Rumah sehat memiliki beberapa kriteria penting seperti lantai yang kering dan bersih, ventilasi yang baik, serta fasilitas sanitasi yang memadai seperti air bersih dan jamban. Diperkirakan hanya 43,89% rumah di Indonesia yang memenuhi kriteria rumah sehat. Perbaikan sanitasi dan lingkungan hidup dapat mencegah banyak penyakit.
2. Pengertian Rumah
• Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan
oleh setiap manusia dimanapun dia berada.
• Rumah adalah struktur fisik terdiri dari
ruangan, halaman dan area sekitarnya yang
dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana
pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun
1992).
3. Menurut WHO
• Rumah adalah struktur fisik atau bangunan
untuk tempat berlindung, dimana lingkungan
berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani
serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan
keluarga dan individu
• (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan
Lingkungan, 2001).
4. FungsiRumah
• sebagai tempat untuk melepaskan lelah,
tempat bergaul
• membina rasa kekeluargaan diantara anggota
keluarga,
• tempat berlindung dan menyimpan barang
berharga,
• merupakan status lambang sosial
5. Syarat Rumah Sehat
• jamban yang sehat,
• sarana air bersih,
• tempat pembuangan sampah,
• sarana pembuangan air limbah,
• ventilasi rumah yang baik,
• kepadatan hunian rumah yang sesuai
• lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah
6. Perumahan Layak
• penyediaan air bersih,
• sanitasi pembuangan sampah,
• transportasi,
• tersedianya pelayanan sosial
(Krieger and Higgins, 2002)
7. Kriteria Rumah Sehat
• didasarkan pada pedoman teknis penilaian
rumah sehat Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes
RI tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang
persyaratan Kesehatan Perumahan.
8. Syarat Rumah Sehat
1. Lantai
Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai
rumah dari semen atau ubin, kermik, atau cukup
tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang
penting disini adalah tidak berdebu pada musim
kemarau dan tidak becek pada musim hujan.
Lantai yang basah dan berdebu merupakan
sarang penyakit.
9. 2. Atap
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan
maupun di pedesaan. Di samping atap genteng adalah cocok
untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat
dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri.
Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak
mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa
pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak
cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga
menimbulkan suhu panas di dalam rumah.
10. 3. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi.
Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di
dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti
keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang
bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di
samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan
kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi
proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan.
11. • Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk
bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab
penyakit).
• Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan
udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri
patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-
menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu
mengalir.
• Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah
selalu tetap di dalam kelembaban (humidity) yang
optimum.
12. • Ada 2 macam ventilasi, yakni :
• Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi
secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada
dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak
menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan
serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain
untuk melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
• Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap
udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga
agar udara tidak berhenti atau berbalik lagi, harus mengalir. Artinya di
dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
13. 4. Cahaya
• Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang
cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak.
Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan
rumah, terutama cahaya matahari disamping
kurang nyaman, juga merupakan media atau
tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya
terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan
menyebabkan silau dan akhirnya dapat
merusakkan mata.
14. 5. Luas Bangunan Rumah
• Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk
penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan
tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding
dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan
perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak kurang
baik terhadap kesehaan penghuninya, sebab disamping
menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah
satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan
mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.
15. 6. Fasilitas-fasilitas di dalam Rumah Sehat
• Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas
sebagai berikut:
• Penyediaan air bersih yang cukup,
• Pembuangan tinja,
• Pembuangan air limbah (air bekas),
• Pembuangan sampah,
• Fasilitas dapur,
• Ruang berkumpul keluarga,
• Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi
(serambi muka atau belakang).
16. • Untuk rumah pedesaan adalah kandang
ternak.
• Sebaiknya, demi kesehatan, ternak harus
terpisah dari rumah tinggal atau dibuatkan
kandang tersendiri.
17. Rumah Sehat di Indonesia
Depkes RI di tahun 2006 melaporkan bahwa:
• kondisi rumah yang memenuhi syarat sehat
untuk tingkat nasional hanya 43,89%.
• kondisi pembuangan limbah yang memenuhi
syarat sebanyak 62,11%
• kondisi jamban yang memenuhi syarat
46,54%.
18. 7 Kriteria Rumah Sehat
1. Kering
• Rumah dikondisikan dengan membangun
sistem bangunan yang dikonstruksi dengan
lingkungan dalam ruangan yang terkontrol.
Bisa dilakukan dengan menjaga agar sistem
saluran air, saluran pembuangan terjaga
dengan baik.Begitu pun masalah perembesan
dan kebocoran rumah, hendaknya diatur agar
tidak terjadi.
19. 2. Bersih
• Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan
agar rumah bebas kotoran, debu, asap serta
kontaminan lainnya. Rumah yang berada di
dekat jalan raya jelas berbeda penangannya
dengan rumah yang ada di kompleks
persawahan.
20. 3. Aman
• Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk,
fungsi, dan peralatan yang aman bagi
penghuni. Konsep ergonomis di setiap piranti
hendaknya juga dipikirkan dengan matang. Sisi
keamanan adalah faktor yang penting, demi
menghindari terjadinya kecelakaan di dalam
maupun di sekitar rumah
21. 4. Bebas Kontaminasi
• Gunakan cat rumah dan produk-produk
bangunan yang aman dan tidak mengganggu
kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida
untuk meminimalisir kontaminasi anggota
keluarga.
22. 5. Memiliki Ventilasi
• Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar.
Standardnya harus ada di setiap ruangan.
6. Bebas dari hewan pengganggu
• Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari
hewan pengganggu seperti tikus, kecoa, cicak, dll. Hewan-hewan ini
selalu berusaha untuk mencari makanan dan sarang di dalam
rumah sehingga anda harus benar-benar ekstra bekerja keras untuk
mengenyahkannya.
7. Terawat
• Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat
dan terpelihara dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya
mengatur jadwal khusus untuk saling berbagi tugas melakukan
tugas ini demi kepentingan bersama.
23. Indikator Penilaian Rumah Sehat
•Langit-langit
•Dinding
•Lantai
•Jendela kamar tidur
•Jendela ruang keluarga
•Ventilasi
•Lubang asap dapur
•Pencahayaan
•Kandang
•Pemanfaatan Pekarangan
•Kepadatan penghuni.
24. Indikator Sarana Sanitasi meliputi:
•Sarana air bersih
•Jamban
•Sarana pembuangan air
limbah
•Sarana pembuangan
sampah
26. Standar Rumah Indonesia
• Deputi Perumahan Formal Kementerian
Perumahan Rakyat (Kemenpera) Pangihutan
Marpaung menjelaskan ketentuan wajib hunian
minimal tipe 36 akan berlaku Januari 2012.
• Hal ini sejalan dengan UU No 1 Tahun 2011 soal
perumahan pasal 22 ayat 3 berbunyi Luas lantai
rumah tunggal dan rumah deret memiliki ukuran
paling sedikit 36 (tiga puluh enam) meter persegi.
27. • Batas minimal 36 m2 maka aturan batas luas
terkecil rumah di Indonesia hanya mengakomodir
9 m2 untuk 1 orang atau 36 m2 dengan
perhitungan ada 4 orang di dalam rumah.
Sementara standar World Health Organization
(WHO) memiliki standar rumah layak dengan luas
10 m2 per orang atau dengan total 40 m2.
• "Padahal harusnya internasional itu 12 m2, jadi
Standar Minimal Rumah Internasional adalah
Tipe 48 m2," katanya.
29. Potensi Bahaya (hazard)
Lingkungan
• Potensi bahaya dalam lingkungan
bertanggung jawab atas seperempat dari
beban total penyakit di seluruh dunia, dan
lebih dari satu per tiga beban di kalangan
anak-anak.
• Dampak Kesehatan potensi bahaya lingkungan
meliputi lebih dari 80 penyakit & tipe-tipe
perlukaan (injury)
30. Lingkungan yang Lebih Sehat
• Intervensi yang tepat-sasaran mencegah
banyak di antara resiko lingkungan ini.
• Di seluruh dunia, dengan perbaikan kesehatan
lingkungan, sebanyak 13 juta kematian dapat
dicegah setiap tahunnya.
31. Lingkungan Global & Tantangan
Kesehatan
• Medan Elektromagnetik & telefon seluler
• Radiasi UV
32. Bahan Kimia adalah Bagian
dari Kehidupan Sehari-hari
• Banyak zat kimia apabila digunakan secara
benar, akan bermanfaat untuk peningkatan
kualitas hidup, kesehatan & kenyamanan.
• Akan tetapi zat kimia lainnya dapat berpotensi
membahayakan dan dapat berdampak negatif
bagi kesehatan diri dan lingkungan bila
dikelola dengan tidak benar.
33. 10 Bahan Kimia yang merupakan Ancaman
Utama Kesehatan Masyarakat:
1. Polusi Udara
2. Arsenik
3. Asbes
4. Benzene
5. Cadmium
6. Dioxin & substansi mirip dioxin
7. Fluorid dengan kadar yang tidak tepat
8. Timah
9. Merkuri
10. Pestisida yang berbahaya
34. 10 FAKTA SANITASI
• Sekitar 2.6 milyar orang di dunia tidak
memiliki akses untuk kebersihan (sanitasi)
yang cukup.
• Daerah dengan sanitasi terendah adalah
kawasan sub-Sahara di Afrika (31%), Asia
selatan (36%) dan Oseania (53%).
• Masalah yang mendasari pada banyak negeri
ialah infrastruktur yang lemah, dan basis
sumber daya manusia yang kurang dan
sumber yang langka untuk memperbaiki
keadaan.
35. 10 FAKTA SANITASI
• Kurangnya fasilitas sanitasi memaksa orang
defekasi di tempat terbuka, di sungai atau
dekat tempat anak-anak bermain atau tempat
memasak makanan.
• Keadaan ini meningkatkan This increases
resiko penyakit menular: Penyakit yang
menular melalui air,
36. Sanitasi merupakan komponen
yang Penting
• Sanitasi merupakan komponen yang penting
dalam merespons kedaruratan & usaha
rehabilitasi untuk membendung penyebaran
penyakit, membangun kembali pelayanan
dasar dalam komunitas dan membantu
orang-orang kembali ke aktivitas hariannya.
37. Fasilitas Rawat Inap Kesehatan
• Fasilitas rawat inap kesehatan membutuhkan
sanitasi yang layak & harus menerapkan
higiene (kesehatan) yang baik untuk
mengendalikan infeksi.
• Di seluruh dunia, antara 5% - 30% pasien
menderita satu atau lebih infeksi yang
seharusnya dapat dihindarkan selama dalam
perawatan fasilitas rawat inap.
38. Sanitasi Mengurangi Angka
Kematian Akibat Diare
• Penelitian membuktikan bahwa perbaikan
sanitatsi menurunkan angka kematian akibat
diare hingga sepertiganya.
• Diare merupakan pembunuh terbesar dan
yang sebenarnya dapat dicegah:
menyebabkan kematian hingga 1.5 juta orang
per tahun, sebagian besar di kalangan balita
yang tinggal di negara berkembang.
39. Higiene, Edukasi & Promosi
• Higiene, edukasi & promosi cuci tangan
merupakan cara yang sederhana, mudah, dan
murah yang dapat mengurangi kasus diare
hingga 45%.
• Bahkan bila sanitasi yang ideal tidak tersedia,
menerapkan praktik higiene yang baik dalam
masyarakat akan mengarah ke kesehatan yang
lebih baik.
• Higiene yang baik bekerjasama dengan
perbaikan fasilitas mencegah penyakit.
40. Kesehatan Sanitasi Air/Water
• Sanitation Health (WSH)
WHO bekerja pada aspek- aspek air,
sanitasi dan hygiene, di tempat-tempat di mana
beban kesehatan berat, di mana intervensi akan
memberi perbedaan yang bermakna & tempat
di mana saat ini pengetahuan masih sangat
kurang.
41. Terdapat Enam Aktivitas Inti
• Manajemen kualitas air minum
• Monitoring suplai air dan sanitasi
• Pengawasan & pencegahan kolera
• Air &sSanitasi pada beberapa keadaan yang berbeda
• Manajemen sumber air
• Beberapa aktivitas lain (aspek ekonomis aspects,
perubahan iklim, & MDG: Millenium Development
Goals).
42. Perubahan Usia Harapan Hidup
Laporan
Pembangunan
manusia
untuk mempertajam
program-program
kesejahteraan rakyat
Khususnya pada
program
pendidikkan dan
kesejahteraan
43. Usaha Memperbaiki Usia Harapan
Hidup
• Wajib belajar 9 tahun
• Program kesehatan gratis yang menyeluruh
• Program peningkatan kualitas dan kuantitas
pendidikkan
- Rehabilitasi gedung sekolah
- Penyempurnaan penyaluran dana BOS
- Peningkatan kualitas dosen dan guru
44. Pembangunan Manusia di DKI Jakarta
• Layanan pendidikan dan kesehatan sudah
lebih baik dibandingkan dengan pelayanan
transportasi dan infrastruktur kota
• Kualitas hidup dan IPM meningkat
47. Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)
• Tiga dimensi:
– Pendidikan rata-rata lama sekolah, angka melek
huruf
– Kesehatan angka harapan hidup
– Kemampuan daya beli rata-rata pengeluaran riil
per kapita
49. Aspek Pendidikan
• Dari segi keaskaraan angka meflek huruf
relatif stabil dan tinggi
• Telah ditingkatkan dengan program wajib
belajar 9 tahun
• Alokasi dana APBD meningkat
• Rata-rata sudah menamatkan sekolah hingga
SMP
50. • Kesempatan memperoleh pendidikan lebih
terbuka
• Semakin banyak memperoleh pendidikan
tinggi berkualitas akses pekerjaan dan
pendapatan yang baik lebih terbuka
51. Aspek Kesehatan
• Telah meningkat, indikatornya:
– Usia harapan hidup
– Angka kematian ibu dan bayi
– Prevalensi balita kurang gizi