Perencanaan fasilitas produksi meliputi perancangan struktur pabrik, tata letak fasilitas, dan sistem penanganan material untuk mencapai produktivitas tinggi dengan mempertimbangkan biaya, sistem komunikasi, keamanan, dan kenyamanan karyawan. Kriteria tata letak yang baik adalah mempermudah proses, meminimalkan pemindahan material, dan memelihara fleksibilitas.
2. Perencaaan produksi adalah pernyataan
rencana produksi ke dalam bentuk
agregat.
Perencanaan produksi ini merupakan alat
komunikasi antara manajemen teras (top
management) dan manufaktur.
Di samping itu juga, perencanaan produksi
merupakan pegangan untuk merancang
jadwal induk produksi.
3. Menjamin rencana penjualan dan rencana
produksi konsisten terhadap rencana strategis
perusahaan
Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan
produksi
Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap
rencana produksi
Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana
produksi dan membuat penyesuaian.
Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai
target produksi dan rencana startegis
Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan Jadwal
induk Produksi.
4. Perencanaan produksi mempunyai waktu
perencanaan yang cukup panjang, biasanya
5 tahun.
Rencana ini digunakan untuk perencanaan
sumber daya seperti ekspansi, pembelian
mesin, membangun gudang dan storage.
Proses peramalan telah memberikan
informasi mengenai besarnya permintaan
akan produk yang direncanakan.
5. Langkah selanjutnya adalah membuat
rencana produksinya itu sendiri.
Dalam hal ini tidak semua permintaan dari
hasil peramalan mungkin bisa diproduksi
karena kapasitas produksi yang dimiliki
tidak mencukupi.
Pada dasarnya perencanaan produksi
adalah upaya menjabarkan hasil peramalan
menjadi rencana produksi yang layak
dilakukan dalam bentuk jadwal rencana
produksi.
6. Ukuran yang digunakan untuk suksesnya
manajemen suatu perusahaan adalah tingkat
laba yang diperoleh perusahaan.
Dimana laba mempengaruhi tiga faktor yang
saling berkaitan, yaitu harga jual, biaya dan
volume penjualan.
Perencanaan laba merupakan suatu
manajemen kerja yang telah diperhitungkan
dengan cermat.
Perencanaan laba ditujukan pada sasaran
akhir organisasi dan berlaku sebagai pedoman
untuk mengendalikan arah kegiatan pasti
7. Laba atau rugi yang diakibatkan oleh jumlah
atau volume penjualan tertentu.
Volume penjualan yang harus dicapai untuk
menutup seluruh biaya yang dipakai, untuk
menghasilkan laba yang memadai
Break Even dimana suatu perusahaan
berada dalam keadaan tidak memperoleh
keuntungan dan tidak pula menderita
kerugian.
8. Dalam melakukan pencatatan serta analisis
terlebih dahulu kita harus menggolongkan
biaya.
Penggolongan tersebut harus selalu
diperhatikan menurut tujuan keperluan
digunakannya informasi tersebut.
Klasifikasi biaya yang tepat merupakan
hakekat bagi manajemen untuk
mengumpulkan dan menggunakan
informasinya dengan cara seefektif mungkin.
9. A. Unsur produk
Penggolongan ini menyediakan manajemen
dengan keperluan informasi untuk mengukur
suatu pendapatan dan menetapkan harga suatu
produk.
Biaya bahan-bahan terbagi lagi menjadi bahan
baku dan bahan penolong.
Sedangkan tenaga kerja terdiri atas tenaga
kerja langsung dan tenga kerja langsung.
Sedangkan biaya overhead pabrik merupakan
keseluruhan biaya selain dari bahan baku
dan tenaga kerja.
10. b. Kaitannya dengan produksi
Kategori ini terdiri atas biaya utama dan
biaya konversi.
Biaya utama adalah biaya yang
berhubungan langsung dengan produksi
sedangkan biaya konversi adalah biaya
yang berkaitan dengan pengolahan bahan-
bahan ke dalam produk jadi.
11. c. Kaitannya dengan volume
Biaya akan berubah-ubah sejalan dengan
perubahan volume produksi.
Menurut kategori ini, biaya dikelompokkan
ke dalam biaya variabel, biaya tetap, biaya
semi variabel, dan biaya penutupan.
12. Contoh biaya variabel adalah bahan baku,
buruh langsung, serta biaya listrik mesin.
Contoh biaya tetap adalah biaya pemeliharaan
gedung, biaya penyusutan, biaya pajak dan
asuransi, dan biaya sewa gedung.
Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki
sifat tetap dan sifat variabel. Contohnya jasa
utility (telepon, listrik, dan air).
Biaya penutupan merupakan biaya tetap yang
masih terus dibebankan meskipun tidak ada
produksi, misalnya pajak dan asuransi gabungan
13. d. Departemen yang dibebani
Suatu departemen adalah suatu divisi fungsi
utama dari suatu bisnis. Penetapan biaya per
departemen membantu manajemen
mengawasi biaya overhead dan mengukur
pendapatan.
14. e. Bidang fungsi
Biaya yang dikelompokkan menurut fungsi
dikumpulkan sesuai dengan aktivitas yang
dikerjakan. Semua biaya yang terjadi di
perusahaan industri dibagi ke dalam biaya
pabrik (biaya produksi), pemasaran,
administrasi serta keuangan.
15. Perancangan fasilitas adalah perancangan
fasilitas produksi yang meliputi perancangan
struktur pabrik, perancangan tata letak
fasilitas dan perancangan sistem penanganan
material.
Dalam industri manufakturing, perancangan
struktur pabrik meliputi perancangan dan
pendirian bangunan pabrik serta fasilitas
penunjangnya seperti ketersediaan air,
jaringan listrik, gas, penerangan, dan
sebagainya.
16. Perencanaan dan perancangan fasilitas
ditekankan pada susunan terbaik dari berbagai
macam aktivitas yang diperlukan agar tercapai
tingkat produktivitus yang tinggi.
Faktor-faktor penting lainnya yang harus
dipertimbangkan dalam perancangan fasilitas,
antara lain faktor biaya-biaya bangunan, sistem
komunikasi dalam pabrik, keamanan,
kebutuhan-kebutuhan ruangan dan peralatan
yang digunakan dalam penanganan bahan.
17.
18. Saat dilakukan perancangan fasilitas fisik,
pertimbangan harus ditujukan pada
keseluruhan proses dan prosedur yang
digunakan, kualitas dan kuantitas yang
diinginkan serta perubahan yang mungkin
terjadi untuk masa yang akan datang dalam
jenis produk, kualitas atau jumlah permintaan
konsumen.
Semua faktor tersebut akan digabungkan
dalam suatu kerangka kerja menuju suatu
desain dengan biaya yang efisien.
19. Mempermudah jalannya proses.
Meminimumkan pemindahan material.
Memelihara fleksibilitas.
Memelihara perputaran barang setengah jadi.
Menghemat pemakaian ruang bangunan.
Memberikan kemudahan, keselamatan, dan
kenyamanan bagi karyawan dalam melakukan
pekerjaannya.
Untuk memenuhi tujuan tata letak yang baik tersebut,
maka dapat digunakan suatu Kriteria untuk menilai
apakah tata letak fasilitas pabrik sudah baik atau
masih perlu disempurnakan lagi.