Dokumen tersebut membahas latar belakang penelitian tentang peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs Negeri Balen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dan pengaruh model tersebut terhadap motivasi belajar siswa. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek siswa kelas VIII MT
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu
mata pelajaran yang bertujuan meningkatkan kualitas akidah dan akhlak peserta
didik. Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan
mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak
terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Al-Akhlak
al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik
dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan berbangsa, terutama dalam rangka
mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional
yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.
Sangat diperlukan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terutama
dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Salah satu usaha yang dilakukan adalah
dengan melakukan inovasi pembelajaran, yaitu dengan mendesain penerapan
model pembelajaran yang lebih menarik dan bervariasi.
Kenyataaan di lapangan terutama di MTs Negeri Balen menunjukkan
kemampuan siswa dalam memahami materi Pendidikan Aqidah Akhlak masih
tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata ulangan harian siswa yang
relatif rendah .Selain itu keaktivan siswa dalam pembelajaran juga masih terlihat
pasif /kurang antusias.
Secara jujur harus diakui bahwa pendidikan Aqidah Akhlak yang selama ini
berlangsung masih menempatkan siswa sebagai obyek yang harus diisi dengan
2. 2
pengetahuan sebanyak-banyaknya. Pembelajaran lebih banyak dilaksanakan
dengan metode ceramah yang didominasi guru sebagai sumber utama
pengetahuan, akibatnya siswa cenderung pasif dan kurang mempunyai kontribusi
di dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.
Pembelajaran kooperatif, merupakan metode pembelajaran dengan siswa
bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Pembelajaran
kooperatif atau cooperative learning mengacu pada metode pengajaran, siswa
bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nur dan
Wikandari, 2000:25). Diharapkan model pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan keaktivan dan kemampuan siswa dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
Berdasarkan paparan di atas maka peneliti ingin mencoba melakukan
penelitian dengan judul ” PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK
PAIR SHARE) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH
AKHLAK SISWA KELAS VIII-B MTs NEGERI BALEN BOJONEGORO PADA
MATERI AKHLAK TERPUJI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Seberapa jauh peningkatan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS (think pair share) pada siswa kelas VIII-B
MTs Negeri Balen Bojonegoro pada materi akhlak terpuji ?
3. 3
2. Bagaimanakah pengaruh model kooperatif tipe TPS (think pair share)
terhadap motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VIII-B MTs Negeri
Balen Bojonegoro pada materi akhlak terpuji ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan siswa dengan menerapkan
model kooperatif tipe TPS (think pair share) pada materi akhlak terpuji
2. Mengetahui pengaruh model kooperatif tipe TPS (think pair share) terhadap
motivasi belajar Aqidah Akhlak Kelas VIII-B MTs Negeri Balen Bojonegoro
pada materi akhlak terpuji
D. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan memberi manfaat, antara lain:
1. Guru dapat meningkatkan kualitas serta hasil kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran Aqidah Akhlak .
2. Sebagai informasi sekaligus alternatif pembelajaran bagi guru Aqidah Akhlak
.
4. 4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Konstruktivistik
Kontruktivis merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan adalah kontruksi kita sendiri. Hakekat dari teori kontruktivis
adalah ide bahwa siswa harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri.(Nur,2000:2)
Pandangan kontruktivis mengatakan bahwa pengetahuan itu ada dalam diri
seseorang yang mengetahui. Menurut kontruktivisme, tugas guru hanyalah
mengarahkan agar siswa membangun dan menemukan pengetahuannya sendiri.
Teori kontruktivis menganjurkan peranan yang lebih aktif bagi siswa dalam
pembelajaran mereka sendiri dibandingkan dengan apa yang saat ini dilaksanakan
pada mayoritas kelas karena penekanannya pada siswa sebagai siswa yang aktif ,
strategi kontruktivis sering disebut pengajaran yang berpusat pada siswa.( Nur,
2000:3). Ini berarti siswa sendiri yang mengkonstruksi konsep yang perlu dipelajari,
dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa konstruktivisme
memandang pengetahuan sebagai hasil konstruksi manusia melalui interaksinya
dengan obyek pengalaman lingkungan mereka. Dalam konstruktivisme pengetahuan
tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada orang lain, akan tetapi harus
diinterpretasikan sendiri oleh tiap-tiap orang. Dalam hal ini, keaktifan dan
keingintahuan menjadi sesuatu yang sangat berperan.
5. 5
B. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran yang sesuai dengan dengan teori kontruktivis adalah
pembelajaran kooperatif, hal ini didasari teori bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep apabila mereka saling mendiskusikan
konsep itu dengan temannya.(Slavin, 2001:259)
Dalam pengajaran Aqidah Akhlak ,pembelajaran kooperatif turut menambah
unsur-unsur interaktif sosial siswa dalam berkomunikasi maupun menyelesaiakan
tugas guru sehingga siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan akademik yang
lebih baik.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran dengan penekanan
pada hakekat social dalam belajar dan penggunaan kelompok sejawat untuk
memodelkan cara berfikir yang sesuai dan saling mengemukakan dan meluruskan
kekeliruan pengertian atau miskonsepsi diantara mereka..(Nur,2000:8)
Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif secara umum
Fase Kegiatan Guru
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua
tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai pada topik tersebut dan
memotivasi siswa
Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi
kepada siswa baik dengan
peragaan atau teks
Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada
siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok-kelompok
belajar
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing
kelompok-kelompok belajar pada
saat mereka mengerjakan tugas
mereka
Mengetes materi
Guru mengetes materi pelajaran
atau kelompok menyajikan hasil-
hasil pekerjaan mereka
6. 6
Memberikan penghargaan
Guru memberikan cara-cara
untuk menghargai hasil belajr
individu dan kelompok
C. Pembelajaran Kooperatif tipe-TPS (Think Pair Share)
Pembelajaran Kooperatif tipe-TPS adalah salah satu tipe dari pembelajaran
Kooperatif. Ciri dari Pembelajaran Kooperatif tipe-TPS adalah kelompok yang
dibentuk beranggotakan dua orang (berpasang-pasangan) .
Siklus kegiatan pengajaran TPS adalah sebagai berikut :
a. Guru mempersiapkan siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Guru menyampaikan informasi pembelajaran secara singkat.
c. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk difikirkan penyelesaiannya.
(think)
d. Siswa membentuk kelompok secara perpasangan dan mendiskusikan tugas
yang diberikan.
e. Guru mempersilahkan dua atau tiga pasang menyampaikan hasil diskusinya di
depan kelas dan kelompok lain menanggapi (share)
f. Guru melakukan evaluasi dan memberikan penghargaan bagi siswa yang
mendapatkan skor yang baik.
7. 7
D. Tinjauan Materi Aqidah akhlak
1. Pengertian Akhlak
Kata akhlak berasal dari kata jamak "Alkhuluku" atau "Al-khalku" yang
bermakna "kejadian". Kedua kata tersebut berasal dari kata "Khalaka" yang
mempunyai arti "menjadikan". Dari kata "Khalaka" inilah timbul bermacam-
macam kata seperti : Al- khulku yang mempunyai makna "budi pekerti", AlKhalik
bermakna "Tuhan Pencipta Alam" (Masy'ari, 1980).
2. Jenis - Jenis Akhlak
Pada dasarnya perbuatan manusia ada yang baik dan ada buruk. Perbuatan
yang baik disebut dengan akhlak yang baik dan identik dengan sifat para Nabi dan
orang - orang shiddiq, sedangkan perbuatan yang buruk disebut dengan akhlak
tereela atau buruk. Maka pada hakikafiya akhlak ada dua, yaitu akhlak yang baik
atau terpuji (Al -Akhlaaqul Mahmuudah) dan akhlak yang buruk atau tercela (Al -
Akhlaaqul Madzmuumah).
3. Pembelajaran Aqidah akhlak
Allah SWT sang pencipta dan pengatur alam semesta dengan
kemahakuasaannya. Menciptakan manusia dari setetes air mani dengan
kekuasaannya kita menjadi manusia yang sempurna, banyak sekali kenikmatan
yang di berikan Allah SWT kepada manusia tetapi manusia kurang begitu
mensyukuri apa yang telah diberikan-Nya. Manusia diberi akal untuk berfkir atas
semua yang ada dimuka bumi, dilaut dan diluar angkasa, dimana semua itu ada
yang mengatur dan menciptakannya tiada lain adalah Allah SWT dengan segala
sifat-sifat-Nya.
8. 8
Secara umum sifat-sifat Allah dapat dibagi kedalam tiga macam, yaitu:
a. Sifat Wajib Allah, merupakan sifat yang pasti dimiliki Allah Mw.
b. Sifat Mustahil Allah, merupakan sifat yang pasti tidak dimiliki Allah SWT.
c. Sifat Jaiz Allah, merupakan sifat kewenangan Allah, yaitu Allah SWT bebas
untuk melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan sesuatu.
9. 9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan berupa penelitian pengembangan model
pembelajaran dan tindakan. Penelitian tindakan terikat dalam
perencanaan dan pengimplementasiaan perangkat pembelajaran
kooperatif tipe TPS .
Tehnis analisis yang digunakan kualitatif, pendekatan deskriftif dengan
pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif digunakan mendeskripsikan kegiatan
siswa selama proses pembelajaran.
B. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kls VIII-B MTs Negei Balen
Bojonegoro, siswa dikelas ini berjumlah 42 orang, kemampuan akademik siswa-siswi
di kelas ini rata-rata cukup. Kondisi lain yang terikat bahwa latar belakang mereka
cukup beragam, mereka terdiri dari beragam latar belakang sosial, sehingga secara
keseluruhan kelas VIII-B MTs Negeri Balen Bojonegoro relatif cukup heterogen.
C. Data dan sumber data
Sesuai dengan fokus masalah yang diamati, maka data yang diperlukan
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Hasil pengamatan terhadap langkah-langkah dan kondisi pembelajaran.
2. Pemahaman materi Aqidah Akhlak oleh siswa
10. 10
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa VIII-B MTs
Negeri Balen Bojonegoro
D. Teknik pungumpul data
1. Observasi dan catatan lapangan digunakan untuk menjaring data yang berkaitan
dengan peningkatan pemahaman materi pembelajaran.
2. Evaluasi digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan peningkatan
hasil pemahaman materi pembelajaran.
E. Teknik analisa data
Data berasal dari lembar observasi , antara lain yang diamati adalah :
kerjasama dalam kelompok, memberikan ide, mengajukan pertanyaan,
memperhatikan pertanyaan teman, memberikan tanggapan, kemampuan memahami
materi, partisipasi dalam kelompok, kemampuan menengahi jika ada kelompok yang
salah paham, kemampuan menjelaskan dan menyimpulkan materi yang dibahas.
F. Monitoring pelaksanaan tindakan
Untuk memudahkan pelaksanaan tindakan kelas dikelas.maka peneliti
dibekali dengan lembar observasi kegiatan pembelajaran, agar pembelajaran
berlangsung dengan baik dan lancar.dan peneliti memberikan arahan tentang cara
pengisian lembar observasi kepada rekan guru yang membantu dalam penelitian
tersebut. Dari hasil pemantauan secara kolaboratif didiskusikan. Pembahasan tersebut
Dititik beratkan pada kekurangan kelemahan yang dicapai dalam pelaksanaan
tindakan. Dari hasil diskusi dijadikan bahan untuk membuat rencana berikutnya,
dengan harapan agar pelaksanaan pada siklus berikutnya menjadi lebih baik.
11. 11
G. Rancangan penelitian
Untuk menerapkan perangkat pembelajaran kooperatif dengan
tipe TPS digunakan rancangan penelitian tindakan, selain itu juga
memecahkan masalah-masalah praktis, juga untuk memperbaiki strategi
pembelajaran. Dalam penelitian ini tindakan yang dimaksud penerapan pembelajaran
kooperatif dengan tipe TPS , untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi.
Penelitian tindakan kelas melalui 4 tahap yaitu : perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi, yang dilaksanakan
dalam tiga siklus ( tiap siklus dilakukan 1 kali tatap muka ).
Prosedure penelitian dapat digambarkan dengan skema sebagai
Berikut :
Rencana Tindakan
Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap tersebut.
Rencana tindakan siklus 1
1. Perencanaan
Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan
Kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
12. 12
Membuat rencana pembelajaran kooperatif tipe TPS dan lembar observasi.
Membuat Instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian Tindakan kelas /
alat Bantu / media yang diperlukan
Membuat alat evaluasi
Secara garis besar tahapan pembelajaran kooperatif TPS :
a. Guru mempersiapkan siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Guru menyampaikan informasi pembelajaran secara singkat.
c. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk difikirkan penyelesaiannya.
(think)
d. Siswa membentuk kelompok secara perpasangan dan mendiskusikan tugas
yang diberikan (pair)
e. Guru mempersilahkan dua atau tiga pasang menyampaikan hasil diskusinya di
depan kelas dan kelompok lain menanggapi (share)
f. Guru melakukan evaluasi dan memberikan penghargaan bagi siswa yang
mendapatkan skor yang baik.
g. Tes hasil belajar
Dilakukan 1 x tes setelah pertemuan, tes dikerjakan secara inividu mandiri. Tes
uraian dikerjakan selama 30 menit.hasil tes digunakan untuk mengetahui apakah
ada peningkatan siswa pada pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak .
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan Skenario
pembelajaran kooperatif tipe TPS yang telah drencanakan.
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi.
13. 13
4. Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. pada
tahap ini , pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan
diskusi.untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Hasil analis data yang
dilakukan dalam tahapan akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan
siklus berikutnya.
Data dan cara pengambilannya
1. Sumber data: sumber data dari tindakan kelas ini adalah siswa dan peneliti
2. Jenis data : jenis data yang didapatkan adalah data kwantitatif dan data
kwalitatif yang tediri dari :
a. rencana pelaksanaan pembelajaran
b.data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran hasil belajar.
3. Cara pengambilan data
a. Data hasil belajar : diperoleh melalui tes hasil belajar
b. Data tentang situasi pembelajaran , diperoleh melalui lembar observasi
c. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan
didapat dari rencana pembelajaran dan lembar obervasi.
Indikator kinerja
Yang menjadi indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah jika terjadi
perubahan peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif dengan
Tipe TPS . Secara kuantitatif dapat diindikasikan jika 85 % dari seluruh siswa
terlihat pemahaman terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak berubah lebih baik.
Hal ini diwujudkan dengan adanya kemampuan siswa minimal 70% dalam
menjawab soal uraian terstruktur dengan benar. Disamping itu juga 75% siswa
14. 14
terlibat aktif dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe TPS. kemampuan guru
untuk mengimplementasikan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat
terlaksana dengan baik.
Secara skema dapatlah digambarkan kegiatan penelitian tindakan kelas :
Rancangan dari hasil identifikasi masalah
Rencana 1
Rencana / strategi pembelajaran
Revisi Pelaksanaan dan observasi
Evaluasi dan Refleksi
Rencana 2
Rencana / strategi pembelajaran
Revisi Pelaksanaan dan obsevasi
Evaluasi dan Refleksi
Laporan Penelitian
Siklus rancangan penelitian tindakan
15. 15
a). Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi awal, merumuskan permasalahan
dan merencanakan tindakan yang meliputi rancangan strategis dalam
penyampaian dan pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe TPS . Pada tahap
ini juga dikembangkan strategi pembelajaran, instrumen pengumpul data
berupa lembar pengamatan perangkat tes hasil belajar serta menyusun rencana
pengolahan data.
b). Tahap pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan skenario tindakan yang telah
direncanakan serta melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran
berlangsungsesuai dengan jadwal penelitian. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung dilakukan pengamatan oleh tim dengan menggunakan instrumen
pengamatan. serta melakukan evaluasi dan refleksi selama pelaksanaan
tindakan ditujukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran
berikutnya.
c.) Tahap Evaluasi dan Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi dan refleksi selama pelaksanaan
tindakan ditujukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran
berikutnya.
16. 16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari RPP 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang
mendukung. Disiapkan juga lembar pengamatan keaktifan siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 14
Maret 2012 di kelas VIII-B dengan jumlah 42 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru.
Observasi pembelajaran dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar, sebagai pengamat adalah rekan guru .
Pada akhir proses belajar mengajar siswa di beri tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil tes formatif adalah
sebagai berikut.
Tabel 1
Hasil Tes Hasil Belajar Siklus I
No
Nama Nilai Kategori
Urut
1 AAN KHOLISIAH 60 Belum Tuntas
2 AFEK SHOIBAT 70 Tuntas
3 ALFIA FITRIANA 70 Tuntas
4 ANDI IRAWAN 70
Tuntas
18. 18
40 WAKHID ARIFIANTO 65 Belum Tuntas
41 YUDA RISKI PRATAMA 75 Tuntas
42 YULIANTO. 75 Tuntas
Setelah dilakukan perhitungan maka rata-rata hasil belajar siklus I adalah
68,81. Berdasarkan kriteria ketuntasan maka tingkat keberhasilan siklus I adalah
73,80 % (dari 42 siswa yang tuntas adalah 31 siswa ). Sedangkan hasil observasi
aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai prosentase aktivitas sebesar 69%.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa
belum tuntas belajar, karena siswa yang memahami pelajaran hanya sebesar 73,80
% lebih kecil dari presentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal
ini disebabkan siswa masih merasa asing terhadap metode yang diterapkan guru
selain itu guru terlihat kurang maksimal dalam melakukan bimbingan pada waktu
diskusi . Siswa juga terlihat masih belum terbiasa dengan metode yang
dilaksanakan ini.
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut :
1. Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran
2. Kegiatan membimbing diskusi kurang berjalan dengan maksimal.
3. Pengelolaan waktu juga belum maksimal.
d. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya :
19. 19
1. Guru lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak terlibat langsung
dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dan proporsional terutama pada
kegiatan membimbing kelompok kecil dalam berdiskusi.
3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari RPP 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
Disiapkan juga lembar pengamatan keaktifan siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 21
Maret 2012 di kelas VIII-B MTs Negeri Balen Bojonegoro dengan jumlah
42 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Observasi pembelajaran dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar, sebagai pengamat adalah rekan guru.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa di beri tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil tes formatif adalah
sebagai berikut.
Tabel 2
Hasil Tes Hasil Belajar Siklus II
No
Nama Nilai Kategori
Urut
1 AAN KHOLISIAH 78 Tuntas
2 AFEK SHOIBAT 75 Tuntas
21. 21
38 SITI AMILATUN 75 Tuntas
39 ULFI NUR VAIDA 80 Tuntas
40 WAKHID ARIFIANTO 80 Tuntas
41 YUDA RISKI PRATAMA 65 Belum Tuntas
42 YULIANTO. 70
Tuntas
Dari hasil perhitungan rata-rata siklus II 75,02. Sedangkan Tingkat
keberhasilan siklus II adalah 90,48 %. Hasil observasi diperoleh prosentase
aktivitas siswa sebesar 80% .Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus ketiga
secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memahami pelajaran
sebesar 90,48 % lebih besal dari presentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu
sebesar 85%. Prosentase aktivitas siswa sebesar 80% menunjukkan siswa telah
mempunyai motivasi yang kuat dalam pembelajaran.
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut :
1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua langkah-
langkah pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi prosentasenya sudah cukup baik
2. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses
belajar mengajar berlangsung. Dalam memberikan umpan balik guru juga sudah
terkategori baik.
3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan.
4. Hasil belajar siklus II mencapai ketuntasan klasikal.
d. Revisi
Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran dengan baik hal ini
dilihat dari siswa yang rata-rata sudah aktif dalam pembelajaran dan hasil belajar
22. 22
siswa sudah mencapai kategori tuntas. Untuk pelaksanaan pembelajaran berikutnya
diharapkan dapat mempertahankan dan memaksimalkan apa yang telah dicapai saat
ini. Pada siklus III ini siklus dihentikan karena telah mencapai hasil diharapkan
yaitu ketuntasan belajar klasikal dan aktivitas siswa yang mencapai kategori efektif.
B. Pembahasan
Untuk lebih mempertajam hasil penelitian tindakan kelas, maka dilakukan
pembahasan terkait dengan hasil penelitian sebagai berikut :
1. Pada siklus I siswa secara klasikal keberhasilan belajar siswa mencapai 73,80 %,
sedangkan siklus II mencapai 90,48%. Siklus I belum mencapai criteria
ketuntasan sedangkan siklus II telah mencapai kriteria ketuntasan. Ini
menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan siswa dari siklus ke siklus mengalami
peningkatan. Peningkatan ini disebabkan oleh guru yang semakin mengerti dan
memahami langkah-langkah pembelajaran sehingga proses belajar mengajar
berlangsung lebih baik.
2. Pada siklus I hasil observasi menyatakan bahwa rata-rata aktivitas siswa masih
kurang (69%). Pada siklus II rata-rata aktivitas siswa sudah mencapai kategori
aktif (80%). Ini menunjukkan siswa semakin termotivasi dalam belajar Aqidah
Akhlak materi Akhlak terpuji terhadap sesama .
23. 23
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama tiga siklus, dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (think pair share) memiliki dampak
positif dalam meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak pada materi
akhlak terpuji MTs Negeri Balen Bojonegoro yang ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I
(73,80%) dan siklus II (90,48%).
2. Model Pembelajaran kooperatif tipe TPS (think pair share) dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar Aqidah Akhlak pada
materi akhllak terpuji MTs Negeri Balen Bojonegoro . Ini dapat dilihat dari
aktivitas siswa yang meningkat dari siklus I (69%) dan siklus III (80%).
B. Saran
Agar proses belajar mengajar Aqidah Akhlak lebih efektif dan lebih
memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai
berikut :
1. Model Pembelajaran kooperatif tipe TPS (think pair share) dapat menjadi
alternatif bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
2. Diperlukan adanya penelitian lanjutan agar hasil penetian ini lebih dapat
bermanfaat.
24. 24
DAFTAR PUSTAKA
Badeni .1998. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Dirjen Dikti
Depag. 2006. Standar Isi mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah.
Jakarta
Muslimin, Ibrahim.dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Unesa
University Press
Nur, Muhammad,dkk.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Pusat Sains dan
Matematika Sekolah
Slavin, Robert. 1997. Educational Psychology (Theory and Practice). New York
Allyn Bacon
25. 25
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I
Nama Sekolah : MTs Negeri Balen
Mata Pelajaran : AQIDAH AKHLAK
Kelas/ Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
A. Standar Kompetensi
6. Menerapkan akhlak terpuji kepada sesama
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan pengertian dan pentingnya husnudz dzon, tawadlu’, tasamuh dan
ta’awun.
C. Indikator
Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya husnudz dzon
Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnyatawadlu
Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya tasamuh
Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya ta’awun
D. Materi Pokok
Akhlak terpuji terhadap sesama
E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Kooperatif tipe- TPS
F. Media/Alat Pembelajaran
Buku paket, LKS
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 Menit)
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Guru melakukan apersepsi
2. Kegiatan Inti ( 85 Menit)
c. Guru menjelaskan secara singkat tentang pengertian husnudz dzon,
tawadlu’, tasamuh dan ta’awun
d. Guru memperhatikan penjelasan guru
Lampiran
26. 26
e. Siswa diberi waktu untuk berpikir (think) dan berpasangan dengan
teman sebangku (pair) untuk menjawab mendiskusikan tentang
pentingnya husnudz dzon, tawadlu’, tasamuh dan ta’awun
f. Guru menunjuk beberapa kelompok untuk tampil ke depan dan
menyajikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi (share)
3. Kegiatan Penutup ( 10 Menit)
g. Guru merumuskan butir-butir penting pembelajaran.
h. Guru memberi siswa latihan untuk dikerjakan di rumah.
H. Evaluasi
Indikator Pencapaian Jenis
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Contoh Instrumen
menjelaskan pengertian
dan pentingnya
husnudz dzon
menjelaskan pengertian
dan pentingnyatawadlu
menjelaskan pengertian
dan pentingnya
tasamuh
menjelaskan pengertian
dan pentingnya ta’awun
Tes tulis
Tes tulis
Tes Lisan
Tes Lisan
Penugasan
Penugasan
Penugasan
Penugasan
Jelaskan pengertian
dan pentingnya
husnudz dzon!
Jelaskan pengertian
dan pentingnya
tawadlu!
Jelaskan pengertian
dan pentingnya
tasamuh!
Jelaskan pengertian
dan pentingnya
ta’awun!
Balen, Maret 2012
Mengetahui
Kepala MTs Negeri Balen
Drs. H. MASRUCH, M.Pd
NIP. 19600416 199203 1 002
Guru Mata Pelajaran
NUR SULI ULFA, S.Ag
NIP. 19771212 200710 2 001
27. 27
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II
Nama Sekolah : MTs Negeri Balen
Mata Pelajaran : AQIDAH AKHLAK
Kelas/ Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
A. Standar Kompetensi
6. Menerapkan akhlak terpuji kepada sesama.
B. Kompetensi Dasar
6.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh perilaku husnudz dzon, tawadlu’,
tasamuh dan ta’awun.
C. Indikator
Dapat menyebutkan bentuk dan contoh-contoh sikap husnudz dzon,
tawadlu’, tasamuh dan ta’awun
Dapat menunjukkan ciri-ciri orang yang memiliki sikap husnudz dzon,
tawadlu’, tasamuh dan ta’awun
D. Materi Pokok
Akhlak terpuji terhadap sesama
E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Kooperatif tipe- TPS
F. Media/Alat Pembelajaran
Buku Paket, LKS
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Guru melakukan apersepsi
2. Kegiatan Inti
c. Guru menjelaskan materi secara singkat contoh perilaku husnudz dzon,
tawadlu’, tasamuh dan ta’awun.
d. Siswa mendengarkan penjelasan guru
28. 28
e. Siswa diberi waktu untuk berpikir (think) dan berpasangan dengan
teman sebangku (pair) untuk memberikan contoh beberapa sikap
husnudz dzon, tawadlu’, tasamuh dan ta’awun.
f. Guru menunjuk beberapa kelompok untuk tampil ke depan dan
menyajikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi (share)
3. Kegiatan Penutup
g. Guru merumuskan butir-butir penting pembelajaran.
h. Guru memberi siswa latihan untuk dikerjakan di rumah.
H. Evaluasi
Indikator Pencapaian Jenis
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Contoh Instrumen
menyebutkan bentuk
dan contoh-contoh
sikap husnudz dzon,
tawadlu’, tasamuh dan
ta’awun
menunjukkan ciri-ciri
orang yang memiliki
sikap husnudz dzon,
tawadlu’, tasamuh dan
ta’awun
Tes tulis
Tes Lisan
Penugasan
Penugasan
Sebutkan bentuk dan
contoh-contoh sikap
husnudz dzon,
tawadlu’, tasamuh
dan ta’awun!
Sebutkan ciri-ciri
orang yang memiliki
sikap husnudz dzon,
tawadlu’, tasamuh
dan ta’awun !
Balen, Maret 2012
Mengetahui
Kepala MTs Negeri Balen
Drs. H. MASRUCH, M.Pd
NIP. 19600416 199203 1 002
Guru Mata Pelajaran
NUR SULI ULFA, S.Ag
NIP. 19771212 200710 2 001