SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 48
Obyek PPh Pasal 23
• Tidak mengenal batasan jumlah uang
• Dikenakan dari penghasilan bruto berapapun jumlahnya
• Dikenakan atas pembayaran atau pembebanan jasa,
sewa, bunga, dividen, royalti, dan hadiah yang telah
diterimanya
• Pemotong terdiri dari WP Badan yang membayarkan
uang atau membebankan atas jasa sewa selain tanah,
bangunan dan kapal, dan yang disebut diatas. WP OP
yang menggunakan pembukuan atau ditunjuk oleh DJP,
mis: dokter
Tarif PPh Pasal 23
No
Jenis Penghasilan Tarif PPh 23 -
(bagi WP ber-
NPWP)
(%)
Tarif PPh 23
( yg tdk ber
NPWP )
(%)
(1) (2) (3) (4)
1 Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf g UU PPh
15% dari
Jumlah
bruto
30% dari
jumlah
bruto
2 Bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1) huruf f UU PPh;
15% dari
jumlah
bruto
30% dari
jumlah
bruto
3 Royalti 15% dari
jumlah
bruto
30% dari
jumlah
bruto
Tarif PPh Pasal 23
4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang
telah dipotong PPh 21
15% dari jumlah
bruto
30% dari
jumlah
bruto
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan
lain sehubungan dengan penggunaan harta yang
telah dikenai PPh Final pasal 4 (2)
2 % dari jumlah
bruto
tidak
termasuk
PPN
4% dari
jumlah
bruto
tidak
termasuk
PPN
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konstruksi (*), jasa konsultan
2% dari jumlah
bruto tidak
termasuk
PPN
4% dari
jumlah
bruto
tidak
termasuk
PPN
Tarif PPh pasal 23
7 Jasa lain selain jasa yang telah dipotong
Pajak Penghasilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 yang telah
ditetapkan oleh Menteri Keuangan
berdasarkan PMK-244/PMK.03/2008
2% dari
Jumlah
bruto tidak
termasuk
PPN
4% dari
jumlah
bruto tidak
termasuk
PPN
a Jasa penilai (appraisal);
b Jasa aktuaris;
c Jasa akuntansi, pembukuan, dan
asestasi laporan keuangan;
Tarif PPh pasal 23
d Jasa perancang (design); 2% 4%
e Jasa pengeboran (drilling) di bidang
penambangan minyak dan gas bumi
(migas), kecuali yang dilakukan oleh
bentuk usaha tetap;
f Jasa penunjang di bidang penambangan
migas :
1) jasa penyemenan dasar (primary
cementing) yaitu penempatan bubur
semen secara tepat diantara pipa
selubung dan lubung sumur;
2) jasa penyemenan perbaikan
(remedial cementing), yaitu penempatan
bubur semen
Tarif PPh Pasal 23
3) jasa pengontrolan pasir (sand control), yaitu jasa
yang menjamin bahwa bagian-bagian formasi yang
tidak terkonsolidasi tidak akan ikut terproduksi ke
dalam rangkaian pipa produksi dan menghilangkan
kemungkinan tersumbatnya pipa;
4) jasa pengasaman (matrix acidizing), yaitu
pekerjaan untuk memperbesar daya tembus formasi
yang menaikan produktivitas dengan jalan
menghilangkan material penyumbat yang tidak
diinginkan;
5) jasa peretakan hidrolika (hydraulic), yaitu
pekerjaan yang dilakukan dalam hal cara
pengasaman tidak cocok, misalnya perawatan pada
formasi yang mempunyai daya tembus sangat kecil;
2% 4%
Tarif PPh Pasal 23
6) jasa nitrogen dan gulungan pipa (nitrogen dan coil
tubing), yaitu jasa yang dikerjakan untuk
menghilangkan cairan buatan yang berada dalam
sumur baru yang telah selesai, sehingga aliran yang
terjadi sesuai dengan tekanan asli formasi dan
kemudian menjadi besar sebagai akibat dari gas
nitrogen yang telah dipompakan ke dalam cairan
buatan dalam sumur;
7) jasa uji kandung lapisan (drill stem testing),
penyelesaian sementara suatu sumur baru agar
dapat mengevaluasi kemampuan berproduksi;
8 ) jasa reparasi pompa reda (reda repair);
9) jasa pemasangan instalasi dan perawatan;
2% 4%
Tarif PPh Pasal 23
10) jasa penggantian peralatan/material;
11) jasa mud logging, yaitu memasukkan lumpur ke
dalam sumur;
12) jasa mud engineering;
13) jasa well logging & perforating;
14) jasa stimulasi dan secondary decovery;
15) jasa well testing & wire line service;
16) jasa alat kontrol navigasi lepas pantai yang
berkaitan dengan drilling;
17) jasa pemeliharaan untuk pekerjaan drilling;
18 ) jasa mobilisasi dan demobilisasi anjungan
drilling;
19) jasa lainnya yang sejenisnya di bidang
pengeboran migas.
2% 4%
Tarif PPh Pasal 23
g Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang
penambangan selain migas :
1) jasa pengeboran;
2) jasa penebasan;
3) jasa pengupasan dan pengeboran;
4) jasa penambangan;
5) jasa pengangkutan/ sistem transportasi, kecuali
jasa angkutan umum;
6) jasa pengolahan bahan galian;
7) jasa reklamasi tambang;
8 ) jasa pelaksanaan mekanikal, elektrikal,
manufaktur, fabrikasi dan penggalian/pemindahan
tanah;
9) jasa lainnya yang sejenis di bidang pertambangan
umum
2% 4%
Tarif PPh Pasal 23
h Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar
udara:
1) bidang aeronautika, termasuk :
a) jasa pendaratan, penempatan, penyimpanan
pesawat udara dan jasa lain sehubungan dengan
pendaratan pesawat udara;
b) jasa penggunaan jembatan pintu (avio bridge);
c) jasa pelayanan penerbangan;
d) jasa ground handling, yaitu pengurusan seluruh
atau sebagian dari proses pelayanan penumpang
dan bagasinya serta kargo, yang diangkut dengan
pesawat, udara baik yang berangkat maupun yang
datang, selama pesawat udara di darat;
e) jasa penunjang lain di bidang aeronautika.
2% 4%
Tarif PPh Pasal 23
2) bidang non-aeronatika, termasuk :
a) jasa catering di pesawat dan jasa
pembersihan pantry pesawat;
b) jasa penunjang lain di bidang non-
aeronautika .
2% 4%
Tarif PPh Pasal 23
I Jasa penebangan hutan; 2% 4%
J Jasa pengolahan limbah;
K Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services);
L Jasa perantara dan/atau keagenan;
M Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga,
kecuali yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan
KPEI;
N Jasa custodian/ penyim panan/penitipan, kecuai
yang dilakukan oleh KSEI;
O Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih
suara
P Jasa mixing film
Tarif PPh Pasal 23
Q Jasa sehubungan dengan software komputer,
termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;
2% 4%
R Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di
bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau
sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
S Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin,
perawatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV Kable, alat
transportasi/kendaraan dan/atau bangunan selain
yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin
dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
Tarif PPh Pasal 23
T Jasa maklon:jasa pemberian jasa dalam rangka
proses penyelesaian suatu barang tertentu yg proses
pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa
(disubkontrakkan), yang spesifikasi, bahan baku dan
atau barang 1/2 jadi dan atau bahan penolong/pem
bantu yang akan diproses sebagian atau seluruhnya
disediakan oleh pengguna jasa, dan kepemilikan atas
barang jadi berada pada pengguna jasa
2% 4%
U Jasa penyelidikan dan keamanan;
V Jasa penyelenggara kegiatan(eo); yaitu kegiatan
usaha yang dilakukan oleh pengusaha jasa
penyelenggara kegiatan meliputi antara lain
penyelenggaraan pameran, konvensi, pagelaran
musik, pesta, seminar, peluncuran produk, konferensi
pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa eo
Tarif PPh Pasal 23
w Jasa pengepakan; 2% 4%
X Jasa penyediaan tempat dan / atau waktu
dalam media masa, media luar ruang atau
media lain untuk penyampaian informasi;
Y Jasa pembasmian hama;
Z Jasa kebersihan atau cleaning service;
Aa Jasa catering atau tata boga
Dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal
23
a. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
b. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa
guna usaha dengan hak opsi;
c. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f UU
PPh dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c) UU PPh;
d. bagian laba sesuai dalam Pasal 4 ayat (3) huruf i UU PPh;
e. SHU koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;
f. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas
jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau
pembiayaan yang terdiri dari :
1. Perusahaan pembiayaan yang merupakan badan usaha di luar bank
dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk
melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga
pembiayaan dan telah memperoleh ijin usaha dari MenKeu
2. BUMN atau BUMD yang khusus didirikan untuk memberikan sarana
pembiayaan bagi usaga mikro, menengah dan koperasi, termasuk
PT (Persero) Permodalan Madani.
Pemungut PPh Pasal 22
PMK No 224/PMK.011/2012
• Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
atas impor barang;
• Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau
lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga negara
lainnya berkenaan dengan pembayaran atas
pembelian barang;
• Bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang
dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP)
• Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat
penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi
delegasi oleh KPA, untuk pembayaran kepada pihak
ketiga yang dilakukan dengan mekanisme
pembayaran langsung (LS);
Pemungut PPh Pasal 22
• Badan Usaha Milik Negara yaitu badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, yang
meliputi :
• PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.,
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan
(Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Adhi
Karya (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero), PT
Krakatau Steel (Persero); dan
• Bank-bank Badan Usaha Milik Negara
Pemungut PPh pasal 22
• Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha
industri semen, industri kertas, industri baja, dan industri
otomotif, Farmasi, ATPM/APM/Importir Umum yang
ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas
penjualan hasil produksinya di DNi;
• Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan
pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan
pelumas.
• Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor
perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak atas pembelian
bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor
mereka dari pedagang pengumpul.
• Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang
yang tergolong sangat mewah.
Tarif PPh Pasal 22
No Jenis Kegiatan Tarif bagi WP
ber-NPWP (*)
Sifat
1 Impor Barang :
- Importir – API
- Khusus untuk Tepung terigu,
kacang kedelai dan gandum
2,5% dari nilai Impor
0,5% dari nilai Impor
Tidak
Final
- Importir – non API 7,5% dari nilai
Impor
- Yang tidak dikuasai (Barang
Impor yang dilelang DJBC
7,5% dari harga
jual lelang
(*) bagi WP yang tidak ber-NPWP akan dipungut
PPh dengan tariff 2x lipat (lebih tinggi 100%)
Tarif PPh Pasal 22
2 Pembayaran atas pembelian
barang oleh pemungut PPh 22
(bendaharawan dan BUMN
tertentu serta bank BUMN)
1,5% dari harga
pembelian
Tidak
Final
3 Penjualan brg produksi :
- Industri Semen 0,25% dari DPP PPN Tidak Final
- Industri Kertas 0,10% dari DPP PPN
- Industri Baja
- Industri Farmasi
0,30% dari DPP PPN
- Industri Otomotif
- ATPM/APM/Importir umum
kenda bermotor
0,45% dari DPP PPN
Tarif PPh Pasal 22
4 Penjualan barang produksi oleh
produsen/importir BBM, Gas
dan pelumas atas penjualan
BBM, Gas dan Pelumas
SPBU
Swasta
SPBU
Perta
mina
- Premium 0,3% 0,25% Penyerahan
kepada
Agen
bersifat
final
- Solar 0,3% 0,25%
- Permix/Super TT 0,3% 0,25%
- Pertamax 0.3% 0,25%
- Gas LPG 0.3% 0,3%
- Pelumas 0.3% 0,3%
5 Pembelian bahan untuk
keperluan industri atau ekspor
dari pedagang pengumpul
0,25% dari harga beli
sebelum PPN
Tidak Final
(PerDirjen23/
PJ/2009)
6 Penjualan barang yang tergolong
sangat mewah **)
5% dari harga jual
tidak termasuk
PPN
Tidak Final
Barang yang tergolong sangat mewah
PMK 253/PMK.03/2008
• pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp
20.000.000.000,00 (dua puluh milyar rupiah);
• kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
• rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga
pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) dan luas bangunan lebih dari 500 m2 (lima ratus meter
persegi);
• apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual atau
pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) dan/atau luas bangunan lebih dari 400 m2 (empat ratur
meter persegi)
• kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari
10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (SUV), multi
purpose vehicle (MPV), minibus dan sejenisnya dengan harga
jual lebih dari Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dan
dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc.
Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal
22
a. Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan tidak terutang Pajak PenghasiIan;
b. Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau PPN;
1) barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di
Indonesia berdasarkan atas timbal balik;
2) barang untuk badan internasional yang diakui dan terdaftar pada pemerintah
beserta pejabatnya yang bertugas di Ind dan tidak memegang paspor Ind;
3) barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, atau
kebudayaan;
4) barang urituk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain semacam
itu yang terbuka untuk umum;
5) barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;
6) barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat;
7) peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah;
8 ) barang pindahan;
9) barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan
barang kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan Pabean; (US$250/orang atau US$1000/keluarga)
10) barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemda yang ditujukan
untuk kepentingan umum;
Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal
22
11) persenjataan, amunisi, dan pelengkapan militer termasuk Suku cadang
bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara;
12) barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi
keperluan pertahanan dan keamanan negara;
13) vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program PIN;
14) buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama;
15) kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, dan kapal
angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan,
kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau
alat keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan
Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional;
16) pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau
alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan
yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga
Nasional;
17) kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan PT KAI;
18 ) peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan photo udara
wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional
Indonesia.
19) barang untuk kegiatan hulu Minyak dan Gas Bumi yang importasinya
dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama
Dikecualikan dari pemungutan
PPh Pasal 22
c.Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-nyata
dimaksudkan untuk diekspor kembali;
d.Impor kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah
diekspor kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama atau
barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan,
pengerjaan dan pengujian, yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
e. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak oleh
bendaharawan :
• Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000,00 (dua
juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-
pecah;
• Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas,
pelumas, air minum/PDAM dan benda-benda pos.
Dikecualikan dari pemungutan
PPh Pasal 22
• Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak
BUMN tertentu dan Bank BUMN yang jumlahnya paling
banyak Rp10.000.000,00 dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah
• Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras
oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik
(BULOG);
• Emas batangan yang akan diproses untuk
menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk tujuan
ekspor;
• Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan
dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS).
PPh pasal 4 ayat 2
• Penghasilan berupa bunga deposito,
tabungan lainnya, penghasilan dari
transaksi saham dan sekuritas lainnya
dibursa efek dan pengalihan hak atas
tanah dan bangunan dan pendapatan
tertentu lainnya diatur oleh peraturan
pemerintah
• PPh tersebut diatas pada umumnya
bersifat final
Pendapatan sewa tanah dan bangunan
• PP 29 tahun 1996 jo, PP No. 5 Tahun 2002, KMK No. 120/
KMK.03/2002 dan Kep-227/PJ./2002
• Harga sewa adalah balas jasa atas sewa ruangan dan atau tanah
dalam keadaan kosong, yang dapat ditagih dimuka atau dibelakang
sesuai perjanjian
• Service charge adalah balas jasa sewa ruangan yang terdiri dari
biaya listrik, air, keamanan, kebersihan, dan biaya administrasi.
• Jumlah bruto nilai persewaan adalah semua jumlah yang
dibayarkan atau terutang oleh pihak yang menyewa dengan nama
dan dalam bentuk apapun
• Sewa ruangan dan atau tanah yang dimiliki oelh WP Badan atau
pemilik tanah dan bangunan adalah WP Badan, maka atas
penghasilan yang diterimanya harus dipotong, disetor dan
dilaporkan pihak lain
• Sejak 1 Mei 2002, PPh yang harus dipotong adalah 10% dari
penghasilan bruto dan bersifat final
Penjualan saham di bursa efek
• PP 41 Tahun 1994 jo 14 tahun 1997 dan KMK
282/KMK.04/1997
• Atas penjualan transaksi saham yang dilakukan oleh
penjual pada umumnya dikenakan 0.1% dari jumlah
bruto nilai transaski penjualan saham di bursa efek
• Apabila penjualan saham di bursa efek juga merupakan
penjualan saham pendiri, maka diberika tambahan
pengenaan PPh sebesar 0.5% dari jumlah bruto nilai
saham pada saat penawaran perdana (initial public
offering)
Pendapatan bunga yang berasal dari bank
• Atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan
serta diskonto SBI dipotong PPh yang bersifat final
• Termasuk bunga yang harus diterima atau diperoleh dari
deposito dan tabungan yang ditempatkan di LN melalui
bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia
• Dikenakan pajak final sebesar 20% dari jumlah bruto,
terhadap WP dalam negeri dan BUT
• Dikenakan pajak final sebesar 20% dari jumlah bruto
atau dengan tarif berdasarkan P3B yang berlaku, untuk
WP LN
• Dasar hukum : PP No.131 /2000 Jo KMK No 51
/KMK.04/2001
Hadiah Undian
• Atas penghasilan berupa hadian undian dengan
nama dan dalam bentuk apapun dipotong dan
dipungut PPh 25 % dari jumlah bruto hadiah
undian berupa nilai uang atau nilai pasar jika
berbentuk barang dan bersifat final
• Hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan
dalam bentuk apapun yang diberikan melalui
undian
• Dasar hukum : PP No.132/2000
PP 51 tahun 2008
Jasa konstruksi
Pelaksanaa
n
Perencana
an
Pengawasa
n
Usaha kecil 2% 4% 4%
Usaha
besar/men
engah
3% 4% 4%
Non
Kualifikasi
4% 6% 6%
PPh atas bunga simpanan koperasi
(PP No 15/2009)
• Penghasilan berupa bunga simpanan koperasi
yang dibayarkan kepada anggota koperasi
orang pribadi dikenai PPh yang bersifat final
• Bunga s/d Rp240.000/bulan dikenakan 0%
• Bunga lebih dari Rp240.000/bulan dikenakan
10%
• Contoh : Bulan januari dibayarkan bunga
sebesar Rp240.000, PPh terutang Rp0
• Bulan Februari dibayarkan bunga sebesar
Rp250.000, maka PPh terutang Rp25.000,-
PPh atas bunga obligasi (PP No
16/2009)
• Bunga obligasi dengan kupon :
a. 15% bagi WPDN dan BUT
b. 20% atau sesuai P3B bagi WPLN selain BUT
dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa
kepemilikan obligasi
• Diskonto dari obligasi dengan kupon
a. 15% bagi WPDN dan BUT
b. 20% atau sesuai P3B bagi WPLN selain BUT
dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal
diatas harga perolehan, tidak termasuk bunga
berjalan
Lanjutan …
• Diskonto dari obligasi tanpa bunga
a. 15% bagi WPDN dan BUT
b. 20% atau sesuai P3B bagi WPLN selain BUT
dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal diatas
harga perolehan obligasi
• Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima
dan/atau diperoleh WP Reksadana terdaftar pada
Bapepam dan LK
a. 0% untuk tahun 2009 s/d 2010
b. 5% untuk tahun 2011 s/d 2013
c. 15% untuk tahun 2014 dst
Lanjutan …
• Pemotong PPh :
a.Penerbit obligasi atau kustodian selaku agen
pembayaran yang ditunjuk atas bunga dan/atau
diskonto yang diterima pemegang obligasi pada
saat jatuh tempo
b.Perusahaan efek, dealer, atau bank selaku
pedagang perantara dan/atau pembeli atas
bunga dan diskonto yang diterima penjual
obligasi pada saat transaksi
PPh atas dividen yang diterima atau
diperoleh WPOPDN (PP No.19/2009)
• Penghasilan berupa dividen yang diterima
atau diperoleh WPOPDN dikenai PPh
sebesar 10% dan bersifat final
• Pemotong pajak adalah pihak yang
membayar atau pihak lain yang ditunjuk
selaku pembayar dividen
PPh atas penghasilan pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan (PP no.71/2008)
• Dikenakan tarif 5%
dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan yaitu nilai yang tertinggi antara nilai
berdasarkan akta pengalihan hak dan NJOP
• Dikenakan tarif 1%
dari jumlah bruto nilai pengalihan atas pengalihan rumah
sederhana dan rumah susun sederhana yang dilakukan
oleh pengusaha yang usaha pokoknya melakukan
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
Lanjutan …
• Tidak dikenakan PPh
1.OP yang mempunyai penghasilan dibawah PTKP yang
melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan dengan jumlah bruto pengalihannya kurang
dari Rp60.000.000 dan bukan jumlah yang dipecah-
pecah
2.OP atau badan atas pengalihan kepada pemerintah
3.OP dan atau badanyang melakukan hibah kepada
keluarga sedarah garis lurus satu derajat, badan
keagamaan, pendidikan sosial asalkan tidak mempunyai
hubungan usaha, pekerjaan dan kepemilikan
4.Pengalihan hak karena warisan
PPh Pasal 26
• Pemotongan PPh pasal 26 ditujukan terhadap
jenis penghasilan yang diterima/diperoleh
Subyek Pajak Luar Negeri
• Tidak semua penghasilan yang dibayarkan ke
luar negeri akan di potong PPh pasal 26 namun
dilihat apakah adan Persetujuan Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) atau tax treaty
Obyek Ph WP Luar Negeri
• Dikenakan tarif 20% dari jumlah bruto (final) yaitu :
1. Dividen
2. Bunga
3. Royalti
4. Sewa
5. Imbalan sehubungan dg jasa, pekerjaan, kegiatan,
hadiah dan penghargaan, pensiun dan pembayaan
berkala lainnya
6. Premi swap dan transaksi lindung lainnya
7. Keuntungan karena pembebasan utang
Obyek Ph WP Luar Negeri
• 20% dari perkiraan penghasilan neto
(final)
1. Penghasilan dari penjualan harta di Ind.
Kecuali yang diatur dalam pasal 4(2)
2. Premi asuransi/reasuransi yang
dibayarkan kepada perusahaan asuransi
LN
Penghasilan dari penjualan harta
• Penghasilan yang dimaksud adalah
penghasilan dari penjualan barang oleh
WP Luar Negeri (PMK 82/PMK.03/2009 dan
Perdirjen nomor 52/PJ./2009)
• Besarnya persentase penghasilan neto
atas penghasilan dari penjualan saham
adalah 25% dari harga jual sehingga
besarnya pajak yang terutang adalah 5%
x harga jual
Ph premi asuransi yang dibayarkan kpd
perusahaan Asuransi LN
Jenis Premi Ph neto Tarif efektif
Premi yg dibayarkan kpd
perusahaan asuransi di LN
50% x premi yg
dibayar
10%
Premi yang dibayarkan kpd
perush asuransi LN oleh
Perush asuransi yg
berkedudukan di Ind
10% x premi
yang dibayar
2%
Premi yg dibayarkan kpd
perush asuransi LN oleh
perush reasuransi yg
berkedudukan di Ind
5% x premi yg
dibayar
1%
Obyek Ph WP Luar Negeri
• 20% dari Penghasilan Kena Pajak
dikurangi PPh BUT (final)
1. PKP setelah dikurangi PPh BUT di
Indonesia kecuali penghasilan tersebut
ditanam kembali di Indonesia.
PPh Pasal 15
Penerima
Penghasilan
Dasar Pengenaan Pajak
Tarif
Pajak
Sifat
Pemotongan
Referensi
Perusahaan
pelayaran
dalam negeri
Semua imbalan / nilai penggantian
berupa uang / nilai uang yg
diterima/diperoleh dari
pengangkutan orang dan/ barang
1,2% Final Kepmenkeu
416/KMK.04/1996
SE-29/PJ.4/1996
Wajib Pajak
Luar Negeri
yang
Mempunyai
Kantor
Perwakilan
Dagang di
Indonesia
semua nilai pengganti atau imbalan
yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak luar negeri yang mempunyai
kantor perwakilan dagang di
Indonesia dari penyerahan barang
kepada orang pribadi atau badan
yang berada atau bertempat
kedudukan di Indonesia.
0,44%
(1% x
30%) +
(0,7% x
20%)
Final KMK No.
634/KMK.04/1994 dan
KEP-667/PJ./2001
Perusahaan
pelayaran atau
penerbangan
luar negeri
Semua nilai pengganti / imbalan yg
diterima / diperoleh dari
pengangkutan orang / barang yg
dimuat dari / menuju satu / lebih
pelabuhan di indonesia ke luar
negeri / sebaliknya
2,64% Final Kepmenkeu
417/KMK.04/1994
SE-32/PJ.4/1996
PPh Pasal 15
Penerima
Penghasilan
Dasar Pengenaan Pajak
Tarif
Pajak
Sifat
Pemotongan
Referensi
Maklon
International
di bidang
produksi
mainan
anak-anak
jasa pembuatan atau perakitan
barang berupa produk mainan
anak-anak, dengan bahan-bahan,
spesifikasi, petunjuk teknis dan
penentuan imbalan jasa dari
pihak pemesan yang berkedudukan
di luar negeri dan mempunyai
hubungan istimewa dengan Wajib
Pajak
2,1% Final KMK
No.543/KMK.03/2002
475/1996 pnerbang dn
248/1996 BOT

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch (8)

Linkedin - Cisco
Linkedin - CiscoLinkedin - Cisco
Linkedin - Cisco
 
CRM Meets the Sales Process
CRM Meets the Sales ProcessCRM Meets the Sales Process
CRM Meets the Sales Process
 
AXS AFCP Spec
AXS AFCP SpecAXS AFCP Spec
AXS AFCP Spec
 
Resume
ResumeResume
Resume
 
Vacunas
VacunasVacunas
Vacunas
 
VíAs De ConduccióN
VíAs De ConduccióNVíAs De ConduccióN
VíAs De ConduccióN
 
QUE ES LA CONCILIACIÓN
QUE ES LA CONCILIACIÓN QUE ES LA CONCILIACIÓN
QUE ES LA CONCILIACIÓN
 
CARTAS ESPECIALES
 CARTAS ESPECIALES CARTAS ESPECIALES
CARTAS ESPECIALES
 

Ähnlich wie PPh PASAL 23

Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONIPajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONIRiki Ardoni
 
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2) AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2) Habibie Reza
 
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMIAkuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMIAngga Dikari Santoso
 
PPh Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010
PPh  Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010PPh  Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010
PPh Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010Dudi Wahyudi
 
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANGHabibie Reza
 
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGromi romi
 
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGromi romi
 
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,StiamiAkt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiamiromi romi
 
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerangAkt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerangromi romi
 
141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23
141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23
141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23Vania Sutanto
 
P ph 23-final-klikpajak
P ph 23-final-klikpajakP ph 23-final-klikpajak
P ph 23-final-klikpajakswanggie
 
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMIAKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMITANTO CHANDRA
 
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...roma rizki wanda siregar
 
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, StiamiAkt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiamiromi romi
 
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMI
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMIAkt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMI
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMIAngga Septiawan
 
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMIAkuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMIChristine Aprilya
 
PPH Pasal 23
PPH Pasal 23PPH Pasal 23
PPH Pasal 23eryeryey
 
Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23Renhard Harve
 

Ähnlich wie PPh PASAL 23 (20)

Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONIPajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
 
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2) AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
 
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMIAkuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
 
PPh Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010
PPh  Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010PPh  Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010
PPh Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010
 
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
 
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
 
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
 
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,StiamiAkt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
 
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerangAkt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
 
141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23
141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23
141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23
 
P ph 23-final-klikpajak
P ph 23-final-klikpajakP ph 23-final-klikpajak
P ph 23-final-klikpajak
 
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMIAKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI
 
Tugas akuntansi pajak
Tugas akuntansi pajakTugas akuntansi pajak
Tugas akuntansi pajak
 
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
 
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, StiamiAkt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
 
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMI
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMIAkt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMI
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,STIAMI
 
Pph23
Pph23Pph23
Pph23
 
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMIAkuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
 
PPH Pasal 23
PPH Pasal 23PPH Pasal 23
PPH Pasal 23
 
Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23
 

Kürzlich hochgeladen

mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024ssuser8905b3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 

Kürzlich hochgeladen (15)

mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 

PPh PASAL 23

  • 1. Obyek PPh Pasal 23 • Tidak mengenal batasan jumlah uang • Dikenakan dari penghasilan bruto berapapun jumlahnya • Dikenakan atas pembayaran atau pembebanan jasa, sewa, bunga, dividen, royalti, dan hadiah yang telah diterimanya • Pemotong terdiri dari WP Badan yang membayarkan uang atau membebankan atas jasa sewa selain tanah, bangunan dan kapal, dan yang disebut diatas. WP OP yang menggunakan pembukuan atau ditunjuk oleh DJP, mis: dokter
  • 2. Tarif PPh Pasal 23 No Jenis Penghasilan Tarif PPh 23 - (bagi WP ber- NPWP) (%) Tarif PPh 23 ( yg tdk ber NPWP ) (%) (1) (2) (3) (4) 1 Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g UU PPh 15% dari Jumlah bruto 30% dari jumlah bruto 2 Bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f UU PPh; 15% dari jumlah bruto 30% dari jumlah bruto 3 Royalti 15% dari jumlah bruto 30% dari jumlah bruto
  • 3. Tarif PPh Pasal 23 4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong PPh 21 15% dari jumlah bruto 30% dari jumlah bruto 5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai PPh Final pasal 4 (2) 2 % dari jumlah bruto tidak termasuk PPN 4% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN 6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi (*), jasa konsultan 2% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN 4% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN
  • 4. Tarif PPh pasal 23 7 Jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan PMK-244/PMK.03/2008 2% dari Jumlah bruto tidak termasuk PPN 4% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN a Jasa penilai (appraisal); b Jasa aktuaris; c Jasa akuntansi, pembukuan, dan asestasi laporan keuangan;
  • 5. Tarif PPh pasal 23 d Jasa perancang (design); 2% 4% e Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap; f Jasa penunjang di bidang penambangan migas : 1) jasa penyemenan dasar (primary cementing) yaitu penempatan bubur semen secara tepat diantara pipa selubung dan lubung sumur; 2) jasa penyemenan perbaikan (remedial cementing), yaitu penempatan bubur semen
  • 6. Tarif PPh Pasal 23 3) jasa pengontrolan pasir (sand control), yaitu jasa yang menjamin bahwa bagian-bagian formasi yang tidak terkonsolidasi tidak akan ikut terproduksi ke dalam rangkaian pipa produksi dan menghilangkan kemungkinan tersumbatnya pipa; 4) jasa pengasaman (matrix acidizing), yaitu pekerjaan untuk memperbesar daya tembus formasi yang menaikan produktivitas dengan jalan menghilangkan material penyumbat yang tidak diinginkan; 5) jasa peretakan hidrolika (hydraulic), yaitu pekerjaan yang dilakukan dalam hal cara pengasaman tidak cocok, misalnya perawatan pada formasi yang mempunyai daya tembus sangat kecil; 2% 4%
  • 7. Tarif PPh Pasal 23 6) jasa nitrogen dan gulungan pipa (nitrogen dan coil tubing), yaitu jasa yang dikerjakan untuk menghilangkan cairan buatan yang berada dalam sumur baru yang telah selesai, sehingga aliran yang terjadi sesuai dengan tekanan asli formasi dan kemudian menjadi besar sebagai akibat dari gas nitrogen yang telah dipompakan ke dalam cairan buatan dalam sumur; 7) jasa uji kandung lapisan (drill stem testing), penyelesaian sementara suatu sumur baru agar dapat mengevaluasi kemampuan berproduksi; 8 ) jasa reparasi pompa reda (reda repair); 9) jasa pemasangan instalasi dan perawatan; 2% 4%
  • 8. Tarif PPh Pasal 23 10) jasa penggantian peralatan/material; 11) jasa mud logging, yaitu memasukkan lumpur ke dalam sumur; 12) jasa mud engineering; 13) jasa well logging & perforating; 14) jasa stimulasi dan secondary decovery; 15) jasa well testing & wire line service; 16) jasa alat kontrol navigasi lepas pantai yang berkaitan dengan drilling; 17) jasa pemeliharaan untuk pekerjaan drilling; 18 ) jasa mobilisasi dan demobilisasi anjungan drilling; 19) jasa lainnya yang sejenisnya di bidang pengeboran migas. 2% 4%
  • 9. Tarif PPh Pasal 23 g Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas : 1) jasa pengeboran; 2) jasa penebasan; 3) jasa pengupasan dan pengeboran; 4) jasa penambangan; 5) jasa pengangkutan/ sistem transportasi, kecuali jasa angkutan umum; 6) jasa pengolahan bahan galian; 7) jasa reklamasi tambang; 8 ) jasa pelaksanaan mekanikal, elektrikal, manufaktur, fabrikasi dan penggalian/pemindahan tanah; 9) jasa lainnya yang sejenis di bidang pertambangan umum 2% 4%
  • 10. Tarif PPh Pasal 23 h Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara: 1) bidang aeronautika, termasuk : a) jasa pendaratan, penempatan, penyimpanan pesawat udara dan jasa lain sehubungan dengan pendaratan pesawat udara; b) jasa penggunaan jembatan pintu (avio bridge); c) jasa pelayanan penerbangan; d) jasa ground handling, yaitu pengurusan seluruh atau sebagian dari proses pelayanan penumpang dan bagasinya serta kargo, yang diangkut dengan pesawat, udara baik yang berangkat maupun yang datang, selama pesawat udara di darat; e) jasa penunjang lain di bidang aeronautika. 2% 4%
  • 11. Tarif PPh Pasal 23 2) bidang non-aeronatika, termasuk : a) jasa catering di pesawat dan jasa pembersihan pantry pesawat; b) jasa penunjang lain di bidang non- aeronautika . 2% 4%
  • 12. Tarif PPh Pasal 23 I Jasa penebangan hutan; 2% 4% J Jasa pengolahan limbah; K Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services); L Jasa perantara dan/atau keagenan; M Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI; N Jasa custodian/ penyim panan/penitipan, kecuai yang dilakukan oleh KSEI; O Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara P Jasa mixing film
  • 13. Tarif PPh Pasal 23 Q Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan; 2% 4% R Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi; S Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, perawatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV Kable, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
  • 14. Tarif PPh Pasal 23 T Jasa maklon:jasa pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu yg proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan), yang spesifikasi, bahan baku dan atau barang 1/2 jadi dan atau bahan penolong/pem bantu yang akan diproses sebagian atau seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa, dan kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa 2% 4% U Jasa penyelidikan dan keamanan; V Jasa penyelenggara kegiatan(eo); yaitu kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara kegiatan meliputi antara lain penyelenggaraan pameran, konvensi, pagelaran musik, pesta, seminar, peluncuran produk, konferensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa eo
  • 15. Tarif PPh Pasal 23 w Jasa pengepakan; 2% 4% X Jasa penyediaan tempat dan / atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi; Y Jasa pembasmian hama; Z Jasa kebersihan atau cleaning service; Aa Jasa catering atau tata boga
  • 16. Dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 23 a. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank; b. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi; c. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f UU PPh dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c) UU PPh; d. bagian laba sesuai dalam Pasal 4 ayat (3) huruf i UU PPh; e. SHU koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya; f. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yang terdiri dari : 1. Perusahaan pembiayaan yang merupakan badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan dan telah memperoleh ijin usaha dari MenKeu 2. BUMN atau BUMD yang khusus didirikan untuk memberikan sarana pembiayaan bagi usaga mikro, menengah dan koperasi, termasuk PT (Persero) Permodalan Madani.
  • 17. Pemungut PPh Pasal 22 PMK No 224/PMK.011/2012 • Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor barang; • Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang; • Bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP) • Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA, untuk pembayaran kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS);
  • 18. Pemungut PPh Pasal 22 • Badan Usaha Milik Negara yaitu badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, yang meliputi : • PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero), PT Krakatau Steel (Persero); dan • Bank-bank Badan Usaha Milik Negara
  • 19. Pemungut PPh pasal 22 • Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, Farmasi, ATPM/APM/Importir Umum yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di DNi; • Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas. • Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul. • Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah.
  • 20. Tarif PPh Pasal 22 No Jenis Kegiatan Tarif bagi WP ber-NPWP (*) Sifat 1 Impor Barang : - Importir – API - Khusus untuk Tepung terigu, kacang kedelai dan gandum 2,5% dari nilai Impor 0,5% dari nilai Impor Tidak Final - Importir – non API 7,5% dari nilai Impor - Yang tidak dikuasai (Barang Impor yang dilelang DJBC 7,5% dari harga jual lelang (*) bagi WP yang tidak ber-NPWP akan dipungut PPh dengan tariff 2x lipat (lebih tinggi 100%)
  • 21. Tarif PPh Pasal 22 2 Pembayaran atas pembelian barang oleh pemungut PPh 22 (bendaharawan dan BUMN tertentu serta bank BUMN) 1,5% dari harga pembelian Tidak Final 3 Penjualan brg produksi : - Industri Semen 0,25% dari DPP PPN Tidak Final - Industri Kertas 0,10% dari DPP PPN - Industri Baja - Industri Farmasi 0,30% dari DPP PPN - Industri Otomotif - ATPM/APM/Importir umum kenda bermotor 0,45% dari DPP PPN
  • 22. Tarif PPh Pasal 22 4 Penjualan barang produksi oleh produsen/importir BBM, Gas dan pelumas atas penjualan BBM, Gas dan Pelumas SPBU Swasta SPBU Perta mina - Premium 0,3% 0,25% Penyerahan kepada Agen bersifat final - Solar 0,3% 0,25% - Permix/Super TT 0,3% 0,25% - Pertamax 0.3% 0,25% - Gas LPG 0.3% 0,3% - Pelumas 0.3% 0,3% 5 Pembelian bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul 0,25% dari harga beli sebelum PPN Tidak Final (PerDirjen23/ PJ/2009) 6 Penjualan barang yang tergolong sangat mewah **) 5% dari harga jual tidak termasuk PPN Tidak Final
  • 23. Barang yang tergolong sangat mewah PMK 253/PMK.03/2008 • pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp 20.000.000.000,00 (dua puluh milyar rupiah); • kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah); • rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dan luas bangunan lebih dari 500 m2 (lima ratus meter persegi); • apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual atau pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dan/atau luas bangunan lebih dari 400 m2 (empat ratur meter persegi) • kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (SUV), multi purpose vehicle (MPV), minibus dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dan dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc.
  • 24. Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 a. Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terutang Pajak PenghasiIan; b. Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau PPN; 1) barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan atas timbal balik; 2) barang untuk badan internasional yang diakui dan terdaftar pada pemerintah beserta pejabatnya yang bertugas di Ind dan tidak memegang paspor Ind; 3) barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, atau kebudayaan; 4) barang urituk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum; 5) barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; 6) barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat; 7) peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah; 8 ) barang pindahan; 9) barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Pabean; (US$250/orang atau US$1000/keluarga) 10) barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemda yang ditujukan untuk kepentingan umum;
  • 25. Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 11) persenjataan, amunisi, dan pelengkapan militer termasuk Suku cadang bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara; 12) barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara; 13) vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program PIN; 14) buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama; 15) kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, dan kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional; 16) pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional; 17) kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan PT KAI; 18 ) peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia. 19) barang untuk kegiatan hulu Minyak dan Gas Bumi yang importasinya dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama
  • 26. Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 c.Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali; d.Impor kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah diekspor kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan dan pengujian, yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; e. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak oleh bendaharawan : • Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah- pecah; • Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM dan benda-benda pos.
  • 27. Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 • Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak BUMN tertentu dan Bank BUMN yang jumlahnya paling banyak Rp10.000.000,00 dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah • Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (BULOG); • Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor; • Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
  • 28. PPh pasal 4 ayat 2 • Penghasilan berupa bunga deposito, tabungan lainnya, penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya dibursa efek dan pengalihan hak atas tanah dan bangunan dan pendapatan tertentu lainnya diatur oleh peraturan pemerintah • PPh tersebut diatas pada umumnya bersifat final
  • 29. Pendapatan sewa tanah dan bangunan • PP 29 tahun 1996 jo, PP No. 5 Tahun 2002, KMK No. 120/ KMK.03/2002 dan Kep-227/PJ./2002 • Harga sewa adalah balas jasa atas sewa ruangan dan atau tanah dalam keadaan kosong, yang dapat ditagih dimuka atau dibelakang sesuai perjanjian • Service charge adalah balas jasa sewa ruangan yang terdiri dari biaya listrik, air, keamanan, kebersihan, dan biaya administrasi. • Jumlah bruto nilai persewaan adalah semua jumlah yang dibayarkan atau terutang oleh pihak yang menyewa dengan nama dan dalam bentuk apapun • Sewa ruangan dan atau tanah yang dimiliki oelh WP Badan atau pemilik tanah dan bangunan adalah WP Badan, maka atas penghasilan yang diterimanya harus dipotong, disetor dan dilaporkan pihak lain • Sejak 1 Mei 2002, PPh yang harus dipotong adalah 10% dari penghasilan bruto dan bersifat final
  • 30. Penjualan saham di bursa efek • PP 41 Tahun 1994 jo 14 tahun 1997 dan KMK 282/KMK.04/1997 • Atas penjualan transaksi saham yang dilakukan oleh penjual pada umumnya dikenakan 0.1% dari jumlah bruto nilai transaski penjualan saham di bursa efek • Apabila penjualan saham di bursa efek juga merupakan penjualan saham pendiri, maka diberika tambahan pengenaan PPh sebesar 0.5% dari jumlah bruto nilai saham pada saat penawaran perdana (initial public offering)
  • 31. Pendapatan bunga yang berasal dari bank • Atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI dipotong PPh yang bersifat final • Termasuk bunga yang harus diterima atau diperoleh dari deposito dan tabungan yang ditempatkan di LN melalui bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia • Dikenakan pajak final sebesar 20% dari jumlah bruto, terhadap WP dalam negeri dan BUT • Dikenakan pajak final sebesar 20% dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan P3B yang berlaku, untuk WP LN • Dasar hukum : PP No.131 /2000 Jo KMK No 51 /KMK.04/2001
  • 32. Hadiah Undian • Atas penghasilan berupa hadian undian dengan nama dan dalam bentuk apapun dipotong dan dipungut PPh 25 % dari jumlah bruto hadiah undian berupa nilai uang atau nilai pasar jika berbentuk barang dan bersifat final • Hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diberikan melalui undian • Dasar hukum : PP No.132/2000
  • 33. PP 51 tahun 2008 Jasa konstruksi Pelaksanaa n Perencana an Pengawasa n Usaha kecil 2% 4% 4% Usaha besar/men engah 3% 4% 4% Non Kualifikasi 4% 6% 6%
  • 34. PPh atas bunga simpanan koperasi (PP No 15/2009) • Penghasilan berupa bunga simpanan koperasi yang dibayarkan kepada anggota koperasi orang pribadi dikenai PPh yang bersifat final • Bunga s/d Rp240.000/bulan dikenakan 0% • Bunga lebih dari Rp240.000/bulan dikenakan 10% • Contoh : Bulan januari dibayarkan bunga sebesar Rp240.000, PPh terutang Rp0 • Bulan Februari dibayarkan bunga sebesar Rp250.000, maka PPh terutang Rp25.000,-
  • 35. PPh atas bunga obligasi (PP No 16/2009) • Bunga obligasi dengan kupon : a. 15% bagi WPDN dan BUT b. 20% atau sesuai P3B bagi WPLN selain BUT dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan obligasi • Diskonto dari obligasi dengan kupon a. 15% bagi WPDN dan BUT b. 20% atau sesuai P3B bagi WPLN selain BUT dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal diatas harga perolehan, tidak termasuk bunga berjalan
  • 36. Lanjutan … • Diskonto dari obligasi tanpa bunga a. 15% bagi WPDN dan BUT b. 20% atau sesuai P3B bagi WPLN selain BUT dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal diatas harga perolehan obligasi • Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh WP Reksadana terdaftar pada Bapepam dan LK a. 0% untuk tahun 2009 s/d 2010 b. 5% untuk tahun 2011 s/d 2013 c. 15% untuk tahun 2014 dst
  • 37. Lanjutan … • Pemotong PPh : a.Penerbit obligasi atau kustodian selaku agen pembayaran yang ditunjuk atas bunga dan/atau diskonto yang diterima pemegang obligasi pada saat jatuh tempo b.Perusahaan efek, dealer, atau bank selaku pedagang perantara dan/atau pembeli atas bunga dan diskonto yang diterima penjual obligasi pada saat transaksi
  • 38. PPh atas dividen yang diterima atau diperoleh WPOPDN (PP No.19/2009) • Penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh WPOPDN dikenai PPh sebesar 10% dan bersifat final • Pemotong pajak adalah pihak yang membayar atau pihak lain yang ditunjuk selaku pembayar dividen
  • 39. PPh atas penghasilan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan (PP no.71/2008) • Dikenakan tarif 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yaitu nilai yang tertinggi antara nilai berdasarkan akta pengalihan hak dan NJOP • Dikenakan tarif 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan atas pengalihan rumah sederhana dan rumah susun sederhana yang dilakukan oleh pengusaha yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
  • 40. Lanjutan … • Tidak dikenakan PPh 1.OP yang mempunyai penghasilan dibawah PTKP yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan jumlah bruto pengalihannya kurang dari Rp60.000.000 dan bukan jumlah yang dipecah- pecah 2.OP atau badan atas pengalihan kepada pemerintah 3.OP dan atau badanyang melakukan hibah kepada keluarga sedarah garis lurus satu derajat, badan keagamaan, pendidikan sosial asalkan tidak mempunyai hubungan usaha, pekerjaan dan kepemilikan 4.Pengalihan hak karena warisan
  • 41. PPh Pasal 26 • Pemotongan PPh pasal 26 ditujukan terhadap jenis penghasilan yang diterima/diperoleh Subyek Pajak Luar Negeri • Tidak semua penghasilan yang dibayarkan ke luar negeri akan di potong PPh pasal 26 namun dilihat apakah adan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) atau tax treaty
  • 42. Obyek Ph WP Luar Negeri • Dikenakan tarif 20% dari jumlah bruto (final) yaitu : 1. Dividen 2. Bunga 3. Royalti 4. Sewa 5. Imbalan sehubungan dg jasa, pekerjaan, kegiatan, hadiah dan penghargaan, pensiun dan pembayaan berkala lainnya 6. Premi swap dan transaksi lindung lainnya 7. Keuntungan karena pembebasan utang
  • 43. Obyek Ph WP Luar Negeri • 20% dari perkiraan penghasilan neto (final) 1. Penghasilan dari penjualan harta di Ind. Kecuali yang diatur dalam pasal 4(2) 2. Premi asuransi/reasuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi LN
  • 44. Penghasilan dari penjualan harta • Penghasilan yang dimaksud adalah penghasilan dari penjualan barang oleh WP Luar Negeri (PMK 82/PMK.03/2009 dan Perdirjen nomor 52/PJ./2009) • Besarnya persentase penghasilan neto atas penghasilan dari penjualan saham adalah 25% dari harga jual sehingga besarnya pajak yang terutang adalah 5% x harga jual
  • 45. Ph premi asuransi yang dibayarkan kpd perusahaan Asuransi LN Jenis Premi Ph neto Tarif efektif Premi yg dibayarkan kpd perusahaan asuransi di LN 50% x premi yg dibayar 10% Premi yang dibayarkan kpd perush asuransi LN oleh Perush asuransi yg berkedudukan di Ind 10% x premi yang dibayar 2% Premi yg dibayarkan kpd perush asuransi LN oleh perush reasuransi yg berkedudukan di Ind 5% x premi yg dibayar 1%
  • 46. Obyek Ph WP Luar Negeri • 20% dari Penghasilan Kena Pajak dikurangi PPh BUT (final) 1. PKP setelah dikurangi PPh BUT di Indonesia kecuali penghasilan tersebut ditanam kembali di Indonesia.
  • 47. PPh Pasal 15 Penerima Penghasilan Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak Sifat Pemotongan Referensi Perusahaan pelayaran dalam negeri Semua imbalan / nilai penggantian berupa uang / nilai uang yg diterima/diperoleh dari pengangkutan orang dan/ barang 1,2% Final Kepmenkeu 416/KMK.04/1996 SE-29/PJ.4/1996 Wajib Pajak Luar Negeri yang Mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia semua nilai pengganti atau imbalan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak luar negeri yang mempunyai kantor perwakilan dagang di Indonesia dari penyerahan barang kepada orang pribadi atau badan yang berada atau bertempat kedudukan di Indonesia. 0,44% (1% x 30%) + (0,7% x 20%) Final KMK No. 634/KMK.04/1994 dan KEP-667/PJ./2001 Perusahaan pelayaran atau penerbangan luar negeri Semua nilai pengganti / imbalan yg diterima / diperoleh dari pengangkutan orang / barang yg dimuat dari / menuju satu / lebih pelabuhan di indonesia ke luar negeri / sebaliknya 2,64% Final Kepmenkeu 417/KMK.04/1994 SE-32/PJ.4/1996
  • 48. PPh Pasal 15 Penerima Penghasilan Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak Sifat Pemotongan Referensi Maklon International di bidang produksi mainan anak-anak jasa pembuatan atau perakitan barang berupa produk mainan anak-anak, dengan bahan-bahan, spesifikasi, petunjuk teknis dan penentuan imbalan jasa dari pihak pemesan yang berkedudukan di luar negeri dan mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak 2,1% Final KMK No.543/KMK.03/2002 475/1996 pnerbang dn 248/1996 BOT