SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 15
Downloaden Sie, um offline zu lesen
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-1
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
3.1. Kinerja Keuangan Masa lalu
Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Sintang diselenggarakan
berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, serta Peraturan Daerah yang
mengatur tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
3.1.1. Pengelolaan Pendapatan Daerah
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dan Undang-
undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
sumber pendapatan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Sintang
meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sintang terdiri dari pajak daerah,
retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik daerah/hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Sedangkan
Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana
Bagi Hasil Pajak, dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak.
Selama tahun 2006-2010, pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Sintang
rata-rata sebesar 7,02% per tahun. Untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD),
meski sumbangannya dalam total pendapatan daerah relatif masih kecil namun
rata-rata pertumbuhan PAD (11,13% per tahun) lebih tinggi dibandingkan
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-2
dengan rata-rata pertumbuhan penerimaan dana perimbangan (3,73% per
tahun).
Tabel 3.1
Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2006-2010 (Milyar Rp)
Tahun P.A.D
Dana
Perimbangan
Lain2 Pendptn
Daerah Yang
Sah
TOTAL PENDAPATAN
DAERAH
2006 18.61 504.59 9.64 532.84
2007 20.02 556.62 9.24 585.88
2008 28.45 640.43 35.13 704.01
2009 29.12 583.56 41.14 653.82
2010 26.93 574.40 85.81 687.14
Sumber: Rekapitulasi APBD Kabupaten Sintang, 2006-2010.
Pendapatan daerah pada 2008 mengalami peningkatan 20,16%
dibandingan tahun sebelumnya, dan pada tahun 2009 terjadi penurunan
sebesar 7,13%. Memasuki tahun 2010, pendapatan daerah kembali mengalami
peningkatan sebesar 5,10%.
Gambar 3.1
Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang
Tahun 2006-2010 (Milyar Rp)
Sumber pendapatan daerah yang utama bagi Kabupaten Sintang berasal dari
dana perimbangan, rata-rata kontribusi sebesar 90,70% per tahun selama
periode 2006-2010. Pada periode yang sama, kontribusi PAD dalam
pendapatan daerah rata-rata sekitar 3,86% per tahun dan kontribusi Lain-lain
PAD yang sah rata-rata sekitar 5,43%.
Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2006-2010
PAD 3.49% 3.42% 4.04% 4.45% 3.92%
Dana Perimbangan 94.70% 95.01% 90.97% 89.25% 83.59%
Lain2 Pendptn Daerah Yang Sah 1.81% 1.58% 4.99% 6.29% 12.49%
2006 2007 2008 2009 2010
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-3
Struktur pendapatan daerah demikian mencerminkan terbatasnya kemampuan
keuangan daerah Kabupaten Sintang dari sumber-sumber lokal. Mencermati
struktur pendapatan daerah di atas, tantangan pengelolaan pendapatan daerah
di masa mendatang adalah perlunya optimalisasi sumber-sumber potensial
pendapatan daerah dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan fiskal
sehingga ketergantungan terhadap dana perimbangan secara bertahap dapat
dikurangi.
Selanjutnya, kemampuan penerimaan PAD berimplikasi langsung dengan
upaya untuk meningkatkan pelayanan dan kegiatan pembangunan lainnya.
Oleh karenanya, pengelolaan PAD di Kabupaten Sintang pada kurun waktu
2006-2010 diupayakan pada intensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah,
penerimaan hasil laba BUMD dan pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, serta penerimaan lain-lain PAD yang sah mengingat sumber-
sumber PAD ini sangat strategis.
Peluang peningkatan PAD dimungkinkan sejak diberlakukannya Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 dengan adanya penambahan objek pajak baru
sehingga optimalisasi penerimaan daerah diupayakan dengan meningkatkan
peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam membayar pajak
maupun retribusi.
Berbagai langkah yang telah dilakukan untuk mengoptimalkan PAD antara lain
adalah pendataan objek dan subjek pajak serta sosialisasi dan penyuluhan
pajak dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat membayar pajak.
Langkah lain yang telah dilakukan adalah penguatan koordinasi antar
dinas/instansi pemungut. Penerimaan retribusi daerah selama tahun 2006-2010
cenderung melebihi penerimaan pajak daerah. Dalam dua tahun terakhir,
retribusi daerah menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi.
Tabel 3.2
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sintang
Tahun 2006-2010 (Juta Rp)
Tahun
Pajak
Daerah
Retribusi
Daerah
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
Lain2 PAD
Yang Sah
TOTAL PAD
2006 1.175,12 9.083,79 - 8.352,86 18.611,76
2007 1.279,98 5.187,25 2.016,00 11.540,16 20.023,39
2008 2.706,18 9.666,45 - 16.074,05 28.446,68
2009 2.304,67 9.846,64 2.685,90 14.279,76 29.116,97
2010 2.245,70 12.292,99 2.919,00 9.472,22 26.929,91
Sumber: Rekapitulasi APBD Kabupaten Sintang, 2006-2010.
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-4
Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan sumber utama PAD (pajak
daerah dan retribusi daerah) ternyata lebih rendah dibandingkan dengan Lain-
lain PAD yang sah. Penerimaan lain-lain PAD yang sah menunjukkan kontribusi
yang sangat signifikan, dan menjadi dominan dalam struktur PAD Kabupaten
Sintang.
Gambar 3.2
Struktur Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sintang
Tahun 2006-2010 (Juta Rp)
Struktur PAD Kabupaten Sintang Tahun 2006-2010
Pajak Daerah 6.31% 6.39% 9.51% 7.92% 8.34%
Retribusi Daerah 48.81% 25.91% 33.98% 33.82% 45.65%
Hsl Pengel. Kkyn Daerah 0.00% 10.07% 0.00% 9.22% 10.84%
Lain2 PAD Yang Sah 44.88% 57.63% 56.51% 49.04% 35.17%
2006 2007 2008 2009 2010
Selama tahun 2006-2010, Lain-lain PAD yang sah menyumbang PAD rata-rata
sebesar 48,6% per tahun, retribusi daerah rata-rata sebesar 37,6% per tahun,
dan pajak daerah sebesar 7,5% per tahun. Sedangkan pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan hanya memberikan kontribusi dalam PAD Kabupaten
Sintang rata-rata sebesar 6,0% per tahun.
Mengingat rendahnya kemampuan perpajakan daerah (local taxing power)
selama ini, maka tantangan pengelolaan PAD dalam lima tahun mendatang
antara lain adalah perlunya pengembangan kegiatan ekonomi daerah,
pembenahan administrasi dan perbaikan pelayanan perpajakan untuk
mengoptimalkan penerimaan pajak daerah khususnya dan PAD pada
umumnya.
Penerimaan pajak daerah Kabupaten Sintang selama ini mengandalkan pada
pungutan pajak penerangan jalan, pajak restoran, dan pajak pengambilan
bahan galian C. Sementara penerimaan pajak reklame, pajak hotel dan pajak
hiburan belum memberikan kontribusi yang memadai. Namun dengan
penambahan objek pajak kabupaten menjadi 11 jenis pajak (ekstensifikasi
reguler melalui UU No. 28 Tahun 2009) maka potensi peningkatan penerimaan
pajak daerah masih memungkinkan untuk dioptimalkan.
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-5
Mencermati peluang peningkatan perpajakan daerah saat ini, peningkatan PAD
Kabupaten Sintang dalam lima tahun mendatang dapat ditempuh antara lain
dengan melakukan pemutakhiran data objek dan subjek pajak dan retribusi,
pembenahan dan peningkatan sistem administrasi, mengefektifkan penagihan,
dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, tantangan yang dihadapi adalah
meningkatkan pelayanan publik, mengoptimalkan pengelolaan kekayaan dan
asset daerah, dan memberikan kemudahan perijinan usaha.
Tabel 3.3
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang
Tahun 2006-2010
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-6
Tabel 3.4
Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Sintang
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-7
Tabel 3.5
Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Sintang
No. Uraian
2008
(%)
2009
(%)
2010
(%)
Keterangan
1. Rasio lancar (current ratio) 22,79 2.013,26 58,45 Aktiva Lancar
dibagi Hutang
Lancar
2. Rasio quick (quick ratio) 21,41 1.935,23 56,59 Aktiva Lancar
dikurangi
persediaan dibagi
hutang lancar
3. Rasio total hutang terhadap
total aset
0,00 0,00 0,00 Total hutang
dibagi total aktiva
4. Rasio hutang terhadap
modal
0,00 0,00 0,00 Total hutang
dibagi total modal
Catatan :
Aktiva Lancar 97.669.959.457,57 96.920.301.582,60 114.979.102.705,06
Hutang Lancar 4.284.855.275,00 48.140.900,00 1.967.246.482,00
Persediaan 5.910.561.853,00 3.756.403.689,00 3.661.113.534,00
Total Hutang 4.284.855.275,00 48.140.900,00 1.967.246.482,00
Total Modal (Ekuitas) 1.267.028.766.606,21 1.395.035.406.572,57 1.514.028.554.687,18
Total Aktiva 1.271.313.621.881,21 1.395.083.547.472,57 1.515.995.801.169,18
3.1.2. Pengelolaan Belanja Daerah
Pengelolaan belanja daerah merupakan bagian dari pelaksanaan program
pembangunan untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan.
Oleh karenanya, pengelolaan belanja daerah Kabupaten Sintang didasarkan
pada anggaran berbasis kinerja dengan orientasi pada pencapaian hasil, dan
prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas. Belanja daerah
diarahkan/difokuskan pada pelaksanaan program-program dan kegiatan dalam
rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pemenuhan kebutuhan infrastruktur
daerah secara bertahap mulai dilaksanakan.
Dalam pelaksanaannya, anggaran belanja diklasifikasikan menurut belanja tidak
langsung/belanja aparatur dan belanja langsung/belanja pelayanan publik. Baik
belanja langsung maupun belanja tidak langsung disusun berdasarkan prinsip
efisiensi, efektivitas, ekonomis dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
masing-masing unit kerja. Pengelolaan belanja yang utama adalah
meningkatkan efisiensi melalui anggaran berbasis kinerja, meningkatkan
pelayanan publik, dan mengedepankan alokasi belanja yang ideal antara
belanja tidak langsung dengan belanja langsung.
Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak secara langsung berkaitan
dengan program/kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja. Belanja tidak
langsung diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan operasional
pemerintahan. Sedangkan belanja langsung adalah belanja yang dialokasikan
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-8
untuk melaksanakan suatu program atau kegiatan tertentu. Belanja langsung
diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas tingkat kesejahteraan
masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan kependidikan dan
kesehatan, penyediaan infrastruktur dasar, serta menggiatkan pembangunan
seperti penciptaan lapangan kerja, penanggulangan pengangguran dan
kemiskinan.
Belanja daerah Kabupaten Sintang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
seiring dengan meningkatnya kebutuhan pembangunan. Peningkatan cukup
besar pada belanja daerah terjadi pada tahun 2006. Semula belanja daerah
sebesar Rp 292,21 Milyar pada tahun 2005, dan meningkat menjadi Rp 547,90
Milyar pada tahun 2006. Memasuki tahun 2008, alokasi belanja kembali
mengalami peningkatan, menjadi Rp 769,98 Milyar (tahun 2007=Rp 658,36
Milyar). Pada tahun 2008, alokasi terbesar untuk belanja tidak langsung adalah
pada belanja pegawai.
Pada tahun 2010 terjadi lagi kenaikan volume belanja daerah Kabupaten
Sintang secara keseluruhan dibandingkan tahun 2009, dan tetap disertai
dengan peningkatan alokasi belanja tidak langsung. Peningkatan belanja pada
kelompok ini dikarenakan belanja pegawai mengalami kenaikan cukup tajam.
Sementara belanja langsung mengalami penurunan, yakni dari Rp 371,24
Milyar menjadi Rp 355,88 Milyar.
Tabel 3.6
Belanja Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2006-2010 (Juta Rp)
Kelompok Belanja 2006 2007 2008 2009 2010
I. Belanja Tidak Langsung 230.03 228.45 294.81 332.80 418.64
1. Belanja Pegawai 204.89 181.21 232.21 267.56 329.21
2. Belanja Bunga - 2.00 2.30 - -
3. Belanja Subsidi - - - 3.14 10.51
4. Belanja Hibah - - 0.94 8.64 28.04
5. Belanja Bantuan Sosial - 14.60 21.81 8.19 7.56
6. Belanja Bagi Hasil kpd Pem. - - - - -
7. Blnj. Bantuan Keu. kpd Pem.Desa 23.69 28.71 37.05 44.71 43.11
8. Belanja Tidak Terduga 1.45 1.93 0.50 0.56 0.21
II. Belanja Langsung 317.87 429.91 475.17 371.24 355.88
1. Belanja Pegawai - 43.97 44.84 41.20 27.14
2. Belanja Barang dan Jasa - 170.49 200.51 190.47 180.46
3. Belanja Modal - 215.45 229.82 139.57 148.28
Total Belanja (I + II) 547.90 658.36 769.98 704.04 774.52
Sumber: Rekapitulasi APBD Kabupaten Sintang, 2006-2010.
Perkembangan struktur belanja daerah selama tahun 2008-2010 menunjukkan
trend peningkatan belanja tidak langsung dari tahun ke tahun. Meningkatnya
alokasi belanja pegawai menjadikan proporsi belanja langsung mengalami
penurunan cukup tajam dalam dua tahun terakhir ini. Struktur belanja daerah
menjadi kurang berimbang, dan puncaknya terjadi pada tahun 2010 ketika
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-9
proporsi belanja tidak langsung lebih tinggi dibandingkan dengan belanja
langsung.
Gambar 3.3
Struktur Belanja Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2006-2010 (Juta Rp)
Meski belanja langsung mengalami penurunan, namun komponen belanja
modal terjadi peningkatan alokasi belanja. Sejalan dengan meningkatnya
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, kegiatan pembangunan dan
pelayanan publik di Kabupaten Sintang di masa mendatang, memberikan
konsekwensinya bahwa kemampuan keuangan daerah juga harus diupayakan
meningkat seirama dengan peningkatan belanja daerah.
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Tabel 3.7
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Sintang
No. Uraian
Total belanja untuk
pemenuhan kebutuhan
aparatur
(Rp.)
Total pengeluaran
(Belanja + Pembiayaan
Pengeluaran)
(Rp.)
Prosentase
(a) (b) (a)/(b)x 100%
1.
Tahun Anggaran
2008
348.663.190.618,85 785.766.019.416,45 44,37
2.
Tahun Anggaran
2009
357.808.692.682,28 712.326.347.392,15 50,23
3.
Tahun Anggaran
2010
416.686.170.207,52 775.263.292.097,43 53,75
41.98%
58.02%
34.70%
65.30%
38.29%
61.71%
47.27%
52.73% 54.05%
45.95%
2006 2007 2008 2009 2010
Struktur belanja daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2006-2010
Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-10
3.2.2. Analisis Pembiayaan
Tabel 3.8
Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sintang
Tabel 3.9
Komposisi Penutupan Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Sintang
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-11
Tabel 3.10
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Kabupaten Sintang
3.3. Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan terkait langsung dengan kemampuan pendapatan daerah
untuk membiayai berbagai program dan kegiatan pembangunan Kabupaten
Sintang lima tahun yang akan datang. Pengelolaan pendapatan daerah
diarahkan pada sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah menjadi
sumber penghasilan Kas Daerah dengan tetap mengupayakan sumber
pendapatan yang baru.
Berdasarkan perkembangan pendapatan daerah periode 2006-2010 prediksi
kemampuan pendapatan daerah Kabupaten Sintang tahun 2011 sampai tahun
2015, sebagai berikut:
Tabel 3.11
Prediksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang,
2011-2015
Sumber: Hasil proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2011-2015
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-12
Sebagaimana kondisi beberapa tahun sebelumnya, pada kurun tahun 2011-
2015 Pemerintah Kabupaten Sintang masih tetap mengandalkan sumber
pendanaan dari transfer pusat, dengan tetap mengupayakan peningkatan
sumber pendapatan lainnya yang berasal dari PAD maupun lain-lain
pendapatan daerah yang sah. Peningkatan pendapatan daerah diupayakan
seoptimal mungkin dalam rangka memperkecil pembiayaan netto.
Selain mengandalkan penerimaan dana perimbangan, untuk lima tahun
mendatang pendanaan pembangunan Kabupaten Sintang juga dimungkinkan
dari penerimaan sumber PAD seperti pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-
lain PAD yang sah. Berdasarkan perkembangan pendapatan asli daerah
periode 2006-2010, diprediksikan perolehan PAD Kabupaten Sintang tahun
2011 sampai tahun 2015, sebagai berikut:
Tabel 3.12
Prediksi PAD Kabupaten Sintang, 2011-2015
Sumber: Hasil proyeksi PAD Kabupaten Sintang, Tahun 2011-2015
Untuk mendukung kemampuan pendanaan pembangunan Kabupaten Sintang,
diperkirakan peningkatan penerimaan PAD sebagian diperoleh dari retribusi
daerah dan pajak daerah mengingat adanya perluasan objek pajak sejak
diberlakukannya Undang Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. Komponen lainnya yang diperkirakan mengalami
peningkatan adalah lain-lain PAD yang sah.
Penerimaan dana transfer dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah
provinsi diperkirakan akan meningkatkan kemampuan keuangan Kabupaten
Sintang untuk lima tahun mendatang. Mencermati penerimaan dana
perimbangan selama tahun 2006-2010, maka diprediksikan penerimaan dana
perimbangan untuk 5 (lima) tahun mendatang yakni tahun 2011-2015. Total
dana perimbangan tahun 2011 ditargetkan sebesar Rp 660,31 Milyar, dan
meningkat menjadi Rp 759,76 Milyar pada tahun 2015.
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-13
Tabel 3.13
Prediksi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten Sintang, 2011-2015
Sumber: Hasil proyeksi Dana Perimbangan Kabupaten Sintang, Tahun 2011-2015
Sebagian besar perolehan dana perimbangan berasal dari penerimaan Dana
Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Transfer dana pusat
dalam bentuk bagi hasil pajak (PPh pasal 21 dan PPh pasal 25/29) dan bagi
hasil bukan pajak (PSDH, sumberdaya perikanan, dan pertambangan umum),
serta dana perimbangan dari provinsi (termasuk dana bagi hasil pajak)
merupakan sumber pendanaan tambahan untuk mendukung pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan di Kabupaten Sintang.
Keseluruhan perkiraan pendapatan daerah Kabupaten Sintang diperuntukkan
untuk menunjang belanja daerah. Berdasarkan perkembangan belanja daerah
periode 2006-2010, diperkirakan kebutuhan belanja daerah Kabupaten Sintang
terus meningkat untuk beberapa tahun mendatang.
Tabel 3.14
Prediksi Belanja Daerah Kabupaten Sintang, 2011-2015
Sumber: Hasil proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2011-2015
Pada tahun 2011 proporsi belanja tidak langsung diperkirakan masih relatif
tinggi, mencapai 48,66% dari total belanja sebesar Rp 701,26 Milyar. Namun
seiring dengan meningkatnya kebutuhan pendanaan untuk pembiayaan sektor
publik, maka diperkirakan proporsi belanja tidak langsung semakin berkurang
pada tahun 2015, yakni hanya sekitar 43,38% dari total belanja sebesar Rp
828,53 Milyar.
Dengan demikian, kerangka pendanaan pembangunan dalam APBD Kabupaten
Sintang yang mencakup pendapatan daerah dan belanja daerah secara
keseluruhan menunjukkan trend kenaikan selama tahun 2011-2015, dengan
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-14
tetap mengupayakan pembiayaan netto yang semakin menurun dari tahun ke
tahun.
Tabel 3.15
Pengeluaran Periodik, Wajib, dan Mengikat Serta Prioritas Utama Kabupaten
Sintang
Tabel 3.16
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan
Daerah Kabupaten Sintang
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-15
Tabel 3.17
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Kabupaten Sintang

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii4545wr
 
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerahKajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerahHerry Prananto
 
Makalah bab 10 akuntansi sektor publik
Makalah bab 10 akuntansi sektor publikMakalah bab 10 akuntansi sektor publik
Makalah bab 10 akuntansi sektor publikAldy Lolowang
 
Makalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publikMakalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publikAjeng Pipit
 
Review jurnal Ekonomi
Review jurnal EkonomiReview jurnal Ekonomi
Review jurnal Ekonomisena gumelar
 
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...Operator Warnet Vast Raha
 
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riamaSurat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riamaRiama Desy Sibuea
 
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)Mohammad Ramadhan
 
FITRI/12160263
FITRI/12160263FITRI/12160263
FITRI/12160263Fitri408
 
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) haris
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) harisEkbis vol 2 2019 (autosaved) haris
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) harisHARISMM1
 
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riamaSurat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riamaRiama Desy Sibuea
 
Proposal Tesis Manajemen Keuangan Daerah
Proposal Tesis Manajemen  Keuangan DaerahProposal Tesis Manajemen  Keuangan Daerah
Proposal Tesis Manajemen Keuangan DaerahYakup, Jecko Tamaka
 
Tugas akuntansi pemerintah 1
Tugas akuntansi pemerintah 1Tugas akuntansi pemerintah 1
Tugas akuntansi pemerintah 1Marobo United
 
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdfKelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdfAdindaMaharani14
 
Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...
Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...
Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...Aktfe Ummy
 

Was ist angesagt? (20)

Analisis Ksesenjangan Pajak
Analisis Ksesenjangan PajakAnalisis Ksesenjangan Pajak
Analisis Ksesenjangan Pajak
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerahKajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
 
Makalah bab 10 akuntansi sektor publik
Makalah bab 10 akuntansi sektor publikMakalah bab 10 akuntansi sektor publik
Makalah bab 10 akuntansi sektor publik
 
Makalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publikMakalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publik
 
Review jurnal Ekonomi
Review jurnal EkonomiReview jurnal Ekonomi
Review jurnal Ekonomi
 
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
 
Makalah perpajakan lusi manullang
Makalah perpajakan lusi manullangMakalah perpajakan lusi manullang
Makalah perpajakan lusi manullang
 
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riamaSurat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
 
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
 
FITRI/12160263
FITRI/12160263FITRI/12160263
FITRI/12160263
 
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) haris
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) harisEkbis vol 2 2019 (autosaved) haris
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) haris
 
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riamaSurat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
 
Amelia hasanah 12160137
Amelia hasanah 12160137Amelia hasanah 12160137
Amelia hasanah 12160137
 
Proposal Tesis Manajemen Keuangan Daerah
Proposal Tesis Manajemen  Keuangan DaerahProposal Tesis Manajemen  Keuangan Daerah
Proposal Tesis Manajemen Keuangan Daerah
 
Tugas akuntansi pemerintah 1
Tugas akuntansi pemerintah 1Tugas akuntansi pemerintah 1
Tugas akuntansi pemerintah 1
 
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdfKelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
 
Asdasda
AsdasdaAsdasda
Asdasda
 
Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...
Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...
Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...
 
Latar Belakang Penelitian
Latar Belakang PenelitianLatar Belakang Penelitian
Latar Belakang Penelitian
 

Andere mochten auch

Протокол № 16-15ок заседания Комиссии по вопросам градостроительства, землепо...
Протокол № 16-15ок заседания Комиссии по вопросам градостроительства, землепо...Протокол № 16-15ок заседания Комиссии по вопросам градостроительства, землепо...
Протокол № 16-15ок заседания Комиссии по вопросам градостроительства, землепо...Дарья Каштанова
 
Dr. Becky R. Batteen-Resume-2016
Dr. Becky R. Batteen-Resume-2016Dr. Becky R. Batteen-Resume-2016
Dr. Becky R. Batteen-Resume-2016Dr Becky Batteen
 
Robin.Graff resume
Robin.Graff resumeRobin.Graff resume
Robin.Graff resumeRobin Graff
 
Towards a more dynamic Museu Picasso Barcelona through the web 2.0
Towards a more dynamic Museu Picasso Barcelona through the web 2.0Towards a more dynamic Museu Picasso Barcelona through the web 2.0
Towards a more dynamic Museu Picasso Barcelona through the web 2.0Jacqueline Glarner
 
PCAST Talk 2011
PCAST Talk 2011PCAST Talk 2011
PCAST Talk 2011Ashwin Ram
 
How can we rely upon Social Network Measures? Agent-base modelling as the nex...
How can we rely upon Social Network Measures? Agent-base modelling as the nex...How can we rely upon Social Network Measures? Agent-base modelling as the nex...
How can we rely upon Social Network Measures? Agent-base modelling as the nex...Bruce Edmonds
 
Simulating Superdiversity
Simulating Superdiversity Simulating Superdiversity
Simulating Superdiversity Bruce Edmonds
 
Clean india campaign
Clean india campaignClean india campaign
Clean india campaignAkash Molla
 
Peter Opsvik's Philosophy of Sitting
Peter Opsvik's Philosophy of SittingPeter Opsvik's Philosophy of Sitting
Peter Opsvik's Philosophy of SittingErgomonkey
 

Andere mochten auch (11)

State management servlet
State management servletState management servlet
State management servlet
 
Протокол № 16-15ок заседания Комиссии по вопросам градостроительства, землепо...
Протокол № 16-15ок заседания Комиссии по вопросам градостроительства, землепо...Протокол № 16-15ок заседания Комиссии по вопросам градостроительства, землепо...
Протокол № 16-15ок заседания Комиссии по вопросам градостроительства, землепо...
 
Dr. Becky R. Batteen-Resume-2016
Dr. Becky R. Batteen-Resume-2016Dr. Becky R. Batteen-Resume-2016
Dr. Becky R. Batteen-Resume-2016
 
Robin.Graff resume
Robin.Graff resumeRobin.Graff resume
Robin.Graff resume
 
Towards a more dynamic Museu Picasso Barcelona through the web 2.0
Towards a more dynamic Museu Picasso Barcelona through the web 2.0Towards a more dynamic Museu Picasso Barcelona through the web 2.0
Towards a more dynamic Museu Picasso Barcelona through the web 2.0
 
PCAST Talk 2011
PCAST Talk 2011PCAST Talk 2011
PCAST Talk 2011
 
How can we rely upon Social Network Measures? Agent-base modelling as the nex...
How can we rely upon Social Network Measures? Agent-base modelling as the nex...How can we rely upon Social Network Measures? Agent-base modelling as the nex...
How can we rely upon Social Network Measures? Agent-base modelling as the nex...
 
Simulating Superdiversity
Simulating Superdiversity Simulating Superdiversity
Simulating Superdiversity
 
Clean india campaign
Clean india campaignClean india campaign
Clean india campaign
 
Deut ppt-017
Deut ppt-017Deut ppt-017
Deut ppt-017
 
Peter Opsvik's Philosophy of Sitting
Peter Opsvik's Philosophy of SittingPeter Opsvik's Philosophy of Sitting
Peter Opsvik's Philosophy of Sitting
 

Ähnlich wie Pad sintang

Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjCahyo Wiryanto
 
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009Ade Suerani
 
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...Ade Suerani
 
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdfWildaFatmala
 
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdfPPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdfAsepSuparman21
 
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesaPerlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesariyanto apri
 
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0Pandu Widiarto
 
Tinjauan apbd ntb sept 2014
Tinjauan apbd ntb sept 2014Tinjauan apbd ntb sept 2014
Tinjauan apbd ntb sept 2014ErvynKaffah
 
Kendala Dan Capaian Program Penanggulangan Kemiskinan 2009
Kendala Dan Capaian Program Penanggulangan Kemiskinan 2009Kendala Dan Capaian Program Penanggulangan Kemiskinan 2009
Kendala Dan Capaian Program Penanggulangan Kemiskinan 2009khoiril anwar
 
LAKIP BP2RD Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2019
LAKIP BP2RD Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2019LAKIP BP2RD Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2019
LAKIP BP2RD Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2019benfrizs malau
 
16 penjabaran papbd 2019
16 penjabaran papbd 201916 penjabaran papbd 2019
16 penjabaran papbd 2019pandirambo900
 
Rlppd tahun 2019
Rlppd tahun 2019Rlppd tahun 2019
Rlppd tahun 2019AkB
 
16 penjabaran papbd 2018
16 penjabaran papbd 201816 penjabaran papbd 2018
16 penjabaran papbd 2018pandirambo900
 

Ähnlich wie Pad sintang (20)

Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
 
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
 
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
 
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
 
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdfPPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
 
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesaPerlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
 
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
 
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
 
Tinjauan apbd ntb sept 2014
Tinjauan apbd ntb sept 2014Tinjauan apbd ntb sept 2014
Tinjauan apbd ntb sept 2014
 
Kendala Dan Capaian Program Penanggulangan Kemiskinan 2009
Kendala Dan Capaian Program Penanggulangan Kemiskinan 2009Kendala Dan Capaian Program Penanggulangan Kemiskinan 2009
Kendala Dan Capaian Program Penanggulangan Kemiskinan 2009
 
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdfSLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Draf rancangan-rpjpd-2010
Draf rancangan-rpjpd-2010Draf rancangan-rpjpd-2010
Draf rancangan-rpjpd-2010
 
LAKIP BP2RD Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2019
LAKIP BP2RD Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2019LAKIP BP2RD Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2019
LAKIP BP2RD Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2019
 
16 penjabaran papbd 2019
16 penjabaran papbd 201916 penjabaran papbd 2019
16 penjabaran papbd 2019
 
KUA PPAS Kota Singkawang Tahun 2016
KUA PPAS Kota Singkawang Tahun 2016KUA PPAS Kota Singkawang Tahun 2016
KUA PPAS Kota Singkawang Tahun 2016
 
Dinas pendidikan
Dinas pendidikanDinas pendidikan
Dinas pendidikan
 
Rlppd tahun 2019
Rlppd tahun 2019Rlppd tahun 2019
Rlppd tahun 2019
 
16 penjabaran papbd 2018
16 penjabaran papbd 201816 penjabaran papbd 2018
16 penjabaran papbd 2018
 

Pad sintang

  • 1. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-1 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa lalu Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Sintang diselenggarakan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, serta Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 3.1.1. Pengelolaan Pendapatan Daerah Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dan Undang- undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sumber pendapatan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Sintang meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sintang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik daerah/hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Sedangkan Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil Pajak, dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak. Selama tahun 2006-2010, pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Sintang rata-rata sebesar 7,02% per tahun. Untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD), meski sumbangannya dalam total pendapatan daerah relatif masih kecil namun rata-rata pertumbuhan PAD (11,13% per tahun) lebih tinggi dibandingkan
  • 2. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-2 dengan rata-rata pertumbuhan penerimaan dana perimbangan (3,73% per tahun). Tabel 3.1 Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2006-2010 (Milyar Rp) Tahun P.A.D Dana Perimbangan Lain2 Pendptn Daerah Yang Sah TOTAL PENDAPATAN DAERAH 2006 18.61 504.59 9.64 532.84 2007 20.02 556.62 9.24 585.88 2008 28.45 640.43 35.13 704.01 2009 29.12 583.56 41.14 653.82 2010 26.93 574.40 85.81 687.14 Sumber: Rekapitulasi APBD Kabupaten Sintang, 2006-2010. Pendapatan daerah pada 2008 mengalami peningkatan 20,16% dibandingan tahun sebelumnya, dan pada tahun 2009 terjadi penurunan sebesar 7,13%. Memasuki tahun 2010, pendapatan daerah kembali mengalami peningkatan sebesar 5,10%. Gambar 3.1 Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2006-2010 (Milyar Rp) Sumber pendapatan daerah yang utama bagi Kabupaten Sintang berasal dari dana perimbangan, rata-rata kontribusi sebesar 90,70% per tahun selama periode 2006-2010. Pada periode yang sama, kontribusi PAD dalam pendapatan daerah rata-rata sekitar 3,86% per tahun dan kontribusi Lain-lain PAD yang sah rata-rata sekitar 5,43%. Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2006-2010 PAD 3.49% 3.42% 4.04% 4.45% 3.92% Dana Perimbangan 94.70% 95.01% 90.97% 89.25% 83.59% Lain2 Pendptn Daerah Yang Sah 1.81% 1.58% 4.99% 6.29% 12.49% 2006 2007 2008 2009 2010
  • 3. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-3 Struktur pendapatan daerah demikian mencerminkan terbatasnya kemampuan keuangan daerah Kabupaten Sintang dari sumber-sumber lokal. Mencermati struktur pendapatan daerah di atas, tantangan pengelolaan pendapatan daerah di masa mendatang adalah perlunya optimalisasi sumber-sumber potensial pendapatan daerah dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan fiskal sehingga ketergantungan terhadap dana perimbangan secara bertahap dapat dikurangi. Selanjutnya, kemampuan penerimaan PAD berimplikasi langsung dengan upaya untuk meningkatkan pelayanan dan kegiatan pembangunan lainnya. Oleh karenanya, pengelolaan PAD di Kabupaten Sintang pada kurun waktu 2006-2010 diupayakan pada intensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah, penerimaan hasil laba BUMD dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta penerimaan lain-lain PAD yang sah mengingat sumber- sumber PAD ini sangat strategis. Peluang peningkatan PAD dimungkinkan sejak diberlakukannya Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 dengan adanya penambahan objek pajak baru sehingga optimalisasi penerimaan daerah diupayakan dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam membayar pajak maupun retribusi. Berbagai langkah yang telah dilakukan untuk mengoptimalkan PAD antara lain adalah pendataan objek dan subjek pajak serta sosialisasi dan penyuluhan pajak dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat membayar pajak. Langkah lain yang telah dilakukan adalah penguatan koordinasi antar dinas/instansi pemungut. Penerimaan retribusi daerah selama tahun 2006-2010 cenderung melebihi penerimaan pajak daerah. Dalam dua tahun terakhir, retribusi daerah menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Tabel 3.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sintang Tahun 2006-2010 (Juta Rp) Tahun Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Lain2 PAD Yang Sah TOTAL PAD 2006 1.175,12 9.083,79 - 8.352,86 18.611,76 2007 1.279,98 5.187,25 2.016,00 11.540,16 20.023,39 2008 2.706,18 9.666,45 - 16.074,05 28.446,68 2009 2.304,67 9.846,64 2.685,90 14.279,76 29.116,97 2010 2.245,70 12.292,99 2.919,00 9.472,22 26.929,91 Sumber: Rekapitulasi APBD Kabupaten Sintang, 2006-2010.
  • 4. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-4 Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan sumber utama PAD (pajak daerah dan retribusi daerah) ternyata lebih rendah dibandingkan dengan Lain- lain PAD yang sah. Penerimaan lain-lain PAD yang sah menunjukkan kontribusi yang sangat signifikan, dan menjadi dominan dalam struktur PAD Kabupaten Sintang. Gambar 3.2 Struktur Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sintang Tahun 2006-2010 (Juta Rp) Struktur PAD Kabupaten Sintang Tahun 2006-2010 Pajak Daerah 6.31% 6.39% 9.51% 7.92% 8.34% Retribusi Daerah 48.81% 25.91% 33.98% 33.82% 45.65% Hsl Pengel. Kkyn Daerah 0.00% 10.07% 0.00% 9.22% 10.84% Lain2 PAD Yang Sah 44.88% 57.63% 56.51% 49.04% 35.17% 2006 2007 2008 2009 2010 Selama tahun 2006-2010, Lain-lain PAD yang sah menyumbang PAD rata-rata sebesar 48,6% per tahun, retribusi daerah rata-rata sebesar 37,6% per tahun, dan pajak daerah sebesar 7,5% per tahun. Sedangkan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan hanya memberikan kontribusi dalam PAD Kabupaten Sintang rata-rata sebesar 6,0% per tahun. Mengingat rendahnya kemampuan perpajakan daerah (local taxing power) selama ini, maka tantangan pengelolaan PAD dalam lima tahun mendatang antara lain adalah perlunya pengembangan kegiatan ekonomi daerah, pembenahan administrasi dan perbaikan pelayanan perpajakan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak daerah khususnya dan PAD pada umumnya. Penerimaan pajak daerah Kabupaten Sintang selama ini mengandalkan pada pungutan pajak penerangan jalan, pajak restoran, dan pajak pengambilan bahan galian C. Sementara penerimaan pajak reklame, pajak hotel dan pajak hiburan belum memberikan kontribusi yang memadai. Namun dengan penambahan objek pajak kabupaten menjadi 11 jenis pajak (ekstensifikasi reguler melalui UU No. 28 Tahun 2009) maka potensi peningkatan penerimaan pajak daerah masih memungkinkan untuk dioptimalkan.
  • 5. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-5 Mencermati peluang peningkatan perpajakan daerah saat ini, peningkatan PAD Kabupaten Sintang dalam lima tahun mendatang dapat ditempuh antara lain dengan melakukan pemutakhiran data objek dan subjek pajak dan retribusi, pembenahan dan peningkatan sistem administrasi, mengefektifkan penagihan, dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan pelayanan publik, mengoptimalkan pengelolaan kekayaan dan asset daerah, dan memberikan kemudahan perijinan usaha. Tabel 3.3 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2006-2010
  • 6. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-6 Tabel 3.4 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Sintang
  • 7. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-7 Tabel 3.5 Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Sintang No. Uraian 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) Keterangan 1. Rasio lancar (current ratio) 22,79 2.013,26 58,45 Aktiva Lancar dibagi Hutang Lancar 2. Rasio quick (quick ratio) 21,41 1.935,23 56,59 Aktiva Lancar dikurangi persediaan dibagi hutang lancar 3. Rasio total hutang terhadap total aset 0,00 0,00 0,00 Total hutang dibagi total aktiva 4. Rasio hutang terhadap modal 0,00 0,00 0,00 Total hutang dibagi total modal Catatan : Aktiva Lancar 97.669.959.457,57 96.920.301.582,60 114.979.102.705,06 Hutang Lancar 4.284.855.275,00 48.140.900,00 1.967.246.482,00 Persediaan 5.910.561.853,00 3.756.403.689,00 3.661.113.534,00 Total Hutang 4.284.855.275,00 48.140.900,00 1.967.246.482,00 Total Modal (Ekuitas) 1.267.028.766.606,21 1.395.035.406.572,57 1.514.028.554.687,18 Total Aktiva 1.271.313.621.881,21 1.395.083.547.472,57 1.515.995.801.169,18 3.1.2. Pengelolaan Belanja Daerah Pengelolaan belanja daerah merupakan bagian dari pelaksanaan program pembangunan untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan. Oleh karenanya, pengelolaan belanja daerah Kabupaten Sintang didasarkan pada anggaran berbasis kinerja dengan orientasi pada pencapaian hasil, dan prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas. Belanja daerah diarahkan/difokuskan pada pelaksanaan program-program dan kegiatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pemenuhan kebutuhan infrastruktur daerah secara bertahap mulai dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya, anggaran belanja diklasifikasikan menurut belanja tidak langsung/belanja aparatur dan belanja langsung/belanja pelayanan publik. Baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung disusun berdasarkan prinsip efisiensi, efektivitas, ekonomis dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing unit kerja. Pengelolaan belanja yang utama adalah meningkatkan efisiensi melalui anggaran berbasis kinerja, meningkatkan pelayanan publik, dan mengedepankan alokasi belanja yang ideal antara belanja tidak langsung dengan belanja langsung. Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak secara langsung berkaitan dengan program/kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja. Belanja tidak langsung diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan operasional pemerintahan. Sedangkan belanja langsung adalah belanja yang dialokasikan
  • 8. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-8 untuk melaksanakan suatu program atau kegiatan tertentu. Belanja langsung diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas tingkat kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan kependidikan dan kesehatan, penyediaan infrastruktur dasar, serta menggiatkan pembangunan seperti penciptaan lapangan kerja, penanggulangan pengangguran dan kemiskinan. Belanja daerah Kabupaten Sintang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kebutuhan pembangunan. Peningkatan cukup besar pada belanja daerah terjadi pada tahun 2006. Semula belanja daerah sebesar Rp 292,21 Milyar pada tahun 2005, dan meningkat menjadi Rp 547,90 Milyar pada tahun 2006. Memasuki tahun 2008, alokasi belanja kembali mengalami peningkatan, menjadi Rp 769,98 Milyar (tahun 2007=Rp 658,36 Milyar). Pada tahun 2008, alokasi terbesar untuk belanja tidak langsung adalah pada belanja pegawai. Pada tahun 2010 terjadi lagi kenaikan volume belanja daerah Kabupaten Sintang secara keseluruhan dibandingkan tahun 2009, dan tetap disertai dengan peningkatan alokasi belanja tidak langsung. Peningkatan belanja pada kelompok ini dikarenakan belanja pegawai mengalami kenaikan cukup tajam. Sementara belanja langsung mengalami penurunan, yakni dari Rp 371,24 Milyar menjadi Rp 355,88 Milyar. Tabel 3.6 Belanja Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2006-2010 (Juta Rp) Kelompok Belanja 2006 2007 2008 2009 2010 I. Belanja Tidak Langsung 230.03 228.45 294.81 332.80 418.64 1. Belanja Pegawai 204.89 181.21 232.21 267.56 329.21 2. Belanja Bunga - 2.00 2.30 - - 3. Belanja Subsidi - - - 3.14 10.51 4. Belanja Hibah - - 0.94 8.64 28.04 5. Belanja Bantuan Sosial - 14.60 21.81 8.19 7.56 6. Belanja Bagi Hasil kpd Pem. - - - - - 7. Blnj. Bantuan Keu. kpd Pem.Desa 23.69 28.71 37.05 44.71 43.11 8. Belanja Tidak Terduga 1.45 1.93 0.50 0.56 0.21 II. Belanja Langsung 317.87 429.91 475.17 371.24 355.88 1. Belanja Pegawai - 43.97 44.84 41.20 27.14 2. Belanja Barang dan Jasa - 170.49 200.51 190.47 180.46 3. Belanja Modal - 215.45 229.82 139.57 148.28 Total Belanja (I + II) 547.90 658.36 769.98 704.04 774.52 Sumber: Rekapitulasi APBD Kabupaten Sintang, 2006-2010. Perkembangan struktur belanja daerah selama tahun 2008-2010 menunjukkan trend peningkatan belanja tidak langsung dari tahun ke tahun. Meningkatnya alokasi belanja pegawai menjadikan proporsi belanja langsung mengalami penurunan cukup tajam dalam dua tahun terakhir ini. Struktur belanja daerah menjadi kurang berimbang, dan puncaknya terjadi pada tahun 2010 ketika
  • 9. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-9 proporsi belanja tidak langsung lebih tinggi dibandingkan dengan belanja langsung. Gambar 3.3 Struktur Belanja Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2006-2010 (Juta Rp) Meski belanja langsung mengalami penurunan, namun komponen belanja modal terjadi peningkatan alokasi belanja. Sejalan dengan meningkatnya penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, kegiatan pembangunan dan pelayanan publik di Kabupaten Sintang di masa mendatang, memberikan konsekwensinya bahwa kemampuan keuangan daerah juga harus diupayakan meningkat seirama dengan peningkatan belanja daerah. 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu 3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran Tabel 3.7 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Sintang No. Uraian Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (Rp.) Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) (Rp.) Prosentase (a) (b) (a)/(b)x 100% 1. Tahun Anggaran 2008 348.663.190.618,85 785.766.019.416,45 44,37 2. Tahun Anggaran 2009 357.808.692.682,28 712.326.347.392,15 50,23 3. Tahun Anggaran 2010 416.686.170.207,52 775.263.292.097,43 53,75 41.98% 58.02% 34.70% 65.30% 38.29% 61.71% 47.27% 52.73% 54.05% 45.95% 2006 2007 2008 2009 2010 Struktur belanja daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2006-2010 Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
  • 10. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-10 3.2.2. Analisis Pembiayaan Tabel 3.8 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sintang Tabel 3.9 Komposisi Penutupan Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sintang
  • 11. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-11 Tabel 3.10 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Sintang 3.3. Kerangka Pendanaan Kerangka pendanaan terkait langsung dengan kemampuan pendapatan daerah untuk membiayai berbagai program dan kegiatan pembangunan Kabupaten Sintang lima tahun yang akan datang. Pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah menjadi sumber penghasilan Kas Daerah dengan tetap mengupayakan sumber pendapatan yang baru. Berdasarkan perkembangan pendapatan daerah periode 2006-2010 prediksi kemampuan pendapatan daerah Kabupaten Sintang tahun 2011 sampai tahun 2015, sebagai berikut: Tabel 3.11 Prediksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang, 2011-2015 Sumber: Hasil proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2011-2015
  • 12. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-12 Sebagaimana kondisi beberapa tahun sebelumnya, pada kurun tahun 2011- 2015 Pemerintah Kabupaten Sintang masih tetap mengandalkan sumber pendanaan dari transfer pusat, dengan tetap mengupayakan peningkatan sumber pendapatan lainnya yang berasal dari PAD maupun lain-lain pendapatan daerah yang sah. Peningkatan pendapatan daerah diupayakan seoptimal mungkin dalam rangka memperkecil pembiayaan netto. Selain mengandalkan penerimaan dana perimbangan, untuk lima tahun mendatang pendanaan pembangunan Kabupaten Sintang juga dimungkinkan dari penerimaan sumber PAD seperti pajak daerah, retribusi daerah, dan lain- lain PAD yang sah. Berdasarkan perkembangan pendapatan asli daerah periode 2006-2010, diprediksikan perolehan PAD Kabupaten Sintang tahun 2011 sampai tahun 2015, sebagai berikut: Tabel 3.12 Prediksi PAD Kabupaten Sintang, 2011-2015 Sumber: Hasil proyeksi PAD Kabupaten Sintang, Tahun 2011-2015 Untuk mendukung kemampuan pendanaan pembangunan Kabupaten Sintang, diperkirakan peningkatan penerimaan PAD sebagian diperoleh dari retribusi daerah dan pajak daerah mengingat adanya perluasan objek pajak sejak diberlakukannya Undang Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Komponen lainnya yang diperkirakan mengalami peningkatan adalah lain-lain PAD yang sah. Penerimaan dana transfer dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah provinsi diperkirakan akan meningkatkan kemampuan keuangan Kabupaten Sintang untuk lima tahun mendatang. Mencermati penerimaan dana perimbangan selama tahun 2006-2010, maka diprediksikan penerimaan dana perimbangan untuk 5 (lima) tahun mendatang yakni tahun 2011-2015. Total dana perimbangan tahun 2011 ditargetkan sebesar Rp 660,31 Milyar, dan meningkat menjadi Rp 759,76 Milyar pada tahun 2015.
  • 13. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-13 Tabel 3.13 Prediksi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten Sintang, 2011-2015 Sumber: Hasil proyeksi Dana Perimbangan Kabupaten Sintang, Tahun 2011-2015 Sebagian besar perolehan dana perimbangan berasal dari penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Transfer dana pusat dalam bentuk bagi hasil pajak (PPh pasal 21 dan PPh pasal 25/29) dan bagi hasil bukan pajak (PSDH, sumberdaya perikanan, dan pertambangan umum), serta dana perimbangan dari provinsi (termasuk dana bagi hasil pajak) merupakan sumber pendanaan tambahan untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di Kabupaten Sintang. Keseluruhan perkiraan pendapatan daerah Kabupaten Sintang diperuntukkan untuk menunjang belanja daerah. Berdasarkan perkembangan belanja daerah periode 2006-2010, diperkirakan kebutuhan belanja daerah Kabupaten Sintang terus meningkat untuk beberapa tahun mendatang. Tabel 3.14 Prediksi Belanja Daerah Kabupaten Sintang, 2011-2015 Sumber: Hasil proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2011-2015 Pada tahun 2011 proporsi belanja tidak langsung diperkirakan masih relatif tinggi, mencapai 48,66% dari total belanja sebesar Rp 701,26 Milyar. Namun seiring dengan meningkatnya kebutuhan pendanaan untuk pembiayaan sektor publik, maka diperkirakan proporsi belanja tidak langsung semakin berkurang pada tahun 2015, yakni hanya sekitar 43,38% dari total belanja sebesar Rp 828,53 Milyar. Dengan demikian, kerangka pendanaan pembangunan dalam APBD Kabupaten Sintang yang mencakup pendapatan daerah dan belanja daerah secara keseluruhan menunjukkan trend kenaikan selama tahun 2011-2015, dengan
  • 14. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-14 tetap mengupayakan pembiayaan netto yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Tabel 3.15 Pengeluaran Periodik, Wajib, dan Mengikat Serta Prioritas Utama Kabupaten Sintang Tabel 3.16 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Sintang
  • 15. RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-15 Tabel 3.17 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Sintang