Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
1. Presentasi Kasus
ORCHITIS
Pembimbing :
dr. Bagus Taufiqur R, Sp.U ., MARS
Pendamping :
dr. Richard S.Nelson
dr. Corry Christina
Oleh :
dr. Aris Rahmanda
PROGRAM INTERSHIP DOKTER INDONESIA
RSUD KOTA BEKASI
2017
2. Pendahuluan
Orchitis salah satu kondisi akut skroltalis yang terjadi reaksi inflamasi akut
dari testis sekunder terhadap infeksi.
Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus mumps.
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan orchitis dapat terjadinya
atrofi testis gangguan infertilitas
3. Pemaparan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn. NS
Usia : 30 Tahun
Tanggal Lahir : 17 September 1987
No RM : 09 80 43 96
Alamat : Jl. Tomang Banjir Kanal
Ruangan : Tulip
4. Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada buah zakar sebelah kiri.
Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. NS, 30 tahun datang dengan keluhan utama nyeri pada buah zakar sebelah kiri yang
dirasakan memberat sejak 4 hari SMRS.
Nyeri dirasakan berdenyut dan terdapat penjalaran ke perut bagian kiri bawah.
Nyeri dirasakan terus-menerus.
Nyeri dirasakan diperberat apabila tersentuh dan diperingan dengan istirahat.
Dari skala 1-10, pasien merasakan nyeri ada di angka 5.
5. Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan lain yang pasien rasakan sedikit nyeri saat berkemih ,cairan atau sekret
yang keluar dari penis (-)
Keluhan frekuensi berkemih meningkat, rasa tidak lampias saat berkemih (-)
Keluhan demam dirasakan pasien dimulai pada 1 minggu sebelumnya disertai dengan
bengkak pada pipi kiri.
Demam berlangsung secara terus menerus.
Penurunan berat badan, mual atau muntah disangkal oleh pasien.
Riwayat berhubungan seksual selain dengan pasangan disangkal oleh pasien.
6. Anamnesis
Riwayat pengobatan:
Pasien belum berobat untuk keluhanya saat ini.
Riwayat kesehatan/ penyakit:
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
Riwayat keluarga:
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien
Riwayat pekerjaan:
Pasien bekerja sebagai karyawan swasata di Jakarta.
7. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis, GCS E4 M6 V5
Tanda Vital
Tekanan darah : 116/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit, Isi Kuat, Cukup
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,3 0C
BB : 72 Kg
8. Pemeriksaan Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) sclera ikterik (-/-)
Hidunga : Tampak simetris kanan dan kiri, tidak tampak masa, secret
hidung (-)
Telinga : Tampak simetris kanan dan kiri, tidak terdapat masa ataupun
cairan yg keluar
Mulut : Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 Hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB a/r Coli (-) JVP Normal
9. Pemeriksaan Generalis
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, tidak terlihat luka, kulit kemerahan atau penonjolan
Palpasi : Tidak teraba kelainan dan masa pada seluruh lapang paru. Fremitus taktil dan vocal
statis dan dinamis kanan kiri.
Perkusi : Terdengar sonor pada kedua hemithorax
Auskultasi : Suara dasar napas vesicular di lapang paru kanan, rhonki -/- ,Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis sulit di tentukan
Perkusi : Kardiomegali (-)
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, gallop (-) murmur (-)
10. Pemeriksaan Generalis
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran
Palpasi : Nyeri tekan ulu hati (-), nyeri tekan suprapubic (-),nyeri tekan
pada kuadran kiri bawah (+)
Ekstremitas
Akral hangat pada ekstremitas atas dan bawah kanan kiri
Udem negative pada ekstremitas atas dan bawah kanan kiri
11. Status Lokalis
Look:
Scrotum terlihat eritem,bengkak (+).
Pus / sekret (-) Jejas / benjolan pada scrotum (-) .
Transiluminasi negative.
Feel:
Scrotum sinistra nyeri saat palpasi
KGB teraba (-) ,
Benjolan di scrotum/ inguinal (-) .
Move:
Scrotum nyeri pada saat digerakan.
Pasien merasa lebih nyaman bila posisi scrotum di tinggikan (Phren sign positif).
Reflex cremaster (+)
12. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap Hasil Nilai Rujukan
Leukosit 12* 5 – 10 ribu /uL
Hemoglobin 15 13 – 17,5 g/dL
Trombosit 202 150 -450 ribu/uL
Hematokrit 46.7 %
Fungsi Ginjal
Ureum 23 20 – 4- mg/dL
Kreatinin 0,95 0.5 – 1,5 mg/dL
Na 136 135-145 mmol/L
K 3,3 3.4-5.0 mmol/L
Cl 94 94-111mmol/L
13. Urine Lengkap
Kimia Urine
Nama Test Hasil Nilai Rujukan
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
pH 6.0 5.0 - 8.0
Berat Jenis 1005 1005-1030
Albumin Urine Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Urobilinogen 0.2 0.1 – 1 UE
Bilirubin Negatif Negatif
Darah Samar Negatif Negatif
Leukosit Esterase Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Mikroskopis Urine
Eritrosit 0 – 2 < = 2 / lpb
Leukosit 0 – 5 < = 5 / lpb
Silinder Negatif Negatif
Epitel Gepeng (+) Gepeng (+)
Kristal Negatif Negatif
14. Pemeriksaan Penunjang
USG Testis
Testis Sinistra:
Besar normal, tekstur homogeny dengan densitas lebih hipoechoik
Testis Dextra:
Besar normal, tekstur homogeny, densitas normal
Epididimis Sinistra:
Vascular lebih lebar dibandingkan sinistra
Kesan:
Orchitis sinistra
16. Tatalaksana
Medikamentosa
1. IVFD RL 20 tpm
2. Cefotaxime 2 x 1 gr Inj
3. Doxycyline 2x 100mg P.O
4. Ketorolac 2x 40mg Inj IV
5. Ranitidine 2x150mg Inj IV
Non Medikamentosa
1. Tirah baring, dengan posisi scrotum
lebih di tinggikan
2. Kompres dengan air hangat atau
dingin bila di perlukan
3. Makan makanan tinggi kandungan
gizi
4. Jaga kebersihan area genitalia
18. Pembahasan Kasus
Subjektif
Laki-laki , 30 th
KU: Nyeri pada buah zakar sebelah kiri 4 hari SMRS
Dirasakan berdenyut & terus menerus penjalaran ke perut kiri bawah
Diperberat tersentuh, Diperingan diistirahatkan
Skala nyeri 5/10
Sedikit nyeri saat kencing (+)
Sekret/ cairan dari penis (-)
Peningkatan berkemih, rasa tidak lampias (-)
Demam 1 minggu SMRS dan bengkak pada pipi kiri gondongan (+)
19. Pembahasan Kasus
Objektif
TTV dalam batas normal
PF generalis terdapat nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (+)
Status lokalis
1. Scrotum kemerahan (+) , sedikit bengkak dan
2. Tidak ada pus/ sekret pada meatus uretra externa
3. Tidak ada jejas / benjolan
4. Transiluminasi (-)
5. Nyeri saat palpasi (+)
6. Phren sign (+)
7. Reflex cremaster (+)
20. Pembahasan Kasus
Definisi Orkitis Orchitis merupakan kondisi reaksi inflamasi akut pada testis akibat infeksi
Jalur utama infeksi hematogen
Virus adalah organisme penyebab orkitis yang paling sering
Tahap akut gambaran klinis yang dominan onset yang mendadak, respon inflamasi pada
testis, peningkatan suhu tubuh ( 36-40oC ) dan derajat keluhan klinis yang bervariasi dari keluhan
umum.
Pada pasien dengan usia yang lebih tua terkena kemungkinan terjadinya komplikasi dapat
lebih sering terjadi
21. Anatomi & Fisiologi
Testis merupakan organ kelamin
pria, terletak dalam scrotum
Testis akan turun sekitar umur
janin 7 bulan scrotum melalui
canalis inguinalis dibawah
pengaruh hormon testosterone
dari testis
Testis berperan pada sistem
reproduksi dan sistem endokrin
Fungsi testis: Spermatogenesis
terjadi dalam tubulus
seminiferus, diatur FSH dan
Sekresi
22. Epidemiologi
Pada tahun 2002, epididimitis atau orkitis menyumbang 1 diantara 144 kunjungan rawat jalan
(0,69 persen) pada laki-laki berusia 18-50 tahun
Infeksi orchitis sendiri jarang terjadi dan umumnya berhubungan dengan infeksi virus mumps
Dibandingkan dengan era sebelum vaksin, usia rata-rata terjadinya infeksi adalah lebih tua,
dengan infeksi yang terjadi terutama pada remaja yang lebih tua dan muda dewasa .
Usia yang lebih tua pada infeksi mumps dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terjadinya
komplikasi terutama orchitis
Insiden gondongan / mumps orchitis telah menurun secara dramatis sejak diperkenalkannya
program vaksinasi anak.
Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
23. Etiologi
Virus adalah penyebab orkitis paling sering
Orkitis parotiditis adalah infeksi virus yang sering terjadi
20-30 % kasus parotiditis (gondongan/mumps) pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan
orkitis terjadi bilateral pada 15 % pria dengan orkitis paroditis
Etiologi orchitis akut
1. Viral: mumps orchitis paling sering. Coxsackievirus A, varisela dan echoviral infeksi langka.
2. Bakteri dan infeksi piogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus dan spesies
Streptococcus tidak biasa.
3. Granulomatous: sifilis, TBC, kusta, Actinomyces spp. dan penyakit jamur jarang terjadi
Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Retrieved 3 February 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1
24. Gejala Klinis
Demam tinggi
Takikardia
Mual dan muntah
Myalgia
Sakit kepala
Penderita merasakan tidak nyaman duduk
Kadang penderita mengeluh sakit gondongan
sebelumnya
Ketidaknyamanan ringan pada testiskular
Edema hingga nyeri di daerah testiskular
Terbentuk edema/bengkak dalam waktu
sekitar 4 hingga 6 hari
Gejala infeksi saluran kemih bagian bawah,
Sekitar 70% orchitis yang disebabkan oleh
gondongan bersifat unilateral
Sekitar 30% dapat menyebabkan keterlibatan
skrotum kontralateral dalam 1-9 hari
Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Retrieved 3 February 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1
25. Pemeriksaan Fisik
1. Pembesaran testis dan skrotum.
2. Skrotum eritematus
3. Terasa hangat pada palpasi
4. Konsistensi testis yang mengalami pembengkakan
5. Palpasi KGB Inguinal
6. Pemeriksaan Phren Sign
7. Pemeriksaan reflex cremaster
26. Pemeriksaan Penunjang
1. Diagnosis orchitis lebih dapat ditegakkan dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2. Pemeriksaan laboratorium darah .
3. Pemeriksaan Urinalisis.
4. Pemeriksaan pewarnaan gram dan kultur dari sekret
uretra.
5. USG Testis, terutama dengan USG Doppler.
Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
27. Diagnosis Banding
Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
29. Penatalaksanaan
Secara umum adalah bersifat suportif
Sebagian besar pasien orchitis akan sembuh spontan dalam 3- 10 hari kecuali penyebab
utama bakteri
Pengobatan berfokus padaatasi infeksi, meringankan gejala, mencegah penularan, dan
mengurangi komplikasi yang dapat terjadi
Jika terdapat infeksi gonore atau klamidia (usia 14-35th)
1. Ceftriaxone dosis tunggal 250mg IM
2. Doxycycline 2x100mg 10 hari
3. Azitromisin dosis tunggal 1gram P.O
4. Levofloxacin 1x500mg P.O 10 hari
Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
30. Penatalaksanaan
Pada umumnya dapat rawat jalan
Tindak rawat inap dianjurkan apabila :
1. Pasien dengan infeksi yang berat (cth : kondisi immunocompromised, keadaan umum pasien
yang buruk dsb)
2. Nyeri yang tidak bisa ditahan sehingga menggangu aktivitas
3. Muntah-muntah
4. Demam tinggi
5. Jika sudah diterapi rawat jalan setelah tiga hari tidak ada perubahan, diagnosis harus di
evaluasi ulang dan butuh pemeriksaan lanjutan
Pasien disarankan kontrol sekitar 3-7 hari setelah evaluasi pertama dan setelah pengobatan
untuk mengevaluasi massa testis tersebut
Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Retrieved 3 February 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1
31. Komplikasi & Prognosis
Atrofi testis.
Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi testis.
Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13% setelah terjadinya orchitis.
Abses skrotum. Jaringan yang terinfeksi mengisi dengan nanah.
Epididimitis berulang. Orchitis dapat menyebabkan episode berulang epididimitis.
Sebagian besar kasus orkitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3 – 10 hari.
Dengan pemberian antibiotik serta penanganan yang sesuai , sebagian besar kasus orkitis
dapat sembuh tanpa komplikasi.
Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Retrieved 3 February 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1
32. Pembahasan Kasus
Diagnosis kerja orchitis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Di dapatkan bahwa pasien pada 1 minggu sebelumnya memiliki riwayat terkena gondongan /
mumps 4 hari setelahnya, scrotumnya mulai membengkak dan terasa nyeri
Orchitis yang disebabkan oleh virus, biasanya diawali dengan nyeri yang tiba-tiba dan biasanya
bersifat unilateral
Orchtis yang diakibatkan oleh virus mumps gejala akan muncul biasanya pada hari ke 4-7
setelah gondongan / mumps terjadi.
Tujuan penetalaksaan untuk meredakan gejala, mengatasi infeksi dan tatalaksana suportif
Pasien dianjurkan untuk tetap kontrol ke bagian Urologi untuk pemantauan setelah pulang dari
rawat inap 3 s/d 7 hari untuk evaluasi kontrol ke poli
33. Kesimpulan
Orkitis adalah peradangan pada testis. Jalur utama infeksi adalah hematogen dan virus adalah
organisme penyebab orkitis yang paling sering
Gejala klinis dapat bervariasi , dari gejala sistemik pada infeksi viral pada umumnya s/d nyeri
pada skrotum seperti bengkak, dll
Diagnosis utama ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang yang disarankan USG Doppler
Untuk penatalaksanaan secara umum adalah bersifat suportif
Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya adalah Atrofi testis, abses skrotum dan epididimitis
berulang
Prognosis sebagian besar kasus orkitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3 s/d
10 hari
34. Daftar Pustaka
1. Tae bum , Hum Byeong , Kim jae , dkk . 2012. Clinical Features of Mumps Orchitis in Vaccinated Postpubertal , Males: A Single-Center Series of 62 Patients. 2012 . clinical featured “Department of Urology, Korea
University School of Medicine, Seoul, Korea “ : diunduh tanggal 14 Arpil 2017 .www.kjurology.org . http://dx.doi.org/10.4111/kju.2012.53.12.865
2. Yung et al. 2012 . Mumps vaccine effectiveness againt orchitis. “Emerging Infectious Diseases “ Vol. 18, No. 1, diunduh tanggal 14 Arpil 2017. www.cdc.gov/eid
3. Guilermo Hugo , Boronat Mauro , Ojeda Antonio , dkk.2010. Mumps Orchitis in the Post-Vaccine Era (1967-2009) A Single-Center Series of 67 Patients and Review of Clinical Outcome and Trends : Volume 89,
Number 2 . www.md-journal.com.
4. Tania, Marisa Stephanie. 2009. Orkitis pada Infeksi Parotitis Epidemika. FK UI : Jakarta.
5. Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: an overview. Am Fam Physician. 2009 Apr 1. 79(7):583-7.
6. Wim de, Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Alih bahasa R. Sjamsuhidayat Penerbit Kedokteran, EGC, Jakarta, 1997
7. Masarani M , wazait H , dkk. 2006 . Mumps orchitis . “ Journal of the royal society of medicine “ : V o l u m e 9 9 . diunduh tanggal 14 Arpil 2017. http://jrs.sagepub.com/content/99/11/573
8. Maphilindawati, Susan Noor . 2006. Brucellosis di Indonesia. www.litbang.com . diunduh tanggal 14 Arpil 2017
9. Prince, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.Jakarta : Media Aesculapius
10. Itoh M , Yano A. , iwahashi . 1997. Essential pathogenic role for endogenous interferon – gamma during onset phase of murine experimental autoimmune orchitis. “ clinical and experimental immunology”.
Diunduh tanggal 14 Arpil 2017
11. Adamopoulos,Laurence, dkk. 1987. Pituitary-testicular interrelationships in mumps orchitis and other viral infections.” British medical journal “di unduh tanggal 14 Arpil 2017. www.british
12. Patient.co.uk Epidydimo – orchitis. Diunduh tanggal 14 Arpil 2017 www.patient.co.uk/doctor/epididymo-orchitis-pro.
13. Terry, Nataisa. ( 2016, September 4). Orchitis. Medscape. Diunduh 3 Februari 2017 from http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview#a1