SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 35
Presentasi Kasus
ORCHITIS
Pembimbing :
dr. Bagus Taufiqur R, Sp.U ., MARS
Pendamping :
dr. Richard S.Nelson
dr. Corry Christina
Oleh :
dr. Aris Rahmanda
PROGRAM INTERSHIP DOKTER INDONESIA
RSUD KOTA BEKASI
2017
Pendahuluan
Orchitis  salah satu kondisi akut skroltalis yang terjadi reaksi inflamasi akut
dari testis sekunder terhadap infeksi.
Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus mumps.
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan orchitis  dapat terjadinya
atrofi testis  gangguan infertilitas
Pemaparan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn. NS
Usia : 30 Tahun
Tanggal Lahir : 17 September 1987
No RM : 09 80 43 96
Alamat : Jl. Tomang Banjir Kanal
Ruangan : Tulip
Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada buah zakar sebelah kiri.
Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. NS, 30 tahun datang dengan keluhan utama nyeri pada buah zakar sebelah kiri yang
dirasakan memberat sejak 4 hari SMRS.
Nyeri dirasakan berdenyut dan terdapat penjalaran ke perut bagian kiri bawah.
Nyeri dirasakan terus-menerus.
Nyeri dirasakan diperberat apabila tersentuh dan diperingan dengan istirahat.
Dari skala 1-10, pasien merasakan nyeri ada di angka 5.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan lain yang pasien rasakan  sedikit nyeri saat berkemih ,cairan atau sekret
yang keluar dari penis (-)
Keluhan frekuensi berkemih meningkat, rasa tidak lampias saat berkemih (-)
Keluhan demam dirasakan pasien dimulai pada 1 minggu sebelumnya disertai dengan
bengkak pada pipi kiri.
Demam berlangsung secara terus menerus.
Penurunan berat badan, mual atau muntah disangkal oleh pasien.
Riwayat berhubungan seksual selain dengan pasangan disangkal oleh pasien.
Anamnesis
Riwayat pengobatan:
Pasien belum berobat untuk keluhanya saat ini.
Riwayat kesehatan/ penyakit:
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
Riwayat keluarga:
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien
Riwayat pekerjaan:
Pasien bekerja sebagai karyawan swasata di Jakarta.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis, GCS E4 M6 V5
Tanda Vital
Tekanan darah : 116/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit, Isi Kuat, Cukup
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,3 0C
BB : 72 Kg
Pemeriksaan Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) sclera ikterik (-/-)
Hidunga : Tampak simetris kanan dan kiri, tidak tampak masa, secret
hidung (-)
Telinga : Tampak simetris kanan dan kiri, tidak terdapat masa ataupun
cairan yg keluar
Mulut : Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 Hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB a/r Coli (-) JVP Normal
Pemeriksaan Generalis
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, tidak terlihat luka, kulit kemerahan atau penonjolan
Palpasi : Tidak teraba kelainan dan masa pada seluruh lapang paru. Fremitus taktil dan vocal
statis dan dinamis kanan kiri.
Perkusi : Terdengar sonor pada kedua hemithorax
Auskultasi : Suara dasar napas vesicular di lapang paru kanan, rhonki -/- ,Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis sulit di tentukan
Perkusi : Kardiomegali (-)
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, gallop (-) murmur (-)
Pemeriksaan Generalis
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran
Palpasi : Nyeri tekan ulu hati (-), nyeri tekan suprapubic (-),nyeri tekan
pada kuadran kiri bawah (+)
Ekstremitas
Akral hangat pada ekstremitas atas dan bawah kanan kiri
Udem negative pada ekstremitas atas dan bawah kanan kiri
Status Lokalis
Look:
Scrotum terlihat eritem,bengkak (+).
Pus / sekret (-) Jejas / benjolan pada scrotum (-) .
Transiluminasi negative.
Feel:
Scrotum sinistra  nyeri saat palpasi
KGB teraba (-) ,
Benjolan di scrotum/ inguinal (-) .
Move:
Scrotum nyeri pada saat digerakan.
Pasien merasa lebih nyaman bila posisi scrotum di tinggikan (Phren sign positif).
Reflex cremaster (+)
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap Hasil Nilai Rujukan
Leukosit 12* 5 – 10 ribu /uL
Hemoglobin 15 13 – 17,5 g/dL
Trombosit 202 150 -450 ribu/uL
Hematokrit 46.7 %
Fungsi Ginjal
Ureum 23 20 – 4- mg/dL
Kreatinin 0,95 0.5 – 1,5 mg/dL
Na 136 135-145 mmol/L
K 3,3 3.4-5.0 mmol/L
Cl 94 94-111mmol/L
Urine Lengkap
Kimia Urine
Nama Test Hasil Nilai Rujukan
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
pH 6.0 5.0 - 8.0
Berat Jenis 1005 1005-1030
Albumin Urine Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Urobilinogen 0.2 0.1 – 1 UE
Bilirubin Negatif Negatif
Darah Samar Negatif Negatif
Leukosit Esterase Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Mikroskopis Urine
Eritrosit 0 – 2 < = 2 / lpb
Leukosit 0 – 5 < = 5 / lpb
Silinder Negatif Negatif
Epitel Gepeng (+) Gepeng (+)
Kristal Negatif Negatif
Pemeriksaan Penunjang
USG Testis
Testis Sinistra:
Besar normal, tekstur homogeny dengan densitas lebih hipoechoik
Testis Dextra:
Besar normal, tekstur homogeny, densitas normal
Epididimis Sinistra:
Vascular lebih lebar dibandingkan sinistra
Kesan:
Orchitis sinistra
Diagnosis
Diagnosis
1. Orchitis
2. Infeksi Saluran Kemih
Diagnosis Banding
1. Epididimitis
2. Torsio testis
3. Hernia scrotalis
Tatalaksana
Medikamentosa
1. IVFD RL 20 tpm
2. Cefotaxime 2 x 1 gr Inj
3. Doxycyline 2x 100mg P.O
4. Ketorolac 2x 40mg Inj IV
5. Ranitidine 2x150mg Inj IV
Non Medikamentosa
1. Tirah baring, dengan posisi scrotum
lebih di tinggikan
2. Kompres dengan air hangat atau
dingin bila di perlukan
3. Makan makanan tinggi kandungan
gizi
4. Jaga kebersihan area genitalia
Prognosis
Ad Vitam : ad Bonam
Ad Fungtionam : ad Bonam
Ad Sanationam : ad Bonam
Pembahasan Kasus
Subjektif
Laki-laki , 30 th
KU: Nyeri pada buah zakar sebelah kiri 4 hari SMRS
Dirasakan berdenyut & terus menerus  penjalaran ke perut kiri bawah
Diperberat  tersentuh, Diperingan  diistirahatkan
Skala nyeri  5/10
Sedikit nyeri saat kencing (+)
Sekret/ cairan dari penis (-)
Peningkatan berkemih, rasa tidak lampias (-)
Demam 1 minggu SMRS dan bengkak pada pipi kiri  gondongan (+)
Pembahasan Kasus
Objektif
TTV  dalam batas normal
PF generalis  terdapat nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (+)
Status lokalis
1. Scrotum kemerahan (+) , sedikit bengkak dan
2. Tidak ada pus/ sekret pada meatus uretra externa
3. Tidak ada jejas / benjolan
4. Transiluminasi (-)
5. Nyeri saat palpasi (+)
6. Phren sign (+)
7. Reflex cremaster (+)
Pembahasan Kasus
Definisi Orkitis  Orchitis merupakan kondisi reaksi inflamasi akut pada testis akibat infeksi
Jalur utama infeksi  hematogen
Virus adalah organisme penyebab orkitis yang paling sering
Tahap akut  gambaran klinis yang dominan  onset yang mendadak, respon inflamasi pada
testis, peningkatan suhu tubuh ( 36-40oC ) dan derajat keluhan klinis yang bervariasi dari keluhan
umum.
Pada pasien dengan usia yang lebih tua terkena  kemungkinan terjadinya komplikasi dapat
lebih sering terjadi
Anatomi & Fisiologi
Testis merupakan organ kelamin
pria, terletak dalam scrotum
Testis akan turun sekitar umur
janin 7 bulan  scrotum melalui
canalis inguinalis dibawah
pengaruh hormon testosterone
dari testis
Testis berperan pada sistem
reproduksi dan sistem endokrin
Fungsi testis: Spermatogenesis
terjadi dalam tubulus
seminiferus, diatur FSH dan
Sekresi
Epidemiologi
Pada tahun 2002, epididimitis atau orkitis menyumbang 1 diantara 144 kunjungan rawat jalan
(0,69 persen) pada laki-laki berusia 18-50 tahun
Infeksi orchitis sendiri jarang terjadi dan umumnya berhubungan dengan infeksi virus mumps
Dibandingkan dengan era sebelum vaksin, usia rata-rata terjadinya infeksi adalah lebih tua,
dengan infeksi yang terjadi terutama pada remaja yang lebih tua dan muda dewasa .
Usia yang lebih tua pada infeksi mumps  dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terjadinya
komplikasi terutama orchitis
Insiden gondongan / mumps orchitis telah menurun secara dramatis sejak diperkenalkannya
program vaksinasi anak.
Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
Etiologi
Virus adalah penyebab orkitis paling sering
Orkitis parotiditis adalah infeksi virus yang sering terjadi
20-30 % kasus parotiditis (gondongan/mumps) pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan
orkitis terjadi bilateral pada 15 % pria dengan orkitis paroditis
Etiologi orchitis akut
1. Viral: mumps orchitis paling sering. Coxsackievirus A, varisela dan echoviral infeksi langka.
2. Bakteri dan infeksi piogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus dan spesies
Streptococcus tidak biasa.
3. Granulomatous: sifilis, TBC, kusta, Actinomyces spp. dan penyakit jamur jarang terjadi
Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Retrieved 3 February 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1
Gejala Klinis
Demam tinggi
Takikardia
Mual dan muntah
Myalgia
Sakit kepala
Penderita merasakan tidak nyaman duduk
Kadang penderita mengeluh sakit gondongan
sebelumnya
Ketidaknyamanan ringan pada testiskular
Edema hingga nyeri di daerah testiskular
Terbentuk edema/bengkak dalam waktu
sekitar 4 hingga 6 hari
Gejala infeksi saluran kemih bagian bawah,
Sekitar 70% orchitis yang disebabkan oleh
gondongan bersifat unilateral
Sekitar 30% dapat menyebabkan keterlibatan
skrotum kontralateral dalam 1-9 hari
Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Retrieved 3 February 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1
Pemeriksaan Fisik
1. Pembesaran testis dan skrotum.
2. Skrotum eritematus
3. Terasa hangat pada palpasi
4. Konsistensi testis yang mengalami pembengkakan
5. Palpasi KGB Inguinal
6. Pemeriksaan Phren Sign
7. Pemeriksaan reflex cremaster
Pemeriksaan Penunjang
1. Diagnosis orchitis lebih dapat ditegakkan dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2. Pemeriksaan laboratorium darah .
3. Pemeriksaan Urinalisis.
4. Pemeriksaan pewarnaan gram dan kultur dari sekret
uretra.
5. USG Testis, terutama dengan USG Doppler.
Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
Diagnosis Banding
Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
Diagnosis Banding
Epididimitis Torsio Testis
Penatalaksanaan
Secara umum adalah bersifat suportif
Sebagian besar pasien orchitis akan sembuh spontan dalam 3- 10 hari  kecuali penyebab
utama bakteri
Pengobatan berfokus padaatasi infeksi, meringankan gejala, mencegah penularan, dan
mengurangi komplikasi yang dapat terjadi
 Jika terdapat infeksi gonore atau klamidia (usia 14-35th)
1. Ceftriaxone  dosis tunggal  250mg IM
2. Doxycycline  2x100mg  10 hari
3. Azitromisin  dosis tunggal  1gram P.O
4. Levofloxacin  1x500mg P.O  10 hari
Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
Penatalaksanaan
Pada umumnya dapat rawat jalan
Tindak rawat inap dianjurkan apabila :
1. Pasien dengan infeksi yang berat (cth : kondisi immunocompromised, keadaan umum pasien
yang buruk dsb)
2. Nyeri yang tidak bisa ditahan sehingga menggangu aktivitas
3. Muntah-muntah
4. Demam tinggi
5. Jika sudah diterapi rawat jalan setelah tiga hari tidak ada perubahan, diagnosis harus di
evaluasi ulang dan butuh pemeriksaan lanjutan
Pasien disarankan kontrol sekitar 3-7 hari setelah evaluasi pertama dan setelah pengobatan
untuk mengevaluasi massa testis tersebut
Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Retrieved 3 February 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1
Komplikasi & Prognosis
Atrofi testis.
Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi testis.
Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13% setelah terjadinya orchitis.
Abses skrotum. Jaringan yang terinfeksi mengisi dengan nanah.
Epididimitis berulang. Orchitis dapat menyebabkan episode berulang epididimitis.
Sebagian besar kasus orkitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3 – 10 hari.
Dengan pemberian antibiotik serta penanganan yang sesuai , sebagian besar kasus orkitis
dapat sembuh tanpa komplikasi.
Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Retrieved 3 February 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1
Pembahasan Kasus
Diagnosis kerja orchitis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Di dapatkan bahwa pasien pada 1 minggu sebelumnya memiliki riwayat terkena gondongan /
mumps  4 hari setelahnya, scrotumnya mulai membengkak dan terasa nyeri
Orchitis yang disebabkan oleh virus, biasanya diawali dengan nyeri yang tiba-tiba dan biasanya
bersifat unilateral
Orchtis yang diakibatkan oleh virus mumps  gejala akan muncul biasanya pada hari ke 4-7
setelah gondongan / mumps terjadi.
Tujuan penetalaksaan untuk meredakan gejala, mengatasi infeksi dan tatalaksana suportif
Pasien dianjurkan untuk tetap kontrol ke bagian Urologi untuk pemantauan setelah pulang dari
rawat inap  3 s/d 7 hari untuk evaluasi kontrol ke poli
Kesimpulan
Orkitis adalah peradangan pada testis. Jalur utama infeksi adalah hematogen dan virus adalah
organisme penyebab orkitis yang paling sering
Gejala klinis dapat bervariasi , dari gejala sistemik pada infeksi viral pada umumnya s/d nyeri
pada skrotum seperti bengkak, dll
Diagnosis utama ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang yang disarankan  USG Doppler
Untuk penatalaksanaan secara umum adalah bersifat suportif
Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya adalah Atrofi testis, abses skrotum dan epididimitis
berulang
Prognosis sebagian besar kasus orkitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3 s/d
10 hari
Daftar Pustaka
1. Tae bum , Hum Byeong , Kim jae , dkk . 2012. Clinical Features of Mumps Orchitis in Vaccinated Postpubertal , Males: A Single-Center Series of 62 Patients. 2012 . clinical featured “Department of Urology, Korea
University School of Medicine, Seoul, Korea “ : diunduh tanggal 14 Arpil 2017 .www.kjurology.org . http://dx.doi.org/10.4111/kju.2012.53.12.865
2. Yung et al. 2012 . Mumps vaccine effectiveness againt orchitis. “Emerging Infectious Diseases “ Vol. 18, No. 1, diunduh tanggal 14 Arpil 2017. www.cdc.gov/eid
3. Guilermo Hugo , Boronat Mauro , Ojeda Antonio , dkk.2010. Mumps Orchitis in the Post-Vaccine Era (1967-2009) A Single-Center Series of 67 Patients and Review of Clinical Outcome and Trends : Volume 89,
Number 2 . www.md-journal.com.
4. Tania, Marisa Stephanie. 2009. Orkitis pada Infeksi Parotitis Epidemika. FK UI : Jakarta.
5. Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
6. Wim de, Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Alih bahasa R. Sjamsuhidayat Penerbit Kedokteran, EGC, Jakarta, 1997
7. Masarani M , wazait H , dkk. 2006 . Mumps orchitis . “ Journal of the royal society of medicine “ : V o l u m e 9 9 . diunduh tanggal 14 Arpil 2017. http://jrs.sagepub.com/content/99/11/573
8. Maphilindawati, Susan Noor . 2006. Brucellosis di Indonesia. www.litbang.com . diunduh tanggal 14 Arpil 2017
9. Prince, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.Jakarta : Media Aesculapius
10. Itoh M , Yano A. , iwahashi . 1997. Essential pathogenic role for endogenous interferon – gamma during onset phase of murine experimental autoimmune orchitis. “ clinical and experimental immunology”.
Diunduh tanggal 14 Arpil 2017
11. Adamopoulos,Laurence, dkk. 1987. Pituitary-testicular interrelationships in mumps orchitis and other viral infections.” British medical journal “di unduh tanggal 14 Arpil 2017. www.british
12. Patient.co.uk Epidydimo – orchitis. Diunduh tanggal 14 Arpil 2017 www.patient.co.uk/doctor/epididymo-orchitis-pro.
13. Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Diunduh 3 Februari 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1
Terima Kasih

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report NeurologyPhil Adit R
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)fikri asyura
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.Bkoerniaso
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratAris Rahmanda
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 

Was ist angesagt? (20)

Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Peritonitis generalisata
Peritonitis generalisataPeritonitis generalisata
Peritonitis generalisata
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report Neurology
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 
2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Tanatologi
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 

Ähnlich wie ORCHITIS

orkitis-(orchitis)---presentasi-kasus.pptx
orkitis-(orchitis)---presentasi-kasus.pptxorkitis-(orchitis)---presentasi-kasus.pptx
orkitis-(orchitis)---presentasi-kasus.pptxaniesamuarandari2
 
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptxCASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptxReinaldoPutraHardian
 
presentasi_TB.pptx
presentasi_TB.pptxpresentasi_TB.pptx
presentasi_TB.pptxssuser0e6f54
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRichard Leonardo
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage Soroy Lardo
 
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxPPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxAlisiaNurjannah
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseDondy Juliansyah
 
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdfInvestigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdfAdra10
 
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptxAdra10
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Ajo Yayan
 
SJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxSJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxDellaSepta
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yabeequeen_30
 
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxLAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxAnnisaRizkaFauziah
 
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.pptcupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.pptMohammad Alamsyah
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliAris Rahmanda
 
Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Soroy Lardo
 
Case Report Typhoid Fever
Case Report Typhoid FeverCase Report Typhoid Fever
Case Report Typhoid FeverHannaSilmiZahra
 

Ähnlich wie ORCHITIS (20)

orkitis-(orchitis)---presentasi-kasus.pptx
orkitis-(orchitis)---presentasi-kasus.pptxorkitis-(orchitis)---presentasi-kasus.pptx
orkitis-(orchitis)---presentasi-kasus.pptx
 
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptxCASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
 
presentasi_TB.pptx
presentasi_TB.pptxpresentasi_TB.pptx
presentasi_TB.pptx
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsai
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxPPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart Disease
 
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdfInvestigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
 
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
SJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxSJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptx
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix ya
 
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxLAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
 
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.pptcupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
 
modul TB.pptx
modul TB.pptxmodul TB.pptx
modul TB.pptx
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 
Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection
 
Case Report Typhoid Fever
Case Report Typhoid FeverCase Report Typhoid Fever
Case Report Typhoid Fever
 

Mehr von Aris Rahmanda

Penyuluhan Kolesterol
Penyuluhan KolesterolPenyuluhan Kolesterol
Penyuluhan KolesterolAris Rahmanda
 
Tekanan Intrakranial
Tekanan IntrakranialTekanan Intrakranial
Tekanan IntrakranialAris Rahmanda
 
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)Aris Rahmanda
 
Kuliah GCS Glasgow Coma Scale
Kuliah GCS Glasgow Coma ScaleKuliah GCS Glasgow Coma Scale
Kuliah GCS Glasgow Coma ScaleAris Rahmanda
 
Penyakit Jantung Koroner - Tinjauan Pustaka
Penyakit Jantung Koroner - Tinjauan PustakaPenyakit Jantung Koroner - Tinjauan Pustaka
Penyakit Jantung Koroner - Tinjauan PustakaAris Rahmanda
 
Gagal Jantung Akut - Tinjauan Pustaka
Gagal Jantung Akut - Tinjauan PustakaGagal Jantung Akut - Tinjauan Pustaka
Gagal Jantung Akut - Tinjauan PustakaAris Rahmanda
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalAris Rahmanda
 
Pioderma - Infeksi Kulit
Pioderma - Infeksi KulitPioderma - Infeksi Kulit
Pioderma - Infeksi KulitAris Rahmanda
 
Neonatus Kuran Bulan dengan Sepsis
Neonatus Kuran Bulan dengan SepsisNeonatus Kuran Bulan dengan Sepsis
Neonatus Kuran Bulan dengan SepsisAris Rahmanda
 
Varisela pada Kehamilan
Varisela pada KehamilanVarisela pada Kehamilan
Varisela pada KehamilanAris Rahmanda
 
Referat Endophtalmitis
Referat EndophtalmitisReferat Endophtalmitis
Referat EndophtalmitisAris Rahmanda
 
Journal Reading - Guidelines on BPPV
Journal Reading - Guidelines on BPPVJournal Reading - Guidelines on BPPV
Journal Reading - Guidelines on BPPVAris Rahmanda
 
Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster
Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster
Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster Aris Rahmanda
 
Presentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
Presentasi Kasus - Skizofrenia ParanoidPresentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
Presentasi Kasus - Skizofrenia ParanoidAris Rahmanda
 

Mehr von Aris Rahmanda (20)

Penyuluhan Kolesterol
Penyuluhan KolesterolPenyuluhan Kolesterol
Penyuluhan Kolesterol
 
Tekanan Intrakranial
Tekanan IntrakranialTekanan Intrakranial
Tekanan Intrakranial
 
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
 
Kuliah GCS Glasgow Coma Scale
Kuliah GCS Glasgow Coma ScaleKuliah GCS Glasgow Coma Scale
Kuliah GCS Glasgow Coma Scale
 
Terapi Mannitol
Terapi MannitolTerapi Mannitol
Terapi Mannitol
 
Penyakit Jantung Koroner - Tinjauan Pustaka
Penyakit Jantung Koroner - Tinjauan PustakaPenyakit Jantung Koroner - Tinjauan Pustaka
Penyakit Jantung Koroner - Tinjauan Pustaka
 
Gagal Jantung Akut - Tinjauan Pustaka
Gagal Jantung Akut - Tinjauan PustakaGagal Jantung Akut - Tinjauan Pustaka
Gagal Jantung Akut - Tinjauan Pustaka
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
 
Pioderma - Infeksi Kulit
Pioderma - Infeksi KulitPioderma - Infeksi Kulit
Pioderma - Infeksi Kulit
 
Neonatus Kuran Bulan dengan Sepsis
Neonatus Kuran Bulan dengan SepsisNeonatus Kuran Bulan dengan Sepsis
Neonatus Kuran Bulan dengan Sepsis
 
Varisela pada Kehamilan
Varisela pada KehamilanVarisela pada Kehamilan
Varisela pada Kehamilan
 
Referat Endophtalmitis
Referat EndophtalmitisReferat Endophtalmitis
Referat Endophtalmitis
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
Epilepsy
EpilepsyEpilepsy
Epilepsy
 
Journal Reading - Guidelines on BPPV
Journal Reading - Guidelines on BPPVJournal Reading - Guidelines on BPPV
Journal Reading - Guidelines on BPPV
 
Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster
Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster
Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster
 
Presentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
Presentasi Kasus - Skizofrenia ParanoidPresentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
Presentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
 
Teeth impaction
Teeth impactionTeeth impaction
Teeth impaction
 
Penyuluhan PHBS
Penyuluhan PHBSPenyuluhan PHBS
Penyuluhan PHBS
 

Kürzlich hochgeladen

PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 

ORCHITIS

  • 1. Presentasi Kasus ORCHITIS Pembimbing : dr. Bagus Taufiqur R, Sp.U ., MARS Pendamping : dr. Richard S.Nelson dr. Corry Christina Oleh : dr. Aris Rahmanda PROGRAM INTERSHIP DOKTER INDONESIA RSUD KOTA BEKASI 2017
  • 2. Pendahuluan Orchitis  salah satu kondisi akut skroltalis yang terjadi reaksi inflamasi akut dari testis sekunder terhadap infeksi. Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus mumps. Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan orchitis  dapat terjadinya atrofi testis  gangguan infertilitas
  • 3. Pemaparan Kasus Identitas Pasien Nama : Tn. NS Usia : 30 Tahun Tanggal Lahir : 17 September 1987 No RM : 09 80 43 96 Alamat : Jl. Tomang Banjir Kanal Ruangan : Tulip
  • 4. Anamnesis Keluhan Utama Pasien datang dengan keluhan nyeri pada buah zakar sebelah kiri. Riwayat Penyakit Sekarang Tn. NS, 30 tahun datang dengan keluhan utama nyeri pada buah zakar sebelah kiri yang dirasakan memberat sejak 4 hari SMRS. Nyeri dirasakan berdenyut dan terdapat penjalaran ke perut bagian kiri bawah. Nyeri dirasakan terus-menerus. Nyeri dirasakan diperberat apabila tersentuh dan diperingan dengan istirahat. Dari skala 1-10, pasien merasakan nyeri ada di angka 5.
  • 5. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang Keluhan lain yang pasien rasakan  sedikit nyeri saat berkemih ,cairan atau sekret yang keluar dari penis (-) Keluhan frekuensi berkemih meningkat, rasa tidak lampias saat berkemih (-) Keluhan demam dirasakan pasien dimulai pada 1 minggu sebelumnya disertai dengan bengkak pada pipi kiri. Demam berlangsung secara terus menerus. Penurunan berat badan, mual atau muntah disangkal oleh pasien. Riwayat berhubungan seksual selain dengan pasangan disangkal oleh pasien.
  • 6. Anamnesis Riwayat pengobatan: Pasien belum berobat untuk keluhanya saat ini. Riwayat kesehatan/ penyakit: Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien Riwayat pekerjaan: Pasien bekerja sebagai karyawan swasata di Jakarta.
  • 7. Pemeriksaan Fisik Status Generalis Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Composmentis, GCS E4 M6 V5 Tanda Vital Tekanan darah : 116/70 mmHg Nadi : 80 kali/menit, Isi Kuat, Cukup Respirasi : 20 kali/menit Suhu : 36,3 0C BB : 72 Kg
  • 8. Pemeriksaan Generalis Kepala : Normocephal Mata : Konjungtiva anemis (-/-) sclera ikterik (-/-) Hidunga : Tampak simetris kanan dan kiri, tidak tampak masa, secret hidung (-) Telinga : Tampak simetris kanan dan kiri, tidak terdapat masa ataupun cairan yg keluar Mulut : Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 Hiperemis (-) Leher : Pembesaran KGB a/r Coli (-) JVP Normal
  • 9. Pemeriksaan Generalis Paru-paru Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, tidak terlihat luka, kulit kemerahan atau penonjolan Palpasi : Tidak teraba kelainan dan masa pada seluruh lapang paru. Fremitus taktil dan vocal statis dan dinamis kanan kiri. Perkusi : Terdengar sonor pada kedua hemithorax Auskultasi : Suara dasar napas vesicular di lapang paru kanan, rhonki -/- ,Wheezing -/- Jantung Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat Palpasi : Iktus cordis sulit di tentukan Perkusi : Kardiomegali (-) Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, gallop (-) murmur (-)
  • 10. Pemeriksaan Generalis Abdomen Inspeksi : Datar Auskultasi : Bising usus (+) normal Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran Palpasi : Nyeri tekan ulu hati (-), nyeri tekan suprapubic (-),nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (+) Ekstremitas Akral hangat pada ekstremitas atas dan bawah kanan kiri Udem negative pada ekstremitas atas dan bawah kanan kiri
  • 11. Status Lokalis Look: Scrotum terlihat eritem,bengkak (+). Pus / sekret (-) Jejas / benjolan pada scrotum (-) . Transiluminasi negative. Feel: Scrotum sinistra  nyeri saat palpasi KGB teraba (-) , Benjolan di scrotum/ inguinal (-) . Move: Scrotum nyeri pada saat digerakan. Pasien merasa lebih nyaman bila posisi scrotum di tinggikan (Phren sign positif). Reflex cremaster (+)
  • 12. Pemeriksaan Penunjang Darah Lengkap Hasil Nilai Rujukan Leukosit 12* 5 – 10 ribu /uL Hemoglobin 15 13 – 17,5 g/dL Trombosit 202 150 -450 ribu/uL Hematokrit 46.7 % Fungsi Ginjal Ureum 23 20 – 4- mg/dL Kreatinin 0,95 0.5 – 1,5 mg/dL Na 136 135-145 mmol/L K 3,3 3.4-5.0 mmol/L Cl 94 94-111mmol/L
  • 13. Urine Lengkap Kimia Urine Nama Test Hasil Nilai Rujukan Warna Kuning Kuning Kejernihan Jernih Jernih pH 6.0 5.0 - 8.0 Berat Jenis 1005 1005-1030 Albumin Urine Negatif Negatif Glukosa Negatif Negatif Keton Negatif Negatif Urobilinogen 0.2 0.1 – 1 UE Bilirubin Negatif Negatif Darah Samar Negatif Negatif Leukosit Esterase Negatif Negatif Nitrit Negatif Negatif Mikroskopis Urine Eritrosit 0 – 2 < = 2 / lpb Leukosit 0 – 5 < = 5 / lpb Silinder Negatif Negatif Epitel Gepeng (+) Gepeng (+) Kristal Negatif Negatif
  • 14. Pemeriksaan Penunjang USG Testis Testis Sinistra: Besar normal, tekstur homogeny dengan densitas lebih hipoechoik Testis Dextra: Besar normal, tekstur homogeny, densitas normal Epididimis Sinistra: Vascular lebih lebar dibandingkan sinistra Kesan: Orchitis sinistra
  • 15. Diagnosis Diagnosis 1. Orchitis 2. Infeksi Saluran Kemih Diagnosis Banding 1. Epididimitis 2. Torsio testis 3. Hernia scrotalis
  • 16. Tatalaksana Medikamentosa 1. IVFD RL 20 tpm 2. Cefotaxime 2 x 1 gr Inj 3. Doxycyline 2x 100mg P.O 4. Ketorolac 2x 40mg Inj IV 5. Ranitidine 2x150mg Inj IV Non Medikamentosa 1. Tirah baring, dengan posisi scrotum lebih di tinggikan 2. Kompres dengan air hangat atau dingin bila di perlukan 3. Makan makanan tinggi kandungan gizi 4. Jaga kebersihan area genitalia
  • 17. Prognosis Ad Vitam : ad Bonam Ad Fungtionam : ad Bonam Ad Sanationam : ad Bonam
  • 18. Pembahasan Kasus Subjektif Laki-laki , 30 th KU: Nyeri pada buah zakar sebelah kiri 4 hari SMRS Dirasakan berdenyut & terus menerus  penjalaran ke perut kiri bawah Diperberat  tersentuh, Diperingan  diistirahatkan Skala nyeri  5/10 Sedikit nyeri saat kencing (+) Sekret/ cairan dari penis (-) Peningkatan berkemih, rasa tidak lampias (-) Demam 1 minggu SMRS dan bengkak pada pipi kiri  gondongan (+)
  • 19. Pembahasan Kasus Objektif TTV  dalam batas normal PF generalis  terdapat nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (+) Status lokalis 1. Scrotum kemerahan (+) , sedikit bengkak dan 2. Tidak ada pus/ sekret pada meatus uretra externa 3. Tidak ada jejas / benjolan 4. Transiluminasi (-) 5. Nyeri saat palpasi (+) 6. Phren sign (+) 7. Reflex cremaster (+)
  • 20. Pembahasan Kasus Definisi Orkitis  Orchitis merupakan kondisi reaksi inflamasi akut pada testis akibat infeksi Jalur utama infeksi  hematogen Virus adalah organisme penyebab orkitis yang paling sering Tahap akut  gambaran klinis yang dominan  onset yang mendadak, respon inflamasi pada testis, peningkatan suhu tubuh ( 36-40oC ) dan derajat keluhan klinis yang bervariasi dari keluhan umum. Pada pasien dengan usia yang lebih tua terkena  kemungkinan terjadinya komplikasi dapat lebih sering terjadi
  • 21. Anatomi & Fisiologi Testis merupakan organ kelamin pria, terletak dalam scrotum Testis akan turun sekitar umur janin 7 bulan  scrotum melalui canalis inguinalis dibawah pengaruh hormon testosterone dari testis Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin Fungsi testis: Spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus, diatur FSH dan Sekresi
  • 22. Epidemiologi Pada tahun 2002, epididimitis atau orkitis menyumbang 1 diantara 144 kunjungan rawat jalan (0,69 persen) pada laki-laki berusia 18-50 tahun Infeksi orchitis sendiri jarang terjadi dan umumnya berhubungan dengan infeksi virus mumps Dibandingkan dengan era sebelum vaksin, usia rata-rata terjadinya infeksi adalah lebih tua, dengan infeksi yang terjadi terutama pada remaja yang lebih tua dan muda dewasa . Usia yang lebih tua pada infeksi mumps  dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terjadinya komplikasi terutama orchitis Insiden gondongan / mumps orchitis telah menurun secara dramatis sejak diperkenalkannya program vaksinasi anak. Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
  • 23. Etiologi Virus adalah penyebab orkitis paling sering Orkitis parotiditis adalah infeksi virus yang sering terjadi 20-30 % kasus parotiditis (gondongan/mumps) pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan orkitis terjadi bilateral pada 15 % pria dengan orkitis paroditis Etiologi orchitis akut 1. Viral: mumps orchitis paling sering. Coxsackievirus A, varisela dan echoviral infeksi langka. 2. Bakteri dan infeksi piogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus dan spesies Streptococcus tidak biasa. 3. Granulomatous: sifilis, TBC, kusta, Actinomyces spp. dan penyakit jamur jarang terjadi Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Retrieved 3 February 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1
  • 24. Gejala Klinis Demam tinggi Takikardia Mual dan muntah Myalgia Sakit kepala Penderita merasakan tidak nyaman duduk Kadang penderita mengeluh sakit gondongan sebelumnya Ketidaknyamanan ringan pada testiskular Edema hingga nyeri di daerah testiskular Terbentuk edema/bengkak dalam waktu sekitar 4 hingga 6 hari Gejala infeksi saluran kemih bagian bawah, Sekitar 70% orchitis yang disebabkan oleh gondongan bersifat unilateral Sekitar 30% dapat menyebabkan keterlibatan skrotum kontralateral dalam 1-9 hari Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Retrieved 3 February 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1
  • 25. Pemeriksaan Fisik 1. Pembesaran testis dan skrotum. 2. Skrotum eritematus 3. Terasa hangat pada palpasi 4. Konsistensi testis yang mengalami pembengkakan 5. Palpasi KGB Inguinal 6. Pemeriksaan Phren Sign 7. Pemeriksaan reflex cremaster
  • 26. Pemeriksaan Penunjang 1. Diagnosis orchitis lebih dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. 2. Pemeriksaan laboratorium darah . 3. Pemeriksaan Urinalisis. 4. Pemeriksaan pewarnaan gram dan kultur dari sekret uretra. 5. USG Testis, terutama dengan USG Doppler. Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
  • 27. Diagnosis Banding Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
  • 29. Penatalaksanaan Secara umum adalah bersifat suportif Sebagian besar pasien orchitis akan sembuh spontan dalam 3- 10 hari  kecuali penyebab utama bakteri Pengobatan berfokus padaatasi infeksi, meringankan gejala, mencegah penularan, dan mengurangi komplikasi yang dapat terjadi  Jika terdapat infeksi gonore atau klamidia (usia 14-35th) 1. Ceftriaxone  dosis tunggal  250mg IM 2. Doxycycline  2x100mg  10 hari 3. Azitromisin  dosis tunggal  1gram P.O 4. Levofloxacin  1x500mg P.O  10 hari Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
  • 30. Penatalaksanaan Pada umumnya dapat rawat jalan Tindak rawat inap dianjurkan apabila : 1. Pasien dengan infeksi yang berat (cth : kondisi immunocompromised, keadaan umum pasien yang buruk dsb) 2. Nyeri yang tidak bisa ditahan sehingga menggangu aktivitas 3. Muntah-muntah 4. Demam tinggi 5. Jika sudah diterapi rawat jalan setelah tiga hari tidak ada perubahan, diagnosis harus di evaluasi ulang dan butuh pemeriksaan lanjutan Pasien disarankan kontrol sekitar 3-7 hari setelah evaluasi pertama dan setelah pengobatan untuk mengevaluasi massa testis tersebut Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Retrieved 3 February 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1
  • 31. Komplikasi & Prognosis Atrofi testis. Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi testis. Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13% setelah terjadinya orchitis. Abses skrotum. Jaringan yang terinfeksi mengisi dengan nanah. Epididimitis berulang. Orchitis dapat menyebabkan episode berulang epididimitis. Sebagian besar kasus orkitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3 – 10 hari. Dengan pemberian antibiotik serta penanganan yang sesuai , sebagian besar kasus orkitis dapat sembuh tanpa komplikasi. Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Retrieved 3 February 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1
  • 32. Pembahasan Kasus Diagnosis kerja orchitis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Di dapatkan bahwa pasien pada 1 minggu sebelumnya memiliki riwayat terkena gondongan / mumps  4 hari setelahnya, scrotumnya mulai membengkak dan terasa nyeri Orchitis yang disebabkan oleh virus, biasanya diawali dengan nyeri yang tiba-tiba dan biasanya bersifat unilateral Orchtis yang diakibatkan oleh virus mumps  gejala akan muncul biasanya pada hari ke 4-7 setelah gondongan / mumps terjadi. Tujuan penetalaksaan untuk meredakan gejala, mengatasi infeksi dan tatalaksana suportif Pasien dianjurkan untuk tetap kontrol ke bagian Urologi untuk pemantauan setelah pulang dari rawat inap  3 s/d 7 hari untuk evaluasi kontrol ke poli
  • 33. Kesimpulan Orkitis adalah peradangan pada testis. Jalur utama infeksi adalah hematogen dan virus adalah organisme penyebab orkitis yang paling sering Gejala klinis dapat bervariasi , dari gejala sistemik pada infeksi viral pada umumnya s/d nyeri pada skrotum seperti bengkak, dll Diagnosis utama ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang yang disarankan  USG Doppler Untuk penatalaksanaan secara umum adalah bersifat suportif Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya adalah Atrofi testis, abses skrotum dan epididimitis berulang Prognosis sebagian besar kasus orkitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3 s/d 10 hari
  • 34. Daftar Pustaka 1. Tae bum , Hum Byeong , Kim jae , dkk . 2012. Clinical Features of Mumps Orchitis in Vaccinated Postpubertal , Males: A Single-Center Series of 62 Patients. 2012 . clinical featured “Department of Urology, Korea University School of Medicine, Seoul, Korea “ : diunduh tanggal 14 Arpil 2017 .www.kjurology.org . http://dx.doi.org/10.4111/kju.2012.53.12.865 2. Yung et al. 2012 . Mumps vaccine effectiveness againt orchitis. “Emerging Infectious Diseases “ Vol. 18, No. 1, diunduh tanggal 14 Arpil 2017. www.cdc.gov/eid 3. Guilermo Hugo , Boronat Mauro , Ojeda Antonio , dkk.2010. Mumps Orchitis in the Post-Vaccine Era (1967-2009) A Single-Center Series of 67 Patients and Review of Clinical Outcome and Trends : Volume 89, Number 2 . www.md-journal.com. 4. Tania, Marisa Stephanie. 2009. Orkitis pada Infeksi Parotitis Epidemika. FK UI : Jakarta. 5. Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7. 6. Wim de, Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Alih bahasa R. Sjamsuhidayat Penerbit Kedokteran, EGC, Jakarta, 1997 7. Masarani M , wazait H , dkk. 2006 . Mumps orchitis . “ Journal of the royal society of medicine “ : V o l u m e 9 9 . diunduh tanggal 14 Arpil 2017. http://jrs.sagepub.com/content/99/11/573 8. Maphilindawati, Susan Noor . 2006. Brucellosis di Indonesia. www.litbang.com . diunduh tanggal 14 Arpil 2017 9. Prince, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.Jakarta : Media Aesculapius 10. Itoh M , Yano A. , iwahashi . 1997. Essential pathogenic role for endogenous interferon – gamma during onset phase of murine experimental autoimmune orchitis. “ clinical and experimental immunology”. Diunduh tanggal 14 Arpil 2017 11. Adamopoulos,Laurence, dkk. 1987. Pituitary-testicular interrelationships in mumps orchitis and other viral infections.” British medical journal “di unduh tanggal 14 Arpil 2017. www.british 12. Patient.co.uk Epidydimo – orchitis. Diunduh tanggal 14 Arpil 2017 www.patient.co.uk/doctor/epididymo-orchitis-pro. 13. Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Diunduh 3 Februari 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1