SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
SISTEM PEMERINTAHAN DESA
Pengertian Sistem
 Secara etimologi bahwa sistem adalah seperangkat unsure yang secara teratur saling berkaitan,
susuan yang teratur dari pandangan teori, asas atau metode.
Pengertian Pemerintah
 Pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga negara yang oleh konstitusi Negara yang
bersangkutan disebut sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan. Sedangkan pemerintah
dalam arti luas adalah semua lembaga Negara seperti diatur dalam konstitusi suatu
Negara.
 Pemerintah dalam arti sempit yaitu lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan
eksekutif saja. Sedangkan pemerintah dalam arti sempit yaitu lembaga Negara yang
memegang fungsi birokrasi yakni aparat pemerintah yang diangkat dan ditunjuk bukan
dipilih.
Pengertian sistem pemerintahan desa adalah
“suatu kebulatan atau keseluruhan proses atau kegiatan berupa antara lain proses
pembentukan atau penggabungan desa, pemilihan kepala desa, peraturan desa, kewenangan,
keuangan desa dan lain-lain yang terdiri dari berbagai komponen badan publik seperti
Perangkat Desa, Badan Pemusyawaratan Desa, dan Lembaga Kemasyarakatan Desa”.
Unsur yang merupakan karakteristik dari sebuah Desa :
a.

Penduduk Desa
Adalah setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah desa yang bersangkutan selama waktu
tertentu, biasanya dalam waktu 6 bulan atau satu tahun berturut-turut, menurut peraturan
daerah yang berlaku.

b. Daerah atau Wilayah Desa
Wilayah desa harus memiliki batas-batas yang jelas, berupa batas alam seperti sungai, jalan
dan sebagainya atau batas buatan seperti patok atau pohon yang dengan sengaja ditanam.
Tidak ada ketentuan defenitif tentang berapa jumlah luas minimal atau maksimal bagi wilayah
suatu desa.
c.

Pemimpin Desa
Adalah badan yang memiliki kewenangan untuk mengatur jalannya pergaulan social atau
interaksi masyarakat. Pemimpin Desa disebut Kepala Desa atau dengan sebutan lain sesuai
dengan tempat wilayahnya.

d. Urusan atau Rumah Tangga Desa
Kewenangan untuk mengurus kepentingan rumah tangga desa, atau yang dikenal dengan
otonomi desa. Otonomi desa berbeda dengan otonomi daerah karena merupakan otonomi asli
desa yang telah ada dari jaman dahulu, dimana hak otonomi bukan dari pemberian pemerintah
atasan, melainkan dari hukum adat yang berlaku.
PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN DESA
Perkembangan pemerintahan desa berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang
pemerintahan desa yang pernah berlaku semenjak jaman Hindia-Belanda sampai dengan UU 32
Tahun 2004 adalah sebagai berikut:
a. Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Berdasarkan Undang-undang Hindia Belanda, penduduk negeri / asli dibiarkan di bawah
langsung dari Kepalanya-kepalanya sendiri atau pimpinan. Pengaturan lebih lanjut diatur
dalam IGO dan IGOB (Inlandsche Gemeente Ordonnate Buitengewesten). Nama dan jenis
persekutuan masyarakat asli ini adalah Persekutuan Bumi Putera. Persekutuan masyarakat asli
di Jawa dan di Bali disebut Desa.
b. Masa Awal Kemerdekaan
Sewaktu awal pemerintahan belum sempat mengatur pemerintahan desa sehingga IGO/B
tetap berlaku sampai dengan ditetapkannya Undang-undang baru.
c.

Masa Orde Lama
yaitu Undang-undang Nomor 19 Tahun 1965 tentang Praja Desa
Masa orde baru ditetapkannya UU No. 5 Tahun 1979 tentang pemerintahan desa. Undangundang ini bertujuan untuk mengatur kedudukan, nama, bentuk, ukuran, susunan, dan tugas
kewajiban Pemerintahan Desa. UU ini sekaligus bertujuan untuk mengatur Desa dari segi
pemerintahannya secara seragam untuk seluruh wilayah di Indonesia.

d. Atas dasar pertimbangan UU No. 5 Tahun 1979
Sudah tidak sesuai dengan jiwa UUD 1945, dan perlunya mengakui dan menghormati hak
asal-usul yang bersifat istimewa, sehingga undang-undang ini perlu diganti/dicabut.
Penggantian UU ini ditetapkan semenjak dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, dimana pasal-pasal pada ayat ini diatur melalui Peraturan Pemerintah
No. 76 Tahun 2005.
e.

Dalam Era Revormasi UU No. 22 Tahun 1999 diganti dengan UU No. 32 Tahun 2004
Dimana diakui adanya otonomi desa dalam keanekaragaman serta demokratisasi
pemerintahan desa. Pengaturan lebih lanjut tentang Desa tertuang dalam Peraturan Pemerintah
No. 72 Tahun 2005 tentang Desa.

Pembentukan Desa terjadi disamping melalui prakarsa masyarakat juga memperhatikan 2
(dua) hal penting yaitu :
a.

Asal-usul Desa
Dapat dipahami sebagai asal mula desa berstatus yang menjadi wilayah suatu Desa, kemudian
statusnya meningkat menjadi suatu Desa. Atau dapat dikatakan wilayah baru yang didiami
sejumlah penduduk yang baru ditransmigrasikan secara keseluruhan kepada Desa tersebut.
Syarat pembentukan desa dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005,
diantaranya :
 Jumlah penduduk
 Luas wilayah
 Bagian wilayah Kerja
 Perangkat
 Sarana dan prasarana pemerintahan dan perangkat
Pembentukan desa dapat berupa :
 Penggabungan beberapa desa
 Penggabungan bagian desa yang bersandingan
 Pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih
 Pembentukan desa di luar desa di luar desa yang sudah ada
b. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Desa yang kondisi masyarakatnya dan wilayahnya tidak memenuhi persyaratan
dapat dihapus
Dalam PP No. 72 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (5) menyatakan desa yang kondisi
masyarakatnya dan wilayahnya tidak memenuhi persyaratan dapat dihapus atau digabung
sesuai dengan potensi dan kondisi desa.
Apabila terjadi suatu Desa dihapus, kemudian digabungkan dengan desa yang lain (desa
tetangga), bersama-sama membentuk suatu Desa yang baru dengan nama yang baru pula.
Motif mengapa suatu Desa digabung dengan Desa lain, tidak begitu urgen selama itu tidak
menurunkan efesiensi pemerintahan. Artinya bahwa penghapusan dan penggabungan Desa
tidak di dasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sujektif tapi dilakukan atas dasar
objektifitas fakta lapangan seperti kepadatan penduduk dan pelayanan, pengembangan Desa
dan ekonomi desa atau perencanaan tata ruang wilayah pemerintah kabupaten umumnya.

Proses Pemilihan Kepala Desa Hingga Pemberhentiannya :
• Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi kepala desa menurut PP No. 72
Tahun 2005 yang di tindaklanjuti dengan Perda No.13 Tahun 2006 ttg Tata Cara
Pencalonan, Pemilihan,Pengangkatan,Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa.
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta
Pemerintahan;
c. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau sederajat;
d. Berusia paling rendah 25 Tahun;
e. Bersedia di calonkan menjadi kepala desa;
f. Penduduk desa setempat;
g.

Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman
paling singkat 5 tahun;

h. Tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekutan
hukum tetap;
i.

Belum pernah menjabat sebagai kepala desa paling lama 10 tahun atau dua kali masa
jabatan;

j.

Memenuhi syarat lain yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten/kota(Perda Nomor
13 Tahun 2006).
Dalam pemilihan calon kepala desa harus dibentuk kepanitiaan(P2KD).

•

a.

Anggota panitia tersebut dibentuk oleh BPD yang terdiri dari unsur-unsur :
1. Unsur perangkat desa
2. Pengurus Lembaga Kemasyarakatn
3. Tokoh masyarakat

b. Manfaat dari adanya panitia-panitia tersebut yaitu :
1. Membantu BPD di dalam mempersiapkan dan melaksanakan pemilihan kepala desa;
2.

Membantu di dalam melakukan pemeriksaan identitas bakal calon kepala desa
berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan;

3. Membantu di dalam pemungutan suara saat pemilihan kepala desa;
4. Memberikan laporan yang jelas mengenai pelaksanan pemilihan kepala desa kepada
BPD;
5. Membantu di dalam menseleksi atau penjaringan bakal calon kepala desa oleh panitia
pemilihan.
•

Pelaksanaan pelantikan kepala desa terpilih dapat dilakukan di desa di hadapan
masyarakat(PP No. 72/2005 dan Perda No.13 Tahun 2006)
Karena pelaksanaan pemilihan kepala desa harus dilakukan di depan masyarakat agar
didalam pemilihan tidak ada tindakan kecurangan, sehingga masyarakat bisa lebih percaya
bahwa kepala desa telah terpilih murni dari kemenangan jumlah suara masyarakat.
Yang berhak melantik kepala desa adalah bupati yang disampaikan oleh BPD malalui
camat. Pelantikan paling lama 15 hari hari terhitung tanggal penerbitan keputusan bupati.
Pelantikan dilaksanakan di depan masyarakat, selanjutnya sebelum memangku jabatan
kepala desa mengucapkan sumpah/janji jabatan.
Masa jabatan kepala desa yaitu 6 tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat
dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
Yang mendasari kepala desa diberhentikan dari masa jabatannya yaitu :
Menurut pasal 17 PP No. 72 Tahun 2005 menjelaskan kepala desa berhenti karena :
1. Meninggal dunia
2. Akhir masa jabatan
3. Diberhentikan
Sementara itu kepala desa diberhentikan apabila :
a.

Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru;

b.

Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara
berturut-turut salama 6 bulan;

c.

Tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala desa;

d. Dinyatakan melanggar janji/ sumpah jabatan;
e.

Tidak melaksanakan kewajiban kepala desa;

f.

Melanggar larangan bagi kepala desa.
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

Kedudukan BPD sejajar dengan pemerintahan desa maksudnya BPD merupakan mitra kerja
pemerintah

desa,

memiliki

kedudukan

sejajar

dalam

menjalankan

pemerintahan,

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan pasal 34 PP No.72 Tahun 2005,
BPD bersama kepala desa menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
a. Wewenang BPD
1. membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa;
2.

melaksanakan pengawasan terhadap pelakasanaan pereturan desa dan peraturan kepala
desa.

3. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa;
4. Membentuk panitia pemilihan kepala desa;
5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
6. Menyusun tata tertib BPD.
b. Hak dan kewajiban anggota BPD
Anggota BPD mempunyai hak :
1. Mengajukan rancangan peraturan desa
2. Mengajukan pertanyaan
3. Menyampaikan usul dan pendapat
4. Memilih dan dipilih
5. Memperoleh tunjangan
Anggota BPD mempunyai kewajiban :
1. Mengamalkan pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan.
2.

Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan des.
3.

Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

4. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
5. Memproses pemilihan kepala desa
6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan.
7. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.
8. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.
Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil karena didalam melakukan suatu
votting suara untuk membuat suatu keputusan tidak terjadi jumlah suara yang sama,
sehingga teradapat pemenang dan yang kalah dan juga dengan memperhatikan luas wilayah,
jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa.
Prosedur/ cara memilih ketua dan wakil ketua BPD
Pimpinan BPD diplih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD yang
dilakukan secara khusus. Untuk menentukan ketua dan wakil ketua diadakan rapat pertama
yang dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda.
Masa jabatan BPD yaitu 6 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya. Yang berwenang untuk menetapkan dan mengesahkan anggota BPD yaitu
Bupati melalui keputusan Bupati.
5 larangan yang tidak boleh dilakukan oleh anggota BPD yaitu:
1. Sebagai pelaksana proyek desa.
2. Merugikan

kepentingan

umum,

meresahkan

sekelompok

masyarakat

dan

mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain.
3. Melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima uang, barang dan jasa dari pihak
lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya.
4. Menyalahgunakan wewenang.
5. Melanggar sumpah/janji jabatan dan peresmian anggota BPD sebagaimana dimaksud
dalam pasal 30 ayat 1 ditetapkan dengan keputusan bupati.
ORGANISASI DAN HUBUNGAN KERJA PEMERINTAHAN DESA
Tata Kerja Pemerintahan Desa.
`
Kepala Desa mempunyai wewenang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD, mengajukan Rancangan Peraturan
Desa, menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD,
menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBDes untuk dibahas dan
ditetapkan bersama BPD, membina kehidupan masyarakat Desa, membina perekonomian
Desa, mengkordinasikan pembangunan desa secara partisipatif, mewakili desanya didalam
dan diluar Pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan desa kepada Bupati, memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban
kepada BPD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada
masyarakat
Sekretariat Desa merupakan unsur Staf Pemerintah Desa dipimpin oleh seorang
Sekretaris Desa sebagai perangkat desa yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Desa.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Sekretaris Desa, Kepala Seksi dan Kepala
Dusun bertanggung jawab kepada Kepala Desa sedangkan dalam menjalankan tugas dan
fungsinya Kepala Urusan bertanggung jawab kepada Sekretaris Desa.

•

Hubungan kerja internal
Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yaitu hubungan kerja antara kepala desa dengan
perangkat desa, dimana kepala desa memiliki hubungan kerja didalam pengambilan
keputusan, pemberian arahan dan motivasi, sedangkan perangkat desa melaksanakan
keputusan dan memperhatikan arahan dan keteladanan dari kepala desa.

•

Hubungan kerja eksternal
Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yaitu hubungan kerja antara kepala desa dengan
Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dimana kepala desa memiliki hubungan kerja didalam
menetapkan kebijakan bersama BPD dan menetapkan peraturan desa yang telah mendapat
persetujuan BPD.
•

Pembagian tugas antara Kepala Desa dengan Perangkat Desa yaitu sebagai berikut :
1. Kepala desa bertugas dalam pengambilan keputusan, pemberian arahan dan motivasi
serta keteladanan, sedeangkan perangkat Desa melaksanakan keputusan serta
memperhatikan arahan dan keteladanan dari kepala desa.
2. Hubungan kerja kepala desa dengan perangkat desa akan muncul dalam pelayanan
seperti : pelayanan administrasi, keuangan, kepegawaian dan tata surat menyurat bagi
sekretaris desa.
3. Hubungan kerja dengan kepala dusun sebagai pembantu kepala desa mengenai unsur
kewilayahan yang terfokus dalam bentuk pengoordinasian tugas-tugas Rukun Tetangga/
Rukun Warga dan tugas perwakilan kepala desa di setiap dusun yang ada.

ORGANISASI
adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan
dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk
melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Ciri-ciri organisasi ialah:
1) terdiri daripada dua orang atau lebih,
2) ada kerjasama,
3) ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain,
4) ada tujuan yang ingin dicapai.
Menurut para ahli :
Organisasi Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kepala Desa memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama BPD.
Kepala Desa menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.
Kepala Desa menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa
untuk di bahas dan ditetapkan bersama BPD
kepala desa memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD
HUBUNGAN KERJA KEPALA DESA DENGAN PERANGKAT DESA
* Kepala desa dan Perangkat Desa ialah pemerintah desa.
* Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya.
* Dalam melaksanakan tugasnya, perangkat desa bertanggungjawab kepada kepala desa.
* Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa.
* Pengangkatan Perangkat Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

KEWENANGAN DESA DAN WACANA
OTONOMI UNTUK DESA

Pasal 206 UU No.32 tahun 2004 menyatakan bahwa urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan desa mencakup :
a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul Desa
b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/ kota yang diserahkan
pengaturannya kepada desa
c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah
kabupaten/kota
d. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan per-Uuan diserahkan kepada Desa.
PP No. 72 Tahun 2005 tentang desa, pasal 7 kewenangan desa, urusan pemerintah yang
menjadi kewenangan desa, mencakup :
a.

Urusan pemerintah yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;
Yang dimaksud dengan kewenangan berdasarkan hak asal-usul desa adalah hak untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan asal usul, adat
istiadat yang berlaku dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
seperti subak, jogoboyo, jogotiro, sasi, mapalus, kaolotan, kajaroan, dan lain-lain.
Pemerintah daerah mengidentifikasikasi jenis kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan
mengembalikan

kewenangan tersebut,yang

ditetapkan

dalam Peraturan

Daerah

Kabupaten.
b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang diserahkan
pengaturannya kepada desa.
Pemerintah Kabupaten melakukan identifikasi, pembahasan dan penetapan jenis-jenis
kewenangan yang diserahkan pengaturannya kepada desa, seperti kewenangan di bidang
pertanian, pertambangan dan energi, kehutanan dan perkebunan, perindustrian dan
perdagangan, perkoperasian, ketanagakerjaan, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan,
sosial, pekerjaan umum, perhubungan, lingkungan hidup, perikanan, politik dalam negri
dan administrasi publik, otonomi desa, perimbangan keuangan, tugas pembantuan,
pariwisata, pertanahan, kependudukan, kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat,
perencanaan, penerangan/informasi dan komonikasi.
c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Yang wajib disertai dengan dukungan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber
daya manusia, dan berpedoman pada peraturan per UU-an. Desa berhak menolak
melaksanakan tugas pembantuan yang tidak disertai dengan pembiayaan, prasarana dan
sarana, serta sumber daya manusia.
d. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan per UU-an diserahkan kepada desa.
Kewenangan delegatif adalah kewenangan yang merupakan pengakuan, jadi otonomi desa
secara pengakuan merupakan otonomi yang mandiri, sedangkan
Kewenangan atributif adalah kewenangan pembarian yang artinya otonomi desa diberikan
kewenangan sesuai dengan kemampuan desa tersebut.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanMuhammad Fahri
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)Tri Widodo W. UTOMO
 
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tri Widodo W. UTOMO
 
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaPowerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaDini Audi
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAFajar Dolly
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Pengawasan kinerja kades oleh bpd inspektorat
Pengawasan kinerja kades oleh bpd   inspektoratPengawasan kinerja kades oleh bpd   inspektorat
Pengawasan kinerja kades oleh bpd inspektoratPemdes Seboro Sadang
 
Powerpoint desa
Powerpoint desaPowerpoint desa
Powerpoint desavae ri
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahannurul khaiva
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekDadang Solihin
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik93220872
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaPemdes Seboro Sadang
 
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahPengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahnurulrp
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraendahmustika
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanYuca Siahaan
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanDadang Solihin
 
Perumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan DaerahPerumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan DaerahDadang Solihin
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Dadang Solihin
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 

Was ist angesagt? (20)

Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
 
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaPowerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
 
Masalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi DaerahMasalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi Daerah
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Pengawasan kinerja kades oleh bpd inspektorat
Pengawasan kinerja kades oleh bpd   inspektoratPengawasan kinerja kades oleh bpd   inspektorat
Pengawasan kinerja kades oleh bpd inspektorat
 
Powerpoint desa
Powerpoint desaPowerpoint desa
Powerpoint desa
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
 
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahPengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negara
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 
Perumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan DaerahPerumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan Daerah
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 

Ähnlich wie Sistem pemerintahan desa revisi

Saling Silang UU dan PP Tentang DESA
Saling Silang UU dan PP Tentang DESASaling Silang UU dan PP Tentang DESA
Saling Silang UU dan PP Tentang DESAsuryokoco suryoputro
 
Tugas dan Fungsi Kepala Desa (asda 1 kab. bekasi)
Tugas dan Fungsi Kepala Desa  (asda 1 kab. bekasi)Tugas dan Fungsi Kepala Desa  (asda 1 kab. bekasi)
Tugas dan Fungsi Kepala Desa (asda 1 kab. bekasi)Yudhi Aldriand
 
2023_Tugas Pokok Fungsi Kewenangan BPD 0317.pptx
2023_Tugas Pokok Fungsi Kewenangan BPD 0317.pptx2023_Tugas Pokok Fungsi Kewenangan BPD 0317.pptx
2023_Tugas Pokok Fungsi Kewenangan BPD 0317.pptxMuhammadHelmiRahman1
 
Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12Sungonlegowo
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Yudhi Aldriand
 
Perda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salim
Perda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salimPerda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salim
Perda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salimedi pribadi
 
Presentation permendagri ttg BPD Desa
Presentation permendagri ttg BPD DesaPresentation permendagri ttg BPD Desa
Presentation permendagri ttg BPD Desakodri .
 
Gambaran umum uu desa
Gambaran umum uu desaGambaran umum uu desa
Gambaran umum uu desaFormasi Org
 
Badanpermusyawaratandesabpd 120728234229-phpapp01
Badanpermusyawaratandesabpd 120728234229-phpapp01Badanpermusyawaratandesabpd 120728234229-phpapp01
Badanpermusyawaratandesabpd 120728234229-phpapp01Drt Boyjk
 
MATERI BPD DESA PADDUMPU.ppt
MATERI BPD DESA PADDUMPU.pptMATERI BPD DESA PADDUMPU.ppt
MATERI BPD DESA PADDUMPU.pptCHAIRUDIN2
 
Mengatasi kongkalikong bpd dan kepala desa
Mengatasi kongkalikong bpd dan kepala desaMengatasi kongkalikong bpd dan kepala desa
Mengatasi kongkalikong bpd dan kepala desaDarul Azis
 
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by SukimanRangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by SukimanSukiman Sukiman
 
Peraturan bpd
Peraturan bpdPeraturan bpd
Peraturan bpdKang Cece
 

Ähnlich wie Sistem pemerintahan desa revisi (20)

Uu 05 1979
Uu 05 1979Uu 05 1979
Uu 05 1979
 
Makalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desaMakalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desa
 
Makalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desaMakalah sistem pemerintah desa
Makalah sistem pemerintah desa
 
Saling Silang UU dan PP Tentang DESA
Saling Silang UU dan PP Tentang DESASaling Silang UU dan PP Tentang DESA
Saling Silang UU dan PP Tentang DESA
 
Bpd
BpdBpd
Bpd
 
Tugas dan Fungsi Kepala Desa (asda 1 kab. bekasi)
Tugas dan Fungsi Kepala Desa  (asda 1 kab. bekasi)Tugas dan Fungsi Kepala Desa  (asda 1 kab. bekasi)
Tugas dan Fungsi Kepala Desa (asda 1 kab. bekasi)
 
2023_Tugas Pokok Fungsi Kewenangan BPD 0317.pptx
2023_Tugas Pokok Fungsi Kewenangan BPD 0317.pptx2023_Tugas Pokok Fungsi Kewenangan BPD 0317.pptx
2023_Tugas Pokok Fungsi Kewenangan BPD 0317.pptx
 
Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12
 
Draft perbub bpd oki
Draft perbub bpd okiDraft perbub bpd oki
Draft perbub bpd oki
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
 
Hakim endah-pengembangan-kelembagaan-desa
Hakim endah-pengembangan-kelembagaan-desaHakim endah-pengembangan-kelembagaan-desa
Hakim endah-pengembangan-kelembagaan-desa
 
Perda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salim
Perda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salimPerda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salim
Perda nomor-9-tahun-20071 pilkades agus salim
 
Presentation permendagri ttg BPD Desa
Presentation permendagri ttg BPD DesaPresentation permendagri ttg BPD Desa
Presentation permendagri ttg BPD Desa
 
Gambaran umum uu desa
Gambaran umum uu desaGambaran umum uu desa
Gambaran umum uu desa
 
Badanpermusyawaratandesabpd 120728234229-phpapp01
Badanpermusyawaratandesabpd 120728234229-phpapp01Badanpermusyawaratandesabpd 120728234229-phpapp01
Badanpermusyawaratandesabpd 120728234229-phpapp01
 
MATERI BPD DESA PADDUMPU.ppt
MATERI BPD DESA PADDUMPU.pptMATERI BPD DESA PADDUMPU.ppt
MATERI BPD DESA PADDUMPU.ppt
 
Mengatasi kongkalikong bpd dan kepala desa
Mengatasi kongkalikong bpd dan kepala desaMengatasi kongkalikong bpd dan kepala desa
Mengatasi kongkalikong bpd dan kepala desa
 
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by SukimanRangkuman pkn 4 created by Sukiman
Rangkuman pkn 4 created by Sukiman
 
Bahan ajar pkn 4
Bahan ajar pkn 4Bahan ajar pkn 4
Bahan ajar pkn 4
 
Peraturan bpd
Peraturan bpdPeraturan bpd
Peraturan bpd
 

Mehr von ari saridjo

Sk lpmd th 2017 2021
Sk lpmd th 2017 2021Sk lpmd th 2017 2021
Sk lpmd th 2017 2021ari saridjo
 
Rekap dprd provinsi kedungjaran th 2019
Rekap dprd provinsi kedungjaran th 2019Rekap dprd provinsi kedungjaran th 2019
Rekap dprd provinsi kedungjaran th 2019ari saridjo
 
Rekap pilpres kedungjaran
Rekap pilpres kedungjaranRekap pilpres kedungjaran
Rekap pilpres kedungjaranari saridjo
 
Rekap dpd ri kedungjaran
Rekap dpd ri kedungjaranRekap dpd ri kedungjaran
Rekap dpd ri kedungjaranari saridjo
 
Rekapitulasi dpr ri kedungjaran 2019
Rekapitulasi dpr ri kedungjaran 2019Rekapitulasi dpr ri kedungjaran 2019
Rekapitulasi dpr ri kedungjaran 2019ari saridjo
 
Rekap dprd kabupaten kedungjaran 2019
Rekap dprd kabupaten kedungjaran 2019Rekap dprd kabupaten kedungjaran 2019
Rekap dprd kabupaten kedungjaran 2019ari saridjo
 
Lpj pembangunan pagar makam des1
Lpj pembangunan pagar makam des1Lpj pembangunan pagar makam des1
Lpj pembangunan pagar makam des1ari saridjo
 
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desa
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desaPerdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desa
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desaari saridjo
 
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desa
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desaPerdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desa
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desaari saridjo
 
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desaPerdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desaari saridjo
 
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaPerdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaari saridjo
 
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017ari saridjo
 
Apbdes kedungjaran 2018
Apbdes kedungjaran 2018Apbdes kedungjaran 2018
Apbdes kedungjaran 2018ari saridjo
 
Rpd dana desa tahun 2018
Rpd dana desa tahun 2018Rpd dana desa tahun 2018
Rpd dana desa tahun 2018ari saridjo
 
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidupPerdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidupari saridjo
 
Pengurus RAPI 35 Kab. Pekalongan
Pengurus RAPI 35 Kab. PekalonganPengurus RAPI 35 Kab. Pekalongan
Pengurus RAPI 35 Kab. Pekalonganari saridjo
 
Ad art pengnas_rapi_2016
Ad art pengnas_rapi_2016Ad art pengnas_rapi_2016
Ad art pengnas_rapi_2016ari saridjo
 
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desaLaporan penyelenggaraan pemerintahan desa
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desaari saridjo
 

Mehr von ari saridjo (20)

Sk lpmd th 2017 2021
Sk lpmd th 2017 2021Sk lpmd th 2017 2021
Sk lpmd th 2017 2021
 
Rekap dprd provinsi kedungjaran th 2019
Rekap dprd provinsi kedungjaran th 2019Rekap dprd provinsi kedungjaran th 2019
Rekap dprd provinsi kedungjaran th 2019
 
Rekap pilpres kedungjaran
Rekap pilpres kedungjaranRekap pilpres kedungjaran
Rekap pilpres kedungjaran
 
Rekap dpd ri kedungjaran
Rekap dpd ri kedungjaranRekap dpd ri kedungjaran
Rekap dpd ri kedungjaran
 
Rekapitulasi dpr ri kedungjaran 2019
Rekapitulasi dpr ri kedungjaran 2019Rekapitulasi dpr ri kedungjaran 2019
Rekapitulasi dpr ri kedungjaran 2019
 
Rekap dprd kabupaten kedungjaran 2019
Rekap dprd kabupaten kedungjaran 2019Rekap dprd kabupaten kedungjaran 2019
Rekap dprd kabupaten kedungjaran 2019
 
Lpj pembangunan pagar makam des1
Lpj pembangunan pagar makam des1Lpj pembangunan pagar makam des1
Lpj pembangunan pagar makam des1
 
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desa
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desaPerdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desa
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desa
 
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desa
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desaPerdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desa
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desa
 
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desaPerdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
 
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaPerdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
 
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017
 
Data kemiskinan
Data kemiskinanData kemiskinan
Data kemiskinan
 
Apbdes kedungjaran 2018
Apbdes kedungjaran 2018Apbdes kedungjaran 2018
Apbdes kedungjaran 2018
 
Rpd dana desa tahun 2018
Rpd dana desa tahun 2018Rpd dana desa tahun 2018
Rpd dana desa tahun 2018
 
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidupPerdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
 
Pengurus RAPI 35 Kab. Pekalongan
Pengurus RAPI 35 Kab. PekalonganPengurus RAPI 35 Kab. Pekalongan
Pengurus RAPI 35 Kab. Pekalongan
 
Ad art pengnas_rapi_2016
Ad art pengnas_rapi_2016Ad art pengnas_rapi_2016
Ad art pengnas_rapi_2016
 
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desaLaporan penyelenggaraan pemerintahan desa
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa
 
Warga dusun i
Warga dusun iWarga dusun i
Warga dusun i
 

Sistem pemerintahan desa revisi

  • 1. SISTEM PEMERINTAHAN DESA Pengertian Sistem  Secara etimologi bahwa sistem adalah seperangkat unsure yang secara teratur saling berkaitan, susuan yang teratur dari pandangan teori, asas atau metode. Pengertian Pemerintah  Pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga negara yang oleh konstitusi Negara yang bersangkutan disebut sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan. Sedangkan pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga Negara seperti diatur dalam konstitusi suatu Negara.  Pemerintah dalam arti sempit yaitu lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan eksekutif saja. Sedangkan pemerintah dalam arti sempit yaitu lembaga Negara yang memegang fungsi birokrasi yakni aparat pemerintah yang diangkat dan ditunjuk bukan dipilih. Pengertian sistem pemerintahan desa adalah “suatu kebulatan atau keseluruhan proses atau kegiatan berupa antara lain proses pembentukan atau penggabungan desa, pemilihan kepala desa, peraturan desa, kewenangan, keuangan desa dan lain-lain yang terdiri dari berbagai komponen badan publik seperti Perangkat Desa, Badan Pemusyawaratan Desa, dan Lembaga Kemasyarakatan Desa”. Unsur yang merupakan karakteristik dari sebuah Desa : a. Penduduk Desa Adalah setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah desa yang bersangkutan selama waktu tertentu, biasanya dalam waktu 6 bulan atau satu tahun berturut-turut, menurut peraturan daerah yang berlaku. b. Daerah atau Wilayah Desa Wilayah desa harus memiliki batas-batas yang jelas, berupa batas alam seperti sungai, jalan dan sebagainya atau batas buatan seperti patok atau pohon yang dengan sengaja ditanam. Tidak ada ketentuan defenitif tentang berapa jumlah luas minimal atau maksimal bagi wilayah suatu desa. c. Pemimpin Desa Adalah badan yang memiliki kewenangan untuk mengatur jalannya pergaulan social atau interaksi masyarakat. Pemimpin Desa disebut Kepala Desa atau dengan sebutan lain sesuai dengan tempat wilayahnya. d. Urusan atau Rumah Tangga Desa Kewenangan untuk mengurus kepentingan rumah tangga desa, atau yang dikenal dengan otonomi desa. Otonomi desa berbeda dengan otonomi daerah karena merupakan otonomi asli desa yang telah ada dari jaman dahulu, dimana hak otonomi bukan dari pemberian pemerintah atasan, melainkan dari hukum adat yang berlaku.
  • 2. PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN DESA Perkembangan pemerintahan desa berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang pemerintahan desa yang pernah berlaku semenjak jaman Hindia-Belanda sampai dengan UU 32 Tahun 2004 adalah sebagai berikut: a. Masa Pemerintahan Hindia Belanda Berdasarkan Undang-undang Hindia Belanda, penduduk negeri / asli dibiarkan di bawah langsung dari Kepalanya-kepalanya sendiri atau pimpinan. Pengaturan lebih lanjut diatur dalam IGO dan IGOB (Inlandsche Gemeente Ordonnate Buitengewesten). Nama dan jenis persekutuan masyarakat asli ini adalah Persekutuan Bumi Putera. Persekutuan masyarakat asli di Jawa dan di Bali disebut Desa. b. Masa Awal Kemerdekaan Sewaktu awal pemerintahan belum sempat mengatur pemerintahan desa sehingga IGO/B tetap berlaku sampai dengan ditetapkannya Undang-undang baru. c. Masa Orde Lama yaitu Undang-undang Nomor 19 Tahun 1965 tentang Praja Desa Masa orde baru ditetapkannya UU No. 5 Tahun 1979 tentang pemerintahan desa. Undangundang ini bertujuan untuk mengatur kedudukan, nama, bentuk, ukuran, susunan, dan tugas kewajiban Pemerintahan Desa. UU ini sekaligus bertujuan untuk mengatur Desa dari segi pemerintahannya secara seragam untuk seluruh wilayah di Indonesia. d. Atas dasar pertimbangan UU No. 5 Tahun 1979 Sudah tidak sesuai dengan jiwa UUD 1945, dan perlunya mengakui dan menghormati hak asal-usul yang bersifat istimewa, sehingga undang-undang ini perlu diganti/dicabut. Penggantian UU ini ditetapkan semenjak dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dimana pasal-pasal pada ayat ini diatur melalui Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 2005. e. Dalam Era Revormasi UU No. 22 Tahun 1999 diganti dengan UU No. 32 Tahun 2004 Dimana diakui adanya otonomi desa dalam keanekaragaman serta demokratisasi pemerintahan desa. Pengaturan lebih lanjut tentang Desa tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa. Pembentukan Desa terjadi disamping melalui prakarsa masyarakat juga memperhatikan 2 (dua) hal penting yaitu : a. Asal-usul Desa Dapat dipahami sebagai asal mula desa berstatus yang menjadi wilayah suatu Desa, kemudian statusnya meningkat menjadi suatu Desa. Atau dapat dikatakan wilayah baru yang didiami sejumlah penduduk yang baru ditransmigrasikan secara keseluruhan kepada Desa tersebut.
  • 3. Syarat pembentukan desa dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005, diantaranya :  Jumlah penduduk  Luas wilayah  Bagian wilayah Kerja  Perangkat  Sarana dan prasarana pemerintahan dan perangkat Pembentukan desa dapat berupa :  Penggabungan beberapa desa  Penggabungan bagian desa yang bersandingan  Pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih  Pembentukan desa di luar desa di luar desa yang sudah ada b. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Desa yang kondisi masyarakatnya dan wilayahnya tidak memenuhi persyaratan dapat dihapus Dalam PP No. 72 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (5) menyatakan desa yang kondisi masyarakatnya dan wilayahnya tidak memenuhi persyaratan dapat dihapus atau digabung sesuai dengan potensi dan kondisi desa. Apabila terjadi suatu Desa dihapus, kemudian digabungkan dengan desa yang lain (desa tetangga), bersama-sama membentuk suatu Desa yang baru dengan nama yang baru pula. Motif mengapa suatu Desa digabung dengan Desa lain, tidak begitu urgen selama itu tidak menurunkan efesiensi pemerintahan. Artinya bahwa penghapusan dan penggabungan Desa tidak di dasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sujektif tapi dilakukan atas dasar objektifitas fakta lapangan seperti kepadatan penduduk dan pelayanan, pengembangan Desa dan ekonomi desa atau perencanaan tata ruang wilayah pemerintah kabupaten umumnya. Proses Pemilihan Kepala Desa Hingga Pemberhentiannya : • Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi kepala desa menurut PP No. 72 Tahun 2005 yang di tindaklanjuti dengan Perda No.13 Tahun 2006 ttg Tata Cara Pencalonan, Pemilihan,Pengangkatan,Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa. a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Pemerintahan; c. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau sederajat;
  • 4. d. Berusia paling rendah 25 Tahun; e. Bersedia di calonkan menjadi kepala desa; f. Penduduk desa setempat; g. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 tahun; h. Tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekutan hukum tetap; i. Belum pernah menjabat sebagai kepala desa paling lama 10 tahun atau dua kali masa jabatan; j. Memenuhi syarat lain yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten/kota(Perda Nomor 13 Tahun 2006). Dalam pemilihan calon kepala desa harus dibentuk kepanitiaan(P2KD). • a. Anggota panitia tersebut dibentuk oleh BPD yang terdiri dari unsur-unsur : 1. Unsur perangkat desa 2. Pengurus Lembaga Kemasyarakatn 3. Tokoh masyarakat b. Manfaat dari adanya panitia-panitia tersebut yaitu : 1. Membantu BPD di dalam mempersiapkan dan melaksanakan pemilihan kepala desa; 2. Membantu di dalam melakukan pemeriksaan identitas bakal calon kepala desa berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan; 3. Membantu di dalam pemungutan suara saat pemilihan kepala desa; 4. Memberikan laporan yang jelas mengenai pelaksanan pemilihan kepala desa kepada BPD; 5. Membantu di dalam menseleksi atau penjaringan bakal calon kepala desa oleh panitia pemilihan. • Pelaksanaan pelantikan kepala desa terpilih dapat dilakukan di desa di hadapan masyarakat(PP No. 72/2005 dan Perda No.13 Tahun 2006) Karena pelaksanaan pemilihan kepala desa harus dilakukan di depan masyarakat agar didalam pemilihan tidak ada tindakan kecurangan, sehingga masyarakat bisa lebih percaya bahwa kepala desa telah terpilih murni dari kemenangan jumlah suara masyarakat. Yang berhak melantik kepala desa adalah bupati yang disampaikan oleh BPD malalui camat. Pelantikan paling lama 15 hari hari terhitung tanggal penerbitan keputusan bupati. Pelantikan dilaksanakan di depan masyarakat, selanjutnya sebelum memangku jabatan kepala desa mengucapkan sumpah/janji jabatan. Masa jabatan kepala desa yaitu 6 tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
  • 5. Yang mendasari kepala desa diberhentikan dari masa jabatannya yaitu : Menurut pasal 17 PP No. 72 Tahun 2005 menjelaskan kepala desa berhenti karena : 1. Meninggal dunia 2. Akhir masa jabatan 3. Diberhentikan Sementara itu kepala desa diberhentikan apabila : a. Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru; b. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut salama 6 bulan; c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala desa; d. Dinyatakan melanggar janji/ sumpah jabatan; e. Tidak melaksanakan kewajiban kepala desa; f. Melanggar larangan bagi kepala desa. BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) Kedudukan BPD sejajar dengan pemerintahan desa maksudnya BPD merupakan mitra kerja pemerintah desa, memiliki kedudukan sejajar dalam menjalankan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan pasal 34 PP No.72 Tahun 2005, BPD bersama kepala desa menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. a. Wewenang BPD 1. membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa; 2. melaksanakan pengawasan terhadap pelakasanaan pereturan desa dan peraturan kepala desa. 3. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa; 4. Membentuk panitia pemilihan kepala desa; 5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat; 6. Menyusun tata tertib BPD. b. Hak dan kewajiban anggota BPD Anggota BPD mempunyai hak : 1. Mengajukan rancangan peraturan desa 2. Mengajukan pertanyaan 3. Menyampaikan usul dan pendapat 4. Memilih dan dipilih 5. Memperoleh tunjangan Anggota BPD mempunyai kewajiban : 1. Mengamalkan pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan. 2. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan des.
  • 6. 3. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. 5. Memproses pemilihan kepala desa 6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. 7. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat. 8. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan. Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil karena didalam melakukan suatu votting suara untuk membuat suatu keputusan tidak terjadi jumlah suara yang sama, sehingga teradapat pemenang dan yang kalah dan juga dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa. Prosedur/ cara memilih ketua dan wakil ketua BPD Pimpinan BPD diplih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD yang dilakukan secara khusus. Untuk menentukan ketua dan wakil ketua diadakan rapat pertama yang dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda. Masa jabatan BPD yaitu 6 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Yang berwenang untuk menetapkan dan mengesahkan anggota BPD yaitu Bupati melalui keputusan Bupati. 5 larangan yang tidak boleh dilakukan oleh anggota BPD yaitu: 1. Sebagai pelaksana proyek desa. 2. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain. 3. Melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima uang, barang dan jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya. 4. Menyalahgunakan wewenang. 5. Melanggar sumpah/janji jabatan dan peresmian anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat 1 ditetapkan dengan keputusan bupati.
  • 7. ORGANISASI DAN HUBUNGAN KERJA PEMERINTAHAN DESA Tata Kerja Pemerintahan Desa. ` Kepala Desa mempunyai wewenang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD, mengajukan Rancangan Peraturan Desa, menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD, menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBDes untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD, membina kehidupan masyarakat Desa, membina perekonomian Desa, mengkordinasikan pembangunan desa secara partisipatif, mewakili desanya didalam dan diluar Pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati, memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat Sekretariat Desa merupakan unsur Staf Pemerintah Desa dipimpin oleh seorang Sekretaris Desa sebagai perangkat desa yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Sekretaris Desa, Kepala Seksi dan Kepala Dusun bertanggung jawab kepada Kepala Desa sedangkan dalam menjalankan tugas dan fungsinya Kepala Urusan bertanggung jawab kepada Sekretaris Desa. • Hubungan kerja internal Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yaitu hubungan kerja antara kepala desa dengan perangkat desa, dimana kepala desa memiliki hubungan kerja didalam pengambilan keputusan, pemberian arahan dan motivasi, sedangkan perangkat desa melaksanakan keputusan dan memperhatikan arahan dan keteladanan dari kepala desa. • Hubungan kerja eksternal Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yaitu hubungan kerja antara kepala desa dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dimana kepala desa memiliki hubungan kerja didalam menetapkan kebijakan bersama BPD dan menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan BPD.
  • 8. • Pembagian tugas antara Kepala Desa dengan Perangkat Desa yaitu sebagai berikut : 1. Kepala desa bertugas dalam pengambilan keputusan, pemberian arahan dan motivasi serta keteladanan, sedeangkan perangkat Desa melaksanakan keputusan serta memperhatikan arahan dan keteladanan dari kepala desa. 2. Hubungan kerja kepala desa dengan perangkat desa akan muncul dalam pelayanan seperti : pelayanan administrasi, keuangan, kepegawaian dan tata surat menyurat bagi sekretaris desa. 3. Hubungan kerja dengan kepala dusun sebagai pembantu kepala desa mengenai unsur kewilayahan yang terfokus dalam bentuk pengoordinasian tugas-tugas Rukun Tetangga/ Rukun Warga dan tugas perwakilan kepala desa di setiap dusun yang ada. ORGANISASI adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Ciri-ciri organisasi ialah: 1) terdiri daripada dua orang atau lebih, 2) ada kerjasama, 3) ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain, 4) ada tujuan yang ingin dicapai. Menurut para ahli : Organisasi Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepala Desa memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD. Kepala Desa menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD. Kepala Desa menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa untuk di bahas dan ditetapkan bersama BPD kepala desa memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD HUBUNGAN KERJA KEPALA DESA DENGAN PERANGKAT DESA * Kepala desa dan Perangkat Desa ialah pemerintah desa.
  • 9. * Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. * Dalam melaksanakan tugasnya, perangkat desa bertanggungjawab kepada kepala desa. * Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa. * Pengangkatan Perangkat Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. KEWENANGAN DESA DAN WACANA OTONOMI UNTUK DESA Pasal 206 UU No.32 tahun 2004 menyatakan bahwa urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup : a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul Desa b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/ kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa
  • 10. c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota d. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan per-Uuan diserahkan kepada Desa. PP No. 72 Tahun 2005 tentang desa, pasal 7 kewenangan desa, urusan pemerintah yang menjadi kewenangan desa, mencakup : a. Urusan pemerintah yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa; Yang dimaksud dengan kewenangan berdasarkan hak asal-usul desa adalah hak untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan asal usul, adat istiadat yang berlaku dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan seperti subak, jogoboyo, jogotiro, sasi, mapalus, kaolotan, kajaroan, dan lain-lain. Pemerintah daerah mengidentifikasikasi jenis kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan mengembalikan kewenangan tersebut,yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten. b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang diserahkan pengaturannya kepada desa. Pemerintah Kabupaten melakukan identifikasi, pembahasan dan penetapan jenis-jenis kewenangan yang diserahkan pengaturannya kepada desa, seperti kewenangan di bidang pertanian, pertambangan dan energi, kehutanan dan perkebunan, perindustrian dan perdagangan, perkoperasian, ketanagakerjaan, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan, sosial, pekerjaan umum, perhubungan, lingkungan hidup, perikanan, politik dalam negri dan administrasi publik, otonomi desa, perimbangan keuangan, tugas pembantuan, pariwisata, pertanahan, kependudukan, kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat, perencanaan, penerangan/informasi dan komonikasi. c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Yang wajib disertai dengan dukungan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia, dan berpedoman pada peraturan per UU-an. Desa berhak menolak melaksanakan tugas pembantuan yang tidak disertai dengan pembiayaan, prasarana dan sarana, serta sumber daya manusia. d. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan per UU-an diserahkan kepada desa. Kewenangan delegatif adalah kewenangan yang merupakan pengakuan, jadi otonomi desa secara pengakuan merupakan otonomi yang mandiri, sedangkan Kewenangan atributif adalah kewenangan pembarian yang artinya otonomi desa diberikan kewenangan sesuai dengan kemampuan desa tersebut.