkripsi radio, dan rekaman audio-visual merupakan pengecualian. Hal itu merupakan
kebutuhan dokumentasi. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang
expendable. Karena itu, isi media cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang
bersifat sensasional.
3. In Which Channel (melalui saluran apa) :
Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan
komunikasi massa. Tanpa saluran tersebut pesan yang dikomunikasikan tidak dapat menyebar secara cepat,
21. luas, dan simultan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, film,
televisi dan media dotcom. Ciri-ciri dari masing-masing media adalah membawakan pesan komunikasi,
fungsi, dan perannya dalam kehidupan sosial, psikologis masyarakat, serta efek yang ditimbulkannya dalam
penelitian ini penulis mengambil media televisi.
4. To Whom (kepada siapa) :
Khalayak atau komunikan di televisi ini agar dapat menerima pesan-pesan informasi yang disampaikan oleh
media televisi tersebut sehingga diharapkan adanya penambahan ilmu pengetahuan dan wawasan khalayak
dan juga menimbulkan sikap dan efek tertentu kepada khalayak yang menonton program sinetron ini.
5. With what effect (dengan efek apa) :
Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri audiens sebagai akibat dari keteraan pesan-pesan
media. menurut David K Berlo, ada 3 klasifikasi efek, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap dan
perilaku nyata. Ketiga jenis perubahan ini biasanya (tidak selalu) berlangsung secara berurutan. Perubahan
perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap, dan perubahan sikap diawali dengan perubahan
pengetahuan. Maka dari itu penulis ingin meneliti sejauhmana pengetahuan khalayaknya terhadap program
sinetron religi Para Pencari Tuhan jilid 3 ini.
Adapun menurut arus komunikasi, model jarum suntik (hypodermic needle model) proses komunikasi massa
berlangsung dengan aliran atau tahap (One Step Flow), yaitu dari media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai
efek yang amat kuat atas mass audience.10 Model ini mempunyai asumsi bahwa komponen-komponen komunikasi
(komunikator, pesan, media) amat perkasa dalam mempengaruhi komunikan.11
Peristiwa komunikasi menurut model jarum suntik berpandangan bahwa media massa mempunyai pengaruh
langsung kepada khalayaknya. Isi media massa diibaratkan sebagai jarum yang disuntikkan ke tubuh khalayak, sehingga
menghasilkan pengaruh yang sesuai dengan isinya.12Model jarum suntik hipodermik juga disebut sebagai “the
mechanistic S-R theory”. Dalam bukunya “deffusion of new ideas and practices” Elihu Katz menunjukkan aspek-aspek
yang menarik dari model hipodermic ini.13
1. Media massa mempunyai kekuatan yang luar biasa. Sehingga sanggup menginjeksi secara mendalam ide-ide
dalam benak orang yang tidak berdaya.
2. Mass Audience, dianggap seperti atom-atom yang terpisah satu sama lain, tidak saling berhubungan dan
hanya berhubungan dengan media massa. Kalau individu dalam mass audience berpendapat sama tentang
suatu persoalan, hal ini bukan karena mereka berhubungan atau berkomunikasi satu dengan yang lain,
10
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT.Grasindo, 2003, 20.
11
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi.Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002, 62.
12
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004. 25.
13
Wiryanto, op.cit., 22.
22. melainkan karena mereka memperoleh pesan-pesan yang sama dari suatu media.
2.1.5 Karakteristik Komunikasi Massa
Koran, majalah, radio, televisi dan film merupakan the big five of mass media.14 Beberapa karakteristik
komunikasi massa adalah sebagai berikut.15
1. Komunikator Terlembaga
Ciri Komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunkasi massa itu menggunakan media
massa, baik media cetak maupun elektronik Dengan mengingat kembali pendapat Charles R. Wright, bahwa
komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.
Proses komunikasi massa melalui surat kabar dari komunikator ke komunikannya adalah sebagai berikut :
komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginanya atau permintaan media massa
yang bersangkutan. Selanjutnya, pesan tersebut diperiksa oleh penanggungjawab rubrik. Dan dari
penangguangjawab rubrik diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa laik tidaknya pesan itu untuk dimuat
dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu. Ketika sudah baik,
pesan dibuat setting-nya, lalu diperiksa oleh korektor, disusun oleh lay-outer agar komposisinya bagus,
dibuat plate, kemudian masuk mesin cetak tahap terakhir setelah dicetak merupakan tugas bagian distribusi
untuk mendistribusikan surat kabar yang berisi pesan itu kepada pembacanya.
2. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak
ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan
komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini namun tidak semua fakta dan peristiwa yang
terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam
bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian
besar komunikan.
3. Komunikannya anonim dan heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator
tidak saling mengenal (anonim), karena komunikasi menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping
anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang
berbeda yang dapat di kelompokkan berdasarkan faktor: Usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar
belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
4. Media massa menimbulkan keserempakan
14
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004, 7.4.
15
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Agustus 2004,7.12
23. Kelebihan komunikasi massa di bandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau
komunikator yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu komunikator yang
banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersonal, unsur
hubungan sangat penting dan sebaliknya pada komunikasi massa yang penting adalah isi. Dalam Komunikasi
massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik
media massa yang akan digunakan.
6. Komunikasi bersifat satu arah
Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada
juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Secara singkat, komunikasi massa itu adalah
komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator
dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,
komunikanpun aktif menerima pesan, namun di antara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana
halnya yang terjadi dalam komunikasi antarpersonal, dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu
arah.
7. Stimulasi alat indera “Terbatas”
Ciri komunikasi lainnya yang di anggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indera yang “terbatas”.
Dalam komunikasi massa. Stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan
majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar,
sedangkan pada media TV dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus.
8. Umpan Balik Tertunda (delayed)
Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam
bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan
oleh komunikan. Umpan balik bersifat langsung (direct feedback) dan umpan balik bersifat segera (immediate
Feedback).
2.1.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa
Banyak ahli yang mengungkapkan fungsi komunikasi massa dengan versinya masing-masing. H.Lasswell
menunjukkan ada tiga fungsi komunikasi massa, yaitu : fungsi pengawasan lingkungan, fungsi korelasi dan fungsi
transmisi.16 Namun oleh Charles R. Wright di tambahkan satu lagi fungsi komunikasi massa yaitu fungsi hiburan.17
16
Sutarto, Sosiolagi Komunikasi. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2005, 91.
17
Ibid
24. Joseph De Vito18 mengatakan bahwa ada enam fungsi yang paling penting dalam komunikasi massa yaitu :
1. Fungsi Menghibur
Media memberikan hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka
dapat menjual hal ini kepada para pengiklan. Stimuli atau pencarian untuk mengurangi rasa bosan atau
melepaskan diri dari kegiatan rutin: relaksasi atau santai merupakan bentuk pelarian dari tekanan dan
masalah: pelepasan emosi dari perasaan dan energi terpendam, merupakan beberapa bentuk memperoleh
hiburan19.
2. Fungsi Meyakinkan
Fungsi meyakinkan atau persuasi terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya :
a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang.
b. Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang.
c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu.
d. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu
3. Menginformasikan
Melalui media kita mendapatkan dan mengetahui informasi apa saja kita butuhkan dalam kehidupan kita,
mulai dari ekonomi, musik, politik, film, seni, dll.
4. Menganugerahkan Status
Paul Lazarsfeld dan Robert merton, dalam karya mereka ”mass Communication, Popular Taste, and
Organized Social Action”(1951), mengatakan, “jika anda benar-benar penting, anda akan menjadipusat
perhatian massa dan jika anda menjadi pusat perhatian massa, berarti anda penting”, sebaliknya tentu saja,
jika anda tidak mendapatkan perhatian massa, maka anda tidak penting.20
5. Fungsi Membius
Fungsi membius (narcotization) merupakan fungsi media massa yang paling menarik dan paling banyak
dilupakan. Ini berarti bahwa apabila madia manyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa
tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan tidak
aktif seakan-akan berada dalam pengaruh narkotika.
6. Menciptakan Rasa Kebersatuan
Program televisi, berita-berita disurat kabar membuat seseorang yang kesepian merasa menjadi anggota
sebuah kelompok yang lebih besar.
2.1.5 Media Massa
18
Ibid
19
Morissan, Strategi Mengelolah Radio & Televisi. Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005, 23.
20
Sutarto, op.cit., 94.
25. Media massa dalam cakupan komunikasi massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film.21 Schramm
menggambarkan komunikasi massa dalam prosesnya mempunyai reaksi yang bertindak sebagai gate keeper yang
menjalankan fungsi decoding, interpreting, dan encoding yakni membaca, menyeleksi, dan memutuskan hal-hal yang
akan dimuat atau disiarkan media tersebut.
Setelah melalui gate keeper ini, pesan-pesan tersebut disebarkan atau disiarkan pada khalayak. Demikian pula
halnya dengan khalayak, mereka juga akan menyeleksi dan menginterpretasikan pesan-pesan media. Secara umum
khalayak akan tertarik pada pesan-pesan media apabila isinya mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1.Novelty ( Sesuatu yang Baru )
Sesuatu yang ” baru ” merupakan unsur yang terpenting bagi suatu pesan media. Khalayak akan tertarik
untuk menonton suatu program acara TV, mendengarkan siaran radio atau membaca surat kabar/majalah
apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau belum diketahui.
2.Jarak ( Dekat atau jauh )
Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasinya peristiwa itu, mempunyai arti penting.
Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan langsung dengan kehidupan dan
lingkungannya.
3.Popularitas
Peliputan tentang tokoh, organisasi atau kelompok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal akan
menarik perhatian khalayak. Suatu perampokan akan menjadi berita besar atau menarik perhatian khalayak
bila terjadi di rumah seorang menteri.
4.Pertentangan
Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan, baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan
pendapat dan nilai, biasanya disukai oleh khalayak yakni untuk mengetahui siapa yang akan keluar sebagai
pemenang.
5.Komedi atau humor
Manusia pada dasarnya tertarik dengan hal-hal yang lucu dan menyenangkan. Oleh karena itu, bentuk-bentuk
penyampaian pesan yang bersifat humor (komedi) lazimnya disenangi khalayak.
6.Seks dan keindahan
Seks dan keindahan adalah salah satu unsur media massa yang dapat menarik perhatian khalayak dan bisa
dijadikan sebagai bahan rujukan atau referensi.
7.Emosi
21
Uchjana, Onong Effendy, Ilmu Komunikasi. Yogyakarta:1997, 20.
26. Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar (basic needs) manusia, sering kali bisa menimbulkan
emosi dan simpati khalayak.
8.Nostalgia
Pengertian nostalgia disini adalah manunjukkan pada hal-hal yang mengungkapkan pengalaman dimasa lalu.
9.Human Interest
Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang
lain. Gambaran kehidupan orang lain ( cerita-cerita human interest ) dapat dikemas dalam bentuk berita
feature, biografi dan berbagai bentuk acara deskriptif lainnya. Oleh karena itu, untuk menarik perhatian
khalayak diperlukan keahlian wartawan atau script writer dalam menggambarkan atau menuliskan unsur
human interest ini.22
Perihal peranan media massa dalam kehidupan manusia dapat di rumuskan secara singkat antara lain:23
1. Media massa dapat membantu untuk menyusun agenda kegiatan atau kerja, rencana berbagai kegiatan yang
hendak kita lakukan, bahkan mengubah ataupun mengatur kembali rencana-rencana yang sebenarnya sudah
lama ditetapkan.
2. Media massa dikenal sebagai media hiburan
3. Media massa membantu anggota masyarakat dalam melakukan sosialisasi.
4. Media massa sebagai pemberi informasi kepada masyarakat dan membantu kita untuk mengetahui secara jelas
segala permasalahan tentang dunia di sekelilingnya.
5. Media massa telah membantu sekali dalam mengenal, memahami dan berhubungan dengan berbagai
kelompok etnis yang tersebar di seluruh wilayah nusantara bahkan yang berada di luar negeri sekalipun.
6. Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia.
7. Media massa dapat digunakan untuk membujuk khalayak dalam berbagai kegiatan termasuk kegiatan bisnis.
2.2 Televisi Sebagai Media Massa
Pengertian televisi disini ialah televisi siaran ( broadcast television ) merupakan media dari jaringan komunikasi
dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat
umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikannya heterogen, dan cluster.24 Televisi merupakan media
elektronik yang paling sempurna dan mempunyai efek yang paling besar terhadap khalayak dibanding dengan media
elektronik lainnya seperti radio, karena televisi merupakan media audio visual yang bersifat informatif, hiburan,
pendidikan, pengetahuan dan juga alat kontrol sosial.
22
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004, 7.15- 7.17
23
.Sutarto, Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta: 2005. 290-294.
24
Uchjana,Onong Effendy, Ilmu teori dan filsafat komunikasi,Jakarta:Penerrbit Erlengga,1998, 21.
27. Hal tersebut berarti bahwa khalayak mempunyai berbagai pilihan untuk menonton program siaran televisi.
Dengan terjadinya persaingan program siaran tadi, tentu saja harus mendapatkan perhatian secara khusus bagi mereka
yang berkecimpung pada media penyiaran ini, dalam pengertian untuk terus menerus berupaya menigkatkan program
siarannya, kalau tidak ingin ditinggalkan penontonnya.25
Menurut teori behaviourisme “law of effects” perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan
diulangi, artinya seseorang tidak akan menggunakan media massa bila media massa tidak memberikan pemuasan pada
kebutuhannya.26
2.3.3 Pengertian Televisi
Televisi merupakan media penyampaian pesan/informasi yang bersifat audio-visual sehingga khalayak yang
menontonnya dapat dengan mudah dan cepat menyerap makna/pesan yang disampaikan. Hampir semua jenis disiplin
ilmu dapat kita saksikan melalui televisi seperti kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kedokteran, hukum, komunikasi,
elektronika dan lain-lain sehingga media televisi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan penontonnya yang heterogen.
Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan
seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu dengan yang lainnya terlebih setelah digunakannya satelit untuk
memancarkan signal televisi. Inilah yang disebut sebagai globalisasi di bidang informasi. Peristiwa yang terjadi di
daratan Eropa atau Amerika, pada saat yang sama dapat pula diketahui di negara-negara lain dan sebaliknya, melalui
bantuan satelit yang mampu memultipancarkan siarannya ke berbagai penjuru dunia tanpa ada hambatan geografis yang
berarti.
Saat ini sedikitnya terdapat Sembilan produk teknologi pertelevisian di dunia yang digunakan orang sebagai
media untuk menyampaikan pesan (message) atau hiburan, yaitu :
1. High definition video system
Merupakan kamera video yang dilengkapi dengan sistem editing dan mampu mentrasfer film cerita langsung
di saluran ke gedung bioskop.
2. Sistem Imax
Memberikan kesan seluruh penontonnya seolah-olah terlibat dalam cerita. Film dengan layar 70 mm memiliki
ratio 20,5 : 30,5.
3. Sistem Diamond Vision
Sistem yang dapatr memproyeksikan video signal pada layar lebar dengan lebar 5,4 m : 4,1 m baik untuk
siaran di luar maupun di dalam ruangan.
25
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Pres, 1994, 13-14.
26
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya,2001, 207.
28. 4. Sistem Teleteks
merupakan surat kabar elektronik yang isinya antara lain berita, ramalan cuaca, harga pasar serta
pengumuman lain.
5. Sistem Still Picture Broadcasting
untuk keperluan pendidikan.
6. Sistem Cabel Television
sinyal penyiarannya dilakukan secara khusus kepada para pelanggan melalui decoder dengan menggunakan
kabel atau pancaran satelit.
7. Sistem Pay Television
Penyiaran melalui sentral video hanya untuk suatu tempat (hotel,terminal,dll) dengan cara membayar setiap
kali ingin menonton. Biasanya menggunakan uang koin.
8. Sistem direct broadcast satellite
Sistem ini dengan DBS, yaitu menggunakan antena parabola untuk menangkap siaran tersebut.
9. Sistem High Definition Television
Sistem ini disingkat HDTV yaitu sistem pertelevisian terbaru temuan Jepang dengan aspec ratio 3 :5 dan
bergaris (scanning lines) 1125.
2.3.4 Fungsi Televisi
Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, merumuskan sebagai berikut :27
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi
informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi
Sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang
menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan,
selanjutnya Informasi.
2.3.5 Karakteristik Media Televisi
Televisi sebagai media massa yang paling praktis dan efisien dalam menyajikan pemberitaan memiliki
27
Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. 2004, 128.
29. karakteristik, yaitu:
1. Segi visual
2. Segi auditif
3. Segi ekonomis
4. Segi estetis
5. Segi sosiologis 28
Ditinjau dari stimulasi indra, televisi dapat menstimulus dua alat indra, yaitu indra pendengaran dan indra
penglihatan. Selain bersifat audio visual, televisi juga memiliki karakteristik lain :
1. Menggunakan gelombang elektromagnetik.
2. Didengar dan dilihat sekilas.
3. Menggunakan pemancar atau transmisi.
4. Menguasai ruang dan tidak menguasai waktu 29
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Televisi
Sebagai media komunikasi yang memiliki daya jangkauan yang sangat luas dan memilik rangsangan yang sangat
tinggi kepada seluruh lapisan masyarakat yang heterogen dan anonim maka dapat disimpulkan bahwa televisi juga
memiliki kelebihan dan kekuranggan, yaitu :
1. Kelebihan Televisi
a. Secara organisasi cukup besar sehingga merupakan industri padat karya yang banyak menyerap tenaga
kerja dan juga banyak menghasilkan profesi baru.
b. Televisi dapat melakukan penetrasi dengan struktur pada sebuah agenda setting dibandingkan media
massa lainnya.
c. Distribusi yang cepat dan jangkauan luas, demografis maupun geografis.
d. Komunikasi dapat berbentuk dua arah sehingga khalayak dapat berinteraksi langsung.
2. Kekurangan Televisi
a. Penyimpanan memori, isi pesan dapat langsung cepat hilang karna format isi pesan berbentuk gambar dan
suara bukan berbentuk cetakan.
b. Organisasi dan Teknologi yang besar dan cangih membutuhkan biaya yang sangat besar.
28
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni, 1981, 197-200.
29
J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa. Bandung: Penerbit Alumni, 1986, 102.
30. c. Kemampuan penetrasi yang cukup besar membuat negara selalu ingin mengontrol stasiun televisi.30
Media televisi sebagai sarana tayangan realitas sosial menjadi penting artinya bagi manusia untuk memantau
kehidupan sosialnya. Pemantauan itu bias dalam bentuk perilaku bahkan sikap terhadap ideologi tertentu. Hal ini
tergantung pada bagaimana kesiapan manusianya untuk menghadapi masa itu.
2.3 Program Televisi
2.3.1 Pengertian Program Televisi
“Program” berasal dari bahasa inggris Programme atau program yang berarti acara atau rencana.
Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah ‘siaran’
yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata ‘program’
lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia, dari pada kata ‘siaran’ untuk mengacu kepada pengertian
acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya.31
Dengan demikian, program memiliki pengertian yang lebih luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor
yang membuat pemirsa tertarik untuk mengukuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran, apakah itu radio maupun
televisi.
Program dapat disamakan maupun dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada
pihak lain, dalam hal ini pemirsa dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang
sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran, yaitu program
yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan
mendapatkan pendengar ataupun penonton.32
2.3.2 Jenis Program Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya
sangat beraneka ragam. Pada dasarnya, apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu
menarik dan disukai pemirsa, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengelola stasiun dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai macam program yang
menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu:33
1. Program Informasi (News)
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan atau
informasi kepada khalayak/audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita
30
Ponco Budi Sulistyo, Modul Komunikasi Massa, 2004.
31
Morissan,M.A. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio Dan Televisi. Jakarta: Ramdina Prakarsa, 2005, 97.
32
Ibid. 97-99
33
Ibid. 60
31. keras (hard news) dan berita lunak (soft news).
a. Berita Keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera
disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui
khalayak audien secepatnya.
Berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu :
a) Straight news berarti berita ‘langsung’ (straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail)
dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when,
why dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.
b) Feature, adalah berita ringan namun menarik. Pengertian ‘menarik’ disini adalah informasi yang lucu,
unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya.
c) Infotainment, adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera
ditayangkan.
b. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara
mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan.
Program yang masuk ke dalam berita lunak ini adalah :
a) Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting
yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.
b) Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata
lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang.
c) Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun
disajikan dengan menarik.
d) Talk Show, adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik
tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host).
2. Program Hiburan (entertainment)
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk lagu,
musik, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik dan
permainan atau game.
a. Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah
ditimpa bencana alam dahsyat, misalnya gempa bumi longsor atau tsunami. Program televisi yang
termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film.
a) Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan.
b) Film, yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film.
b. Musik, program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu videoklip atau konser. Program musik
32. berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor).
c. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik
secara individu ataupun kelompok (team) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.
Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
a) Quiz Show, merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana dimana sejumlah peserta
saling bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaan.
b) Ketangkasan, peserta dalam permainan ini harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya
untuk melewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan
perhitungan dan strategi.
c) Reality Show, sesuai dengan namanya maka program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti
konflik, persingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya.
Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan
apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi program berita,
documenter, atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi34
2.4 Sinetron
Sinetron kepanjangan dari sinema elektronik. Berdasarkan makna dari kata sinema, penggarapannya tidak jauh
berbeda dengan penggarapan film layar putih. Demikian pula tahapan penulisan dan format naskah. Yang berbeda
hanyalah film layer lebar menggunakan kamera optic, bahan film seluloid dan medium sajiannya memakai proyektor dan
layar putih didalam gedung bioskop. Sementara itu, pembuatan sinetron menggunakan kamera elektronik dengan video
recorder, bahannya pita didalam kaset, penyajiannya dipancarkan dari stasiun televisi dan diterima melalui layar kaca
pesawat televisi di rumah-rumah.
Sinetron merupakan sinema elektronik tentang sebuah cerita yang didalamnya membawa misi tertentu kepada
pemirsa, misi ini dapat berbentuk pesan moral untuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakat
sehari-hari.35 isi pesan sinetron televisi harus mampu mewujudkan dan mengekspresikan kenyataan sosial di masyarakat,
tanpa melepaskan diri dari lingkaran budaya pemirsa yang heterogen.
2.4.1 Karakteristik Sinetron
Dr. Sasa Djuarsa Sendjaya36 menyatakan bahwa sebuah sinetron sebaiknya memiliki karakteristik seperti :
1. Mempunyai gaya atau style sendiri dari aspek artistiknya, orisinalitas penggunaan bahasa film dan
34
Ibid. 100
35
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Analisis Budaya Massa. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008, 120.
36
Ibid. 121
33. simbol-simbol yang tepat. Penataan artistik seperti cahaya, screen-directing dan art-directing, fotografi yang
bagus, penyampaian sajian dramatik yang harmonis, adanya unsur suspense dan teaser.
2. Memiliki isi cerita termasuk didalamnya hubungan logis dalam alur cerita, irama dramatik, visi dan orientasi,
karakteristik tokoh, permasalahan atau tema yang aktual dan kontestual.
3. Memiliki karakter dan format medium, penguasaan teknik peralatan dengan kemungkinan-kemungkinan,
manajemen produksi.
2.4.2 Isi Sinetron
Isi atau Konten dalam sebuah Sinetron bermacam-macam, diantaranya yaitu :
1. Isi Cerita atau Tema
Ini merupakan unsur terpenting dari sebuah cerita, hal ini dikarenakan isi cerita merupakan unsur pokok
cerita yang biasanya dapat terlihat pada saat adanya konflik yang diceritakan dari cerita tersebut.
2. Rangkaian atau Kejadian
Pada rangkaian atau kejadian harus memiliki hubungan antara satu dan yang lainnya (sebab-akibat), karena
akan menentukan nasib suatu tokoh. Biasanya tokoh yang mempunyai karakter negatif atau jahat (antagonis)
akan diperkenalkan atau ditampilkan terlebih dahulu namun akan kalah di akhir cerita
3. Karakter Tokoh Utama
Pada sebuah sinetron terdapat tokoh-tokoh yang terbagi menjadi empat (4) karakter, yaitu :
a. Protogonis : tokoh utama yang berkarakter positif, yang memperjuangkan kebahagiaan.
b. Antagonis : tokoh utama yang berkarakter negatif, yang selalu mematahkan kebahagian.
c. Tritagonis : peran pendamping bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh utama, tatapi bisa juga
sebagai penengah atau perantara.
d. Peran Pembantu : tokoh yang dimasukan sebagai pelengkap guna mendukung rangkaian cerita.
4. Percakapan atau Dialog
Yang dimaksud dialog adalah percakapan yang terdiri dari dua (2) orang atau lebih sehingga menjadi dialog.
Namun dalan sinetron semua itu didasari oleh naskah. Naskah dibuat terlebih dahulu oleh pembuat naskah (
script writer) yang kemudian diberikan kepada pemeran atau tokohnya untuk dimainkan atau ditampilkan.
2.5 Persepsi
2.5.1 Pengertian Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan
rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Dalam bukunya Dedy Mulyana, Brian
34. Fellows mendefinisikan bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis
informasi. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan
penyandian balik (decoding). Persepsi meliputi penginderaan (sensation) melalui alat-alat indera kita (yakni indera
peraba, penglihatan, penciuman, pengecap dan indera pendengar), atensi dan interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan
yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecapan. Reseptor inderawi mata,
telinga, kulit dan otot, hidung dan lidah adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar.37
Berikut ini adalah beberapa definisi tentang persepsi dari beberapa ahli : 38
1. Persepsi didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna (John R. Wenburg dan Wiliam W. Wilmot)
2. Persepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi (Rudolph F. Verderber)
3. Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representative objek eksternal;
persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana (J. Cohen)
Persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu seleksi, organisasi dan penafsiran. Yang dimaksud dengan seleksi sebenarnya
mencakup sensasi dan perhatian, sedangkan organisasi melekat pada penafsiran, yang dapat di definisikan sebagai
meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi keseluruhan yang bermakna. Ketiga tahap
tersebut berlangsung nyaris serempak.39
2.5.2 Perhatian (Attention)
Faktor yang sangat mempengaruhi persepsi yakni: Attentions (perhatian) yaitu proses mental ketika stimuli atau
rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Demikian definisi yang
diberikan oleh Kenneth E. Andersen, perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita,
dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.40
Perhatian berarti sebelum manusia merespon, manusia merespons atau menafsirkan objek atau kejadian atau
rangsangan apapun, manusia atau kita terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi persepsi
mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain atau diri sendiri. Dalam banyak kasus,
rangsangan yang menarik perhatian, cenderung dianggap lebih penting daripada yang tidak menarik perhatian.
Rangsangan seperti itu cenderung dianggap penyebab kejadian-kejadian berikutnya. Ini juga berlaku untuk manusia:
orang yang paling diperhatikan cenderung dianggap paling berpengaruh. Kita cenderung menonton program atau acara
di televisi tertentu, hal-hal seperti ini akan menentukan kita untuk menaruh perhatian.
Pada tahap perhatian setiap individu dalam memberikan perhatian terhadap suatu stimuli dipengaruhi oleh dua
37
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002, 167-168
38
Ibid.
39
Ibid. 169
40
Jalaludin Rakhman, Psikolokgi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, 52.
35. faktor yaitu:
Faktor situasional yang lebih menitikberatkan pada apa yang ada pada stimuli itu sendiri dan faktor proposal yang
berasal dari individu itu sendiri, dan faktor yang ada pada stimuli antara lain ukuran, arahan kontras, warna bentuk, dan
posisi. Perhatian rangsangan terbagi dalam dua faktor ( persepsi bersifat selective) yaitu:
1. Faktor internal
Faktor-faktor sosial, budaya, biologis, pisiologis, dan psikologis
2. Faktor eksternal
Yakni atribut-atribut objek yang dipersepsikan seperti gerakan intensitas, kontras, kebaruan, dan perulangan
objek yang dipersepsikan.
2.5.3 Penafsiran (Interpretation)
Sebuah perhatian dalam tahap interpretasi mengandung makna dan persepsi pada tahap ini terjadi proses
penyederhanaan, pengolahan, serta penyusunan.
Persepsi menurut Alie Djahri adalah merupakan proses dimana rangsangan terhadap alat indera mendapat makna
lain pengertian. Dalam proses inilah segala macam pengalaman atas objek, peristiwa, atau hal-hal lain ditafsirkan dan
disimpulkan sehingga menjadi informasi kegiatan proses ini melibatkan unsur-unsur seperti harapan, motivasi, dan
memori.41 Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Latar belakang budaya
2. Pengalaman masa lalu
3. Nilai yang dianut
4. Bentuk yang berkembang.
Persepsi terbagi menjadi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia.
Persepsi terhadap objek atau lingkungan fisik melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap manusia
melalui lambang-lambang verbal dan non-verbal. Manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis.
Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan
dalam (seperti perasaan, motif, harapan, keyakinan, dan sebagainya).42 Kebanyakan objek tidak mempersepsikan kita
ketika kita mempersepsikan objek-objek itu. Akan tetapi orang mempersepsi kita pada saat kita mempersepsi mereka.
Dengan kata lain persepsi terhadap manusia bersifat interaktif. Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi.
Dengan kata lain objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, persepsi terhadap manusia
41
Alie Djahri, Modul Psikologi Komunikasi. Jakarta: Fisip UI, 1992, 27.
42
Ibid
36. dapat berubah dari waktu ke waktu dan lebih cepat dari pada persepsi terhadap objek.
Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan
kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap
mereka mengandung risiko. Persepsi saya terhadap anda mempengaruhi persepsi anda terhadap saya dan pada gilirannya
persepsi anda terhadap saya juga mempengaruhi saya terhadap anda. begitu seterusnya.43
Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Karena setiap orang
mempunyai persepsi yang berbeda terhadap lingkungan sosialnya.
Sebelum seseorang terkena pesan-pesan dari suatu media, maka ia harus menjadi bagian dari khalayak sasaran
tayangan tersebut. Tahap ini dinamakan media exposure (pengenaan media). Setelah seseorang terekspos terhadap suatu
media, tahap paling awal dalam penerimaan pesan adalah sensasi. Sensasi merupakan suatu proses menangkap stimuli
oleh alat indera sehingga manusia dapat memperoleh pengetahuan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya
tempat dimana manusia harus memiliki awarness terhadap sesuatu. Lalu berlanjut pada tahap interpretasi. Pada tahap ini
individu selalu memberi makna terhadap objek yang dipersepsikan akan mendapat kognisi. Kognitif terjadi bila terjadi
perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsikan khalayak.
2.5.4 Pengetahuan (kognitif)
Kognitif terjadi pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya.44 Media massa membantu khalayak
dalam mempelajari informasi yang bermanfaat, dengan media massa khalayak mendapatkan informasi tentang dunia luar.
Bagi individu tersebut, kognisi yaitu gambaran yang lengkap dari objek yang akan disimpan dalam ingatan dan kognisi
merupakan tahap akhir dari persepsi.
2.6 Khalayak
Istilah massa mencakup beberapa unsur khalayak radio dan televisi. Massa seringkali sangat besar, lebih besar
dari kebanyakan kelompok, kerumunan, publik/masyarakat. Para anggotanya tersebar luas dan biasanya tidak mengenal
satu sama lain, termasuk orang yang melahirkan khalayak itu sendiri.
Massa kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri, serta tidak mampu bergerak secara serentak dan
terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam
batas wilayah yang selalu berubah pula. Ia tidak bertindak untuk dirinya sendiri, tetapi “ disetir “ untuk melakukan suatu
tindakan. Para anggotanya heterogen dan banyak sekali jumlahnya serta berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok
demografis. Meskipun demikian dalam menentukan suatu objek perhatian tertentu mereka selalu bersikap sama dan
berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan memanipulasi mereka.45
43
Ibid 175-176
44
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 25.
45
Sutaryo, Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta: Januari, 2005, 114.