SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
TUGAS REKAYASA GEMPA
NAMA = ARIS SEPTIAWAN
KELAS = TEKNIK SIPIL B
NIM =17.1003.222.01.0659
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
 Kriteria Dasar Perencanaan
Struktur Bangunan Tahan Gempa
 Kriteria Dasar Perencanaan Struktur Bangunan Tahan Gempa
Beban gempa merupakan beban yang sangat tidak dapat diperkirakan baik besarnya, arahnya, maupun
saat terjadinya.
Agar beban gempa pada struktur bangunan yang diperhitungkan tidak terlalu besar
dan arahnya cukup dapat diperkirakan, serta distribusi beban gempa dapat dilakukan
dengan cara yang sederhana, maka ketentuan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
struktur bangunan di daerah rawan gempa adalah : tata letak dari struktur, perencanaan
kapasitas (capacity design) dengan konsep strong column – weak beam, serta pendetailan
yang baik dari elemen-elemen struktur.
Agar perencanaan struktur dapat dilakukan dengan cara analisis statik yang
sederhana, tanpa melakukan prosedur analisis dinamik yang rumit, serta perilaku struktur
diharapkan mempunyai kinerja yang baik pada saat terjadi gempa, maka sangat penting
untuk mengatur tata letak dari struktur bangunan. Beberapa kriteria dasar yang dapat
dipakai sebagai acuan untuk merencanakan tata letak struktur bangunan di daerah rawan
gempa adalah :
Beberapa kriteria dasar yang dapat dipakai sebagai acuan untuk merencanakan tata letak struktur
bangunan di daerah rawan gempa adalah :
• Struktur bangunan harus mempunyai bentuk yang sederhana, kompak dan simetris
• Struktur bangunan tidak boleh terlalu langsing, baik pada denahnya maupun potonganya, serta
mempunyai kekakuan yang cukup.
• Distribusi dari massa, kekakuan dan kekuatan disepanjang tinggi bangunan diusahakan seragam dan
menerus.
• Elemen-elemen vertikal dari struktur (kolom) harus dibuat lebih kuat dari elemen-elemen horisontal
dari struktur (balok), agar sendi plastis terbentuk terlebih dahulu pada balok-balok (strong column –
weak beam).
 Analisis Struktur Terhadap Beban Gempa
Prosedur analisis yang paling sederhana dan yang langsung dapat digunakan untuk
menentukan pengaruh dari beban gempa terhadap struktur bangunan adalah prosedur
analisis statik.
Untuk struktur-struktur bangunan gedung lainnya yang tidak begitu mudah untuk
diperkirakan perilakunya terhadap pengaruh gempa (struktur dengan bentuk yang tidak
beraturan), harus di analisis dengan prosedur analisis dinamik.
bentuk yang terjadi pada struktur akibat beban gempa yang bersifat dinamik, akan
menyebabkan simpangan-simpangan yang tidak beraturan, sehingga gaya-gaya inersia
yang ditimbulkan oleh pengaruh gempa menjadi tidak beraturan pula. Oleh karena itu
tidaklah mungkin untuk memperkirakan dengan tepat pembagian dari gaya-gaya gempa
di dalam struktur bangunan ini dengan analisis statik. Struktur-struktur bangunan yang
beraturan, dapat juga dianalisis dengan prosedur analisis dinamik jika diinginkan.
 Pengaruh Beban Gempa Horisontal
(kolom-kolom) dari struktur bangunan yang berfungsi untuk menahan gaya horisontal,
perlu direncanakan kekuatannya terhadap pengaruh 100% dari beban gempa dalam satu
arah sumbu utama bangunan, dikombinasikan dengan pengaruh 30% dari beban gempa
dalam arah tegak lurus padanya.
Arah bekerjanya beban gempa pada struktur bangunan
 Pengaruh Beban Gempa Vertical
Selain percepatan gerakan tanah pada arah horisontal, pada saat terjadi gempa terdapat
juga percepatan gerakan tanah berarah vertikal. Gerakan tanah kearah vertical ini dapat
mengakibatkan pengaruh beban gempa berarah vertikal yang bekerja pada struktur
bangunan. Meskipun dari beberapa pengalaman gempa menunjukkan mekanisme ini,
tapi sampai saat ini respon dari struktur bangunan terhadap gerakan tersebut belum
banyak diketahui. Pada umumnya, tinjauan perencanaan struktur terhadap pengaruh
beban gempa arah vertikal ini dapat diabaikan, dengan anggapan bahwa elemen-elemen
dari struktur telah direncanakan berdasarkan beban gravitasi (beban mati dan beban
hidup) yangarahnya vertikal ke bawah.
 Beban Gempa Statik Ekuivalen
Analisis perancangan struktur bangunan terhadap pengaruh beban gempa secara statik,
pada prinsipnya adalah menggantikan gaya-gaya horisontal yang bekerja pada struktur
bangunan akibat pengaruh pergerakan tanah yang diakibatkan gempa, dengan gaya-gaya
statik yang ekuivalen.
Dalam analisis respons dinamik terhadap pengaruh gempa, suatu struktur gedung
dimodelkan sebagai suatu sistem Banyak Derajat Kebebasan (BDK). Dengan menerapkan
metoda Analisis Ragam, persamaan-persamaan gerak dari sistem BDK tersebut yang
berupa persamaan-persamaan diferensial orde dua simultan yang saling terikat, dapat
dilepaskan saling keterikatannya sehingga menjadi persamaan-persamaan gerak terlepas
sistem Satu Derajat Kebebasan (SDK).
Analisis perancangan struktur bangunan terhadap pengaruh beban gempa secara statik,
pada prinsipnya adalah menggantikan bebanbeban horizontal yang bekerja pada struktur
bangunan akibat pengaruh dinamik pergerakan tanah yang diakibatkan gempa, dengan
beban-beban static yang ekuivalen.
 Beban Gempa Statik Ekuivalen
Analisis Beban Gempa Nominal Statik Ekivalen merupakan metode pendekatan dari
sifat-sifat dinamik yang sebenarnya dari beban gempa yang bekerja pada struktur.
Strukturstruktur yang tidak begitu mudah untuk diperkirakan perilakunya terhadap
beban gempa, struktur-struktur dengan tinggi tingkat lebih dari 40 meter, atau struktur-
struktur gedung yang tidak beraturan dengan ketinggian tingkat kurang dari 40 meter,
harus dianalisis dengan prosedur analisis dinamik.
Fungsi dari dinding geser disini adalah untuk membatasi besarnya simpangan horisontal
yang terjadi pada struktur.
Struktur fleksibel : Struktur portal, periode getar panjang, (b)
Struktur kaku :
Struktur portal dengan dinding geser, periode getar pendek
 Waktu Getar Struktur
Untuk keperluan analisis pendahuluan, waktu getar alami (T) dari struktur bangunan
gedung (dalam detik) dapat ditentukan dengan rumus pendekatan atau rumus
empirissebagai berikut :
• Untuk struktur-struktur bangunan gedung yang berbentuk portal tanpa unsur pengaku
(dinding geser/ shear wall atau bracing) yang membatasi simpangan :
T empiris = 0,085 H 0,75 ( untuk portal baja )
T empiris = 0,060 H 0,75 ( untuk portal beton )
• Untuk struktur-struktur bangunan gedung lainnya :
T empiris = 0,009 H/( B )
0,5 dimana H adalah ketinggian dari struktur bangunan gedung (dalam meter) di ukur
dari taraf penjepitan lateral, dan B adalah panjang dari denah struktur bangunan
dalam arah gempayang ditinjau (dalam meter).
 Pembagian Beban Gempa Pada Struktur
Beban Gempa Nominal Statik Ekuivalen (V) akibat gempa harus didistribusikan di
sepanjang tinggi tingkat gedung menjadi beban-beban horisontal terpusat (Fi), yang
bekerja pada masing-masing lantai tingkat.
Taraf penjepitan lateral adalah taraf dimana gerakan tanah akibat gempa dipindahkan
dari tanah kepada struktur atas bangunan melalui struktur bawahnya. Dalam analisis,
struktur atas dapat dianggap terjepit pada taraf penjepitan lateral. Jika terdapat
basement, taraf penjepitan lateral dapat dianggap terjadi pada taraf lantai dasar. Jika
tidak ada basement, taraf penjepitan lateral dapat dianggap terjadi pada bidang telapak
pondasi langsung atau pondasi rakit, dan pada bidang atas pile cap pondasi tiang.
Pembagian beban gempa statik ekuivalen (V) horisontal, harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
• Jika perbandingan antara tinggi struktur dan lebar denah bangunan adalah sama atau
melebihi 3, maka 0,10 V harus dianggap sebagai beban horisontal terpusat yang
bekerja pada pusat massa lantai puncak bangunan, sedangkan 0,90 V sisanya harus
dibagikan menjadi beban-beban horisontal terpusat menurut rumus di atas.
 Pembagian Beban Gempa Pada Struktur
• Untuk cerobong yang berdiri di atas tanah, 0,20 V harus dianggap sebagai
bebanhorisontal terpusat yang bekerja pada puncaknya, sedangkan 0,80 V sisanya
harus dibagikan menjadi beban-beban horisontal terpusat menurut rumus di atas.
• Untuk tangki di atas menara, beban horisontal terpusat sebesar V harus dianggap
bekerja pada titik berat seluruh struktur menara dan tangki berikut isinya.
Distribusi beban gempa pada pada masing-masing tingkat bangunan
 Prosedur Analisis Dinamik
Analisis dinamik pada perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa dilakukan
jika diperlukan evaluasi yang lebih akurat dari distribusi gaya-gaya gempa yang bekerja
pada struktur bangunan gedung, serta untuk mengetahui perilaku dari struktur akibat
pengaruh gempa yang sifatnya berulang atau dinamik.
Analisis dinamik perlu dilakukan pada struktur-strukturbangunan gedung dengan
karakteristik sebagai berikut :
• Gedung-gedung dengan konfigurasi struktur sangat tidak beraturan
• Gedung-gedung dengan loncatan-loncatan bidang muka yang besar
• Gedung-gedung dengan kekakuan tingkat yang tidak merata
• Gedung-gedung yang tingginya lebih dari 40 meter
Posedur analisis dinamik yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya beban
gempa pada struktur seperti yang tercantum di dalam standar Perencanaan Ketahanan
Gempa.
 Analisis Ragam Spektrum Respons
Analisis Ragam Spektrum Respon pada umumnya dapat dipakai untuk menentukan
respon elastis dari struktur bangunan tidak beraturan dengan Banyak Derajat Kebebasan
yang didasarkan pada kenyataan bahwa respon suatu struktur merupakan superposisi
dari respon masing-masing ragam getarnya. Masing-masing ragam getar memberikan
respon dengan sifat-sifatnya tersendiri, seperti bentuk simpangan dan frekuensi getaran.
 Analisis Respons Dinamik Riwayat Waktu
Perhitungan respons dinamik struktur bangunan gedung tidak beraturan terhadap
pengaruh Gempa Rencana, dapat dilakukan dengan metoda analisis dinamik berupa
Analisis Respons Dinamik Riwayat Waktu yang bersifat linier atau non-linier dengan suatu
akselerogram gempa yang diangkakan sebagai gerakan tanah masukan.
 Ragam Getar Struktur
Pada perhitungan distribusi beban gempa dengan cara analisis dinamik, struktur
bangunan gedung biasanya dimodelkan sebagai sistem BDK dengan berat atau massa
setiap tingkat dipusatkan pada bidang lantainya. Pemodelan massa bangunan seperti ini
disebut model massa terpusat (lumped mass model), yang bertujuan untuk mengurangi
jumlah derajat kebebasan yang terdapat pada struktur.
Dari hasil analisis dinamik untuk 3 ragam getar (mode shape), didapatkan waktu getar
(T) dari struktur bangunan gedung adalah : T1 = 1,16 detik, T2 = 0,46 detik, dan T3= 0,31
detik. Ragam getar dari struktur diperlihatkan pada Gambar 7.5.
Ragam 1 Ragam 3Ragam 2
Ragam getar (mode
shape) dari struktur
bangunan gedung 5
lantai
 Kriteria Dasar Perencanaan
Pada tahap awal dari perencanaan (preliminary design) struktur bangunan gedung tahan
gempa, konfigurasi dari denah bangunan, material struktur dan bentuk atau sistem
struktur, harus ditentukan terlebih dahulu.
 Material Struktur
1. Perbandingan antara kekuatan dan berat dari material struktur, harus cukup besar.
2. Material struktur harus mempunyai kemampuan untuk berdeformasi (bersifat daktail).
3. Sifat degradasi kekuatan dan degradasi kekakuan dari material struktur, harus cukup
rendah.
4. Keseragaman Kekuatan dan Kekakuan
5. Harga yang ekonomis.
 Jenis Struktur
• Struktur Baja (Steel Structure)
Struktur baja sangat sesuai digunakan untuk bangunan bertingkat tinggi (highrise building),
karena material baja mempunyai kekuatan serta tingkat daktilitas yang tinggi dibandingkan
dengan material-material struktur lainnya.
• Struktur Komposit (Composite Structure)
Struktur komposit merupakan struktur gabungan yang terdiri dari dua jenis material atau
lebih. Pada umumnya struktur komposit yang sering dipergunakan adalah kombinasi
antara baja struktural dengan beton bertulang.
• Struktur Kayu (Wooden Structure)
Struktur kayu merupakan struktur dengan ketahanan yang cukup baik terhadap pengaruh
gempa, dan mempunyai harga yang ekonomis. Struktur kayu merupakan struktur yang
ringan dan mampu menyerap banyak energi gempa sebelum runtuh. Jadi struktur kayu
memenuhi kriteria 1 sampai dengan kriteria 5.
 Jenis Struktur
• Struktur Beton Bertulang (Reinforced Concrete Structure)
Struktur beton bertulang banyak digunakan untuk struktur bangunan tingkat rendah,
tingkat menengah sampai bangunan tingkat tinggi. Struktur beton bertulang merupakan
struktur yang paling banyak digunakan atau dibangun orang dibandingkan dengan jenis
struktur yang lainnya.
• Struktur Beton Pracetak (Precast Concrete Structure)
Struktur beton dengan elemen-elemen struktural yang terbuat dari elemen-elemen
pracetak, umumnya digunakan untuk struktur bangunan gedung tingkat rendah sampai
tingkat menengah. Kelemahan daripada struktur beton pracetak ini adalah, struktur beton
pracetak bersifat kurang monolit dan kurang daktail dibandingkan dengan struktur beton
yang dicor di tempat, sehingga ketahanannya terhadap pengaruh gempa kurang baik.
 Jenis Struktur
• Struktur Beton Prategang (Prestress Concrete Structure)
Penggunaan sistem prategang pada suatu elemen struktur beton, akan berakibat kurang
menguntungkan pada kemampuan berdeformasi dari sistem struktur tersebut secara
keseluruhan, dan akan mempengaruhi karakteristik respon dari struktur terhadap
pengaruh beban gempa.
• Struktur Pasangan Bata (Mansory Structure)
Struktur pasangan bata yang diperkuat, memenuhi kriteria 1 sampai dengan 3. Struktur
jenis ini juga memenuhi kriteria 5, yaitu harganya cukup ekonomis dibandingkan dengan
struktur-struktur lainnya. Ketahanan yang baik terhadap beban gempa dari struktur ini
dapat dicapai dengan melakukan prosedur perancangan serta pelaksanaan konstruksi yang
baik dan benar. misalnya dengan memasang perkuatan dari baja.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempa
Kriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempaKriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempa
Kriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempa
NurSeno1
 
Bahan kuliah-stuktur-gd-bertingkat-2
Bahan kuliah-stuktur-gd-bertingkat-2Bahan kuliah-stuktur-gd-bertingkat-2
Bahan kuliah-stuktur-gd-bertingkat-2
cahyaagrounds
 
Bab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geserBab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geser
Ketut Swandana
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Ishak Enginer
 

Was ist angesagt? (20)

Kriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempa
Kriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempaKriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempa
Kriteria dasar perencanaan struktur bangunan tahan gempa
 
Tugas 2 Rek. gempa_
Tugas 2 Rek. gempa_Tugas 2 Rek. gempa_
Tugas 2 Rek. gempa_
 
EVALUASI KINERJA KOLOM PIPIH DENGAN ANALISA PUSH OVER
EVALUASI KINERJA KOLOM PIPIH DENGAN ANALISA PUSH OVEREVALUASI KINERJA KOLOM PIPIH DENGAN ANALISA PUSH OVER
EVALUASI KINERJA KOLOM PIPIH DENGAN ANALISA PUSH OVER
 
Analisa pushover kelompok 3
Analisa pushover kelompok 3Analisa pushover kelompok 3
Analisa pushover kelompok 3
 
Tugas ii mk ii c_siti fatimah
Tugas ii mk ii c_siti fatimahTugas ii mk ii c_siti fatimah
Tugas ii mk ii c_siti fatimah
 
Bahan kuliah-stuktur-gd-bertingkat-2
Bahan kuliah-stuktur-gd-bertingkat-2Bahan kuliah-stuktur-gd-bertingkat-2
Bahan kuliah-stuktur-gd-bertingkat-2
 
Ipi146549
Ipi146549Ipi146549
Ipi146549
 
126 182-1-pb
126 182-1-pb126 182-1-pb
126 182-1-pb
 
Gempa kolom
Gempa kolomGempa kolom
Gempa kolom
 
konsep-struktur-beton-tahan-gempa
konsep-struktur-beton-tahan-gempakonsep-struktur-beton-tahan-gempa
konsep-struktur-beton-tahan-gempa
 
173213944 perencanaan-angkur
173213944 perencanaan-angkur173213944 perencanaan-angkur
173213944 perencanaan-angkur
 
Sistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momenSistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momen
 
780 1487-1-sm
780 1487-1-sm780 1487-1-sm
780 1487-1-sm
 
Tugas gempa daktilitas
Tugas gempa daktilitasTugas gempa daktilitas
Tugas gempa daktilitas
 
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
Analisa pada bangunan gedung bertingakatAnalisa pada bangunan gedung bertingakat
Analisa pada bangunan gedung bertingakat
 
Metode felenius
Metode feleniusMetode felenius
Metode felenius
 
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
 
2003 07 sni 03-1726-2003 (perencanan kethanan gempa untuk bangunan gedung)
2003 07 sni 03-1726-2003 (perencanan kethanan gempa untuk bangunan gedung)2003 07 sni 03-1726-2003 (perencanan kethanan gempa untuk bangunan gedung)
2003 07 sni 03-1726-2003 (perencanan kethanan gempa untuk bangunan gedung)
 
Bab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geserBab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geser
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahan
 

Ähnlich wie Aris septiawan 17.1003.222.01.0659 - ppt tugas rekayasa gempa - kelas b

MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTXMEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
yosevinaMsc
 
Presentasi konteks7 189-s-restu&widodo
Presentasi konteks7 189-s-restu&widodoPresentasi konteks7 189-s-restu&widodo
Presentasi konteks7 189-s-restu&widodo
Restu Faizah
 
Konsbang 5- SHEAR WALL bearing wall pada bangunan.pdf
Konsbang 5- SHEAR WALL bearing wall pada bangunan.pdfKonsbang 5- SHEAR WALL bearing wall pada bangunan.pdf
Konsbang 5- SHEAR WALL bearing wall pada bangunan.pdf
vilya hardi
 

Ähnlich wie Aris septiawan 17.1003.222.01.0659 - ppt tugas rekayasa gempa - kelas b (18)

Rekayasa Gempa PPT
Rekayasa Gempa PPTRekayasa Gempa PPT
Rekayasa Gempa PPT
 
Rekayasa gempa ppt
Rekayasa gempa pptRekayasa gempa ppt
Rekayasa gempa ppt
 
Structure Evaluation of Multi-Story Building With Pushover Analysis due to Fu...
Structure Evaluation of Multi-Story Building With Pushover Analysis due to Fu...Structure Evaluation of Multi-Story Building With Pushover Analysis due to Fu...
Structure Evaluation of Multi-Story Building With Pushover Analysis due to Fu...
 
344296720 sni-gempa-2002-pdf
344296720 sni-gempa-2002-pdf344296720 sni-gempa-2002-pdf
344296720 sni-gempa-2002-pdf
 
analisis struktur.pptx
analisis struktur.pptxanalisis struktur.pptx
analisis struktur.pptx
 
363 599-1-pb
363 599-1-pb363 599-1-pb
363 599-1-pb
 
Materi kuliah rekayasa_gempa
Materi kuliah rekayasa_gempaMateri kuliah rekayasa_gempa
Materi kuliah rekayasa_gempa
 
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTXMEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
 
revisi-ppt-gempa-bab-5.pptx
revisi-ppt-gempa-bab-5.pptxrevisi-ppt-gempa-bab-5.pptx
revisi-ppt-gempa-bab-5.pptx
 
Beban Gempa Pada Jembatan
Beban Gempa Pada JembatanBeban Gempa Pada Jembatan
Beban Gempa Pada Jembatan
 
Presentasi konteks7 189-s-restu&widodo
Presentasi konteks7 189-s-restu&widodoPresentasi konteks7 189-s-restu&widodo
Presentasi konteks7 189-s-restu&widodo
 
Struktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkatStruktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkat
 
FUNDAMENTAL OF MECHANICS STRUCTURE.pptx
FUNDAMENTAL OF MECHANICS STRUCTURE.pptxFUNDAMENTAL OF MECHANICS STRUCTURE.pptx
FUNDAMENTAL OF MECHANICS STRUCTURE.pptx
 
Konsbang 5- SHEAR WALL bearing wall pada bangunan.pdf
Konsbang 5- SHEAR WALL bearing wall pada bangunan.pdfKonsbang 5- SHEAR WALL bearing wall pada bangunan.pdf
Konsbang 5- SHEAR WALL bearing wall pada bangunan.pdf
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...
 
Rekayasa gempa
Rekayasa gempaRekayasa gempa
Rekayasa gempa
 
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptx
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptxELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptx
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN.pptx
 
Sni 03-1726-2003-gempa
Sni 03-1726-2003-gempaSni 03-1726-2003-gempa
Sni 03-1726-2003-gempa
 

Kürzlich hochgeladen

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

Aris septiawan 17.1003.222.01.0659 - ppt tugas rekayasa gempa - kelas b

  • 1. TUGAS REKAYASA GEMPA NAMA = ARIS SEPTIAWAN KELAS = TEKNIK SIPIL B NIM =17.1003.222.01.0659 UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
  • 2.  Kriteria Dasar Perencanaan Struktur Bangunan Tahan Gempa
  • 3.  Kriteria Dasar Perencanaan Struktur Bangunan Tahan Gempa Beban gempa merupakan beban yang sangat tidak dapat diperkirakan baik besarnya, arahnya, maupun saat terjadinya. Agar beban gempa pada struktur bangunan yang diperhitungkan tidak terlalu besar dan arahnya cukup dapat diperkirakan, serta distribusi beban gempa dapat dilakukan dengan cara yang sederhana, maka ketentuan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan struktur bangunan di daerah rawan gempa adalah : tata letak dari struktur, perencanaan kapasitas (capacity design) dengan konsep strong column – weak beam, serta pendetailan yang baik dari elemen-elemen struktur. Agar perencanaan struktur dapat dilakukan dengan cara analisis statik yang sederhana, tanpa melakukan prosedur analisis dinamik yang rumit, serta perilaku struktur diharapkan mempunyai kinerja yang baik pada saat terjadi gempa, maka sangat penting untuk mengatur tata letak dari struktur bangunan. Beberapa kriteria dasar yang dapat dipakai sebagai acuan untuk merencanakan tata letak struktur bangunan di daerah rawan gempa adalah :
  • 4. Beberapa kriteria dasar yang dapat dipakai sebagai acuan untuk merencanakan tata letak struktur bangunan di daerah rawan gempa adalah : • Struktur bangunan harus mempunyai bentuk yang sederhana, kompak dan simetris • Struktur bangunan tidak boleh terlalu langsing, baik pada denahnya maupun potonganya, serta mempunyai kekakuan yang cukup. • Distribusi dari massa, kekakuan dan kekuatan disepanjang tinggi bangunan diusahakan seragam dan menerus. • Elemen-elemen vertikal dari struktur (kolom) harus dibuat lebih kuat dari elemen-elemen horisontal dari struktur (balok), agar sendi plastis terbentuk terlebih dahulu pada balok-balok (strong column – weak beam).
  • 5.  Analisis Struktur Terhadap Beban Gempa Prosedur analisis yang paling sederhana dan yang langsung dapat digunakan untuk menentukan pengaruh dari beban gempa terhadap struktur bangunan adalah prosedur analisis statik. Untuk struktur-struktur bangunan gedung lainnya yang tidak begitu mudah untuk diperkirakan perilakunya terhadap pengaruh gempa (struktur dengan bentuk yang tidak beraturan), harus di analisis dengan prosedur analisis dinamik. bentuk yang terjadi pada struktur akibat beban gempa yang bersifat dinamik, akan menyebabkan simpangan-simpangan yang tidak beraturan, sehingga gaya-gaya inersia yang ditimbulkan oleh pengaruh gempa menjadi tidak beraturan pula. Oleh karena itu tidaklah mungkin untuk memperkirakan dengan tepat pembagian dari gaya-gaya gempa di dalam struktur bangunan ini dengan analisis statik. Struktur-struktur bangunan yang beraturan, dapat juga dianalisis dengan prosedur analisis dinamik jika diinginkan.
  • 6.  Pengaruh Beban Gempa Horisontal (kolom-kolom) dari struktur bangunan yang berfungsi untuk menahan gaya horisontal, perlu direncanakan kekuatannya terhadap pengaruh 100% dari beban gempa dalam satu arah sumbu utama bangunan, dikombinasikan dengan pengaruh 30% dari beban gempa dalam arah tegak lurus padanya. Arah bekerjanya beban gempa pada struktur bangunan
  • 7.  Pengaruh Beban Gempa Vertical Selain percepatan gerakan tanah pada arah horisontal, pada saat terjadi gempa terdapat juga percepatan gerakan tanah berarah vertikal. Gerakan tanah kearah vertical ini dapat mengakibatkan pengaruh beban gempa berarah vertikal yang bekerja pada struktur bangunan. Meskipun dari beberapa pengalaman gempa menunjukkan mekanisme ini, tapi sampai saat ini respon dari struktur bangunan terhadap gerakan tersebut belum banyak diketahui. Pada umumnya, tinjauan perencanaan struktur terhadap pengaruh beban gempa arah vertikal ini dapat diabaikan, dengan anggapan bahwa elemen-elemen dari struktur telah direncanakan berdasarkan beban gravitasi (beban mati dan beban hidup) yangarahnya vertikal ke bawah.
  • 8.  Beban Gempa Statik Ekuivalen Analisis perancangan struktur bangunan terhadap pengaruh beban gempa secara statik, pada prinsipnya adalah menggantikan gaya-gaya horisontal yang bekerja pada struktur bangunan akibat pengaruh pergerakan tanah yang diakibatkan gempa, dengan gaya-gaya statik yang ekuivalen. Dalam analisis respons dinamik terhadap pengaruh gempa, suatu struktur gedung dimodelkan sebagai suatu sistem Banyak Derajat Kebebasan (BDK). Dengan menerapkan metoda Analisis Ragam, persamaan-persamaan gerak dari sistem BDK tersebut yang berupa persamaan-persamaan diferensial orde dua simultan yang saling terikat, dapat dilepaskan saling keterikatannya sehingga menjadi persamaan-persamaan gerak terlepas sistem Satu Derajat Kebebasan (SDK). Analisis perancangan struktur bangunan terhadap pengaruh beban gempa secara statik, pada prinsipnya adalah menggantikan bebanbeban horizontal yang bekerja pada struktur bangunan akibat pengaruh dinamik pergerakan tanah yang diakibatkan gempa, dengan beban-beban static yang ekuivalen.
  • 9.  Beban Gempa Statik Ekuivalen Analisis Beban Gempa Nominal Statik Ekivalen merupakan metode pendekatan dari sifat-sifat dinamik yang sebenarnya dari beban gempa yang bekerja pada struktur. Strukturstruktur yang tidak begitu mudah untuk diperkirakan perilakunya terhadap beban gempa, struktur-struktur dengan tinggi tingkat lebih dari 40 meter, atau struktur- struktur gedung yang tidak beraturan dengan ketinggian tingkat kurang dari 40 meter, harus dianalisis dengan prosedur analisis dinamik. Fungsi dari dinding geser disini adalah untuk membatasi besarnya simpangan horisontal yang terjadi pada struktur. Struktur fleksibel : Struktur portal, periode getar panjang, (b) Struktur kaku : Struktur portal dengan dinding geser, periode getar pendek
  • 10.  Waktu Getar Struktur Untuk keperluan analisis pendahuluan, waktu getar alami (T) dari struktur bangunan gedung (dalam detik) dapat ditentukan dengan rumus pendekatan atau rumus empirissebagai berikut : • Untuk struktur-struktur bangunan gedung yang berbentuk portal tanpa unsur pengaku (dinding geser/ shear wall atau bracing) yang membatasi simpangan : T empiris = 0,085 H 0,75 ( untuk portal baja ) T empiris = 0,060 H 0,75 ( untuk portal beton ) • Untuk struktur-struktur bangunan gedung lainnya : T empiris = 0,009 H/( B ) 0,5 dimana H adalah ketinggian dari struktur bangunan gedung (dalam meter) di ukur dari taraf penjepitan lateral, dan B adalah panjang dari denah struktur bangunan dalam arah gempayang ditinjau (dalam meter).
  • 11.  Pembagian Beban Gempa Pada Struktur Beban Gempa Nominal Statik Ekuivalen (V) akibat gempa harus didistribusikan di sepanjang tinggi tingkat gedung menjadi beban-beban horisontal terpusat (Fi), yang bekerja pada masing-masing lantai tingkat. Taraf penjepitan lateral adalah taraf dimana gerakan tanah akibat gempa dipindahkan dari tanah kepada struktur atas bangunan melalui struktur bawahnya. Dalam analisis, struktur atas dapat dianggap terjepit pada taraf penjepitan lateral. Jika terdapat basement, taraf penjepitan lateral dapat dianggap terjadi pada taraf lantai dasar. Jika tidak ada basement, taraf penjepitan lateral dapat dianggap terjadi pada bidang telapak pondasi langsung atau pondasi rakit, dan pada bidang atas pile cap pondasi tiang. Pembagian beban gempa statik ekuivalen (V) horisontal, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : • Jika perbandingan antara tinggi struktur dan lebar denah bangunan adalah sama atau melebihi 3, maka 0,10 V harus dianggap sebagai beban horisontal terpusat yang bekerja pada pusat massa lantai puncak bangunan, sedangkan 0,90 V sisanya harus dibagikan menjadi beban-beban horisontal terpusat menurut rumus di atas.
  • 12.  Pembagian Beban Gempa Pada Struktur • Untuk cerobong yang berdiri di atas tanah, 0,20 V harus dianggap sebagai bebanhorisontal terpusat yang bekerja pada puncaknya, sedangkan 0,80 V sisanya harus dibagikan menjadi beban-beban horisontal terpusat menurut rumus di atas. • Untuk tangki di atas menara, beban horisontal terpusat sebesar V harus dianggap bekerja pada titik berat seluruh struktur menara dan tangki berikut isinya. Distribusi beban gempa pada pada masing-masing tingkat bangunan
  • 13.  Prosedur Analisis Dinamik Analisis dinamik pada perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa dilakukan jika diperlukan evaluasi yang lebih akurat dari distribusi gaya-gaya gempa yang bekerja pada struktur bangunan gedung, serta untuk mengetahui perilaku dari struktur akibat pengaruh gempa yang sifatnya berulang atau dinamik. Analisis dinamik perlu dilakukan pada struktur-strukturbangunan gedung dengan karakteristik sebagai berikut : • Gedung-gedung dengan konfigurasi struktur sangat tidak beraturan • Gedung-gedung dengan loncatan-loncatan bidang muka yang besar • Gedung-gedung dengan kekakuan tingkat yang tidak merata • Gedung-gedung yang tingginya lebih dari 40 meter Posedur analisis dinamik yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya beban gempa pada struktur seperti yang tercantum di dalam standar Perencanaan Ketahanan Gempa.
  • 14.  Analisis Ragam Spektrum Respons Analisis Ragam Spektrum Respon pada umumnya dapat dipakai untuk menentukan respon elastis dari struktur bangunan tidak beraturan dengan Banyak Derajat Kebebasan yang didasarkan pada kenyataan bahwa respon suatu struktur merupakan superposisi dari respon masing-masing ragam getarnya. Masing-masing ragam getar memberikan respon dengan sifat-sifatnya tersendiri, seperti bentuk simpangan dan frekuensi getaran.  Analisis Respons Dinamik Riwayat Waktu Perhitungan respons dinamik struktur bangunan gedung tidak beraturan terhadap pengaruh Gempa Rencana, dapat dilakukan dengan metoda analisis dinamik berupa Analisis Respons Dinamik Riwayat Waktu yang bersifat linier atau non-linier dengan suatu akselerogram gempa yang diangkakan sebagai gerakan tanah masukan.
  • 15.  Ragam Getar Struktur Pada perhitungan distribusi beban gempa dengan cara analisis dinamik, struktur bangunan gedung biasanya dimodelkan sebagai sistem BDK dengan berat atau massa setiap tingkat dipusatkan pada bidang lantainya. Pemodelan massa bangunan seperti ini disebut model massa terpusat (lumped mass model), yang bertujuan untuk mengurangi jumlah derajat kebebasan yang terdapat pada struktur. Dari hasil analisis dinamik untuk 3 ragam getar (mode shape), didapatkan waktu getar (T) dari struktur bangunan gedung adalah : T1 = 1,16 detik, T2 = 0,46 detik, dan T3= 0,31 detik. Ragam getar dari struktur diperlihatkan pada Gambar 7.5. Ragam 1 Ragam 3Ragam 2 Ragam getar (mode shape) dari struktur bangunan gedung 5 lantai
  • 16.  Kriteria Dasar Perencanaan Pada tahap awal dari perencanaan (preliminary design) struktur bangunan gedung tahan gempa, konfigurasi dari denah bangunan, material struktur dan bentuk atau sistem struktur, harus ditentukan terlebih dahulu.  Material Struktur 1. Perbandingan antara kekuatan dan berat dari material struktur, harus cukup besar. 2. Material struktur harus mempunyai kemampuan untuk berdeformasi (bersifat daktail). 3. Sifat degradasi kekuatan dan degradasi kekakuan dari material struktur, harus cukup rendah. 4. Keseragaman Kekuatan dan Kekakuan 5. Harga yang ekonomis.
  • 17.  Jenis Struktur • Struktur Baja (Steel Structure) Struktur baja sangat sesuai digunakan untuk bangunan bertingkat tinggi (highrise building), karena material baja mempunyai kekuatan serta tingkat daktilitas yang tinggi dibandingkan dengan material-material struktur lainnya. • Struktur Komposit (Composite Structure) Struktur komposit merupakan struktur gabungan yang terdiri dari dua jenis material atau lebih. Pada umumnya struktur komposit yang sering dipergunakan adalah kombinasi antara baja struktural dengan beton bertulang. • Struktur Kayu (Wooden Structure) Struktur kayu merupakan struktur dengan ketahanan yang cukup baik terhadap pengaruh gempa, dan mempunyai harga yang ekonomis. Struktur kayu merupakan struktur yang ringan dan mampu menyerap banyak energi gempa sebelum runtuh. Jadi struktur kayu memenuhi kriteria 1 sampai dengan kriteria 5.
  • 18.  Jenis Struktur • Struktur Beton Bertulang (Reinforced Concrete Structure) Struktur beton bertulang banyak digunakan untuk struktur bangunan tingkat rendah, tingkat menengah sampai bangunan tingkat tinggi. Struktur beton bertulang merupakan struktur yang paling banyak digunakan atau dibangun orang dibandingkan dengan jenis struktur yang lainnya. • Struktur Beton Pracetak (Precast Concrete Structure) Struktur beton dengan elemen-elemen struktural yang terbuat dari elemen-elemen pracetak, umumnya digunakan untuk struktur bangunan gedung tingkat rendah sampai tingkat menengah. Kelemahan daripada struktur beton pracetak ini adalah, struktur beton pracetak bersifat kurang monolit dan kurang daktail dibandingkan dengan struktur beton yang dicor di tempat, sehingga ketahanannya terhadap pengaruh gempa kurang baik.
  • 19.  Jenis Struktur • Struktur Beton Prategang (Prestress Concrete Structure) Penggunaan sistem prategang pada suatu elemen struktur beton, akan berakibat kurang menguntungkan pada kemampuan berdeformasi dari sistem struktur tersebut secara keseluruhan, dan akan mempengaruhi karakteristik respon dari struktur terhadap pengaruh beban gempa. • Struktur Pasangan Bata (Mansory Structure) Struktur pasangan bata yang diperkuat, memenuhi kriteria 1 sampai dengan 3. Struktur jenis ini juga memenuhi kriteria 5, yaitu harganya cukup ekonomis dibandingkan dengan struktur-struktur lainnya. Ketahanan yang baik terhadap beban gempa dari struktur ini dapat dicapai dengan melakukan prosedur perancangan serta pelaksanaan konstruksi yang baik dan benar. misalnya dengan memasang perkuatan dari baja.