SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 100
Downloaden Sie, um offline zu lesen
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN
 AL-QUR’AN HADITS DI MA MA’AHID KUDUS
             TAHUN AJARAN 2010/2011


                         SKRIPSI
    Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
 guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam




                           Oleh
                 MOHAMAD SHOKEH
                     NIM 093111371




                FAKULTAS TARBIYAH
  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
                      SEMARANG
                           2011




                                                             i
PERNYATAAN KEASLIAN




Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama                  : Mohamad Shokeh
NIM                   : 093111371
Jurusan/Progam Studi : Pendidikan Agama Islam


menyatakan bahwa skripsi ini keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.




                                          Semarang, 01 Juni 2011


                                               Saya yang menyatakan




                                               Mohamad Shokeh
                                               NIM: 093111371




                                                                              ii
KEMENTERIAN AGAMA
                 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
                            FAKULTAS TARBIYAH
                          Jl. Pro f.Dr. Hamka ( Kampus II) Ngaliyan Semarang
                                      Telp. 024-7601295 Fax 7615387

                               PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul           : IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN
                  PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN AL-
                  QUR’AN HADITS DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN
                  AJARAN 2010/2011
Nama            : Mohamad Shokeh
NIM             : 093111371
Jurusan         : Pendidikan Agama Islam
Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

telah diujuikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisingo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

                                                        Semarang, 11 Juni 2011

                               DEWAN PENGUJI
               Ketua,                                       Sekretaris,



           Ismail, M.Ag.                          Dra. Siti Mariam, M.Pd.
    NIP : 197110211997031002                      NIP :196507271992030002

             Penguji I,                                     Penguji II,



       Drs. Karnadi, M.Pd.                      Dr. H. Saefuddin Zuhri, M.Ag.
     NIP :196803171994031003                     NIP :1958080519870301002



                                   Pembimbing



                           Tuti Qurrotul Aini, M.SI
                          NIP : 197210161997032001




                                                                                 iii
NOTA PEMBIMBING                                  Semarang 01 Juni 2011


Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang


Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul          : IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN
                 PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN AL-
                 QUR’AN - HADITS DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN
                 AJARAN 2010/2011
Nama           : Mohamad Shokeh
NIM            : 093111371
Jurusan        : Pendidikan Agama Islam
Progam Studi   : Pendidikan Agama Islam


Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepda
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisingo untuk dijadikan dalam sid ang Munaqasyah.


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


                                            Pembimbing I,




                                            Tuti Qurrotul Aini, M.SI
                                            NIP : 197210161997032001




                                                                             iv
ABSTRAK


     Judul            : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
                        Pendidikan (KTSP) pada Mata Pelajaran Al-
                        Qur’an - Hadits di MA Ma’ahid Kudus Tahun
                        Ajaran 2010/2011
     Penulis          : Mohamad Shokeh
     NIM              : 093111371

       Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana
implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid
Kudus?       (2) Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid
Kudus?
       Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan atau penelitian
kualitatif lapangan yang dilaksanakan di MA Ma’ahid Krapyak Kudus. Datanya
diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Semua data
dianalisis dengan menggunakan metode analisis diskriptif kualitatif dengan
langkah-langkah pengumpulan data (data collection), reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan atau
verification.
       Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Implementasi KTSP Pada
Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus tahun ajaran 2010/2011
sudah menerapkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditekankan dalam KTSP.
(2) Faktor Pendukung Implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits
adalah Sarana prasarana sudah cukup memadai, adanya sosialisasi mengenai
konsep-konsep dasar KTSP, Pembentukan kepanitiaan KTSP, Adanya tim
pengembang dan penyusun KTSP, Adanya pelajaran lain yang berhubungan
dengan pelajaran Al-Qur’an Hadits, serta dukungan yang kuat dari para alumni
MA Ma’ahid Kudus. Sedangkan faktor penghamabat Implementasi KTSP pada
mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah kemampuan guru dalam melakukan
penilaian secara mandiri atau berkelanjutan yang masih kurang, terbatasnya (dana,
waktu, serta tenaga) dalam penggunaan metode pembelajaran, kurangnya
kesiapan siswa untuk belajar mandiri.




                                                                               v
TRANSLITERASI ARAB-LATIN


Penulisan transliterasi huruf- huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada
SKB Menteri dan Menteri Pendidikan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan
Nomor 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja
secara konsisten supaya sesuai tek Arabnya.

                             a                                         ţ

                             b                                         z·

                             t                                         ٬

                             ś                                         g

                             j                                         f

                             ĥ                                         q

                            kh                                         k

                             D                                         l

                             ż                                         m

                             r                                         n

                             z                                         w

                             S                                         h

                             sy                                        ٫

                             ş                                         y

                             ď


Bacaan Madd                                        Bacaan Diftong
ā = a panjang                                        = au


ĩ = i panjang                                         =a

ū = u panjang




                                                                               vi
KATA PENGANTAR

                              ‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬


      Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Skripsi yang berjudul “ IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS
DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011 ”, ini disusun guna
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (satu) dalam Ilmu
Pendidikan Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.

      Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat
terealisasikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
   yang telah memberikan arahan tentang penyusunan skripsi ini.
2. Hj.Tuti Qurrotul Aini, M.SI selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
   meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan,
   pengarahan dalam penyusunan skripsi ini..
3. Zumam Efendi, selaku kepala Madrasah Aliyah Ma'ahid Kudus beserta dewan
   guru dan karyawan, yang telah memberikan izin, bantuan dan dukungan
   kepada penulis untuk melakukan penelitian di MA Ma'ahid Kudus.
4. Ali Mahmudi,Lc dan Ahmad Ahid, Lc selaku guru Al-Qur’an Hadits di MA
   Ma’ahid Kudus yang bersedia membantu dan mendukung penulis untuk
   melakukan penelitian di MA Ma’ahid Kudus.
5. Para dosen dan staf pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang yang
   membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan
   penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh keluarga yang senantiasa memotivasi baik materiil maupun spirituil
   dengan tanpa lelah dan bosan untuk membantu proses diri menjadi sosok




                                                                            vii
manusia pembelajar yang selalu didambakan keberhasilannya.
7. Semua pihak dan teman-teman yang tidak            dapat disebutkan satu persatu,
   sedikit maupun banyak telah membantu proses dalam penulisan skripsi ini.
         Semoga amal baik beliau tersebut di atas dan juga semua pihak yang tidak
  dapat penulis sebutkan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda di sisi Allah
  SWT. Amien.

         Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh
  mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun penulis berharap semoga
  skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya.




                                                    Kudus, 01 Juni 2011

                                                    Penulis,




                                                    Mohamad Shokeh
                                                    NIM : 093111371




                                                                                     viii
DAFTAR ISI


                                                               Halaman


HALAMAN JUDUL……………………………………………                                       i
PERNYATAAN KEASLIAN ….………………………....…...                              ii
PENGESAHAN……………………………………..………….                                      iii
NOTA PEMBIMBING …………………………………………                                     iv
ABSTRAK …………………….……………………………….                                       v
TRANSLITERASI ………………....……………………………                                  vi
KATA PENGANTAR …………………………………………...                                   vii
DAFTAR ISI……………………………………………………..                                     ix
BAB I : PENDAHULUAN………………………………...……                                 1
     A. Latar Belakang Masalah…………………..…............                 1
     B. Rumusan Masalah………………………...………….                             4
     C. Manfaat Penelitian …………………..........................         4
BAB II : LANDASAN TEORI ………….……..……………….                             6
     A. Kajian Pustaka ……………………...…….................                6
     B. Kerangka Teoritik ………….…..……………………                           7
       1. Implementasi…….………..…….…….................                 7
          a. Pengertian Implementasi………………………                        7
          b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi            8
          c. Kekuatan Pokok Implementasi ……..…………                    8
       2. Pengertian Kurikulum ….…………………………                              9
       3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)                 13
          a. Pengertian KTSP………………………. ………                           13
          b. Komponen-komponen KTSP……………………                          13
       4. Landasan Yuridis KTSP ……………….………….                         15
       5. Pembelajaran Berdasarkan KTSP ………..………..                   19
       6. Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis




                                                                             ix
Kelas Dalam KTSP..................................….…..   26
          7. Pelaporan KTSP ...………………………..…….                        33
          8. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits…….…..…..........        35
             a. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits…..        35
             b. Karakteristik Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits…       35
             c. Standar Kompetensi Kelulusan Al-Qur’an Hadits MA 38
BAB III : METODE PENELITIAN …………….………………..                           39
         A. Jenis Penelitian …………………………………….                         39
         B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………….……...                 40
         C. Sumber Penelitian …………………..……………..                       40
         D. Fokus Penelitan ……………….…………………..                         41
         E. Teknik Pengumpulan Data …………………………                       41
         F. Teknik Analisis Data ……..………………………..                     43
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS IMPLEMENTASI
        KTSP PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS
        DI MA MA’AHID KUDUS ………………………….……                            46
     A. Deskripsi Data Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
        Pendidikan di MA Ma’ahid Kudus………………………….                    46
        1. Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran
           Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus……………                 46
        2. Faktor Pendukung dan faktor Penghambat
           Dalam Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran
           Al-Qur’an Hadits …..……………………............                  56
     B. Analisis Pelaksanaan KTSP di MA Ma’ahid Kudus….…             60
        1. Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran
           Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus……………                 60
        2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
           Dalam Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran




                                                                          x
Al-Qur’an Hadits …..……………………............   73
BAB V :PENUTUP………………………………………………                    76
    A. Simpulan……………………………………………                    76
    B. Saran….……………………………………………                     77


DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP




                                                         xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1     Tiga kemungkinan hasil penelitian, 24

Gamabr 2     Menejemen kegiatan pembelajaran tuntas, 25

Gambar 3     Peta Laporan guru, 33

Gambar 4     Laporan Wali Kelas, 34

Gamabr 5     Laporan Kepala Sekolah, 35

                          DAFTAR SINGKATAN

KTSP         : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan

RPP          : Rencana Pelaksanaan

KBM          : Kegiatan Belajar Mengajar

KKM          : Kriteria Ketuntasan Minimal

                          DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1   : Pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi

Lampiran 2   : Penunjukan pembimbing skripsi

Lampiran 3   : Nilai ujian komprehensif

Lampiran 4   : Piagam Kuliah Kerja Nyata

Lampiran 4   : Surat izin rizet kepada MA Ma’ahid Kudus

Lampiran 5   : Surat keterangan sudah melakukan izin rizet di MA Ma’ahid
              Kudus

Lampiran 6   : Foto copy contoh Silabus RPP MA Ma’ahid Tahun Pelajaran
              2010/2011 dan sistem penilaian/evaluasinya




                                                                           xii
BAB I
                                  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
             Kurikulum Tingkat Satuan Pendidika (KTSP) adalah kurikulum yang
    disusun dan dilaksanakan dimasing- masing satuan pendidikan. 1 KTSP
    dikembangkan berdasarkan prinsip – prinsip sebagai berikut:

    a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta
          didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
          bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
          potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
          Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap serta
          tanggung jawab.
    b. Beragam dan terpadu.Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
          keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
          pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan
          agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.
    c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
          Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
          teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.
    d. Relevan      dengan kebutuhan kehidupan.           Pengembangan kurikulum
          dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk
          menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
          didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.
    e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup
          keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
          pelajaran direncanakan dan disajikan secara berksinambungan antar semua
          jenjang pendidikan.




      1
        Khaeruddin dan Mahfud Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan (Konsep dan
Implementsainya di Madrasah), (Jogjakarta: Pilar Media, 2007), hlm. 79.




                                                                                        1
f. Belajar     sepanjang      hayat.    Kurikulum       diarahkan    kepada   proses
     pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
     berlangsung sepanjang hayat.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum
     dikembangkan       dengan     memperhatikan       kepentingan    nasional   dan
     kepentingan     daerah    untuk    membangun        kehidupan bermasyarakat,
     berbangsa dan bernegara. 2
       Prinsip-prinsip tersebut perlu diterapkan oleh sekolah atau madrasah
yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tanpa
terkecuali, dengan harapan sekolah akan lebih baik dalam standar
kelulusannya,Madrasah Aliyah Ma'ahid, adalah sebuah pendidikan Islam
yang berlandaskan Al-Qur’an Hadits, yang berdiri sejak tahun 1937 , telah
mengalami pula beberapa pergantian kurikulum, mulai dari kurikulum tahun
1950, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984,
kurikulum 1994 dan kurikulum 2004 atau yang lebih kita kenal sebagai
kurikulum KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi ). Sedangkan model
kurikulum terakhir adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
sebagai respon terhadap kondisi yang senantiasa berkembang setiap saat.
       Sejak pemerintah meresmikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) pada tanggal 7 Juli 2006 Madrash Aliyah Ma’ahid juga merespon
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk diterapkan. Namun,
dalam pelaksanaann dan penerapannya apakah ada hambatan? Mengingat
MA Ma’ahid Kudus adalah lembaga pendidikan Islam yang sudah tua, hal ini
yang menarik untuk diadakan penelitian. Sarana prasarana pendukung yang
kurang maksimal, kesiapan siswa yang kurang dan minimnya informasi yang
diperoleh oleh guru mengenai KTSP, akan menghambat dalam implementasi
Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), hal ini pulalah yang membuat
peniliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
       Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah salah satu mata pelajaran yang
ada dalam kurikulum Madrasah baik itu Madrasah Aliyah (MA), Madrasah

 2
     Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 80 – 81.




                                                                                   2
Tsanawiyah (MTs), maupun Madrasah Ibtidaiyah (MI). Ini sesuai dengan
struktur KTSP dasar dan menengah yang tertuang dalam standar isi (SI).
Diantara satu dari kelompok standar isi tersebut adalah mata pelajaran Al-
Qur’an Hadits.
     Di MA Ma’ahid Kudus mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan
salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dengan harapan lulusan MA
Ma’ahid Kudus mampu membaca dan memahami Al-Qur’an Hadits dengan
baik , dan pelajaran ini tidak berdiri sendiri tetapi didukung oleh beberapa
mata pelajaran lokal MA Ma’ahid Kudus antara lain adalah Ilmu Nahwu,
Shorof, Lhugot Qur’an dan Al-Qur’an Hadits (Ilmu Mushtolah Hadits), yang
tentunya medukung sekali dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Akan
tetapi dalam penerapan KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA
Ma’ahid Kudus, apakah sudah sesuai? Baik masalah kesesuain dengan
prinsip-prinsip KTSP, maupun delapan standar pendidikan yang harus
dipenuhi. Kedelapan standar pendidikan meliputi standar isi (SI), standar
proses, standar kompetensi kelulusan (SKL), standar tenega kependidikan,
standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan
standar penilaian pendidikan.
     Kesesuaian dengan prinsip-prinsip KTSP maupun delapan standar
pendidikan yang harus dipenuhi oleh sekolah/madrasah, sangat menentukan
berhasil tidaknya sebuah lembaga pendidikan di mata pemerintah saat ini, hal
inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
“IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP) PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MA
MA’AHID KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011“.




                                                                           3
B. Rumusan Masalah
         Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
   permasalahannya sebagai berikut :

   1. Bagaimana implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di
      MA Ma’ahid Kudus ?
   2. Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi
      KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus?
C. Manfaat Penelitian
         Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat
   sebagai berikut :

  1. Manfaat Teoritis

            Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi
     untuk penelitian lebih lanjut mengenai kurikulum tingkat satuan pendidikan
     (KTSP) serta dapat menambah pemahaman dan wawasan mengenai
     kurikulum baru yang menyempurnakan kurikulum sebelumnya yaitu
     Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada mata pelajaran Al-Qur’an
     Hadits di sekolah menengah atas.

  2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Guru :

              Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
       untuk dapat :

        1. Meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan proses belajar
           mengajar dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.
        2. Membantu dalam pencapaian tujuan kurikulum tingkat satuan
           pendidikan (KTSP).
        3. Mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat di dalam
           pelaksanaan KTSP.




                                                                                 4
4. Menganalisis sejauh mana optimalisasi KTSP pada mata pelajaran Al-
      Qur’an Hadits.
   5. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman dalam
      ruang lingkup yang lebih luas guna menunjang profesinya sebagai
      guru.
b. Bagi Siswa

   1. Menambah wawasan dan pemahaman mengenai KTSP.
   2. Meningkatkan minat belajar Al-Qur’an Hadits.
   3. Meningkatkan kepekaan siswa terhadap perkembangan IPTEK dan
      kaitannya dengan pelajaran Al-Qur’an Hadits
c. Bagi MA Ma’ahid Kudus

   1. Sebagai studi banding pelaksanaan KTSP pada mata pelajaran Al-
      Qur’an Hadits.
   2. Pengembangan jaringan dan kerjasama strategis antara sekolah
      dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengembangan
      sekolah.
d. Bagi Peneliti

              Memperoleh wawasan dan pemahaman baru mengenai salah satu
   aspek yang penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia
   saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan
   demikian, diharapkan peneliti sebagai calon guru agama Islam siap
   melaksanakan tugas sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman.




                                                                       5
BAB II
                                 LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
    1. Penelitian Muhammad Sakdullah (NIM 3104128) yang berjudul :
          Konsepsi Ibnu Khaldun Tentang Belajar dan Relevansinya terhdap KTSP
          (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) : dalam penelitian ini dijelaskan
          konsep belajar Ibnu Khaldun dan Relevansinya terhadap KTSP. Hasil
          penelitian menunjukkan bahwa belajar menurut Ibnu Khaldun harus
          diarahkan pada pencapaian malakah semaksimal mungkin. Malakah tidak
          hanya intelektualitas tetapi juga skill dan sikap. Jadi wawasan malakah
          memberi kemungkinan pembentuan pribadi yang utuh. Menurut Ibnu
          Khaldun, pelajar sendirilah yang bertanggung jawab atas belajarnya.
          Murid sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya dengan
          cara mencari makna, membandingkan dengan apa yang telah ia ketahui,
          serta menyelesaikan ketegangan antara apa yang telah ia ketahui dengan
          apa yang ia perlukan dalam pengalaman yang baru. Pelajar harus
          membentuk pengetahuan mereka sendiri dan guru membantu seba gai
          mediator dan fasilitator dalam proses pembentukan itu. Hal ini serupa
          dengan apa yang telah dicanangkan oleh pemerintah melalui kuriulum
          terbaru yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP lebih
          sederhana dari kurikulum sebelumnya dan memberikan keluasaan guru
          untuk berimprovisasi dalam praktik kegiatan belajar mengajar. Visi KTSP
          masih mengedepankan kompetensi siswa yang disesuaikan dengan
          kebutuhan daerah atau sekolah. Jadi antara pemikiran Ibnu Khaldun
          dengan visi kurikulum KTSP berjalan searah yakni mengedepankan
          kompetensi peserta didik, namun komptensi dalam istilah Ibnu Khaldun
          sendiri disebut malakah.1
    2. Penelitian Noor Rohman (NIM 3102328) yang berujudul : Implementasi
          Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Pendidikan
      1
        Muhammd Sakdullah, “Konsepsi Ibnu Khaldun Tentang Belajar dan Relevansinya
terhdap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan )”, skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo, 2009), hlm. 60.




                                                                                             6
Agama Islam di SMP N 18 Semarang: Dalam penelitian ini dijelaskan
          bahwa, kurikulum yang diterapkan sudah sesuai. Indikasi kesesuai dapat
          dilihat dari beberapa hal, diantaranya: 1. Standar isi/kurikulum 2. Kegiatan
          Belajar Mengajar 3. Kompetensi kelulusan 4. Tenaga kependidikan 5.
          Sarana prasarana 6. Evaluasi hasil belajar. 2
              Dari beberapa hasil penelitian yang ada terlihat bahwa ada kemiripan
    judul penelitian yang akan peneliti lakukan. Letak perbedaan terletak pada
    apakah MA Ma’ahid Kudus dalam menerapkan (mengimplementasikan)
    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada pembelajaran Al-Qur’an
    Hadits suadah sesuai dengan prinsip –prinsip KTSP? Peneliti menitik
    beratkan pada implementasi KTSP, serta faktor pendukung dan faktor
    penghambat implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di
    MA Ma’ahid Kudus.

B. Kerangka Teoritik
    1. Implementasi
          a. Pengertian Implementasi
                    Implementasi     merupakan     suatu    penerapan     ide,   konsep,
            kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
            memberikan       dampak,     baik    berupa     perubahan      pengetahuan,
            keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner
            Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “put something
                                                                                       3
            into effect” (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak).

                    Berdasarkan definisi implementasi tersebut,            implementasi
            kurikulum didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep,
            dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas
            mata pelajaran, sehingga peserta didik            menguasai seperangkat
            kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
      2
         Noor Roh man, “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP N 18 Semarang”, skripsi (Semarang: Faku ltas
Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009), h lm. 61-65.
       3
         Muhamad Joko Susilo , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Menjemen Pelaksanaan
dan Kesiapan sekoLah Menyongsongnya), ) Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2006), hlm. 174.




                                                                                           7
b. Fakto-faktor yang me mpengaruhi Implementasi
                     Dalam     hal   ini     Hasan   yang   dikutip    Mulyasa        (2002)
            mengungkapkan        bahwa       implementasi      kurikulum     adalah    hasil
            terjemahan guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis yang
            sedikitnya dipengaruhi oleh tiga foktor berikut:

            1) Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru
               sauatu kurikulum dan kejelasan bagi pengguna dilapangan.
            2) Strategi implementasi yaitu strategi yang digunakan dalam
               implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya,
               penyediaan buku kurikulum, dan kegaiatan-kegiatan yang dapat
               mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
            3) Karakteristik penggunaan kurikulum, yang meliputi pengetahuan,
               keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta
               kemampuannya          untuk    merealisasikan     kurikulum     (curriculum
               planning) dalam pembelajaran. 4
          c. Kekuatan pokok Imple mentasi
                 Secara garis besarnya implementasi kurikulum mencakup tiga
          kekuatan    pokok,     yaitu       pengembangan       program,     pelaksanaaan
          pembelajaran, dan evaluasi.

          a. Pengembangan       program.       Pengembangan       kurikulum     mencakup
            pengembangan progam tahunan, progam semester, progam modul
            (pokok bahasan) program mingguan dan harian, progam pengayaan dan
            remedial, serta progam bimbingan dan konseling.
          b. Pelaksnaan pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses
            interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi
            perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut
            banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang
            datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang

      4
        E Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kemandirian Guru dan Kepala
Sekolah) , ) Jakarta: Bu mi A kasara , 2008), hlm. 180.




                                                                                           8
dari lingkungan. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama
             adalah       mengkondisikan     lingkungan agar           menunjang   terjadinya
             perubahan perilaku bagi peserta didik.
          c. Evaluasi Hasil Belajar. Evaluasi hasil belajar dam implementasi
             kurikulum dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar,
             penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi , bench marking dan
             penilaian program. 5

                  Berdasarkan uraian tersebut, implementasi mata pelajaran berbasis
          KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan
          kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas mata pelajaran, sehingga peserta
          didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi
          dengan lingkungan. Implementasi KTSP juga dapat diartikan sebagai
          aktualisasi kurikulum operasional dalam bentuk mata pelajaran.

    2. Pengertian Kurikulum
                  Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curricule”,
          artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu,
          pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh
          oleh siswa yang bertujuan memperoleh ijazah. 6

                  Menurut Harold Alberty curriculum is is all activities that are
          provided     for students.7      (semua aktifitas       yang disediakan untuk
          siswa)Menurut susan Feez dan Helen Joyce curriculum is a general
          statement of goals and outcomes , learning arrangements, evalution, and
          documentions relating to the management of programs with in educational
          institution.8



      5
          Joko Susilo , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 177.
      6
          Joko susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 77.
      7
        Harsono Tjokrosujoso”Curricu lu m and Material Develop men”, (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional,2003), hlm. 13
      8
        Susan Feez dan Helen Joyce, “Text -Based Syllabus Design”. (Sydney:Macquire
University, 1998), hlm. 9.




                                                                                            9
Pengertian kurikulum berdasarkan pemahamannya dapat dipandang
    sebagai kurikulum tradisional dan kurikulum secara modern.
    a. Pengertian kurikulum menurut pandangan tradisional
                 Dalam kamus Webster’s New international Dictionary (1953)
       kurikulum diartikan sebagai : “ 1. A course of study, 2. All the courses
       of study given in an educationl institution” ( Lewis M. Adam, 1965
       :247).
                 Menurut Oemar Hamalik kurikulum menurut pandangan lama
       adalah: Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk
       memperoleh ijazah. Pengertian ini mempunyai implikasi bahwa mata
       pelajaran pada hakekatnya pengalaman masa lampau, tujuannya untuk
       memperoleh ijazah (Hamalik,1993:8).
                 Menurut S. Nasution kurikulum diartikan sebagai mata
       pelajaran yang diajarakan disekolah. Pengertian kurikulum yang
       dianggap tradisonal ini masih banyak dianut sampai sekarang termasuk
       juga di Indonesia. Pada pertengahan abad ke XX kurikulum diartikan
       sebagai “ sejumlah pelajaran yang harus ditempuholeh siswa untuk
       kenaikan kelas atau ijazah” (Hendayat, 1993:12).
                 Dari definisi kurikulum secara tradisional masih tampak
       adanya kecendrungan penekanan pada rencana pelajaran untuk
       menyampaikan mata pelajaran yang masih banyak mengandung
       kebudayaan nenek moyang dan pengertian tersebut masih mengacu
       pada masa lampau. Kurikulum juga diartikan secara sempit hanya pada
       penyampaian mata pelajaran kepada anak didik. 9
    b. Pengertian kurikulum menurut pandangan modern
                 Dewasa ini kurikulum tidak hanya sebatas sebagai hal yang
       berhubungan dengan pendidikan, tetapi hendaknya kurikulum bisa lebih
       mengacu pada kemajuan teknologi dan pengetahuan. Jelaslah bahwa
       kurikulum bukan sekedar seperangakat mata pelajaran atau bidang


9
    Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 25.




                                                                            10
studi, tetapi sudah menjadi ajang politik, dan sudah menjadi bekal para
lulusan untuk menjawab tuntutan masyarakat.
        Menurut Hilda Taba dalam bukunya Curriculum Development,
menuliskan menuliskan “ Curriculum is, after all, a way of preparing
young people to participate as productive members of our
culture”(Taba,1962:10).    Tampaknya        Hilda Taba    mendefinisikan
kurikulum dengan lebih cenderung pada metodologi, yaitu cara
mempersiapkan manusia untuk berpartisipasi sebagai anggota yang
produktif dari suatu budaya.
        Sesuai dengan perkembangan,David Pratt dalam Curriculum,
Design and Development menyatakan bahwa : A curriculum is an
organized set of formal educational and or training intentions
(Pratt,1980: 4). Maksudnya kurikulum yaitu seperangakat organisasi
pendidikan formal atau pusat-pusat latihan. Selanjutnya ia membuat
implikasi secara lebih eksplisit tentang definisi yang dikemukakannya
tersebut menjadi enam hal yaitu:
1. Kurikulum adalah suatu rencana atau intentions, ia mungkin hanya
  berupa perencanaan (mental) saja, tetapi pada umumnya diwujudkan
  dalam bentuk tulisan;
2. Kurikulum    bukanlah       kegiatan,   melainkan   perencanaan   atau
  rancangan kegiatan;
3. Kurikulum berisi berbagai macam hal seperti masalah apa yang
  harus dkembangkan pada diri siswa,evaluasi untuk menafsirkan hasil
  belajar, bahan dan peralatan yang dipergunakan, kua litas guru yang
  dituntut, dan sebagainya;
4. Kurikulum melibatkan maksud atau pendidikan formal maka ia
  sengaja mempromosikan belajar dan menolak sifat rambang, tanpa
  rencana, atau kegiatan tanpa belajar;
5. Sebagai perangkat organisasi pendidikan, kurikulum menyatukan
  berbagai komponen seperti tujuan, isi, sistem penilaian dalam satu




                                                                      11
kesatuan yang tak terpisahkan atau dengan kata lain kurikulum
           adalah suatu sistem;
       6. Pendidikan dan latihan dimaksudkan untuk menghindari kesalah
           pahaman yang terjadi jika suatu hal dilalaikan. 10
                 Menurut      Winarno,      sebagaimana       dikutip   oleh   Burhan
       Nurgiyantoro,      mendifinisikan kurikulum sebagai suatu program
       pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
       sejumlah tujuan pendidikan tertentu (Burhan,tt: 6)
                 Abdul Qadir yusuf dalam kitabnya At –tarbiyah wal mujtami’
       mendefinisikan kurikulum sebagai berikut:



      “ Kurikulum adalah sejumlah pengalaman dan uji coba dalam proses
      belajar mengajar siswa di bawah bimbingan lembaga (sekolah)”.
                 Berbagai pengertian atau definisi yang telah disebutkan diatas,
       menurut s. Nasution dapat diperoleh penggolangan sebagi berikut:
       a. Kurikulum dapat dilihat sebagai produk, yakni sebagai hasil karya
           para pengembang kurikulum, biasanya dalam suatu panitia. Hasilnya
           dituangkan dalam bentuk buku atau pedoman kurikulum, misalnya
           berisi sejumlah mata pelajaran yang harus diajarakan.
       b. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai program, yakni alat yang
           dilakukan oleh sekolah untuk mencapai tujuaannya. Ini dapat berupa
           mengajarkan berbagai mata pelajaran tetapi dapat juaga meliputi
           segala kegiatan yang dianggap dapat mempengaruhi perkembangan
           siswa misalnya perkumpulan sekolah, pertandingan, pramuka,
           warung sekolah, dan lain- lain.
       c. Kurikulum dapat pula dipandang seabagai hal- hal yang diharapkan
           akan dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap, ketrampilan
           tertentu. Apa yang diharapakan akan dipelajarai tidak selalu sama
           dengan apa yang benar-benar dipelajari.

10
     Junaidi, Kurikulum Tingk at Satuan Penddikan, hlm. 26.




                                                                                   12
d. Kurikulum sebagai pengalaman siswa. Ketiga pandangan di atas
            berkenaan dengan perencanaan kurikulum sedangakan pandangan ini
            mengenai apa yang secara aktual menjadi kenyataan pada tiap siswa.
                  Pada hakikatnya kurikulum merupakan suatu cara untuk
        mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang
        berproduktif      dalam    masyarakatnya.        Dalam kurikulum          terdapat
        komponen-komponen tertentu yaitu pernyataan tentang tujuan dan
        sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran, bentuk dan
        kegiatan belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar. 11

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pe ndidikan (KTSP)
   a. Pengertian KTSP
                 Kurikulum      adalah     seperangkat     rencana     dan      pengaturan
        mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
        sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
        mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurukulum Tingkat Satuan
        Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan di
        masing –masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan
        tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
        satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus . 12

   b. Komponen-komponen KTSP
                 Komponen –Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
        (KTSP) Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
        komponen-komponen KTSP terdiri dari sebagai berikut :
        1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
                       Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan
            menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan
            berikut.



 11
      S Nasution. Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bu mi Aksara, 2003), hlm. 7.
 12
      Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan, hlm. 79.




                                                                                        13
a) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan,
     pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
     hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
  b) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
     pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
     hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
  c) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
     kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak           mulia, serta
     keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
     lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
         Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata
  pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
  mata pelajaran. Kedalaman muatan kurikulum setiap mata pelajaran
  pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang
  harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang
  tercantum dalam struktur kurikulum.
         Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar
  dan menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata
  pelajaran sebagai berikut :
  1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
  2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
  3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknlogi.
  4) Kelompok mata pelajaran estetika.
  5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
         Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui
  muatan dan/atau kegiatan mata pelajaran sebagaimana diuraikan
  dalam PP 19/2005 pasal 7. Muatan KTSP meliputi sejumlah mata
  pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar
  bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi




                                                                      14
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk kedalam isi
              kurikulum.
           3. Kalender Pendidikan
                      Kurikulum tingkat satuan pendidikan pada setiap jenis dan
              jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada
              setiap tahun ajaran. Kelender pendidikan adalah pengaturan waktu
              untuk kegiatan mata pelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran
              yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
              waktu mata pelajaran efektif dan hari libur. Kalender pendidikan
              untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing- masing satuan
              pendidikan berdasarkan alokasi waktu pada dokumen standar isi
              dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah 13

    4. Landasan Yuridis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
                Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh Undang-
       Undang dan Peraturan Pemerintah sebagai berikut :
       a. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
           Nasional (Sisdiknas)
                   Dalam Undang-Undang tentang Sisdiknas dikemukakan bahwa
           Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses,
           kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
           pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian yang harus ditingkatkan secara
           berencana dan berkala. Selain itu juga dikemukakan bahwa kurikulum
           pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : pendidikan agama,
           pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, IPA, IPS, seni dan
           budaya, pendidikan jasmani dan olah raga, keterampilan/kejuruan, dan
           muatan lokal.
                   Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan
           sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
           pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan

      13
        E Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis. (Bandung
: PT Remaja Rosdakarya , 2006), h lm. 86.




                                                                                       15
supervisi     dinas   pendidikan      atau      kantor   departemen   agama
              kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan
              menengah.
          b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
              Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)14
                        Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 adalah peraturan
              tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP merupakan kriteria
              minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara
              Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
                        Terdapat 8 standar nasional pendidikan yang harus diacu oleh
              sekolah dalam penyelenggaraan kegiatannya. Ke 8 standar tersebut
              yaitu :
              1) Standar isi
              2) Standar proses
              3) Standar kompetensi lulusan
              4) Standar tenaga kependidikan
              5) Standar sarana dan prasarana
              6) Standar pengelolaan
              7) Standar pembiayaan
              8) Standar penilaian pendidikan
                        Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa kurikulum adalah
              seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
              pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
              kegiatan mata pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
                        Selain itu, dalam peraturan tersebut juga dikemukakan bahwa
              KTSP adalah kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan
              standar kompetensi lulusan (SKL), dan standar isi (SI). SKL adalah
              kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
              keterampilan. Sedangkan standar isi adalah ruang lingkup materi dan


14
     Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 271.




                                                                                       16
tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi
       tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
       silabus yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
       pendidikan tertentu.
               Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum,
       beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
       pendidikan/akademik. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
       kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
       diorganisasikan ke dalam lima kelompok, yaitu :
         1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
         2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
         3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
         4) Kelompok mata pelajaran estetika;
         5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
                                                                            15
 c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
               Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006
       mengatur tentang standar isi yang mencakup lingkup materi dan tingkat
       kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
       pendidikan tertentu. Secara keseluruhan standar isi mencakup:
       1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman
            dalam penyusunan KTSP;
       2) Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
            menengah;
       3) KTSP        yang    akan     dikembangkan       oleh   satuan   pendidikan
            berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak
            terpisahkan dari standar isi;
       4) Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendid ikan pada
            satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
 d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 16

15
     Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 329.
16
     Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 365.




                                                                                 17
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006
              mengatur tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan
              pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian
              dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi
              Lulusan meliputi :
              1) Standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan
                   menengah;
              2) Standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajarn; dan
              3) Standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
          e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 17
                      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor
              24 tahun 2006 mengatur tentang pelaksanaan peraturan menteri
              pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk
              satuan pendidikan dasar dan menengah serta peraturan menteri
              pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi
              lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
                      Selain itu, dalam Permendiknas tersebut dikemukakan pula
              bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan
              kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari yang telah ditetapkan,
              dengan memperhatikan panduan penyusunan KTSP pada satuan
              pendidikan dasar dan menengah yang disusun Badan Standar Nasional
              Pendidikan (BSNP).
                      Sementara bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang
              belum atau tidak mampu mengembangkan kurikulum sendiri dapat
              mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan
              pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh BSNP, ditetapkan
              oleh kepala satuan pendidikan dasar dan            menengah    setelah
              memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah / madrasah.




17
     Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 375




                                                                                 18
5. Pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
  (KTSP)
         Implementasi    KTSP     akan      bermuara   pada    pelaksanaan
  pembelajaran, yakni bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (SK-
  KD) dapat dicerna oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Guru harus
  berupaya agar peserta didik dapat membentuk kompetensi dirinya sesuai
  dengan apa yang digariskan dalam kurikulum (SK-KD), sebagaimana
  dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam hal ini
  akan terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga
  terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam hal ini tugas
  guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
  menunjang terjadinya perubahan perilaku tersebut.
         Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan,
  yakni pembukaan, pembentukan kompetensi dan penutup.
  a. Pembukaan
               Pembukaan adalah kegiatan awal yang harus dilakukan guru
     untuk memulai atau membuka pembelajaran. Membuka pembelajaran
     merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental dan
     menarik   perhatian peserta didik      secara optimal,   agar mereka
     memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar. Untuk kepentingan
     tersebut, guru dapat melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
     1. Menghubungkan kompetensi yang telah dimiliki peserta didik
       dengan materi yang akan disajikan.
     2. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang
       akan dipelajari (dalam hal tertentu,tujuan bisa dirumuskan bersama
       peserta didik).
     3. Menyampaikan langkah – langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-
       tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah
       dirumuskan.
     4. Mendayagunakan media dan sumber belajar yang bervariasi sesuai
       dengan materi yang disajikan.




                                                                         19
5. Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta
              didik terhadap pembelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajagi
              kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.
                       Disamping upaya – upaya di atas, dalam implementasi KTSP
           banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk memulai atau membuka
           pembelajaran, antara lain melalui pembinaan keakraban dan pretes.
           1. Pembinaan keakraban
                        Pembinaan keakraban merupakan upaya yang harus
              dilakukan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
              kondusif dan mempersiapkan peserta didik memasuki proses
              pembelajaran. Suasana yang akrab akan menumbuhkan hubungan
              yang harmonis antara guru dengan peserta didik dan antara peserta
              didik dengan peserta didik.
                        Pembinaan kekraban ini dapat dilakukan dengan langkah –
              langkah sebagai berikut :
              a) Pada awal pertemuan pertama, guru memperkenalkan diri kepada
                 peserta didik dengan memberi salam, menyebut nama, alamat,
                 pendidikan terakhir, dan tugas pokoknya di sekolah.
              b) Guru melakukan pengecekan kehadiran peserta didik dengan cara
                 memanggil nama-nama mereka berdasarkan buku daftar hadir.
              c) Berdasrkan urutan dalam daftar hadir, seluruh peserta didik
                 diminta memperkenalkan diri dengan memberi salam, menyebut
                 nama, alamat, pengalaman dalam kehidupan sehari- hari, alasan
                 memilih belajar disekolah ini, dan harapan-harapan mereka
                 terhadap sekolah. 18
           2. Pretes (tes awal)
                      Setelah pembinaan keakraban, kegiatan dilanjutkan dengan
            pretes. Pretes adalah tes yang dilaksanakan sebelum sebelum kegiatan
            inti pembelajaran dan pembentukan kompetensi dimualai, sebagai
      18
         E Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kemandirian Guru dan Kepala
Sekolah), hlm. 183




                                                                                        20
penjajagan terhadap kemampuan peserta didik terhadap pembelajaran
         yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pretes memegang peranan
         yang cukup penting dalam pelaksanaan pembelajaran.

                   Fungsi pretes antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut
         :
         1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses be lajar, karena
             dengan pretes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal
             yang harus mereka kerjakan.
         2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan
             dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat
             dilakukan dengan membandingkan hasil pretes dengan post tes.

         3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta
             didik mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam
             proses pembelajaran.

         4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran
             dimulai, kompetensi dasar mana yang telah dikuasai peserta didik,
             serta kompetensi dasar mana yang perlu mendapat penekanan dan
             perhatian khusus.

 b. Pembentukan Kompetensi19
                  Pembentukan kompetensi peserta didik merupakan kegiatan
       inti pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian informasi tentang
       materi pokok atau materi standar, membahas materi standar untuk
       membentuk       kompetensi peserta        didik,   serta   melakukan   tukar
       pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar atau
       memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Dalam pembelajaran,
       peserta didik dibantu oleh guru untuk membentuk kompetensi serta
       mengembangkan dan memodifikasi kegiatan pembelajaran, apabila


19
     Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 183




                                                                                21
kegiatan itu menuntut adanya pengembangan atau modifikasi.
       Pembentukan kompetensi peserta didik perlu dilakukan dengan tenang
       dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan
       kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.
       Pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta
       didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya.
                  Pembentukan kompentsi ini ditandai dengan keikutsertaa
       peserta    didik    dalam     pengelolaan      pembelajaran   (participative
       instruction) berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab mereka dalam
       menyelanggarakan progam pembelajaran. Tugas peserta didik adalah
       belajar, sedangkan tanggung jawabnya mencakup keterlibatan mereka
       dalam membina dan mengembangkan kegiatan belajar yang telah
       disepakati dan ditetapkan bersama pada saat penyusunan program.
                  Pembentukan kompetensi mencakup berbagai langkah yang
       perlu ditempuh oleh peserta didik dan guru sebagai fasilitator untuk
       mewujudkan standar kompetensi dan komptensi dasar. Hal ini ditempuh
       melalui berbagai cara, bergantung pada situasi, kondisi, kebutuhan,
       sertakemampuan peseta didik. Prosedur yang ditempuh dalam
       pembentukan kompetensi adalah sebagai berikut : 20
       1) Berdasarkan kompetensi dasar dan materi standar yang telah
            dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru
            menjelaskan stnadar kompetensi minimal (SKM) yang harus
            dicapai peserta didik dan cara belajar untuk mencapai kompetensi
            tersebut.
       2) Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis, materi
            pokok dikemukakan dengan jelas atau ditulis dipapan tulis.
            Memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya sampai materi
            standar tersebut benar-benar dapat dikuasai.



20
     Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 184




                                                                                22
3) Membagikan materi standar atau sumber belajar berupa hand out
            dan fotokopi beberapa bahan yang akan dipelajari. Materi standar
            tersebut sebagian terdapat diperpustakaan. Jika materi standar yang
            diperlukan tidak tersedia diperpustkaan maka guru memfotokopi
            dari sumber lain seperti majalah, surat kabar, atau men-down load
            dari internet.
       4) Membagikan lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik.
            Lembaran kegiatan berisi tugas tentang materi standar yang telah
            dijelaskan oleh guru dan dipelajari oleh pesrta didik.
       5) Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam
            mengerjakan lembaran kegiatan, sekaligus memberikan bantuan
            dan arahan bagi mereka yang menghadapi kesulitan belajar.
       6) Setelah selesai diperiksa bersama-sama dengan cara menukar
            pekerjaan dengan teman lain, lalu guru menjelaskan setiap
            jawabannya.
       7) Kekeliruan dn kesalahan jawaban diperbiki oleh peserta didik. Jika
            ada yang kurang jelas, guru memberikan kesempatan bertanya,
            tugas, atau kegiatan mana yang perlu penjelasan lebih lanjut.
                  Dalam pembentukan kompetensi perlu diusahakan untuk
       melibatkan peserta didik seoptimal mungkin, dengan memberikan
       kesempatan dan mengikutsertakan mereka turut ambil bagian dalam
       proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk saling bertukar informasi
       antara peserta didik dengan guru mengenai materi yang dibahas, untuk
       mencapai kesepakatan, kesamaan, kecocokan dan keselarasan pikiran.
       Hal ini penting untuk menentukan persetujuan atau kesimpulan tentang
       gagasan yang bisa diambil atau tindakan yang akan dilakukan
                                                       21
       berkenaan dengan topik yang dibicarakan.
                  Pada pembelajaran tuntas, kriteria pencapaian kompetensi
         yang ditetapkan adalah minimal 75 % oleh karena itu setiap kegiatan

21
     Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 185




                                                                             23
belajar mengajar diakhiri dengan penilaian pencapaian kompetensi
         siswa dan diikuti rencana tindak lanjutnya. Hasil penilaian ada tiga
         kemungkinan, yaitu kompetensi 75-85% dalam waktu terjadwal,
         kompetensi lebih dari 85 % dalam waktu kurang dari alokasi atau
         kompetensi dalam waktu terjadwal, sebagaimana yang tergambar
         berikut :




     Gambar 1 : Tiga Kemungkinan Hasil Penelitian 22

                     Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka tindak lanjutnya
         ada tiga kemungkinan, yaitu pemberian remedi, pemberian pengayaan,
         dan atau akselerasi. Perbedaan tindak lanjut tersebut berdasarkan
         variasi pencapaian kompetensi siswa sebagai berikut :

        1) Melanjutkan ke KBM berikutnya secara klasikal bila dalam waktu
             terjadwal sebagian besar siswa mencapai kompetensi minimal 85
             %.
        2) Pemberian remedi secara individual / kelompok kepada siswa yang
             dalam waktu terjadwal belum mencapai kompetensi minimal 75 %,
             sehingga siswa tersebut belum diizinkan melanjutkan ke KBM
             berikutnya.




22
     Susilo , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 160




                                                                                24
3) Pemberian pengayaan kepada siswa yang sudah mencapai
            kompetensi antara 75-85 % sedangkan waktu terjadwal masih
            tersisa.
        4) Pemberian       izin    akselerasi    (percepatan)   ke   pembelajaran
            Kompetensi Dasar (KD) berikutnya secara individual kepada siswa
            yang sudah kompeten lebih dari 85 % sedangkan waktu terjadwal
            belum habis. Ilustrasi kegiatan tersebut di atas dapat diperjelas
            dengan gambar berikut:




     Gambar 2 : Manajemen kegiatan pembelajaran tuntas. 23

 c. Pentup
                   Penutup merupakan kegiatan akhir yang dilakukan guru
       untuk mengakhiri pembelajaran. Dalam kegiaatan penutup ini guru
       harus berupaya untuk mengetahui pembentukan kompetensi dan
       pencapaian tujuan pembelajaran, serta pemahaman peseta didik
       terhadap materi yang telah dipelajari, sekaligus mengakhiri kegaiatan
       pembelajaran. Untuk kepentingan tersebut guru dapat melak ukan
       kegiatan-kegiatan sebagai berikut :




23
     Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 161




                                                                               25
1) Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari
             (kesimpulan bisa dilakukan oleh guru, oleh peserta didik atas
             permintaan guru, atau oleh peserta didik bersama guru)
        2) Mengjaukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat tingkat
             pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah
             dilaksanakan
        3) Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan
             tugas-tugas yang harus dikerjakan (baik tugas individual maupun
             tugas kelompok) sesuai dengan pokok bahasan yang telah
             dipelajari.
        4) Memberikan protes baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. 24



6. Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kelas Dalam KTSP
  a. Pengertian

                Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan kegiatan penilaian
        yang dilakukan oleh guru secara terpadu dengan kegiatan belajar
        mengajar. Ada pula yang menyebut dengan Penilaian Berbasis
        Kemampuan Dasar (PBKD) karena penilaian yang dilakukan oleh guru
        dikembangkan berdasarkan kemampuan dasar yang harus dikuasai
        peserta didik.

                PBK/PBKD dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain
        pengumpulan hasil kerja peserta didik (portofolio); hasil karya
        (produk); penugasan (proyek); kinerja (performance) dan tes tertulis
        (paper and pencil test). Dalam hal ini guru menilai kompetensi dan
        hasil belajar peserta didik berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan
        Kompetensi Dasar (KD), yang dijabarkan lebih lanjut menjadi
        indicator- indikator pencapaian (IP). 25

 24
      Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 186
 25
      Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 223.




                                                                           26
b. Prinsip-prinsip PBK

               Pada saat guru melaksanakan penilaian berbasis kelas ada
       beberapa hal yang harus diperhatikan, yiatu :

       1) Valid, artinya menilai yang seharusnya dinilai.
       2) Mendidik, ada sumbangan positif terhadap pencapaian belajar
          peserta didik.
       3) Berorientasi pada kompetensi, artinya menilai kompetensi yang ada
          pada kurikulum.
       4) Adil, artinya tidak membedakan latar belakang peserta didik.
       5) Terbuka, artinya kriteria dan acuannya jelas dan diinformasikan
       6) Berkesinambungan, artinya dilakukan terencan, bertahap dan
          kontinu.
       7) Menyeluruh, artinya meliputi teknik, prosedur, materi maupun
          aspeknya.
                                                              26
       8) Bermakna, ditindak lanjuti oleh semua fihak.
 c. Karakteristik Sistem Pengujian
       1) Sistem penilaian Berkelanjutan

                   Untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik telah memiliki
          kompetensi dilakukan ujian. Sistem ujian yang dilakukan harus
          mencakup semua kompetensi dasar dengan menggunakan indikator
          yang ditetapkan oleh guru. Sistem ujian berbasis kompetensi yang
          direncanakan adalah sistem ujian berkelanjutan. Berkelanjutan dalam
          arti semua komponen indikator dibuat soalnya, hasilnya dianalisis
          untuk menentukan kompetensi yang telah dimiliki dan yang belum
          serta kesulitan peserta didik. Untuk itu digunakan berbagai bentuk
          tes, yaitu pertanyaan lisan dikelas, kuis ulangan harian, tugas rumah,
          ulangan semester.




26
     Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 375.




                                                                             27
Hasil Ujian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan,
          atau berupa progam remidi. Pendidikan berbasis kompetensi yang
          menekankan pada pencapaian kemampuan dasar, menggunakan
          berbagai teknik ujian dalam usaha untuk mengetahui tingkat
          pencapaian kemampuan dasar dan mentukan progam perbaikan.
          Oleh karena itu dalam sistem ujian berkelanjutan, guru harus
          membuat kisi-kisi ujian secara menyeluruh untuk satu semester
          dengan memilih teknik ujian yang tepat.

                   Pengembangan sistem pengujian berbasis kemampuan dasar
          mencakup masalah:

          a) Standar Kompetensi (SK)
          b) Kemapuan Dasar (KD)
          c) Rencana        Penilaian.     Dikembangkan          bersamaan   dengan
              pengembangan silabus.
          d) Proses Pengujian.
          e) Proses Implementasi
          f) Pencatatan dan pelaporan
       2) Teknik Penilaian

                   Teknik penilaian adalah berbagai bentuk ulangan atau tugas
          untuk menunjukkan tingkat kemampuan peserta didik dalam mata
          pelajaran tertentu.       Tingkat berpikir          yang digunakan dalam
          mengerjakan soal ujian harus mencakup mulai yang rendah sampai
          yang tinggi, dengan proporsi yang sebanding sesuai dengan jenjang
          pendidikan. Pada jenjang pendidikan menengah tingkat berpikir
          yang terlibat sebaiknya terbanyak pada tingkat pemahaman, aplikasi,
          dan aanalisis.

                   Teknik penilaian yang dapat digunakan adalah : 27


27
     Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 224.




                                                                                 28
a) Kuis: Waktu ujian singkat kurang lebih 15 menit dan hanya
              menanyakan hal-hal yang prinsip saja dan bentuknya berupa isian
              singkat.
          b) Pertanyaan lisan dikelas
          c) Ulangan Harian: Ulangan harian dilakukan secara periodik
              misalnya empat minggu sekali.
          d) Tugas individu: Tugas ini dapat diberikan setiap minggu dengan
              bentuk soal uraian objektif atau non objektif.
          e) Tugas Kelompok: Tugas ini digunakan untuk menilai kemampuan
              kerja kelompok
          f) Ulangan Blok: Cakupan materi terdiri dari satu atu lebih
              kemapuan dasar.
       3) Bentuk Tes

                   Ada beberapa bentuk soal pengujian berbasis kemampuan
          dasar. Bentuk soal yang dapat digunakan adalah:

          a) Pertanyaan lisan dikelas.
          b) Pilihan ganda
          c) Urian objektif
          d) Jawab singkat atau isian singkat
          e) Menjodohkan
          f) Unjuk kerja
          g) Portofolio
 d. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 28
       1) Pengertian

                   Kriteria Ketuntasan Minimal adalah tingkat pencapaian
          kompetensi dasar mata pelajaran oleh peserta didik per mata
          pelajaran.

       2) Rambu-rambu

28
     Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 233.




                                                                          29
a) Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan
     rentang 0-100
  b) Nilai KKM maksimum adalah 100
  c) Madrasah dapat menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal di
     bawah 100, namun madrasah harus merencanakan target dalam
     waktu tertentu untuk mencapai nilai maksimum.
  d) Nilai KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran untuk setiap
     mata pelajaran dan dievaluasi ketercapaiannya pada setiap
     semester.
  e) Penetapan KKM dilakukan oleh forum guru baik yang berada
     dilingkungan madrasah yang bersangkutan maupun dengan
     madrasah/sekolah lain yang terdekat (yang telah melaksanakan
     KTSP) atu forum KKG?MGMP setempat.
  f) Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasan
     belajar minimum pada setiap Kompetensi Dasar (KD).
  g) Penetapan nilai KKM setiap KD dimaksud, dilakukan melalui
     analisis Indikator Pencapaian (IP) pada KD yang terkait.
  h) Nilai KKM setiap KD merupakan rata-rata nilai setiap indikator
3) Kriteria Penetapan KKM
  a) Esensial
      Sangat Esensial, karena berfungsi sebagai indikator kunci.
      Cukup Esensial, karena berfunsi sebagai Indikator pendukung
        yang dapt melengkapi.
  b) Kompleksitas Indikator
  c) Daya Pendukung

           Yaitu     tenaga,   sarana   prasarana   pendidikan,   biaya,
     menajemen, komite madrasah dan stakeholders madrsah.

  d) Intake peserta didik

           Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata peserta
     didik yang meliputi Hasil seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB),




                                                                     30
Rapor kelas terakhir dari tahun sebelumny, tes seleksi masuk atau
    psikotes dan nilai ujian Nasional bagi jenjang MTs dan MA.

4) Menafsirkan KKM
  a) Dengan memberikan point pada setiap kriteria yang ditetapkan
    a. Esensial
        -     Tinggi         :3
        -     Sedang         :2
        -     Rendah         :1
    b. Kompleksitas
        -     Tinggi         :3
        -     Sedang         :2
        -     Rendah         :1
    c. Daya Dukung
        -     Tinggi         :3
        -     Sedang         :2
        -     Rendah         :1



    d. Intake
        -     Tinggi         :3
        -     Sedang         :2
        -     Rendah         :1

         Jika indikator memilki kriteria : Esensial tinggi, kompleksitas
  tinggi, daya dukung tinggi dan intake sedang maka KKM menjadi:

            (3 + 3 + 3 + 2) x 100 = 91, 67
                        12

  b) Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria:
    a. Esensial
       - Tinggi              : 81-100
       - Sedang              : 65-80




                                                                     31
- Rendah             : 50-64
      e. Kompleksitas
         - Tinggi             : 81-100
         - Sedang             : 65-80
         - Rendah             : 50-64
      f. Daya Dukung
         - Tinggi             : 81-100
         - Sedang             : 65-80
         - Rendah             : 50-64



      g. Intake
         - Tinggi             : 81-100
         - Sedang             : 65-80
         - Rendah             : 50-64

          Jika indikator memiliki kriteria Esensial tinggi ((90),
   kompleksitas sedang (70), daya dukung tinggi (90) dan intake
   sedang (70) maka KKM adalah rata-rata setiap unsur dari kriteria
   yang kita tentukan.

5) Analisis pencapaian kriteria ketuntasan belajar peserta didik
   a) Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan analisis rata-rata
       hasil pencapaian peserta didik terhadap Kriteria Ketuntasan
       Minimal yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran.
   b) Melalui analisis dimaksud, diharapkan akan diperoleh data
       antara lain tentang:
       a. KD, yang dapat dcapai oleh 75% -100% dari jumlah peserta
          didik.
       b. KD, yang dapat dcapai oleh 50% -74% dari jumlah peserta
          didik.
       c. KD, yang dapat dcapai oleh £ 49% dari jumlah peserta didik.




                                                                   32
c) Mnafaat hasil analisis: sebagai dasar untuk meningkatkan
            Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada setia semester atau
            tahun berikutnya dalam rangka mencapai Kriteria Ketuntasan
            Minimal.
        d) Mekanisme Pelaksanaan analisa pencapaian standar ketuntasan
            belajar.
            a. Analisa Pencapaian Standar Ketuntasan Belajar dilakukan
               berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai setiap
               peserta didik. Per mata pelajaran yang saat bersangkutan
               mengkuti pelajaran.
            b. Hasil pengkajian dimaksud, selanjutnya dianalisis dan
               direkap.
7. Pelaporan KTSP
         Pelaporan mencakup laporan guru, laporan wali kelas, dan laporan
  kepala sekolah. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut :
   a. Laporan guru
             Memuat hasil pembelajaran (mencapai kompetensi siswa) dan
      mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Laporan guru
      disampaikan kepada wali kelas. Guru bisa melengkapi laporannya
      dengan informasi tentang hambatan yang dihadapi, upaya yang telah
      ditempuh, dan atau kegagalan yang terjadi karena adanya hambatan
      yang tidak bisa diatasi. Informasi tersebut merupakan bahan laporan
      wali kelas kepada kepala sekolah dan sebagai bahan menyusun
      program kerja tahun berikutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
      pada gambar berikut :




                                                                      33
Gambar 3 : Laporan Guru29
     b. Laporan wali kelas
                  Memuat pretasi (pencapaian kompetensi) dari kelas binaannya
         untuk disampaikan kepada orang tua siswa dan siswa yang
         bersangkutan. Wali kelas juga membuat laporan tentang profil
         kompetensi siswa dan pembinaan yang pernah dilakukan atau kasus
         yang terjadi dari kelas binaannya untuk disampaikan kepada kepala
         sekolah. Laporan tersebut sebagai bahan kepala sekolah membuat
         laporan sekolah.




         Gambar 4 : Laporan wali kelas. 30
     c. Laporan Kepala Sekolah
                  Memuat hasil evaluasi kinerja sekolah secara keseluruhan,
         profil kompetensi siswa di sekolah yang dipimpinnya, serta
         pertanggungjawaban keuangan sekolah. Laporan kinerja sekolah
         secara keseluruhan, yang diharapkan dalam pedoman ini, lebih
         menekankan         pada      laporan      akuntabilitas,   yaitu   laporan
         pertanggungjawaban berdasarkan kebenaran esensial dan faktual
         disamping berdasarkan dokumen tertulis. Laporan dibuat berdasarkan
         hasil evaluasi, akreditasi, dan hasil analisis faktual. Untuk lebih
         jelasnya perhatikan gambar berikut :




29
     Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 166
30
     Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 167




                                                                                34
Gambar 5 : Pola laporan Kepala Sekolah. 31

    8. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
           a. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
                      Mapel Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah adalah salah satu
             mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan
             dari Al-Qur’an Hadits yang telah dipelajari leh peserta didik di
             MTs/SMP. 32 Sebagaimana yang tertera Kurikulum Tingkat Satuan
             Pendidkan (KTSP) MA Ma’ahid, mata pelajaran Al-Qur’an Hadits
             bertujuan agar peserta didik gemar untuk membaca Al-Qur’an dan
             Hadits dengan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini,
             kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai- nilai yaang
             terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh
             aspek kehidupannya.

           b. Karakteristik Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits
                      Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan unsur mata
             pelajaran PAI pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada
             peserta didik. Untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an Hadits
             sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam
             kehidupan sehari- hari.
             1) Tujuan



      31
           Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan, hlm. 168
      32
        Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , hlm. 82




                                                                                          35
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits bertujuan agar peserta
              didik gemar untuk membaca Al-Qur’an dengan benar serta
              mempelajarinya,       memahami,        meyakini     kebenarannya       dan
              mengamalkan ajaran nilai- nilai yang terkandung didalmnya sebagai
              petunjuk dan pedoman seluruh aspek kehidupannya.
                        Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah
              Aliyah adalah sebagai berikut:
              a. Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur’an Hadits.
              b. Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam
                 Al-Qur’an Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan
                 mengahadapi kehidupan.
              c. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman isi kandungan al-
                 Qur’an dan hadits yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan
                 tentang al-Qur’an dan hadits. 33
           2) Fungsi
                        Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada Madrasah Aliyah
              memiliki fungsi sebagai berikut
              a. Pemahaman,       yaitu menyampaikan ilmu           pengetahuan cara
                 membaca dan menulis Al-Qur’an serta kandungan Al-Qur’an.
              b. Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai
                 kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
              c. Sumber       motivasi,     yaitu   memberikan       dorongan      untuk
                 meningkatkan kualitas hidup beragama, bermasyarakat, dan
                 bernegara.
              d. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
                 peserta didik dalam meyakini kebenaran agama Islam.
              e. Perbaikan,     yaitu     memperbaiki    kesalahan-kesalahan       dalam
                 keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajararan Islam peserta
                 didik dalam keyakinan.

      33
        Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , hlm. 83




                                                                                          36
f. Pencegahan,     yaitu untuk   menangkal hal- hal negatif dari
     lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri
     peserta didik dan menghambat perkembangan menuju manusia
     yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
  g. Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan dan pemahaman
     nilai- nilai Al-Qur’an Hadits pada peseta didik sebagai petunjuk
     dan pedoman.
3) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
  a. Masalah dasar –dasar ilmu al-Qur’an dan al-Hadits, melipti :
     1. Pengetahuan Al Qur’an menurut para ahli
     2. Pengertian hadis, sunnah, khabar, atsar dan hadits qudsi
     3. Bukti keotentikan al-Qur’an ditinjau dari segi keunikan
         redaksinya, kemukjizatan, dan sejarahnya
     4. Isi pokok ajaran al-Qur’an dan pemahaman kandungan ayat-
         ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur’an
     5. Funsi al-Qur’an dalam kehidupan
     6. Fungsi hadits terhadap al-Qur’an
     7. Pengenalan kitab-kitab yang berhubungan dengan cara-cara
         mencari surat dan ayat dalam al-Qur’an
     8. Pembagian hadits dari segi kuantitas dan kualitasnya.
  b. Tema-tema yang ditinjau dari perspektif al-Qur’an dan al-Hadits,
     yaitu :
     1. Manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi
     2. Demokrasi.
     3. Keikhlasan dalam beribadah.
     4. Nikmat Allah dan cara mensyukurinya.
     5. Perintah menjaga kelistarian lingkungan hidup.
     6. Pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhuafa.
     7. Berkompetensi dalam kebaikan
     8. Amar ma’ruf nahi mungkar
     9. Ujian dan cobaan manusia




                                                                    37
10. Tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat
                  11. Berlaku adil dan jujur
                  12. Toleransi dan etika pergaulan
                  13. Etos kerja
                  14. Makanan yang halal dan baik
                  15. Ilmu Pengetahuan dan teknologi. 34
           c. Standar Kompetensi Kelulusan Al-Qur’an Hadits Madrasah
             Aliyah
                      Memahami isi pokok Al-Qur’an, fungsi, dan bukti-bukti
             kemurniaannya, istilah- istilah hadits terhadap Al-Qur’an, pembagian
             hadits ditinjau dari segi kuantitas dan kualitasny, serta memahami dan
             mengamalkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits tentang manusia dan
             tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu
             pengetahuan dan teknologi. 35




      34
         Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , hlm. 87-88
      35
         Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , hlm. 5.




                                                                                           38
39
BAB III
                               METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
                   Jenis penelitian yang digunakan untuk mengkaji mengenai
     Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada mata
     pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus adalah penelitian
     kualitatif.

                   Penelitian kualitatif adalah      penelitian yang berdasarkan pada
     filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
     alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai
     instrumen kunci. Pengambilan sampel sumber data dilakukan secara
     purposive dan snowball, teknik pengumpulan triangulasi (gabungan), analisis
     data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
     menekankan makna daripada generalisasi. 1

                   Penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik karena
     penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Disebut
     sebagai penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya
     lebih bersifat kualitatif. Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai
     paradigma interpretatif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial
     sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan
     hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada
     obyek yang alamiah, obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa
     adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu
                                                          2
     mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut.

                   Penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena pada
     umumnya permasalahannya belum jelas, holistik, dinamis, dan penuh makna
     sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut diperoleh dengan

      1
        Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2006), h lm.15
      2
        Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, hlm.14




                                                                                              39
penelitian kuantitatif dengan instrumen seperti test, kuesioner, pedoman
     wawancara. Selain itu peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara
     mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori. 3

                 Terkait dengan jenis penelitian tersebut, maka penelitian bertumpu
     pada penelitian fenomenologis, yakni usaha untuk memahami arti peristiwa
     dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. 4

                 Dalam hal ini, peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia
     konseptual para subyek yang diteliti sedemikian rupa sehingga mereka
     mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh
     mereka disekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari- hari.                        Dengan
     penelitian inilah diharapkan bahwa Implementasi Kurikulum Tingkat satuan
     Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid
     Kudus tahun ajaran 2010/2011 dapat dideskripsikan secara lebih teliti dan
     mendalam.

B. Tempat dan Waktu Penelitian
                 Dalam penelitian ini yang dijadikan lokasi atau tempat penelitian
     adalah MA Ma’ahid Krapayak Kudus, Jl. K.H Muhammad Arwani Krapyak
     Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. Adapun waktu penelitian adalah
     tanggal 1 Mei sampai dengan 30 Mei tahun 2011.

C. Sumber Penelitian
                 Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
     diperoleh. 5 Sedangkan menurut Lofland dan Lofland menyatakan bahwa
     sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,
     selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain- lain. 6



      3
         Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, hlm.399
      4
         Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. PT Remaja ( Bandung:
Rosdakarya, 2004), h lm.9
       5
         Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktek, Edisis Revisi VI. (
Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Hlm.129
       6
         J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 157




                                                                                                 40
Dengan demikian, sumber data penelitian yang bersifat kualitatif
     dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

     a. Sumber data primer
                 Yaitu sebagai sumber data yang bersifat utama dan langsung
          berkaitan dengan objek yang diteliti, 7 yaitu Kepala Sekolah, dua guru Al-
          Qur’an - Hadits, dan lima siswa MA Ma’ahid kudus sebagai sumber data.
          Pengambilan data dilakuakan dengan wawancara (interview). Sampel
          sumber data dalam penelitian ini bersifat purposive sampling. Purposive
          sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
          pertimbangan tertentu misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
          tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa
          sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek yang diteliti. 8

     b. Sumber data sekunder
                 Yaitu sumber data yang bersifat kedua. Sumber data ini di peroleh
          dari literatur, yaitu berupa buku Al-Qur’an Hadits yang digunakan dalam
          pembelajaran Al-Qur’an Hadits, foto-foto yang terkait seperti                   foto
          Kegiatan Belajar Mengar (KBM), RPP, maupun silabus mata pelajaran Al-
          Qur’an Hadits.

D. Fokus Penelitian
            Penelitian ini difokuskan untuk             meneliti tentang Implementasi
     Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Mata Pelajaran Al-
     Qur’an Hadits di Ma Ma’ahid Kudus Tahun Ajaran 2010/2011.
E. Teknik Pengumpulan Data
            Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
     penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
     Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
     mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam
      7
        Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan , (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1996), h lm. 83
      8
        Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV A LFA BETA, 2005), hlm.53-
54




                                                                                            41
penelitian kualitatif lapangan, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati, maka metode yang digunakan untuk proses pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah :
a. Observasi
                  Dengan observasi, maka data yang diperoleh akan lebih
       lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
       perilaku yang tampak. Susan Stainback menyatakan “in observation the
       researcher observes what people do, listent to what they say, and
       participates in their activities” maksudnya dalam observasi, peneliti
       mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka
                                                             9
       ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

b. Wawancara (Interview)
                  Wawancara/interview yaitu cara mengumpulkan data dengan
       tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada
       tujuan penelitian. 10 Penulis akan melakukan tanya jawab kepada pihak-
       pihak yang terkait. Adapun pihak –pihak yang di wawancarai adalah
       sebagai berikut :

       1. Waka Kurikulum, materi wawancara seputar kurikulum sebelumnya,
          kurikulum yang sekarang diterapkan di sana, dan pelaksanaan KTSP,
          apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang dihadapi
          dalam mengimplementasikan KTSP.
       2. Guru Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits, materi wawancara seputar
          materi pelajaran Al-Qur’an Hadits, respon terhadap pelaksanaan
          KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, sumber belajar, media
          yang digunakan, serta bagaimana penyusunan perenca naan mata
          pelajaran Al-Qur’an Hadits.
c. Meteode Dokumentasi


 9
     Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 331
 10
      Hadi, Metodologi Research , hlm. 151




                                                                          42
Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal- hal atau
          variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, notulen rapat, legger,
          agenda dan sebagainya. 11 Studi dokumen merupakan catatan peristiwa
          yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-
          karya monumental dari seseorang. 12

                      Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
          observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian
          akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto- foto atau karya tulis
          akademik dan seni yang telah lalu. Akan tetapi perlu dicermati bahwa
          tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi.

                      Informasi atau data yang dikumpulkan melalui dokumentasi
          antara lain :

          1.   Data tentang kurikulum mata pelajaran Al-Qur’an Hadits
          2.   Data tentang kondisi lingkungan sekolah, data guru, staf tata usaha,
               siswa dan organisasi sekolah
          3.   Data tentang (RPP) dan silabus tetulis milik guru, progam tahunan,
               semesteran, atau ulangan harian dan prestasi belajar siswa dalam
               mata pelajaran Qur’an dan Hadits.
          4.   Buku mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, yang digunakan dalam
               pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
F. Teknik Analisis Data
            Dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti menggunakan metode
   analisis deskriptif kualitatif dengan langkah- langkah yang ditempuh yaitu
   sebagai berikut :
   a. Pengumpulan data (data collection)

                      Dilaksanakan dengan cara pencarian data yang diperlukan
          terhadap berbagai jenis data dan bentuk data yang ada di lapangan,


    11
         Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan, hlm. 231.
    12
         Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 329.




                                                                                43
kemudian melaksanakan pencatatan data di lapangan, untuk dipilih dan
       kumpulkan data yang bermanfaat dan data yang akan digunakan
       penelitan lebih lanjut mengenai implementasi KTSP pada mata pelajaran
       Al-Qur’an Hadits.

b. Reduksi data (data reduction)

                  Apabila data sudah terkumpul langkah selanjutnya adalah
       mereduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal- hal
       yang pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting, dicari tema dan
       polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang
       telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
       mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya
       dan mencarinya apabila diperlukan. 13

                  Proses reduksi data dalam penelitian ini dapat peneliti uraikan
       sebagai berikut : pertama, peneliti merangkum hasil catatan lapangan
       selama proses penelitian berlangsung yang masih bersifat kasar atau acak
       ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami.

                  Kedua, peneliti menyusun satuan dalam wujud kalimat faktual
       sederhana berkaitan dengan fokus dan masalah. Langkah ini dilakukan
       dengan terlebih dahulu peneliti membaca dan mempelajari semua jenis
       data yang sudah terkumpul. Penyusunan satuan tersebut tidak hanya
       dalam bentuk kalimat faktual saja tetapi berupa paragrap penuh. Ketiga,
       setelah satuan diperoleh, peneliti membuat koding. Koding berarti
       memberikan kode pada setiap satuan. Tujuan koding agar dapat ditelusuri
       data atau satuan dari sumbernya.

c. Penyajian data (data display)

                  Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
       mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data

 13
      Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 338.




                                                                              44
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075Poetra Chebhungsu
 
I ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fkI ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fkEdy Suprapto
 
139811108201010171
139811108201010171139811108201010171
139811108201010171sitandsu
 
Pra laporan rustina
Pra laporan rustinaPra laporan rustina
Pra laporan rustinayusarch
 
Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...
Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...
Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...Hayyul Qoyyumuslima
 
Cover 10604227148
Cover   10604227148Cover   10604227148
Cover 10604227148ieax chem
 
Proposal ptk desti
Proposal ptk destiProposal ptk desti
Proposal ptk destiDeSty ARum
 
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNGSKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNGAbdi Gunawan
 
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mtsRc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mtsChoy Fauzi
 
Ana rahayu universitasnegerisurabaya_pkmp
Ana rahayu universitasnegerisurabaya_pkmpAna rahayu universitasnegerisurabaya_pkmp
Ana rahayu universitasnegerisurabaya_pkmpAna Rahayu
 

Was ist angesagt? (17)

54. handi
54. handi54. handi
54. handi
 
Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075
 
I ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fkI ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fk
 
139811108201010171
139811108201010171139811108201010171
139811108201010171
 
Doc 32
Doc 32Doc 32
Doc 32
 
Tesis s2
Tesis s2Tesis s2
Tesis s2
 
Pra laporan rustina
Pra laporan rustinaPra laporan rustina
Pra laporan rustina
 
Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...
Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...
Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...
 
Cover 10604227148
Cover   10604227148Cover   10604227148
Cover 10604227148
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Proposal ptk desti
Proposal ptk destiProposal ptk desti
Proposal ptk desti
 
6469
64696469
6469
 
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNGSKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mtsRc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
 
33043552
3304355233043552
33043552
 
Ana rahayu universitasnegerisurabaya_pkmp
Ana rahayu universitasnegerisurabaya_pkmpAna rahayu universitasnegerisurabaya_pkmp
Ana rahayu universitasnegerisurabaya_pkmp
 

Andere mochten auch

Panduan proposal ta dan skripsi
Panduan proposal ta dan skripsiPanduan proposal ta dan skripsi
Panduan proposal ta dan skripsiYunia Nurcahyanie
 
Surat pernyataan
Surat pernyataanSurat pernyataan
Surat pernyataan2468262
 
Surat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihan
Surat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihanSurat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihan
Surat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihanOperator Warnet Vast Raha
 
Skripsi ghufron mustofa 072211022
Skripsi ghufron mustofa 072211022Skripsi ghufron mustofa 072211022
Skripsi ghufron mustofa 072211022kipanji
 
Pedoman penulisan skripsi fekon unikarta
Pedoman penulisan skripsi fekon unikartaPedoman penulisan skripsi fekon unikarta
Pedoman penulisan skripsi fekon unikartaBang Udin
 
Surat keterangan penelitian
Surat keterangan penelitianSurat keterangan penelitian
Surat keterangan penelitianBisyri Samsuri
 
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...Uofa_Unsada
 
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDANTUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDANrisdiana21
 
Pengelolaan program KIA/KB di tingkat desa
Pengelolaan program KIA/KB di tingkat desaPengelolaan program KIA/KB di tingkat desa
Pengelolaan program KIA/KB di tingkat desaChusnan Aprianto
 
Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014
Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014 Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014
Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014 Cut Ampon Lambiheue
 

Andere mochten auch (14)

Panduan proposal ta dan skripsi
Panduan proposal ta dan skripsiPanduan proposal ta dan skripsi
Panduan proposal ta dan skripsi
 
Surat pernyataan
Surat pernyataanSurat pernyataan
Surat pernyataan
 
Surat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihan
Surat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihanSurat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihan
Surat keterangan melaksanakan bimbingan dan pelatihan
 
Skripsi ghufron mustofa 072211022
Skripsi ghufron mustofa 072211022Skripsi ghufron mustofa 072211022
Skripsi ghufron mustofa 072211022
 
Pedoman penulisan skripsi fekon unikarta
Pedoman penulisan skripsi fekon unikartaPedoman penulisan skripsi fekon unikarta
Pedoman penulisan skripsi fekon unikarta
 
Surat keterangan penelitian
Surat keterangan penelitianSurat keterangan penelitian
Surat keterangan penelitian
 
Buku Panduan TA
Buku Panduan TABuku Panduan TA
Buku Panduan TA
 
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYA...
 
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDANTUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
 
Pengelolaan program KIA/KB di tingkat desa
Pengelolaan program KIA/KB di tingkat desaPengelolaan program KIA/KB di tingkat desa
Pengelolaan program KIA/KB di tingkat desa
 
10 surat masuk (pdf)
10 surat masuk (pdf)10 surat masuk (pdf)
10 surat masuk (pdf)
 
Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014
Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014 Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014
Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014
 
Surat balasan
Surat balasanSurat balasan
Surat balasan
 
Penilaian Kinerja Guru
Penilaian Kinerja GuruPenilaian Kinerja Guru
Penilaian Kinerja Guru
 

Ähnlich wie Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

02. halaman depan
02. halaman depan02. halaman depan
02. halaman depanalfamorot
 
11140110000084_Neneng Rahmatul Ummah.pdf
11140110000084_Neneng Rahmatul Ummah.pdf11140110000084_Neneng Rahmatul Ummah.pdf
11140110000084_Neneng Rahmatul Ummah.pdfSMKITATTAQWAPUSAT
 
SKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdf
SKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdfSKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdf
SKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdfFa2dili
 
Buku Bahasa Arab MTs 7 Guru
Buku Bahasa Arab MTs 7 GuruBuku Bahasa Arab MTs 7 Guru
Buku Bahasa Arab MTs 7 GuruAbdul Hafifudin
 
BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013MTs DARUSSALAM
 
BUKU FIKIH_SISWA_7_K13
BUKU FIKIH_SISWA_7_K13BUKU FIKIH_SISWA_7_K13
BUKU FIKIH_SISWA_7_K13MTs DARUSSALAM
 
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...Asep Anwar Musadad
 
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksudAllah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksudIbrahym Ullah
 
04110201 niwatun
04110201 niwatun04110201 niwatun
04110201 niwatunbekicotzz
 
Tesis Akhlis Nur Fu'adi-Pendidikan Nilai Kearifan Lokal-UIN Walisongo Semaran...
Tesis Akhlis Nur Fu'adi-Pendidikan Nilai Kearifan Lokal-UIN Walisongo Semaran...Tesis Akhlis Nur Fu'adi-Pendidikan Nilai Kearifan Lokal-UIN Walisongo Semaran...
Tesis Akhlis Nur Fu'adi-Pendidikan Nilai Kearifan Lokal-UIN Walisongo Semaran...Akhlis Nur Fu'adi
 
03510025 ahmad-syahirul-a
03510025 ahmad-syahirul-a03510025 ahmad-syahirul-a
03510025 ahmad-syahirul-a085646355944
 
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890Bisyri Samsuri
 
Skripsi nunik masfuah 072211027
Skripsi nunik masfuah 072211027Skripsi nunik masfuah 072211027
Skripsi nunik masfuah 072211027kipanji
 
PROFIL YOU and Me
PROFIL YOU and MePROFIL YOU and Me
PROFIL YOU and MeUCy Rukmana
 
Mapping indo-sip-samsulmaar
Mapping indo-sip-samsulmaarMapping indo-sip-samsulmaar
Mapping indo-sip-samsulmaarBisyri Samsuri
 

Ähnlich wie Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1 (20)

02. halaman depan
02. halaman depan02. halaman depan
02. halaman depan
 
11140110000084_Neneng Rahmatul Ummah.pdf
11140110000084_Neneng Rahmatul Ummah.pdf11140110000084_Neneng Rahmatul Ummah.pdf
11140110000084_Neneng Rahmatul Ummah.pdf
 
SKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdf
SKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdfSKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdf
SKRIPSI_LENGKAP_1_NUR.pdf
 
Buku Bahasa Arab MTs 7 Guru
Buku Bahasa Arab MTs 7 GuruBuku Bahasa Arab MTs 7 Guru
Buku Bahasa Arab MTs 7 Guru
 
BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013
 
BUKU FIKIH_SISWA_7_K13
BUKU FIKIH_SISWA_7_K13BUKU FIKIH_SISWA_7_K13
BUKU FIKIH_SISWA_7_K13
 
Buku Fikih MTs 7
Buku Fikih MTs 7Buku Fikih MTs 7
Buku Fikih MTs 7
 
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
04110012
0411001204110012
04110012
 
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksudAllah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud
 
04110201 niwatun
04110201 niwatun04110201 niwatun
04110201 niwatun
 
Tesis Akhlis Nur Fu'adi-Pendidikan Nilai Kearifan Lokal-UIN Walisongo Semaran...
Tesis Akhlis Nur Fu'adi-Pendidikan Nilai Kearifan Lokal-UIN Walisongo Semaran...Tesis Akhlis Nur Fu'adi-Pendidikan Nilai Kearifan Lokal-UIN Walisongo Semaran...
Tesis Akhlis Nur Fu'adi-Pendidikan Nilai Kearifan Lokal-UIN Walisongo Semaran...
 
05110095
0511009505110095
05110095
 
03510025 ahmad-syahirul-a
03510025 ahmad-syahirul-a03510025 ahmad-syahirul-a
03510025 ahmad-syahirul-a
 
Mbs
MbsMbs
Mbs
 
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
 
Skripsi nunik masfuah 072211027
Skripsi nunik masfuah 072211027Skripsi nunik masfuah 072211027
Skripsi nunik masfuah 072211027
 
PROFIL YOU and Me
PROFIL YOU and MePROFIL YOU and Me
PROFIL YOU and Me
 
Mapping indo-sip-samsulmaar
Mapping indo-sip-samsulmaarMapping indo-sip-samsulmaar
Mapping indo-sip-samsulmaar
 

Kürzlich hochgeladen

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1

  • 1. IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh MOHAMAD SHOKEH NIM 093111371 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 i
  • 2. PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mohamad Shokeh NIM : 093111371 Jurusan/Progam Studi : Pendidikan Agama Islam menyatakan bahwa skripsi ini keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya. Semarang, 01 Juni 2011 Saya yang menyatakan Mohamad Shokeh NIM: 093111371 ii
  • 3. KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Pro f.Dr. Hamka ( Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 Fax 7615387 PENGESAHAN Naskah skripsi dengan: Judul : IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN AL- QUR’AN HADITS DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011 Nama : Mohamad Shokeh NIM : 093111371 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Progam Studi : Pendidikan Agama Islam telah diujuikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisingo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Semarang, 11 Juni 2011 DEWAN PENGUJI Ketua, Sekretaris, Ismail, M.Ag. Dra. Siti Mariam, M.Pd. NIP : 197110211997031002 NIP :196507271992030002 Penguji I, Penguji II, Drs. Karnadi, M.Pd. Dr. H. Saefuddin Zuhri, M.Ag. NIP :196803171994031003 NIP :1958080519870301002 Pembimbing Tuti Qurrotul Aini, M.SI NIP : 197210161997032001 iii
  • 4. NOTA PEMBIMBING Semarang 01 Juni 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN AL- QUR’AN - HADITS DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011 Nama : Mohamad Shokeh NIM : 093111371 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Progam Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepda Fakultas Tarbiyah IAIN Walisingo untuk dijadikan dalam sid ang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing I, Tuti Qurrotul Aini, M.SI NIP : 197210161997032001 iv
  • 5. ABSTRAK Judul : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Mata Pelajaran Al- Qur’an - Hadits di MA Ma’ahid Kudus Tahun Ajaran 2010/2011 Penulis : Mohamad Shokeh NIM : 093111371 Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus? (2) Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan atau penelitian kualitatif lapangan yang dilaksanakan di MA Ma’ahid Krapyak Kudus. Datanya diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Semua data dianalisis dengan menggunakan metode analisis diskriptif kualitatif dengan langkah-langkah pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan atau verification. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus tahun ajaran 2010/2011 sudah menerapkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditekankan dalam KTSP. (2) Faktor Pendukung Implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah Sarana prasarana sudah cukup memadai, adanya sosialisasi mengenai konsep-konsep dasar KTSP, Pembentukan kepanitiaan KTSP, Adanya tim pengembang dan penyusun KTSP, Adanya pelajaran lain yang berhubungan dengan pelajaran Al-Qur’an Hadits, serta dukungan yang kuat dari para alumni MA Ma’ahid Kudus. Sedangkan faktor penghamabat Implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah kemampuan guru dalam melakukan penilaian secara mandiri atau berkelanjutan yang masih kurang, terbatasnya (dana, waktu, serta tenaga) dalam penggunaan metode pembelajaran, kurangnya kesiapan siswa untuk belajar mandiri. v
  • 6. TRANSLITERASI ARAB-LATIN Penulisan transliterasi huruf- huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri dan Menteri Pendidikan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja secara konsisten supaya sesuai tek Arabnya. a ţ b z· t ٬ ś g j f ĥ q kh k D l ż m r n z w S h sy ٫ ş y ď Bacaan Madd Bacaan Diftong ā = a panjang = au ĩ = i panjang =a ū = u panjang vi
  • 7. KATA PENGANTAR ‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬ Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “ IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011 ”, ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (satu) dalam Ilmu Pendidikan Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terealisasikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan arahan tentang penyusunan skripsi ini. 2. Hj.Tuti Qurrotul Aini, M.SI selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.. 3. Zumam Efendi, selaku kepala Madrasah Aliyah Ma'ahid Kudus beserta dewan guru dan karyawan, yang telah memberikan izin, bantuan dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian di MA Ma'ahid Kudus. 4. Ali Mahmudi,Lc dan Ahmad Ahid, Lc selaku guru Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus yang bersedia membantu dan mendukung penulis untuk melakukan penelitian di MA Ma’ahid Kudus. 5. Para dosen dan staf pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang yang membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh keluarga yang senantiasa memotivasi baik materiil maupun spirituil dengan tanpa lelah dan bosan untuk membantu proses diri menjadi sosok vii
  • 8. manusia pembelajar yang selalu didambakan keberhasilannya. 7. Semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, sedikit maupun banyak telah membantu proses dalam penulisan skripsi ini. Semoga amal baik beliau tersebut di atas dan juga semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT. Amien. Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya. Kudus, 01 Juni 2011 Penulis, Mohamad Shokeh NIM : 093111371 viii
  • 9. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………… i PERNYATAAN KEASLIAN ….………………………....…... ii PENGESAHAN……………………………………..…………. iii NOTA PEMBIMBING ………………………………………… iv ABSTRAK …………………….………………………………. v TRANSLITERASI ………………....…………………………… vi KATA PENGANTAR …………………………………………... vii DAFTAR ISI…………………………………………………….. ix BAB I : PENDAHULUAN………………………………...…… 1 A. Latar Belakang Masalah…………………..…............ 1 B. Rumusan Masalah………………………...…………. 4 C. Manfaat Penelitian ………………….......................... 4 BAB II : LANDASAN TEORI ………….……..………………. 6 A. Kajian Pustaka ……………………...……................. 6 B. Kerangka Teoritik ………….…..…………………… 7 1. Implementasi…….………..…….……................. 7 a. Pengertian Implementasi……………………… 7 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi 8 c. Kekuatan Pokok Implementasi ……..………… 8 2. Pengertian Kurikulum ….………………………… 9 3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 13 a. Pengertian KTSP………………………. ……… 13 b. Komponen-komponen KTSP…………………… 13 4. Landasan Yuridis KTSP ……………….…………. 15 5. Pembelajaran Berdasarkan KTSP ………..……….. 19 6. Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis ix
  • 10. Kelas Dalam KTSP..................................….….. 26 7. Pelaporan KTSP ...………………………..……. 33 8. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits…….…..….......... 35 a. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits….. 35 b. Karakteristik Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits… 35 c. Standar Kompetensi Kelulusan Al-Qur’an Hadits MA 38 BAB III : METODE PENELITIAN …………….……………….. 39 A. Jenis Penelitian ……………………………………. 39 B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………….……... 40 C. Sumber Penelitian …………………..…………….. 40 D. Fokus Penelitan ……………….………………….. 41 E. Teknik Pengumpulan Data ………………………… 41 F. Teknik Analisis Data ……..……………………….. 43 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MA MA’AHID KUDUS ………………………….…… 46 A. Deskripsi Data Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MA Ma’ahid Kudus…………………………. 46 1. Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus…………… 46 2. Faktor Pendukung dan faktor Penghambat Dalam Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits …..……………………............ 56 B. Analisis Pelaksanaan KTSP di MA Ma’ahid Kudus….… 60 1. Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus…………… 60 2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Dalam Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran x
  • 11. Al-Qur’an Hadits …..……………………............ 73 BAB V :PENUTUP……………………………………………… 76 A. Simpulan…………………………………………… 76 B. Saran….…………………………………………… 77 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP xi
  • 12. DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Tiga kemungkinan hasil penelitian, 24 Gamabr 2 Menejemen kegiatan pembelajaran tuntas, 25 Gambar 3 Peta Laporan guru, 33 Gambar 4 Laporan Wali Kelas, 34 Gamabr 5 Laporan Kepala Sekolah, 35 DAFTAR SINGKATAN KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan RPP : Rencana Pelaksanaan KBM : Kegiatan Belajar Mengajar KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi Lampiran 2 : Penunjukan pembimbing skripsi Lampiran 3 : Nilai ujian komprehensif Lampiran 4 : Piagam Kuliah Kerja Nyata Lampiran 4 : Surat izin rizet kepada MA Ma’ahid Kudus Lampiran 5 : Surat keterangan sudah melakukan izin rizet di MA Ma’ahid Kudus Lampiran 6 : Foto copy contoh Silabus RPP MA Ma’ahid Tahun Pelajaran 2010/2011 dan sistem penilaian/evaluasinya xii
  • 13. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidika (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan dimasing- masing satuan pendidikan. 1 KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip – prinsip sebagai berikut: a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap serta tanggung jawab. b. Beragam dan terpadu.Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran direncanakan dan disajikan secara berksinambungan antar semua jenjang pendidikan. 1 Khaeruddin dan Mahfud Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan (Konsep dan Implementsainya di Madrasah), (Jogjakarta: Pilar Media, 2007), hlm. 79. 1
  • 14. f. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2 Prinsip-prinsip tersebut perlu diterapkan oleh sekolah atau madrasah yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tanpa terkecuali, dengan harapan sekolah akan lebih baik dalam standar kelulusannya,Madrasah Aliyah Ma'ahid, adalah sebuah pendidikan Islam yang berlandaskan Al-Qur’an Hadits, yang berdiri sejak tahun 1937 , telah mengalami pula beberapa pergantian kurikulum, mulai dari kurikulum tahun 1950, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994 dan kurikulum 2004 atau yang lebih kita kenal sebagai kurikulum KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi ). Sedangkan model kurikulum terakhir adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai respon terhadap kondisi yang senantiasa berkembang setiap saat. Sejak pemerintah meresmikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tanggal 7 Juli 2006 Madrash Aliyah Ma’ahid juga merespon Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk diterapkan. Namun, dalam pelaksanaann dan penerapannya apakah ada hambatan? Mengingat MA Ma’ahid Kudus adalah lembaga pendidikan Islam yang sudah tua, hal ini yang menarik untuk diadakan penelitian. Sarana prasarana pendukung yang kurang maksimal, kesiapan siswa yang kurang dan minimnya informasi yang diperoleh oleh guru mengenai KTSP, akan menghambat dalam implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), hal ini pulalah yang membuat peniliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum Madrasah baik itu Madrasah Aliyah (MA), Madrasah 2 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 80 – 81. 2
  • 15. Tsanawiyah (MTs), maupun Madrasah Ibtidaiyah (MI). Ini sesuai dengan struktur KTSP dasar dan menengah yang tertuang dalam standar isi (SI). Diantara satu dari kelompok standar isi tersebut adalah mata pelajaran Al- Qur’an Hadits. Di MA Ma’ahid Kudus mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dengan harapan lulusan MA Ma’ahid Kudus mampu membaca dan memahami Al-Qur’an Hadits dengan baik , dan pelajaran ini tidak berdiri sendiri tetapi didukung oleh beberapa mata pelajaran lokal MA Ma’ahid Kudus antara lain adalah Ilmu Nahwu, Shorof, Lhugot Qur’an dan Al-Qur’an Hadits (Ilmu Mushtolah Hadits), yang tentunya medukung sekali dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Akan tetapi dalam penerapan KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus, apakah sudah sesuai? Baik masalah kesesuain dengan prinsip-prinsip KTSP, maupun delapan standar pendidikan yang harus dipenuhi. Kedelapan standar pendidikan meliputi standar isi (SI), standar proses, standar kompetensi kelulusan (SKL), standar tenega kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Kesesuaian dengan prinsip-prinsip KTSP maupun delapan standar pendidikan yang harus dipenuhi oleh sekolah/madrasah, sangat menentukan berhasil tidaknya sebuah lembaga pendidikan di mata pemerintah saat ini, hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MA MA’AHID KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011“. 3
  • 16. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1. Bagaimana implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus ? 2. Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus? C. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) serta dapat menambah pemahaman dan wawasan mengenai kurikulum baru yang menyempurnakan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di sekolah menengah atas. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru : Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk dapat : 1. Meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. 2. Membantu dalam pencapaian tujuan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). 3. Mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat di dalam pelaksanaan KTSP. 4
  • 17. 4. Menganalisis sejauh mana optimalisasi KTSP pada mata pelajaran Al- Qur’an Hadits. 5. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman dalam ruang lingkup yang lebih luas guna menunjang profesinya sebagai guru. b. Bagi Siswa 1. Menambah wawasan dan pemahaman mengenai KTSP. 2. Meningkatkan minat belajar Al-Qur’an Hadits. 3. Meningkatkan kepekaan siswa terhadap perkembangan IPTEK dan kaitannya dengan pelajaran Al-Qur’an Hadits c. Bagi MA Ma’ahid Kudus 1. Sebagai studi banding pelaksanaan KTSP pada mata pelajaran Al- Qur’an Hadits. 2. Pengembangan jaringan dan kerjasama strategis antara sekolah dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengembangan sekolah. d. Bagi Peneliti Memperoleh wawasan dan pemahaman baru mengenai salah satu aspek yang penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan demikian, diharapkan peneliti sebagai calon guru agama Islam siap melaksanakan tugas sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman. 5
  • 18. BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Muhammad Sakdullah (NIM 3104128) yang berjudul : Konsepsi Ibnu Khaldun Tentang Belajar dan Relevansinya terhdap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) : dalam penelitian ini dijelaskan konsep belajar Ibnu Khaldun dan Relevansinya terhadap KTSP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belajar menurut Ibnu Khaldun harus diarahkan pada pencapaian malakah semaksimal mungkin. Malakah tidak hanya intelektualitas tetapi juga skill dan sikap. Jadi wawasan malakah memberi kemungkinan pembentuan pribadi yang utuh. Menurut Ibnu Khaldun, pelajar sendirilah yang bertanggung jawab atas belajarnya. Murid sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya dengan cara mencari makna, membandingkan dengan apa yang telah ia ketahui, serta menyelesaikan ketegangan antara apa yang telah ia ketahui dengan apa yang ia perlukan dalam pengalaman yang baru. Pelajar harus membentuk pengetahuan mereka sendiri dan guru membantu seba gai mediator dan fasilitator dalam proses pembentukan itu. Hal ini serupa dengan apa yang telah dicanangkan oleh pemerintah melalui kuriulum terbaru yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP lebih sederhana dari kurikulum sebelumnya dan memberikan keluasaan guru untuk berimprovisasi dalam praktik kegiatan belajar mengajar. Visi KTSP masih mengedepankan kompetensi siswa yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah atau sekolah. Jadi antara pemikiran Ibnu Khaldun dengan visi kurikulum KTSP berjalan searah yakni mengedepankan kompetensi peserta didik, namun komptensi dalam istilah Ibnu Khaldun sendiri disebut malakah.1 2. Penelitian Noor Rohman (NIM 3102328) yang berujudul : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Pendidikan 1 Muhammd Sakdullah, “Konsepsi Ibnu Khaldun Tentang Belajar dan Relevansinya terhdap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan )”, skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009), hlm. 60. 6
  • 19. Agama Islam di SMP N 18 Semarang: Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa, kurikulum yang diterapkan sudah sesuai. Indikasi kesesuai dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya: 1. Standar isi/kurikulum 2. Kegiatan Belajar Mengajar 3. Kompetensi kelulusan 4. Tenaga kependidikan 5. Sarana prasarana 6. Evaluasi hasil belajar. 2 Dari beberapa hasil penelitian yang ada terlihat bahwa ada kemiripan judul penelitian yang akan peneliti lakukan. Letak perbedaan terletak pada apakah MA Ma’ahid Kudus dalam menerapkan (mengimplementasikan) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada pembelajaran Al-Qur’an Hadits suadah sesuai dengan prinsip –prinsip KTSP? Peneliti menitik beratkan pada implementasi KTSP, serta faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus. B. Kerangka Teoritik 1. Implementasi a. Pengertian Implementasi Implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “put something 3 into effect” (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak). Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi kurikulum didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas mata pelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. 2 Noor Roh man, “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP N 18 Semarang”, skripsi (Semarang: Faku ltas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009), h lm. 61-65. 3 Muhamad Joko Susilo , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Menjemen Pelaksanaan dan Kesiapan sekoLah Menyongsongnya), ) Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2006), hlm. 174. 7
  • 20. b. Fakto-faktor yang me mpengaruhi Implementasi Dalam hal ini Hasan yang dikutip Mulyasa (2002) mengungkapkan bahwa implementasi kurikulum adalah hasil terjemahan guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis yang sedikitnya dipengaruhi oleh tiga foktor berikut: 1) Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru sauatu kurikulum dan kejelasan bagi pengguna dilapangan. 2) Strategi implementasi yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya, penyediaan buku kurikulum, dan kegaiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan. 3) Karakteristik penggunaan kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran. 4 c. Kekuatan pokok Imple mentasi Secara garis besarnya implementasi kurikulum mencakup tiga kekuatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaaan pembelajaran, dan evaluasi. a. Pengembangan program. Pengembangan kurikulum mencakup pengembangan progam tahunan, progam semester, progam modul (pokok bahasan) program mingguan dan harian, progam pengayaan dan remedial, serta progam bimbingan dan konseling. b. Pelaksnaan pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang 4 E Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah) , ) Jakarta: Bu mi A kasara , 2008), hlm. 180. 8
  • 21. dari lingkungan. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. c. Evaluasi Hasil Belajar. Evaluasi hasil belajar dam implementasi kurikulum dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi , bench marking dan penilaian program. 5 Berdasarkan uraian tersebut, implementasi mata pelajaran berbasis KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas mata pelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Implementasi KTSP juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum operasional dalam bentuk mata pelajaran. 2. Pengertian Kurikulum Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curricule”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan memperoleh ijazah. 6 Menurut Harold Alberty curriculum is is all activities that are provided for students.7 (semua aktifitas yang disediakan untuk siswa)Menurut susan Feez dan Helen Joyce curriculum is a general statement of goals and outcomes , learning arrangements, evalution, and documentions relating to the management of programs with in educational institution.8 5 Joko Susilo , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 177. 6 Joko susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 77. 7 Harsono Tjokrosujoso”Curricu lu m and Material Develop men”, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2003), hlm. 13 8 Susan Feez dan Helen Joyce, “Text -Based Syllabus Design”. (Sydney:Macquire University, 1998), hlm. 9. 9
  • 22. Pengertian kurikulum berdasarkan pemahamannya dapat dipandang sebagai kurikulum tradisional dan kurikulum secara modern. a. Pengertian kurikulum menurut pandangan tradisional Dalam kamus Webster’s New international Dictionary (1953) kurikulum diartikan sebagai : “ 1. A course of study, 2. All the courses of study given in an educationl institution” ( Lewis M. Adam, 1965 :247). Menurut Oemar Hamalik kurikulum menurut pandangan lama adalah: Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah. Pengertian ini mempunyai implikasi bahwa mata pelajaran pada hakekatnya pengalaman masa lampau, tujuannya untuk memperoleh ijazah (Hamalik,1993:8). Menurut S. Nasution kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarakan disekolah. Pengertian kurikulum yang dianggap tradisonal ini masih banyak dianut sampai sekarang termasuk juga di Indonesia. Pada pertengahan abad ke XX kurikulum diartikan sebagai “ sejumlah pelajaran yang harus ditempuholeh siswa untuk kenaikan kelas atau ijazah” (Hendayat, 1993:12). Dari definisi kurikulum secara tradisional masih tampak adanya kecendrungan penekanan pada rencana pelajaran untuk menyampaikan mata pelajaran yang masih banyak mengandung kebudayaan nenek moyang dan pengertian tersebut masih mengacu pada masa lampau. Kurikulum juga diartikan secara sempit hanya pada penyampaian mata pelajaran kepada anak didik. 9 b. Pengertian kurikulum menurut pandangan modern Dewasa ini kurikulum tidak hanya sebatas sebagai hal yang berhubungan dengan pendidikan, tetapi hendaknya kurikulum bisa lebih mengacu pada kemajuan teknologi dan pengetahuan. Jelaslah bahwa kurikulum bukan sekedar seperangakat mata pelajaran atau bidang 9 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 25. 10
  • 23. studi, tetapi sudah menjadi ajang politik, dan sudah menjadi bekal para lulusan untuk menjawab tuntutan masyarakat. Menurut Hilda Taba dalam bukunya Curriculum Development, menuliskan menuliskan “ Curriculum is, after all, a way of preparing young people to participate as productive members of our culture”(Taba,1962:10). Tampaknya Hilda Taba mendefinisikan kurikulum dengan lebih cenderung pada metodologi, yaitu cara mempersiapkan manusia untuk berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dari suatu budaya. Sesuai dengan perkembangan,David Pratt dalam Curriculum, Design and Development menyatakan bahwa : A curriculum is an organized set of formal educational and or training intentions (Pratt,1980: 4). Maksudnya kurikulum yaitu seperangakat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat latihan. Selanjutnya ia membuat implikasi secara lebih eksplisit tentang definisi yang dikemukakannya tersebut menjadi enam hal yaitu: 1. Kurikulum adalah suatu rencana atau intentions, ia mungkin hanya berupa perencanaan (mental) saja, tetapi pada umumnya diwujudkan dalam bentuk tulisan; 2. Kurikulum bukanlah kegiatan, melainkan perencanaan atau rancangan kegiatan; 3. Kurikulum berisi berbagai macam hal seperti masalah apa yang harus dkembangkan pada diri siswa,evaluasi untuk menafsirkan hasil belajar, bahan dan peralatan yang dipergunakan, kua litas guru yang dituntut, dan sebagainya; 4. Kurikulum melibatkan maksud atau pendidikan formal maka ia sengaja mempromosikan belajar dan menolak sifat rambang, tanpa rencana, atau kegiatan tanpa belajar; 5. Sebagai perangkat organisasi pendidikan, kurikulum menyatukan berbagai komponen seperti tujuan, isi, sistem penilaian dalam satu 11
  • 24. kesatuan yang tak terpisahkan atau dengan kata lain kurikulum adalah suatu sistem; 6. Pendidikan dan latihan dimaksudkan untuk menghindari kesalah pahaman yang terjadi jika suatu hal dilalaikan. 10 Menurut Winarno, sebagaimana dikutip oleh Burhan Nurgiyantoro, mendifinisikan kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu (Burhan,tt: 6) Abdul Qadir yusuf dalam kitabnya At –tarbiyah wal mujtami’ mendefinisikan kurikulum sebagai berikut: “ Kurikulum adalah sejumlah pengalaman dan uji coba dalam proses belajar mengajar siswa di bawah bimbingan lembaga (sekolah)”. Berbagai pengertian atau definisi yang telah disebutkan diatas, menurut s. Nasution dapat diperoleh penggolangan sebagi berikut: a. Kurikulum dapat dilihat sebagai produk, yakni sebagai hasil karya para pengembang kurikulum, biasanya dalam suatu panitia. Hasilnya dituangkan dalam bentuk buku atau pedoman kurikulum, misalnya berisi sejumlah mata pelajaran yang harus diajarakan. b. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai program, yakni alat yang dilakukan oleh sekolah untuk mencapai tujuaannya. Ini dapat berupa mengajarkan berbagai mata pelajaran tetapi dapat juaga meliputi segala kegiatan yang dianggap dapat mempengaruhi perkembangan siswa misalnya perkumpulan sekolah, pertandingan, pramuka, warung sekolah, dan lain- lain. c. Kurikulum dapat pula dipandang seabagai hal- hal yang diharapkan akan dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap, ketrampilan tertentu. Apa yang diharapakan akan dipelajarai tidak selalu sama dengan apa yang benar-benar dipelajari. 10 Junaidi, Kurikulum Tingk at Satuan Penddikan, hlm. 26. 12
  • 25. d. Kurikulum sebagai pengalaman siswa. Ketiga pandangan di atas berkenaan dengan perencanaan kurikulum sedangakan pandangan ini mengenai apa yang secara aktual menjadi kenyataan pada tiap siswa. Pada hakikatnya kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang berproduktif dalam masyarakatnya. Dalam kurikulum terdapat komponen-komponen tertentu yaitu pernyataan tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran, bentuk dan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar. 11 3. Kurikulum Tingkat Satuan Pe ndidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan di masing –masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus . 12 b. Komponen-komponen KTSP Komponen –Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) komponen-komponen KTSP terdiri dari sebagai berikut : 1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut. 11 S Nasution. Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bu mi Aksara, 2003), hlm. 7. 12 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan, hlm. 79. 13
  • 26. a) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. b) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. c) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. 2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan mata pelajaran. Kedalaman muatan kurikulum setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut : 1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. 2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknlogi. 4) Kelompok mata pelajaran estetika. 5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan mata pelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7. Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi 14
  • 27. muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk kedalam isi kurikulum. 3. Kalender Pendidikan Kurikulum tingkat satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kelender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan mata pelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu mata pelajaran efektif dan hari libur. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing- masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu pada dokumen standar isi dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah 13 4. Landasan Yuridis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh Undang- Undang dan Peraturan Pemerintah sebagai berikut : a. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Dalam Undang-Undang tentang Sisdiknas dikemukakan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Selain itu juga dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, IPA, IPS, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olah raga, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan 13 E Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya , 2006), h lm. 86. 15
  • 28. supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)14 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 adalah peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terdapat 8 standar nasional pendidikan yang harus diacu oleh sekolah dalam penyelenggaraan kegiatannya. Ke 8 standar tersebut yaitu : 1) Standar isi 2) Standar proses 3) Standar kompetensi lulusan 4) Standar tenaga kependidikan 5) Standar sarana dan prasarana 6) Standar pengelolaan 7) Standar pembiayaan 8) Standar penilaian pendidikan Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan mata pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Selain itu, dalam peraturan tersebut juga dikemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL), dan standar isi (SI). SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sedangkan standar isi adalah ruang lingkup materi dan 14 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 271. 16
  • 29. tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah diorganisasikan ke dalam lima kelompok, yaitu : 1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4) Kelompok mata pelajaran estetika; 5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. 15 c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 mengatur tentang standar isi yang mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Secara keseluruhan standar isi mencakup: 1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan KTSP; 2) Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah; 3) KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi; 4) Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendid ikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 16 15 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 329. 16 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 365. 17
  • 30. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 mengatur tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan meliputi : 1) Standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah; 2) Standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajarn; dan 3) Standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 17 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 24 tahun 2006 mengatur tentang pelaksanaan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah serta peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Selain itu, dalam Permendiknas tersebut dikemukakan pula bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan panduan penyusunan KTSP pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sementara bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang belum atau tidak mampu mengembangkan kurikulum sendiri dapat mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh BSNP, ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan dasar dan menengah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah / madrasah. 17 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 375 18
  • 31. 5. Pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Implementasi KTSP akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (SK- KD) dapat dicerna oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Guru harus berupaya agar peserta didik dapat membentuk kompetensi dirinya sesuai dengan apa yang digariskan dalam kurikulum (SK-KD), sebagaimana dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam hal ini akan terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam hal ini tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku tersebut. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yakni pembukaan, pembentukan kompetensi dan penutup. a. Pembukaan Pembukaan adalah kegiatan awal yang harus dilakukan guru untuk memulai atau membuka pembelajaran. Membuka pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar. Untuk kepentingan tersebut, guru dapat melakukan upaya-upaya sebagai berikut: 1. Menghubungkan kompetensi yang telah dimiliki peserta didik dengan materi yang akan disajikan. 2. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari (dalam hal tertentu,tujuan bisa dirumuskan bersama peserta didik). 3. Menyampaikan langkah – langkah kegiatan pembelajaran dan tugas- tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. 4. Mendayagunakan media dan sumber belajar yang bervariasi sesuai dengan materi yang disajikan. 19
  • 32. 5. Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajagi kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. Disamping upaya – upaya di atas, dalam implementasi KTSP banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk memulai atau membuka pembelajaran, antara lain melalui pembinaan keakraban dan pretes. 1. Pembinaan keakraban Pembinaan keakraban merupakan upaya yang harus dilakukan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mempersiapkan peserta didik memasuki proses pembelajaran. Suasana yang akrab akan menumbuhkan hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik. Pembinaan kekraban ini dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut : a) Pada awal pertemuan pertama, guru memperkenalkan diri kepada peserta didik dengan memberi salam, menyebut nama, alamat, pendidikan terakhir, dan tugas pokoknya di sekolah. b) Guru melakukan pengecekan kehadiran peserta didik dengan cara memanggil nama-nama mereka berdasarkan buku daftar hadir. c) Berdasrkan urutan dalam daftar hadir, seluruh peserta didik diminta memperkenalkan diri dengan memberi salam, menyebut nama, alamat, pengalaman dalam kehidupan sehari- hari, alasan memilih belajar disekolah ini, dan harapan-harapan mereka terhadap sekolah. 18 2. Pretes (tes awal) Setelah pembinaan keakraban, kegiatan dilanjutkan dengan pretes. Pretes adalah tes yang dilaksanakan sebelum sebelum kegiatan inti pembelajaran dan pembentukan kompetensi dimualai, sebagai 18 E Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah), hlm. 183 20
  • 33. penjajagan terhadap kemampuan peserta didik terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pretes memegang peranan yang cukup penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Fungsi pretes antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut : 1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses be lajar, karena dengan pretes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka kerjakan. 2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pretes dengan post tes. 3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. 4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai, kompetensi dasar mana yang telah dikuasai peserta didik, serta kompetensi dasar mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus. b. Pembentukan Kompetensi19 Pembentukan kompetensi peserta didik merupakan kegiatan inti pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian informasi tentang materi pokok atau materi standar, membahas materi standar untuk membentuk kompetensi peserta didik, serta melakukan tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar atau memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Dalam pembelajaran, peserta didik dibantu oleh guru untuk membentuk kompetensi serta mengembangkan dan memodifikasi kegiatan pembelajaran, apabila 19 Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 183 21
  • 34. kegiatan itu menuntut adanya pengembangan atau modifikasi. Pembentukan kompetensi peserta didik perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. Pembentukan kompentsi ini ditandai dengan keikutsertaa peserta didik dalam pengelolaan pembelajaran (participative instruction) berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab mereka dalam menyelanggarakan progam pembelajaran. Tugas peserta didik adalah belajar, sedangkan tanggung jawabnya mencakup keterlibatan mereka dalam membina dan mengembangkan kegiatan belajar yang telah disepakati dan ditetapkan bersama pada saat penyusunan program. Pembentukan kompetensi mencakup berbagai langkah yang perlu ditempuh oleh peserta didik dan guru sebagai fasilitator untuk mewujudkan standar kompetensi dan komptensi dasar. Hal ini ditempuh melalui berbagai cara, bergantung pada situasi, kondisi, kebutuhan, sertakemampuan peseta didik. Prosedur yang ditempuh dalam pembentukan kompetensi adalah sebagai berikut : 20 1) Berdasarkan kompetensi dasar dan materi standar yang telah dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru menjelaskan stnadar kompetensi minimal (SKM) yang harus dicapai peserta didik dan cara belajar untuk mencapai kompetensi tersebut. 2) Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis, materi pokok dikemukakan dengan jelas atau ditulis dipapan tulis. Memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya sampai materi standar tersebut benar-benar dapat dikuasai. 20 Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 184 22
  • 35. 3) Membagikan materi standar atau sumber belajar berupa hand out dan fotokopi beberapa bahan yang akan dipelajari. Materi standar tersebut sebagian terdapat diperpustakaan. Jika materi standar yang diperlukan tidak tersedia diperpustkaan maka guru memfotokopi dari sumber lain seperti majalah, surat kabar, atau men-down load dari internet. 4) Membagikan lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik. Lembaran kegiatan berisi tugas tentang materi standar yang telah dijelaskan oleh guru dan dipelajari oleh pesrta didik. 5) Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam mengerjakan lembaran kegiatan, sekaligus memberikan bantuan dan arahan bagi mereka yang menghadapi kesulitan belajar. 6) Setelah selesai diperiksa bersama-sama dengan cara menukar pekerjaan dengan teman lain, lalu guru menjelaskan setiap jawabannya. 7) Kekeliruan dn kesalahan jawaban diperbiki oleh peserta didik. Jika ada yang kurang jelas, guru memberikan kesempatan bertanya, tugas, atau kegiatan mana yang perlu penjelasan lebih lanjut. Dalam pembentukan kompetensi perlu diusahakan untuk melibatkan peserta didik seoptimal mungkin, dengan memberikan kesempatan dan mengikutsertakan mereka turut ambil bagian dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk saling bertukar informasi antara peserta didik dengan guru mengenai materi yang dibahas, untuk mencapai kesepakatan, kesamaan, kecocokan dan keselarasan pikiran. Hal ini penting untuk menentukan persetujuan atau kesimpulan tentang gagasan yang bisa diambil atau tindakan yang akan dilakukan 21 berkenaan dengan topik yang dibicarakan. Pada pembelajaran tuntas, kriteria pencapaian kompetensi yang ditetapkan adalah minimal 75 % oleh karena itu setiap kegiatan 21 Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 185 23
  • 36. belajar mengajar diakhiri dengan penilaian pencapaian kompetensi siswa dan diikuti rencana tindak lanjutnya. Hasil penilaian ada tiga kemungkinan, yaitu kompetensi 75-85% dalam waktu terjadwal, kompetensi lebih dari 85 % dalam waktu kurang dari alokasi atau kompetensi dalam waktu terjadwal, sebagaimana yang tergambar berikut : Gambar 1 : Tiga Kemungkinan Hasil Penelitian 22 Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka tindak lanjutnya ada tiga kemungkinan, yaitu pemberian remedi, pemberian pengayaan, dan atau akselerasi. Perbedaan tindak lanjut tersebut berdasarkan variasi pencapaian kompetensi siswa sebagai berikut : 1) Melanjutkan ke KBM berikutnya secara klasikal bila dalam waktu terjadwal sebagian besar siswa mencapai kompetensi minimal 85 %. 2) Pemberian remedi secara individual / kelompok kepada siswa yang dalam waktu terjadwal belum mencapai kompetensi minimal 75 %, sehingga siswa tersebut belum diizinkan melanjutkan ke KBM berikutnya. 22 Susilo , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 160 24
  • 37. 3) Pemberian pengayaan kepada siswa yang sudah mencapai kompetensi antara 75-85 % sedangkan waktu terjadwal masih tersisa. 4) Pemberian izin akselerasi (percepatan) ke pembelajaran Kompetensi Dasar (KD) berikutnya secara individual kepada siswa yang sudah kompeten lebih dari 85 % sedangkan waktu terjadwal belum habis. Ilustrasi kegiatan tersebut di atas dapat diperjelas dengan gambar berikut: Gambar 2 : Manajemen kegiatan pembelajaran tuntas. 23 c. Pentup Penutup merupakan kegiatan akhir yang dilakukan guru untuk mengakhiri pembelajaran. Dalam kegiaatan penutup ini guru harus berupaya untuk mengetahui pembentukan kompetensi dan pencapaian tujuan pembelajaran, serta pemahaman peseta didik terhadap materi yang telah dipelajari, sekaligus mengakhiri kegaiatan pembelajaran. Untuk kepentingan tersebut guru dapat melak ukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 23 Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 161 25
  • 38. 1) Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari (kesimpulan bisa dilakukan oleh guru, oleh peserta didik atas permintaan guru, atau oleh peserta didik bersama guru) 2) Mengjaukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan 3) Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan (baik tugas individual maupun tugas kelompok) sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipelajari. 4) Memberikan protes baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. 24 6. Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kelas Dalam KTSP a. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar. Ada pula yang menyebut dengan Penilaian Berbasis Kemampuan Dasar (PBKD) karena penilaian yang dilakukan oleh guru dikembangkan berdasarkan kemampuan dasar yang harus dikuasai peserta didik. PBK/PBKD dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain pengumpulan hasil kerja peserta didik (portofolio); hasil karya (produk); penugasan (proyek); kinerja (performance) dan tes tertulis (paper and pencil test). Dalam hal ini guru menilai kompetensi dan hasil belajar peserta didik berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), yang dijabarkan lebih lanjut menjadi indicator- indikator pencapaian (IP). 25 24 Mulyasa , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 186 25 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 223. 26
  • 39. b. Prinsip-prinsip PBK Pada saat guru melaksanakan penilaian berbasis kelas ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yiatu : 1) Valid, artinya menilai yang seharusnya dinilai. 2) Mendidik, ada sumbangan positif terhadap pencapaian belajar peserta didik. 3) Berorientasi pada kompetensi, artinya menilai kompetensi yang ada pada kurikulum. 4) Adil, artinya tidak membedakan latar belakang peserta didik. 5) Terbuka, artinya kriteria dan acuannya jelas dan diinformasikan 6) Berkesinambungan, artinya dilakukan terencan, bertahap dan kontinu. 7) Menyeluruh, artinya meliputi teknik, prosedur, materi maupun aspeknya. 26 8) Bermakna, ditindak lanjuti oleh semua fihak. c. Karakteristik Sistem Pengujian 1) Sistem penilaian Berkelanjutan Untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik telah memiliki kompetensi dilakukan ujian. Sistem ujian yang dilakukan harus mencakup semua kompetensi dasar dengan menggunakan indikator yang ditetapkan oleh guru. Sistem ujian berbasis kompetensi yang direncanakan adalah sistem ujian berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua komponen indikator dibuat soalnya, hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi yang telah dimiliki dan yang belum serta kesulitan peserta didik. Untuk itu digunakan berbagai bentuk tes, yaitu pertanyaan lisan dikelas, kuis ulangan harian, tugas rumah, ulangan semester. 26 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 375. 27
  • 40. Hasil Ujian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, atau berupa progam remidi. Pendidikan berbasis kompetensi yang menekankan pada pencapaian kemampuan dasar, menggunakan berbagai teknik ujian dalam usaha untuk mengetahui tingkat pencapaian kemampuan dasar dan mentukan progam perbaikan. Oleh karena itu dalam sistem ujian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi ujian secara menyeluruh untuk satu semester dengan memilih teknik ujian yang tepat. Pengembangan sistem pengujian berbasis kemampuan dasar mencakup masalah: a) Standar Kompetensi (SK) b) Kemapuan Dasar (KD) c) Rencana Penilaian. Dikembangkan bersamaan dengan pengembangan silabus. d) Proses Pengujian. e) Proses Implementasi f) Pencatatan dan pelaporan 2) Teknik Penilaian Teknik penilaian adalah berbagai bentuk ulangan atau tugas untuk menunjukkan tingkat kemampuan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Tingkat berpikir yang digunakan dalam mengerjakan soal ujian harus mencakup mulai yang rendah sampai yang tinggi, dengan proporsi yang sebanding sesuai dengan jenjang pendidikan. Pada jenjang pendidikan menengah tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya terbanyak pada tingkat pemahaman, aplikasi, dan aanalisis. Teknik penilaian yang dapat digunakan adalah : 27 27 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 224. 28
  • 41. a) Kuis: Waktu ujian singkat kurang lebih 15 menit dan hanya menanyakan hal-hal yang prinsip saja dan bentuknya berupa isian singkat. b) Pertanyaan lisan dikelas c) Ulangan Harian: Ulangan harian dilakukan secara periodik misalnya empat minggu sekali. d) Tugas individu: Tugas ini dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk soal uraian objektif atau non objektif. e) Tugas Kelompok: Tugas ini digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok f) Ulangan Blok: Cakupan materi terdiri dari satu atu lebih kemapuan dasar. 3) Bentuk Tes Ada beberapa bentuk soal pengujian berbasis kemampuan dasar. Bentuk soal yang dapat digunakan adalah: a) Pertanyaan lisan dikelas. b) Pilihan ganda c) Urian objektif d) Jawab singkat atau isian singkat e) Menjodohkan f) Unjuk kerja g) Portofolio d. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 28 1) Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal adalah tingkat pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran oleh peserta didik per mata pelajaran. 2) Rambu-rambu 28 Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Penddikan, hlm. 233. 29
  • 42. a) Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0-100 b) Nilai KKM maksimum adalah 100 c) Madrasah dapat menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal di bawah 100, namun madrasah harus merencanakan target dalam waktu tertentu untuk mencapai nilai maksimum. d) Nilai KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran untuk setiap mata pelajaran dan dievaluasi ketercapaiannya pada setiap semester. e) Penetapan KKM dilakukan oleh forum guru baik yang berada dilingkungan madrasah yang bersangkutan maupun dengan madrasah/sekolah lain yang terdekat (yang telah melaksanakan KTSP) atu forum KKG?MGMP setempat. f) Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimum pada setiap Kompetensi Dasar (KD). g) Penetapan nilai KKM setiap KD dimaksud, dilakukan melalui analisis Indikator Pencapaian (IP) pada KD yang terkait. h) Nilai KKM setiap KD merupakan rata-rata nilai setiap indikator 3) Kriteria Penetapan KKM a) Esensial  Sangat Esensial, karena berfungsi sebagai indikator kunci.  Cukup Esensial, karena berfunsi sebagai Indikator pendukung yang dapt melengkapi. b) Kompleksitas Indikator c) Daya Pendukung Yaitu tenaga, sarana prasarana pendidikan, biaya, menajemen, komite madrasah dan stakeholders madrsah. d) Intake peserta didik Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik yang meliputi Hasil seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB), 30
  • 43. Rapor kelas terakhir dari tahun sebelumny, tes seleksi masuk atau psikotes dan nilai ujian Nasional bagi jenjang MTs dan MA. 4) Menafsirkan KKM a) Dengan memberikan point pada setiap kriteria yang ditetapkan a. Esensial - Tinggi :3 - Sedang :2 - Rendah :1 b. Kompleksitas - Tinggi :3 - Sedang :2 - Rendah :1 c. Daya Dukung - Tinggi :3 - Sedang :2 - Rendah :1 d. Intake - Tinggi :3 - Sedang :2 - Rendah :1 Jika indikator memilki kriteria : Esensial tinggi, kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake sedang maka KKM menjadi: (3 + 3 + 3 + 2) x 100 = 91, 67 12 b) Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria: a. Esensial - Tinggi : 81-100 - Sedang : 65-80 31
  • 44. - Rendah : 50-64 e. Kompleksitas - Tinggi : 81-100 - Sedang : 65-80 - Rendah : 50-64 f. Daya Dukung - Tinggi : 81-100 - Sedang : 65-80 - Rendah : 50-64 g. Intake - Tinggi : 81-100 - Sedang : 65-80 - Rendah : 50-64 Jika indikator memiliki kriteria Esensial tinggi ((90), kompleksitas sedang (70), daya dukung tinggi (90) dan intake sedang (70) maka KKM adalah rata-rata setiap unsur dari kriteria yang kita tentukan. 5) Analisis pencapaian kriteria ketuntasan belajar peserta didik a) Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan analisis rata-rata hasil pencapaian peserta didik terhadap Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran. b) Melalui analisis dimaksud, diharapkan akan diperoleh data antara lain tentang: a. KD, yang dapat dcapai oleh 75% -100% dari jumlah peserta didik. b. KD, yang dapat dcapai oleh 50% -74% dari jumlah peserta didik. c. KD, yang dapat dcapai oleh £ 49% dari jumlah peserta didik. 32
  • 45. c) Mnafaat hasil analisis: sebagai dasar untuk meningkatkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada setia semester atau tahun berikutnya dalam rangka mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. d) Mekanisme Pelaksanaan analisa pencapaian standar ketuntasan belajar. a. Analisa Pencapaian Standar Ketuntasan Belajar dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai setiap peserta didik. Per mata pelajaran yang saat bersangkutan mengkuti pelajaran. b. Hasil pengkajian dimaksud, selanjutnya dianalisis dan direkap. 7. Pelaporan KTSP Pelaporan mencakup laporan guru, laporan wali kelas, dan laporan kepala sekolah. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut : a. Laporan guru Memuat hasil pembelajaran (mencapai kompetensi siswa) dan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Laporan guru disampaikan kepada wali kelas. Guru bisa melengkapi laporannya dengan informasi tentang hambatan yang dihadapi, upaya yang telah ditempuh, dan atau kegagalan yang terjadi karena adanya hambatan yang tidak bisa diatasi. Informasi tersebut merupakan bahan laporan wali kelas kepada kepala sekolah dan sebagai bahan menyusun program kerja tahun berikutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : 33
  • 46. Gambar 3 : Laporan Guru29 b. Laporan wali kelas Memuat pretasi (pencapaian kompetensi) dari kelas binaannya untuk disampaikan kepada orang tua siswa dan siswa yang bersangkutan. Wali kelas juga membuat laporan tentang profil kompetensi siswa dan pembinaan yang pernah dilakukan atau kasus yang terjadi dari kelas binaannya untuk disampaikan kepada kepala sekolah. Laporan tersebut sebagai bahan kepala sekolah membuat laporan sekolah. Gambar 4 : Laporan wali kelas. 30 c. Laporan Kepala Sekolah Memuat hasil evaluasi kinerja sekolah secara keseluruhan, profil kompetensi siswa di sekolah yang dipimpinnya, serta pertanggungjawaban keuangan sekolah. Laporan kinerja sekolah secara keseluruhan, yang diharapkan dalam pedoman ini, lebih menekankan pada laporan akuntabilitas, yaitu laporan pertanggungjawaban berdasarkan kebenaran esensial dan faktual disamping berdasarkan dokumen tertulis. Laporan dibuat berdasarkan hasil evaluasi, akreditasi, dan hasil analisis faktual. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut : 29 Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 166 30 Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 167 34
  • 47. Gambar 5 : Pola laporan Kepala Sekolah. 31 8. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits a. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Mapel Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Al-Qur’an Hadits yang telah dipelajari leh peserta didik di MTs/SMP. 32 Sebagaimana yang tertera Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) MA Ma’ahid, mata pelajaran Al-Qur’an Hadits bertujuan agar peserta didik gemar untuk membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini, kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai- nilai yaang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya. b. Karakteristik Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan unsur mata pelajaran PAI pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik. Untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari- hari. 1) Tujuan 31 Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan, hlm. 168 32 Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , hlm. 82 35
  • 48. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits bertujuan agar peserta didik gemar untuk membaca Al-Qur’an dengan benar serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya dan mengamalkan ajaran nilai- nilai yang terkandung didalmnya sebagai petunjuk dan pedoman seluruh aspek kehidupannya. Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur’an Hadits. b. Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan mengahadapi kehidupan. c. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman isi kandungan al- Qur’an dan hadits yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang al-Qur’an dan hadits. 33 2) Fungsi Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada Madrasah Aliyah memiliki fungsi sebagai berikut a. Pemahaman, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan cara membaca dan menulis Al-Qur’an serta kandungan Al-Qur’an. b. Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat. c. Sumber motivasi, yaitu memberikan dorongan untuk meningkatkan kualitas hidup beragama, bermasyarakat, dan bernegara. d. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik dalam meyakini kebenaran agama Islam. e. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajararan Islam peserta didik dalam keyakinan. 33 Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , hlm. 83 36
  • 49. f. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal- hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri peserta didik dan menghambat perkembangan menuju manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. g. Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan dan pemahaman nilai- nilai Al-Qur’an Hadits pada peseta didik sebagai petunjuk dan pedoman. 3) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits a. Masalah dasar –dasar ilmu al-Qur’an dan al-Hadits, melipti : 1. Pengetahuan Al Qur’an menurut para ahli 2. Pengertian hadis, sunnah, khabar, atsar dan hadits qudsi 3. Bukti keotentikan al-Qur’an ditinjau dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatan, dan sejarahnya 4. Isi pokok ajaran al-Qur’an dan pemahaman kandungan ayat- ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur’an 5. Funsi al-Qur’an dalam kehidupan 6. Fungsi hadits terhadap al-Qur’an 7. Pengenalan kitab-kitab yang berhubungan dengan cara-cara mencari surat dan ayat dalam al-Qur’an 8. Pembagian hadits dari segi kuantitas dan kualitasnya. b. Tema-tema yang ditinjau dari perspektif al-Qur’an dan al-Hadits, yaitu : 1. Manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi 2. Demokrasi. 3. Keikhlasan dalam beribadah. 4. Nikmat Allah dan cara mensyukurinya. 5. Perintah menjaga kelistarian lingkungan hidup. 6. Pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhuafa. 7. Berkompetensi dalam kebaikan 8. Amar ma’ruf nahi mungkar 9. Ujian dan cobaan manusia 37
  • 50. 10. Tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat 11. Berlaku adil dan jujur 12. Toleransi dan etika pergaulan 13. Etos kerja 14. Makanan yang halal dan baik 15. Ilmu Pengetahuan dan teknologi. 34 c. Standar Kompetensi Kelulusan Al-Qur’an Hadits Madrasah Aliyah Memahami isi pokok Al-Qur’an, fungsi, dan bukti-bukti kemurniaannya, istilah- istilah hadits terhadap Al-Qur’an, pembagian hadits ditinjau dari segi kuantitas dan kualitasny, serta memahami dan mengamalkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 35 34 Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , hlm. 87-88 35 Peratauran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , hlm. 5. 38
  • 51. 39
  • 52. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan untuk mengkaji mengenai Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. 1 Penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Disebut sebagai penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma interpretatif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah, obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu 2 mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena pada umumnya permasalahannya belum jelas, holistik, dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut diperoleh dengan 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h lm.15 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, hlm.14 39
  • 53. penelitian kuantitatif dengan instrumen seperti test, kuesioner, pedoman wawancara. Selain itu peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori. 3 Terkait dengan jenis penelitian tersebut, maka penelitian bertumpu pada penelitian fenomenologis, yakni usaha untuk memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. 4 Dalam hal ini, peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subyek yang diteliti sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari- hari. Dengan penelitian inilah diharapkan bahwa Implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Ma’ahid Kudus tahun ajaran 2010/2011 dapat dideskripsikan secara lebih teliti dan mendalam. B. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan lokasi atau tempat penelitian adalah MA Ma’ahid Krapayak Kudus, Jl. K.H Muhammad Arwani Krapyak Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. Adapun waktu penelitian adalah tanggal 1 Mei sampai dengan 30 Mei tahun 2011. C. Sumber Penelitian Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. 5 Sedangkan menurut Lofland dan Lofland menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain- lain. 6 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, hlm.399 4 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. PT Remaja ( Bandung: Rosdakarya, 2004), h lm.9 5 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktek, Edisis Revisi VI. ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Hlm.129 6 J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 157 40
  • 54. Dengan demikian, sumber data penelitian yang bersifat kualitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Sumber data primer Yaitu sebagai sumber data yang bersifat utama dan langsung berkaitan dengan objek yang diteliti, 7 yaitu Kepala Sekolah, dua guru Al- Qur’an - Hadits, dan lima siswa MA Ma’ahid kudus sebagai sumber data. Pengambilan data dilakuakan dengan wawancara (interview). Sampel sumber data dalam penelitian ini bersifat purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek yang diteliti. 8 b. Sumber data sekunder Yaitu sumber data yang bersifat kedua. Sumber data ini di peroleh dari literatur, yaitu berupa buku Al-Qur’an Hadits yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, foto-foto yang terkait seperti foto Kegiatan Belajar Mengar (KBM), RPP, maupun silabus mata pelajaran Al- Qur’an Hadits. D. Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan untuk meneliti tentang Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Mata Pelajaran Al- Qur’an Hadits di Ma Ma’ahid Kudus Tahun Ajaran 2010/2011. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam 7 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h lm. 83 8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV A LFA BETA, 2005), hlm.53- 54 41
  • 55. penelitian kualitatif lapangan, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, maka metode yang digunakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a. Observasi Dengan observasi, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Susan Stainback menyatakan “in observation the researcher observes what people do, listent to what they say, and participates in their activities” maksudnya dalam observasi, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka 9 ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. b. Wawancara (Interview) Wawancara/interview yaitu cara mengumpulkan data dengan tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. 10 Penulis akan melakukan tanya jawab kepada pihak- pihak yang terkait. Adapun pihak –pihak yang di wawancarai adalah sebagai berikut : 1. Waka Kurikulum, materi wawancara seputar kurikulum sebelumnya, kurikulum yang sekarang diterapkan di sana, dan pelaksanaan KTSP, apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang dihadapi dalam mengimplementasikan KTSP. 2. Guru Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits, materi wawancara seputar materi pelajaran Al-Qur’an Hadits, respon terhadap pelaksanaan KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, sumber belajar, media yang digunakan, serta bagaimana penyusunan perenca naan mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. c. Meteode Dokumentasi 9 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 331 10 Hadi, Metodologi Research , hlm. 151 42
  • 56. Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. 11 Studi dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya- karya monumental dari seseorang. 12 Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto- foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah lalu. Akan tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi. Informasi atau data yang dikumpulkan melalui dokumentasi antara lain : 1. Data tentang kurikulum mata pelajaran Al-Qur’an Hadits 2. Data tentang kondisi lingkungan sekolah, data guru, staf tata usaha, siswa dan organisasi sekolah 3. Data tentang (RPP) dan silabus tetulis milik guru, progam tahunan, semesteran, atau ulangan harian dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Qur’an dan Hadits. 4. Buku mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits. F. Teknik Analisis Data Dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan langkah- langkah yang ditempuh yaitu sebagai berikut : a. Pengumpulan data (data collection) Dilaksanakan dengan cara pencarian data yang diperlukan terhadap berbagai jenis data dan bentuk data yang ada di lapangan, 11 Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan, hlm. 231. 12 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 329. 43
  • 57. kemudian melaksanakan pencatatan data di lapangan, untuk dipilih dan kumpulkan data yang bermanfaat dan data yang akan digunakan penelitan lebih lanjut mengenai implementasi KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. b. Reduksi data (data reduction) Apabila data sudah terkumpul langkah selanjutnya adalah mereduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal- hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya apabila diperlukan. 13 Proses reduksi data dalam penelitian ini dapat peneliti uraikan sebagai berikut : pertama, peneliti merangkum hasil catatan lapangan selama proses penelitian berlangsung yang masih bersifat kasar atau acak ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Kedua, peneliti menyusun satuan dalam wujud kalimat faktual sederhana berkaitan dengan fokus dan masalah. Langkah ini dilakukan dengan terlebih dahulu peneliti membaca dan mempelajari semua jenis data yang sudah terkumpul. Penyusunan satuan tersebut tidak hanya dalam bentuk kalimat faktual saja tetapi berupa paragrap penuh. Ketiga, setelah satuan diperoleh, peneliti membuat koding. Koding berarti memberikan kode pada setiap satuan. Tujuan koding agar dapat ditelusuri data atau satuan dari sumbernya. c. Penyajian data (data display) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data 13 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 338. 44