SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
Downloaden Sie, um offline zu lesen
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR49 TAHUN 2018
TENTANG
PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA ATAP
OLEH KONSUMEN PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA(PERSERO)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk percepatan peningkatan pemanfaatan
energi bam dan energi terbarukan dalam bauran energi
nasional serta peningkatan eflsiensi energi sesuai dengan
target Kebijakan Energi Nasional, perlu mendorong
pemanfaatan energi surya yang ramah lingkungan untuk
pembangkitan tenaga listrik menggunakan sistem
pembangkit listrik tenaga surya atap oleh konsumen PT
Pemsahaan Listrik Negara (Persero) untuk kepentingan
sendiri;
b. bahwa untuk mendorong pemanfaatan energi surya
untuk pembangkitan tenaga listrik menggunakan sistem
pembangkit listrik tenaga surya atap oleh konsumen
PT Pemsahaan Listrik Negara (Persero) untuk
kepentingan sendiri sebagaimana dimaksud dalam humf
a, perlu mengatur ketentuan mengenai tata eara
permohonan, pembangunan, pemasangan, dan
perhitungan nilai energi listrik dari sistem pembangkit
listrik tenaga surya atap;
- 2 -
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Atap oleh Konsumen PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4746);
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5052);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang
Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 28,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5281) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5530);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang
Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 141, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5326);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Kebijakan Energi Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 300, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5609);
3 -
6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 132)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 289);
7. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang
Rencana Umum Energi Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 43);
8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 782);
9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 38 Tahun 2018 tentang Tata Cara Akreditasi dan
Sertiflkasi Ketenagalistrikan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 853);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL TENTANG PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA SURYA ATAP OLEH KONSUMEN PT
PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA(PERSERO).
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap yang
selanjutnya disebut Sistem PLTS Atap adalah proses
pembangkitan tenaga listrik menggunakan modul
fotovoltaik yang dipasang dan diletakkan pada atap,
dinding, atau bagian lain dari bangunan milik konsumen
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) serta
menyalurkan energi listrik melalui sistem sambungan
listrik konsumen PT Perusahaan Listrik Negara(Persero).
- 4
2. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang selanjutnya
disebut PT PLN (Persero) adalah badan usaha milik
negara yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk
Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero).
3. Konsumen PT PLN (Persero) adalah setiap orang, badan
usaha, atau badan/lembaga lainnya yang membeli
tenaga listrik dari PT PLN (Persero).
4. Pelanggan PLTS Atap adalah Konsumen PT PLN (Persero)
yang telah memasang Sistem PLTS Atap.
5. kWh Ekspor adalah jumlah energi listrik yang disalurkan
dari sistem instalasi Pelanggan PLTS Atap ke sistem
jaringan PT PLN (Persero) yang tercatat pada meter kWh
ekspor-impor.
6. kWh Impor adalah jumlah energi listrik yang diterima
oleh sistem instalasi Pelanggan PLTS Atap dari sistem
jaringan PT PLN (Persero) yang tercatat pada meter kWh
ekspor-impor.
7. Badan Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik yang
selanjutnya disebut Badan Usaha adalah badan usaha
yang telah memiliki sertifikat badan usaha
ketenagalistrikan dan izin usaha jasa penunjang tenaga
listrik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang ketenagalistrikan.
8. Lembaga Inspeksi Teknik Tenaga Listrik yang selanjutnya
disebut LIT adalah badan usaha atau lembaga milik
pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang
melakukan usahajasa penunjang tenaga listrik di bidang
pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik.
9. Sertifikat Laik Operasi yang selanjutnya disingkat SLO
adalah bukti pengakuan formal suatu instalasi tenaga
listrik telah berfungsi sebagaimana kesesuaian
persyaratan yang ditentukan dan dinyatakan siap
dioperasikan.
- 5
10. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral.
11. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan
Konservasi Energi yang selanjutnya disebut Dirjen
EBTKE adalah direktur jenderal yang mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan
pengawasan kegiatan panas bumi, bioenergi, aneka
energi baru dan energi terbarukan, dan konservasi
energi.
12. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan yang selanjutnya
disebut Dirjen Ketenagalistrikan adalah direktur jenderal
yang mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan,
pengusahaan, keteknikan, keselamatan kerja, dan
lingkungan di bidang ketenagalistrikan
BAB 11
PENGGUNAAN SISTEM PLTS ATAP
Pasal 2
Penggunaan Sistem PLTS Atap bertujuan untuk menghemat
tagihan listrik Pelanggan PLTS Atap.
Pasal 3
(1) Sistem PLTS Atap meliputi modul surya, inverter,
sambungan listrik, sistem pengaman, dan meter kWh
ekspor-impor.
(2) Diagram instalasi Sistem PLTS Atap tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
(3) Penggunaan Sistem PLTS Atap wajib memperhatikan
keamanan dan keandalan operasi jaringan tenaga listrik
PT PLN (Persero) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan.
- 6
(4) Penggunaan Sistem PLTS Atap harus mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
penggunaan barang/jasa dalam negeri.
(5) Sistem PLTS Atap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak dikenai biaya kapasitas {capacity charge) dan biaya
pembelian energi listrik darurat {emergency energy
charge) yang merupakan bagian dari biaya operasi
paralel.
Pasal 4
Untuk menjamin keamanan dan keandalan operasijaringan
tenaga listrik PT PLN (Persero), instalasi Sistem PLTS Atap
wajib mengikuti Standar Nasional Indonesia, standar
internasional, dan/atau standar PT PLN (Persero).
Pasal 5
(1) Kapasitas Sistem PLTS Atap dibatasi paling tinggi 100%
(seratus persen) dari daya tersambung Konsumen PT PLN
(Persero).
(2) Kapasitas Sistem PLTS Atap sebagaimana dimaksud pada
ayat(1) ditentukan dengan kapasitas total inverter.
BAB 111
PERHITUNGAN EKSPOR DAN IMPOR ENERGI LISTRIK
DARI SISTEM PLTS ATAP
Pasal 6
(1) Energi listrik Pelanggan PLTS Atap yang diekspor
dihitung berdasarkan nilai kWh Ekspor yang tercatat
pada meter kWh ekspor-impor dikali 65% (enam puluh
lima persen).
(2) Perhitungan energi listrik Pelanggan PLTS Atap dilakukan
setiap bulan berdasarkan selisih antara nilai kWh Impor
dengan nilai kWh Ekspor.
7 -
(3) Dalam haljumlah energi listrik yang diekspor lebih besar
dari jumlah energi listrik yang diimpor pada bulan
berjalan, selisih lebih akan diakumulasikan dan
diperhitungkan sebagai pengurang tagihan listrik bulan
berikutnya.
(4) Selisih lebih yang diperhitungkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diakumulasikan paling lama 3
bulan untuk perhitungan periode tagihan listrik bulan
Januari sampai dengan Maret, April sampai dengan Juni,
Juli sampai dengan September, atau Oktober sampai
dengan Desember.
(5) Dalam hal akumulasi selisih lebih sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) masih tersisa setelah
perhitungan periode tagihan listrik bulan Maret, Juni,
September atau bulan Desember tahun berjalan, selisih
lebih dimaksud akan dinihilkan dan perhitungan selisih
lebih dimulai kembali pada periode tagihan listrik bulan
April, Juli, dan Oktober tahun berjalan atau bulan
Januari tahun berikutnya.
BAB IV
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SISTEM PLTS ATAP
Bagian Kesatu
Permohonan
Pasal 7
(1) Konsumen PT PLN (Persero) yang berminat membangun
dan memasang Sistem PLTS Atap hams mengajukan
permohonan pembangunan dan pemasangan Sistem
PLTS Atap kepada General Manager Unit Induk
Wilayah/Distribusi PT PLN (Persero) yang dilengkapi
persyaratan administrasi dan persyaratan teknis.
(2) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit memuat Nomor Identitas
Konsumen PT PLN (Persero).
8 -
(3) Dalam hal permohonan pembangunan dan pemasangan
Sistem PLTS Atap dilakukan oleh Konsumen PT PLN
(Persero) dengan mekanisme pembayaran tarif tenaga
listrik prabayar, selain melampirkan persyaratan
administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Konsumen PT PLN (Persero) juga harus melampirkan
permohonan perubahan mekanisme pembayaran tenaga
listrik prabayar menjadi pascabayar.
(4) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
a. besaran daya terpasang Sistem PLTS Atap;
b. spesifikasi teknis peralatan yang akan dipasang; dan
c. diagram satu garis.
(5) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada PT PLN (Persero) dengan format
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini dan
ditembuskan kepada Dirjen Ketenagalistrikan dan Dirjen
EBTKE.
(6) PT PLN (Persero) melakukan evaluasi dan verifikasi untuk
pemberian persetujuan terhadap permohonan Konsumen
PT PLN (Persero) paling lama 15 (lima belas) hari kerja
sejak permohonan diterima secara lengkap.
(7) Dalam hal permohonan Konsumen PT PLN (Persero)
belum memenuhi persyaratan administrasi dan/atau
persyaratan teknis, PT PLN (Persero) menyampaikan
pemberitahuan tertulis mengenai kekurangan
persyaratan yang harus dilengkapi paling lambat 2(dua)
hari kerja setelah evaluasi dan verifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat(6).
(8) Konsumen PT PLN (Persero) dapat menyampaikan
kekurangan kelengkapan persyaratan paling lambat 15
(lima belas) hari kerja setelah pemberitahuan tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diterima oleh
Konsumen PT PLN (Persero).
9 -
Pasal 8
Konsumen PT PLN (Persero) yang melakukan pembangunan
dan pemasangan Sistem PLTS Atap dengan daya terpasang
lebih tinggi dari 200 (dua ratus) kVA wajib memiliki izin
operasi sesuai dengan ketentuan peraturan pemndang-
undangan di bidang ketenagalistrikan.
Pasal 9
(1) PT PLN (Persero) wajib menyetujui permohonan
perubahan mekanisme pembayaran tarif tenaga listrik
prabayar menjadi pascabayar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat(3).
(2) PT PLN (Persero) wajib mengubah mekanisme
pembayaran tarif tenaga listrik prabayar menjadi
pascabayar setelah memberikan persetujuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat(6).
Bagian Kedua
Pembangunan dan Pemasangan
Pasal 10
(1) Sistem PLTS Atap hanya dapat dibangun dan dipasang
oleh Konsumen PT PLN (Persero) setelah mendapatkan
persetujuan PT PLN (Persero) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat(6).
(2) Pelaksanaan pembangunan dan pemasangan Sistem
PLTS Atap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
dilakukan oleh:
a. Badan Usaha pembangunan dan pemasangan
Sistem PLTS Atap; atau
b. lembaga milik pemerintah pusat atau lembaga milik
pemerintah daerah yang melakukan usaha jasa
pembangunan dan pemasangan pembangkit listrik
tenaga energi baru lainnya dan tenaga energi
terbarukan lainnya.
- 10 -
(3) Badan Usaha atau lembaga milik pemerintah pusat atau
lembaga milik pemerintah daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) yang melakukan pembangunan dan
pemasangan Sistem PLTS Atap dipublikasikan pada
laman Direktorat Jenderal Energi Bam,Terbarukan dan
Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan,
dan PT PLN (Persero).
Bagian Ketiga
Pemeriksaan dan Pengujian
Pasal 11
(1) Instalasi Sistem PLTS Atap wajib memiliki SLO.
(2) SLO instalasi Sistem PLTS Atap dengan kapasitas sampai
dengan 25 (dua puluh lima) kW merupakan bagian dari
SLO instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan
rendah.
(3) Instalasi Sistem PLTS Atap sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dinyatakan telah memenuhi ketentuan wajib
SLO.
(4) SLO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
oleh LIT akreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan
pemndang-undangan di bidang ketenagalistrikan.
(5) LIT akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dipublikasikan pada laman Direktorat Jenderal Energi
Bam, Terbarukan dan Konservasi Energi, Direktorat
Jenderal Ketenagalistrikan, dan PT PLN (Persero).
Bagian Keempat
Penyediaan dan Pemasangan Meter kWh Ekspor-lmpor
Pasal 12
(1) PT PLN (Persero) wajib menyediakan dan memasang
meter kWh ekspor-impor energi listrik bagi Konsumen PT
PLN (Persero) yang telah memiliki SLO.
-11
(2) Meter kWh ekspor-impor sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disediakan dan dipasang oleh PT PLN (Persero)
paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak SLO
diterima oleh PT PLN (Persero) dari Konsumen PT PLN
(Persero).
(3) Biaya penyediaan dan pemasangan meter kWh ekspor-
impor energi listrik sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
ditanggung oleh Konsumen PT PLN (Persero).
BAB V
PELAPORAN
Pasal 13
(1) PT PLN (Persero) wajib menyampaikan laporan
penggunaan Sistem PLTS Atap setiap 6 (enam) bulan
kepada Menteri untuk setiap golongan tarif pada masing-
masing wilayah/distribusi.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat:
a. datajumlah Pelanggan PLTS Atap;
b. total kapasitas Sistem PLTS Atap;
c. total energi listrik yang diekspor; dan
d. total energi listrik yang diimpor,
dalam periode 6(enam)bulan terakhir.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 14
(1) Konsumen PT PLN (Persero) dari golongan tarif untuk
keperluan industri dapat melakukan pemasangan dan
pembangunan PLTS Atap sesuai dengan ketentuan
Peraturan Menteri ini, baik tersambung (ongrid) maupun
terpisah [offgrid) dari sistem jaringan PT PLN (Persero).
12
(2) Dalam hal PLTS Atap dipasang dan dibangun
tersambung (ongrid) dengan jaringan PT PLN (Persero),
Konsumen PT PLN (Persero) dari golongan tarif untuk
keperluan industri dikenai biaya kapasitas [capacity
charge) dan biaya pembelian energi listrik darurat
[emergency energy charge) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Dalam hal PLTS Atap dipasang dan dibangun terpisah
[offgridj darijaringan PT PLN (Persero), Konsumen PT PLN
(Persero) dari golongan tarif untuk keperluan industri
tidak dikenai biaya kapasitas [capacity charge) dan biaya
pembelian energi listrik darurat [emergency energy
charge).
Pasal 15
(1) Dalam hal Sistem PLTS Atap dibangun dan dipasang
untuk kepentingan sendiri oleh bukan Konsumen PT PLN
(Persero), Sistem PLTS Atap dapat dioperasikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengguna Sistem PLTS Atap yang bukan Konsumen
PT PLN (Persero) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hams menyampaikan laporan pembangunan dan
pemasangan Sistem PLTS Atap kepada Dirjen EBTKE.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling
sedikit berisi informasi mengenai:
a. identitas pengguna (nama, alamat, nomor telepon,
dan surel); dan
b. besaran daya terpasang Sistem PLTS Atap.
- 13 -
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 16
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Sistem PLTS Atap yang telah dibangun dan dipasang
sebelum Peraturan Menteri ini, dinyatakan telah sesuai
dengan ketentuan Peraturan Menteri ini; dan
b. perhitungan ekspor-impor energi listrik dari Pelanggan
PLTS Atap yang telah dibangun dan dipasang sebelum
Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan tetap berlaku
sampai dengan tanggal 31 Desember 2018.
BAB Vlll
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, ketentuan operasi
paralel sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 01 Tahun 2017
tentang Operasi Paralel Pembangkit Tenaga Listrik dengan
Jaringan Tenaga Listrik PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 40) tidak berlaku sepanjang berkaitan dengan
penggunaan Sistem PLTS Atap oleh Konsumen PT PLN
(Persero).
Pasal 18
Penerapan perhitungan ekspor-impor energi listrik dari
Pelanggan PLTS Atap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2019.
Pasal 19
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
14 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 November 2018
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
IGNASIUS JONAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 16 November 2018
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 1525
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Hukum,la Biro
OAe>
<c;
A ofi
0031001
- 15 -
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 49 TAHUN 2018
TENTANG
PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
ATAP OLEH KONSUMEN PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA
(PERSERO)
DIAGRAM INSTALASI SISTEM PLTS ATAP
DIAGRAM
INSTALASI SISTEM
PLTS ATAP
Energi Listrik PLTS
Energi Listrik PLN
Sistem Tenaga Ustnk
(STL)PLN
kWh Meter
Ekspor-lmpor
Pemutus AC
T
nPanel Bagi
m
Panel Surya
r
-J
Pemutus DC
"'^5
Inverter
Instalasi Pelanggan
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
IGNASIUS JONAN
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Hukum,BiroalaDANOA
Ui
on
n f9 15
srofi
990031001
16
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 49 TAHUN 2018
TENTANG
PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
ATAP OLEH KONSUMEN PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA
(PERSERO)
PERMOHONAN PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN
SISTEM PLTS ATAP OLEH KONSUMEN PT PLN(PERSERO)
Nomor
Lampiran
Hal
... 20.
Permohonan Pembangunan dan Pemasangan Sistem PLTS Atap
Yang terhormat
General Manager UnitInduk Wilayah/Distribusi
PT PLN (Persero)
Dalam rangka permohonan pembangunan dan pemasangan Sistem
PLTS Atap,dengan ini kami sampaikan data sebagai berikut:
A. Data Administrasi:
1. Nomor Identitas Konsumen
Nama Konsumen
Nomor Induk Kependudukan
NPWP
2.
3.
4.
5. Alamat Konsumen
a. Jalan
b. Desa/Kelurahan
c. Kecamatan
d. Kabupaten/Kota
e. Provinsi
6. Alamat Email
17
B. Data Teknis:
1. Besaran daya terpasang
2. Badan Usaha yang ditunjuk
3. Diagram satu garis
Contoh Diagram Satu Garis Sistem PLTS Atap
Pemutus DC
PanelSurya
Grid inverter
PemutusAC
Panel
kWh Meter
Ekspor-impor
Grid PLN
Pelangean
_PLTSAtap
4. Spesifikasi teknis peralatan yang akan dipasang
Data Komponen Modul Suiya Inverter
Merek
Tipe
Buatan Negara/Tahun
Kapasitas Satuan
Jumlah Unit
C. Perkiraan total biaya yang diperlukan untuk pembangunan dan
pemasangan Sistem PLTS Atap adalah sebesar Rp
18
Demikian data ini disampaikan dan saya bertanggung jawab atas
kebenaran data tersebut. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa terdapat
data atau dokumen yang tidak benar yang berdampak pada pengenaan
sanksi, maka saya bersedia dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Hormat kami,
Konsumen PT PLN (Persero)
tanda tangan dan materai
(Nama Lengkap)
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
IGNASIUS JONAN
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIA>I E^te^DAN SUMBER DAYA MINERAL
Hukum,Q>
o
ct-
Ch•o>
15
rbfl
990031001

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)
Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)
Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)
Verena Puspawardani
 
334270180 perencanaan-plts-terpusat
334270180 perencanaan-plts-terpusat334270180 perencanaan-plts-terpusat
334270180 perencanaan-plts-terpusat
Emil ..
 

Was ist angesagt? (20)

Konsep PLTS 2.4
Konsep PLTS 2.4Konsep PLTS 2.4
Konsep PLTS 2.4
 
Makalah prakarya bab 2
Makalah prakarya bab 2Makalah prakarya bab 2
Makalah prakarya bab 2
 
Outlook energi nasional 2014
Outlook energi nasional 2014 Outlook energi nasional 2014
Outlook energi nasional 2014
 
Kebijakan dan program konservasi energi
Kebijakan dan program konservasi energiKebijakan dan program konservasi energi
Kebijakan dan program konservasi energi
 
Den syamsir abduh 07082014-unhas
Den syamsir abduh 07082014-unhasDen syamsir abduh 07082014-unhas
Den syamsir abduh 07082014-unhas
 
MakalahSektorEnergi
MakalahSektorEnergiMakalahSektorEnergi
MakalahSektorEnergi
 
Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)
Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)
Buku Saku Hemat Energi ESDM Final (1)
 
Outlook energi 2014
Outlook energi 2014Outlook energi 2014
Outlook energi 2014
 
Sesi iv
Sesi ivSesi iv
Sesi iv
 
Kebijakan Energi Nasional Menuju Tahun 2050, Peran Batubara Mendukung Ketahan...
Kebijakan Energi Nasional Menuju Tahun 2050, Peran Batubara Mendukung Ketahan...Kebijakan Energi Nasional Menuju Tahun 2050, Peran Batubara Mendukung Ketahan...
Kebijakan Energi Nasional Menuju Tahun 2050, Peran Batubara Mendukung Ketahan...
 
Presentasi Listrik Tenaga Surya
Presentasi Listrik Tenaga SuryaPresentasi Listrik Tenaga Surya
Presentasi Listrik Tenaga Surya
 
Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014
Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014
Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014
 
Permen esdm 03 thn 2016
Permen esdm 03 thn 2016Permen esdm 03 thn 2016
Permen esdm 03 thn 2016
 
ENERGI NUKLIR SEBAGAI SOLUSI DARI MASALAH ENERGI DAN BUAH SIMALAKAMA PLTN DI ...
ENERGI NUKLIR SEBAGAI SOLUSI DARI MASALAH ENERGI DAN BUAH SIMALAKAMA PLTN DI ...ENERGI NUKLIR SEBAGAI SOLUSI DARI MASALAH ENERGI DAN BUAH SIMALAKAMA PLTN DI ...
ENERGI NUKLIR SEBAGAI SOLUSI DARI MASALAH ENERGI DAN BUAH SIMALAKAMA PLTN DI ...
 
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
 
Ken 02052015 surabaya-its
Ken  02052015 surabaya-itsKen  02052015 surabaya-its
Ken 02052015 surabaya-its
 
Sos dak 2012 listrik perdesaan
Sos dak 2012   listrik perdesaanSos dak 2012   listrik perdesaan
Sos dak 2012 listrik perdesaan
 
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...
 
laporan enfia
laporan enfialaporan enfia
laporan enfia
 
334270180 perencanaan-plts-terpusat
334270180 perencanaan-plts-terpusat334270180 perencanaan-plts-terpusat
334270180 perencanaan-plts-terpusat
 

Ähnlich wie Permen ESDM Nomor 49 tahun 2018

Kebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdf
Kebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdfKebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdf
Kebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdf
LeoYudha1
 
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikanPeraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
ppbkab
 
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdfDraft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
ZhafranRasyiqul
 
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdfBPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
tamihakim
 
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdfBPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
GbpGugun
 
PLN presentation permohonan perizinan plts atap on grid
PLN presentation permohonan perizinan plts atap on gridPLN presentation permohonan perizinan plts atap on grid
PLN presentation permohonan perizinan plts atap on grid
zonaebt.com
 
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
nurasifah
 
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
Aminullah Assagaf
 
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017
Rahmatdi Black
 

Ähnlich wie Permen ESDM Nomor 49 tahun 2018 (20)

Bahan Public Hearing - Matriks Revisi Permen PLTS Atap.pdf
Bahan Public Hearing - Matriks Revisi Permen PLTS Atap.pdfBahan Public Hearing - Matriks Revisi Permen PLTS Atap.pdf
Bahan Public Hearing - Matriks Revisi Permen PLTS Atap.pdf
 
Permen esdm nomor 03 tahun 2017
Permen esdm nomor 03 tahun 2017Permen esdm nomor 03 tahun 2017
Permen esdm nomor 03 tahun 2017
 
20240328_Atap_Bahan_Paparan Sosialisasi Permen PLTS Atap.pdf
20240328_Atap_Bahan_Paparan Sosialisasi Permen PLTS Atap.pdf20240328_Atap_Bahan_Paparan Sosialisasi Permen PLTS Atap.pdf
20240328_Atap_Bahan_Paparan Sosialisasi Permen PLTS Atap.pdf
 
Direktur Aneka EBT.pdf
Direktur Aneka EBT.pdfDirektur Aneka EBT.pdf
Direktur Aneka EBT.pdf
 
Kak plts pangea konstruksi
Kak plts pangea  konstruksiKak plts pangea  konstruksi
Kak plts pangea konstruksi
 
Kebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdf
Kebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdfKebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdf
Kebijakan-dan-Implementasi-PLTS-Atap-Rev1.pdf
 
Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010
Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010
Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010
 
TRANSISI ENERGI KALIMANTAN.pptx
TRANSISI ENERGI KALIMANTAN.pptxTRANSISI ENERGI KALIMANTAN.pptx
TRANSISI ENERGI KALIMANTAN.pptx
 
Perpres 112-2022
Perpres 112-2022Perpres 112-2022
Perpres 112-2022
 
TUGAS PPT SMART DISTRIBUTION KELOMPOK 3 .pptx
TUGAS PPT SMART DISTRIBUTION KELOMPOK 3 .pptxTUGAS PPT SMART DISTRIBUTION KELOMPOK 3 .pptx
TUGAS PPT SMART DISTRIBUTION KELOMPOK 3 .pptx
 
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikanPeraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
 
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdfDraft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
Draft Laporan Akhir PLTS DKI - 6 Des 2023.pdf
 
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdfBPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
 
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdfBPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
BPPT - Outlook Energi Indonesia 2021.pdf
 
PLN presentation permohonan perizinan plts atap on grid
PLN presentation permohonan perizinan plts atap on gridPLN presentation permohonan perizinan plts atap on grid
PLN presentation permohonan perizinan plts atap on grid
 
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
 
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
13 faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga listrik sektor konsumtif
 
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017
 
Regulasi keselamatan
Regulasi keselamatanRegulasi keselamatan
Regulasi keselamatan
 
Presentasi keselamatan listrik jkt 2013
Presentasi keselamatan listrik   jkt 2013Presentasi keselamatan listrik   jkt 2013
Presentasi keselamatan listrik jkt 2013
 

Mehr von ardanadhi

Mehr von ardanadhi (20)

Daftar Gadai Ilegal
Daftar Gadai IlegalDaftar Gadai Ilegal
Daftar Gadai Ilegal
 
Daftar Investasi Ilegal
Daftar Investasi IlegalDaftar Investasi Ilegal
Daftar Investasi Ilegal
 
Daftar Investasi Ilegal Agustus 2022
Daftar Investasi Ilegal Agustus 2022Daftar Investasi Ilegal Agustus 2022
Daftar Investasi Ilegal Agustus 2022
 
Daftar Aset Kripto Legal di RI Agustus 2022
Daftar Aset Kripto Legal di RI Agustus 2022Daftar Aset Kripto Legal di RI Agustus 2022
Daftar Aset Kripto Legal di RI Agustus 2022
 
Data Event Mall ISF 2022 - 49 Mall - 12 Agustus 2022.pdf
Data Event Mall ISF 2022 - 49 Mall - 12 Agustus 2022.pdfData Event Mall ISF 2022 - 49 Mall - 12 Agustus 2022.pdf
Data Event Mall ISF 2022 - 49 Mall - 12 Agustus 2022.pdf
 
Daftar Fintech Ilegal November 2021
Daftar Fintech Ilegal November 2021Daftar Fintech Ilegal November 2021
Daftar Fintech Ilegal November 2021
 
Fintech Lending Berizin dan Terdaftar di OJK per 30 Maret 2021
Fintech Lending Berizin dan Terdaftar di OJK per 30 Maret 2021Fintech Lending Berizin dan Terdaftar di OJK per 30 Maret 2021
Fintech Lending Berizin dan Terdaftar di OJK per 30 Maret 2021
 
Daftar Gadai Ilegal September
Daftar Gadai Ilegal SeptemberDaftar Gadai Ilegal September
Daftar Gadai Ilegal September
 
Entitas Investasi Ilegal September
Entitas Investasi Ilegal SeptemberEntitas Investasi Ilegal September
Entitas Investasi Ilegal September
 
Pinjol Ilegal September
Pinjol Ilegal SeptemberPinjol Ilegal September
Pinjol Ilegal September
 
Fintech Terdaftar dan Berizin per 5 Agustus 2020
Fintech Terdaftar dan Berizin per 5 Agustus 2020Fintech Terdaftar dan Berizin per 5 Agustus 2020
Fintech Terdaftar dan Berizin per 5 Agustus 2020
 
SE Dirjen Udara 32 Tahun 2020
SE Dirjen Udara 32 Tahun 2020SE Dirjen Udara 32 Tahun 2020
SE Dirjen Udara 32 Tahun 2020
 
Lampiran II Gadai Ilegal Maret
Lampiran II Gadai Ilegal MaretLampiran II Gadai Ilegal Maret
Lampiran II Gadai Ilegal Maret
 
Lampiran I Fintech Ilegal Maret
Lampiran I Fintech Ilegal MaretLampiran I Fintech Ilegal Maret
Lampiran I Fintech Ilegal Maret
 
3. lampiran ii perpres nomor 33 tahun 2020
3. lampiran ii perpres nomor 33 tahun 20203. lampiran ii perpres nomor 33 tahun 2020
3. lampiran ii perpres nomor 33 tahun 2020
 
2. lampiran i perpres nomor 33 tahun 2020
2. lampiran i perpres nomor 33 tahun 20202. lampiran i perpres nomor 33 tahun 2020
2. lampiran i perpres nomor 33 tahun 2020
 
Daftar Pinjol Abal-abal yang Diblokir
Daftar Pinjol Abal-abal yang DiblokirDaftar Pinjol Abal-abal yang Diblokir
Daftar Pinjol Abal-abal yang Diblokir
 
Pengumuman CPNS Pemprov DKI Jakarta 2019
Pengumuman CPNS Pemprov DKI Jakarta 2019Pengumuman CPNS Pemprov DKI Jakarta 2019
Pengumuman CPNS Pemprov DKI Jakarta 2019
 
Formasi CPNS Kemendes 2019
Formasi CPNS Kemendes 2019Formasi CPNS Kemendes 2019
Formasi CPNS Kemendes 2019
 
Pengumuman Pembukaan CPNS Kemensos 2019
Pengumuman Pembukaan CPNS Kemensos 2019Pengumuman Pembukaan CPNS Kemensos 2019
Pengumuman Pembukaan CPNS Kemensos 2019
 

Kürzlich hochgeladen (8)

Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).pptSlide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 

Permen ESDM Nomor 49 tahun 2018

  • 1. MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR49 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA ATAP OLEH KONSUMEN PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA(PERSERO) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk percepatan peningkatan pemanfaatan energi bam dan energi terbarukan dalam bauran energi nasional serta peningkatan eflsiensi energi sesuai dengan target Kebijakan Energi Nasional, perlu mendorong pemanfaatan energi surya yang ramah lingkungan untuk pembangkitan tenaga listrik menggunakan sistem pembangkit listrik tenaga surya atap oleh konsumen PT Pemsahaan Listrik Negara (Persero) untuk kepentingan sendiri; b. bahwa untuk mendorong pemanfaatan energi surya untuk pembangkitan tenaga listrik menggunakan sistem pembangkit listrik tenaga surya atap oleh konsumen PT Pemsahaan Listrik Negara (Persero) untuk kepentingan sendiri sebagaimana dimaksud dalam humf a, perlu mengatur ketentuan mengenai tata eara permohonan, pembangunan, pemasangan, dan perhitungan nilai energi listrik dari sistem pembangkit listrik tenaga surya atap;
  • 2. - 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap oleh Konsumen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero); Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5281) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5530); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5326); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5609);
  • 3. 3 - 6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 132) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 289); 7. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 43); 8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 782); 9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 38 Tahun 2018 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertiflkasi Ketenagalistrikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 853); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA ATAP OLEH KONSUMEN PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA(PERSERO). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap yang selanjutnya disebut Sistem PLTS Atap adalah proses pembangkitan tenaga listrik menggunakan modul fotovoltaik yang dipasang dan diletakkan pada atap, dinding, atau bagian lain dari bangunan milik konsumen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) serta menyalurkan energi listrik melalui sistem sambungan listrik konsumen PT Perusahaan Listrik Negara(Persero).
  • 4. - 4 2. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang selanjutnya disebut PT PLN (Persero) adalah badan usaha milik negara yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). 3. Konsumen PT PLN (Persero) adalah setiap orang, badan usaha, atau badan/lembaga lainnya yang membeli tenaga listrik dari PT PLN (Persero). 4. Pelanggan PLTS Atap adalah Konsumen PT PLN (Persero) yang telah memasang Sistem PLTS Atap. 5. kWh Ekspor adalah jumlah energi listrik yang disalurkan dari sistem instalasi Pelanggan PLTS Atap ke sistem jaringan PT PLN (Persero) yang tercatat pada meter kWh ekspor-impor. 6. kWh Impor adalah jumlah energi listrik yang diterima oleh sistem instalasi Pelanggan PLTS Atap dari sistem jaringan PT PLN (Persero) yang tercatat pada meter kWh ekspor-impor. 7. Badan Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik yang selanjutnya disebut Badan Usaha adalah badan usaha yang telah memiliki sertifikat badan usaha ketenagalistrikan dan izin usaha jasa penunjang tenaga listrik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang ketenagalistrikan. 8. Lembaga Inspeksi Teknik Tenaga Listrik yang selanjutnya disebut LIT adalah badan usaha atau lembaga milik pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang melakukan usahajasa penunjang tenaga listrik di bidang pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik. 9. Sertifikat Laik Operasi yang selanjutnya disingkat SLO adalah bukti pengakuan formal suatu instalasi tenaga listrik telah berfungsi sebagaimana kesesuaian persyaratan yang ditentukan dan dinyatakan siap dioperasikan.
  • 5. - 5 10. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral. 11. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi yang selanjutnya disebut Dirjen EBTKE adalah direktur jenderal yang mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan panas bumi, bioenergi, aneka energi baru dan energi terbarukan, dan konservasi energi. 12. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Dirjen Ketenagalistrikan adalah direktur jenderal yang mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan, pengusahaan, keteknikan, keselamatan kerja, dan lingkungan di bidang ketenagalistrikan BAB 11 PENGGUNAAN SISTEM PLTS ATAP Pasal 2 Penggunaan Sistem PLTS Atap bertujuan untuk menghemat tagihan listrik Pelanggan PLTS Atap. Pasal 3 (1) Sistem PLTS Atap meliputi modul surya, inverter, sambungan listrik, sistem pengaman, dan meter kWh ekspor-impor. (2) Diagram instalasi Sistem PLTS Atap tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (3) Penggunaan Sistem PLTS Atap wajib memperhatikan keamanan dan keandalan operasi jaringan tenaga listrik PT PLN (Persero) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan.
  • 6. - 6 (4) Penggunaan Sistem PLTS Atap harus mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penggunaan barang/jasa dalam negeri. (5) Sistem PLTS Atap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dikenai biaya kapasitas {capacity charge) dan biaya pembelian energi listrik darurat {emergency energy charge) yang merupakan bagian dari biaya operasi paralel. Pasal 4 Untuk menjamin keamanan dan keandalan operasijaringan tenaga listrik PT PLN (Persero), instalasi Sistem PLTS Atap wajib mengikuti Standar Nasional Indonesia, standar internasional, dan/atau standar PT PLN (Persero). Pasal 5 (1) Kapasitas Sistem PLTS Atap dibatasi paling tinggi 100% (seratus persen) dari daya tersambung Konsumen PT PLN (Persero). (2) Kapasitas Sistem PLTS Atap sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditentukan dengan kapasitas total inverter. BAB 111 PERHITUNGAN EKSPOR DAN IMPOR ENERGI LISTRIK DARI SISTEM PLTS ATAP Pasal 6 (1) Energi listrik Pelanggan PLTS Atap yang diekspor dihitung berdasarkan nilai kWh Ekspor yang tercatat pada meter kWh ekspor-impor dikali 65% (enam puluh lima persen). (2) Perhitungan energi listrik Pelanggan PLTS Atap dilakukan setiap bulan berdasarkan selisih antara nilai kWh Impor dengan nilai kWh Ekspor.
  • 7. 7 - (3) Dalam haljumlah energi listrik yang diekspor lebih besar dari jumlah energi listrik yang diimpor pada bulan berjalan, selisih lebih akan diakumulasikan dan diperhitungkan sebagai pengurang tagihan listrik bulan berikutnya. (4) Selisih lebih yang diperhitungkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diakumulasikan paling lama 3 bulan untuk perhitungan periode tagihan listrik bulan Januari sampai dengan Maret, April sampai dengan Juni, Juli sampai dengan September, atau Oktober sampai dengan Desember. (5) Dalam hal akumulasi selisih lebih sebagaimana dimaksud pada ayat (4) masih tersisa setelah perhitungan periode tagihan listrik bulan Maret, Juni, September atau bulan Desember tahun berjalan, selisih lebih dimaksud akan dinihilkan dan perhitungan selisih lebih dimulai kembali pada periode tagihan listrik bulan April, Juli, dan Oktober tahun berjalan atau bulan Januari tahun berikutnya. BAB IV PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SISTEM PLTS ATAP Bagian Kesatu Permohonan Pasal 7 (1) Konsumen PT PLN (Persero) yang berminat membangun dan memasang Sistem PLTS Atap hams mengajukan permohonan pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS Atap kepada General Manager Unit Induk Wilayah/Distribusi PT PLN (Persero) yang dilengkapi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis. (2) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat Nomor Identitas Konsumen PT PLN (Persero).
  • 8. 8 - (3) Dalam hal permohonan pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS Atap dilakukan oleh Konsumen PT PLN (Persero) dengan mekanisme pembayaran tarif tenaga listrik prabayar, selain melampirkan persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Konsumen PT PLN (Persero) juga harus melampirkan permohonan perubahan mekanisme pembayaran tenaga listrik prabayar menjadi pascabayar. (4) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. besaran daya terpasang Sistem PLTS Atap; b. spesifikasi teknis peralatan yang akan dipasang; dan c. diagram satu garis. (5) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada PT PLN (Persero) dengan format tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini dan ditembuskan kepada Dirjen Ketenagalistrikan dan Dirjen EBTKE. (6) PT PLN (Persero) melakukan evaluasi dan verifikasi untuk pemberian persetujuan terhadap permohonan Konsumen PT PLN (Persero) paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. (7) Dalam hal permohonan Konsumen PT PLN (Persero) belum memenuhi persyaratan administrasi dan/atau persyaratan teknis, PT PLN (Persero) menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai kekurangan persyaratan yang harus dilengkapi paling lambat 2(dua) hari kerja setelah evaluasi dan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat(6). (8) Konsumen PT PLN (Persero) dapat menyampaikan kekurangan kelengkapan persyaratan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah pemberitahuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diterima oleh Konsumen PT PLN (Persero).
  • 9. 9 - Pasal 8 Konsumen PT PLN (Persero) yang melakukan pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS Atap dengan daya terpasang lebih tinggi dari 200 (dua ratus) kVA wajib memiliki izin operasi sesuai dengan ketentuan peraturan pemndang- undangan di bidang ketenagalistrikan. Pasal 9 (1) PT PLN (Persero) wajib menyetujui permohonan perubahan mekanisme pembayaran tarif tenaga listrik prabayar menjadi pascabayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat(3). (2) PT PLN (Persero) wajib mengubah mekanisme pembayaran tarif tenaga listrik prabayar menjadi pascabayar setelah memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat(6). Bagian Kedua Pembangunan dan Pemasangan Pasal 10 (1) Sistem PLTS Atap hanya dapat dibangun dan dipasang oleh Konsumen PT PLN (Persero) setelah mendapatkan persetujuan PT PLN (Persero) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat(6). (2) Pelaksanaan pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS Atap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan oleh: a. Badan Usaha pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS Atap; atau b. lembaga milik pemerintah pusat atau lembaga milik pemerintah daerah yang melakukan usaha jasa pembangunan dan pemasangan pembangkit listrik tenaga energi baru lainnya dan tenaga energi terbarukan lainnya.
  • 10. - 10 - (3) Badan Usaha atau lembaga milik pemerintah pusat atau lembaga milik pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang melakukan pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS Atap dipublikasikan pada laman Direktorat Jenderal Energi Bam,Terbarukan dan Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, dan PT PLN (Persero). Bagian Ketiga Pemeriksaan dan Pengujian Pasal 11 (1) Instalasi Sistem PLTS Atap wajib memiliki SLO. (2) SLO instalasi Sistem PLTS Atap dengan kapasitas sampai dengan 25 (dua puluh lima) kW merupakan bagian dari SLO instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah. (3) Instalasi Sistem PLTS Atap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan telah memenuhi ketentuan wajib SLO. (4) SLO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh LIT akreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan pemndang-undangan di bidang ketenagalistrikan. (5) LIT akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dipublikasikan pada laman Direktorat Jenderal Energi Bam, Terbarukan dan Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, dan PT PLN (Persero). Bagian Keempat Penyediaan dan Pemasangan Meter kWh Ekspor-lmpor Pasal 12 (1) PT PLN (Persero) wajib menyediakan dan memasang meter kWh ekspor-impor energi listrik bagi Konsumen PT PLN (Persero) yang telah memiliki SLO.
  • 11. -11 (2) Meter kWh ekspor-impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan dan dipasang oleh PT PLN (Persero) paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak SLO diterima oleh PT PLN (Persero) dari Konsumen PT PLN (Persero). (3) Biaya penyediaan dan pemasangan meter kWh ekspor- impor energi listrik sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditanggung oleh Konsumen PT PLN (Persero). BAB V PELAPORAN Pasal 13 (1) PT PLN (Persero) wajib menyampaikan laporan penggunaan Sistem PLTS Atap setiap 6 (enam) bulan kepada Menteri untuk setiap golongan tarif pada masing- masing wilayah/distribusi. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. datajumlah Pelanggan PLTS Atap; b. total kapasitas Sistem PLTS Atap; c. total energi listrik yang diekspor; dan d. total energi listrik yang diimpor, dalam periode 6(enam)bulan terakhir. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 14 (1) Konsumen PT PLN (Persero) dari golongan tarif untuk keperluan industri dapat melakukan pemasangan dan pembangunan PLTS Atap sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri ini, baik tersambung (ongrid) maupun terpisah [offgrid) dari sistem jaringan PT PLN (Persero).
  • 12. 12 (2) Dalam hal PLTS Atap dipasang dan dibangun tersambung (ongrid) dengan jaringan PT PLN (Persero), Konsumen PT PLN (Persero) dari golongan tarif untuk keperluan industri dikenai biaya kapasitas [capacity charge) dan biaya pembelian energi listrik darurat [emergency energy charge) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Dalam hal PLTS Atap dipasang dan dibangun terpisah [offgridj darijaringan PT PLN (Persero), Konsumen PT PLN (Persero) dari golongan tarif untuk keperluan industri tidak dikenai biaya kapasitas [capacity charge) dan biaya pembelian energi listrik darurat [emergency energy charge). Pasal 15 (1) Dalam hal Sistem PLTS Atap dibangun dan dipasang untuk kepentingan sendiri oleh bukan Konsumen PT PLN (Persero), Sistem PLTS Atap dapat dioperasikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pengguna Sistem PLTS Atap yang bukan Konsumen PT PLN (Persero) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hams menyampaikan laporan pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS Atap kepada Dirjen EBTKE. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit berisi informasi mengenai: a. identitas pengguna (nama, alamat, nomor telepon, dan surel); dan b. besaran daya terpasang Sistem PLTS Atap.
  • 13. - 13 - BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku: a. Sistem PLTS Atap yang telah dibangun dan dipasang sebelum Peraturan Menteri ini, dinyatakan telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri ini; dan b. perhitungan ekspor-impor energi listrik dari Pelanggan PLTS Atap yang telah dibangun dan dipasang sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2018. BAB Vlll KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, ketentuan operasi paralel sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 01 Tahun 2017 tentang Operasi Paralel Pembangkit Tenaga Listrik dengan Jaringan Tenaga Listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 40) tidak berlaku sepanjang berkaitan dengan penggunaan Sistem PLTS Atap oleh Konsumen PT PLN (Persero). Pasal 18 Penerapan perhitungan ekspor-impor energi listrik dari Pelanggan PLTS Atap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2019. Pasal 19 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
  • 14. 14 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 November 2018 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, ttd. IGNASIUS JONAN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 November 2018 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 1525 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Hukum,la Biro OAe> <c; A ofi 0031001
  • 15. - 15 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA ATAP OLEH KONSUMEN PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DIAGRAM INSTALASI SISTEM PLTS ATAP DIAGRAM INSTALASI SISTEM PLTS ATAP Energi Listrik PLTS Energi Listrik PLN Sistem Tenaga Ustnk (STL)PLN kWh Meter Ekspor-lmpor Pemutus AC T nPanel Bagi m Panel Surya r -J Pemutus DC "'^5 Inverter Instalasi Pelanggan MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, ttd. IGNASIUS JONAN Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Hukum,BiroalaDANOA Ui on n f9 15 srofi 990031001
  • 16. 16 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA ATAP OLEH KONSUMEN PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) PERMOHONAN PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SISTEM PLTS ATAP OLEH KONSUMEN PT PLN(PERSERO) Nomor Lampiran Hal ... 20. Permohonan Pembangunan dan Pemasangan Sistem PLTS Atap Yang terhormat General Manager UnitInduk Wilayah/Distribusi PT PLN (Persero) Dalam rangka permohonan pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS Atap,dengan ini kami sampaikan data sebagai berikut: A. Data Administrasi: 1. Nomor Identitas Konsumen Nama Konsumen Nomor Induk Kependudukan NPWP 2. 3. 4. 5. Alamat Konsumen a. Jalan b. Desa/Kelurahan c. Kecamatan d. Kabupaten/Kota e. Provinsi 6. Alamat Email
  • 17. 17 B. Data Teknis: 1. Besaran daya terpasang 2. Badan Usaha yang ditunjuk 3. Diagram satu garis Contoh Diagram Satu Garis Sistem PLTS Atap Pemutus DC PanelSurya Grid inverter PemutusAC Panel kWh Meter Ekspor-impor Grid PLN Pelangean _PLTSAtap 4. Spesifikasi teknis peralatan yang akan dipasang Data Komponen Modul Suiya Inverter Merek Tipe Buatan Negara/Tahun Kapasitas Satuan Jumlah Unit C. Perkiraan total biaya yang diperlukan untuk pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS Atap adalah sebesar Rp
  • 18. 18 Demikian data ini disampaikan dan saya bertanggung jawab atas kebenaran data tersebut. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa terdapat data atau dokumen yang tidak benar yang berdampak pada pengenaan sanksi, maka saya bersedia dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hormat kami, Konsumen PT PLN (Persero) tanda tangan dan materai (Nama Lengkap) MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, ttd. IGNASIUS JONAN Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIA>I E^te^DAN SUMBER DAYA MINERAL Hukum,Q> o ct- Ch•o> 15 rbfl 990031001